Arya Maha Vairocana Abhisambodhi Vikurvit Adhisthana Vaipulya Sutrendraraja Nama Dharmaparyaya Mahayana Suttram
BUDDHIST COMPILATION FORUM :: BUDDHIST COMPILATION FORUM :: Tentang Agama Buddha berbagai aliran :: Mahayana
Halaman 2 dari 2
Halaman 2 dari 2 • 1, 2
HUM
Bab XXXIV
Ritual Persembahan
Setelah demikian memurnikan diri dengan tindakan yang benar,
Tinggal berdiam di dalam meditasi (dhyana), memvisualisasikan Mantra-raja nya sendiri;
Dia memanggil para Dewata dengan Mantra dan Mudra,
Dan pertama harus menampilkan Samaya itu.
Berkesesuaian dengan Mantra, melenyapkan para penghalang,
Juga menggunakan Mudra pedang kebijaksanaan dari Acala.
Membungkuk dan mempersembahkan air argha,
Kemudian mempersembahkan kursi untuk Mantra [para devata].
Selanjutnya, Dia harus mempersembahkan bunga, wewangian, dan seterusnya,
Dan melenyapkan noda apapun, lagi dengan Acalanatha.
Penangkalan dan pemurnian semuanya dilakukan seperti ini,
Dan Mantra-raja nya digunakan untuk pemberdayaan,
Atau Dia memvisualisasi dirinya sendiri dikelilingi oleh yang tidak terbatas dan tidak terhitung para Buddha dan para anak yang lahir dari Jina.
Setelah memuji dengan cara ini, Dia akan menegaskan melalui perbedaan berikut :
Visualisasikan huruf RA di depan, memiliki sebuah titik dan secara luas terhiasi;
Yaitu, lingkaran api dengan cahaya murni dan bersinar dengan cahaya matahari pagi.
Dengan berpikir tentang arti sebenarnya dari suara itu [huruf RA], Anda akan dapat melenyapkan semua hambatan,
Dan terbebaskan dari noda dari tiga racun (keserakahan,kemarahan,ketidaktahuan); semua dharma juga demikian [terbebas dari noda].
Pertama, Anda memurnikan pikiran dan kemudian memurnikan tanah tempat dari Mandala.
Sepenuhnya dibersihkan dari cacat, penampilannya sama seperti ruang angkasa,
Dan tanah ini hanya seolah-olah itu didukung oleh Vajra.
Pertama, pada tingkat terendah, bayangkan sebuah lingkaran angin,
Yang pada itu huruf HA berada, dari situ ada muncul cahaya api hitam.
Mantranya adalah: Namah samantabuddhānām, Ham. (Menyembah hormat kepada semua Buddha ! HAM !).
Selanjutnya, di atas dari ini, tempatkan lingkaran air, warnanya sama seperti salju atau susu,
Yang pada itu huruf VA berada, dengan sinar cahaya dari sphatika (kristal), bulan, atau petir.
Mantranya adalah: Namah samantabuddhānām, VAM. (Menyembah hormat kepada semua Buddha ! VAM !)
Kemudian, di atas lingkaran air itu, visualisasikan lingkaran Vajra (vajracakra),
Dan dalam visualisasi pikiran, tempatkan di atasnya huruf asal-mula (A), sejajar dan sepenuhnya berwarna kuning.
Mantranya adalah: Namah samantabuddhānām, A. (Menyembah hormat kepada semua Buddha ! A !)
Lingkaran ini adalah yang sama seperti Vajra dan disebut "Indra yang besar (mahendra),"
Bercahaya api, berwarna emas murni, memancar di mana-mana.
Di dalamnya, bayangkan sang Nayaka dan para anak Buddha.
Visualisasikan di air ada bunga teratai putih yang berwarna halus dengan Vajra sebagai batangnya;
Delapan kelopak bunga, memiliki benang sari, terhiasi dengan permata,
Terus memancarkan sinar cahaya yang tidak terbatas, dan dikelilingi oleh seratus ribu bunga teratai.
Di atas itu, lanjut visualisasikan tahta singa (simhasana) dari Maha Buddha,
Dihiasi dengan raja permata, di dalam sebuah istana yang besar (Vajradhatu istana dari Maha Vairocana).
Pohon-pohon permata berdiri semua di lingkaran barisan, dan ada spanduk dan payung di mana-mana;
Karangan bunga dari mutiara saling terkait, dan pakaian permata yang indah menggantung.
Itu kelilingi dengan awan dari bunga harum dan awan permata,
Dan berbagai macam bunga berhujanan turun di sekitar, menghiasi tanah dalam jumlah besar;
Musik dimainkan dalam irama yang harmonis dan dengan suara yang indah.
Di dalam istana itu, bayangkan botol labu (kalasa) yang murni dan menakjubkan dan air argha;
Raja pohon permata dalam kemekaran yang penuh, dan diterangi dengan lampu mani (manidipa).
Ada para gadis pelayan dari Samadhi, Dharani, Tahap Bhumi, dan [sepuluh kali lipat] Kebebasan,
Paramita dari Buddha dan seterusnya, dan banyak hiasan bunga yang menakjubkan dari Bodhi:
Dengan cara yang bijaksana mereka melakukan berbagai macam seni dan menyanyikan suara Dharma yang menakjubkan.
"Karena kekuatan pahala kebajikan Saya, kekuatan pemberdayaan dari sang Tathagata,
Dan kekuatan dharmadhatu, Saya tinggal berdiam di dalam persembahan semesta."
Vidyārājñī "Rahim Ruang Angkasa (Akāśagarbha)" adalah: Namah sarvatathāgatebhyo viśvamukhebhyah, sarvathā kham udgate sphara hīmam gagana kam Svaha. (Menyembah hormat kepada semua Tathagata di seluruh penjuru arah! Anda yang telah datang keluar dari ruang angkasa di segala hal! Menyebar melalui langit ini! Swaha!) <harus dibaca berkali-kali.>
Pemberdayaan dari segala sesuatu dengan ini, adalah yang tidak berbeda dari yang nyata.
Bentuklah katupan tangan Vajra (vajranjali): ini adalah Segel pemberdayaan (Adhisthana Mudra).
Semua dharma adalah yang tidak dilahirkan karena sifat alaminya sendiri adalah yang awalnya hening-tenang:
Pikirkan tentang kebenaran ini, dan tempatkan huruf A di tengah pusat [bunga teratai].
Selanjutnya, Anda harus mengubah bentuk huruf A menjadi sang Muni Vairocana:
Banyak yang tidak habis-habisnya sama seperti butiran debu dari wilayah muncul di mana-mana di dalam lingkaran cahaya-Nya.
Dalam yang sangat bantak ribuan alam, Dia memancarkan lingkaran cahaya api,
Yang meliputi alam para makhluk dan membuat mereka tercerahkan sesuai dengan sifat alami mereka.
Tubuh dan ucapan-Nya meliputi semua, dan demikian juga pikiran sang Buddha.
Warna emas murni dari jambunada untuk menyesuaikan dengan dunia,
Dia duduk bersila di atas bunga teratai, bermeditasi dan bebas dari tiga racun (klesa);
Dia memakai jubah sutera yang halus dan memiliki mahkota rambut secara alami dibentuk di jambul.
Dalam hal untuk Sakyamuni, bayangkan huruf BHAH di situ [bunga teratai]
Dan lagi, ubah huruf ini menjadi sang Bhagavan Sakyamuni :
Sang Vira memiliki jubah kasaya dan tiga puluh dua ciri dari Makhluk Besar.
Hrdaya Bija dari sang Sakya adalah: Namah samanta buddhānām, bhah. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Bhah!).
Pintu gerbang huruf (BHAH) berubah menjadi Buddha,
Yang menguntungkan para makhluk, sama seperti Bhagavan Vairocana,
Yogin mengamati bagaimana satu tubuh, dua tubuh, hingga tubuh yang tidak terhitung,
Dengan cara yang sama masuk ke dalam tubuh [Buddha] sendiri dan juga muncul keluar.
Di atas bunga teratai di sebelah kanan sang Buddha, Anda harus memvisualisasikan dewata Anda sendiri,
Dan di kiri, tempatkan sang Vira Vajradhara dengan para pengikut-Nya.
Di atas alas bunga di depan dan di belakang adalah para Bodhisattva yang berjumlah besar,
Yang memberi keuntungan kepada para makhluk, sama seperti orang-orang yang akan berhasil ke pencapaian [Buddha] setelah satu kelahiran lagi.
Di sisi kanan di bawah kursi bunga adalah tempat sang Mantra-yogin ini.
Jika Anda menyembah Manjusri, tempatkan huruf dari ketiadaan-diri (MAM) di tengah pusat [dari bunga teratai]:
Huruf ini akan dirubah menjadi Orang [Manjusri] sama seperti dalam visualisasi sebelumnya.
Hrdaya Bija dari Manjusri adalah: Namah samanta buddhanam, mam. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Mam!).
Dalam hal untuk Avalokitesvara atau Vajrasattva,
Maitreya, Samantabhadra, Ksitigarbha, Sarvanīvaranaviskambhin,
Buddhalocanā, Pāndaravāsinī, Tara, Bhrkutī,
Māmakī, Śamkara, Suvarnacakra (yaitu, Cakravartin), Hayagriva,
Vidyadhara, utusan laki-laki dan perempuan (parivara), yang murka, dan pelayan.
Ikuti keinginan Anda dalam mengubah Mereka [dari huruf bija mereka] menurut cara sebelumnya.
Dalam rangka untuk membuat pikiran Mereka bersukacita, persembahkan wewangian luar, bunga,
Lampu dan air argha, semuanya seperti yang dijelaskan dalam 'ajaran utama (Vairocana Sutra)'.
Gunakan Acala untuk melenyapkan noda, menangkal rintangan, menyebabkan cahaya,
Berdayakan diri sendiri dalam ritus Anda sendiri, dan lindungi diri Anda sendiri;
Untuk mengikat batas-batas ke segala penjuru arah, sebagai kemungkinan lainnya, bisa menggunakan Trailokyavijaya.
Panggil para Dewata sesuai dengan Mudra dan Mantra yang digunakan di dalam ajaran utama (Vairocana Sutra),
Dan dalam hubungannya dengan Mudra yang umum ini dan Raja Mantra.
Mantra dari Arya Acalanatha adalah: Namah samanta vajrānām, canda mahā rosana sphotaya hum trat ham mam. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! Anda yang sangat ganas dan penuh murka! Belah! hūm trat hām mām!). <Anda harus membaca ini tiga kali.>
Anda harus membentuk kepalan tangan berbentuk tinju Vajra dengan tangan kiri dan tangan kanan,
Dan merentangkan jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jempol menahan jari-jari kelingkimg dan jari-jari manis.
Tangan kiri membentuk selubung dan tangan kanan membentuk pedang,
Pedang dari tangan kanan selalu dimasukkan ke dalam, di tempatkan, dan ditarik dari selubung dari tangan kiri.
Ini adalah cara perilaku untuk guhya Mudra dari Acalanatha.
Tangan kiri bersandar di dada Anda, sementara tangan kanan berputar di sekitar:
Anda harus tahu bahwa hal-hal yang disentuh oleh itu dikatakan sebagai yang telah dihapus nodanya.
Putarlah ke kiri, Anda mencapai dengan cara ini penangkalan rintangan,
Dan ketika mengikat batas-batas dalam penjuru arah dan wilayah [menengah], dalam setiap hal, buat [tangan kanan] memutar ke kanan.
Berbagai macam perbuatan lainnya, seperti menghancurkan yang jahat dan memurnikan rintangan,
Juga harus dilakukan dengan cara ini sesuai dengan jenisnya.
Selanjutnya, dengan Mantra dan Mudra, panggil para Makhluk suci:
Para Buddha dan Bodhisattva telah mengatakan bahwa Mereka akan datang atas dasar sumpah Mereka sendiri.
Mantra dari cara bijaksana dari pemanggilan adalah: Namah samanta buddhānām, ah sarvatrāpratihate tathāgatānkuśa bodhicarya-paripūraka svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ah! Yang tidak terhalangi di mana-mana! Pengait dari Tathagata! Yang membawa sampai penyelesaian praktek kebangkitan! Swaha!) <Anda harus membacanya tujuh kali.>
Dengan katupan tangan penghormatan (namas anjali), dengan kuat buatlah ikatan Vajra (vajrabandha);
Anda harus merentangkan jari telunjuk dari tangan kanan tegak lurus ke atas
Dan melengkungkan ruas jari atas itu, maka itu yang disebut sebagai segel pengait (Ankusa Mudra).
Dengan ini para Buddha, Lokatara, memanggil semua Bodhisattva berkekuatan besar,
Yang tinggal berdiam dengan penuh ketenangan di dalam Dasabhumi dan seterusnya,
Serta para makhluk lain yang berpikiran jahat, yang sulit ditundukkan.
Selanjutnya, persembahkan Samaya bersama dengan Mantra dan Mudra;
Penampilan dari Mudra itu adalah seperti yang dijelaskan sebelumnya dalam ajaran Samaya.
Mantra dari Samaya adalah: Namah samantabuddhānām, asame trisame samaye svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha, Ikrar dari tiga kesamaan tanpa tandingan! Swaha!) <Anda harus membacanya tiga kali.>
Dengan cara bijaksana ini, sepatutnya memperlihatkan Samaya itu,
Dimana Anda akan dapat meningkatkan manfaat di mana-mana kepada semua jenis makhluk;
Anda akan mencapai siddhi dan dengan cepat memenuhi sumpah yang tidak tertandingi
Jadi untuk membuat sang Penguasa Mantra dan Vidya Anda bersukacita.
Air argha yang akan dipersembahkan telah sepenuhnya dipersiapkan sebelumnya,
Gunakan Mantra dan Mudra Anda sendiri untuk memberdayakannya sesuai dengan aturan.
Persembahkan itu kepada para Sugata untuk memandikan tubuh Mereka yang tidak bernoda,
Dan kemudian Anda harus membersihkan semua anak-anak yang lahir dari mulut sang Buddha.
Mantra dari Argha adalah: Namah samantabuddhānām, gagana samasama svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang sama dengan langit dan yang tanpa bandingan! Swaha!). <Anda harus membacanya dua puluh lima kali dan menggunakan Mudra dari Acalanatha untuk pertunjukkan.>
Selanjutnya, persembahkan kursi untuk dipersiapkan bersama-sama dengan guhya Mudra dan Mantra:
Dengan mengikat [segel], bentuklah tempat duduk alas tumpuan bunga teratai dan letakkanlah itu di mana-mana.
Tempat di mana sang Buddha duduk dan mencapai Bodhi tertinggi,
Dalam rangka untuk mendapatkan tempat seperti itu, persembahkanlah tempat duduk itu.
Mantra dari tempat duduk sang Tathagata adalah: Namah samanta buddhanam, ah. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! AH !).
Penampilan dari segel mistik (guhya mudra) untuk ini : genggam tangan kiri dan tangan kanan bersama-sama,
Dan ulurkan semua jari dalam bentuk lonceng;
Dua jempol dan jari kelingking dibuat bersama-sama untuk membentuk tumpuan,
Dan jari manis dibuat agak terpisah, ini adalah segel bunga teratai (Padma Mudra).
Selanjutnya, Anda harus menangkal hambatan yang muncul dari diri Anda sendiri,
Dengan Mudra pedang kebijaksanaan besar dan Mantra dari Arya Acala.
Anda akan melihat bagaimana, sama seperti Api Vajra yang unggul (vajrajvala),
Itu membakar semua rintangan sehingga tidak ada apapun yang tersisa.
Orang bijak harus mengubah dirinya menjadi wujud dari Vajrasattva;
Sesuai dengan Mantra dan Mudra, Dia menerapkan [huruf Bija] ke seluruh bagian tubuhnya.
Hrdaya Bija dari Vajra adalah: Namah samanta buddhānām, vam. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! VAM !).
Pikirkanlah tentang arti sebenarnya dari ini, bahwa semua dharma adalah yang terpisah dari ucapan,
Dan diberkahi dengan Mudra dan seterusnya, Anda akan sama seperti Vajradhara.
Anda harus tahu penampilan dari Mudra itu: pertama, dengan kedua tangan buat genggaman tangan berongga (samputa anjali),
Jari-jari tengah membentuk titik puncak di tengah, ujungnya dengan tajam bergabung bersama-sama;
Jari-jari telunjuk, membentuk pengait, diulurkan, dilengkungkan, dan ditempatkan di samping [jari-jari tengah],
Dan jari-jari manis yang saling bertautan di antara telapak tangan.
Mantra dari Vajrasattva adalah: Namah samantavajrānām, canda mahārosana hum. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! Anda yang kasar dan sangat penuh murka! HUM !).
Baik membuat Mudra setengah Vajra dengan tangan kiri,
Atau menggunakan ritual yang dijelaskan di dalam Sutra lainnya.
Selanjutnya, Anda harus mengenakan baju perisai Vajra di seluruh tubuh Anda;
Guhya Mudra dari tubuh dan ucapan telah dijelaskan sebelumnya sesuai dengan aturan.
Tempatkan huruf KHA dengan satu titik (menjadi, KHAM) di atas kepala Anda
Dan pikirkanlah tentang Mantra ini, [yang menandakan bahwa] semua dharma adalah yang sama seperti ruang angkasa.
Mantranya adalah: Namah samantabuddhānām, kham. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! KHAM !).
Pertama, Anda harus tinggal berdiam di dalam pintu gerbang huruf ini dan kemudian menjadi wujud dari Vajrasattva.
Selanjutnya, Anda harus sungguh-sungguh dengan pikiran tunggal membentuk Mudra untuk menundukkan Mara:
Orang bijak harus memutarnya di mana-mana sementara menyesuaikan dengan Mantra.
Ini mampu meleyapkan para makhluk berpikiran jahat yang sangat ganas,
Anda akan melihat cahaya api Vajra di seluruh tanah.
Mantra untuk menaklukkan Mara adalah: Namah samanta buddhānām, mahābalavati daśabalodbhave mahāmaitry abhyudgate svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Yang memiliki kekuatan besar! Yang telah muncul dari sepuluh kekuatan! Yang muncul dari kebajikan besar! Swaha!)
Anda harus membentuk kepalan tangan berbentuk tinju Vajra dengan tangan kanan,
Ulurkan jari telunjuk tegak lurus keluar, dan terapkan itu ke tempat seberkas rambut putih [di antara alis mata],
Seperti wajah dari Bhrkuti (cemberut) - ini adalah lencana.
Segel ini disebut Maha Mudra, dan jika Anda menyimpannya di dalam pikiran, Anda akan melenyapkan banyak Mara.
Dengan hanya membuat Mudra ini, tentara yang tidak terhitung dari Mara,
Dan para penghalang lainnya semuanya pasti bubar.
Selanjutnya, gunakan guhya Mudra dan Mantra dari Dia Yang Tidak Bisa Ditahan,
Menggunakannya untuk mengikat batas disekitarnya, akan sangat menakutkan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat melihatnya.
Mantra dari One tak tertahankan adalah: Namah samanta buddhānām, samantānugate bandhaya sīmām mahāsamaya nirjāte smarane apratihate dhaka dhaka dara dara bandha bandha daśadiśam sarvatathāgatānujñāte pravaradharma labdhavijaye bhagavati vikuri vikule le lu puri vikule svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang meresap meliputi semua! Ikat perbatasan! Anda yang terlahir dari sumpah besar! Anda yang ingat! Anda yang tanpa rintangan! Bakar, bakar! Gerak, gerak! Ikat, ikat sepuluh penjuru arah! Anda yang diberi kuasa oleh semua Tathagata! Pemenang yang telah memperoleh Dharma yang paling unggul Bhagavati! vikuri vikule le lu puri vikuli! svāhā!). <Anda harus membacanya tiga kali.>
Atau sebagai kemungkinan lainnya, gunakan Mantra pendek yang kedua ini : Namah samanta buddhānām, le lu puri vikule svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Le Lu Puri Vikuli Svaha !) <Anda harus membacanya tujuh kali.>
Pertama, dengan kedua tangan bentuk samputa, yang jari telunjuk ditempatkan di antara telapak tangan;
Dua jempol dan jari-jari kelingking dilengkungkan ke dalam sama seperti Pengait,
Jari-jari tengah bergabung untuk membentuk satu titik puncak, dan jari manis terpisah.
Putarlah itu sambil menunjuk dalam sepuluh penjuru arah: ini disebut mengikat batas yang lebih besar (sima-bandha).
Gunakan itu untuk melindungi wilayah di sepuluh penjuru arah, buatlah mereka semua menjadi stabil;
Dengan cara ini, urusan di seluruh tiga masa dapat semuanya dilindungi di mana-mana.
Atau sebagai kemungkinan lainnya, gunakan Acalanatha untuk mencapai segala sesuatu,
Melindungi diri Anda, memurnikan tempat, mengikat batas-batas ke segala penjuru arah, dan seterusnya.
Hrdaya Bija dari Acalanatha adalah: Namah samanta vajrānām, ham. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ham!).
Selanjutnya, pertama buatlah penyembahan secara hormat dan lagi persembahkan air argha;
Seperti yang dijelaskan di dalam Sutra, buat persembahan dari wewangian dan seterusnya sesuai dengan aturan.
Kemudian, dengan Arya Acala memberdayakan (adhisthana) hal-hal ini,
Buat Mudra pedang kebijaksanaan-Nya dan percikan itu semua [dengan air wangi].
Benda-benda persembahan yang disiapkan ini seperti wewangian dan bunga,
Adalah yang akan dipercikkan lagi dan lagi dengan Guhya Mudra, dan juga membaca Mantra berulang kali.
Untuk masing-masing ucapkan Mantra yang tepat dan Vidya yang Anda miliki;
Setelah melakukan ini, Anda harus mengucapkan nama [persembahan] dan kemudian membakarnya.
Dalam setiap kasus, pertama, tempatkan di mana-mana di tengah [huruf] dari alam dharma yang murni,
Yaitu, pintu gerbang huruf RAM seperti yang diungkapkan sebelumnya.
Di antara [persembahan] yang namanya diucapkan, Mantra dari wewangian adalah: Namah samantabuddhānām, viśuddha gandhodbhava svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang telah timbul dari wewangian murni! Swaha!). <Anda harus membacanya tiga kali.>
Selanjutnya, Mantra dari bunga adalah: Namah samantabuddhānām, mahāmaitry-abhyudgate svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang telah muncul dari cinta kebaikan besar!, Swaha!). <Anda harus membacanya tiga kali.>
Selanjutnya, Mantra dari dupa adalah: Namah samantabuddhānām, dharmadhātvanugate svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang sama besar dengan alam dharma! Swaha!). <Anda harus membacanya tiga kali.>
Selanjutnya, Mantra dari cahaya lampu adalah: Namah samantabuddhānām, tathagatarci-spharan-āvabhāsana-gaganaudārya svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Pancaran dari cahaya Tathagata, dengan semua kecemerlangan seluas langit! Swaha!). <Anda harus membaca tiga kali.>
Selanjutnya, Mantra dari makanan: Namah samanta buddhānām, arara karara balim dadāmi balim dade mahābali svāhā. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Saya memberikan persembahan makanan dari arara dan kalala. Saya memberikan persembahan makanan, persembahan makanan besar! Swaha!). <Anda harus membacanya tiga kali.>
Untuk benda-benda persembahan lainnya yang untuk dipersembahkan,
Ikuti aturan ini, murnikan mereka melalui Arya Acalanatha.
Anda harus menggenggam telapak tangan kiri dan kanan bersama-sama dengan lima jari saling terjalin:
Ini adalah Mudra persembahan yang umum untuk semua benda.
Sang Mantra yogin yang memiliki kebijaksanaan, dalam memuja para Dewata suci,
Juga melakukan ritual batin yang murni dan paling menyenangkan.
Semuanya yang dipersembahkan mengisi sama seperti alam dharma,
wilayah ini dan negeri-negeri lain, memasuki semua keberadaan (gati) di mana-mana.
Dihasilkan oleh kebajikan dari para Buddha dan Bodhisattva,
Banyak spanduk dan panji-panji, kanopi yang berperhiasan, paviliun yang luas dan menakjubkan,
Raja pohon permata surgawi, semua dengan pelaksanaan [puja],
Dan awan-awan dari wewangian dan bunga, yang tidak terbatas seperti ruang angkasa,
Masing-masing menurunkan hujan persembahan yang dipersembahkan untuk menyelesaikan perbuatan Buddha:
Bayangkan bahwa Anda mempersembahkan itu semua kepada para Buddha dan Bodhisattva.
Dengan Vidya dari 'Gaganagañja (Akasagarbha)' dan Mudra persembahan yang umum,
Lakukanlah pemberdayaan tiga kali, dan keinginan Anda semua akan tercapai.
Bagian tambahan saat membaca Vidya dari Gaganagañja mengatakan:
"Dengan kekuatan dari kebajikan Saya dan kekuatan alam dharma,
Mereka mudah didapatkan setiap saat - luas dan juga murni,
Awan dari susunan persembahan besar mengalir keluar dari perkumpulan majelis yang seperti lautan,
Dari semua Tathagata dan banyak Bodhisattva,
Dikarenakan oleh pemberdayaan dari semua Buddha dan Bodhisattva.
Kebajikan yang dikumpulkan melalui perbuatan yang dilakukan sesuai dengan aturan,
Saya arahkan ke pencapaian siddhi demi keuntungan para makhluk. "
Berbicaralah dengan pikiran seperti itu, berharap bahwa praktik Vidya Anda menjadi murni.
Untuk hambatan menjadi terlenyapkan dan kebajikan menjadi tersempurnakan dari kemauan sendiri,
Tumbuhkan praktik yang benar setiap saat, tidak ada jangka waktu tertentu.
Jika sang Mantra yogin mencari siddhi dalam hidup ini,
Pertama, mereka harus membaca sesuai dengan aturan dan melakukan persembahan batin.
Ketika apa yang harus dilakukan telah berakhir, maka selama satu bulan,
Dan lengkap dengan ritual luar, bacalah Mantra.
Lebih lanjut, dengan nyanyian khusus dari Vajradhara
Sembahlah para Buddha dan Bodhisattva, dan Anda akan mendapatkan keberhasilan yang cepat.
Syair pemujaan (arca gatha) dari Vajradhara mengatakan:
Dharma itu, yang tiada bandingnya, yang tidak bergerak, yang sama, dan yang kukuh,
Berbelas kasihan kepada yang menjalani perpindahan dan melenyapkan penderitaan mereka.
Secara menyeluruh menganugerahkan siddhi dan semua keuntungan,
Dharma itu terbebas dari noda, tidak berubah, tidak tertandingi, dan paling unggul.
Sebanding dengan ruang angkasa, tidak bisa dibandingkan,
Dan bahkan sepuluh juta partikel debu tidak akan mendekati salah satu nya.
Selamanya di dalam sumpah untuk mencapai hasil di alam para makhluk,
[Para Buddha] tidak habis-habisnya dalam hubungan dengan siddhi, dan oleh karena itu, melampaui perbandingan.
Belas kasih Mereka, selalu tanpa noda, muncul dari usaha,
Dan menyelesaikan siddhi menurut sumpah Mereka, oleh sifat alami yang tidak dapat dihalangi.
Mereka menyelesaikan tujuan para makhluk, meluas di mana-mana di sekeliling,
Dan bersinar terus-menerus dan tidak henti-hentinya, menjadi luas di dalam belas kasih Mereka.
Terbebas dari hambatan dan tanpa rintangan, Mereka yang berlatih praktek belas kasih,
Meliputi tiga masa, mengabulkan pemenuhan keinginan.
Di dalam yang ukurannya tidak terukur itu mengarah ke tempat tertinggi,
Betapa menakjubkan Dharma yang menakjubkan ini, yang dicapai oleh sang Sugata!
Jangan melanggar sumpah Anda, dan berikan saya hasil yang tidak tertandingi!
Mereka yang mengabulkan keinginan ini, selamanya tiba di tempat khusus,
Secara luas di seluruh dunia Mereka memenuhi keinginan yang baik,
Tidak ternoda di dalam semua keberadaan dan tanpa dukungan di dalam tiga alam.
Syair gatha itu adalah sama seperti Mantra, dan Anda harus membaca teks Sanskritnya.
Setelah membaca pujian dalam arca gatha ini, dengan ketulusan, berlindunglah kepada sang Guru Pembimbing Dunia :
"Saya berdoa memohon para Makhluk suci memberikan saya siddhi untuk dengan belas kasih menyelamatkan makhluk hidup! "
Kemudian, dengan keinginan untuk menguntungkan orang lain, visualisasikan di mana-mana awan dari perwujudan dari Buddha:
"Melalui kebajikan yang saya telah olah, pemberdayaan dari para Buddha, dan kekuatan Samantabhadra sendiri dari alam dharma,
Mereka duduk di alas bunga teratai dan pergi ke sepuluh penjuru arah, membimbing para makhluk sesuai dengan kecenderungan mereka.
Mengandalkan sumpah para Tathagata sendiri, Mereka membersihkan semua rintangan dalam dan luar
Dan membuat perwujudan tindakan yang melampaui duniawi, mengisi para makhluk sesuai dengan keyakinan-dan-pemahamannya,
Dihiasi oleh kebajikan dan muncul di dharmadhatu yang murni.
Dikarenakan oleh pemberdayaan dari kekuatan ajaib sang Tathagata, mereka mencapai tujuan para makhluk
Dan mengisi gudang para Buddha yang tidak terbayangkan dalam penghasilan harta yang tidak habis-habisnya. "
Ucapkan tiga kali Vidya dari Gaganagañja/Akāśagarbha; penampilan guhya Mudranya sama seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Para pandita di Mantrayana ini oleh karena itu harus menimbulkan pikiran dari keyakinan yang jelas:
Ini telah diumumkan oleh semua Guru Pembimbing, dan jadi jangan memfitnahnya atau menimbulkan keraguan.
Terakhir diubah oleh skipper tanggal Tue Apr 26, 2016 10:33 pm, total 4 kali diubah
HUM
Bab XXXV
Aturan untuk pembacaan
Setelah menyembah dalam cara ini dengan ritual penuh,
bangkitkan pikiran yang menguntungkan para makhluk yang tidak habis-habisnya,
Bersujudlah kepada para Buddha dan Dewata suci,
dan, tinggal berdiam di dalam sikap yoga, masuklah kedalam 'pemusatan pikiran (Samādhi)'.
Aturan ritual untuk empat jenis 'perenungan meditasi (Dhyana)',
bisa membuat sukacita dan kebahagiaan timbul di dalam hati Anda,
Dan melalui pemberdayaan oleh [Mantra] arti sebenarnya,
Anda akan mencapai 'keseimbangan batin (samahita)' yang dicapai dengan Mantra.
Sekarang, cara yang bijaksana akan selanjutnya dijelaskan,
ketika Anda melakukan pembacaan Mantra.
Orang bijak, sesuai dengan apa yang diungkap sebelumnya,
visualisasikan Dewatanya sendiri di depannya.
Di dalam lingkaran terang dari bulan di dalam hatinya
Dia dengan jelas melihat semua huruf dari Mantra,
Dan Dia harus melafalkannya secara berurutan,
hingga pikirannya telah dimurnikan dan tidak bernoda.
Jumlah [dari pembacaan], banyak [pembacaan], perwujudan dari tanda-tanda, dan seterusnya
akan selesai dengan mengikuti ajaran Sutra ini.
Ketika mencari tujuan dengan memiliki tanda-tanda,
Mantra siddhi akan tercapai sesuai dengan keinginan:
Ini disebut praktek duniawi dengan tanda-tanda;
empat anggota pintu gerbang Dhyana adalah yang berbeda lagi.
Sang Yogin harus menimbulkan pikiran yang tegas,
dan pertama, Dia harus memvisualisasikan Dewatanya sebagai fokus utamanya:
Dengan berpegang pada Mantra [dari Dewata ini] dan Guhya Mudra,
Dia sendiri di dalam yoga menjadi wujud dari Dewatanya.
Berhubungan dengan penampilan tubuh, nirvana, cara perilaku, dan seterusnya
[Dia berpikir] "tubuh saya adalah tidak berbeda [dari dewata ini] dan bahwa perilakunya juga sama,
Dan melalui tinggal berdiam dalam kesesuaian dengan keadaan aslinya [dari dewatanya],
bahkan orang yang sedikit kebajikannya akan berhasil.
Hal ini dijelaskan di dalam bagian tentang kebenaran tertinggi di dalam Yoga [Tantra].
Selanjutnya, Dia harus mengubah pintu gerbang huruf dari Vidya itu,
Dan dengan menganggap melalui visualisasi wujud Dewatanya,
Dia akan berhasil dalam melihat lambang dari rahasia tubuh.
Sutra ini menjelaskan secara singkat bahwa ada dua tanda :
Visualisasi pada Samyaksambuddha dianggap sebagai yang terpenting,
Dan selanjutnya, menuju ke visualisasi pada para Bodhisattva dan Dewata suci,
Arya Manjusri dianggap sebagai pemimpinnya [ini].
Lalu bertindaklah sesuai dengan posisi [Makhluk suci ini],
melalui kesesuaian dengan Mudra dan Mantra.
Huruf bija dari Manjusri adalah pintu gerbang huruf MAM, dan itu sudah dijelaskan di dalam bab sebelumnya.
Dia yang sesuai dengan samādhi dari dewatanya sendiri,
menempatkan Hrdaya [-mantra] itu di hatinya sebagai huruf bija;
Dia harus mengamati dirinya sendiri begitu,
dan tinggal berdiam di dalam bodhicitta yang murni.
Wujud [dari Dewata] yang dikenal oleh orang banyak,
Dia ikuti di dalam prakteknya, dan harus tidak berbeda.
Dia harus tahu bahwa Arya Manjusri,
penampilan wujud-Nya adalah berwarna kuning jingga.
Di atas kepala-Nya, Dia menampilkan tanda seorang anak muda yang memiliki lima jambul;
Di tangan kiri-Nya, ada Vajra pada bunga teratai biru,
Dan dengan tangan kanan-Nya bersikap Mudra melimpahkan keberanian (Abhaya Mudra)
atau membentuk Mudra mengabulkan keinginan Vajra (Vajra-varada Mudra).
Mantra dari Manjusri adalah: Namah samantabuddhānām, he he kumāraka vimuktipathasthita smara smara pratijñām svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! He! He! Anak muda! Anda yang tinggal berdiam di jalan menuju pembebasan! Ingat, ingat sumpah Mu! Swaha!).
Tangan kiri dan tangan kanan membentuk genggaman tangan berongga (samputa-anjali);
Jari-jari tengah saling terkait dengan jari-jari manis,
Dan dua jari telunjuk dilengkungkan di sekitar ke jempol,
berbentuk seperti pengait, untuk membentuk Guhya Mudra.
Gunakan itu untuk diterapkan ke semua bagian tubuh Anda
dan kemudian melakukan berbagai macam perbuatan.
Anda harus tahu bahwa yoga untuk memutar huruf dari para Buddha dan Bodhisattva juga seperti ini.
Atau sebagai kemungkinan lain, bukan merupakan pelanggaran menggunakan cara dari,
Mantra dan Mudra yang dijelaskan di dalam Sutra lain,
dan mendasarkan diri pada aturan ritual yang berbeda yang dijelaskan disitu,
ataupun menggunakan pintu gerbang biasa untuk tiga misteri (triguhya).
Untuk Dia yang mengerti bagaimana untuk memutar [huruf-huruf Mantra],
segala sesuatu yang dilakukannya akan berhasil.
Hrdaya Bija yang umum adalah: Namah samanta buddhanam, ka. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! KA !).
Pintu gerbang huruf KA dijelaskan di dalam Sutra,
bahwa semua dharma adalah yang tanpa kegiatan (Karya).
Dengan cahaya dari prinsip ini,
Anda harus bermeditasi merenungkan arti sebenarnya dari bunyi ini.
Mudra dari Cintamani, sang raja permata:
Silangkan lima jari dari tangan kiri dan kanan -
Ini adalah bentuk dari kepalan tangan tinju Vajra (Vajramusti),
yang umum untuk semua ritual Bodhisattva.
Mantra dari semua Bodhisattva adalah: Namah samanta buddhānām, sarvathā-vimati-vikirana dharmadhātu-nirjāta sam sam ha svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang menghilangkan keraguan dalam segala hal! Anda yang terlahir dari dharmadhatu! Sam sam ha! Swaha!).
Huruf KHA berisi semua warna, dan pada itu ditambahkan sebuah titik besar kekosongan (menjadi KHAM);
Seperti yang diumumkan sebelumnya, letakkan di atas kepala Anda:
Anda akan mendapatkan kesetaraan dengan ruang angkasa, dan semua dharma juga dikatakan demikian.
Kemudian, di dalam kepala Anda, bayangkan huruf asal-mula (A),
Dihiasi dengan titik putih murni (menjadi AM), intisari tertinggi dari seratus Vidya.
Mata, sama seperti lampu yang terang, memiliki huruf yang tanpa cacat dengan [titik besar dari] kekosongan (menjadi RAM).
Tinggal berdiam di dalam tempat dari Dewata Anda, dan Sambuddha akan muncul di depan Anda:
Anda harus melihat dengan cara ini sampai Dia menjadi cukup jelas.
Lagi, visualisasikan lingkaran bulan, yang penuh dan jelas, di dalam hati Anda,
Bersinar terang dengan pintu gerbang huruf A, dibuat sepenuhnya dalam warna dari Vajra (yaitu, kuning).
Arti sesungguhnya dari bunyi [ini] dijelaskan sebagai yang pada awalnya tidak dilahirkan adalah semua dharma:
Sepatutnya mengamati dalam bagaimana segala sesuatu muncul dari intisari huruf A ini.
Huruf-huruf dari bunyi itu adalah sama seperti karangan bunga, dikelilingi oleh api yang terang,
cahaya itu yang, secara semesta cerah dan murni, mampu menghancurkan gua dari ketidaktahuan.
Dimulai dengan huruf KA, pintu gerbang huruf lainnya juga,
Semuanya harus diolah dengan cara ini sambil berpikir tentang kebenaran dari bunyi suara itu.
Atau sebagai kemungkinan lain, atur di dalam lingkaran Mantra Anda sendiri di dalam lingkaran yang terang:
Huruf tunggal dan kata-kata mengikuti nafas keluar dan masuk.
Atau sebagai kemungkinan lain, praktekkan cara dari batin (pikiran) atau [empat] bagian,
sesuai dengan alasan seperti ketika berada di dalam keseimbang batin (samahita);
Pikirkan mencapai siddhi dengan pikiran menguntungkan para makhluk secara semesta.
Ketika melakukan pembacaan, berhentilah setelah Anda menjadi sangat lelah.
Atau sebagai kemungkinan lain, atur huruf-huruf Mantra di dalam lingkaran bulan di dalam hati Anda,
Dan, sesuai dengan maknanya yang mendalam dan mistis,
renungkan kebenaran dari bunyi suaranya.
Dia yang membaca dengan cara ini melakukan cara bijaksana lainnya:
Untuk mencapai akar kebaikan dengan kumpulan kebajikan yang Dia telah olah,
Dia harus mempraktekkan ritual dari batin (pikiran) atau [empat] bagian, yang tidak ada waktu yang tetap.
Jika Dia menginginkan Siddhi yang lebih tinggi, menengah, atau yang lebih rendah dalam kehidupan sekarang,
Dia harus dengan cara bijaksana ini pertama melakukan 'pembacaan batin (pembacaan didalam pikiran)'.
Itu adalah Dharma yang diajarkan oleh Bhagavan Samyaksambuddha.
Selain itu, Dia menyajikan wewangian, bunga, dan sebagainya, membuat persembahan sesuai dengan kemampuannya.
Ada dua cara singkat dari pembacaan awal. Pertama, adalah tergantung pada waktu, dan yang kedua adalah tergantung pada tanda-tanda. "Waktu" berarti selesainya jumlah yang diharapkan [dari pembacaan] dan periode tetap seperti hari atau bulan. "Tanda-tanda" berarti cahaya yang menyala terang dan suara yang dipancarkan oleh stupa atau lukisan atau gambar sang Buddha. Anda harus tahu bahwa ini adalah tanda-tanda bahwa dosa sang Mantra-yogin yang merintangi telah dibersihkan.
Hal ini seperti yang dijelaskan di dalam Sutra: setelah pertama kali membaca dengan penerapan batin, maka bacalah penuh satu laksa. Setelah itu habiskan bulan kedua, praktekkan cara bijaksana lengkap dengan [empat] bagian, dan kemudian lakukan ritual pencapaian sesuai dengan keinginan utama Anda. Jika ada [tanda-tanda dari] hambatan, pertama, mengandalkan pintu gerbang untuk perwujudan dari tanda-tanda, gunakan pembacaan batin, dan kemudian pada bulan yang kedua, lakukan penyembahan lengkap dengan [empat] bagian. Jadi harus diketahui begitu.
Kemudian, untuk Dia yang, berkeinginan mempraktekkan pintu gerbang ke tiga misteri sang Tathāgata (triguhya : tubuh, ucapan, pikiran),
Satu bulan telah berlalu, cara bijaksana akan selanjutnya dijelaskan.
Jika sang Yogin membaca Mantra dengan Mudra dari sang Samyaksambuddha Mahavairocana, Dia harus mengandalkan cara berikut.
Hrdaya Bija dari Vairocana adalah: Namah samanta buddhānām, a. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! A !).
Pintu gerbang ke huruf A berarti bahwa semua dharma adalah yang awalnya tidak dilahirkan, sama seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Segel rahasia dari tubuh (kayaguhya mudra) untuk ini adalah ciri dari seberkas rambut putih (urna) dari Samyaksambuddha:
Tangan kanan membentuk kepalan tangan berbentuk tinju Vajra (vajramusti) dan tempatkan di antara alis mata.
Mantra dari urna sang Tathagata adalah: Namah samanta buddhānām, ah ham jah. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Ah Ham Jah!).
Sama seperti sebelumnya, ubah huruf A menjadi Bhagavan Vairocana :
Karena pemberdayaan oleh kekuatan Dharma, Dia tidak berbeda dari diri Anda sendiri.
Tinggal berdiam di dalam yoga dari Dewata Anda sendiri, terapkan lima huruf,
Untuk bagian bawah dari tubuh, pusar, dada, bagian atas kepala, dan diantara alis mata:
Rubahlah bentuknya dan dirikan itu saat berada di dalam meditasi Samahita (keseimbangan batin).
Dengan tinggal berdiam sesuai dengan cara ini, Anda akan sama persis dengan Bhagavan Sakyamuni.
Huruf A, sepenuhnya berwarna emas, digunakan untuk membentuk lingkaran Vajra:
Itu 'memberdayakan (adhisthana)' bagian bawah dari tubuh dan disebut 'tempat duduk yoga (yogasana)'.
Huruf VAM, bercahaya bulan putih, di tengah-tengah kumpulan kabut:
Itu memberdayakan pusar dan disebut air dari 'belas kasihan yang besar (mahakaruna)'.
Huruf RAM, seperti cahaya matahari di awal hari, berwarna merah dan ada di dalam segitiga:
Itu memberdayakan tempat hati Anda dan disebut cahaya api kebijaksanaan.
Huruf HAM, seperti api dari bencana di akhir dari kalpa, berwarna hitam dan di dalam 'lingkaran angin' (vayu-cakra):
Itu memberdayakan tempat dari seberkas rambut putih [antara alis] (urna) dan disebut kekuatan dari penguasa (isvara-bala).
Huruf KHA dengan sebuah titik kekosongan (menjadi KHAM) menjadi semua warna:
Itu memberdayakan bagian atas kepala dan oleh karena itu disebut langit kosong yang besar (maha akasa).
Kelima jenis Mantra hati ini telah dijelaskan di Bab II. <Sebagai tambahan, lima syair gatha ini harus dilengkapi dengan arti dari Sutra oleh Mereka yang telah diabhiseka untuk menguraikan kata-katanya.>
Tubuh Anda dihiasi dengan lima huruf ini, kewibawaan sepenuhnya tercapai,
Dan nyala obor dari kebijaksanaan besar memadamkan semua perbuatan dosa.
Rombongan dari tentara Mara dan para penghalang lainnya,
Akan melihat Orang tersebut yang gemilang seperti Vajra.
Lebih lanjut, di dalam kepala Anda, tempatkan Raja pencahayaan semesta dengan seratus sinar cahaya (huruf AM),
Dan Anda akan mendirikan mata yang tidak bernoda, cerah bersinar seperti lampu.
Tinggal berdiam di dalam Yoga seperti sebelumnya dan juga diberdayakan,
Orang bijak itu melihat dirinya sebagai yang sama dengan tubuh sang Tathagata.
Dia bersesuaian dengan karangan bunga dari bunyi suara di tempat lingkaran bulan yang terang di dalam hatinya,
Dengan tidak ada jeda dalam huruf-huruf, sama seperti bunyi lonceng yang harmonis.
Ambillah Mantra apaun dari Samyaksambuddha, bacalah,
Dan dengan cara bijaksana ini, Anda akan cepat mencapai Siddhi.
Selanjutnya, jika Anda bermeditasi merenungkan Bhagavan Sakyamuni,
Sekarang saya akan lebih lanjut memberitakan pintu gerbang Vidya yang akan digunakan.
Huruf Bija dari sang Sakya adalah pintu gerbang huruf BHAH, dan itu sudah dijelaskan di dalam bab sebelumnya.
Arti sebenarnya dari bunyi suara ini adalah terpisah jauh dari semua visualisasi (bhavana).
Untuk Guhya Mudra dari tubuh Buddha, menggunakan mangkuk (patra) dan seterusnya yang dari sang Tathagata:
Anda harus menempatkan tangan kanan di atas telapak tangan kiri dalam sikap meditasi dan tempatkan menghadap pusar.
Mantra dari Buddha Sakyamuni adalah: Namah samanta buddhānām, sarva-kleśa-nisūdana sarva-dharma-vaśitā-prāpta gagana-samā-sama svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Anda yang menghancurkan semua kotoran! Anda yang telah memenangkan kendali atas semua dharma! Anda yang sama dengan langit dan tanpa bandingan! Swaha!).
Dengan cara ini, guhya Mudra dan Mantra lainnya dari Samyaksambuddha dapat digunakan, masing-masing berdasarkan Sutra utama. Lagi, sesuai dengan cara bijaksana sebelumnya, Anda harus memvisualisasikan pintu gerbang huruf yang berubah wujud menjadi Dewata Anda, dan, tinggal berdiam di dalam cara yoga, Anda harus mengatur huruf Bija dan kemudian membaca Mantra yang Anda telah terima. Jika Anda tinggal berdiam melalui praktek dari sang Tathagata ini, Anda akan berada di dalam 'Raja Altar Bundar Yang Lahir dari Rahim Kasih Sayang Yang Besar (Maha Karuna Udbhava Mandala Raja)', memperoleh Abhiseka sebagai seorang Acarya, dan cocok untuk berlatih penuh; Ini tidak cocok bagi mereka yang telah hanya memperoleh penyucian untuk membaca Vidya (vidyadhara-abhiseka). Adapun tata cara dari cara yang bijaksana dari pintu gerbang empat bagian Dhyana, bahkan jika aturan ritual yang dijelaskan dalam Sutra lainnya memiliki kekurangan, Anda akan mendapatkan kebebasan dari kesalahan jika Anda berlatih sesuai dengan cara ini. Karena Dewata Anda akan bersukacita, itu akan meningkatkan kekuatannya yang luar biasa dan pahala kebajikan akan bertambah dengan sesuai. Kemudian, ketika Anda telah selesai membaca, gunakan cara ini berkali-kali untuk melindungi diri Anda sendiri. Meskipun mungkin tidak dijelaskan di dalam Sutra lainnya, Anda harus menerapkan artinya secara umum, dan itu akan menyebabkan Yogin untuk mendapatkan Siddhi dengan cepat.
Selanjutnya, ritual untuk tata letak Mandala di mana Dewata Anda tinggal berdiam:
Mandala berwarna sama dengan wujud [Dewata] nya,
dan dengan cara yoga ini, Anda akan cepat mencapai Siddhi.
Anda harus tahu bahwa ada tiga jenis Siddhi:
pelenyapan bencana (santika), peningkatan manfaat (paustika), dan penaklukan pikiran (abhicarika).
Dalam membedakan [ritual] perbuatan, ada empat pembagian,
dan itu harus digunakan sesuai dengan jenisnya:
Warna-warnanya adalah putih murni, kuning, merah, dan hitam gelap,
dan Mandalanya adalah yang bulat, persegi, segitiga, dan bentuk bunga teratai.
Menghadap ke utara, penjuru yang lebih unggul, tinggal berdiam di dalam sikap bunga teratai (padmasana),
dengan pikiran hening tenang tanpa nafsu melakukan perbuatan Santika.
Menghadap ke timur, penjuru awal, [duduk di dalam] sikap tubuh yang menguntungkan (sriasana),
dengan wajah bahagia melakukan perbuatan Paustika.
Menghadap ke barat, penjuru belakang, [duduk] di dalam sikap tubuh yang baik (bhadrasana),
dengan sukacita dan kemarahan untuk perbuatan penarikan (Akarsana).
Menghadap ke selatan, penjuru bawah yang lebih rendah, sikap jongkok dan sebagainya
dengan penampilan dari kemarahan melakukan perbuatan penaklukan (Abhicarika).
Mengetahui juga Guhya Mudra, sikap tubuh, warna, dan cara perilaku [dari Dewata Anda],
Dan mempersembahkan bunga, wewangian, dan seterusnya dengan sesuai.
Segala sesuatu harus secara luas dibedakan dengan cara ini:
Perbuatan untuk memurnikan rintangan, meningkatkan pahala kebajikan, pemenuhan dan sebagainya,
untuk meninggalkan tempat dan pergi jauh, dan penaklukkan.
Mantra yang memiliki kata OM di awal dan SVAHA ditambahkan pada akhir adalah digunakan dalam Santika;
Jika Mantra dimulai dengan kata OM dan HUM PHAT ditambahkan pada akhir adalah digunakan dalam Akarsana;
Yang dengan kata NAMAH pada awal dan akhir adalah digunakan dalam Paustika,
dan yang dengan HUM PHAT pada awal dan akhir adalah digunakan dalam Abhicarika;
Kata HUM dan PHAT adalah berlaku untuk tiga situasi (Santika, Paustika, Abhicarika),
dan tambahkan nama [dari orang yang bersangkutan] di tengah-tengah diantaranya.
Membedakan karakteristik Mantra dengan cara ini,
Orang bijak harus memahami segala sesuatu.
Terakhir diubah oleh skipper tanggal Tue May 03, 2016 10:45 pm, total 4 kali diubah
HUM
Bab V
Perbuatan Mantra
Kemudian sang Mantra yogin, setelah selesai membaca dengan aturan yang sesuai, harus lagi sesuai dengan perbuatan sebelumnya memberdayakan dirinya sendiri sehingga Dia menjadi wujud Vajrasattva, pikirkan pahala kebajikan yang tidak terukur dari yang sangat banyak sekali para Buddha dan Bodhisattva, bangkitkan pikiran kasih sayang yang besar (maha karuna) terhadap alam makhluk yang tidak habis-habisnya, dan buat persembahan menurut kemampuannya. Setelah membuat persembahan, Dia harus kemudian dengan pikiran tunggal menggabungkan telapak tangannya (anjali) dan dengan nyanyian Vajra dan kata-kata luhur lainnya memuji kebajikan sejati dari Tathagata.
Kemudian, dengan segala kebaikan yang telah dilakukan, Dia menyalurkannya dan membuat sumpah, mengucapkan kata-kata ini: "Sama seperti Maha Buddha Bhagavan menyalurkan kebajikan yang Dia capai, pahami, dan himpun pada Anuttara Sambodhi, demikiann juga yang Saya lakukan sekarang, memberikan seluruh kumpulan kebajikan Saya kepada makhluk di dharmadhatu untuk memungkinkan mereka semua untuk menyeberangi lautan kelahiran dan kematian semuanya bersama-sama, mencapai jalan kemahatahuan (sarvajnana), memenuhi semua dharma dari keuntungan diri sendiri dan menguntungkan orang lain, dan tinggal berdiam di tempat tinggal yang besar dari Tathagata (huruf yang tanpa awal A). Ini tidak berarti bahwa Saya mencari Bodhi demi diri sendiri saja. Selama Saya mengulangi kelahiran dan kematian untuk menyelamatkan makhluk sehingga mereka bisa sama-sama memperoleh sarvajnana, Saya akan selalu memupuk kebajikan (guna) dan pengetahuan (jnana) tanpa terlibat dalam tindakan lainnya. Saya berdoa agar kami bisa mencapai kebahagiaan tertinggi dan bahwa pencarian Siddhi akan semuanya disempurnakan, terbebas dari hambatan."
Selain itu, Dia berpikir lebih jauh: "Biarlah Saya dengan cepat diberkahi dengan berbagai permata murni dan menakjubkan, baik yang di dalam maupun diluar, dan Saya sendiri menghiasi dengan itu. Semoga itu terus menerus dan tanpa terputus mengalir ke mana-mana dan dengan alasan ini memenuhi setiap keinginan dari semua makhluk."
Dengan demikian itu telah dijelaskan secara singkat. Ketika berlatih lebih luas, yang harus Anda lakukan adalah seperti yang dijelaskan di dalam Sumpah Perbuatan Samantabhadra (Bhadracaryāpranidhāna) dan Sutra lainnya dari Mahayana, melafalkannya dengan tekad. Atau sebagai kemungkinan lain, mengatakan: "Sama seperti para Buddha dan Bodhisattva membangkitkan sumpah kasih sayang yang besar pada apa yang Mereka sendiri capai, demikian juga Saya membuat sumpah."
Selanjutnya, Anda harus mempersembahkan air argha. Bentuk anjali penghormatan, tempatkan di atas kepala Anda, pikirkan tentang kebajikan sejati dari para Buddha dan Bodhisattva, buat persembahan dengan ketulusan, dan ucapkan syair-gatha ini:
"Untuk semua Orang yang telah lama terbebas dari segala kesalahan, yang tubuhnya dihiasi dengan kebajikan yang tidak terukur,
Dan yang berniat membawa keuntungan kepada para makhluk, sekarang Saya berlindung dan membuat penyembahan kepada Mereka semua."
Selanjutnya, Anda harus menyapa para Makhluk Suci itu, ucapkan syair-gatha ini:
"Para Buddha hadir di sini, para Bodhisattva penyelamat dunia,
Dan Orang-orang yang telah mencapai tahap khusus tanpa menghentikan ajaran Mahayana,
Saya berdoa bahwa para Dewata suci yang sangat banyak akan mengakui Saya dengan pasti,
Dan semoga masing-masing, sesuai dengan tempat tinggal Mereka, kemudian berkenan untuk datang lagi dengan belas kasihan."
Kemudian, dengan menggunakan Mantra dari Samaya dan Guhya Mudra, Anda harus melepaskan [Mudra] di atas kepala Anda dan menimbulkan pemikiran bahwa semua perlindungan dan pemberdayaan [yang dilakukan sebelumnya dengan Mantra dan Mudra] telah dilepaskan. Dengan cara bijaksana ini, para Dewata yang sebelumnya dipanggil, masing-masing kembali ke tempat tinggal Mereka, jika sebaliknya [jika tidak dilepas] Mereka akan terdorong untuk menetap karena sumpah besar Mereka yang tiada bandingan.
Selanjutnya, gunakan [Mantra dan Mudra] sifat alami (svabhava) dari dharmadhatu untuk memberdayakan diri Anda sendiri, pikirkan tentang pikiran Bodhi yang murni, dan tinggal berdiam di dalam wujud Vajrasattva. Vidya dan Mudra untuk ini telah dijelaskan pada Bab II. Ketika Anda telah selesai membaca, berdayakan diri Anda sendiri dengan tiga Mudra itu, dan semua pintu gerbang untuk praktek Mantra telah selesai, aturan akan semuanya telah terpenuhi.
Kemudian, sesuai dengan cara bijaksana sebelumnya, Anda harus memvisualisasikan huruf dari dharmadhatu (yaitu, RAM), tandai bagian atas kepala Anda dengan itu. Pakai baju perisai Vajra, dan karena perhiasan rahasia ini, Anda akan menjadi yang tidak bisa dihancurkan, sama seperti sifat alami Vajra. Semua orang yang mendengar suara atau melihat atau menyentuh Anda pasti akan terdirikan di dalam Anuttara Samyak Sambodhi, dengan semua jasa kebajikan sepenuhnya tercapai, dan Anda akan sama dengan Bhagavan Vairocana, tidak ada perbedaan.
Selanjutnya, bangkitkan pikiran kemajuan dan praktekkan perbuatan khusus. Di tempat yang bersih yang dihiasi dengan bunga-bunga yang wangi, pertama, buat diri Anda sendiri menjadi sang Bodhisattva Avalokitesvara atau tinggal berdiam di dalam sifat alami dari Tathagata dan, ikuti cara bijaksana yang sebelumnya, berdayakan [diri Anda] dengan Mantra dan Guhya Mudra. Kemudian, dengan pikiran pemberian Dharma (dharmadana), bacalah dengan suara keras Vaipulya Sutra dari Mahayana atau bacakanlah di dalam pikiran Anda dan undang para Dewata surga dan sebagainya untuk mendengarnya. Seperti yang dikatakan di dalam syair-gatha ini:
"Dalam Sarva Tathagata Tattva Samgraha Sutra diajarkan bahwa Avalokitesvara, yang bermata bunga teratai,
Sama persis dengan semua Buddha, tubuh dari perhiasan yang tidak habis-habisnya.
Atau sebagai kemungkinan lain, gunakan Guru Pembimbing dunia, yang berdaulat atas semua dharma,
Dan, ambil salah satu dari nama-nama Mereka, lakukan pemberdayaan dengan sifat alami asli Mereka."
Bija Hrdaya dari Avalokitesvara adalah: Namah samanta buddhānām, sah. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! SAH !).
Arti sesungguhnya dari pintu gerbang huruf ini adalah bahwa semua dharma adalah yang tanpa noda:
Dengan mengucapkan bunyi suara itu, Anda harus melakukan visualisasi seperti itu.
Penampilan tubuh mistik untuk ini adalah yang disebut sebagai Mudra bunga teratai,
Sama seperti kursi yang dipersembahkan sebelumnya, Saya sudah menjelaskannya secara terpisah.
Selanjutnya, Mantra dari Avalokitesvara adalah: Namah samanta-buddhānām, sarva-tathagatāvalokita karunāmaya ra ra ra hum jah svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha! Tatapan dari semua Tathagata! Yang terbentuk dari belas-kasih! RA RA RA HUM JAH! Swaha! ).
Sama seperti sebelumnya, tempatkan Hrdaya-bija dari dharmadhatu (yaitu, RAM) di atas kepala Anda, gunakan Mantra dan Guhya Mudra ini untuk pemberdayaan, dan untuk yang terbaik dari kemampuan Anda, bacakanlah Sutra Dharma atau bangunlah Caitya, Mandala, dan seterusnya. Ketika apa yang harus dilakukan telah diselesaikan, selanjutnya, bangkitlah dari kursi Anda, dan dengan wajah yang damai Anda harus hadir untuk urusan manusia.
Kemudian, untuk mendapatkan makanan bagi tubuh Anda, pergilah ber-pindapatra untuk makanan, atau itu diperoleh melalui undangan dari dānapati atau di dalam Sangha. Anda harus menghindari ikan, daging, sayuran yang berbau kuat, dan sisa-sisa persembahan kepada Dewata dan Buddha, serta berbagai macam sisa yang tidak bersih. Anda juga harus tidak menelan minuman keras anggur atau jus dari buah pohon yang dapat memabukkan orang.
Selanjutnya, sajikan potongan makanan lezat, persembahkan kepada Dewata Anda, dan lakukan ritual makanan sesuka Anda. Jika ada makanan yang tersisa, maka sisihkan sejumlah kecil untuk menghilangkan kelaparan dan yang membutuhkan. Anda harus membangkitkan pikiran ini: "Dalam rangka mempertahankan organ fisik Saya dan berlatih Jalan dalam ketenangan, Saya menerima potongan makanan ini, sama seperti pasak roda kereta yang diminyaki agar untuk membuatnya mencapai tujuan tanpa mogok. Saya harus tidak dikarenakan oleh rasa makanan menjadi terombang-ambing dalam pikiran dan tidak menimbulkan pikiran dari kenikmatan atau menghias tubuh. "Kemudian visualisasikan Hrdaya-Bija dari dharmadhatu, sepenuhnya memurnikan makanan, dan dengan Karma Vajra berdayakanlah diri Anda sendiri : Bija untuk ini adalah sama seperti Mantra untuk huruf VAM yang telah dijelaskan [dalam Bab III]. Kemudian bacalah Vidya untuk menganugerahkan sepuluh kekuatan sebanyak delapan kali, dan makanlah makanan itu. Vidya ini adalah: Namah sarva buddha bodhisattvānām, om balam dade tejomālini svaha. (Menyembah hormat kepada semua Buddha dan Bodhisattva! OM, sang Pemberi kekuatan! Yang dilingkari dalam kemegahan! Svaha!)
Tinggallah berdiam demikian, pertama, capailah yoga dari Dewata Anda. Ketika Anda telah selesai makan, berikan sisa makanan yang telah tersentuh kepada orang yang berhak untuk memakannya dengan Mantra-hati untuk mencapai semua perbuatan. Anda harus menggunakan Mantra dari Arya Acala, yang mutlak sempurna dan paling murka. Anda harus membacanya sekali, dan penerima itu akan bersukacita, terus mengikuti sang yogin, dan berpikir untuk melindunginya. Mantra itu adalah: Namah samanta vajrānām, trat amogha canda mahārosana sphotaya hum tramaya tramaya hum trat ham mam. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! TRAT, yang mutlak sempurna, ganas, murka besar! Belah berkeping-keping! HUM! Bingungkan, bingungkan! HUM TRAT HAM MAM!)
Setelah selesai makan, beristirahatlah sebentar, dan kemudian Anda harus kembali menyembah para Buddha dan bertobat dari dosa-dosa Anda untuk memurnikan pikiran Anda. Lakukan tindakan rutin dengan cara ini, serta bacalah Sutra dengan keras seperti sebelumnya, dan selalu berkutat dengan demikian. Begitu juga di dalam bagian hari terakhir.
Pada waktu pertama dan waktu akhir dari malam hari, pikirkanlah Mahayana secara tidak terputus. Saat mencapai waktu tengah malam, pakailah baju perisai Vajra dengan Karma Vajra sama seperti sebelumnya dan beri penghormatan kepada semua Buddha dan Maha Bodhisattva. Lalu Anda harus membuat persembahan dengan pikiran sesuai dengan aturan dan bentuklah pikiran ini: "Karena Saya mencari penyebab dan kondisi yang paling penting (yaitu, Bodhi) demi semua makhluk, Saya akan tidur sebentar untuk menjaga tubuh ini. Ini bukanlah karena mendambakan kesenangan tidur."
Pertama, Anda harus mengatur sikap tubuh Anda dan berbaringlah di sisi kanan Anda dengan kedua kaki ditempatkan satu di atas yang lain. Jika anggota tubuh Anda menjadi lelah, Anda bisa berbalik sesuka Anda tanpa pelanggaran. Agar untuk membuat diri Anda bangun dengan cepat, Anda harus selalu menetapkan pikiran pada sesuatu yang terang. Selain itu, Anda harus tidak berbaring di tempat tidur.
Selanjutnya, pada hari-hari lain juga berlatih dengan cara ini. Sang Mantra-yogin, dengan tidak mengabaikan aturan dan berlatih dengan tekun tanpa gangguan, memperoleh pengangkatan sebagai Yang mengolah praktik Bodhisattva melalui Mantrayana. Jika, dalam ritual pembacaan dengan jumlah, kali, perwujudan dari tanda-tanda, dan seterusnya, Anda melakukan cara bijaksana pendahuluan dan mempraktekkan secara penuh tindakan khusus, tetapi tetap saja tidak berhasil, Anda harus menegur diri sendiri dan melipatgandakan usaha Anda; Jangan menimbulkan pikiran rendah diri dan berkata, "Cara ini tidak cocok untuk Saya." Dengan cara ini, Anda mengembangkan kemauan, menguntungkan diri sendiri dan menguntungkan orang lain, dan tidak pernah menghabiskan waktu Anda dalam kesia-siaan. Karena Yogin adalah yang tekun dan tidak pernah beristirahat, para Makhluk suci menerangi pikirannya, dimana Dia mengalami pembentukan kedewataan yang mengagumkan dan memperoleh kebebasan dari hambatan.
Dalam hal ini, ada dua hal yang Anda harus tidak tinggalkan. Yaitu, Anda harus tidak meninggalkan para Buddha dan Bodhisattva, maupun pikiran membawa keuntungan kepada para makhluk yang tidak habis-habisnya. Pikiran Anda tidak pernah goyah dalam keinginan untuk sarvajnana, dan untuk alasan ini, Anda pasti akan mencapai Siddhi yang tepat.
Selalu mengandalkan ritual bagian dalam untuk mandi;
Anda harus tidak melekat pada ritual untuk pemurnian bagian luar.
Timbulkan keraguan tentang makanan yang telah tersentuh dan sebagainya:
tidak ada [makanan] seperti itu yang harus dipertimbangkan.
Jika untuk menjaga tubuh,
mandilah setiap saat untuk menghapus kotoran,
Dalam arus sungai dan sebagainya sesuai dengan petunjuk ritual
dan dalam hubungannya dengan Mantra dan Mudra.
Dengan Hrdaya dari dharmadhatu memurnikan air
dan gunakan Acala dan Trailokyavijaya dengan sesuai,
lindungi penjuru arah dan sebagainya dengan Mantra dan Mudra Mereka,
dan tinggal berdiam di dalam meditasi pada sifat alami diri dari Dewata Anda.
Lalu Anda harus me-Mantrai tanah bumi yang bersih tiga kali
dan terus-menerus terlibat dengan pikiran tunggal di dalam pemikiran yang tepat.
Mengingat Mantra dari Arya Acala dan sebagainya,
Orang bijak harus mandi dalam keheningan.
Hrdaya Bija dari dharmadhatu yang murni dan Bija dari Acalanatha dan Mudra pedang-Nya semuanya sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hrdaya Bija dari Trailokyavijaya adalah: Namah samanta vajrānām, Hah. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! HAH !)
Prinsip dari pintu gerbang huruf HA di sini adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya;
Sedikit perbedaannya adalah bahwa itu menandakan aspek pemurnian.
Dalam ritual untuk tubuh mistik [segel] dari Bhagavan Trailokyavijaya,
Anda harus menggunakan Mudra lima kebijaksanaan Vajra untuk mencapai [semua] perbuatan.
Selanjutnya, Mantra dari Trailokyavijaya adalah: Namah samanta vajranam, ha ha ha vismaye sarva-tathāgata-visaya-sambhava trailokyavijaya hum jah svaha. (Menyembah hormat kepada semua Vajra! Ha ha ha! Yang Menakjubkan! Anda yang lahir dari wilayah dari semua Tathagata! Pemenang Atas Tiga Dunia [Trailokyavijaya]! hūm jah! svāhā!)
Setelah demikian mandi dan memercikkan [air pada diri sendiri] untuk pemurnian, dan diberkahi dengan Samaya [Mudra], lindungi [semua] bagian tubuh Anda;
Pikirkan yang sangat banyak para Dewata suci yang tidak habis-habisnya,
dan, tiga kali mengayung air, persembahkan kepada Mereka.
Untuk memurnikan tubuh dan pikiran Anda dan menguntungkan orang lain,
berikan penghormatan kepada para Tathagata dan anak-anak yang lahir dari Jina,
Dan jauh dari pembedaan dari tiga racun dan sebagainya,
dan dengan organ indera Anda tenang terkendali, pergilah sendiri ke ruang meditasi yang hening.
Atau sebagai kemungkinan lain, ikuti cara bijaksana yang berbeda untuk ruang air,
pikiran tinggal berdiam sesuai dengan aturan sebelumnya dari penahanan diri,
Dan buatlah tiga kesetaraan Anda sendiri dengan ukuran untuk mencari yang lebih tinggi, menengah, dan ritual yang lebih rendah.
Ketika Yogin melakukan pembacaan dengan cara ini,
seluruh aliran arus dari dosa-dosanya akan berhenti untuk selamanya,
Dia pasti akan berhasil menghancurkan hambatan,
dan keadaan Sarvajnana akan berkumpul dalam dirinya.
Dia mendasarkan dirinya pada "Pencapaian Dunia (Bab 5)" atau penjelasan di dalam Sutra lain,
Dan unsur-unsur pemujaan dan berbagai macam cara yang bijaksana dipraktekkan sesuai dengan prosedurnya.
Karena Dia belum terbebas dari karakteristik dari yang berkondisi, ini disebut Siddhi duniawi.
Selanjutnya, yang paling unggul, yang tanpa karakteristik, dijelaskan, diamati oleh Mereka yang memiliki keyakinan dan pemahaman.
Jika orang dengan kebijaksanaan yang mendalam mengenai Mantrayana mencari hasil yang tidak tertandingi dalam kehidupan ini,
Dia harus berlatih perenungan sesuai dengan keyakinan dan pemahamannya,
seperti dalam aturan sebelumnya untuk penyembahan dari pikiran (citta-puja)
Dan mendasarkan dirinya pada ritual yoga
dalam bagian "Perwujudan dari Siddhi (Bab 6)" dan "Pembacaan Duniawi dan Yang Melampaui Duniawi (Bab 30)".
Di dalam keadaan kebenaran, dari kemunculan yang saling bergantungan,
pikiran dalamnya dengan bagiannya [dari pembacaan] akan terbebas dari objek tujuan pengartian,
Dengan mengalami dan mempraktekkan atas dasar dari cara bijaksana ini,
Dia akan selalu mendapatkan pencapaian yang melampaui duniawi.
Seperti yang dikatakan dalam syair Udana yang telah diajarkan:
Dharma yang tanpa karakteristik, paling mendalam,
tidak cocok untuk orang-orang yang berkecerdasan yang lebih rendah.
Dalam rangka untuk memenuhi mereka, ada juga pengajaran yang memiliki karakteristik.
Ritual Penyembahan Dari Kitab Suci Penerangan Sempurna, Perubahan Gaib, dan Pemberdayaan dari Mahavairocana, yang dikumpulkan oleh Acarya, telah selesai dengan ini.
Re: Arya Maha Vairocana Abhisambodhi Vikurvit Adhisthana Vaipulya Sutrendraraja Nama Dharmaparyaya Mahayana Suttram
oṃ āḥ hūṃ
Om Namo Bhagavate
Sarvate Gate
Varsuddhani Rajaya,
Tathagata Ya
Arahate Sam Yak Sam Buddha ya,
Tadyatha Om Sodhani Sodhani
Sarva Paam,
Vishodani Suddhe Visuddhe,
Sarwa Karma Avarana
Visudhani Ya Soha
Om Vajrapani Hum
Namo Stu Buddhaya
Om Vajrapani Hum
Om Vajrapani Hum
Berikut link donwload versi PDF Sutra Maha Vairocana Abhisambodhi :
[27] Arya Maha Vairocana Abhisambodhi Vikurvit Adhisthana Vaipulya Sutrendraraja Nama Dharmaparyaya Mahayana Suttram ---> [BARU/NEW]
https://drive.google.com/file/d/0BxccXyKASl7pazlPbmtoS3R0NWM/view?usp=sharing
Halaman 2 dari 2 • 1, 2
Similar topics
» Arya Suvarnaprabha sottama sutrendraraja Nama Dharmaparyaya Mahayana Suttram
» Maha Vairocana Vajra Adhyardhasatika Prajna Paramita Paranirmitavasavartin Loka Lamkara Nama Mahayana Sutra
» Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya (Bab 1)
» Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra
» Mahayana Arya Sarva Tathagata Nama Dharani Sutram
» Maha Vairocana Vajra Adhyardhasatika Prajna Paramita Paranirmitavasavartin Loka Lamkara Nama Mahayana Sutra
» Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya (Bab 1)
» Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra
» Mahayana Arya Sarva Tathagata Nama Dharani Sutram
BUDDHIST COMPILATION FORUM :: BUDDHIST COMPILATION FORUM :: Tentang Agama Buddha berbagai aliran :: Mahayana
Halaman 2 dari 2
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik