Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya (Bab 1)
BUDDHIST COMPILATION FORUM :: BUDDHIST COMPILATION FORUM :: Tentang Agama Buddha berbagai aliran :: Mahayana
Halaman 1 dari 1
Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya (Bab 1)
MAHAYANA ARYA SANGHATA SUTRA DHARMAPARYAYA
Sujud saya kepada Sang Raja Buddha Vajrapani Trailokyavijaya Tathagata.
Sujud saya kepada Sang Sakyamuni Tathagata.
Sujud saya kepada Semua Buddha dan Bodhisattva.
Om Vajrasattva Hum
Namah Sarvabuddhabodhisattvebhyah
Demikianlah telah ku dengar. Sang Bhagava sedang berada di Rajagraha, Puncak Gunung Griddhrakuta, bersama-sama dengan kumpulan besar dari 32.000 Bhiksu, termasuk Yang Patut Dihormati Ajnata Kaundinya, Yang Patut Dihormati Maha-maudgalyayana, Yang Patut Dihormati Shari-Putra, Yang Patut Dihormati Maha-Kashyapa, Yang Patut Dihormati Rahula, Yang Patut Dihormati Bakkula, Yang Patut Dihormati Bhadravasa, Yang Patut Dihormati Bhadrashri , Yang Patut Dihormati Nanda Shri, Yang Patut Dihormati Jangula, Yang Patut Dihormati Subhuti, Yang Patut Dihormati Revata, Yang Patut Dihormati Nanda-sena, Yang Patut Dihormati Canandena. dan Banyak Biksu Lainnya. Dan Bersama-sama dengan 62.000 bodhisattva, termasuk Maitreya Bodhisattva Mahasattva, Sarva-shura Bodhisattva Mahasattva, Kumara Bodhisattva Mahasattva, Kumaravasina Bodhisattva Mahasattva, Kumarabhadra Bodhisattva Mahasattva, Anuna Bodhisattva Mahasattva, Manjusri Kumara Bodhisattva Mahasattva, Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva, Sudarsana Bodhisattva Mahasattva, Bhaisajya Raja Bodhisattva Mahasatttva, Vajrasena Bodhisattva Mahasattva dan banyak Bodhisattva Mahasattva lainnya, dan bersama-sama dengan 12.000 Dewa Putra, termasuk Dewa Putra Arjuna, Dewa Putra Bhadra, Dewa Putra Subhadra, Dewa Putra Dharmaruci, Dewa Putra Candana Garbha, Dewa Putra Candavasi, Dewa Putra Candana, Dewa Putra Candanasena dan banyak Dewa Putra Lainnya, dan ikut pula 8.000 Dewa Putri termasuk di dalamnya Dewa Putri Mirdamgini, Dewa Putri Prasadavati, Dewa Putri Mahatmasamprayukta, Dewa Putri Varsasriya, Dewa Putri Padmasriya, Dewa Putri Prajapativasini, Dewa Putri Balini, Dewa Putri Subhayukta, dan banyak Dewa Putri lainnya. Dan bersama-sama dengan 8.000 Raja Naga, termasuk Raja Naga Apalala, Raja Naga Elapatra, Raja Naga Timingila, Raja Naga Kumbha Sara, Raja Naga Kumbhasirsha, Raja Naga Sunanda, Raja Naga Susakha, Raja Naga Gava sirsha, dan Banyak Raja Naga yang lainnya.Sujud saya kepada Sang Raja Buddha Vajrapani Trailokyavijaya Tathagata.
Sujud saya kepada Sang Sakyamuni Tathagata.
Sujud saya kepada Semua Buddha dan Bodhisattva.
Om Vajrasattva Hum
Namah Sarvabuddhabodhisattvebhyah
Mereka semua menuju ke Raja Graha, Puncak Gunung Griddhrakuta, Tempat Sang Bhagava Sakyamuni Tathagata Arhan SamyakSamBuddha berdiam. Ketika Mereka tiba disana, Mereka bersujud dengan Kepala menyentuh Kaki Sang Bhagava, lalu memutari Sang Bhagava (melakukan Pradasikna) sebanyak Tiga kali kemudian Mereka semua duduk berhadapan dengan Sang Bhagava. Sang Bhagava menerima kedatangan Mereka dengan tetap diam. Kemudian Sang Sarva shura Bodhisattva Mahasattva bangkit dari tempat duduk-Nya, meletakkan jubah bagian atasnya diatas bahunya, menekuk Lutut kanannya menyentuh tanah, merangkapkan kedua tangannya (melakukan Anjali) bersama-sama dan bersujud membungkukkan dirinya kepada Sang Buddha. Dia lalu berkata kepada Sang Buddha:" Yang Dimuliakan Dunia, berjuta-juta Dewa Putra, berjuta-juta Dewa Putri, dan berjuta-juta Bodhisattva telah berkumpul. Yang Dimuliakan Dunia, berjuta-juta Sravaka dan juga Raja Naga telah berkumpul dan duduk untuk mendengar Dharma. Lengkaplah sudah, berkenanlah Yang Telah Datang, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Agung, untuk mengajarkan berbagai jenis pendekatan menuju jalan Dharma sehingga dengan seketika mereka mendengar-Nya, bagi mereka yang sudah berusia lanjut akan tersucikan semua rintangan karmanya, dan bagi mereka yang berusia muda akan melakukan usaha besar dalam dharma yang luhur dan akan mencapai keunggulan khusus, dan perbuatan luhur mereka tidak akan menurun, tidak sedikitpun menurun dan tidak akan mengalami penurunan keseluruhan.
Dia berkata demikian dan Sang Buddha bersabda kepada sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur demikian: "Sarva shura, pemikiran kamu untuk menanyakan kepada Sang Tathagata untuk hal ini adalah baik, sangat baik. Oleh karena itu, Sarva shura, dengarlah baik-baik dan penuh perhatian, dan simpanlah dalam pikiran, Saya akan memberitahukan-mu." Setelah berkata kepada Sang Buddha, "Tepat sekali," Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur mendengarkan dengan penuh perhatian pada Sang Buddha.
Sang Buddha bersabda demikian kepadanya: "Sarva shura, ada sebuah Dharmaparyaya yang disebut Sanghata yang bahkan sampai sekarang masih ada di dalam bumi ini. Siapapun yang mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini akan menyebabkan lima rintangan karma beratnya yang tak henti-hentinya menjadi tersucikan, dan mereka tidak akan pernah menolak pencapaian Yang Tiada Tandingan, Sempurna, dari Penerangan Agung. Sarva shura, apa yang kamu pikirkan tentang hal ini? Jika kamu berpikir bahwa mereka yang mendengar Sanghata Sutra ini akan menghasilkan banyak sekali jasa kebajikan sebanyak jasa kebajikan yang dimiliki Seorang Tathagata, kamu seharusnya tidak melihatnya demikian."
Sarva shura berkata, "Baik, lalu bagaimana itu harus terlihat?"
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, Para Bodhisattva itu, Para mahluk yang berjumlah banyak itu akan juga menghasilkan banyak sekali jasa kebajikan sebanyak jasa kebajikan yang dimiliki Semua Tathagata Arahat SamyakSamBuddha yang jumlahnya sebanyak jumlah pasir di sungai gangga. Sarva shura, mereka yang mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini tidak akan pernah berpaling. Mereka akan melihat Sang Tathagata, mereka tidak akan terpisah dari penglihatannya pada Sang Tathagata, mereka akan tercerahkan sempurna menjadi Tathagata Arahat SamyakSamBuddha. Dharma luhur yang akan mereka capai semuanya tidak akan ditundukkan oleh si jahat mara. Sarva shura, mereka semua yang mendengar Sanghata Sutra ini akan memahami kemunculan dan penghentian."
Lalu pada saat itu, semua dari Para Bodhisattva itu bangun, meletakkan jubah bagian atas pada bahunya, meletakkan lutut kanannya menyentuh tanah, dan bertanya kepada Sang Buddha, "Yang dimuliakan dunia, berapa banyak jasa kebajikan yang dimiliki oleh Seorang Tathagata?"
Sang Buddha bersabda demikian: "Wahai Para Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarkanlah ukuran jasa kebajikan yang dimiliki oleh Seorang Tathagata. Itu adalah seperti demikian: Untuk membuat persamaannya, seperti besarnya jasa kebajikan yang banyak sekali dari jumlah Para Bodhisattva Dasa Bhumi yang abadi dalam tingkat sepuluh seperti adanya tetesan air dalam maha samudra, dan butiran-butiran debu pada jambudvipa, dan butiran pasir dalam sungai gangga, jasa kebajikan yang dimiliki oleh Seorang Tathagata adalah jauh lebih besar dari itu semua, perihal mahluk hidup yang mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini, jumlah besar jasa kebajikan yang akan mereka hasilkan bahkan lebih besar dari itu semua. Adalah tidak mungkin untuk mencapai batas dari jumlah besar jasa kebajikan itu dengan menghitungnya. Sarva shura, setiap orang yang merasa riang-gembira pada saat itu, pada saat mereka mendengarkan sabda-sabda ini, akan menghasilkan jumlah besar jasa kebajikan yang tak dapat dihitung."
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur, berkata demikian pada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, siapa dari para mahluk hidup itu yang sangat kehausan untuk Dharma itu?"
Setelah dia berkata demikian, Sang Buddha bersabda demikian kepada Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur: "Sarva shura, ada dua mahluk hidup yang sangat kehausan untuk Dharma itu. Jika kamu bertanya-tanya yang manakah mereka dari kedua itu, Sarva shura, mereka adalah seperti demikian: Seseorang yang mempunyai pikiran sama terhadap semua mahluk hidup, yang kedua, Sarva shura, setiap orang yang setelah mendengar Dharma ini menyatakannya dengan benar dan sepenuhnya kepada semua mahluk hidup dengan sama."
Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata: "Yang dimuliakan dunia, Siapakah yang setelah mendengar Dharma ini menyatakannya dengan benar dan sepenuhnya kepada semua mahluk hidup dengan sama?"
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, yang pertama adalah mereka yang setelah mendengarkan Dharma itu, secara menyeluruh membaktikan diri mereka untuk mencapai Penerangan Agung. Ketika seseorang telah membaktikan keseluruhan hidupnya untuk mencapai Penerangan Agung, dia akan sangat kehausan terhadap Dharma demi kepentingan semua mahluk hidup. Sarva shura, yang kedua adalah mereka yang masuk ke dalam Mahayana. Mereka juga sangat kehausan terhadap Dharma itu."
Lalu Jutaan Para Deva, Naga, Manusia, Putri Deva bangun dari tempat duduknya, merangkapkan kedua tangan di depan Sang Buddha dan menyatakan ungkapan mereka kepada Sang Buddha demikian: "Yang dimuliakan dunia, Kami juga sangat kehausan untuk Dharma itu, untuk itu, Mohon Sang Buddha berkenan untuk sepenuhnya memenuhi keinginan kami dan keinginan dari semua mahluk hidup."
Pada saat itu, pada waktu itu, Sang Buddha menunjukkan Senyuman-Nya.
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur bangkit dari tempat diuduknya,merangkapkan kedua tanganya, membungkukkan diri terhadap Sang Buddha. Dia menyatakan ungkapannya kepada Sang Buddha demikian: "Yang dimuliakan dunia, apakah yang menyebabkan senyuman-Mu? Kondisi apakah itu?"
Kemudian Sang Buddha bersabda kepada sang Bodhisattva, sang Sarva shura yang luhur demikian: "Sarva shura, Para mahluk hidup itu yang datang kemari akan mencapai Penerangan Agung Anuttara SamyakSamBuddha. Mereka akan mencapai pendirian penuh terhadap objek-objek yang menjadi kegembiraan Seorang Tathagata."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, disebabkan oleh apakah dan kondisi apakah sehingga Para mahluk hidup yang datang kemari akan mencapai Anuttara SamyakSamBuddha?"
Sang Buddha bersabda:"Itu adalah baik, Sarva shura, sangat baik dengan pikiran kamu untuk menanyakan kepada Sang Tathagata tentang maksud ini. Oleh karena itu, Sarva shura, dengarkanlah kualitas khusus dari pengabdian."
"Sarva shura, pada asamkhyeya kalpa yang tak terhingga, tak terhitung dan tak terbatas, yang telah berlalu adalah Seorang Tathagata yang bernama Ratnashri, Yang Telah Datang, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna, Yang Telah Mencapai Kebebasan Yang Sempurna, Sempurna Pikiran Dan Perbuatan, Yang Terbahagiah, Maha Mengetahui Dunia, Sang Pemimpin Tiada Tandingan, Guru Dewa dan Manusia, Yang Telah Sadar, Yang Dihormati Dunia."
"Sarva shura, pada masa itu, pada waktu itu, Saya adalah seorang Brahmin yang masih muda. Semua mahluk hidup itu yang sedang saya bimbing kearah Pengetahuan Seorang Buddha pada masa itu, telah menjadi binatang-binatang liar, dan jadi pada masa itu, pada waktu itu, Saya membuat prasetya ini: 'Semoga semua binatang-binatang liar itu yang telah sangat tersiksa oleh penderitaan terlahir kembali di Tanah Buddha-Ku. Semoga Saya mendirikan mereka semua di dalam Pengetahuan Seorang Buddha.' Dan semua binatang-binatang liar itu, setelah mendengar Perkataan itu, berkata: 'Semoga terjadilah demikian.' Sarva shura, dengan akar keluhuran ini, Para mahluk hidup ini telah datang kemari dan akan tercerahi dengan Penerangan Sempurna Anuttara SamyakSamBuddha."
Oleh sebab itu, setelah mendengar hal yang menggembirakan ini dari Sang Buddha, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, hidup apakah yang mungkin bagi Para mahluk hidup itu?"
Sang Buddha bersabda: "Hidup selama 80 kalpa adalah mungkin untuk Para mahluk hidup itu."
Sang Bodhisattva Sarva Shura berkata: "Berapa banyak ukuran dari sebuah kalpa?"
Terakhir diubah oleh sen tanggal Sat Sep 19, 2009 1:29 am, total 2 kali diubah
Namo Bhagavate Vajrapani Trailokyavijaya Tathagata Arhate SamyakSamBuddhaya
Sang Buddha bersabda: "Wahai Putra yang berasal dari garis
keturunan, dengarkanlah, itu adalah demikian: "Untuk membuat sebuah
persamaan, seorang lelaki membangun sebuah pagar 12 yojana yang
melingkar membentuk bundaran, dan tingginya tiga yojana, dan sama
sekali tidak mengisi sesuatu yang lain pada pagar tersebut tetapi hanya
benih wijen. Lalu, bilamana saja 1000 tahun telah berlalu, lelaki itu
melemparkan satu buah biji wijen keluar dari pagar itu yang sebelumnya
telah dipenuhi dengan isinya yang berupa biji wijen. Dalam hal yang
sedemikian rupa, bahkan ketika lelaki itu telah mencapai akhir dari
biji-biji wijen itu, dan bahkan bangunan pagar tersebut telah lama
hilang, waktu satu kalpa masih belum berlalu."
Selain itu, Sarva
shura, itu adalah demikian: "Untuk membuat sebuah persamaan, adalah
sebuah gunung dengan 50 yojana kedalamannya dan 12 yojana
ketinggiannya. Kemudian seorang lelaki membangun sebuah rumah di
sebelah gunung tersebut, dan selama waktu yang lama, ketika seratus
tahun telah berlalu, lelaki itu akan menggosoknya dengan kain kasa
tipis benares. Dengan perbuatannya, gunung itu akan berakhir. Tetapi
bahkan setelah gunung itu berakhir, waktu satu kalpa masih belum
berlalu. Sarva shura, itulah ukuran dari satu kalpa."
Lalu Sang
Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur bangun dan menyatakan
ungkapannya pada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, bahkan jika
pengabdian seseorang menghasilkan sejumlah besar jasa kebajikan seperti
panjangnya usia kebahagiaan hidup bisa menjadi 80 kalpa, apakah yang
dibutuhkan untuk dapat mengatakan seseorang yang telah menawarkan
persembahan terhormat yang luar biasa banyak untuk Ajaran Sang
Tathagata?"
Sang Buddha bersabda: "Dengarkanlah, wahai Putra
yang berasal dari garis keturunan, jika seseorang yang mendengar
Sanghata Dharmaparyaya dapat mempunyai usia kehidupan selama 84.000
kalpa, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan seseorang yang menyebabkan
Sanghata Sutra ditulis dan yang membaca-Nya? Sarva shura, orang itu
akan menghasilkan jasa kebajikan yang luar biasa besar banyaknya."
"Sarva
shura, setiap orang yang memiliki pikiran yang bersemangat dengan
keyakinan suci dan membuat sembah sujud yang sepenuh hati untuk
Sanghata Sutra akan mengingat kehidupan masa lalunya selama 95 kalpa.
Mereka akan menjadi Raja Pemutar Roda (Cakravartin) selama 60 kalpa.
Bahkan dalam seumur hidup itu, Setiap orang akan menyukai mereka. Sarva
shura, kematian mereka tidak akan terjadi karena senjata. Kematian
mereka tidak akan terjadi karena racun. Mereka tidak akan celaka oleh
ilmu hitam. Bahkan disaat kematian mereka, mereka akan melihat 99 juta
Buddha secara langsung, dan, Sarva shura, Para Buddha tersebut, Yang
dimuliakan dunia, akan berkata kepada orang tersebut: 'Mahluk Suci,
karena kamu telah mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya dijelaskan
dengan baik, oleh karena itu jasa kebajikan besar ini tercipta.' Dan 99
Juta Buddha itu, Yang dimuliakan dunia, dalam sistem dunia Mereka
masing-masing akan membuat sebuah penetapan. "
"Jika ini adalah
demikian, Sarva shura, apakah yang dibutuhkan untuk mengatakan setiap
orang yang mendengar semua dari Sanghata Sutra Dharmaparyaya Yang Agung
ini secara lengkap dan luas? Tidak hanya itu, Mereka (Para Tathagata)
akan menentramkan orang itu dengan berkata: 'Janganlah takut.'"
Pada
saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata kepada
Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, ketika saya juga mendengarkan
Sanghata Sutra Dharmaparyaya Yang Agung, jasa kebajikan besar apakah
yang akan saya hasilkan, Yang dimuliakan dunia?"
Sang Buddha
bersabda: "Sarva shura, mahluk hidup itu juga akan menghasilkan jasa
kebajikan besar sebanyak jumlah dari Para Buddha Tathagata yang
jumlahnya sebanding dengan jumlah butiran pasir di dalam sungai gangga."
Dia
berkata: "Yang dimuliakan dunia, ketika saya mendengarkan Sanghata
Sutra Dharmaparyaya Yang Agung, saya tidak dapat mendapat cukup
dari-Nya."
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, itu adalah baik,
sangat baik, bahwa kamu tidak mampu mendapatkan kecukupan dari
Ajaran-Ajaran Dharma. Sarva shura, sejak Saya juga tidak mampu
mendapatkan kecukupan dari Ajaran-Ajaran Dharma, Sarva shura, apakah
perlu untuk mengatakan bahwa para mahluk hidup yang luar biasa itu
tidak mendapat kecukupan?"
"Sarva shura, setiap Putra yang
berasal dari garis keturunan, atau Para Putri yang berasal dari garis
keturunan yang membangkitkan keyakinan dalam Mahayana tidak akan pergi
ke perpindahan yang salah selama 1.000 kalpa. Selama 5.000 kalpa,
mereka tidak akan terlahir menjadi seekor binatang. Selama 12.000
kalpa, mereka tidak akan mempunyai pikiran jahat. Selama 18.000 kalpa,
mereka tidak akan terlahir diantara para mahluk hidup dalam daerah
terpencil. Selama 20.000 kalpa, mereka akan menjadi berani dalam
memberi. Selama 25.000 kalpa, mereka akan terlahir di dalam dunia Para
Dewa. Selama 35.000 kalpa, mereka akan melaksanakan hidup tidak berumah
tangga, Selama 40.000 kalpa, mereka akan meninggalkan kehidupan rumah
tangga. Selama 50.000 kalpa, mereka akan menjunjung tinggi Dharma, dan
selama 65.000 kalpa, mereka akan memasuki samadhi dengan penuh
kesadaran saat kematian."
"Sarva shura, bahkan tidak sedikitpun
karma buruk akan terjadi pada Putra yang berasal dari garis keturunan
itu, atau Para Putri yang berasal dari garis keturunan. Si jahat mara
tidak akan menemukan kesempatan dengan mereka. Mereka tidak akan pernah
terlahir dari rahim seorang ibu. Sarva shura, mereka yang mendengar
Dharmaparyaya ini, tidak masalah mereka terlahir dimanapun, selama 95
kalpa yang tak terhitung, tidak akan jatuh kedalam alam yang salah.
Selama 8.000 kalpa, mereka akan memelihara apa yang telah mereka
dengar. Selama 1.000 kalpa, mereka akan meninggalkan pembunuhan. Selama
99.000 kalpa, mereka akan meninggalkan perbuatan bohong, Selama 13.000
kalpa, mereka akan meninggalkan perkataan yang bersifat memecah belah."
"Sarva shura, para mahluk hidup yang telah mendengar Dharmaparyaya ini adalah jarang."
Kemudian
Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur bangkit dari tempat
duduknya, meletakkan jubah bagian atasnya diatas bahu, meletakkan lutut
kanannya menyentuh tanah, merangkapkan kedua tangannya dan menunduk
kepada Sang Buddha. Dia berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan
dunia, berapa besar karma buruk bagi mereka yang menolak Dharmaparyaya
ini?"
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, itu adalah banyak."
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, seberapa banyak karma buruk yang akan dihasilkan oleh mahluk hidup tersebut?"
Sang
Buddha berkata: "Tenanglah Sarva shura, Tenanglah. Jangan bertanya
kepada Saya tentang jumlah besar dari karma buruk. Sarva shura
bandingkan dengan membangkitkan keinginan jahat terhadap banyaknya Para
Tathagata Arahat SamyakSamBuddha yang seperti butiran pasir di sungai
gangga, mereka yang menghina Sanghata Sutra akan menghasilkan jauh
lebih banyak kejahatan. Sarva shura, mereka yang membangkitkan
keinginan jahat terhadap Mahayana akan menghasilkan jauh lebih besar
kejahatan dibandingkan dengan itu. Sarva shura, para mahluk hidup itu
terbakar. Mereka hanya terbakar."
Sarva shura bertanya: "Apakah tidak mungkin untuk membebaskan Para mahluk hidup ini?"
Sang Buddha berkata: "Demikianlah, Sarva shura, adalah tidak mungkin untuk membebaskan mereka"
"Sarva
shura, adalah seperti demikian: untuk membuat persamaan, jika seseorang
memutuskan kepala seorang lelaki, jika orang itu memakaikan tapal ke
kepalanya baik dengan madu atau gula atau tetesan sirup gula, atau
mentega, atau minyak sayur, atau apapun yang berkenaan dengan obat
tapal, Apa yang kamu pikirkan tentang ini, Sarva shura? Akankah orang
ini mampu untuk bangkit lagi?"
Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, Ini tidak mungkin."
Sang
Buddha berkata: "Selain itu, Sarva shura, akan ada juga lelaki yang
lain. Ketika dia menyerang mahluk hidup lain dengan senjata tajam,
walaupun dia tidak mampu untuk membunuhnya dengan satu pukulan, Sarva
shura, sebuah luka akan terjadi. Jika obat telah digunakan, lukanya
akan sembuh. Pada saat itu, ketika dia telah segar, mengingat kembali
kesakitannya, lelaki itu akan berpikir, 'Sekarang saya mengerti, oleh
karena itu tidak akan sekalipun akan saya berbuat jahat, karma yang
tidak baik.' Seperti layaknya orang yang memantulkan dalam hal ini,
Sarva shura, ketika lelaki itu mengingat kembali kesakitan, dia
sepenuhnya meninggalkan kejahatan. Pada saat itu, semua Dharma menjadi
nyata. Ketika semua Dharma itu telah menjadi nyata, pada saat itu dia
akan membawa kearah penyelesaian semua Ajaran Dharma Yang Luhur."
"Sarva
shura, itu adalah sebagai berikut: untuk membuat sebuah persamaan,
seperti layaknya orang tua dari seorang lelaki yang meninggal dunia
bersedih hati dan meratapi, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk
melindunginya, dalam hal yang sama, Sarva shura, sifat luar biasa
kekanak-kanakan dalam diri pribadi tidak akan mampu menolong dirinya
sendiri atau orang lain. Seperti orang tua tersebut yang harapannya
sedikit, mahluk hidup ini juga akan membuat harapannya sedikit pada
saat kematiannya."
"Sarva shura, ada dua jenis mahluk hidup yang
mempunyai harapan tinggal sedikit, siapakah kedua mahluk itu? Mereka
adalah demikian: Satu adalah mahluk hidup yang melakukan perbuatan
jahat atau yang menyebabkan perbuatan jahat terjadi. Yang lainnya
adalah seseorang yang meninggalkan kesucian Dharma. Kedua jenis mahluk
hidup ini menyebabkan harapan mereka menjadi sedikit disaat kematian
mereka."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan
dunia, apa perpindahan jalan kecil dari mahluk hidup itu? Apa kehidupan
mereka sesudah itu?"
Sang Buddha bersabda: "Tak terbatas
perpindahan tempat dari mahluk hidup yang menghina Dharma Yang Suci.
Tak terbatas juga masa depan kehidupan mereka. Sarva shura, mahluk
hidup yang meninggalkan Dharma yang suci akan mengalami perasaan selama
satu kalpa didalam maha niraya (neraka besar) ratapan para mahluk
hidup. Selama satu kalpa didalam neraka penghancur, satu kalpa didalam
neraka panas, satu kalpa didalam neraka yang maha panas membara, satu
kalpa didalam neraka besar tali hitam, satu kalpa didalam neraka avici,
satu kalpa didalam maha niraya yang dinamakan menakutkan, satu kalpa
didalam maha niraya panggilan keluar penyesalan! dan Sarva shura,
mereka harus mengalami dan merasakan penderitaan di delapan maha niraya
ini selama delapan kalpa."
Lalu, Sang Bodhisattva, Sang
Sarvashura yang luhur, berkata demikian kepada Sang Buddha: "Yang
dimuliakan dunia, itu sangat menderita. Yang Terbahagiah, itu sangat
menderita, mendengarnya tidak membuat gembira."
Kemudian, Sang Buddha, pada saat itu mengucapkan Syair-Syair ini:
Bagaimana para mahluk hidup didalam neraka mahluk hidup
mengalami dan merasakan penderitaan semacam ini
perkataan yang sangat menakutkan ini
kamu tidak menemukan kegembiraan dalam mendengar.
Bagi mereka yang melakukan perbuatan baik,
kebajikan adalah yang hadir untuk melewatinya.
Bagi mereka yang melakukan perbuatan jahat,
tentu saja itu menjadi penderitaan.
Mereka yang tidak mengenal kebahagiaan, karena,
sekali mereka terlahir akan disiksa dengan kematian,
dan dengan kesakitan dari perbudakan mereka ke dukacita.
Dia yang bersifat kekanak-kanakan ini akan selalu menderita.
Mereka yang mengingat Buddha sebagai Yang Tertinggi,
orang yang cekatan ini tentu bahagiah.
Mereka yang memiliki keyakinan dalam Mahayana juga,
tidak akan menuju ke perpindahan tempat yang buruk.
Sarva shura, hanya dalam hal ini,
didorong oleh karma masa lalunya,
mereka yang telah melakukan perbuatan kecil belaka
akan mengalami hasil yang tidak ada akhirnya.
Didalam Tanah Buddha, Tanah Tertinggi,
Jika seseorang menanam benih, akan besar buah hasilnya
Seperti banyaknya buah yang dinikmati
dari menanam tetapi sedikit benih,
jadi mereka yang senang didalam Ajaran-Ajaran Sang Penakluk,
dia yang cekatan ini tentu bahagiah.
Mereka meninggalkan perbuatan jahat
dan menciptakan banyak kebajikan, juga.
Setiap orang yang memberikan Ajaran-Ku
sebuah persembahan bahkan hanya rambut belaka
akan selama 80 ribu kalpa mempunyai
barang milik yang besar dan banyak kekayaan, juga.
Kapanpun mereka terlahir
mereka akan selalu murah hati.
Demikianlah sangat bermanfaat Sang Buddha,
tempat yang sangat besar untuk persembahan.
keturunan, dengarkanlah, itu adalah demikian: "Untuk membuat sebuah
persamaan, seorang lelaki membangun sebuah pagar 12 yojana yang
melingkar membentuk bundaran, dan tingginya tiga yojana, dan sama
sekali tidak mengisi sesuatu yang lain pada pagar tersebut tetapi hanya
benih wijen. Lalu, bilamana saja 1000 tahun telah berlalu, lelaki itu
melemparkan satu buah biji wijen keluar dari pagar itu yang sebelumnya
telah dipenuhi dengan isinya yang berupa biji wijen. Dalam hal yang
sedemikian rupa, bahkan ketika lelaki itu telah mencapai akhir dari
biji-biji wijen itu, dan bahkan bangunan pagar tersebut telah lama
hilang, waktu satu kalpa masih belum berlalu."
Selain itu, Sarva
shura, itu adalah demikian: "Untuk membuat sebuah persamaan, adalah
sebuah gunung dengan 50 yojana kedalamannya dan 12 yojana
ketinggiannya. Kemudian seorang lelaki membangun sebuah rumah di
sebelah gunung tersebut, dan selama waktu yang lama, ketika seratus
tahun telah berlalu, lelaki itu akan menggosoknya dengan kain kasa
tipis benares. Dengan perbuatannya, gunung itu akan berakhir. Tetapi
bahkan setelah gunung itu berakhir, waktu satu kalpa masih belum
berlalu. Sarva shura, itulah ukuran dari satu kalpa."
Lalu Sang
Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur bangun dan menyatakan
ungkapannya pada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, bahkan jika
pengabdian seseorang menghasilkan sejumlah besar jasa kebajikan seperti
panjangnya usia kebahagiaan hidup bisa menjadi 80 kalpa, apakah yang
dibutuhkan untuk dapat mengatakan seseorang yang telah menawarkan
persembahan terhormat yang luar biasa banyak untuk Ajaran Sang
Tathagata?"
Sang Buddha bersabda: "Dengarkanlah, wahai Putra
yang berasal dari garis keturunan, jika seseorang yang mendengar
Sanghata Dharmaparyaya dapat mempunyai usia kehidupan selama 84.000
kalpa, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan seseorang yang menyebabkan
Sanghata Sutra ditulis dan yang membaca-Nya? Sarva shura, orang itu
akan menghasilkan jasa kebajikan yang luar biasa besar banyaknya."
"Sarva
shura, setiap orang yang memiliki pikiran yang bersemangat dengan
keyakinan suci dan membuat sembah sujud yang sepenuh hati untuk
Sanghata Sutra akan mengingat kehidupan masa lalunya selama 95 kalpa.
Mereka akan menjadi Raja Pemutar Roda (Cakravartin) selama 60 kalpa.
Bahkan dalam seumur hidup itu, Setiap orang akan menyukai mereka. Sarva
shura, kematian mereka tidak akan terjadi karena senjata. Kematian
mereka tidak akan terjadi karena racun. Mereka tidak akan celaka oleh
ilmu hitam. Bahkan disaat kematian mereka, mereka akan melihat 99 juta
Buddha secara langsung, dan, Sarva shura, Para Buddha tersebut, Yang
dimuliakan dunia, akan berkata kepada orang tersebut: 'Mahluk Suci,
karena kamu telah mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya dijelaskan
dengan baik, oleh karena itu jasa kebajikan besar ini tercipta.' Dan 99
Juta Buddha itu, Yang dimuliakan dunia, dalam sistem dunia Mereka
masing-masing akan membuat sebuah penetapan. "
"Jika ini adalah
demikian, Sarva shura, apakah yang dibutuhkan untuk mengatakan setiap
orang yang mendengar semua dari Sanghata Sutra Dharmaparyaya Yang Agung
ini secara lengkap dan luas? Tidak hanya itu, Mereka (Para Tathagata)
akan menentramkan orang itu dengan berkata: 'Janganlah takut.'"
Pada
saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata kepada
Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, ketika saya juga mendengarkan
Sanghata Sutra Dharmaparyaya Yang Agung, jasa kebajikan besar apakah
yang akan saya hasilkan, Yang dimuliakan dunia?"
Sang Buddha
bersabda: "Sarva shura, mahluk hidup itu juga akan menghasilkan jasa
kebajikan besar sebanyak jumlah dari Para Buddha Tathagata yang
jumlahnya sebanding dengan jumlah butiran pasir di dalam sungai gangga."
Dia
berkata: "Yang dimuliakan dunia, ketika saya mendengarkan Sanghata
Sutra Dharmaparyaya Yang Agung, saya tidak dapat mendapat cukup
dari-Nya."
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, itu adalah baik,
sangat baik, bahwa kamu tidak mampu mendapatkan kecukupan dari
Ajaran-Ajaran Dharma. Sarva shura, sejak Saya juga tidak mampu
mendapatkan kecukupan dari Ajaran-Ajaran Dharma, Sarva shura, apakah
perlu untuk mengatakan bahwa para mahluk hidup yang luar biasa itu
tidak mendapat kecukupan?"
"Sarva shura, setiap Putra yang
berasal dari garis keturunan, atau Para Putri yang berasal dari garis
keturunan yang membangkitkan keyakinan dalam Mahayana tidak akan pergi
ke perpindahan yang salah selama 1.000 kalpa. Selama 5.000 kalpa,
mereka tidak akan terlahir menjadi seekor binatang. Selama 12.000
kalpa, mereka tidak akan mempunyai pikiran jahat. Selama 18.000 kalpa,
mereka tidak akan terlahir diantara para mahluk hidup dalam daerah
terpencil. Selama 20.000 kalpa, mereka akan menjadi berani dalam
memberi. Selama 25.000 kalpa, mereka akan terlahir di dalam dunia Para
Dewa. Selama 35.000 kalpa, mereka akan melaksanakan hidup tidak berumah
tangga, Selama 40.000 kalpa, mereka akan meninggalkan kehidupan rumah
tangga. Selama 50.000 kalpa, mereka akan menjunjung tinggi Dharma, dan
selama 65.000 kalpa, mereka akan memasuki samadhi dengan penuh
kesadaran saat kematian."
"Sarva shura, bahkan tidak sedikitpun
karma buruk akan terjadi pada Putra yang berasal dari garis keturunan
itu, atau Para Putri yang berasal dari garis keturunan. Si jahat mara
tidak akan menemukan kesempatan dengan mereka. Mereka tidak akan pernah
terlahir dari rahim seorang ibu. Sarva shura, mereka yang mendengar
Dharmaparyaya ini, tidak masalah mereka terlahir dimanapun, selama 95
kalpa yang tak terhitung, tidak akan jatuh kedalam alam yang salah.
Selama 8.000 kalpa, mereka akan memelihara apa yang telah mereka
dengar. Selama 1.000 kalpa, mereka akan meninggalkan pembunuhan. Selama
99.000 kalpa, mereka akan meninggalkan perbuatan bohong, Selama 13.000
kalpa, mereka akan meninggalkan perkataan yang bersifat memecah belah."
"Sarva shura, para mahluk hidup yang telah mendengar Dharmaparyaya ini adalah jarang."
Kemudian
Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur bangkit dari tempat
duduknya, meletakkan jubah bagian atasnya diatas bahu, meletakkan lutut
kanannya menyentuh tanah, merangkapkan kedua tangannya dan menunduk
kepada Sang Buddha. Dia berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan
dunia, berapa besar karma buruk bagi mereka yang menolak Dharmaparyaya
ini?"
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, itu adalah banyak."
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, seberapa banyak karma buruk yang akan dihasilkan oleh mahluk hidup tersebut?"
Sang
Buddha berkata: "Tenanglah Sarva shura, Tenanglah. Jangan bertanya
kepada Saya tentang jumlah besar dari karma buruk. Sarva shura
bandingkan dengan membangkitkan keinginan jahat terhadap banyaknya Para
Tathagata Arahat SamyakSamBuddha yang seperti butiran pasir di sungai
gangga, mereka yang menghina Sanghata Sutra akan menghasilkan jauh
lebih banyak kejahatan. Sarva shura, mereka yang membangkitkan
keinginan jahat terhadap Mahayana akan menghasilkan jauh lebih besar
kejahatan dibandingkan dengan itu. Sarva shura, para mahluk hidup itu
terbakar. Mereka hanya terbakar."
Sarva shura bertanya: "Apakah tidak mungkin untuk membebaskan Para mahluk hidup ini?"
Sang Buddha berkata: "Demikianlah, Sarva shura, adalah tidak mungkin untuk membebaskan mereka"
"Sarva
shura, adalah seperti demikian: untuk membuat persamaan, jika seseorang
memutuskan kepala seorang lelaki, jika orang itu memakaikan tapal ke
kepalanya baik dengan madu atau gula atau tetesan sirup gula, atau
mentega, atau minyak sayur, atau apapun yang berkenaan dengan obat
tapal, Apa yang kamu pikirkan tentang ini, Sarva shura? Akankah orang
ini mampu untuk bangkit lagi?"
Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, Ini tidak mungkin."
Sang
Buddha berkata: "Selain itu, Sarva shura, akan ada juga lelaki yang
lain. Ketika dia menyerang mahluk hidup lain dengan senjata tajam,
walaupun dia tidak mampu untuk membunuhnya dengan satu pukulan, Sarva
shura, sebuah luka akan terjadi. Jika obat telah digunakan, lukanya
akan sembuh. Pada saat itu, ketika dia telah segar, mengingat kembali
kesakitannya, lelaki itu akan berpikir, 'Sekarang saya mengerti, oleh
karena itu tidak akan sekalipun akan saya berbuat jahat, karma yang
tidak baik.' Seperti layaknya orang yang memantulkan dalam hal ini,
Sarva shura, ketika lelaki itu mengingat kembali kesakitan, dia
sepenuhnya meninggalkan kejahatan. Pada saat itu, semua Dharma menjadi
nyata. Ketika semua Dharma itu telah menjadi nyata, pada saat itu dia
akan membawa kearah penyelesaian semua Ajaran Dharma Yang Luhur."
"Sarva
shura, itu adalah sebagai berikut: untuk membuat sebuah persamaan,
seperti layaknya orang tua dari seorang lelaki yang meninggal dunia
bersedih hati dan meratapi, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk
melindunginya, dalam hal yang sama, Sarva shura, sifat luar biasa
kekanak-kanakan dalam diri pribadi tidak akan mampu menolong dirinya
sendiri atau orang lain. Seperti orang tua tersebut yang harapannya
sedikit, mahluk hidup ini juga akan membuat harapannya sedikit pada
saat kematiannya."
"Sarva shura, ada dua jenis mahluk hidup yang
mempunyai harapan tinggal sedikit, siapakah kedua mahluk itu? Mereka
adalah demikian: Satu adalah mahluk hidup yang melakukan perbuatan
jahat atau yang menyebabkan perbuatan jahat terjadi. Yang lainnya
adalah seseorang yang meninggalkan kesucian Dharma. Kedua jenis mahluk
hidup ini menyebabkan harapan mereka menjadi sedikit disaat kematian
mereka."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan
dunia, apa perpindahan jalan kecil dari mahluk hidup itu? Apa kehidupan
mereka sesudah itu?"
Sang Buddha bersabda: "Tak terbatas
perpindahan tempat dari mahluk hidup yang menghina Dharma Yang Suci.
Tak terbatas juga masa depan kehidupan mereka. Sarva shura, mahluk
hidup yang meninggalkan Dharma yang suci akan mengalami perasaan selama
satu kalpa didalam maha niraya (neraka besar) ratapan para mahluk
hidup. Selama satu kalpa didalam neraka penghancur, satu kalpa didalam
neraka panas, satu kalpa didalam neraka yang maha panas membara, satu
kalpa didalam neraka besar tali hitam, satu kalpa didalam neraka avici,
satu kalpa didalam maha niraya yang dinamakan menakutkan, satu kalpa
didalam maha niraya panggilan keluar penyesalan! dan Sarva shura,
mereka harus mengalami dan merasakan penderitaan di delapan maha niraya
ini selama delapan kalpa."
Lalu, Sang Bodhisattva, Sang
Sarvashura yang luhur, berkata demikian kepada Sang Buddha: "Yang
dimuliakan dunia, itu sangat menderita. Yang Terbahagiah, itu sangat
menderita, mendengarnya tidak membuat gembira."
Kemudian, Sang Buddha, pada saat itu mengucapkan Syair-Syair ini:
Bagaimana para mahluk hidup didalam neraka mahluk hidup
mengalami dan merasakan penderitaan semacam ini
perkataan yang sangat menakutkan ini
kamu tidak menemukan kegembiraan dalam mendengar.
Bagi mereka yang melakukan perbuatan baik,
kebajikan adalah yang hadir untuk melewatinya.
Bagi mereka yang melakukan perbuatan jahat,
tentu saja itu menjadi penderitaan.
Mereka yang tidak mengenal kebahagiaan, karena,
sekali mereka terlahir akan disiksa dengan kematian,
dan dengan kesakitan dari perbudakan mereka ke dukacita.
Dia yang bersifat kekanak-kanakan ini akan selalu menderita.
Mereka yang mengingat Buddha sebagai Yang Tertinggi,
orang yang cekatan ini tentu bahagiah.
Mereka yang memiliki keyakinan dalam Mahayana juga,
tidak akan menuju ke perpindahan tempat yang buruk.
Sarva shura, hanya dalam hal ini,
didorong oleh karma masa lalunya,
mereka yang telah melakukan perbuatan kecil belaka
akan mengalami hasil yang tidak ada akhirnya.
Didalam Tanah Buddha, Tanah Tertinggi,
Jika seseorang menanam benih, akan besar buah hasilnya
Seperti banyaknya buah yang dinikmati
dari menanam tetapi sedikit benih,
jadi mereka yang senang didalam Ajaran-Ajaran Sang Penakluk,
dia yang cekatan ini tentu bahagiah.
Mereka meninggalkan perbuatan jahat
dan menciptakan banyak kebajikan, juga.
Setiap orang yang memberikan Ajaran-Ku
sebuah persembahan bahkan hanya rambut belaka
akan selama 80 ribu kalpa mempunyai
barang milik yang besar dan banyak kekayaan, juga.
Kapanpun mereka terlahir
mereka akan selalu murah hati.
Demikianlah sangat bermanfaat Sang Buddha,
tempat yang sangat besar untuk persembahan.
Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, bagaimana seharusnya seseorang mencari Dharma yang diajarkan oleh Sang Buddha? Yang dimuliakan dunia, bagaimana seseorang memperoleh pendirian teguh pada akar-akar kebajikan setelah mendengarkan Sanghata Sutra Dharmaparyaya?"
Lalu Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, seseorang seharusnya mengetahui bahwa jumlah besar jasa kebajikan dari seseorang yang mendengarkan Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini adalah seperti mempersembahan persembahan terhormat, kepada banyaknya Tathagata Arahat SamyakSamBuddha seperti butiran pasir di 12 sungai gangga, menyediakan kepada Mereka apapun yang dibutuhkan untuk kebahagiaan Mereka."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, bagaimana akar-akar kebajikan dibawa menuju penyelesaian tuntas?"
Dia bertanya hal ini, dan Sang Buddha bersabda kepada Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur, "Akar-akar kebajikan ini dikenal sebanding dengan Seorang Tathagata."
"Akar-akar kebajikan apakah ini yang dikenal sebanding dengan Seorang Tathagata?"
Sang Buddha berkata: "Seseorang yang melakukan pidato Dharma itu dikenal sebanding dengan Seorang Tathagata?"
Sarva shura berkata, "Yang dimuliakan dunia, siapakah yang melakukan pidato Dharma itu?"
"Setiap orang yang membaca dengan suara keras Sanghata Sutra adalah seorang yang melakukan pidato Dharma itu."
Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, karena bahkan mereka yang mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya akan menghasilkan jumlah besar jasa kebajikan itu, apakah yang dibutuhkan untuk mengatakan mereka yang menulis-Nya dan membaca-Nya? Berapa banyak jasa kebajikan yang akan mereka hasilkan?"
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, dengarkanlah, itu adalah seperti demikian: untuk membuat sebuah persamaan, disetiap keempat arah, seperti banyaknya Para Tathagata Arahat SamyakSamBuddha seperti butiran pasir di dalam 12 sungai gangga dapat duduk dan mengajarkan Dharma selama 12 kalpa, namun sekalipun Mereka menggambarkan jumlah besar kebajikan seseorang yang menulis Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini, Mereka tidak akan mampu untuk memahami akhirnya atau mengutarakannya dalam kata-kata. Bahkan banyaknya Para Buddha Tathagata yang jumlahnya seperti butiran pasir di dalam 48 sungai gangga tidak dapat menyatakan jumlah besar kebajikan seseorang yang menulis-Nya, apakah perlu untuk mengatakan siapapun yang menulis-Nya, atau memikirkan-Nya, atau membaca-Nya akan menjadi sebuah perbendaharaan Dharma?"
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata, "Yang dimuliakan dunia, berapa banyak kumpulan besar jasa kebajikan yang akan ada dari seseorang yang membaca-Nya?"
Lalu pada saat itu, Sang Buddha mengucapkan Syair-Syair ini:
Perihal Kebajikan dari mereka yang telah membaca
satu bait yang terdiri dari empat baris,
Walaupun Para Penakluk yang jumlahnya seperti butiran pasir
didalam delapan puluh empat sungai gangga
harus menyatakan dengan tidak pernah berhenti
Seluruh jasa kebajikan dari mereka yang telah membaca
Sutra ini, Sang Sanghata,
masih saja jasa kebajikannya tidak habis.
Dharma yang diajarkan oleh Dia yang telah mencapai Penerangan Sempurna
adalah sulit untuk ditemukan, dan tidak terbatas.
Ketika itu, pada saat itu juga, delapan puluh empat ratus ribu jutaan banyak sekali para dewa merangkapkan kedua telapak tangan mereka bersama-sama dan membungkukkan badan menunduk kearah pengajaran Sanghata Sutra Dharmaparyaya berada. Mereka berkata kepada Sang Buddha, "Yang dimuliakan dunia, untuk tujuan apapun Yang dimuliakan dunia memberikan perbendaharaan Dharma dalam Bumi ini, itu adalah baik, sungguh sangat baik."
Delapan belas ratus ribu jutaan banyak sekali pertapa telanjang dari tradisi-tradisi lain tiba ditempat Sang Buddha berada dan berkata kepada Sang Buddha: "Pertapa Gautama, Tuan, jadilah Pemenang!"
Sang Buddha berkata: "Sang Tathagata selalu menang. Tuan-Tuan, Bidah-Bidah yang hidup telanjang, bagaimana mungkin kamu para bidah menjadi pemenang?"
Mereka berkata: "Semoga jadilah Pemenang, Pertapa Gautama, semoga jadilah pemenang."
Sang Buddha berkata:
Saya tidak melihat seorang pun pemenang diantara kalian
Jika kamu tinggal didalam jalan yang salah,
bagaimana kamu menjadi para pemenang?
Kamu orang-orang telanjang, dengarkanlah
Saya menyatakan sesuatu untuk kebaikan kamu.
Untuk sebuah pemikiran yang kekanak-kanakan, tidak ada yang menyenangkan.
Bagaimana kamu menjadi para pemenang?
Oleh karena itu, dengan Mata Buddha,
Saya akan mengajarkan juga alur dalam.
Kemudian para pertapa telanjang menjadi marah pada Sang Buddha dan membangkitkan pikiran tidak percaya. Ketika itu, pada saat itu juga, Indra, Sang Raja Para Dewa menggunakan halilintarnya. Pada saat itu, delapan belas juta para pertapa telanjang itu dikuasai oleh ketakutan dan diserang dengan penderitaan hebat. Tangisan dan air mata mereka mulai mengalir. Sang Buddha juga membuat Diri-Nya sendiri menghilang, dan pada saat itu, para pertapa telanjang itu tersedu-sedu dan wajah mereka terisi dengan air mata. Tidak dapat melihat Sang Buddha, mereka mengucapkan syair-syair ini:
Tidak ada teman untuk membela kita disini
Demikian juga tidak ada ayah dan tidak ada ibu.
Apa yang kami lihat adalah seperti hutan belantara
Tidak ada rumah kosong atau tempat untuk tinggal.
Tidak ada juga Bahkan hanya untuk air ditempat ini.
Tidak ada pohon-pohon maupun para burung.
Disini tidak ada mahluk hidup yang terlihat.
Tanpa pelindung kita merasakan penderitaan.
Sejak kita tidak melihat Sang Tathagata,
Apa yang telah kita alami sungguh tak tertahankan.
Lalu, pada saat itu juga, kedelapan belas juta para pertapa telanjang bangun dan berlutut dengan kedua kakinya ditanah. Mereka menguatkan suara mereka dan menyanyikan:
Tathagata, memberkati dengan belas kasihan,
Buddha sempurna, Yang Tertinggi diantara manusia.
Tolong lakukanlah apa yang akan memberikan manfaat kepada kita.
Jadilah Tempat Berlindung untuk mahluk hidup yang putus asa.
Lalu Sang Buddha menunjukkan senyuman-Nya dan berkata kepada Sang Bodhisattva Sarva shura, "Sarva shura, pergilah dan terangkanlah Dharma itu kepada para pertapa bidah telanjang dari tradisi-tradisi lain itu."
Dia berkata demikian, dan Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, jika gunung hitam itu menghancurkan batu besarnya yang dimakan oleh air tidak berdaya dengan puncaknya ke gunung Sumeru, Raja Para Gunung, bagaimana saya mengajarkan Dharma sementara Tathagata ada sekarang."
Sang Buddha bersabda: "Tenanglah, Putra yang berasal dari garis keturunan, arti-arti yang cekatan dari Para Buddha adalah banyak, jadi pergilah, Sarva shura. Lihatlah diantara sistem-sistem dunia didalam sepuluh arah, dan lihatlah dimana Para Tathagata muncul dan dimana tempat duduk yang tersedia. Sarva shura, Saya Sendiri yang akan mengajar Dharma kepada para pertapa bidah telanjang dari tradisi-tradisi yang berbeda itu."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata, "Yang dimuliakan dunia, dengan kekuatan ghaib yang bagaimana seharusnya saya pergi? Artinya, dengan kekuatan ghaib saya sendiri atau dengan kekuatan ghaib Sang Tathagata?"
Sang Buddha berkata: "Sarva shura, Pergilah dengan berkah kekuatan ghaib dari dirimu. Sarva shura kembalilah dengan kekuatan ghaib Sang Tathagata."
Kemudian Sang Bodhisattva Sarva shura bangkit dari tempat duduknya, lalu berputar mengelilingi Sang Buddha, lalu menghilang seketika.
Lalu Sang Buddha mengajarkan Dharma kepada para pertapa telanjang tradisi-tradisi berbeda itu: "Teman-teman, kelahiran adalah penderitaan, kelahiran bagi dirinya sendiri juga adalah penderitaan.Saat seseorang terlahir, ada muncul banyak kekhawatiran pada penderitaan. Dari kelahiran, rasa takut pada sakit muncul. Dari sakit, rasa takut pada usia muncul. Dari usia, rasa takut pada kematian muncul."
"Yang dimuliakan dunia, apa yang dikatakan bahwa 'dari kelahiran, rasa takut pada dilahirkan akan terlahir'?"
"Dari keliharan sebagai manusia, banyak ketakutan muncul. Takut pada raja, muncul. Takut pada para pencuri, muncul. Takut pada api, muncul. Takut pada racun, muncul. Takut pada air, muncul. Takut pada angin, muncul. Takut pada pusaran air, muncul. Takut pada perbuatan-perbuatan orang yang telah dikerjakan, muncul. Sang Buddha mengajarkan Dharma dalam banyak bentuk, seperti topik kelahiran ini, dan ketika itu, pada saat itu, para pertapa bidah telanjang dari tradisi-tradisi berlainan itu sepenuhnya ketakutan dan berkata: 'Mulai sekarang, kami tidak akan pernah lagi menginginkan untuk dilahirkan kembali'."
Lalu Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, seseorang seharusnya mengetahui bahwa jumlah besar jasa kebajikan dari seseorang yang mendengarkan Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini adalah seperti mempersembahan persembahan terhormat, kepada banyaknya Tathagata Arahat SamyakSamBuddha seperti butiran pasir di 12 sungai gangga, menyediakan kepada Mereka apapun yang dibutuhkan untuk kebahagiaan Mereka."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, bagaimana akar-akar kebajikan dibawa menuju penyelesaian tuntas?"
Dia bertanya hal ini, dan Sang Buddha bersabda kepada Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur, "Akar-akar kebajikan ini dikenal sebanding dengan Seorang Tathagata."
"Akar-akar kebajikan apakah ini yang dikenal sebanding dengan Seorang Tathagata?"
Sang Buddha berkata: "Seseorang yang melakukan pidato Dharma itu dikenal sebanding dengan Seorang Tathagata?"
Sarva shura berkata, "Yang dimuliakan dunia, siapakah yang melakukan pidato Dharma itu?"
"Setiap orang yang membaca dengan suara keras Sanghata Sutra adalah seorang yang melakukan pidato Dharma itu."
Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, karena bahkan mereka yang mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya akan menghasilkan jumlah besar jasa kebajikan itu, apakah yang dibutuhkan untuk mengatakan mereka yang menulis-Nya dan membaca-Nya? Berapa banyak jasa kebajikan yang akan mereka hasilkan?"
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, dengarkanlah, itu adalah seperti demikian: untuk membuat sebuah persamaan, disetiap keempat arah, seperti banyaknya Para Tathagata Arahat SamyakSamBuddha seperti butiran pasir di dalam 12 sungai gangga dapat duduk dan mengajarkan Dharma selama 12 kalpa, namun sekalipun Mereka menggambarkan jumlah besar kebajikan seseorang yang menulis Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini, Mereka tidak akan mampu untuk memahami akhirnya atau mengutarakannya dalam kata-kata. Bahkan banyaknya Para Buddha Tathagata yang jumlahnya seperti butiran pasir di dalam 48 sungai gangga tidak dapat menyatakan jumlah besar kebajikan seseorang yang menulis-Nya, apakah perlu untuk mengatakan siapapun yang menulis-Nya, atau memikirkan-Nya, atau membaca-Nya akan menjadi sebuah perbendaharaan Dharma?"
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata, "Yang dimuliakan dunia, berapa banyak kumpulan besar jasa kebajikan yang akan ada dari seseorang yang membaca-Nya?"
Lalu pada saat itu, Sang Buddha mengucapkan Syair-Syair ini:
Perihal Kebajikan dari mereka yang telah membaca
satu bait yang terdiri dari empat baris,
Walaupun Para Penakluk yang jumlahnya seperti butiran pasir
didalam delapan puluh empat sungai gangga
harus menyatakan dengan tidak pernah berhenti
Seluruh jasa kebajikan dari mereka yang telah membaca
Sutra ini, Sang Sanghata,
masih saja jasa kebajikannya tidak habis.
Dharma yang diajarkan oleh Dia yang telah mencapai Penerangan Sempurna
adalah sulit untuk ditemukan, dan tidak terbatas.
Ketika itu, pada saat itu juga, delapan puluh empat ratus ribu jutaan banyak sekali para dewa merangkapkan kedua telapak tangan mereka bersama-sama dan membungkukkan badan menunduk kearah pengajaran Sanghata Sutra Dharmaparyaya berada. Mereka berkata kepada Sang Buddha, "Yang dimuliakan dunia, untuk tujuan apapun Yang dimuliakan dunia memberikan perbendaharaan Dharma dalam Bumi ini, itu adalah baik, sungguh sangat baik."
Delapan belas ratus ribu jutaan banyak sekali pertapa telanjang dari tradisi-tradisi lain tiba ditempat Sang Buddha berada dan berkata kepada Sang Buddha: "Pertapa Gautama, Tuan, jadilah Pemenang!"
Sang Buddha berkata: "Sang Tathagata selalu menang. Tuan-Tuan, Bidah-Bidah yang hidup telanjang, bagaimana mungkin kamu para bidah menjadi pemenang?"
Mereka berkata: "Semoga jadilah Pemenang, Pertapa Gautama, semoga jadilah pemenang."
Sang Buddha berkata:
Saya tidak melihat seorang pun pemenang diantara kalian
Jika kamu tinggal didalam jalan yang salah,
bagaimana kamu menjadi para pemenang?
Kamu orang-orang telanjang, dengarkanlah
Saya menyatakan sesuatu untuk kebaikan kamu.
Untuk sebuah pemikiran yang kekanak-kanakan, tidak ada yang menyenangkan.
Bagaimana kamu menjadi para pemenang?
Oleh karena itu, dengan Mata Buddha,
Saya akan mengajarkan juga alur dalam.
Kemudian para pertapa telanjang menjadi marah pada Sang Buddha dan membangkitkan pikiran tidak percaya. Ketika itu, pada saat itu juga, Indra, Sang Raja Para Dewa menggunakan halilintarnya. Pada saat itu, delapan belas juta para pertapa telanjang itu dikuasai oleh ketakutan dan diserang dengan penderitaan hebat. Tangisan dan air mata mereka mulai mengalir. Sang Buddha juga membuat Diri-Nya sendiri menghilang, dan pada saat itu, para pertapa telanjang itu tersedu-sedu dan wajah mereka terisi dengan air mata. Tidak dapat melihat Sang Buddha, mereka mengucapkan syair-syair ini:
Tidak ada teman untuk membela kita disini
Demikian juga tidak ada ayah dan tidak ada ibu.
Apa yang kami lihat adalah seperti hutan belantara
Tidak ada rumah kosong atau tempat untuk tinggal.
Tidak ada juga Bahkan hanya untuk air ditempat ini.
Tidak ada pohon-pohon maupun para burung.
Disini tidak ada mahluk hidup yang terlihat.
Tanpa pelindung kita merasakan penderitaan.
Sejak kita tidak melihat Sang Tathagata,
Apa yang telah kita alami sungguh tak tertahankan.
Lalu, pada saat itu juga, kedelapan belas juta para pertapa telanjang bangun dan berlutut dengan kedua kakinya ditanah. Mereka menguatkan suara mereka dan menyanyikan:
Tathagata, memberkati dengan belas kasihan,
Buddha sempurna, Yang Tertinggi diantara manusia.
Tolong lakukanlah apa yang akan memberikan manfaat kepada kita.
Jadilah Tempat Berlindung untuk mahluk hidup yang putus asa.
Lalu Sang Buddha menunjukkan senyuman-Nya dan berkata kepada Sang Bodhisattva Sarva shura, "Sarva shura, pergilah dan terangkanlah Dharma itu kepada para pertapa bidah telanjang dari tradisi-tradisi lain itu."
Dia berkata demikian, dan Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, jika gunung hitam itu menghancurkan batu besarnya yang dimakan oleh air tidak berdaya dengan puncaknya ke gunung Sumeru, Raja Para Gunung, bagaimana saya mengajarkan Dharma sementara Tathagata ada sekarang."
Sang Buddha bersabda: "Tenanglah, Putra yang berasal dari garis keturunan, arti-arti yang cekatan dari Para Buddha adalah banyak, jadi pergilah, Sarva shura. Lihatlah diantara sistem-sistem dunia didalam sepuluh arah, dan lihatlah dimana Para Tathagata muncul dan dimana tempat duduk yang tersedia. Sarva shura, Saya Sendiri yang akan mengajar Dharma kepada para pertapa bidah telanjang dari tradisi-tradisi yang berbeda itu."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata, "Yang dimuliakan dunia, dengan kekuatan ghaib yang bagaimana seharusnya saya pergi? Artinya, dengan kekuatan ghaib saya sendiri atau dengan kekuatan ghaib Sang Tathagata?"
Sang Buddha berkata: "Sarva shura, Pergilah dengan berkah kekuatan ghaib dari dirimu. Sarva shura kembalilah dengan kekuatan ghaib Sang Tathagata."
Kemudian Sang Bodhisattva Sarva shura bangkit dari tempat duduknya, lalu berputar mengelilingi Sang Buddha, lalu menghilang seketika.
Lalu Sang Buddha mengajarkan Dharma kepada para pertapa telanjang tradisi-tradisi berbeda itu: "Teman-teman, kelahiran adalah penderitaan, kelahiran bagi dirinya sendiri juga adalah penderitaan.Saat seseorang terlahir, ada muncul banyak kekhawatiran pada penderitaan. Dari kelahiran, rasa takut pada sakit muncul. Dari sakit, rasa takut pada usia muncul. Dari usia, rasa takut pada kematian muncul."
"Yang dimuliakan dunia, apa yang dikatakan bahwa 'dari kelahiran, rasa takut pada dilahirkan akan terlahir'?"
"Dari keliharan sebagai manusia, banyak ketakutan muncul. Takut pada raja, muncul. Takut pada para pencuri, muncul. Takut pada api, muncul. Takut pada racun, muncul. Takut pada air, muncul. Takut pada angin, muncul. Takut pada pusaran air, muncul. Takut pada perbuatan-perbuatan orang yang telah dikerjakan, muncul. Sang Buddha mengajarkan Dharma dalam banyak bentuk, seperti topik kelahiran ini, dan ketika itu, pada saat itu, para pertapa bidah telanjang dari tradisi-tradisi berlainan itu sepenuhnya ketakutan dan berkata: 'Mulai sekarang, kami tidak akan pernah lagi menginginkan untuk dilahirkan kembali'."
Re: Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya (Bab 1)
Ketika Sang Buddha menjelaskan Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini,
kedelapan belas juta para pertapa bidah telanjang dari tradisi-tradisi
yang berlainan itu sepenuhnya menjadi tidak terkalahkan, sempurna, dan
mencapai penerangan sempurna. Dari rombongan pribadinya, 18.000 Para
Bodhisattva mencapai tingkat sepuluh dan mereka semua memunculkan
pemandangan kekuatan ghaib juga, seperti bentuk dari seekor kuda,
bentuk dari seekor gajah, bentuk dari seekor harimau, bentuk dari
seekor garuda, bentuk dari gunung sumeru, dan bentuk-bentuk seperti
susunan gambar swastika dan beberapa mempertunjukkan bentuk dari sebuah
pohon.Mereka semua duduk bersilang kaki diatas tahta bunga teratai juga.
Sembilan ribu juta Para Bodhisattva duduk disebelah kanan Sang Buddha.
Sembilan ribu juta Para Bodhisattva duduk disebelah kiri Sang Buddha.
Dan Sang Buddha tinggal didalam samadhi melengkapi seluruh waktu dan
muncul untuk mengajarkan Dharma melalui arti-arti yang mahir. Pada hari
ketujuh, Sang Buddha merentangkan Tangan-Nya keluar dan mengetahui
bahwa Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur sedang menuju
kesana dari sistem dunia Padmottara. Ketika Sang Bodhisattva, Sang
Sarva shura yang luhur sedang menuju ke sistem dunia Padmottara, dengan
berkah kekuatan ghaib dari dirinya sendiri, dia tiba disana dalam tujuh
hari. Ketika Sang Buddha merentangkan Tangan-Nya, pada saat itu Sang
Bodhisattva Sarva shura hadir pada Sang Buddha. Setelah berjalan
memutari Sang Buddha tiga kali, pikirannya menjadi bersemangat dengan
keyakinan murninya kepada Sang Buddha.
Dia merangkapkan kedua telapak tangannya, menundukkan diri kepada Sang
Buddha dan mengucapkan perkataan ini kepada Sang Buddha: "Yang
dimuliakan dunia, ketika saya pergi ke seluruh sistem dunia di sepuluh
penjuru, Yang dimuliakan dunia, dengan satu kekuatan ghaib saya, saya
melihat 99.000 juta Tanah-Tanah Buddha dan dengan dua kekuatan ghaib
saya, saya melihat ribuan juta Tathagata. Pada hari ke tujuh, saya tiba
di sistem dunia Padmottara dan dalam perjalanan itu, saya juga melihat
ratusan dari ribuan dari jutaan Tanah-Tanah Buddha yang tak
tergoncangkan."
"Kemudian, Yang dimuliakan dunia, pertama saya melihat pertunjukkan
kekuatan ghaib dari Para Buddha, Yang dimuliakan dunia, dan saya
melihat Para Tathagata sedang mengajarkan Dharma didalam 92.000 juta
Tanah-Tanah Buddha, dan pada seluruh hari itu, didalam 80.000 juta
Tanah-Tanah Buddha, saya melihat 80.000 juta Tathagata, Arahat
SamyakSamBuddha muncul didalam dunia. Setelah bersujud kepada Semua
Tathagata itu, Yang dimuliakan dunia, saya pergi lebih jauh lagi."
"Yang dimuliakan dunia, pada seluruh hari itu, saya melewati 39.000
juta Tanah-Tanah Buddha, dan didalam 39.000 juta Tanah-Tanah Buddha
itu, ada juga muncul 39.000 juta Para Bodhisattva. Dan pada seluruh
hari itu, Mereka telah sempurna dalam Penerangan Agung Anuttara
SamyakSamBuddha. Saya berjalan memutari Para Tathagata Arahat
SamyakSamBuddha itu tiga kali dan menghilang dengan arti melalui
kekuatan ghaib."
"Yang dimuliakan dunia, didalam 60 juta Tanah-Tanah Buddha juga, saya
melihat Buddha, Tathagata, Yang dimuliakan dunia, saya bersembah sujud
kepada Tanah-Tanah Buddha dan kepada Para Buddha dan melanjutkan
perjalanan menuju arah lurus."
"Yang dimuliakan dunia, didalam 8 juta Tanah-Tanah Buddha lainnya, saya
melihat Para Tathagata melakukan perbuatan berlalu menuju ke dalam
Nirvana. Setelah bersembah sujud kepada Para Tathagata itu juga, saya
melanjutkan perjalanan arah lurus."
"Selain itu, Yang dimuliakan dunia, didalam 95 juta Tanah-Tanah Buddha,
saya melihat hilangnya Dharma suci, dan, Yang dimuliakan dunia, saya
menjadi menderita dan hanyut dalam air mata. Selain itu, saya melihat
dewa, naga, yaksha, rakshasa dan banyak wujud mahluk hidup dalam dunia
hawa nafsu menangis, ditembus dengan kesakitan yang sangat menderita.
Selain itu, hal yang serupa, Yang dimuliakan dunia, setelah melakukan
sembah sujud kepada Tanah-Tanah Buddha ini beserta
semudera-samuderanya, dengan gunung-gunung sumeru Mereka, dan beserta
Tanah Mereka, dan itu semua tanpa terkecuali dibakar, saya hanyut dalam
keputuasaan dan meninggalkannya."
"Yang dimuliakan dunia, keatas sampai saya hadir ke sistem dunia
Padmottara, Yang dimuliakan dunia, saya melihat 500.000 juta tahta
tersedia, juga. Seratus ribu juta tahta-tahta tersedia di bagian
penjuru selatan. Saya melihat seratus ribu juta tahta-tahta tersedia di
bagian penjuru utara, seratus ribu juta tahta-tahta tersedia di bagian
penjuru timur, seratus ribu juta tahta-tahta tersedia di bagian penjuru
barat, dan seratus ribu juta tahta-tahta tersedia di bagian penjuru
atas. Juga, Yang dimuliakan dunia, tahta-tahta itu yang telah tersedia
semata-mata terbuat dari tujuh permata mulia, dan diatas semua
tahta-tahta ini, Para Tathagata duduk dan mengajarkan Dharma."
"Saya mejadi takjub dengan Para Tathagata itu, dan jadi bertanya kepada
Para Tathagata itu, 'Apakah nama dari sistem dunia Buddha ini?' Dan
Para Tathagata itu bersabda: 'Putra yang berasal dari garis keturunan,
sistem dunia ini bernama Padmottara.'"
"Lalu, Yang dimuliakan dunia, setelah saya berjalan mengelilingi Para
Tathagata itu, saya bertanya nama dari Tathagata Tanah Buddha itu."
"Mereka berkata, Dia disebut Sang Tathagata Arhat SamyakSamBuddha
Padmagarbha melakukan perbuatan-perbuatan Buddha didalam Tanah Buddha
ini."
"Lalu saya menanyakan ini kepada mereka: 'Karena ada banyak ratusan
dari ribuan dari jutaan Para Buddha, dan karena saya tidak mengenal
Sang Tathagata Arhat SamyakSamBuddha Padmagarbha, yang manakah Dia
itu?' "
"Tathagata itu berkata: 'Putra yang berasal dari garis keturunan, Saya
akan tunjukkan kepada mu Dia yang dipanggil dengan Tathagata Arhat
SamyakSamBuddha Padmagarbha.' "
"Kemudian semua Tubuh dari semua Para Tathagata itu menghilang dan
Mereka muncul hanya dengan bentuk-bentuk Para Bodhisattva, Satu-satunya
Seorang Tathagata dengan jelas kelihatan, dan saya bersembah sujud
dengan kepala saya menyentuh Kaki dari Tathagata itu. Secepat saya
pergi kesana, sebuah tahta muncul dan saya pergi menuju ke tahta itu.
Dan, Yang dimuliakan dunia, pada saat itu, banyak tahta bermunculan,
tetapi tidak terlihat satu orang pun yang berada di atas tahta-tahta
itu. Saya berkata kepada Tathagata itu, 'Yang dimuliakan dunia, saya
tidak melihat satupun para mahluk hidup yang berada diatas tahta-tahta
itu.' Dan Sang Tathagata berkata: 'Para mahluk hidup yang tidak
menghasilkan akar-akar kebajikan tidak memiliki kekuatan untuk duduk
diatas tahta-tahta itu.' "
"Saya berkata: 'Setelah menaburkan jenis akar-akar kebajikan apakah seseorang dapat duduk diatas tahta-tahta itu?' "
"Sang Tathagata itu berkata: 'Dengarlah, Putra yang berasal dari garis
keturunan. Para mahluk hidup yang telah mendengar Sanghata Sutra
Dharmaparyaya dikarenakan akar kebajikan itu akan duduk diatas
tahta-tahta ini, dan tidaklah perlu untuk mengatakan mereka yang telah
menulis-Nya atau membaca-Nya. Sarva shura, kamu telah mendengar
Sanghata Sutra Dharmaparyaya dan oleh karena itu, kamu sedang duduk
diatas tempat duduk ini. Sebaliknya, bagaimana kamu telah memasuki
Tanah Buddha ini?' "
"Tathagata itu berkata demikian dan saya berkata demikian kepada Sang
Tathagata itu: 'Yang dimuliakan dunia, berapa besarkah kumpulan besar
jasa kebajikan yang akan dihasilkan dari mereka yang mendengar Sanghata
Sutra Dharmaparyaya?' "
"Lalu Sang Buddha, Sang Padmagarbha Tathagata menunjukkan senyuman-Nya.
Saya bertanya kepada Yang dimuliakan dunia, untuk tujuan apakah
Tathagata menunjukkan sebuah senyuman?"
"Sang Tathagata itu berkata: 'Putra yang berasal dari garis keturunan,
Sang Bodhisattva Sarva shura yang luhur, dia yang telah mencapai
kekuatan besar, dengarlah, itu adalah seperti demikian: untuk membuat
sebuah persamaan,seseorang adalah Sang Raja Cakravartin (Raja Pemutar
Roda) yang memerintah keempat benua. Jika dia menanam biji wijen di
tanah-tanah dari keempat benua itu, Sarva shura, apa yang kamu pikirkan
tentang hal ini? Akankah banyak benihnya yang tumbuh? ' "
Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, banyak, Yang terbahagiah, banyak."
Sang Tathagata berkata: "Sarva shura, dari benih-benih biji wijen itu,
seorang mahluk hidup akan membuat sebuah tumpukan tunggal, dan beberapa
orang lainnya akan mengambil setiap benih biji wijen dari tumpukan biji
wijen itu, satu demi satu, dan menempatkannya ke samping. Sarva shura,
apa yang kamu pikirkan tentang hal ini? Akankah para mahluk hidup itu
sanggup untuk menghitung kumpulan benih biji wijen itu atau membuat
sebuah persamaan dari itu semua? "
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, dia tidak
akan. Yang terbahagiah, dia tidak akan. Dia tidak akan sanggup untuk
menghitung benih-benih biji wijen itu atau membuat sebuah persamaan."
"Demikian juga, Sarva shura, kecuali Sang Tathagata, tidak seorang pun
yang dapat membuat persamaan untuk kumpulan besar jasa kebajikan dari
Sanghata Sutra Dharmaparyaya. Sarva shura, itu adalah seperti demikian:
Untuk membuat sebuah persamaan, bahkan seandainya seperti banyaknya
Para Tathagata yang jumlah-Nya sama dengan benih-benih biji wijen itu,
semua-Nya harus menyatakan manfaat dari akar-akar kebajikan dari
mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya, Mereka tidak akan mencapai
akhir dari manfaat itu, bahkan melalui sebuah persamaan sekalipun.
Untuk kasus itu, tidaklah perlu untuk mengatakan seseorang yang
menulis-Nya dan membaca-Nya dan menyebabkan Sanghata Sutra
Dharmaparyaya ditulis."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, macam
apakah kumpulan besar jasa kebajikan yang akan dihasilkan seseorang
yang menulis-Nya?"
Sang Buddha berkata: "Putra yang berasal dari garis keturunan,
dengarlah, seseorang memotong semua rumput atau kayu dari bimasakti di
miliaran sistem-sistem dunia kedalam ukuran lebar jari dan, Sarva
shura, dengarlah persamaan kedua juga. Jika sebanyak bebatuan, atau
jurang-jurang, atau tanah, atau butiran-butiran debu, sebagai mana
mereka berada didalam bimasakti dari miliaran sistem-sistem dunia,
menjadi Para Raja Cakravartin penguasa empat benua, akankah mungkin
bagi seseorang untuk membuat persamaan terhadap jasa kebajikan Mereka?"
Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, Itu tidak akan, kecuali Sang Tathagata."
"Hal yang serupa, Sarva shura, salah satunya adalah tidak mungkin untuk
membuat persamaan untuk kumpulan besar jasa kebajikan seseorang yang
menulis Sanghata Sutra Dharmaparyaya. Bandingkan dengan kumpulan besar
jasa kebajikan Para Raja-Raja Pemutar Roda, seseorang yang menulis
bahkan hanya sebait dari Dharmaparyaya ini dan memunculkan-Nya akan
menghasilkan jauh lebih besar kumpulan besar jasa kebajikan. Para Raja
Pemutar Roda itu tidaklah seperti itu, walaupun kebajikan Mereka sangat
besar. Sarva shura, demikian juga, kebajikan dari Seorang Bodhisattva,
Sang Mahluk Agung, yang tinggal dengan menjunjung tinggi dan
melaksanakan Dharma Yang Suci dari Mahayana tidak dapat dibelakangi
oleh Raja Cakravartin. Demikian juga, persamaan tidak dapat dibuat
untuk kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang menulis
Sanghata Sutra Dharmaparyaya."
kedelapan belas juta para pertapa bidah telanjang dari tradisi-tradisi
yang berlainan itu sepenuhnya menjadi tidak terkalahkan, sempurna, dan
mencapai penerangan sempurna. Dari rombongan pribadinya, 18.000 Para
Bodhisattva mencapai tingkat sepuluh dan mereka semua memunculkan
pemandangan kekuatan ghaib juga, seperti bentuk dari seekor kuda,
bentuk dari seekor gajah, bentuk dari seekor harimau, bentuk dari
seekor garuda, bentuk dari gunung sumeru, dan bentuk-bentuk seperti
susunan gambar swastika dan beberapa mempertunjukkan bentuk dari sebuah
pohon.Mereka semua duduk bersilang kaki diatas tahta bunga teratai juga.
Sembilan ribu juta Para Bodhisattva duduk disebelah kanan Sang Buddha.
Sembilan ribu juta Para Bodhisattva duduk disebelah kiri Sang Buddha.
Dan Sang Buddha tinggal didalam samadhi melengkapi seluruh waktu dan
muncul untuk mengajarkan Dharma melalui arti-arti yang mahir. Pada hari
ketujuh, Sang Buddha merentangkan Tangan-Nya keluar dan mengetahui
bahwa Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur sedang menuju
kesana dari sistem dunia Padmottara. Ketika Sang Bodhisattva, Sang
Sarva shura yang luhur sedang menuju ke sistem dunia Padmottara, dengan
berkah kekuatan ghaib dari dirinya sendiri, dia tiba disana dalam tujuh
hari. Ketika Sang Buddha merentangkan Tangan-Nya, pada saat itu Sang
Bodhisattva Sarva shura hadir pada Sang Buddha. Setelah berjalan
memutari Sang Buddha tiga kali, pikirannya menjadi bersemangat dengan
keyakinan murninya kepada Sang Buddha.
Dia merangkapkan kedua telapak tangannya, menundukkan diri kepada Sang
Buddha dan mengucapkan perkataan ini kepada Sang Buddha: "Yang
dimuliakan dunia, ketika saya pergi ke seluruh sistem dunia di sepuluh
penjuru, Yang dimuliakan dunia, dengan satu kekuatan ghaib saya, saya
melihat 99.000 juta Tanah-Tanah Buddha dan dengan dua kekuatan ghaib
saya, saya melihat ribuan juta Tathagata. Pada hari ke tujuh, saya tiba
di sistem dunia Padmottara dan dalam perjalanan itu, saya juga melihat
ratusan dari ribuan dari jutaan Tanah-Tanah Buddha yang tak
tergoncangkan."
"Kemudian, Yang dimuliakan dunia, pertama saya melihat pertunjukkan
kekuatan ghaib dari Para Buddha, Yang dimuliakan dunia, dan saya
melihat Para Tathagata sedang mengajarkan Dharma didalam 92.000 juta
Tanah-Tanah Buddha, dan pada seluruh hari itu, didalam 80.000 juta
Tanah-Tanah Buddha, saya melihat 80.000 juta Tathagata, Arahat
SamyakSamBuddha muncul didalam dunia. Setelah bersujud kepada Semua
Tathagata itu, Yang dimuliakan dunia, saya pergi lebih jauh lagi."
"Yang dimuliakan dunia, pada seluruh hari itu, saya melewati 39.000
juta Tanah-Tanah Buddha, dan didalam 39.000 juta Tanah-Tanah Buddha
itu, ada juga muncul 39.000 juta Para Bodhisattva. Dan pada seluruh
hari itu, Mereka telah sempurna dalam Penerangan Agung Anuttara
SamyakSamBuddha. Saya berjalan memutari Para Tathagata Arahat
SamyakSamBuddha itu tiga kali dan menghilang dengan arti melalui
kekuatan ghaib."
"Yang dimuliakan dunia, didalam 60 juta Tanah-Tanah Buddha juga, saya
melihat Buddha, Tathagata, Yang dimuliakan dunia, saya bersembah sujud
kepada Tanah-Tanah Buddha dan kepada Para Buddha dan melanjutkan
perjalanan menuju arah lurus."
"Yang dimuliakan dunia, didalam 8 juta Tanah-Tanah Buddha lainnya, saya
melihat Para Tathagata melakukan perbuatan berlalu menuju ke dalam
Nirvana. Setelah bersembah sujud kepada Para Tathagata itu juga, saya
melanjutkan perjalanan arah lurus."
"Selain itu, Yang dimuliakan dunia, didalam 95 juta Tanah-Tanah Buddha,
saya melihat hilangnya Dharma suci, dan, Yang dimuliakan dunia, saya
menjadi menderita dan hanyut dalam air mata. Selain itu, saya melihat
dewa, naga, yaksha, rakshasa dan banyak wujud mahluk hidup dalam dunia
hawa nafsu menangis, ditembus dengan kesakitan yang sangat menderita.
Selain itu, hal yang serupa, Yang dimuliakan dunia, setelah melakukan
sembah sujud kepada Tanah-Tanah Buddha ini beserta
semudera-samuderanya, dengan gunung-gunung sumeru Mereka, dan beserta
Tanah Mereka, dan itu semua tanpa terkecuali dibakar, saya hanyut dalam
keputuasaan dan meninggalkannya."
"Yang dimuliakan dunia, keatas sampai saya hadir ke sistem dunia
Padmottara, Yang dimuliakan dunia, saya melihat 500.000 juta tahta
tersedia, juga. Seratus ribu juta tahta-tahta tersedia di bagian
penjuru selatan. Saya melihat seratus ribu juta tahta-tahta tersedia di
bagian penjuru utara, seratus ribu juta tahta-tahta tersedia di bagian
penjuru timur, seratus ribu juta tahta-tahta tersedia di bagian penjuru
barat, dan seratus ribu juta tahta-tahta tersedia di bagian penjuru
atas. Juga, Yang dimuliakan dunia, tahta-tahta itu yang telah tersedia
semata-mata terbuat dari tujuh permata mulia, dan diatas semua
tahta-tahta ini, Para Tathagata duduk dan mengajarkan Dharma."
"Saya mejadi takjub dengan Para Tathagata itu, dan jadi bertanya kepada
Para Tathagata itu, 'Apakah nama dari sistem dunia Buddha ini?' Dan
Para Tathagata itu bersabda: 'Putra yang berasal dari garis keturunan,
sistem dunia ini bernama Padmottara.'"
"Lalu, Yang dimuliakan dunia, setelah saya berjalan mengelilingi Para
Tathagata itu, saya bertanya nama dari Tathagata Tanah Buddha itu."
"Mereka berkata, Dia disebut Sang Tathagata Arhat SamyakSamBuddha
Padmagarbha melakukan perbuatan-perbuatan Buddha didalam Tanah Buddha
ini."
"Lalu saya menanyakan ini kepada mereka: 'Karena ada banyak ratusan
dari ribuan dari jutaan Para Buddha, dan karena saya tidak mengenal
Sang Tathagata Arhat SamyakSamBuddha Padmagarbha, yang manakah Dia
itu?' "
"Tathagata itu berkata: 'Putra yang berasal dari garis keturunan, Saya
akan tunjukkan kepada mu Dia yang dipanggil dengan Tathagata Arhat
SamyakSamBuddha Padmagarbha.' "
"Kemudian semua Tubuh dari semua Para Tathagata itu menghilang dan
Mereka muncul hanya dengan bentuk-bentuk Para Bodhisattva, Satu-satunya
Seorang Tathagata dengan jelas kelihatan, dan saya bersembah sujud
dengan kepala saya menyentuh Kaki dari Tathagata itu. Secepat saya
pergi kesana, sebuah tahta muncul dan saya pergi menuju ke tahta itu.
Dan, Yang dimuliakan dunia, pada saat itu, banyak tahta bermunculan,
tetapi tidak terlihat satu orang pun yang berada di atas tahta-tahta
itu. Saya berkata kepada Tathagata itu, 'Yang dimuliakan dunia, saya
tidak melihat satupun para mahluk hidup yang berada diatas tahta-tahta
itu.' Dan Sang Tathagata berkata: 'Para mahluk hidup yang tidak
menghasilkan akar-akar kebajikan tidak memiliki kekuatan untuk duduk
diatas tahta-tahta itu.' "
"Saya berkata: 'Setelah menaburkan jenis akar-akar kebajikan apakah seseorang dapat duduk diatas tahta-tahta itu?' "
"Sang Tathagata itu berkata: 'Dengarlah, Putra yang berasal dari garis
keturunan. Para mahluk hidup yang telah mendengar Sanghata Sutra
Dharmaparyaya dikarenakan akar kebajikan itu akan duduk diatas
tahta-tahta ini, dan tidaklah perlu untuk mengatakan mereka yang telah
menulis-Nya atau membaca-Nya. Sarva shura, kamu telah mendengar
Sanghata Sutra Dharmaparyaya dan oleh karena itu, kamu sedang duduk
diatas tempat duduk ini. Sebaliknya, bagaimana kamu telah memasuki
Tanah Buddha ini?' "
"Tathagata itu berkata demikian dan saya berkata demikian kepada Sang
Tathagata itu: 'Yang dimuliakan dunia, berapa besarkah kumpulan besar
jasa kebajikan yang akan dihasilkan dari mereka yang mendengar Sanghata
Sutra Dharmaparyaya?' "
"Lalu Sang Buddha, Sang Padmagarbha Tathagata menunjukkan senyuman-Nya.
Saya bertanya kepada Yang dimuliakan dunia, untuk tujuan apakah
Tathagata menunjukkan sebuah senyuman?"
"Sang Tathagata itu berkata: 'Putra yang berasal dari garis keturunan,
Sang Bodhisattva Sarva shura yang luhur, dia yang telah mencapai
kekuatan besar, dengarlah, itu adalah seperti demikian: untuk membuat
sebuah persamaan,seseorang adalah Sang Raja Cakravartin (Raja Pemutar
Roda) yang memerintah keempat benua. Jika dia menanam biji wijen di
tanah-tanah dari keempat benua itu, Sarva shura, apa yang kamu pikirkan
tentang hal ini? Akankah banyak benihnya yang tumbuh? ' "
Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, banyak, Yang terbahagiah, banyak."
Sang Tathagata berkata: "Sarva shura, dari benih-benih biji wijen itu,
seorang mahluk hidup akan membuat sebuah tumpukan tunggal, dan beberapa
orang lainnya akan mengambil setiap benih biji wijen dari tumpukan biji
wijen itu, satu demi satu, dan menempatkannya ke samping. Sarva shura,
apa yang kamu pikirkan tentang hal ini? Akankah para mahluk hidup itu
sanggup untuk menghitung kumpulan benih biji wijen itu atau membuat
sebuah persamaan dari itu semua? "
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, dia tidak
akan. Yang terbahagiah, dia tidak akan. Dia tidak akan sanggup untuk
menghitung benih-benih biji wijen itu atau membuat sebuah persamaan."
"Demikian juga, Sarva shura, kecuali Sang Tathagata, tidak seorang pun
yang dapat membuat persamaan untuk kumpulan besar jasa kebajikan dari
Sanghata Sutra Dharmaparyaya. Sarva shura, itu adalah seperti demikian:
Untuk membuat sebuah persamaan, bahkan seandainya seperti banyaknya
Para Tathagata yang jumlah-Nya sama dengan benih-benih biji wijen itu,
semua-Nya harus menyatakan manfaat dari akar-akar kebajikan dari
mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya, Mereka tidak akan mencapai
akhir dari manfaat itu, bahkan melalui sebuah persamaan sekalipun.
Untuk kasus itu, tidaklah perlu untuk mengatakan seseorang yang
menulis-Nya dan membaca-Nya dan menyebabkan Sanghata Sutra
Dharmaparyaya ditulis."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, macam
apakah kumpulan besar jasa kebajikan yang akan dihasilkan seseorang
yang menulis-Nya?"
Sang Buddha berkata: "Putra yang berasal dari garis keturunan,
dengarlah, seseorang memotong semua rumput atau kayu dari bimasakti di
miliaran sistem-sistem dunia kedalam ukuran lebar jari dan, Sarva
shura, dengarlah persamaan kedua juga. Jika sebanyak bebatuan, atau
jurang-jurang, atau tanah, atau butiran-butiran debu, sebagai mana
mereka berada didalam bimasakti dari miliaran sistem-sistem dunia,
menjadi Para Raja Cakravartin penguasa empat benua, akankah mungkin
bagi seseorang untuk membuat persamaan terhadap jasa kebajikan Mereka?"
Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, Itu tidak akan, kecuali Sang Tathagata."
"Hal yang serupa, Sarva shura, salah satunya adalah tidak mungkin untuk
membuat persamaan untuk kumpulan besar jasa kebajikan seseorang yang
menulis Sanghata Sutra Dharmaparyaya. Bandingkan dengan kumpulan besar
jasa kebajikan Para Raja-Raja Pemutar Roda, seseorang yang menulis
bahkan hanya sebait dari Dharmaparyaya ini dan memunculkan-Nya akan
menghasilkan jauh lebih besar kumpulan besar jasa kebajikan. Para Raja
Pemutar Roda itu tidaklah seperti itu, walaupun kebajikan Mereka sangat
besar. Sarva shura, demikian juga, kebajikan dari Seorang Bodhisattva,
Sang Mahluk Agung, yang tinggal dengan menjunjung tinggi dan
melaksanakan Dharma Yang Suci dari Mahayana tidak dapat dibelakangi
oleh Raja Cakravartin. Demikian juga, persamaan tidak dapat dibuat
untuk kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang menulis
Sanghata Sutra Dharmaparyaya."
Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya
"Sarva shura, Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini menampakkan harta kebajikan. Itu (Sanghata Sutra Dharmaparyaya) menentramkan semua khayalan-khayalan. Itu membuat semua Dharma bercahaya lautan api cemerlang. Itu mengalahkan semua mara jahat. Itu membuat kediaman-kediaman semua Bodhisattva bercahaya lautan api cemerlang. Itu menyempurnakan pemenuhan yang lengkap dari semua Dharma."
Dia berkata demikian dan Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata demikian kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, disini latihan hidup tidak berumah tangga adalah suatu latihan yang sangat sulit. Jika seseorang bertanya-tanya alasan apakah untuk ini, Yang dimuliakan dunia, Latihan Seorang Tathagata adalah aneh, dan demikian juga latihan hidup tidak berumah tangga juga aneh. Pada saat itu ketika seseorang menggunakan latihan hidup tidak berumah tangga, dia akan melihat Sang Tathagata secara langsung. Siang dan malam, dia akan melihat Sang Tathagata.Pada saat dia melihat Sang Tathagata secara langsung dan melihat pada Sang Tathagata siang dan malam, dia akan melihat Tanah Buddha. Ketika dia melihat Tanah Buddha. Ketika dia melihat Tanah Buddha, dia akan melihat harta berharga. Ketika waktu kematiannya sudah tiba, perasaan takut tidak akan terlahir. Dia tidak akan terlahir didalam rahim seorang Ibu sama sekali. Dia tidak akan menjadi sedih sama sekali. Dia tidak akan terjerat dengan ikatan idaman."
Dia berkata demikian dan Sang Tathagata berkata demikian kepada Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur: "Sarva shura, munculnya Sang Tathagata adalah jarang."
Sang Tathagata berkata: "Sarva shura, demikian halnya Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini juga sulit untuk ditemukan. Sarva shura, setiap orang yang berkeinginan pada Sanghata Sutra Dharmaparyaya melampaui batas akan mengingat kembali kehidupan-kehidupan masa lalunya selama 80 kalpa. Selama 60.000 kalpa, mereka akan mencapai tahta Raja Pemutar Roda. Selama 8.000 kalpa, mereka akan mencapai tahta Indra. Selama 20.000 kalpa, mereka akan terlahir dengan kekayaan yang sama di kediaman suci para dewa. Selama 38.000 kalpa, mereka akan menjadi Brahma agung. Selama 99.000 kalpa, mereka tidak akan terjatuh kedalam alam-alam yang salah. Selama 100.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir diantara para preta. Selama 28.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir diantara para binatang. Selama 13.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir dalam wujud seorang asura. Kematian mereka tidak akan disebabkan oleh senjata-senjata. Selama 25.000 kalpa, kebijaksanaan mereka tidak akan menyimpang. Selama 7.000 kalpa, mereka akan melatih kebijaksanaan. Selama 9.000 kalpa, mereka akan menjadi tampan dan cantik. Mereka akan tampak seperti bentuk-bentuk tubuh yang dicapai oleh Sang Tathagata. Selama 15.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir sebagai seorang istri. Selama 16.000 kalpa, tubuh mereka tidak akan diserang oleh penyakit. Selama 35.000 kalpa, mereka akan memiliki mata hebat. Selama 19.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir di tempat kelahiran para naga. Selama 60.000 kalpa, mereka tidak akan dikuasai oleh kemarahan. Selama 7.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir kedalam rumah tangga yang miskin. Selama 80.000 kalpa, mereka akan giat dalam dua benua. Bahkan ketika mereka menjadi miskin, mereka akan memperoleh macam-macam dari kebahagiaan ini: Selama 12.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir didalam tempat kelahiran orang yang buta. Selama 13.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir dalam perpindahan-perpindahan yang buruk. Selama 11.000 kalpa, mereka akan menjadi Para bijaksana yang memiliki kesabaran yang sangat dalam."
"Juga pada saat kematian, ketika akhir dari kesadaran berhenti, mereka tidak akan memiliki penglihatan-penglihatan yang salah. Mereka tidak akan dikuasai oleh kemarahan. Didalam penjuru timur, mereka akan melihat banyaknya Para Buddha Tathagata seperti banyaknya butiran pasir didalam 12 sungai-sungai gangga. Didalam penjuru selatan, mereka akan melihat secara langsung 20 juta Para Buddha. Didalam penjuru barat, mereka akan melihat banyaknya Para Buddha, Tathagata seperti banyaknya butiran pasir didalam 25 sungai-sungai gangga. Didalam penjuru utara, mereka akan melihat secara langsung banyaknya Buddha, Tathagata seperti banyaknya butiran pasir didalam 80 sungai-sungai gangga. Didalam penjuru atas, mereka akan melihat secara langsung 90.000 juta Para Buddha, Tathagata. Didalam penjuru bawah, mereka akan melihat secara langsung banyaknya Para Buddha, Tathagata seperti banyaknya butiran pasir didalam 100 juta sungai-sungai gangga, dan Mereka semua akan memberitahukan kepada Putra yang berasal dari garis keturunan itu: 'Putra yang berasal dari garis keturunan, kamu telah mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya, dan oleh karena itu dalam kehidupan masa depanmu akan menjadi banyak sifat-sifat baik ini, manfaat dan kebahagiaan. Oleh karena itu, janganlah takut.' Dengan mengatakan itu, Mereka akan menentramkan hati orang itu."
"O Putra yang berasal dari garis keturunan, sudahkah kamu melihat banyaknya ratusan dari ribuan dari banyak sekali jutaan Para Tathagata, seperti banyaknya butiran pasir didalam Sungai-Sungai Gangga?"
"Dia berkata, 'Yang dimuliakan dunia, saya sudah melihat Mereka. Yang terbahagiah, saya sudah melihat mereka.'"
"Dia berkata, 'O Putra yang berasal dari garis keturunan, Para Tathagata ini telah tiba untuk melihatmu.'"
"Jenis apakah perbuatan baik yang saya lakukan sehingga banyak Para Tathagata ini telah tiba ditempat dimana saya berada?"
"Dia berkata: 'Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah. Kamu memperoleh sebuah tubuh manusia, Sanghata Sutra Dharmaparyaya masuk dalam keinginan kamu, dan oleh karena itu, berkaitan dengan hal itu, kamu menciptakan kumpulan besar jasa kebajikan besar ini.'"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, bahkan jika kumpulan besar jasa kebajikan saya menjadi sebanyak ini, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan seseorang yang mendengar-Nya secara luas didalam keseluruhan-Nya?"
Dia berkata, "Tenanglah-tenanglah. O Putra yang berasal dari garis keturunan, Saya akan menggambarkan jasa kebajikan itu dengan sebuah Empat Baris Syair, oleh karena itu dengarlah. Putra dari garis keturunan, itu adalah seperti demikian: Untuk membuat sebuah persamaan, bahkan dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan yang seperti banyaknya Para Tathagata Arahat SamyakSamBuddha seperti butiran-butiran pasir didalam 13 sungai-sungai gangga, itu menghasilkan kumpulan besar jasa kebajikan yang lebih besar dari jasa kebajikan itu. Bandingkan dengan seseorang yang melakukan penghormatan kepada banyaknya Para Tathagata Arahat SamyakSamBuddha yang seperti butiran-butiran pasir didalam 13 sungai-sungai gangga, Bahkan seandainya seseorang yang mendengar hanya Empat Baris Syair dari Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini, akan menghasilkan kumpulan besar jasa kebajikan yang lebih besar dari itu, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan seseorang yang mendengar-Nya secara luas didalam keseluruhan-Nya? Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah hal ini mengenai seseorang yang mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya secara luas didalam keseluruhan-Nya."
"Jika ada banyak Raja Pemutar Roda yang jumlahnya sama seperti banyaknya benih biji wijen yang ditanam diseluruh 'bimasakti dari miliaran sistem-sistem dunia' (Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu), dan seorang yang kaya raya, dengan banyak harta benda dan barang milik yang besar, melakukan persembahan-persembahan kepada Para Raja Pemutar Roda itu, dibandingkan dengan itu, seseorang yang melakukan persembahan kepada seorang 'Dia yang memasuki arus (yang tinggal tujuh kali kelahiran lagi)' (Srotapanna) menghasilkan kumpulan besar jasa kebajikan yang lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Srotapanna, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang melakukan persembahan kepada seorang 'Dia yang tinggal satu kelahiran lagi' (Sakrdagamin) akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Sakrdagamin, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang melakukan persembahan kepada seorang 'Dia yang tidak terlahir lagi di alam dewa dan manusia' (Anagamin) akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Anagamin, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang melakukan persembahan kepada seorang 'Dia yang telah menyelesaikan semua usahanya untuk melenyapkan semua belenggu yang mengikat sampai ke akar-akarnya' (Arahat) akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Arahat, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang melakukan persembahan kepada Pratyeka Buddha akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Pratyeka Buddha, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang melakukan persembahan kepada Seorang Bodhisattva akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Bodhisattva, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang membuat pikirannya bersemangat dengan keyakinan suci kepada Seorang Tathagata akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Bodhisattva, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang membuat pikirannya bersemangat dengan keyakinan suci kepada Seorang Tathagata, dan membuat pikirannya bersemangat dengan kepercayaan kearah Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu lengkap dipenuhi dengan Para Tathagata, dan seseorang yang mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini akan menghasilkan jauh lebih besar kumpulan besar jasa kebajikan dibandingkan dengan itu. Lalu, Sarva shura, apakah perlu bahkan untuk mengatakan sembah sujud dengan pikiran bersemangat dengan keyakinan yang suci terhadap Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini!"
"Sarva shura, apa yang kamu pikirkan tentang hal ini? Seseorang mungkin bertanya-tanya bahkan semua orang-orang yang berkepribadian luar biasa kekanak-kanakan dapat untuk mendengar ini, tetapi bahkan bila mereka mendengar-Nya, mereka tidak akan membangkitkan kepercayaan."
"Sarva shura, dengarlah. Adakah seorang pun yang diantara orang-orang yang luar biasa berkepribadian kekanak-kanakan yang sanggup mencapai dasar dari maha samudera?"
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, tidak ada."
Dia berkata: "Adakah mahluk hidup biasa yang mampu mengosongkan maha samudera dengan satu telapak tangan?"
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, tidak ada, Yang Terbahagiah, tidak ada."
Dia berkata: "Sarva shura, seperti halnya tidak ada satu mahluk hidup biasa pun yang mampu mengeringkan maha samudera, Sarva shura, begitu juga tidak ada satupun mahluk hidup yang bercita-cita rendah dapat mendengar Dharmaparyaya ini."
"Sarva shura, mereka yang belum melihat Para Tathagata yang banyaknya jutaan dari Para Tathagata seperti banyaknya butiran-butiran pasir di dalam 90 sungai-sungai gangga tidak mampu untuk menulis Sanghata Dharmaparyaya ini.
"Mereka yang belum melihat banyaknya Para Tathagata yang banyaknya seperti banyaknya butiran-butiran pasir di dalam 90 sungai-sungai gangga tidak mampu untuk mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini."
"Mereka yang belum melihat ratusan dari ribuan dari banyaknya jutaan dari Para Tathagata seperti banyaknya butiran-butiran pasir di dalam 90 sungai-sungai gangga, setelah mendengar Dharmaparyaya ini, akan menolak-Nya."
"Sarva shura, mereka yang telah melihat sebanyak 100 juta Para Tathagata yang jumlah-Nya seperti butiran-butiran pasir didalam sungai-sungai gangga, ketika mereka mendengar Dharmaparyaya ini, akan menghasilkan pikiran bersemangat didalam keyakinan suci. Mereka akan menjadi sangat bergembira. Mereka akan mengerti dengan benar, dengan tepat seperti apa ada-Nya. Orang itu akan mempunyai keyakinan didalam Sanghata Dharmaparyaya dan tidak menolak-Nya."
"Sarva shura, dengarlah. Mereka yang menulis hanya sebait yang terdiri dari empat baris dari Sanghata Sutra, setelah mereka melewati 95.000 juta Trisahassra Mahasahassra Lokadhatu, Tanah Buddha mereka akan menjadi seperti Sistem Dunia Sukhavati. Sarva shura, perjalanan hidup dari para mahluk hidup itu akan mempunyai jumlah 84.000 kalpa."
"Sarva shura, dengarlah, seperti pada Para Bodhisattva, para mahluk hidup, yang mendengar sedikitnya sebait syair yang terdiri dari empat baris dari Sanghata Dharmaparyaya ini, Sarva shura, itu adalah sebagai berikut: Untuk membuat sebuah persamaan, seorang mahluk hidup yang telah melakukan lima perbuatan jahat besar yang tidak dapat diputuskan, perintahkan mereka selesai dan bergembiralah didalam tindakan mereka yang akan menyucikan karma buruk dari lima perbuatan jahat besar yang tidak dapat putus jika mereka juga mendengar hanya sebait syair yang terdiri dari empat baris dari Sanghata Dharmaparyaya. Seperti demikianlah."
"Dengarlah, Sarva shura, Saya masih akan menjelaskan sifat-sifat baik lainnya. Itu adalah seperti berikut ini: Untuk membuat sebuah persamaan, seorang mahluk menghancurkan Stupa-Stupa, menyebabkan perpecahan didalam Sangha, menyebabkan Seorang Bodhisattva menjadi ragu-ragu dalam penyerapan samadhinya, menciptakan gangguan terhadap kebijaksanaan Seorang Buddha, dan menghabisi hidup manusia. Lalu kemudian mahluk hidup itu menyesalinya dan menderita. 'Dengan tubuh ini, saya sudah menjadi rusak, dan akan rusak juga dikehidupan selanjutnya. saya tidak berharga.' Dengan berpikir demikian, timbul perenungan kuat dan dia mengalami perasaan hati yang tersiksa. Dia mengalami perasaan yang tak tertahankan. Sarva shura, mahluk hidup ini ditolak oleh semua mahluk hidup. Dia dipandang rendah. mahluk hidup ini terbakar dan tidak berharga. dia telah menjadi tidak berharga berkenaan dengan duniawi dan gejala yang melampaui perbatasan negara juga. Selama banyak kalpa, lelaki ini akan seperti gelondongan kayu yang terbakar menjadi sisa arang. Lelaki ini hanya akan seperti tiang-tiang dan balok-balok didalam sebuah rumah yang berwarna baik yang menjadi tidak indah ketika mereka terbakar. dia tidak juga menarik dalam dunia ini. Dimana pun dia pergi, didalam semua tempat-tempat itu, para mahluk hidup akan mencela dan memukulnya juga, dan walaupun menderita rasa lapar dan haus, dia tidak akan memperoleh sedikit pun untuk makan dan minum."
Dia berkata demikian dan Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata demikian kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, disini latihan hidup tidak berumah tangga adalah suatu latihan yang sangat sulit. Jika seseorang bertanya-tanya alasan apakah untuk ini, Yang dimuliakan dunia, Latihan Seorang Tathagata adalah aneh, dan demikian juga latihan hidup tidak berumah tangga juga aneh. Pada saat itu ketika seseorang menggunakan latihan hidup tidak berumah tangga, dia akan melihat Sang Tathagata secara langsung. Siang dan malam, dia akan melihat Sang Tathagata.Pada saat dia melihat Sang Tathagata secara langsung dan melihat pada Sang Tathagata siang dan malam, dia akan melihat Tanah Buddha. Ketika dia melihat Tanah Buddha. Ketika dia melihat Tanah Buddha, dia akan melihat harta berharga. Ketika waktu kematiannya sudah tiba, perasaan takut tidak akan terlahir. Dia tidak akan terlahir didalam rahim seorang Ibu sama sekali. Dia tidak akan menjadi sedih sama sekali. Dia tidak akan terjerat dengan ikatan idaman."
Dia berkata demikian dan Sang Tathagata berkata demikian kepada Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur: "Sarva shura, munculnya Sang Tathagata adalah jarang."
Sang Tathagata berkata: "Sarva shura, demikian halnya Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini juga sulit untuk ditemukan. Sarva shura, setiap orang yang berkeinginan pada Sanghata Sutra Dharmaparyaya melampaui batas akan mengingat kembali kehidupan-kehidupan masa lalunya selama 80 kalpa. Selama 60.000 kalpa, mereka akan mencapai tahta Raja Pemutar Roda. Selama 8.000 kalpa, mereka akan mencapai tahta Indra. Selama 20.000 kalpa, mereka akan terlahir dengan kekayaan yang sama di kediaman suci para dewa. Selama 38.000 kalpa, mereka akan menjadi Brahma agung. Selama 99.000 kalpa, mereka tidak akan terjatuh kedalam alam-alam yang salah. Selama 100.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir diantara para preta. Selama 28.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir diantara para binatang. Selama 13.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir dalam wujud seorang asura. Kematian mereka tidak akan disebabkan oleh senjata-senjata. Selama 25.000 kalpa, kebijaksanaan mereka tidak akan menyimpang. Selama 7.000 kalpa, mereka akan melatih kebijaksanaan. Selama 9.000 kalpa, mereka akan menjadi tampan dan cantik. Mereka akan tampak seperti bentuk-bentuk tubuh yang dicapai oleh Sang Tathagata. Selama 15.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir sebagai seorang istri. Selama 16.000 kalpa, tubuh mereka tidak akan diserang oleh penyakit. Selama 35.000 kalpa, mereka akan memiliki mata hebat. Selama 19.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir di tempat kelahiran para naga. Selama 60.000 kalpa, mereka tidak akan dikuasai oleh kemarahan. Selama 7.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir kedalam rumah tangga yang miskin. Selama 80.000 kalpa, mereka akan giat dalam dua benua. Bahkan ketika mereka menjadi miskin, mereka akan memperoleh macam-macam dari kebahagiaan ini: Selama 12.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir didalam tempat kelahiran orang yang buta. Selama 13.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir dalam perpindahan-perpindahan yang buruk. Selama 11.000 kalpa, mereka akan menjadi Para bijaksana yang memiliki kesabaran yang sangat dalam."
"Juga pada saat kematian, ketika akhir dari kesadaran berhenti, mereka tidak akan memiliki penglihatan-penglihatan yang salah. Mereka tidak akan dikuasai oleh kemarahan. Didalam penjuru timur, mereka akan melihat banyaknya Para Buddha Tathagata seperti banyaknya butiran pasir didalam 12 sungai-sungai gangga. Didalam penjuru selatan, mereka akan melihat secara langsung 20 juta Para Buddha. Didalam penjuru barat, mereka akan melihat banyaknya Para Buddha, Tathagata seperti banyaknya butiran pasir didalam 25 sungai-sungai gangga. Didalam penjuru utara, mereka akan melihat secara langsung banyaknya Buddha, Tathagata seperti banyaknya butiran pasir didalam 80 sungai-sungai gangga. Didalam penjuru atas, mereka akan melihat secara langsung 90.000 juta Para Buddha, Tathagata. Didalam penjuru bawah, mereka akan melihat secara langsung banyaknya Para Buddha, Tathagata seperti banyaknya butiran pasir didalam 100 juta sungai-sungai gangga, dan Mereka semua akan memberitahukan kepada Putra yang berasal dari garis keturunan itu: 'Putra yang berasal dari garis keturunan, kamu telah mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya, dan oleh karena itu dalam kehidupan masa depanmu akan menjadi banyak sifat-sifat baik ini, manfaat dan kebahagiaan. Oleh karena itu, janganlah takut.' Dengan mengatakan itu, Mereka akan menentramkan hati orang itu."
"O Putra yang berasal dari garis keturunan, sudahkah kamu melihat banyaknya ratusan dari ribuan dari banyak sekali jutaan Para Tathagata, seperti banyaknya butiran pasir didalam Sungai-Sungai Gangga?"
"Dia berkata, 'Yang dimuliakan dunia, saya sudah melihat Mereka. Yang terbahagiah, saya sudah melihat mereka.'"
"Dia berkata, 'O Putra yang berasal dari garis keturunan, Para Tathagata ini telah tiba untuk melihatmu.'"
"Jenis apakah perbuatan baik yang saya lakukan sehingga banyak Para Tathagata ini telah tiba ditempat dimana saya berada?"
"Dia berkata: 'Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah. Kamu memperoleh sebuah tubuh manusia, Sanghata Sutra Dharmaparyaya masuk dalam keinginan kamu, dan oleh karena itu, berkaitan dengan hal itu, kamu menciptakan kumpulan besar jasa kebajikan besar ini.'"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, bahkan jika kumpulan besar jasa kebajikan saya menjadi sebanyak ini, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan seseorang yang mendengar-Nya secara luas didalam keseluruhan-Nya?"
Dia berkata, "Tenanglah-tenanglah. O Putra yang berasal dari garis keturunan, Saya akan menggambarkan jasa kebajikan itu dengan sebuah Empat Baris Syair, oleh karena itu dengarlah. Putra dari garis keturunan, itu adalah seperti demikian: Untuk membuat sebuah persamaan, bahkan dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan yang seperti banyaknya Para Tathagata Arahat SamyakSamBuddha seperti butiran-butiran pasir didalam 13 sungai-sungai gangga, itu menghasilkan kumpulan besar jasa kebajikan yang lebih besar dari jasa kebajikan itu. Bandingkan dengan seseorang yang melakukan penghormatan kepada banyaknya Para Tathagata Arahat SamyakSamBuddha yang seperti butiran-butiran pasir didalam 13 sungai-sungai gangga, Bahkan seandainya seseorang yang mendengar hanya Empat Baris Syair dari Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini, akan menghasilkan kumpulan besar jasa kebajikan yang lebih besar dari itu, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan seseorang yang mendengar-Nya secara luas didalam keseluruhan-Nya? Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah hal ini mengenai seseorang yang mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya secara luas didalam keseluruhan-Nya."
"Jika ada banyak Raja Pemutar Roda yang jumlahnya sama seperti banyaknya benih biji wijen yang ditanam diseluruh 'bimasakti dari miliaran sistem-sistem dunia' (Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu), dan seorang yang kaya raya, dengan banyak harta benda dan barang milik yang besar, melakukan persembahan-persembahan kepada Para Raja Pemutar Roda itu, dibandingkan dengan itu, seseorang yang melakukan persembahan kepada seorang 'Dia yang memasuki arus (yang tinggal tujuh kali kelahiran lagi)' (Srotapanna) menghasilkan kumpulan besar jasa kebajikan yang lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Srotapanna, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang melakukan persembahan kepada seorang 'Dia yang tinggal satu kelahiran lagi' (Sakrdagamin) akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Sakrdagamin, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang melakukan persembahan kepada seorang 'Dia yang tidak terlahir lagi di alam dewa dan manusia' (Anagamin) akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Anagamin, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang melakukan persembahan kepada seorang 'Dia yang telah menyelesaikan semua usahanya untuk melenyapkan semua belenggu yang mengikat sampai ke akar-akarnya' (Arahat) akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Arahat, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang melakukan persembahan kepada Pratyeka Buddha akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Pratyeka Buddha, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang melakukan persembahan kepada Seorang Bodhisattva akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Bodhisattva, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang membuat pikirannya bersemangat dengan keyakinan suci kepada Seorang Tathagata akan menjadi lebih besar."
"Jika semua para mahluk hidup yang ada di Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu menjadi Para Bodhisattva, dibandingkan dengan kumpulan besar jasa kebajikan dari seseorang yang melakukan persembahan-persembahan kepada Mereka semua, kumpulan besar jasa kebajikan yang dihasilkan seseorang yang membuat pikirannya bersemangat dengan keyakinan suci kepada Seorang Tathagata, dan membuat pikirannya bersemangat dengan kepercayaan kearah Trisahasra Mahasahassra Lokadhatu lengkap dipenuhi dengan Para Tathagata, dan seseorang yang mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini akan menghasilkan jauh lebih besar kumpulan besar jasa kebajikan dibandingkan dengan itu. Lalu, Sarva shura, apakah perlu bahkan untuk mengatakan sembah sujud dengan pikiran bersemangat dengan keyakinan yang suci terhadap Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini!"
"Sarva shura, apa yang kamu pikirkan tentang hal ini? Seseorang mungkin bertanya-tanya bahkan semua orang-orang yang berkepribadian luar biasa kekanak-kanakan dapat untuk mendengar ini, tetapi bahkan bila mereka mendengar-Nya, mereka tidak akan membangkitkan kepercayaan."
"Sarva shura, dengarlah. Adakah seorang pun yang diantara orang-orang yang luar biasa berkepribadian kekanak-kanakan yang sanggup mencapai dasar dari maha samudera?"
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, tidak ada."
Dia berkata: "Adakah mahluk hidup biasa yang mampu mengosongkan maha samudera dengan satu telapak tangan?"
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, tidak ada, Yang Terbahagiah, tidak ada."
Dia berkata: "Sarva shura, seperti halnya tidak ada satu mahluk hidup biasa pun yang mampu mengeringkan maha samudera, Sarva shura, begitu juga tidak ada satupun mahluk hidup yang bercita-cita rendah dapat mendengar Dharmaparyaya ini."
"Sarva shura, mereka yang belum melihat Para Tathagata yang banyaknya jutaan dari Para Tathagata seperti banyaknya butiran-butiran pasir di dalam 90 sungai-sungai gangga tidak mampu untuk menulis Sanghata Dharmaparyaya ini.
"Mereka yang belum melihat banyaknya Para Tathagata yang banyaknya seperti banyaknya butiran-butiran pasir di dalam 90 sungai-sungai gangga tidak mampu untuk mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini."
"Mereka yang belum melihat ratusan dari ribuan dari banyaknya jutaan dari Para Tathagata seperti banyaknya butiran-butiran pasir di dalam 90 sungai-sungai gangga, setelah mendengar Dharmaparyaya ini, akan menolak-Nya."
"Sarva shura, mereka yang telah melihat sebanyak 100 juta Para Tathagata yang jumlah-Nya seperti butiran-butiran pasir didalam sungai-sungai gangga, ketika mereka mendengar Dharmaparyaya ini, akan menghasilkan pikiran bersemangat didalam keyakinan suci. Mereka akan menjadi sangat bergembira. Mereka akan mengerti dengan benar, dengan tepat seperti apa ada-Nya. Orang itu akan mempunyai keyakinan didalam Sanghata Dharmaparyaya dan tidak menolak-Nya."
"Sarva shura, dengarlah. Mereka yang menulis hanya sebait yang terdiri dari empat baris dari Sanghata Sutra, setelah mereka melewati 95.000 juta Trisahassra Mahasahassra Lokadhatu, Tanah Buddha mereka akan menjadi seperti Sistem Dunia Sukhavati. Sarva shura, perjalanan hidup dari para mahluk hidup itu akan mempunyai jumlah 84.000 kalpa."
"Sarva shura, dengarlah, seperti pada Para Bodhisattva, para mahluk hidup, yang mendengar sedikitnya sebait syair yang terdiri dari empat baris dari Sanghata Dharmaparyaya ini, Sarva shura, itu adalah sebagai berikut: Untuk membuat sebuah persamaan, seorang mahluk hidup yang telah melakukan lima perbuatan jahat besar yang tidak dapat diputuskan, perintahkan mereka selesai dan bergembiralah didalam tindakan mereka yang akan menyucikan karma buruk dari lima perbuatan jahat besar yang tidak dapat putus jika mereka juga mendengar hanya sebait syair yang terdiri dari empat baris dari Sanghata Dharmaparyaya. Seperti demikianlah."
"Dengarlah, Sarva shura, Saya masih akan menjelaskan sifat-sifat baik lainnya. Itu adalah seperti berikut ini: Untuk membuat sebuah persamaan, seorang mahluk menghancurkan Stupa-Stupa, menyebabkan perpecahan didalam Sangha, menyebabkan Seorang Bodhisattva menjadi ragu-ragu dalam penyerapan samadhinya, menciptakan gangguan terhadap kebijaksanaan Seorang Buddha, dan menghabisi hidup manusia. Lalu kemudian mahluk hidup itu menyesalinya dan menderita. 'Dengan tubuh ini, saya sudah menjadi rusak, dan akan rusak juga dikehidupan selanjutnya. saya tidak berharga.' Dengan berpikir demikian, timbul perenungan kuat dan dia mengalami perasaan hati yang tersiksa. Dia mengalami perasaan yang tak tertahankan. Sarva shura, mahluk hidup ini ditolak oleh semua mahluk hidup. Dia dipandang rendah. mahluk hidup ini terbakar dan tidak berharga. dia telah menjadi tidak berharga berkenaan dengan duniawi dan gejala yang melampaui perbatasan negara juga. Selama banyak kalpa, lelaki ini akan seperti gelondongan kayu yang terbakar menjadi sisa arang. Lelaki ini hanya akan seperti tiang-tiang dan balok-balok didalam sebuah rumah yang berwarna baik yang menjadi tidak indah ketika mereka terbakar. dia tidak juga menarik dalam dunia ini. Dimana pun dia pergi, didalam semua tempat-tempat itu, para mahluk hidup akan mencela dan memukulnya juga, dan walaupun menderita rasa lapar dan haus, dia tidak akan memperoleh sedikit pun untuk makan dan minum."
Terakhir diubah oleh sen tanggal Sat Sep 19, 2009 1:51 pm, total 1 kali diubah
Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya
"Dikarenakan hal itu, dia mengalami perasaan menderita dan teringat pada kehancuran Stupa-Stupa dan lima kejahatan besar keluar dari rasa lapar, kehausan, dan perlakuan kejam, dan setelah teringat, dikarenakan hal itu, dia berpikir, 'Kemanakah saya hendak pergi? Siapakah pelindung saya?' Dan dia menjadi tertekan sedih oleh penderitaan, berpikir, 'Karena tidak ada seorang pun yang menjadi pelindung saya disini, biarlah saya pergi ke sebuah gunung atau jurang dan disanalah saya bunuh diri.' "
Dia berkata:
'Karena saya telah melakukan perbuatan-perbuatan jahat,'
Saya seperti sisa arang, selamanya terbakar.
Baik didalam dunia ini tidak menarik,
dan didalam dunia selanjutnya, tidak menarik juga.
Sampai didalam rumah juga, tidak menarik.
Juga diluar, tidak menarik.
Berkaitan dengan kekurangan-kekurangan, saya melakukan perbuatan jahat;
Melalu mereka, ke dunia yang lebih rendah saya menuju.
Saya akan menderita juga dikehidupan selanjutnya,
Didalam negara buruk apapun saya juga.
Sebagaimana dia terisak-isak dan tercekik air mata,
Bahkan oleh para dewa perkataannya terdengar:
'Sungguh menakutkan, ke alam yang lebih rendah saya menuju.
Dengan begitu keluar dari kehidupan tidak ada harapan.'
Para dewa itu berkata kepadanya:
Orang bodoh juga berpikir demikian!
Meneteskan pikiran menderita ini dan pergi!
Ayah terbunuh dan Ibu terbunuh;
Sejak kelima perbuatan keji saya lakukan,
Tempat berlindung, sahabat, tidak satupun untukku;
Perasaan menderita yang akan saya miliki.
Ke puncak gunung saya akan menuju.
Tubuh saya disana untuk dilempar."
"Guru Bijaksana berkata:
'Tangisan dalam duka cita dan dikuasai dengan kesedihan,
Kamu dibuat menderita oleh lapar dan haus,
Berjalan-jalan ke tiga dunia, didalam keputusasaan.
Oleh karena itu, makanlah makanan yang saya berikan.'
Agar memuaskan tubuh,
Sang Bijaksana memberikan makanan.
'Setelah makan kesukaan, makanan yang enak,
seorang mahluk hidup akan merasa sangat bahagiah.
Sang Dharma yang menyucikan semua kejahatan
kemudian akan saya jelaskan kepada mu.'
Dan seketika dia makan
makanan enak yang dimilikinya.
Setelah makan, dia mencuci tanganya.
Dan mengelilingi Sang Bijaksana.
Seperti layaknya dia duduk bersilang kaki,
Apapun yang telah dia lakukan yang salah, dia beritahukan.
'Membunuh ayah, membunuh ibu,
penghancuran Stupa telah saya lakukan.'
saya mencegah Seorang Bodhisattva
dalam pengejarannya untuk Penerangan Sempurna.'
Ketika Dia mendengar perkataan-perkataan ini darinya
Sang Bijaksana lalu mengucapkan perkataan-perkataan ini:
'Karena kamu telah melakukan perbuatan-perbuatan jahat,
aduh, kamu sungguh tidak berbudi.
Buatlah pengakuan dari perbuatan-perbuatan jahat itu,
yang telah kamu kerjakan atau kamu perintah kerjakan.'
"Ketika itu, pada saat itu, dia diserbu dengan perasaan yang sangat menderita dan menjadi susah dengan kengerian."
Dia berkata kepada Sang Bijaksana:
Siapa yang akan menjadi Pelindung saya?
Sejak saya telah melakukan perbuatan-perbuatan jahat,
Saya akan menjalani penderitaan.
"Lalu lelaki itu menekukkan lututnya menyentuh tanah dan berkata kepada Sang Bijaksana:"
Semua perbuatan-perbuatan jahat yang telah saya lakukan
dan perintah untuk dilakukan, saya sekarang mengaku.
Semoga itu tidak membawa hasil-hasil yang jahat.
Semoga saya tidak mengalami penderitaan.
Biarkan saya mendekati Mu.
Kamu Yang Bijaksana, tolong jadilah tempat berlindungku.
Buatlah saya tanpa penyesalan dan masuk ke dalam kedamaian,
Dan demikian menenangkan karma tidak baikku.
Lalu, ketika itu, pada saat itu, Sang Bijaksana itu berkata kepada lelaki itu, menentramkan hatinya: "Mahluk hidup, Saya akan menjadi tempat berlindung mu. Saya akan menjadi tempat sandaran mu. Saya akan menjadi teman yang mempertahankan mu, jadi dengarlah Dharma dalam kehadiran Saya dengan tanpa rasa takut. Sudahkah kamu mendengar bahkan sedikit saja dari Dharmaparyaya yang disebut Sanghata?"
"Dia berkata, 'Saya belum pernah mendengar-Nya sama sekali.' "
"Sang Bijaksana berkata, 'Siapa yang akan mengajarkan Dharma untuk seorang mahluk hidup yang terbakar kecuali untuk dia yang masih ada harapan didalam perasaan terharu dan, dalam kaitannya dengan hal itu, mengajarkan Dharma itu kepada para mahluk hidup.' "
"Dia berkata: 'Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah lebih lanjut. Pada asamkhyeya kalpa yang tak terhingga, tak terhitung dan tak terbatas, yang telah berlalu adalah Seorang Raja Buddharma bernama Vimala Candra, Sang Dharmaraja. Putra yang berasal dari garis keturunan, seorang anak terlahir dalam Rumah Sang Raja Dharma Vimala Candra. Oleh sebab itu, Sang Raja Agung Vimala Candra mengumpulkan para brahmana peramal dan berkata pada mereka: 'Para Brahmana, jenis tanda apakah yang kamu lihat untuk yang muda itu?' Lalu para brahmana peramal berkata: 'Raja Yang Maha Mulia, ini tidak baik, yang muda yang terlahir itu tidak baik.' Sang Raja berkata: 'Akan jadi seperti apakah dia?' Para peramal itu berkata: 'Jika dia mencapai usia 7 tahun, yang muda ini akan membahayakan nyawa ibu dan ayahnya.' Seketika itu, Sang Raja berkata sebagi berikut: 'Bahkan jika mungkin akan ada rintangan untuk hidup-Ku, cukup adil, tetapi Saya tidak akan membunuh anak Saya sendiri. Adalah sangat jarang untuk memperoleh kelahiran sebagai seorang manusia didalam dunia ini; oleh karena itu, Saya tidak akan melakukan hal yang berbahaya terhadap tubuh manusia mana pun.' "
"Setelah itu, yang muda itu tumbuh besar dengan sangat cepat, khususnya, ketika dia mencapai umur satu bulan, dia telah tumbuh sebesar pertumbuhan orang lain yang tumbuh besar didalam waktu dua tahun. Setelah itu, Sang Raja Vimala Candra mengetahui juga bahwa yang muda telah tumbuh besar disebabkan oleh karma Sang Raja sendiri yang telah dikumpulkan."
"Lalu Sang Raja memberikan Kerajaan kepada yang muda dan berkata sebagai berikut: 'Semoga kamu menjadi Raja Yang Termasyhur baik dan dengan daerah kekuasaan yang luas. Memerintah secara adil sesuai dengan Dharma, bukan dengan apa pun yang bukan Dharma.' "
"Kemudian, setelah diberikan kerajaan kepada dirinya, Dia memberikan kepadanya gelar 'Raja'. Dan Raja Vimala Candra bertindak bukan sebagai Raja dalam daerah kekuasaan-Nya."
"Kemudian jutaan para menteri mulai menuju ke tempat dimana Raja Vimala Candra berada, dan setelah sampai disana, mereka berkata kepada Raja Vimala Candra sebagai berikut: 'O, Raja Yang Maha Mulia, mengapa sekarang Kamu tidak bertindak sebagai Raja didalam daerah kekuasaan-Mu Sendiri?' "
"Sang Raja berkata: 'Selama tak terkira banyaknya kalpa-kalpa, walaupun Saya telah memerintah sebagai Seorang yang mempunyai kerajaan, kekayaan, dan kekuasaan, Saya tidak pernah memiliki kecukupan.' "
"Dan ketika itu, pada saat itu, sebelum banyak waktu berlalu, anak itu mengambil hidup dari Ayah dan Ibunya, dan disanalah terkumpul karma dari perbuatan-perbuatan yang tidak dapat dihentikan."
Keadaan itu, Saya (Sang Bijaksana) juga mengingat waktu itu, ketika perasaan menderita timbul pada Sang Raja itu, dan Dia merasa menyesal dan tersedu-sedu, tercekik oleh air mata, dan Saya membangkitkan pikiran kasihan kepada-Nya. Setelah pergi kesana, Saya mengajarkan Sang Dharma dan ketika dia juga mendengar Dharma itu, perbuatan-perbuatan jahat yang tak dapat dihentikan itu tersucikan tanpa meninggalkan sisa satupun."
"Dia berkata, Para Pertapa yang mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya, Raja dari Para Sutra, akan mencapai tingkatan yang tidak terkalahkan bersumber dari Dharma, penyucian dari semua kejahatan, penentraman dari semua angan-angan."
Dharma yang cepat membebaskanmu
Saya akan menerangkannya, jadi dengarlah baik-baik.
'Jika hanya sebait tunggal yang terdiri dari empat baris syair
itu menerangkan sebuah aliran yang terus menerus,
semua kejahatan akan tersucikan.
dan Srotapanna akan tercapai
Dari semua kejahatan, seseorang dibebaskan.'
Dengan ungkapan yang sungguh-sungguh ini,
penderitaan para mahluk hidup sepenuhnya dibebaskan
dari perbudakan rasa takut terhadap neraka.
Lalu lelaki itu bangkit dari tempat duduknya,
mengatupkan kedua telapak tangannya bersama
dia bersujud kepada-Nya dengan kepala menekuk ke tanah.
Dia setuju dengan mengucapkan unggul sekali.
Unggul sekali, Teman-teman yang berkebajikan.
Unggul sekali, Mereka yang mengajarkan cara ini.
Sanghata Sutra, yang menghancurkan kejahatan,
dan juga bagi mereka yang mendengar-Nya, unggul sekali.
Dia berkata:
'Karena saya telah melakukan perbuatan-perbuatan jahat,'
Saya seperti sisa arang, selamanya terbakar.
Baik didalam dunia ini tidak menarik,
dan didalam dunia selanjutnya, tidak menarik juga.
Sampai didalam rumah juga, tidak menarik.
Juga diluar, tidak menarik.
Berkaitan dengan kekurangan-kekurangan, saya melakukan perbuatan jahat;
Melalu mereka, ke dunia yang lebih rendah saya menuju.
Saya akan menderita juga dikehidupan selanjutnya,
Didalam negara buruk apapun saya juga.
Sebagaimana dia terisak-isak dan tercekik air mata,
Bahkan oleh para dewa perkataannya terdengar:
'Sungguh menakutkan, ke alam yang lebih rendah saya menuju.
Dengan begitu keluar dari kehidupan tidak ada harapan.'
Para dewa itu berkata kepadanya:
Orang bodoh juga berpikir demikian!
Meneteskan pikiran menderita ini dan pergi!
Ayah terbunuh dan Ibu terbunuh;
Sejak kelima perbuatan keji saya lakukan,
Tempat berlindung, sahabat, tidak satupun untukku;
Perasaan menderita yang akan saya miliki.
Ke puncak gunung saya akan menuju.
Tubuh saya disana untuk dilempar."
"Guru Bijaksana berkata:
'Tangisan dalam duka cita dan dikuasai dengan kesedihan,
Kamu dibuat menderita oleh lapar dan haus,
Berjalan-jalan ke tiga dunia, didalam keputusasaan.
Oleh karena itu, makanlah makanan yang saya berikan.'
Agar memuaskan tubuh,
Sang Bijaksana memberikan makanan.
'Setelah makan kesukaan, makanan yang enak,
seorang mahluk hidup akan merasa sangat bahagiah.
Sang Dharma yang menyucikan semua kejahatan
kemudian akan saya jelaskan kepada mu.'
Dan seketika dia makan
makanan enak yang dimilikinya.
Setelah makan, dia mencuci tanganya.
Dan mengelilingi Sang Bijaksana.
Seperti layaknya dia duduk bersilang kaki,
Apapun yang telah dia lakukan yang salah, dia beritahukan.
'Membunuh ayah, membunuh ibu,
penghancuran Stupa telah saya lakukan.'
saya mencegah Seorang Bodhisattva
dalam pengejarannya untuk Penerangan Sempurna.'
Ketika Dia mendengar perkataan-perkataan ini darinya
Sang Bijaksana lalu mengucapkan perkataan-perkataan ini:
'Karena kamu telah melakukan perbuatan-perbuatan jahat,
aduh, kamu sungguh tidak berbudi.
Buatlah pengakuan dari perbuatan-perbuatan jahat itu,
yang telah kamu kerjakan atau kamu perintah kerjakan.'
"Ketika itu, pada saat itu, dia diserbu dengan perasaan yang sangat menderita dan menjadi susah dengan kengerian."
Dia berkata kepada Sang Bijaksana:
Siapa yang akan menjadi Pelindung saya?
Sejak saya telah melakukan perbuatan-perbuatan jahat,
Saya akan menjalani penderitaan.
"Lalu lelaki itu menekukkan lututnya menyentuh tanah dan berkata kepada Sang Bijaksana:"
Semua perbuatan-perbuatan jahat yang telah saya lakukan
dan perintah untuk dilakukan, saya sekarang mengaku.
Semoga itu tidak membawa hasil-hasil yang jahat.
Semoga saya tidak mengalami penderitaan.
Biarkan saya mendekati Mu.
Kamu Yang Bijaksana, tolong jadilah tempat berlindungku.
Buatlah saya tanpa penyesalan dan masuk ke dalam kedamaian,
Dan demikian menenangkan karma tidak baikku.
Lalu, ketika itu, pada saat itu, Sang Bijaksana itu berkata kepada lelaki itu, menentramkan hatinya: "Mahluk hidup, Saya akan menjadi tempat berlindung mu. Saya akan menjadi tempat sandaran mu. Saya akan menjadi teman yang mempertahankan mu, jadi dengarlah Dharma dalam kehadiran Saya dengan tanpa rasa takut. Sudahkah kamu mendengar bahkan sedikit saja dari Dharmaparyaya yang disebut Sanghata?"
"Dia berkata, 'Saya belum pernah mendengar-Nya sama sekali.' "
"Sang Bijaksana berkata, 'Siapa yang akan mengajarkan Dharma untuk seorang mahluk hidup yang terbakar kecuali untuk dia yang masih ada harapan didalam perasaan terharu dan, dalam kaitannya dengan hal itu, mengajarkan Dharma itu kepada para mahluk hidup.' "
"Dia berkata: 'Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah lebih lanjut. Pada asamkhyeya kalpa yang tak terhingga, tak terhitung dan tak terbatas, yang telah berlalu adalah Seorang Raja Buddharma bernama Vimala Candra, Sang Dharmaraja. Putra yang berasal dari garis keturunan, seorang anak terlahir dalam Rumah Sang Raja Dharma Vimala Candra. Oleh sebab itu, Sang Raja Agung Vimala Candra mengumpulkan para brahmana peramal dan berkata pada mereka: 'Para Brahmana, jenis tanda apakah yang kamu lihat untuk yang muda itu?' Lalu para brahmana peramal berkata: 'Raja Yang Maha Mulia, ini tidak baik, yang muda yang terlahir itu tidak baik.' Sang Raja berkata: 'Akan jadi seperti apakah dia?' Para peramal itu berkata: 'Jika dia mencapai usia 7 tahun, yang muda ini akan membahayakan nyawa ibu dan ayahnya.' Seketika itu, Sang Raja berkata sebagi berikut: 'Bahkan jika mungkin akan ada rintangan untuk hidup-Ku, cukup adil, tetapi Saya tidak akan membunuh anak Saya sendiri. Adalah sangat jarang untuk memperoleh kelahiran sebagai seorang manusia didalam dunia ini; oleh karena itu, Saya tidak akan melakukan hal yang berbahaya terhadap tubuh manusia mana pun.' "
"Setelah itu, yang muda itu tumbuh besar dengan sangat cepat, khususnya, ketika dia mencapai umur satu bulan, dia telah tumbuh sebesar pertumbuhan orang lain yang tumbuh besar didalam waktu dua tahun. Setelah itu, Sang Raja Vimala Candra mengetahui juga bahwa yang muda telah tumbuh besar disebabkan oleh karma Sang Raja sendiri yang telah dikumpulkan."
"Lalu Sang Raja memberikan Kerajaan kepada yang muda dan berkata sebagai berikut: 'Semoga kamu menjadi Raja Yang Termasyhur baik dan dengan daerah kekuasaan yang luas. Memerintah secara adil sesuai dengan Dharma, bukan dengan apa pun yang bukan Dharma.' "
"Kemudian, setelah diberikan kerajaan kepada dirinya, Dia memberikan kepadanya gelar 'Raja'. Dan Raja Vimala Candra bertindak bukan sebagai Raja dalam daerah kekuasaan-Nya."
"Kemudian jutaan para menteri mulai menuju ke tempat dimana Raja Vimala Candra berada, dan setelah sampai disana, mereka berkata kepada Raja Vimala Candra sebagai berikut: 'O, Raja Yang Maha Mulia, mengapa sekarang Kamu tidak bertindak sebagai Raja didalam daerah kekuasaan-Mu Sendiri?' "
"Sang Raja berkata: 'Selama tak terkira banyaknya kalpa-kalpa, walaupun Saya telah memerintah sebagai Seorang yang mempunyai kerajaan, kekayaan, dan kekuasaan, Saya tidak pernah memiliki kecukupan.' "
"Dan ketika itu, pada saat itu, sebelum banyak waktu berlalu, anak itu mengambil hidup dari Ayah dan Ibunya, dan disanalah terkumpul karma dari perbuatan-perbuatan yang tidak dapat dihentikan."
Keadaan itu, Saya (Sang Bijaksana) juga mengingat waktu itu, ketika perasaan menderita timbul pada Sang Raja itu, dan Dia merasa menyesal dan tersedu-sedu, tercekik oleh air mata, dan Saya membangkitkan pikiran kasihan kepada-Nya. Setelah pergi kesana, Saya mengajarkan Sang Dharma dan ketika dia juga mendengar Dharma itu, perbuatan-perbuatan jahat yang tak dapat dihentikan itu tersucikan tanpa meninggalkan sisa satupun."
"Dia berkata, Para Pertapa yang mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya, Raja dari Para Sutra, akan mencapai tingkatan yang tidak terkalahkan bersumber dari Dharma, penyucian dari semua kejahatan, penentraman dari semua angan-angan."
Dharma yang cepat membebaskanmu
Saya akan menerangkannya, jadi dengarlah baik-baik.
'Jika hanya sebait tunggal yang terdiri dari empat baris syair
itu menerangkan sebuah aliran yang terus menerus,
semua kejahatan akan tersucikan.
dan Srotapanna akan tercapai
Dari semua kejahatan, seseorang dibebaskan.'
Dengan ungkapan yang sungguh-sungguh ini,
penderitaan para mahluk hidup sepenuhnya dibebaskan
dari perbudakan rasa takut terhadap neraka.
Lalu lelaki itu bangkit dari tempat duduknya,
mengatupkan kedua telapak tangannya bersama
dia bersujud kepada-Nya dengan kepala menekuk ke tanah.
Dia setuju dengan mengucapkan unggul sekali.
Unggul sekali, Teman-teman yang berkebajikan.
Unggul sekali, Mereka yang mengajarkan cara ini.
Sanghata Sutra, yang menghancurkan kejahatan,
dan juga bagi mereka yang mendengar-Nya, unggul sekali.
Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya
"Lalu ketika itu, pada saat itu, dari tengah-tengah angkasa atas, 12.000 Putra-Putra Dewa merangkapkan tangan mereka bersama dan datang kedepan Sang Bijaksana, mereka bersujud di Kaki-Nya dan berkata: 'Yang dimuliakan dunia, Pertapa Yang Maha Mulia, 'Selama Berapa lamakah Kamu sadar dalam pengetahuan? "
"Demikian juga, empat juta para raja naga datang dan 18.000 para raja yaksha datang. Setelah merangkapkan kedua tangan bersama dan menunduk kepada Sang Bijaksana, mereka berkata: 'Yang Maha Mulia, selama berapa lamakah kamu sadar dalam pengetahuan?' "
"Sang Bijaksana berkata, 'selama ratusan dari ribuan dari banyak sekali jutaan dari kalpa-kalpa yang tak dapat dihitung.' "
"Mereka berkata,'dengan melalui karma baik apakah karma buruk ini akan sepenuhnya ditentramkan seketika?' "
"Dia berkata: 'Dengan mendengar Sanghata Dharmaparyaya. Diantara para mahluk hidup yang telah berkumpul disini, semua dari mereka itu yang memiliki keyakinan mendengarkan Dharmaparyaya ini ditetapkan mencapai Anuttara SamyakSamBuddha. Jika orang-orang itu telah melakukan lima perbuatan jahat besar yang tak dapat dihentikan bahkan dengan hanya mendengar Dharmaparyaya yang disebut Sanghata, mereka akan sepenuhnya selesai dan sepenuhnya tersucikan dari karma mereka dari lima perbuatan jahat besar yang tak dapat dihentikan, seketika dan seluruhnya. 'Selama tak terhitung ratusan dari ribuan dari banyak sekali jutaan dari kalpa-kalpa, pintu-pintu dari alam-alam rendah akan tertutup. Tiga puluh dua pintu-pintu alam dewa akan terbuka. Jika begitulah bagaimana akar-akar kebajikan dari seseorang yang juga mendengar bahkan hanya sebanyak empat baris syair dari Sanghata Dharmaparyaya akan ada, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan seseorang yang menghormati dengan bunga-bunga, dupa, wewangian, pembersih kulit, bubuk-bubuk bedak wangi, jubah-jubah, tirai, spanduk bendera dan panji-panji, dan yang memuliakan-Nya, membuat gambar-gambar, membuat persembahan-persembahan, mengikut sertakan canang dan alat-alat musik, dan bergembira sesudah suatu waktu, mengakui dengan berseru, 'Dengan baik berkata: unggul sekali, unggul sekali.'' "
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, seperti layaknya mereka yang merangkapkan kedua telapak tangan mereka bersama dan bersujud ketika Sanghata Dharmaparyaya diuraikan secara terperinci, apakah hanya dengan merangkapkan telapak tangan belaka menghasilkan kumpulan besar jasa kebajikan?"
"Sang Buddha berkata: "Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah. Bahkan mereka yang telah melakukan lima perbuatan jahat besar yang tak dapat dihentikan, telah memerintahkan mereka selesai dan bergembira dalam perbuatan dari mereka, dan yang merangkapkan telapak tangan bersama dan bersujud mendengar hanya sedikit empat baris syair dari Sanghata Dharmaparyaya ini, jika semua karma lima perbuatan jahat besar yang tak dapat dihentikan mereka akan sepenuhnya tersucikan ketika mereka bersujud, Sarva shura, apa perlu untuk mengatakan mereka yang mendengar seluruhnya Sanghata Dharmaparyaya secara luas?" Orang ini akan menghasilkan lebih besar kumpulan besar jasa kebajikan dari yang terlebih dahulu tadi. "
"Putra yang berasal dari garis keturunan, Saya akan menunjukkan kepada kamu sebuah persamaan agar membuat arti dari Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini dipahami. Sarva shura, itu adalah sebagai berikut: untuk membuat sebuah persamaan, lima sungai besar mengalir maju dari istana raja naga anavatapta, dimana sang surya tidak pernah naik. Jika beberapa orang harus menghitung tetesan dari lima sungai-sungai besar ini, Sarva shura, akankah mereka mampu mencapai akhir dari perhitungan tetesan mereka?"
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, itu tidak dapat."
Sang Buddha berkata: "Sarva shura, Demikian halnya juga, adalah tidak mungkin untuk mencapai akhir dari akar-akar kebajikan dari Sanghata Dharmaparyaya dengan menghitung selama seratus kalpa, atau bahkan selama seribu kalpa. Sarva shura, apa yang kamu pikirkan tentang hal ini? Tidakkah dia yang menjelaskan Sanghata Dharmaparyaya ini selama bahkan hanya seketika, mengerjakan kesukaran-kesukaran?"
Dia berkata: "Dia mengerjakan kesukaran-kesukaran."
Sang Buddha berkata: "Sarva shura, Dia yang dapat menjelaskan Sanghata Dharmaparyaya mengerjakan jauh lebih besar kesukaran-kesukaran dibandingkan dengan itu. Itu adalah sebagai berikut: untuk membuat sebuah persamaan, dengan arti menghitung tetesan didalam lima sungai besar yang tiba dari danau anavatapta, tidaklah mungkin mencapai akhirnya. "
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, apakah kelima sungai-sungai besar itu?"
Sang Buddha berkata: "Mereka adalah sebagai berikut: Gangga, Sita, Vaksuh, Yamuna dan Candrabhaga. Ini adalah kelima sungai besar yang tiba ke maha samudera. Setiap dari lima sungai besar itu diiringi oleh 500 sungai. Sarva shura, lima sungai itu juga turun dari langit dengan setiap seribu sungai dan melalui mereka para mahluk hidup dipuaskan."
Dia berkata: "Dimana seribu itu yang mengiringi tiap-tiap dari mereka?"
Sang Buddha berkata: "Sundari diiringi oleh seribu, Shamkha diiringi oleh seribu, Vahanti diiringi oleh seribu, Chitra sena diiringi oleh seribu, dan Dharmavritti diiringi oleh seribu. Sarva shura, sungai-sungai besar ini masing-masing memiliki seribu sungai-sungai pengiring."
"Mereka membiarkan turunnya air hujan pada bumi. Sarva shura, mereka melepaskan cucuran dari tetesan hujan selama waktu ke waktu, dan ini menghasilkan bunga-bunga, buah-buahan, dan panen. Ketika cucuran dari air hujan dilepaskan ke bumi, air akan dihasilkan. Melalui air yang dihasilkan, tanah-tanah dan kebun-kebuh semuanya dikenyangkan dan dibuat bahagiah. Sarva shura itu adalah seperti demikian: untuk membuat sebuah persamaan, Sang Raja dari seluruh mahluk hidup membuat seluruh bumi bahagiah. Demikian juga, Sarva shura, Sanghata Dharmaparyaya ini dijelaskan di bumi demi manfaat banyak mahluk hidup dan demi kebahagiaan banyak mahluk hidup. Perjalanan hidup manusia tidak seperti perjalanan hidup para dewa dari Tavatimsa (Surga ke tiga puluh tiga). Jika kamu harus bertanya siapa para dewa dari tavatimsa, Sarva shura, mereka berdiam disana adalah Indra, raja dari para dewa, kediamannya dinamakan tavatimsa."
"Sarva shura, ada juga para mahluk hidup yang terlibat dalam menghasilkan perbuatan baik dan adalah tidak mungkin untuk membuat persamaan untuk kumpulan besar jasa kebajikan mereka juga. Ada juga para mahluk hidup yang terlibat dalam menghasilkan perbuatan jahat dan adalah tidak mungkin untuk membuat persamaan untuk neraka mereka dan kelahiran-kelahiran menjadi binatang. Para mahluk hidup itu yang mengalami penderitaan dari mahluk-mahluk neraka, binatang-binatang dan para preta tidak mempunyai tempat berlindung apapun juga. Harapan mereka telah dihancurkan disana, mereka meratapi dan terjatuh kedalam banyak neraka. Mereka harus dilihat sebagai dibawah kuasa para teman yang tidak berkebajikan. Dan para mahluk hidup itu yang terlibat dalam perbuatan baik dan untuk kumpulan besar jasa kebajikannya, adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah persamaan, mereka harus dilihat sebagai dibawah kuasa teman-teman yang berkebajikan. Ketika seseorang melihat seorang teman yang berkebajikan, Seorang Tathagata terlihat. Ketika seseorang melihat Seorang Tathagata, semua kejahatan orang itu tersucikan. Ketika Raja dari para mahluk hidup menyebab kegembiraan pada para mahluk hidup didunia."
"Sarva shura, demikian juga, Sanghata Dharmaparyaya ini juga menyelenggarakan fungsi-fungsi Seorang Buddha untuk para mahluk hidup di bumi. Setiap orang yang tidak mendengar Sanghata Dharmaparyaya tidak dapat sepenuhnya tercerahkan didalam Anuttara SamyakSamBuddha. Mereka tidak mampu untuk memutar Roda Dharma. Mereka tak dapat memukul suara Gong Dharma. Mereka tidak dapat duduk di singasana singa dari Dharma. Mereka tidak dapat masuk ke lapisan Nirvana. Mereka tidak dapat menyinari dengan pancaran cahaya yang tanpa batas. Sarva shura, demikian juga, mereka yang tidak mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini, juga tidak dapat duduk di hati penerangan sempurna."
"Sarva shura berkata: Yang dimuliakan dunia, bolehkah saya bertanya tentang sebuah pertanyaan tertentu? Yang terbahagiah, bolehkah saya bertanya tentang sebuah pertanyaan tertentu? "
"Sang Buddha berkata, tanyalah apapun yang kamu inginkan dan saya akan menerangi keragu-raguanmu."
Dia berkata: Siapakah Sang Bijaksana itu yang membebaskan para mahluk hidup dari karma buruk lima perbuatan jahat besar yang tidak dapat dihentikan dan lalu menempatkan mereka ke tingkat dimana seseorang tidak akan pernah berpaling lagi?"
"Demikian juga, empat juta para raja naga datang dan 18.000 para raja yaksha datang. Setelah merangkapkan kedua tangan bersama dan menunduk kepada Sang Bijaksana, mereka berkata: 'Yang Maha Mulia, selama berapa lamakah kamu sadar dalam pengetahuan?' "
"Sang Bijaksana berkata, 'selama ratusan dari ribuan dari banyak sekali jutaan dari kalpa-kalpa yang tak dapat dihitung.' "
"Mereka berkata,'dengan melalui karma baik apakah karma buruk ini akan sepenuhnya ditentramkan seketika?' "
"Dia berkata: 'Dengan mendengar Sanghata Dharmaparyaya. Diantara para mahluk hidup yang telah berkumpul disini, semua dari mereka itu yang memiliki keyakinan mendengarkan Dharmaparyaya ini ditetapkan mencapai Anuttara SamyakSamBuddha. Jika orang-orang itu telah melakukan lima perbuatan jahat besar yang tak dapat dihentikan bahkan dengan hanya mendengar Dharmaparyaya yang disebut Sanghata, mereka akan sepenuhnya selesai dan sepenuhnya tersucikan dari karma mereka dari lima perbuatan jahat besar yang tak dapat dihentikan, seketika dan seluruhnya. 'Selama tak terhitung ratusan dari ribuan dari banyak sekali jutaan dari kalpa-kalpa, pintu-pintu dari alam-alam rendah akan tertutup. Tiga puluh dua pintu-pintu alam dewa akan terbuka. Jika begitulah bagaimana akar-akar kebajikan dari seseorang yang juga mendengar bahkan hanya sebanyak empat baris syair dari Sanghata Dharmaparyaya akan ada, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan seseorang yang menghormati dengan bunga-bunga, dupa, wewangian, pembersih kulit, bubuk-bubuk bedak wangi, jubah-jubah, tirai, spanduk bendera dan panji-panji, dan yang memuliakan-Nya, membuat gambar-gambar, membuat persembahan-persembahan, mengikut sertakan canang dan alat-alat musik, dan bergembira sesudah suatu waktu, mengakui dengan berseru, 'Dengan baik berkata: unggul sekali, unggul sekali.'' "
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, seperti layaknya mereka yang merangkapkan kedua telapak tangan mereka bersama dan bersujud ketika Sanghata Dharmaparyaya diuraikan secara terperinci, apakah hanya dengan merangkapkan telapak tangan belaka menghasilkan kumpulan besar jasa kebajikan?"
"Sang Buddha berkata: "Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah. Bahkan mereka yang telah melakukan lima perbuatan jahat besar yang tak dapat dihentikan, telah memerintahkan mereka selesai dan bergembira dalam perbuatan dari mereka, dan yang merangkapkan telapak tangan bersama dan bersujud mendengar hanya sedikit empat baris syair dari Sanghata Dharmaparyaya ini, jika semua karma lima perbuatan jahat besar yang tak dapat dihentikan mereka akan sepenuhnya tersucikan ketika mereka bersujud, Sarva shura, apa perlu untuk mengatakan mereka yang mendengar seluruhnya Sanghata Dharmaparyaya secara luas?" Orang ini akan menghasilkan lebih besar kumpulan besar jasa kebajikan dari yang terlebih dahulu tadi. "
"Putra yang berasal dari garis keturunan, Saya akan menunjukkan kepada kamu sebuah persamaan agar membuat arti dari Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini dipahami. Sarva shura, itu adalah sebagai berikut: untuk membuat sebuah persamaan, lima sungai besar mengalir maju dari istana raja naga anavatapta, dimana sang surya tidak pernah naik. Jika beberapa orang harus menghitung tetesan dari lima sungai-sungai besar ini, Sarva shura, akankah mereka mampu mencapai akhir dari perhitungan tetesan mereka?"
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, itu tidak dapat."
Sang Buddha berkata: "Sarva shura, Demikian halnya juga, adalah tidak mungkin untuk mencapai akhir dari akar-akar kebajikan dari Sanghata Dharmaparyaya dengan menghitung selama seratus kalpa, atau bahkan selama seribu kalpa. Sarva shura, apa yang kamu pikirkan tentang hal ini? Tidakkah dia yang menjelaskan Sanghata Dharmaparyaya ini selama bahkan hanya seketika, mengerjakan kesukaran-kesukaran?"
Dia berkata: "Dia mengerjakan kesukaran-kesukaran."
Sang Buddha berkata: "Sarva shura, Dia yang dapat menjelaskan Sanghata Dharmaparyaya mengerjakan jauh lebih besar kesukaran-kesukaran dibandingkan dengan itu. Itu adalah sebagai berikut: untuk membuat sebuah persamaan, dengan arti menghitung tetesan didalam lima sungai besar yang tiba dari danau anavatapta, tidaklah mungkin mencapai akhirnya. "
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, apakah kelima sungai-sungai besar itu?"
Sang Buddha berkata: "Mereka adalah sebagai berikut: Gangga, Sita, Vaksuh, Yamuna dan Candrabhaga. Ini adalah kelima sungai besar yang tiba ke maha samudera. Setiap dari lima sungai besar itu diiringi oleh 500 sungai. Sarva shura, lima sungai itu juga turun dari langit dengan setiap seribu sungai dan melalui mereka para mahluk hidup dipuaskan."
Dia berkata: "Dimana seribu itu yang mengiringi tiap-tiap dari mereka?"
Sang Buddha berkata: "Sundari diiringi oleh seribu, Shamkha diiringi oleh seribu, Vahanti diiringi oleh seribu, Chitra sena diiringi oleh seribu, dan Dharmavritti diiringi oleh seribu. Sarva shura, sungai-sungai besar ini masing-masing memiliki seribu sungai-sungai pengiring."
"Mereka membiarkan turunnya air hujan pada bumi. Sarva shura, mereka melepaskan cucuran dari tetesan hujan selama waktu ke waktu, dan ini menghasilkan bunga-bunga, buah-buahan, dan panen. Ketika cucuran dari air hujan dilepaskan ke bumi, air akan dihasilkan. Melalui air yang dihasilkan, tanah-tanah dan kebun-kebuh semuanya dikenyangkan dan dibuat bahagiah. Sarva shura itu adalah seperti demikian: untuk membuat sebuah persamaan, Sang Raja dari seluruh mahluk hidup membuat seluruh bumi bahagiah. Demikian juga, Sarva shura, Sanghata Dharmaparyaya ini dijelaskan di bumi demi manfaat banyak mahluk hidup dan demi kebahagiaan banyak mahluk hidup. Perjalanan hidup manusia tidak seperti perjalanan hidup para dewa dari Tavatimsa (Surga ke tiga puluh tiga). Jika kamu harus bertanya siapa para dewa dari tavatimsa, Sarva shura, mereka berdiam disana adalah Indra, raja dari para dewa, kediamannya dinamakan tavatimsa."
"Sarva shura, ada juga para mahluk hidup yang terlibat dalam menghasilkan perbuatan baik dan adalah tidak mungkin untuk membuat persamaan untuk kumpulan besar jasa kebajikan mereka juga. Ada juga para mahluk hidup yang terlibat dalam menghasilkan perbuatan jahat dan adalah tidak mungkin untuk membuat persamaan untuk neraka mereka dan kelahiran-kelahiran menjadi binatang. Para mahluk hidup itu yang mengalami penderitaan dari mahluk-mahluk neraka, binatang-binatang dan para preta tidak mempunyai tempat berlindung apapun juga. Harapan mereka telah dihancurkan disana, mereka meratapi dan terjatuh kedalam banyak neraka. Mereka harus dilihat sebagai dibawah kuasa para teman yang tidak berkebajikan. Dan para mahluk hidup itu yang terlibat dalam perbuatan baik dan untuk kumpulan besar jasa kebajikannya, adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah persamaan, mereka harus dilihat sebagai dibawah kuasa teman-teman yang berkebajikan. Ketika seseorang melihat seorang teman yang berkebajikan, Seorang Tathagata terlihat. Ketika seseorang melihat Seorang Tathagata, semua kejahatan orang itu tersucikan. Ketika Raja dari para mahluk hidup menyebab kegembiraan pada para mahluk hidup didunia."
"Sarva shura, demikian juga, Sanghata Dharmaparyaya ini juga menyelenggarakan fungsi-fungsi Seorang Buddha untuk para mahluk hidup di bumi. Setiap orang yang tidak mendengar Sanghata Dharmaparyaya tidak dapat sepenuhnya tercerahkan didalam Anuttara SamyakSamBuddha. Mereka tidak mampu untuk memutar Roda Dharma. Mereka tak dapat memukul suara Gong Dharma. Mereka tidak dapat duduk di singasana singa dari Dharma. Mereka tidak dapat masuk ke lapisan Nirvana. Mereka tidak dapat menyinari dengan pancaran cahaya yang tanpa batas. Sarva shura, demikian juga, mereka yang tidak mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini, juga tidak dapat duduk di hati penerangan sempurna."
"Sarva shura berkata: Yang dimuliakan dunia, bolehkah saya bertanya tentang sebuah pertanyaan tertentu? Yang terbahagiah, bolehkah saya bertanya tentang sebuah pertanyaan tertentu? "
"Sang Buddha berkata, tanyalah apapun yang kamu inginkan dan saya akan menerangi keragu-raguanmu."
Dia berkata: Siapakah Sang Bijaksana itu yang membebaskan para mahluk hidup dari karma buruk lima perbuatan jahat besar yang tidak dapat dihentikan dan lalu menempatkan mereka ke tingkat dimana seseorang tidak akan pernah berpaling lagi?"
Terakhir diubah oleh sen tanggal Tue Sep 01, 2009 1:19 am, total 1 kali diubah
Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya
Dia berkata:
Pidato Para Buddha sangat dalam;
Sarva shura, dengarkanlah Saya:
Sanghata Sutra adalah Seorang Guru,
menjelma didalam wujud Seorang Bijaksana.
Sanghata menjelma karena kebaikan,
bahkan Tubuh Para Buddha.
Seperti banyaknya butiran-butiran pasir yang dipegang Sungai Gangga,
hanya didalam banyak bentuk-bentuk itu Dia mengajar.
Dia mengajar didalam wujud Seorang Buddha.
Dia mengajar bahkan didalam intisari dari Dharma.
Siapa yang ingin melihat Seorang Buddha,
Sanghata sepadan dengan Seorang Buddha.
Dimana pun Sanghata berada,
selalu disanalah Sang Buddha berada.
Sang Buddha berkata: "Putra yang berasal dari garis keturunan,
dengarlah, Sarva shura, pada masa lalu yang telah lama berlalu,
sembilan puluh sembilan kalpa yang tak terhitung dahulu kala, muncullah
12 juta Para Buddha. Ketika Sang 'Ratnottama' Tathagata Arhantah
SamyakSamBuddha muncul, Saya menjadi teguh hati didalam memberi, dan
menghormati 12 juta Para Buddha yang bernama 'Candra'. Saya melayani
Mereka dengan makanan, minuman, wewangian, karangan-karangan bunga,
pembersih-pembersih kulit, apapun yang menyenangkan Mereka,
makanan-makanan bagus dan apapun yang membuat Mereka senang. Dan
setelah melayani Mereka demikian, Saya mengingat pencapaian sebuah
Penetapan dari Anuttara SamyakSamBuddha."
"Sarva shura, Saya mengingat bahwa pada masa itu muncul 18 juta Para
Buddha yang bernama 'Ratnavabhasa'. Pada waktu itu juga, setelah
menjadi teguh hati didalam memberi, Saya menghornati 18 juta Para
Tathagata dengan nama 'Garbha sena' dengan wewangian,
pembersih-pembersih kulit, perhiasan-perhiasan, pakaian penghias,
sebagaimana pada waktu yang cocok untuk masing-masing, dan telah
menyelesaikannya juga, Saya juga memperoleh disana sebuah Penetapan
Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha."
"Sarva shura, Saya mengingat 20 juta Para Buddha, dan Setiap dari Para
Buddha itu bernama 'Sikhi sambhava' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha.
Pada waktu itu juga, setelah menjadi teguh hati didalam memberi, Saya
memuja Para Tathagata itu dengan wewangian, pembersih-pembersih kulit,
perhiasan-perhiasan, pakaian penghias, sebagaimana pada waktu yang
cocok untuk masing-masing, dan telah menyelesaikannya juga, Saya juga
memperoleh disana sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha."
"Sarva shura, Saya mengingat 20 juta Para Buddha, dan Setiap dari Para
Buddha itu bernama 'Kasyapa' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Pada
waktu itu juga, setelah menjadi teguh hati didalam memberi, Saya memuja
Para Tathagata itu dengan wewangian, pembersih-pembersih kulit dan
kemudian saya mempersembahkan Pelayanan Terhormat didalam cara dimana
Pelayanan itu seharusnya di persembahkan secara hormat kepada Para
Tathagata, Saya juga memperoleh disana sebuah Penetapan Pencapaian
Anuttara SamyakSamBuddha."
"Sarva shura, ada muncul 16 juta Para Buddha bernama 'Vimalaprabhasa'
Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha dan pada masa itu Saya adalah
Seorang Kepala rumah tangga yang kaya raya, dengan kekayaan besar dan
barang milik banyak. Setelah meninggalkan semua kepemilikan barang,
Saya mempersembahkan kepada 16 juta Para Buddha pelayanan terhormat
dengan mempersembahkan kain-kain tempat duduk, pakaian-pakaian,
wewangian, pembersih-pembersih kulit, selimut-selimut, sebagaimana
seharusnya pelayanan terhormat dipersembahkan kepada Para Tathagata.
Dan pada seluruh waktu itu, Saya memperoleh Penetapan Pencapaian
Anuttara SamyakSamBuddha. Ini juga Saya ingat tetapi waktu tepat
Penetapan belum juga tiba."
"Sarva shura, dengarlah. 95 juta Para Buddha muncul didalam dunia,
masing-masing dan Setiap dari Para Buddha itu bernama 'Sakyamuni'
Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Saya pada masa itu telah menjadi
Seorang Raja Dharma Yang Berbudi dan menghormati Para Sakyamuni
Tathagata itu dengan wewangian, karangan-karangan bunga,
pembersih-pembersih kulit, kain-kain tempat duduk, pakaian-pakaian,
dupa-dupa, spanduk bendera dan panji-panji. Dan pada seluruh waktu itu,
Saya memperoleh Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Ini Saya
ingat."
"Sarva shura, ada muncul didalam dunia 90 juta Para Buddha, dan setiap
dari Tathagata itu bernama 'krakatsuda' Tathagata Arhantah
SamyakSamBuddha, dan pada masa itu, Saya adalah Seorang Brahma kumara
(Seorang Brahmana muda) yang kaya raya, dengan kekayaan besar dan
barang milik banyak. Setelah meninggalkan semua kepemilikan barang,
Saya mempersembahkan kepada semua Para Tathagata itu dengan
persembahan wewangian, karangan-karangan bunga, pembersih-pembersih
kulit, kain-kain tempat duduk, dan pakaian-pakaian, Dan setelah
mempersembahkan pelayanan-pelayanan kepada Para Tathagata itu pada
waktu yang tepat untuk masing-masing Pribadi, pada seluruh waktu itu,
Saya memperoleh Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Ini juga
Saya ingat tetapi Saya belum juga tiba di waktu tepat Penetapan itu."
"Sarva shura, ada muncul didalam dunia 18 juta Para Buddha dan
sebagaimana Mereka Semua, Setiap dari Para Tathagata itu bernama
'Kanakamuni' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Pada masa itu, setelah
menjadi teguh hati dalam memberi, Saya menghormati Semua Tathagata
Arhantah SamyakSamBuddha itu dengan wewangian, karangan-karangan bunga,
pembersih-pembersih kulit, kain-kain tempat duduk, pakaian dan
perhiasan-perhiasan, Saya mempersembahkan kepada Mereka pelayanan
dengan cara sebagaimana pelayanan seharusnya dipersembahkan kepada Para
Tathagata, dan pada seluruh waktu itu Saya juga mengingat memperoleh
sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Tetapi Saya belum
juga tiba di waktu tepat Penetapan itu."
"Sarva shura, ada muncul didalam dunia 13 juta Para Buddha dan
sebagaimana Mereka Semua, Setiap dari Para Tathagata itu bernama
'Avabhasa shri' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Pada masa itu,
setelah menjadi teguh hati dalam memberi, Saya menghormati Semua
Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha itu dengan kain-kain tempat duduk,
pakaian, wewangian, karangan-karangan bunga, pembersih-pembersih kulit,
selimut-selimut dan perhiasan-perhiasan. Saya mempersembahkan kepada
Mereka pelayanan terhormat dengan cara sebagaimana pelayanan seharusnya
dipersembahkan kepada Para Tathagata. Para Tathagata itu juga
menjelaskan berbagai macam pendekatan dari Dharma untuk menegaskan
arti-artinya dan ketertiban, dan pada seluruh waktu itu Saya juga
mengingat memperoleh sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara
SamyakSamBuddha. Ini Saya ingat juga. Tetapi waktu tepat Penetapan itu
belum tiba kemudian juga."
Pidato Para Buddha sangat dalam;
Sarva shura, dengarkanlah Saya:
Sanghata Sutra adalah Seorang Guru,
menjelma didalam wujud Seorang Bijaksana.
Sanghata menjelma karena kebaikan,
bahkan Tubuh Para Buddha.
Seperti banyaknya butiran-butiran pasir yang dipegang Sungai Gangga,
hanya didalam banyak bentuk-bentuk itu Dia mengajar.
Dia mengajar didalam wujud Seorang Buddha.
Dia mengajar bahkan didalam intisari dari Dharma.
Siapa yang ingin melihat Seorang Buddha,
Sanghata sepadan dengan Seorang Buddha.
Dimana pun Sanghata berada,
selalu disanalah Sang Buddha berada.
Sang Buddha berkata: "Putra yang berasal dari garis keturunan,
dengarlah, Sarva shura, pada masa lalu yang telah lama berlalu,
sembilan puluh sembilan kalpa yang tak terhitung dahulu kala, muncullah
12 juta Para Buddha. Ketika Sang 'Ratnottama' Tathagata Arhantah
SamyakSamBuddha muncul, Saya menjadi teguh hati didalam memberi, dan
menghormati 12 juta Para Buddha yang bernama 'Candra'. Saya melayani
Mereka dengan makanan, minuman, wewangian, karangan-karangan bunga,
pembersih-pembersih kulit, apapun yang menyenangkan Mereka,
makanan-makanan bagus dan apapun yang membuat Mereka senang. Dan
setelah melayani Mereka demikian, Saya mengingat pencapaian sebuah
Penetapan dari Anuttara SamyakSamBuddha."
"Sarva shura, Saya mengingat bahwa pada masa itu muncul 18 juta Para
Buddha yang bernama 'Ratnavabhasa'. Pada waktu itu juga, setelah
menjadi teguh hati didalam memberi, Saya menghornati 18 juta Para
Tathagata dengan nama 'Garbha sena' dengan wewangian,
pembersih-pembersih kulit, perhiasan-perhiasan, pakaian penghias,
sebagaimana pada waktu yang cocok untuk masing-masing, dan telah
menyelesaikannya juga, Saya juga memperoleh disana sebuah Penetapan
Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha."
"Sarva shura, Saya mengingat 20 juta Para Buddha, dan Setiap dari Para
Buddha itu bernama 'Sikhi sambhava' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha.
Pada waktu itu juga, setelah menjadi teguh hati didalam memberi, Saya
memuja Para Tathagata itu dengan wewangian, pembersih-pembersih kulit,
perhiasan-perhiasan, pakaian penghias, sebagaimana pada waktu yang
cocok untuk masing-masing, dan telah menyelesaikannya juga, Saya juga
memperoleh disana sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha."
"Sarva shura, Saya mengingat 20 juta Para Buddha, dan Setiap dari Para
Buddha itu bernama 'Kasyapa' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Pada
waktu itu juga, setelah menjadi teguh hati didalam memberi, Saya memuja
Para Tathagata itu dengan wewangian, pembersih-pembersih kulit dan
kemudian saya mempersembahkan Pelayanan Terhormat didalam cara dimana
Pelayanan itu seharusnya di persembahkan secara hormat kepada Para
Tathagata, Saya juga memperoleh disana sebuah Penetapan Pencapaian
Anuttara SamyakSamBuddha."
"Sarva shura, ada muncul 16 juta Para Buddha bernama 'Vimalaprabhasa'
Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha dan pada masa itu Saya adalah
Seorang Kepala rumah tangga yang kaya raya, dengan kekayaan besar dan
barang milik banyak. Setelah meninggalkan semua kepemilikan barang,
Saya mempersembahkan kepada 16 juta Para Buddha pelayanan terhormat
dengan mempersembahkan kain-kain tempat duduk, pakaian-pakaian,
wewangian, pembersih-pembersih kulit, selimut-selimut, sebagaimana
seharusnya pelayanan terhormat dipersembahkan kepada Para Tathagata.
Dan pada seluruh waktu itu, Saya memperoleh Penetapan Pencapaian
Anuttara SamyakSamBuddha. Ini juga Saya ingat tetapi waktu tepat
Penetapan belum juga tiba."
"Sarva shura, dengarlah. 95 juta Para Buddha muncul didalam dunia,
masing-masing dan Setiap dari Para Buddha itu bernama 'Sakyamuni'
Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Saya pada masa itu telah menjadi
Seorang Raja Dharma Yang Berbudi dan menghormati Para Sakyamuni
Tathagata itu dengan wewangian, karangan-karangan bunga,
pembersih-pembersih kulit, kain-kain tempat duduk, pakaian-pakaian,
dupa-dupa, spanduk bendera dan panji-panji. Dan pada seluruh waktu itu,
Saya memperoleh Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Ini Saya
ingat."
"Sarva shura, ada muncul didalam dunia 90 juta Para Buddha, dan setiap
dari Tathagata itu bernama 'krakatsuda' Tathagata Arhantah
SamyakSamBuddha, dan pada masa itu, Saya adalah Seorang Brahma kumara
(Seorang Brahmana muda) yang kaya raya, dengan kekayaan besar dan
barang milik banyak. Setelah meninggalkan semua kepemilikan barang,
Saya mempersembahkan kepada semua Para Tathagata itu dengan
persembahan wewangian, karangan-karangan bunga, pembersih-pembersih
kulit, kain-kain tempat duduk, dan pakaian-pakaian, Dan setelah
mempersembahkan pelayanan-pelayanan kepada Para Tathagata itu pada
waktu yang tepat untuk masing-masing Pribadi, pada seluruh waktu itu,
Saya memperoleh Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Ini juga
Saya ingat tetapi Saya belum juga tiba di waktu tepat Penetapan itu."
"Sarva shura, ada muncul didalam dunia 18 juta Para Buddha dan
sebagaimana Mereka Semua, Setiap dari Para Tathagata itu bernama
'Kanakamuni' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Pada masa itu, setelah
menjadi teguh hati dalam memberi, Saya menghormati Semua Tathagata
Arhantah SamyakSamBuddha itu dengan wewangian, karangan-karangan bunga,
pembersih-pembersih kulit, kain-kain tempat duduk, pakaian dan
perhiasan-perhiasan, Saya mempersembahkan kepada Mereka pelayanan
dengan cara sebagaimana pelayanan seharusnya dipersembahkan kepada Para
Tathagata, dan pada seluruh waktu itu Saya juga mengingat memperoleh
sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Tetapi Saya belum
juga tiba di waktu tepat Penetapan itu."
"Sarva shura, ada muncul didalam dunia 13 juta Para Buddha dan
sebagaimana Mereka Semua, Setiap dari Para Tathagata itu bernama
'Avabhasa shri' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Pada masa itu,
setelah menjadi teguh hati dalam memberi, Saya menghormati Semua
Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha itu dengan kain-kain tempat duduk,
pakaian, wewangian, karangan-karangan bunga, pembersih-pembersih kulit,
selimut-selimut dan perhiasan-perhiasan. Saya mempersembahkan kepada
Mereka pelayanan terhormat dengan cara sebagaimana pelayanan seharusnya
dipersembahkan kepada Para Tathagata. Para Tathagata itu juga
menjelaskan berbagai macam pendekatan dari Dharma untuk menegaskan
arti-artinya dan ketertiban, dan pada seluruh waktu itu Saya juga
mengingat memperoleh sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara
SamyakSamBuddha. Ini Saya ingat juga. Tetapi waktu tepat Penetapan itu
belum tiba kemudian juga."
Terakhir diubah oleh sen tanggal Tue Sep 01, 2009 2:24 am, total 1 kali diubah
Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya
"Sarva shura, ada muncul didalam dunia 25 juta Para Tathagata yang bernama 'Pushya' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Pada masa itu, Saya adalah Seorang yang telah meninggalkan kehidupan duniawi dan menghormati Para Tathagata itu. Sebagaimana Ananda memberikan pelayanan kepada Saya sekarang, demikian juga Saya melayani Para Tathagata itu, dan disana Saya memperoleh sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Ini Saya ingat. Tetapi waktu tepat Penetapan itu belum tiba kemudian juga."
"Sarva shura, ada muncul didalam dunia 12 juta Para Tathagata yang bernama 'Vipashyin' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Saya menghormati Para Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha itu dengan kain-kain tempat duduk, pakaian, wewangian, karangan-karangan bunga, dan pembersih-pembersih kulit. Saya mempersembahkan kepada Mereka pelayanan dengan cara sebagaimana pelayanan seharusnya dipersembahkan kepada Para Tathagata. Ketika itu, pada saat itu, setelah menjadi Seorang yang telah meninggalkan kehidupan duniawi, tepat disana Saya juga mengingat memperoleh sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Segera sesudah itu, Vipashyin terakhir muncul menjelaskan Sanghata Dharmaparyaya ini dan Saya mengetahui bahwa, dan kemudian pada saat itu turun hujan tujuh permata mulia memancur kebawah diatas jambudvipa (Bumi). Dan kemudian tidak ada kemiskinan diantara para mahluk hidup di bumi. Pada seluruh waktu itu, Saya memperoleh sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Setelah itu, selama waktu yang lama Saya tidak ditetapkan."
Dia berkata: "Waktu apakah itu, ukuran apakah itu?"
Sang Buddha berkata: "Sarva shura, dengarlah. Kalpa-Kalpa yang tak terhitung setelah itu, Sang Tathagata yang bernama Dipamkara Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha muncul didalam dunia ini. Pada saat itu, ketika itu, Saya adalah Seorang brahmin muda yang bernama Megha. Pada saat itu, ketika Sang Tathagata Dipamkara muncul didalam dunia, Saya sedang berlatih hidup tidak berumah tangga didalam wujud Seorang Brahmin muda. Ketika Saya telah melihat Sang Dipamkara Tathagata, Saya menyebarkan taburan tujuh Bunga-Bunga Utpala dan membaktikan hidup kearah Anuttara SamyakSamBuddha. Dan Tathagata itu menetapkan Saya, Brahmin muda, didalam masa depan, didalam sebuah kalpa yang tak terhitung, didalam dunia ini, Kamu akan menjadi Buddha yang bernama 'Sakyamuni' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha."
"Setelah itu, Sarva shura, Saya duduk di angkasa setinggi tujuh pohon-pohon palmira, dan memperoleh tingkat kesabaran mengenai gejala yang tidak dapat dihasilkan. Sama seperti halnya baru kemarin atau hari ini, Saya mengingat semua akar-akar kebajikan itu ketika Saya melatih hidup tidak berumah tangga selama kalpa-kalpa yang tidak terhitung dan diberkahi dengan kesempurnaan-kesempurnaan. Selanjutnya, Sarva shura, Saya membuat ratusan dari ribuan dari banyak sekali jutaan dari masing-masing diri pribadi para mahluk hidup berada didalam Dharma luhur. Oleh karena itu, Sarva shura, sekarang, setelah memiliki secara nyata, secara sepenuhnya Penerangan Sempurna Tiada Tandingan, apa perlu untuk mengatakan bahwa Saya ingin memberi manfaat kepada semua mahluk hidup? Sarva shura, Saya mengajarkan Dharma kepada dalam banyak cara untuk para mahluk hidup."
"Apapun wujud yang dimiliki mereka untuk ditundukkan, Saya mengajar Dharma didalam wujud itu. Didalam dunia para dewa, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Dewa. Didalam dunia para naga, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Naga. Didalam dunia para yaksha, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Yaksha. Didalam dunia para preta, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Preta. Didalam dunia para manusia, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Manusia. Kepada para mahluk hidup itu yang ditundukkan dengan Seorang Buddha, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Buddha. Kepada para mahluk hidup itu yang ditundukkan dengan Seorang Bodhisattva, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Bodhisattva. Dengan bentuk wujud apapun para mahluk hidup itu ditundukkan, Saya mengajarkan Dharma dalam semua wujud itu."
"Jadi, Sarva shura, Saya mengajar Dharma untuk para mahluk hidup dalam banyak cara. Jika seseorang harus bertanya mengapa demikian, Sarva shura, itu dikarenakan seperti para mahluk hidup itu mendengar Dharma dalam banyak cara, demikian jugalah para mahluk hidup itu yang tulus hati akan membuat akar-akar kebajikan dalam banyak cara. Mereka akan ikut serta dalam perbuatan kedermawanan. Mereka akan membuat manfaat. Mereka juga akan pergi tanpa tidur demi kepentingan mereka sendiri. Mereka akan memasuki samadhi dengan keadaan hati-hati terhadap kematian, juga. Mereka akan melakukan tindakan-tindakan luhur itu sebagaimana untuk dilaksanakan. Disebabkan oleh telah mendengar Dharma itu, mereka akan mengingat akar-akar kebajikan yang sebelumnya ini. Itu akan menjadi tujuan panjang, manfaat dan kebahagiaan dari para dewa dan manusia."
"Sarva shura, maka dari itu, seketika Sanghata Dharmaparyaya terdengar, sifat-sifat yang baik dan manfaat-manfaat dalam jalan ini menjadi tak dapat diukur."
"Lalu, para mahluk hidup itu saling berbicara satu sama lain. Mereka berkata: pasti ada hal lain juga bahwa, setelah menyelesaikan dan mengumpulkannya, seseorang akan menjadi nyata, sepenuhnya tercerahkan kedalam Anuttara SamyakSamBuddha (Penerangan Sempurna Tiada Tandingan) dan hasil dari Dharma luhur kebajikan dari keinginan memberikan manfaat kepada semua mahluk hidup akan matang."
"Mereka yang telah menjadi percaya didalam Dharma akan berkata ''Ada sebuah Dharma yang benar-benar cocok dengan berbagai hal sebagaimana adanya.' Hasil besar dari matangnya kebajikan mereka akan menjadi kebahagiaan yang tidak ada tandingan dari Dharma itu. Perihal yang bodoh, para mahluk hidup bodoh yang mengatakan bahwa tidak ada Dharma-Dharma dan tidak ada pelewatan diluar dari Dharma-Dharma juga. Hasil besar matang mereka juga akan menjadi menuju ke perpindahan buruk. Berulang kali mereka akan mencoba mencapai alasan-alasan perpindahan buruk. Selama delapan kalpa, mereka akan"
merasakan penderitaan dalam alam-alam neraka. Selama 12 kalpa, mereka akan mengalami penderitaan di alam para preta. Selama 16 kalpa, mereka akan terlahir di antara para asura. Selama 9.000 kalpa, mereka akan terlahir diantara para bhuta dan pishacha yang berbahaya. Selama 14.000 kalpa, mereka akan
menjadi tanpa lidah-lidah. Selama 16.000 kalpa, mereka akan mati didalam rahim ibunya. Selama 12.000 kalpa, mereka akan menjadi putaran gumpalan-gumpalan daging. Selama 11.000 kalpa, mereka akan terlahir buta dan akan mengalami perasaan menderita dan orang tua mereka akan berpikir, kita telah menderita tak ada artinya. Merasakannya didalam rahim selama sembilan bulan tidak ada artinya. Mereka akan mengalami perasaan dingin dan panas. Mereka akan mengalami penderitaan rasa lapar dan haus yang amat sangat. Mereka akan mengalami banyak penderitaan didalam hidup ini juga. Walaupun orang tua melihat seorang anak didalam rumah mereka sendiri, tidak ada bahagiah, dan harapan-harapan orang tua itu akan dihancurkan sama sekali."
"Sarva shura, dalam hal ini, para mahluk hidup yang meninggalkkan Dharma yang suci akan bertujuan ke neraka atau kelahiran-kelahiran sebagai binatang. Pada saat kematiannya, mereka akan diserbu dengan sakit-sakit yang menderita sekali. Sarva shura, mereka yang berkata, 'Dharma itu ada; ada mereka yang pergi diluar Dharma-Dharma. mereka akan terlahir didalam penjuru utara di 'uttara kuru' selama dua puluh kalpa, melalui akar kebajikan. Selama 25 kalpa, mereka akan terlahir sama dalam keberuntungannya diantara para dewa surga ketiga puluh tiga (tavatimsa). Ketika mereka meninggal dan berpindah dari tavatimsa, mereka akan terlahir di penjuru utara dari uttara kuru. Mereka tidak akan terlahir dari rahim seorang Ibu. Mereka akan melihat 'sata sahassra Lokadhatu' (seribu sistem dunia) dan ini semua akan disebut dengan 'Sukhavati'. Mereka akan melihat semua Tanah-Tanah Buddha juga. Setelah melihat itu, mereka akan tinggal tepat didalam sana. Mereka akan mencapai Anuttara SamyakSamBuddha disana."
"Sarva shura, demikianlah tentu saja Sanghata Dharmaparyaya ini mempunyai kekuatan besar. Mereka yang mempunyai pikiran yang datang dari keyakinan suci terhadap Sanghata Dharmaparyaya tidak akan pernah mengalami waktu kematian mereka tanpa meninggalkan rasa-rasa takut. Mereka juga akan diberkahi dengan tata susila suci."
"Sarva shura, ada beberapa mahluk hidup yang berkata: 'Sang Tathagata membebaskan banyak mahluk hidup siang dan malam, namun alam para mahluk hidup masih belum kosong juga. Banyak yang membuat permohonan untuk Penerangan Sempurna. Banyak yang terlahir di dalam dunia-dunia kelahiran ulang yang lebih tinggi. Banyak yang mencapai Nirvana. Jadi mengapa alam dari para mahluk hidup itu tidak kosong juga?' "
"Para pelaksana hidup bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan, para pengembara peminta-minta dan para pertapa telanjang mempunyai pemikiran ini 'Marilah kita pergi untuk membantah Sang Pertapa Gautama yang telah meninggalkan hidup berumah tangga.' Kemudian 84.000 para brahmin, para pelaksana hidup bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan, para pengembara peminta-minta dan banyak ratusan para pertapa telanjang tiba di Rajagriha. Dan pada waktu itu, ketika itu, Sang Buddha menunjukkan Senyuman-Nya."
"Pada saa itu, Sang Bodhisattva, Sang Maitreya Yang Luhur bangkit dari tempat duduk-Nya, meletakkan jubah bagian atasnya diatas bahu, menekukkan lutut kanan-Nya ke tanah, dan menundukkan diri dengan kedua telapak tangan dirangkapkan menghadap Sang Buddha. Dia menunjukkan ungkapan kepada Sang Buddha sebagai berikut: ''Yang dimuliakan dunia, karena Sang Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha tidak bersenyum tanpa sebab-sebab dan tanpa keadaan-keadaan, apakah yang menjadi penyebab dari Senyuman dan keadaan apakah itu?" "
"Sang Buddha berkata: ''Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah. Hari ini, pertemuan kumpulan besar akan muncul disini, di Raja Graha"
"Yang dimuliakan dunia, siapa yang akan berada disini? Para dewa atau para naga atau para yaksha atau para manusia atau para mahluk bukan manusia?"
Sang Buddha berkata: "Maitreya, hari ini para dewa, para naga, para yaksha, para manusia dan para mahluk bukan manusia semuanya akan datang kesini. 84.000 para Brahmin akan juga datang kesini. 9.000 juta para pelaksana hidup bidah, para pengembara peminta-minta, dan para pertapa telanjang akan datang, dan mereka akan berselisih dengan Saya. Saya akan mengajarkan Dharma untuk menenangkan perselisihan-perselisihan dari mereka semua. Para brahmin semuanya akan membangkitkan pikiran kearah Anuttara SamyakSamBuddha. 9.000 juta para pelaksana hidup bidah, para pengembara peminta-minta, dan para pertapa telanjang akan mencapai buah dari Srotapanna. 18.000 juta para raja naga akan datang, dan mereka akan mendengar Dharma itu dari Saya. Setelah mereka telah mendengar-Nya, mereka semuanya akan membangkitkan pikiran kearah Anuttara SamyakSamBuddha. 60.000 juta para anak-anak dari para dewa dari tempat tinggal yang suci akan datang. 30.000 juta para mara jahat dan para pembantu mereka akan datang. 12.000 juta para raja asura akan datang. Para Raja, yang berjumlah 500, bersama-sama dengan rombongan mereka, akan datang untuk mendengar Dharma itu. Setelah mendengar Dharma dari Saya, mereka semua akan membangkitkan pikiran kearah Anuttara SamyakSamBuddha."
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Maitreya Yang Luhur berlutut dengan kepala menyentuh Kaki Sang Buddha, dan setelah mengelilingi Sang Bhagavan tiga kali, menghilang seketika.
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur bangkit dari tempat duduk-Nya, meletakkan jubah bagian atas-Nya di bahu, menekukkan lutut kanan-Nya menyentuh tanah, merangkapkan kedua telapak tangan bersama-sama dan menunduk kearah Sang Buddha. Dia berkata kepada Sang Buddha, "apakah nama-nama dari para raja itu, yang jumlahnya 500?"
Sang Buddha berkata: "Sarva shura, dengarlah. Ada raja yang bernama sunanda, raja yang bernama upananda, raja yang bernama jinarsabha, raja yang bernama brahmasena, raja yang bernama brahmagosha, raja yang bernama sudarsana, raja yang bernama jayasena, raja yang bernama nanda sena, raja yang bernama bimbisara, raja yang bernama prasenajin, raja yang bernama virudhaka. Ada ini dan sisa dari para raja itu, yang berjumlah 500, dan setiap dari mereka mempunyai 100.000 juta para pembantu. Dengan pengecualian pada Sang Virudhaka, setiap dan masing-masing dari mereka telah berangkat untuk Anuttara SamyakSamBuddha. 30.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru timur. 50.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru selatan. 60.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru barat. 80.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru utara. 90.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru bawah. 100.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru atas, dan masing-masing, setiap dari Mereka sedang berdiam dalam tingkat dasa bhumi."
Lalu, agar dapat melihat Sang Buddha, semua para Bodhisattva mulai menuju ke Raja graha, dimana Sang Buddha berada. Dan semua dari Para Bodhisattva itu, masing-masing dan setiap dari Mereka, telah berangkat untuk Anuttara SamyakSamBuddha.
"Sarva shura, ada muncul didalam dunia 12 juta Para Tathagata yang bernama 'Vipashyin' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha. Saya menghormati Para Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha itu dengan kain-kain tempat duduk, pakaian, wewangian, karangan-karangan bunga, dan pembersih-pembersih kulit. Saya mempersembahkan kepada Mereka pelayanan dengan cara sebagaimana pelayanan seharusnya dipersembahkan kepada Para Tathagata. Ketika itu, pada saat itu, setelah menjadi Seorang yang telah meninggalkan kehidupan duniawi, tepat disana Saya juga mengingat memperoleh sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Segera sesudah itu, Vipashyin terakhir muncul menjelaskan Sanghata Dharmaparyaya ini dan Saya mengetahui bahwa, dan kemudian pada saat itu turun hujan tujuh permata mulia memancur kebawah diatas jambudvipa (Bumi). Dan kemudian tidak ada kemiskinan diantara para mahluk hidup di bumi. Pada seluruh waktu itu, Saya memperoleh sebuah Penetapan Pencapaian Anuttara SamyakSamBuddha. Setelah itu, selama waktu yang lama Saya tidak ditetapkan."
Dia berkata: "Waktu apakah itu, ukuran apakah itu?"
Sang Buddha berkata: "Sarva shura, dengarlah. Kalpa-Kalpa yang tak terhitung setelah itu, Sang Tathagata yang bernama Dipamkara Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha muncul didalam dunia ini. Pada saat itu, ketika itu, Saya adalah Seorang brahmin muda yang bernama Megha. Pada saat itu, ketika Sang Tathagata Dipamkara muncul didalam dunia, Saya sedang berlatih hidup tidak berumah tangga didalam wujud Seorang Brahmin muda. Ketika Saya telah melihat Sang Dipamkara Tathagata, Saya menyebarkan taburan tujuh Bunga-Bunga Utpala dan membaktikan hidup kearah Anuttara SamyakSamBuddha. Dan Tathagata itu menetapkan Saya, Brahmin muda, didalam masa depan, didalam sebuah kalpa yang tak terhitung, didalam dunia ini, Kamu akan menjadi Buddha yang bernama 'Sakyamuni' Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha."
"Setelah itu, Sarva shura, Saya duduk di angkasa setinggi tujuh pohon-pohon palmira, dan memperoleh tingkat kesabaran mengenai gejala yang tidak dapat dihasilkan. Sama seperti halnya baru kemarin atau hari ini, Saya mengingat semua akar-akar kebajikan itu ketika Saya melatih hidup tidak berumah tangga selama kalpa-kalpa yang tidak terhitung dan diberkahi dengan kesempurnaan-kesempurnaan. Selanjutnya, Sarva shura, Saya membuat ratusan dari ribuan dari banyak sekali jutaan dari masing-masing diri pribadi para mahluk hidup berada didalam Dharma luhur. Oleh karena itu, Sarva shura, sekarang, setelah memiliki secara nyata, secara sepenuhnya Penerangan Sempurna Tiada Tandingan, apa perlu untuk mengatakan bahwa Saya ingin memberi manfaat kepada semua mahluk hidup? Sarva shura, Saya mengajarkan Dharma kepada dalam banyak cara untuk para mahluk hidup."
"Apapun wujud yang dimiliki mereka untuk ditundukkan, Saya mengajar Dharma didalam wujud itu. Didalam dunia para dewa, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Dewa. Didalam dunia para naga, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Naga. Didalam dunia para yaksha, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Yaksha. Didalam dunia para preta, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Preta. Didalam dunia para manusia, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Manusia. Kepada para mahluk hidup itu yang ditundukkan dengan Seorang Buddha, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Buddha. Kepada para mahluk hidup itu yang ditundukkan dengan Seorang Bodhisattva, Saya mengajarkan Dharma dalam wujud Seorang Bodhisattva. Dengan bentuk wujud apapun para mahluk hidup itu ditundukkan, Saya mengajarkan Dharma dalam semua wujud itu."
"Jadi, Sarva shura, Saya mengajar Dharma untuk para mahluk hidup dalam banyak cara. Jika seseorang harus bertanya mengapa demikian, Sarva shura, itu dikarenakan seperti para mahluk hidup itu mendengar Dharma dalam banyak cara, demikian jugalah para mahluk hidup itu yang tulus hati akan membuat akar-akar kebajikan dalam banyak cara. Mereka akan ikut serta dalam perbuatan kedermawanan. Mereka akan membuat manfaat. Mereka juga akan pergi tanpa tidur demi kepentingan mereka sendiri. Mereka akan memasuki samadhi dengan keadaan hati-hati terhadap kematian, juga. Mereka akan melakukan tindakan-tindakan luhur itu sebagaimana untuk dilaksanakan. Disebabkan oleh telah mendengar Dharma itu, mereka akan mengingat akar-akar kebajikan yang sebelumnya ini. Itu akan menjadi tujuan panjang, manfaat dan kebahagiaan dari para dewa dan manusia."
"Sarva shura, maka dari itu, seketika Sanghata Dharmaparyaya terdengar, sifat-sifat yang baik dan manfaat-manfaat dalam jalan ini menjadi tak dapat diukur."
"Lalu, para mahluk hidup itu saling berbicara satu sama lain. Mereka berkata: pasti ada hal lain juga bahwa, setelah menyelesaikan dan mengumpulkannya, seseorang akan menjadi nyata, sepenuhnya tercerahkan kedalam Anuttara SamyakSamBuddha (Penerangan Sempurna Tiada Tandingan) dan hasil dari Dharma luhur kebajikan dari keinginan memberikan manfaat kepada semua mahluk hidup akan matang."
"Mereka yang telah menjadi percaya didalam Dharma akan berkata ''Ada sebuah Dharma yang benar-benar cocok dengan berbagai hal sebagaimana adanya.' Hasil besar dari matangnya kebajikan mereka akan menjadi kebahagiaan yang tidak ada tandingan dari Dharma itu. Perihal yang bodoh, para mahluk hidup bodoh yang mengatakan bahwa tidak ada Dharma-Dharma dan tidak ada pelewatan diluar dari Dharma-Dharma juga. Hasil besar matang mereka juga akan menjadi menuju ke perpindahan buruk. Berulang kali mereka akan mencoba mencapai alasan-alasan perpindahan buruk. Selama delapan kalpa, mereka akan"
merasakan penderitaan dalam alam-alam neraka. Selama 12 kalpa, mereka akan mengalami penderitaan di alam para preta. Selama 16 kalpa, mereka akan terlahir di antara para asura. Selama 9.000 kalpa, mereka akan terlahir diantara para bhuta dan pishacha yang berbahaya. Selama 14.000 kalpa, mereka akan
menjadi tanpa lidah-lidah. Selama 16.000 kalpa, mereka akan mati didalam rahim ibunya. Selama 12.000 kalpa, mereka akan menjadi putaran gumpalan-gumpalan daging. Selama 11.000 kalpa, mereka akan terlahir buta dan akan mengalami perasaan menderita dan orang tua mereka akan berpikir, kita telah menderita tak ada artinya. Merasakannya didalam rahim selama sembilan bulan tidak ada artinya. Mereka akan mengalami perasaan dingin dan panas. Mereka akan mengalami penderitaan rasa lapar dan haus yang amat sangat. Mereka akan mengalami banyak penderitaan didalam hidup ini juga. Walaupun orang tua melihat seorang anak didalam rumah mereka sendiri, tidak ada bahagiah, dan harapan-harapan orang tua itu akan dihancurkan sama sekali."
"Sarva shura, dalam hal ini, para mahluk hidup yang meninggalkkan Dharma yang suci akan bertujuan ke neraka atau kelahiran-kelahiran sebagai binatang. Pada saat kematiannya, mereka akan diserbu dengan sakit-sakit yang menderita sekali. Sarva shura, mereka yang berkata, 'Dharma itu ada; ada mereka yang pergi diluar Dharma-Dharma. mereka akan terlahir didalam penjuru utara di 'uttara kuru' selama dua puluh kalpa, melalui akar kebajikan. Selama 25 kalpa, mereka akan terlahir sama dalam keberuntungannya diantara para dewa surga ketiga puluh tiga (tavatimsa). Ketika mereka meninggal dan berpindah dari tavatimsa, mereka akan terlahir di penjuru utara dari uttara kuru. Mereka tidak akan terlahir dari rahim seorang Ibu. Mereka akan melihat 'sata sahassra Lokadhatu' (seribu sistem dunia) dan ini semua akan disebut dengan 'Sukhavati'. Mereka akan melihat semua Tanah-Tanah Buddha juga. Setelah melihat itu, mereka akan tinggal tepat didalam sana. Mereka akan mencapai Anuttara SamyakSamBuddha disana."
"Sarva shura, demikianlah tentu saja Sanghata Dharmaparyaya ini mempunyai kekuatan besar. Mereka yang mempunyai pikiran yang datang dari keyakinan suci terhadap Sanghata Dharmaparyaya tidak akan pernah mengalami waktu kematian mereka tanpa meninggalkan rasa-rasa takut. Mereka juga akan diberkahi dengan tata susila suci."
"Sarva shura, ada beberapa mahluk hidup yang berkata: 'Sang Tathagata membebaskan banyak mahluk hidup siang dan malam, namun alam para mahluk hidup masih belum kosong juga. Banyak yang membuat permohonan untuk Penerangan Sempurna. Banyak yang terlahir di dalam dunia-dunia kelahiran ulang yang lebih tinggi. Banyak yang mencapai Nirvana. Jadi mengapa alam dari para mahluk hidup itu tidak kosong juga?' "
"Para pelaksana hidup bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan, para pengembara peminta-minta dan para pertapa telanjang mempunyai pemikiran ini 'Marilah kita pergi untuk membantah Sang Pertapa Gautama yang telah meninggalkan hidup berumah tangga.' Kemudian 84.000 para brahmin, para pelaksana hidup bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan, para pengembara peminta-minta dan banyak ratusan para pertapa telanjang tiba di Rajagriha. Dan pada waktu itu, ketika itu, Sang Buddha menunjukkan Senyuman-Nya."
"Pada saa itu, Sang Bodhisattva, Sang Maitreya Yang Luhur bangkit dari tempat duduk-Nya, meletakkan jubah bagian atasnya diatas bahu, menekukkan lutut kanan-Nya ke tanah, dan menundukkan diri dengan kedua telapak tangan dirangkapkan menghadap Sang Buddha. Dia menunjukkan ungkapan kepada Sang Buddha sebagai berikut: ''Yang dimuliakan dunia, karena Sang Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha tidak bersenyum tanpa sebab-sebab dan tanpa keadaan-keadaan, apakah yang menjadi penyebab dari Senyuman dan keadaan apakah itu?" "
"Sang Buddha berkata: ''Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah. Hari ini, pertemuan kumpulan besar akan muncul disini, di Raja Graha"
"Yang dimuliakan dunia, siapa yang akan berada disini? Para dewa atau para naga atau para yaksha atau para manusia atau para mahluk bukan manusia?"
Sang Buddha berkata: "Maitreya, hari ini para dewa, para naga, para yaksha, para manusia dan para mahluk bukan manusia semuanya akan datang kesini. 84.000 para Brahmin akan juga datang kesini. 9.000 juta para pelaksana hidup bidah, para pengembara peminta-minta, dan para pertapa telanjang akan datang, dan mereka akan berselisih dengan Saya. Saya akan mengajarkan Dharma untuk menenangkan perselisihan-perselisihan dari mereka semua. Para brahmin semuanya akan membangkitkan pikiran kearah Anuttara SamyakSamBuddha. 9.000 juta para pelaksana hidup bidah, para pengembara peminta-minta, dan para pertapa telanjang akan mencapai buah dari Srotapanna. 18.000 juta para raja naga akan datang, dan mereka akan mendengar Dharma itu dari Saya. Setelah mereka telah mendengar-Nya, mereka semuanya akan membangkitkan pikiran kearah Anuttara SamyakSamBuddha. 60.000 juta para anak-anak dari para dewa dari tempat tinggal yang suci akan datang. 30.000 juta para mara jahat dan para pembantu mereka akan datang. 12.000 juta para raja asura akan datang. Para Raja, yang berjumlah 500, bersama-sama dengan rombongan mereka, akan datang untuk mendengar Dharma itu. Setelah mendengar Dharma dari Saya, mereka semua akan membangkitkan pikiran kearah Anuttara SamyakSamBuddha."
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Maitreya Yang Luhur berlutut dengan kepala menyentuh Kaki Sang Buddha, dan setelah mengelilingi Sang Bhagavan tiga kali, menghilang seketika.
BAB 2 Sarva shura pariprccha
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur bangkit dari tempat duduk-Nya, meletakkan jubah bagian atas-Nya di bahu, menekukkan lutut kanan-Nya menyentuh tanah, merangkapkan kedua telapak tangan bersama-sama dan menunduk kearah Sang Buddha. Dia berkata kepada Sang Buddha, "apakah nama-nama dari para raja itu, yang jumlahnya 500?"
Sang Buddha berkata: "Sarva shura, dengarlah. Ada raja yang bernama sunanda, raja yang bernama upananda, raja yang bernama jinarsabha, raja yang bernama brahmasena, raja yang bernama brahmagosha, raja yang bernama sudarsana, raja yang bernama jayasena, raja yang bernama nanda sena, raja yang bernama bimbisara, raja yang bernama prasenajin, raja yang bernama virudhaka. Ada ini dan sisa dari para raja itu, yang berjumlah 500, dan setiap dari mereka mempunyai 100.000 juta para pembantu. Dengan pengecualian pada Sang Virudhaka, setiap dan masing-masing dari mereka telah berangkat untuk Anuttara SamyakSamBuddha. 30.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru timur. 50.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru selatan. 60.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru barat. 80.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru utara. 90.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru bawah. 100.000 juta para Bodhisattva sedang datang dari penjuru atas, dan masing-masing, setiap dari Mereka sedang berdiam dalam tingkat dasa bhumi."
Lalu, agar dapat melihat Sang Buddha, semua para Bodhisattva mulai menuju ke Raja graha, dimana Sang Buddha berada. Dan semua dari Para Bodhisattva itu, masing-masing dan setiap dari Mereka, telah berangkat untuk Anuttara SamyakSamBuddha.
Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
Kemudian, Sang Buddha berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur : "Sarva shura, pergilah ke sepuluh penjuru pada sistem dunia (daśasu dikṣu lokadhātuṣu) dan berkatalah kepada Para Bodhisattva itu, 'Hari ini, didalam kota besar Raja graha, Tathagata sedang mengajar Dharma. Oleh karena itu, semua penduduk kamu di dalam sepuluh penjuru pada sistem dunia, rangkapkan kedua telapak tangan mu bersama, dan membungkuklah dalam penghormatan.' Katakanlah ini, segera setelah kamu membuat hal ini dipahami, kembalilah segera untuk mendengarkan Dharma."
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur bangkit dari tempat duduk-Nya, menunduk dengan kepala menyentuh Kaki Sang Buddha, memutari Sang Buddha tiga kali, dan kemudian menghilang dengan tenaga ghaib. Lalu Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur pergi ke sepuluh penjuru pada sistem dunia dan memerintah Para Bodhisattva : 'Hari ini, didalam kota besar Raja graha, Tathagata sedang mengajar Dharma. Oleh karena itu, kamu harus menanggapi-Nya, 'sempuna', dan oleh karena itu, dalam seluruh hari ini, Kamu akan menerima manfaat baik dan mencapai kebahagiaan yang besar.'
Lalu, setelah pergi ke sepuluh penjuru pada sistem dunia, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur menghormati semua Buddha dan memberitahu Para Bodhisattva. Dan hanya didalam sejumlah waktu seketika itu, sebagai contoh, seorang yang kuat menggertak jari-jari mereka, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur tiba didalam kota besar Raja graha dimana Sang Buddha berada, dan hadir didepan Sang Buddha.
Lalu, para brahmana, para bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan, para pengembara peminta-minta, dan para pertapa telanjang juga berkumpul. Para dewa, naga, manusia dan mahluk bukan manusia, raja-raja berjumlah 500 orang bersama dengan para pembantu mereka, dan 33.000 juta para mara jahat bersama dengan para pembantu mereka juga berkumpul.
Dan pada waktu itu, kota besar Raja graha bergetar, dihujani dengan gerimis bedak kayu cendana surga yang turun kebawah di sepuluh penjuru pada sistem dunia dan curahan hujan bunga-bunga puspa surga juga turun, tinggal didalam sebuah menara tinggi pada tingkat dari jambul diatas Mahkota dari Kepala Sang Buddha. Juga, pada saat itu, Sakra devanam Indra, sang raja dari para dewa, menggunakan halilintarnya, didalam kehadiran Sang Tathagata. Lalu pada waktu itu,
dari empat penjuru, empat angin badai besar menggerakkan bumi. Setelah mereka (angin badai raksasa itu) bangkit, mereka melarikan sampah, melakukan pembersihan, dan debu dari kota besar Raja graha. Curahan hujan semerbak wangi turun ke sepuluh penjuru dari sistem dunia. Curahan hujan bunga utpala, padma (teratai), kumuda, pundarika (teratai putih) turun ke sepuluh penjuru dari sistem dunia, dan mereka semua tinggal seperti tirai bunga diatas kepala dari semua mahluk hidup itu.
84.000 menara-menara tinggi tinggal tanpa bergerak didalam ruang diatas Mahkota dari Kepala Sang Tathagata. Dalam 84.000 menara-menara tinggi ada terbangun Tahta-Tahta yang terbuat dari tujuh permata mulia. Diatas Tahta-Tahta itu, Para Tathagata duduk dan mengajar Dharma. Lalu Trishasra mahasahassri Loka dhatu bergetar dalam enam cara.
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur meletakkan kedua telapak tangannya bersama, membungkuk kearah Sang Buddha, dan berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, sebab apakah, kondisi apakah pertunjukkan kemunculan hal-hal yang ghaib tiba-tiba disini didalam kota besar Raja graha.?"
Sang Buddha berkata : "Itu adalah sebagai berikut, untuk membuat sebuah persamaan, seorang raja menggosok kepala seorang lelaki yang mudah tersinggung, yang liar, yang penuh tamak akan ke-akuan, yang penuh tamak akan kepentingan diri sendiri terhadap benda-benda sebagai miliknya dan juga kemiskinan yang melanda. Lelaki itu mendekati gerbang sang raja. Sekali dia tiba disana, dia bersikeras ingin masuk kedalam istana raja. Pada saat itu, mentri-mentri dari sang raja dan rombongan orang menangkapnya dan memukulnya dalam banyak cara. Lalu pada waktu itu, pada saat itu, sang raja mendengar bahwa lelaki miskin itu bersikeras untuk masuk kedalam, dan berpikir: 'dia tidak diragukan lagi seorang yang ingin untuk membunuhku.' Berpikir demikian, sang raja menjadi marah dan berkata kepada rombongannya: 'kamu, bawa dia ke tempat gunung terpencil dan bunuh dia. Bunuh semua pembantunya, orang tuanya, anak-anak, pembantu perempuan dan pembantu laki-lakinya dan para pekerjanya juga.' Setelah dia telah menyuarakan perintah ini, mereka semua terbunuh, dan teman-temannya serta sanak keluarganya diserang oleh perasaan yang tak tertahankan dari perasaan sakit yang menderita sekali. Dengan cara yang sama juga, seketika Sang Tathagata Arhan SamyakSamBuddha menjelaskan Dharma, seperti layaknya orang yang sombong itu, orang-orang yang biasa kekanak-kanakan juga, dengan hormat kepada Sang Tathagata, menangkap rupa, warna, ciri-ciri dan bentuk sebagai pengenalan tanda-tanda dan berpikir itu adalah Tubuh Sang Tathagata. Kemudian, setelah mereka telah mendengar banyak ajaran-ajaran Dharma, mereka jatuh kedalam kesombongan yang sangat luar biasa dan berkata semua jenis dari omong kosong. Dikuasai dengan tamak akan ke-akuan dan tamak akan kepentingan diri sendiri terhadap benda-benda sebagai miliknya, mereka tidak dengan diri mereka sendiri mendengar bentuk Dharma ini maupun mereka menyatakan-Nya. Bahkan ketika seseorang sedang menjelaskan sebuah Sutra atau sebuah syair atau sedikitnya seperti hanya sebuah persamaan, mereka berkata, 'kami, diri kami sendiri mengetahui,' dan mereka tidak mempertahankannya maupun mereka meminjamkan telinga mereka untuk mendengar."
"Jika seseorang akan bertanya, mengapa itu demikian, itu dikarenakan mereka telah menjadi penuh kesombongan didalam hal ini. Disebabkan pengetahuan panjang mereka, mereka tidak penuh perhatian. Mereka yang menyimpan gudang usaha dengan kepribadian biasa kekanak-kanakan tidak akan berbuat untuk menjadi diberkahi oleh bentuk Dharma ini. Mereka tidak akan mendengar Kata-Kata yang terberkahi oleh bentuk Dharma ini. Disebabkan oleh pengetahuan panjang mereka, mereka menjadi sombong.Orang-orang seperti ini menerbitkan karangan-karangan mereka sendiri. Mereka menerbitkan kata pengantar dengan wejangan mereka sendiri juga. Mereka menipu diri mereka sendiri dan seluruh dunia. Mereka tanpa ujungnya menghabiskan sumber penghasilan masyarakat umum, dan setelah menghabiskannya, mereka tidak menyelaminya dengan baik. Pada saat kematian mereka, perasaan-perasaan takut yang amat sangat akan muncul."
"Para mahluk hidup itu akan berkata kepada satu orang itu: 'Kamu telah melatih kami didalam banyak keahlian, mengapa kamu tidak mampu untuk membereskan dirimu sendiri?'"
"Dia berkata kepada mereka : 'Teman-teman, saya tidak mampu untuk membereskan diri saya sendiri sekarang.'"
"Pada saat itu, para mahluk hidup itu akan berkeluh kesah dan meratapi didalam banyak cara. Sama halnya, dengan tidak ada seorang pun yang disalahkan, melalui sumbangan sebab dari perbuatan mereka, sekelompok besar sanak keluarga terbunuh hanya untuk tujuan-tujuan dari satu orang itu, demikian juga para mahluk hidup ini pada saat kematian mereka juga akan berkeluh kesah dan meratapi, dan mereka akan melihat diri mereka sendiri menuju kelahiran kembali sebagai mahluk neraka dan para binatang disebabkan oleh seorang teman yang tidak berkebajikan."
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur bangkit dari tempat duduk-Nya, menunduk dengan kepala menyentuh Kaki Sang Buddha, memutari Sang Buddha tiga kali, dan kemudian menghilang dengan tenaga ghaib. Lalu Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur pergi ke sepuluh penjuru pada sistem dunia dan memerintah Para Bodhisattva : 'Hari ini, didalam kota besar Raja graha, Tathagata sedang mengajar Dharma. Oleh karena itu, kamu harus menanggapi-Nya, 'sempuna', dan oleh karena itu, dalam seluruh hari ini, Kamu akan menerima manfaat baik dan mencapai kebahagiaan yang besar.'
Lalu, setelah pergi ke sepuluh penjuru pada sistem dunia, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur menghormati semua Buddha dan memberitahu Para Bodhisattva. Dan hanya didalam sejumlah waktu seketika itu, sebagai contoh, seorang yang kuat menggertak jari-jari mereka, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur tiba didalam kota besar Raja graha dimana Sang Buddha berada, dan hadir didepan Sang Buddha.
Lalu, para brahmana, para bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan, para pengembara peminta-minta, dan para pertapa telanjang juga berkumpul. Para dewa, naga, manusia dan mahluk bukan manusia, raja-raja berjumlah 500 orang bersama dengan para pembantu mereka, dan 33.000 juta para mara jahat bersama dengan para pembantu mereka juga berkumpul.
Dan pada waktu itu, kota besar Raja graha bergetar, dihujani dengan gerimis bedak kayu cendana surga yang turun kebawah di sepuluh penjuru pada sistem dunia dan curahan hujan bunga-bunga puspa surga juga turun, tinggal didalam sebuah menara tinggi pada tingkat dari jambul diatas Mahkota dari Kepala Sang Buddha. Juga, pada saat itu, Sakra devanam Indra, sang raja dari para dewa, menggunakan halilintarnya, didalam kehadiran Sang Tathagata. Lalu pada waktu itu,
dari empat penjuru, empat angin badai besar menggerakkan bumi. Setelah mereka (angin badai raksasa itu) bangkit, mereka melarikan sampah, melakukan pembersihan, dan debu dari kota besar Raja graha. Curahan hujan semerbak wangi turun ke sepuluh penjuru dari sistem dunia. Curahan hujan bunga utpala, padma (teratai), kumuda, pundarika (teratai putih) turun ke sepuluh penjuru dari sistem dunia, dan mereka semua tinggal seperti tirai bunga diatas kepala dari semua mahluk hidup itu.
84.000 menara-menara tinggi tinggal tanpa bergerak didalam ruang diatas Mahkota dari Kepala Sang Tathagata. Dalam 84.000 menara-menara tinggi ada terbangun Tahta-Tahta yang terbuat dari tujuh permata mulia. Diatas Tahta-Tahta itu, Para Tathagata duduk dan mengajar Dharma. Lalu Trishasra mahasahassri Loka dhatu bergetar dalam enam cara.
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura Yang Luhur meletakkan kedua telapak tangannya bersama, membungkuk kearah Sang Buddha, dan berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, sebab apakah, kondisi apakah pertunjukkan kemunculan hal-hal yang ghaib tiba-tiba disini didalam kota besar Raja graha.?"
Sang Buddha berkata : "Itu adalah sebagai berikut, untuk membuat sebuah persamaan, seorang raja menggosok kepala seorang lelaki yang mudah tersinggung, yang liar, yang penuh tamak akan ke-akuan, yang penuh tamak akan kepentingan diri sendiri terhadap benda-benda sebagai miliknya dan juga kemiskinan yang melanda. Lelaki itu mendekati gerbang sang raja. Sekali dia tiba disana, dia bersikeras ingin masuk kedalam istana raja. Pada saat itu, mentri-mentri dari sang raja dan rombongan orang menangkapnya dan memukulnya dalam banyak cara. Lalu pada waktu itu, pada saat itu, sang raja mendengar bahwa lelaki miskin itu bersikeras untuk masuk kedalam, dan berpikir: 'dia tidak diragukan lagi seorang yang ingin untuk membunuhku.' Berpikir demikian, sang raja menjadi marah dan berkata kepada rombongannya: 'kamu, bawa dia ke tempat gunung terpencil dan bunuh dia. Bunuh semua pembantunya, orang tuanya, anak-anak, pembantu perempuan dan pembantu laki-lakinya dan para pekerjanya juga.' Setelah dia telah menyuarakan perintah ini, mereka semua terbunuh, dan teman-temannya serta sanak keluarganya diserang oleh perasaan yang tak tertahankan dari perasaan sakit yang menderita sekali. Dengan cara yang sama juga, seketika Sang Tathagata Arhan SamyakSamBuddha menjelaskan Dharma, seperti layaknya orang yang sombong itu, orang-orang yang biasa kekanak-kanakan juga, dengan hormat kepada Sang Tathagata, menangkap rupa, warna, ciri-ciri dan bentuk sebagai pengenalan tanda-tanda dan berpikir itu adalah Tubuh Sang Tathagata. Kemudian, setelah mereka telah mendengar banyak ajaran-ajaran Dharma, mereka jatuh kedalam kesombongan yang sangat luar biasa dan berkata semua jenis dari omong kosong. Dikuasai dengan tamak akan ke-akuan dan tamak akan kepentingan diri sendiri terhadap benda-benda sebagai miliknya, mereka tidak dengan diri mereka sendiri mendengar bentuk Dharma ini maupun mereka menyatakan-Nya. Bahkan ketika seseorang sedang menjelaskan sebuah Sutra atau sebuah syair atau sedikitnya seperti hanya sebuah persamaan, mereka berkata, 'kami, diri kami sendiri mengetahui,' dan mereka tidak mempertahankannya maupun mereka meminjamkan telinga mereka untuk mendengar."
"Jika seseorang akan bertanya, mengapa itu demikian, itu dikarenakan mereka telah menjadi penuh kesombongan didalam hal ini. Disebabkan pengetahuan panjang mereka, mereka tidak penuh perhatian. Mereka yang menyimpan gudang usaha dengan kepribadian biasa kekanak-kanakan tidak akan berbuat untuk menjadi diberkahi oleh bentuk Dharma ini. Mereka tidak akan mendengar Kata-Kata yang terberkahi oleh bentuk Dharma ini. Disebabkan oleh pengetahuan panjang mereka, mereka menjadi sombong.Orang-orang seperti ini menerbitkan karangan-karangan mereka sendiri. Mereka menerbitkan kata pengantar dengan wejangan mereka sendiri juga. Mereka menipu diri mereka sendiri dan seluruh dunia. Mereka tanpa ujungnya menghabiskan sumber penghasilan masyarakat umum, dan setelah menghabiskannya, mereka tidak menyelaminya dengan baik. Pada saat kematian mereka, perasaan-perasaan takut yang amat sangat akan muncul."
"Para mahluk hidup itu akan berkata kepada satu orang itu: 'Kamu telah melatih kami didalam banyak keahlian, mengapa kamu tidak mampu untuk membereskan dirimu sendiri?'"
"Dia berkata kepada mereka : 'Teman-teman, saya tidak mampu untuk membereskan diri saya sendiri sekarang.'"
"Pada saat itu, para mahluk hidup itu akan berkeluh kesah dan meratapi didalam banyak cara. Sama halnya, dengan tidak ada seorang pun yang disalahkan, melalui sumbangan sebab dari perbuatan mereka, sekelompok besar sanak keluarga terbunuh hanya untuk tujuan-tujuan dari satu orang itu, demikian juga para mahluk hidup ini pada saat kematian mereka juga akan berkeluh kesah dan meratapi, dan mereka akan melihat diri mereka sendiri menuju kelahiran kembali sebagai mahluk neraka dan para binatang disebabkan oleh seorang teman yang tidak berkebajikan."
Terakhir diubah oleh sen tanggal Thu Sep 10, 2009 11:26 pm, total 1 kali diubah
Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
"Didalam cara yang sama, Saya berkata kepada kamu para brahmana dan
para bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan, 'Jangan menjadi
sombong.'"
"Itu adalah seperti demikian: untuk membuat sebuah persamaan, tanpa
memiliki bulu yang tumbuh dewasa dan sayap, seekor burung tidak dapat
terbang ke dalam langit menuju dunia para dewa. Dalam cara yang sama,
kamu juga tidak dapat mencapai nirvana. sebagaimana kamu tidak memiliki
bentuk kekuatan ghaib itu. Jika seseorang akan bertanya mengapa, itu
karena setelah seseorang terlahir kembali sebagai unggas melalui suatu
jenis dari karma, dengan cepat sekali seluruh tubuh ini akan hancur dan
mati pada akhirnya."
"Pada saat kematian mereka, setelah mereka kehilangan kesadaran
pengecap rasa, mereka akan menjadi sepenuhnya sangat ketakutan,
berpikir: 'mengapa kami terus bertahan pada tubuh ini? Kami tidak
mengalami kebahagiaan di dunia para dewa atau tidak juga didunia para
manusia dan kami tidak ada harapan tinggal didalam kediaman nirvana
juga. Sejak kita tanpa ujungnya bertahan dalam tubuh ini, apakah garis
edar perpindahan kita? Dimana akan menjadi sandaran kita? Dimana akan
menjadi kelahiran kita? Dan dimana akan menjadi kehancuran kita?'"
"Lalu Sang Buddha berkata kepada para bidah dari tradisi-tradisi yang
berlainan, para pengembara peminta-minta dan para pertapa telanjang:
'Jangan menyerah untuk berharap diatas bumi yang berharga ini. Jangan
menjadi para orang luar terhadap mutiara langka dan unggul dari Dharma.
Teman-teman, tanyalah kepada Sang Tathagata apapun keinginanmu dan Saya
akan mengabulkan semua keinginan-keinginan kamu.'"
Pada saat itu, semua para brahmana, para bidah dari tradisi-tradisi
yang berlainan, para pengembara peminta-minta dan para pertapa
telanjang bangkit dari tempat duduk mereka, meletakkan jubah bagian
atasnya diatas bahunya, dan dengan kedua telapak tangan mereka bertanya
kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, walaupun Sang Tathagata
telah membebaskan banyak mahluk hidup dari perputaran kehidupan siang
dan malam, tidak ada juga sebuah pengurangan maupun sebuah penambahan
di dalam alam para mahluk hidup. Yang dimuliakan dunia, dikarenakan
oleh sebab apakah dan kondisi apakah para mahluk hidup menunjukkan
kelahiran dan perhentian yang sama?"
Kemudian Sang Buddha berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang
Bhaisajyasena yang luhur: "Dalam rangka membereskan penyesalan besar
dan dalam rangka menyalakan lampu Dharma yang terang-benderang, para
bidah mengenakan baju baja besar dan menanyakan sebuah rangkaian
pertanyaan besar. Di masa mendatang, para mahluk hidup berusia muda dan
tua akan mengerti kelahiran dan kehancuran. Bhaisajyasena, juga ada
mahluk hidup berusia tua, seperti mahluk hidup berusia muda, tidak
mengetahui apapun sama sekali."
"Bhaisajyasena, itu adalah seperti demikian: untuk membuat sebuah
persamaan, seseorang mencuci rambutnya, mengenakan baju baru dan pergi
keluar dari rumahnya, Orang-orang berkata kepadanya: 'kamu memakai
pakaian-pakaianmu dengan baik.' Tetapi orang lain juga mencuci
kepalanya dan mencuci baju lamanya, dan karena itu telah tua, walaupun
dia telah mencuci rambutnya, lelaki itu tidak kelihatan menarik. Sama
halnya dengan pakaian-pakaiannya yang tidak menarik, jadi
Bhaisajyasena, para mahluk hidup berusia tua yang ada di bumi ini tidak
terlihat menarik, dan para mahluk hidup berusia muda mempertunjukkan
kelahiran dan kehancuran."
Pada saat itu, para brahmana dan para bidah dari tradisi-tradisi yang
berlainan serta semua para pengembara peminta-minta bangkit dari tempat
duduk mereka dan berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia,
siapakah diantara kami yang berusia muda? dan siapakah diantara kami
yang berusia tua?"
Sang Buddha berkata: "Berulang-ulang kamu telah mengalami
perasaan-perasaan dari wujud-wujud neraka, para binatang dan para preta
dan kamu masih belum puas. Oleh karena itu, kalian semua tua."
Pada saat itu, semua para brahmana dan para raja naga berkata kepada
Sang Buddha: "Kami tidak lagi bergembira didalam mengalami perasaan
yang menyakitkan dalam perputaran kehidupan."
Para bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan, para pengembara
peminta-minta dan para pertapa telanjang berkata: "Namun, diantara para
mahluk hidup berusia muda, tidak ada yang mampu mencapai kekosongan
secara langsung."
Mereka berkata demikian dan Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang
luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, silahkan
lihatlah ini! Mengapa sangat susah bagi para mahluk hidup untuk menjadi
terdorong?"
Sang Buddha berkata: "Bhaisajyasena, silakan dengarlah. Sang Tathagata memahami seluruh dunia secara langsung."
Pada saat itu, 94.000 juta para mahluk hidup berusia muda hadir didepan
Sang Buddha. Mereka tidak bersujud kepada Sang Buddha, tidak juga
mereka berkata satu kata pun. Lalu Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena
yang luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, para
mahluk hidup ini tidak berbicara kepada Sang Buddha. mereka sama sekali
diam dan tidak bersujud juga. Apakah alasannya mengapa mereka tidak
menanyakan satupun pertanyaan-pertanyaan kepada Sang Buddha? Kondisi
apakah ini?"
Sang Buddha berkata: "Bhaisajyasena, dengarlah. Kamu perlu melihat para
mahluk hidup itu yang mengatakan: ' para mahluk hidup berusia muda
tidak mampu mencapai kekosongan secara langsung. ' adalah para mahluk
hidup yang berusia muda."
Dan Para mahluk hidup itu berkata: "Yang patut dimuliakan Sang Buddha,
kami adalah para mahluk hidup yang berusia muda. Yang patut dimuliakan
Sang Sugata (Yang terbahagiah), kami adalah para mahluk hidup yang
berusia muda."
Sang Buddha berkata: "Para mahluk hidup ini memahami dunia secara
langsung, tetapi sekarang, mempertunjukkan ukuran dunia dari
tubuh-tubuhmu."
Pada saat itu, seketika itu, 94.000 juta para mahluk hidup berusia
muda, tanpa meninggalkan tubuh-tubuh mereka, melayang-layang
ditengah-tengah angkasa dan mencapai tingkat Dasa Bhumi (Bodhisattva
Tingkat sepuluh).
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur berkata kepada
Sang Buddha: "Seperti para mahluk hidup yang membuat sebuah usaha
hingga sepenuhnya tuntas dan sepenuhnya mensucikan putaran kehidupan
telah dengan baik mencapai pencapaian mereka. Yang dimuliakan dunia,
para mahluk hidup itu terlahir dalam seluruh hari ini dan, Yang di
muliakan dunia, dalam seluruh hari ini, para mahluk hidup ini
sepenuhnya terbebaskan dan mereka semua terlihat mencapai tingkat Dasa
Bhumi.
Pada saat itu, para brahmana dan para bidah dari tradisi-tradisi yang
berlainan, para pengembara peminta-minta, para pertapa telanjang, para
raja naga, dan para mara jahat bersama para rombongannya semuanya tiba
dengan tujuan menipu dan berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan
dunia, kami telah datang kemari didepan Sang Tathagata, dan sekarang
bahwa kami telah mendengar Dharmaparyaya ini, semoga kami mencapai
bentuk kebahagiaan dari Seorang Buddha. Semoga kami menjadi seperti
Tathagata Arhan SamyakSamBuddha didalam dunia."
.
Sang Buddha berkata: "Persis demikianlah, tuan-tuan. Tanpa menghiraukan
bagaimana kamu telah datang kepada Sang Tathagata, sejak kamu telah
mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini, kamu telah membangkitkan
pikiran kearah Anuttara SamyakSamBuddha."
Segera setelah Sang Buddha telah mengucapkan ucapan-ucapan ini, seluruh
para bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan itu dengan segera
mencapai tingkatan kesabaran dengan hormat terhadap perwujudan yang
tidak dapat dihasilkan. Mereka semua juga menjadi Para Bodhisattva yang
menetap di Dasa Bhumi, dan setelah itu, semua Para Bodhisattva itu
melayang-layang di angkasa setinggi tujuh buah pohon palmyra, dan
mempersembahkan kepada Sang Tathagata istana-istana tinggi yang terbuat
dari tujuh permata mulia. Mereka semua juga terus-menerus mengeluarkan
berbagai macam keluaran yang menakjubkan dan menyelenggarakan perbuatan
yang menunjukkan kekuatan-kekuatan ghaib. Kemudian, tinggal tetap
diatas Mahkota dari Kepala Sang Buddha, mereka menebarkan bunga-bunga
diatas Sang Tathagata, dan mereka semua merenungkan Sang Tathagata,
juga. Mereka juga mengetahui Tubuh mereka sendiri sebagai Para Buddha.
para bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan, 'Jangan menjadi
sombong.'"
"Itu adalah seperti demikian: untuk membuat sebuah persamaan, tanpa
memiliki bulu yang tumbuh dewasa dan sayap, seekor burung tidak dapat
terbang ke dalam langit menuju dunia para dewa. Dalam cara yang sama,
kamu juga tidak dapat mencapai nirvana. sebagaimana kamu tidak memiliki
bentuk kekuatan ghaib itu. Jika seseorang akan bertanya mengapa, itu
karena setelah seseorang terlahir kembali sebagai unggas melalui suatu
jenis dari karma, dengan cepat sekali seluruh tubuh ini akan hancur dan
mati pada akhirnya."
"Pada saat kematian mereka, setelah mereka kehilangan kesadaran
pengecap rasa, mereka akan menjadi sepenuhnya sangat ketakutan,
berpikir: 'mengapa kami terus bertahan pada tubuh ini? Kami tidak
mengalami kebahagiaan di dunia para dewa atau tidak juga didunia para
manusia dan kami tidak ada harapan tinggal didalam kediaman nirvana
juga. Sejak kita tanpa ujungnya bertahan dalam tubuh ini, apakah garis
edar perpindahan kita? Dimana akan menjadi sandaran kita? Dimana akan
menjadi kelahiran kita? Dan dimana akan menjadi kehancuran kita?'"
"Lalu Sang Buddha berkata kepada para bidah dari tradisi-tradisi yang
berlainan, para pengembara peminta-minta dan para pertapa telanjang:
'Jangan menyerah untuk berharap diatas bumi yang berharga ini. Jangan
menjadi para orang luar terhadap mutiara langka dan unggul dari Dharma.
Teman-teman, tanyalah kepada Sang Tathagata apapun keinginanmu dan Saya
akan mengabulkan semua keinginan-keinginan kamu.'"
Pada saat itu, semua para brahmana, para bidah dari tradisi-tradisi
yang berlainan, para pengembara peminta-minta dan para pertapa
telanjang bangkit dari tempat duduk mereka, meletakkan jubah bagian
atasnya diatas bahunya, dan dengan kedua telapak tangan mereka bertanya
kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, walaupun Sang Tathagata
telah membebaskan banyak mahluk hidup dari perputaran kehidupan siang
dan malam, tidak ada juga sebuah pengurangan maupun sebuah penambahan
di dalam alam para mahluk hidup. Yang dimuliakan dunia, dikarenakan
oleh sebab apakah dan kondisi apakah para mahluk hidup menunjukkan
kelahiran dan perhentian yang sama?"
BAB 3 Bhaisajyasena pariprccha
Kemudian Sang Buddha berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang
Bhaisajyasena yang luhur: "Dalam rangka membereskan penyesalan besar
dan dalam rangka menyalakan lampu Dharma yang terang-benderang, para
bidah mengenakan baju baja besar dan menanyakan sebuah rangkaian
pertanyaan besar. Di masa mendatang, para mahluk hidup berusia muda dan
tua akan mengerti kelahiran dan kehancuran. Bhaisajyasena, juga ada
mahluk hidup berusia tua, seperti mahluk hidup berusia muda, tidak
mengetahui apapun sama sekali."
"Bhaisajyasena, itu adalah seperti demikian: untuk membuat sebuah
persamaan, seseorang mencuci rambutnya, mengenakan baju baru dan pergi
keluar dari rumahnya, Orang-orang berkata kepadanya: 'kamu memakai
pakaian-pakaianmu dengan baik.' Tetapi orang lain juga mencuci
kepalanya dan mencuci baju lamanya, dan karena itu telah tua, walaupun
dia telah mencuci rambutnya, lelaki itu tidak kelihatan menarik. Sama
halnya dengan pakaian-pakaiannya yang tidak menarik, jadi
Bhaisajyasena, para mahluk hidup berusia tua yang ada di bumi ini tidak
terlihat menarik, dan para mahluk hidup berusia muda mempertunjukkan
kelahiran dan kehancuran."
Pada saat itu, para brahmana dan para bidah dari tradisi-tradisi yang
berlainan serta semua para pengembara peminta-minta bangkit dari tempat
duduk mereka dan berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia,
siapakah diantara kami yang berusia muda? dan siapakah diantara kami
yang berusia tua?"
Sang Buddha berkata: "Berulang-ulang kamu telah mengalami
perasaan-perasaan dari wujud-wujud neraka, para binatang dan para preta
dan kamu masih belum puas. Oleh karena itu, kalian semua tua."
Pada saat itu, semua para brahmana dan para raja naga berkata kepada
Sang Buddha: "Kami tidak lagi bergembira didalam mengalami perasaan
yang menyakitkan dalam perputaran kehidupan."
Para bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan, para pengembara
peminta-minta dan para pertapa telanjang berkata: "Namun, diantara para
mahluk hidup berusia muda, tidak ada yang mampu mencapai kekosongan
secara langsung."
Mereka berkata demikian dan Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang
luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, silahkan
lihatlah ini! Mengapa sangat susah bagi para mahluk hidup untuk menjadi
terdorong?"
Sang Buddha berkata: "Bhaisajyasena, silakan dengarlah. Sang Tathagata memahami seluruh dunia secara langsung."
Pada saat itu, 94.000 juta para mahluk hidup berusia muda hadir didepan
Sang Buddha. Mereka tidak bersujud kepada Sang Buddha, tidak juga
mereka berkata satu kata pun. Lalu Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena
yang luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, para
mahluk hidup ini tidak berbicara kepada Sang Buddha. mereka sama sekali
diam dan tidak bersujud juga. Apakah alasannya mengapa mereka tidak
menanyakan satupun pertanyaan-pertanyaan kepada Sang Buddha? Kondisi
apakah ini?"
Sang Buddha berkata: "Bhaisajyasena, dengarlah. Kamu perlu melihat para
mahluk hidup itu yang mengatakan: ' para mahluk hidup berusia muda
tidak mampu mencapai kekosongan secara langsung. ' adalah para mahluk
hidup yang berusia muda."
Dan Para mahluk hidup itu berkata: "Yang patut dimuliakan Sang Buddha,
kami adalah para mahluk hidup yang berusia muda. Yang patut dimuliakan
Sang Sugata (Yang terbahagiah), kami adalah para mahluk hidup yang
berusia muda."
Sang Buddha berkata: "Para mahluk hidup ini memahami dunia secara
langsung, tetapi sekarang, mempertunjukkan ukuran dunia dari
tubuh-tubuhmu."
Pada saat itu, seketika itu, 94.000 juta para mahluk hidup berusia
muda, tanpa meninggalkan tubuh-tubuh mereka, melayang-layang
ditengah-tengah angkasa dan mencapai tingkat Dasa Bhumi (Bodhisattva
Tingkat sepuluh).
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur berkata kepada
Sang Buddha: "Seperti para mahluk hidup yang membuat sebuah usaha
hingga sepenuhnya tuntas dan sepenuhnya mensucikan putaran kehidupan
telah dengan baik mencapai pencapaian mereka. Yang dimuliakan dunia,
para mahluk hidup itu terlahir dalam seluruh hari ini dan, Yang di
muliakan dunia, dalam seluruh hari ini, para mahluk hidup ini
sepenuhnya terbebaskan dan mereka semua terlihat mencapai tingkat Dasa
Bhumi.
Pada saat itu, para brahmana dan para bidah dari tradisi-tradisi yang
berlainan, para pengembara peminta-minta, para pertapa telanjang, para
raja naga, dan para mara jahat bersama para rombongannya semuanya tiba
dengan tujuan menipu dan berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan
dunia, kami telah datang kemari didepan Sang Tathagata, dan sekarang
bahwa kami telah mendengar Dharmaparyaya ini, semoga kami mencapai
bentuk kebahagiaan dari Seorang Buddha. Semoga kami menjadi seperti
Tathagata Arhan SamyakSamBuddha didalam dunia."
.
Sang Buddha berkata: "Persis demikianlah, tuan-tuan. Tanpa menghiraukan
bagaimana kamu telah datang kepada Sang Tathagata, sejak kamu telah
mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya ini, kamu telah membangkitkan
pikiran kearah Anuttara SamyakSamBuddha."
Segera setelah Sang Buddha telah mengucapkan ucapan-ucapan ini, seluruh
para bidah dari tradisi-tradisi yang berlainan itu dengan segera
mencapai tingkatan kesabaran dengan hormat terhadap perwujudan yang
tidak dapat dihasilkan. Mereka semua juga menjadi Para Bodhisattva yang
menetap di Dasa Bhumi, dan setelah itu, semua Para Bodhisattva itu
melayang-layang di angkasa setinggi tujuh buah pohon palmyra, dan
mempersembahkan kepada Sang Tathagata istana-istana tinggi yang terbuat
dari tujuh permata mulia. Mereka semua juga terus-menerus mengeluarkan
berbagai macam keluaran yang menakjubkan dan menyelenggarakan perbuatan
yang menunjukkan kekuatan-kekuatan ghaib. Kemudian, tinggal tetap
diatas Mahkota dari Kepala Sang Buddha, mereka menebarkan bunga-bunga
diatas Sang Tathagata, dan mereka semua merenungkan Sang Tathagata,
juga. Mereka juga mengetahui Tubuh mereka sendiri sebagai Para Buddha.
Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
Banyak sekali ratusan dari ribuan dari jutaan para putera dewa juga menebarkan bunga-bunga pada Sang Tathagata dan mengucapkan perkataan ini : Pertapa Gautama adalah sebuah Keuntungan Yang Agung. Dia adalah sebuah lapangan yang besar. Dia adalah Sang Pelindung dunia. Dia telah mencapai hasil dari Samadhi yang seimbang. Dia adalah Seorang Tuan Pemilik yang bertujuan menciptakan Tuan-Tuan Pemilik lainnya. Melalui cara-cara yang cekatan, secara berangsur-angsur, Dia sepenuhnya melepaskan para mahluk hidup seperti ini dari perputaran kehidupan. Bahkan dengan sebuah ungkapan kata yang baik, Dia sepenuhnya membebaskan banyak mahluk hidup dari perputaran kehidupan.
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur bangkit dari tempat duduknya, meletakkan jubah bagian atasnya di bahu, menekukkan lutut kanannya menyentuh tanah, dan membungkuk dengan kedua telapak tangannya kearah Sang Buddha. Dia berkata kepada Sang Buddha : "Yang dimuliakan dunia, dikarenakan oleh sebab dan kondisi apakah anak-anak yang berasal dari garis keturunan ini menghasilkan kata-kata ini, menyelenggarakan banyak perbuatan-perbuatan yang mempertunjukkan kekuatan-kekuatan ghaib dan menyusun banyak pujian pada Tathagata?"
Sang Buddha berkata : "Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah. Mereka tidak sedang memuji Saya. Melainkan mereka sedang memuji tubuh mereka sendiri, dan mereka akan mendirikan tubuh mereka sendiri sebagai tempat duduk suci Dharma. Mereka akan memancarkan sinar-sinar terang Dharma dari tubuh-tubuh mereka. Semua Para Buddha akan membantu mereka juga, dalam rangka membangunkan mereka sepenuhnya dan secara lengkap kedalam Anuttara SamyakSamBuddha. Dan ketika mereka telah menjadi sepenuhnya dan secara lengkap tercerahkan sempurna, Mereka akan mengajar Dharma."
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan ini kepada Sang Buddha : "Sang Tathagata, Sang Sugata sepenuhnya membebaskan banyak mahluk hidup siang dan malam. Masih juga para mahluk hidup belum habis dikosongkan."
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, itu adalah baik, sangat baik bahwa kamu telah berpikir untuk menanyakan kepada Sang Tathagata dalam maksud ini, Bhaisajyasena, itu adalah sebagai berikut: Untuk membuat sebuah persamaan, ada beberapa orang kaya dengan kekayaan dan tanah milik yang besar, mempunyai banyak kekayaan, butiran padi, harta benda dan lumbung, dan memiliki banyak tanggungan, termasuk para pembantu laki-laki, para pembantu perempuan, para pekerja. Sebagai tambahan terhadap sekumpulan besar kekayaan, dia mempunyai banyak tanah dan taman, seperti gandum, terigu, padi, buncis, kacang-kacangan, dan banyak biji-biji lainnya. Setelah orang itu menanam benih-benih dari semua biji-bijian itu dalam musim semi, pada musim lainnya seluruh benih itu akan matang sepenuhnya. Lelaki itu akan menempatkan banyak jenis biji-bijian yang berbeda secara terpisah, dan setelah menyimpannya disana, dia akan memakannya sampai ke musim semi, dan kemudian dia akan menanam lagi. Dengan cara yang sama, Bhaisajyasena, para mahluk hidup juga akan sepenuhnya menghabiskan semua karma dari perbuatan sebelumnya dan kemudian mereka akan mencari lapangan-lapangan jasa kebajikan dan menghasilkan akar-akar kebajikan. Setelah menghasilkannya, dia akan bersungguh-sungguh melatih kebiasaan Dharma Kebajikan. Dan setelah membuat semua Dharma bertambah, mereka akan menghasilkan kegembiraan dan kepuasan hati. Bhaisajyasena, dikarenakan oleh pikiran gembira dan puas itu, mereka tidak akan membusuk selama banyak ribuan dari jutaan dari kalpa. Bhaisajyasena, dengan cara yang sama, seorang Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung tidak akan pernah tunduk pada pemborosan. Singkatnya, Mereka akan mencapai semua Dharma."
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, mimpi seperti apakah yang akan dilihat Para Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung?"
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung akan melihat banyak hal-hal yang menakutkan dalam mimpinya. Jika kamu akan bertanya-tanya mengapa itu demikian, itu karena mereka sedang mensucikan semua karma mereka. Para mahluk hidup dengan karma buruk tidak dapat menyingkirkan penderitaan mereka yang tidak tertahankan. Tetapi yang tadi, meskipun melihat sebuah mimpi buruk, tidak merasa takut."
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur bangkit dari tempat duduknya, meletakkan jubah bagian atasnya di bahu, menekukkan lutut kanannya menyentuh tanah, dan membungkuk dengan kedua telapak tangannya kearah Sang Buddha. Dia berkata kepada Sang Buddha : "Yang dimuliakan dunia, dikarenakan oleh sebab dan kondisi apakah anak-anak yang berasal dari garis keturunan ini menghasilkan kata-kata ini, menyelenggarakan banyak perbuatan-perbuatan yang mempertunjukkan kekuatan-kekuatan ghaib dan menyusun banyak pujian pada Tathagata?"
Sang Buddha berkata : "Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarlah. Mereka tidak sedang memuji Saya. Melainkan mereka sedang memuji tubuh mereka sendiri, dan mereka akan mendirikan tubuh mereka sendiri sebagai tempat duduk suci Dharma. Mereka akan memancarkan sinar-sinar terang Dharma dari tubuh-tubuh mereka. Semua Para Buddha akan membantu mereka juga, dalam rangka membangunkan mereka sepenuhnya dan secara lengkap kedalam Anuttara SamyakSamBuddha. Dan ketika mereka telah menjadi sepenuhnya dan secara lengkap tercerahkan sempurna, Mereka akan mengajar Dharma."
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan ini kepada Sang Buddha : "Sang Tathagata, Sang Sugata sepenuhnya membebaskan banyak mahluk hidup siang dan malam. Masih juga para mahluk hidup belum habis dikosongkan."
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, itu adalah baik, sangat baik bahwa kamu telah berpikir untuk menanyakan kepada Sang Tathagata dalam maksud ini, Bhaisajyasena, itu adalah sebagai berikut: Untuk membuat sebuah persamaan, ada beberapa orang kaya dengan kekayaan dan tanah milik yang besar, mempunyai banyak kekayaan, butiran padi, harta benda dan lumbung, dan memiliki banyak tanggungan, termasuk para pembantu laki-laki, para pembantu perempuan, para pekerja. Sebagai tambahan terhadap sekumpulan besar kekayaan, dia mempunyai banyak tanah dan taman, seperti gandum, terigu, padi, buncis, kacang-kacangan, dan banyak biji-biji lainnya. Setelah orang itu menanam benih-benih dari semua biji-bijian itu dalam musim semi, pada musim lainnya seluruh benih itu akan matang sepenuhnya. Lelaki itu akan menempatkan banyak jenis biji-bijian yang berbeda secara terpisah, dan setelah menyimpannya disana, dia akan memakannya sampai ke musim semi, dan kemudian dia akan menanam lagi. Dengan cara yang sama, Bhaisajyasena, para mahluk hidup juga akan sepenuhnya menghabiskan semua karma dari perbuatan sebelumnya dan kemudian mereka akan mencari lapangan-lapangan jasa kebajikan dan menghasilkan akar-akar kebajikan. Setelah menghasilkannya, dia akan bersungguh-sungguh melatih kebiasaan Dharma Kebajikan. Dan setelah membuat semua Dharma bertambah, mereka akan menghasilkan kegembiraan dan kepuasan hati. Bhaisajyasena, dikarenakan oleh pikiran gembira dan puas itu, mereka tidak akan membusuk selama banyak ribuan dari jutaan dari kalpa. Bhaisajyasena, dengan cara yang sama, seorang Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung tidak akan pernah tunduk pada pemborosan. Singkatnya, Mereka akan mencapai semua Dharma."
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, mimpi seperti apakah yang akan dilihat Para Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung?"
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung akan melihat banyak hal-hal yang menakutkan dalam mimpinya. Jika kamu akan bertanya-tanya mengapa itu demikian, itu karena mereka sedang mensucikan semua karma mereka. Para mahluk hidup dengan karma buruk tidak dapat menyingkirkan penderitaan mereka yang tidak tertahankan. Tetapi yang tadi, meskipun melihat sebuah mimpi buruk, tidak merasa takut."
Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
Dia berkata : "Dalam cara apakah hal-hal yang menakutkan akan terlihat didalam mimpi mimpi dari Para Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung?"
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, api akan terlihat sedang berkobar. Pada saat itu, Para Bodhisattva akan mengetahui bahwa semua kahyalan angan-angan mereka telah terbakar. Yang kedua, Bhaisajyasena, walaupun Para Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung melihat air teraduk dan terguncang hebat, Mereka tidak akan menjadi takut. Jika kamu akan bertanya-tanya mengapa demikian, Bhaisajyasena, dengan cara ini semua perbudakan yang disebabkan oleh ketidaktahuan terlempar kesamping dan apapun yang buruk menjadi tersucikan. Yang ketiga, Bhaisajyasena, Para Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung akan melihat hal-hal yang amat sangat menakutkan didalam mimpi-mimpi Mereka."
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, hal-hal apakah itu?"
Sang Buddha berkata : "Walaupun mereka melihat kepala mereka menjadi gundul, Bhaisajyasena, Mereka tidak akan menjadi terkejut ketakutan oleh itu. Jika kamu akan bertanya mengapa demikian, Mereka akan berpikir : 'Pelengkapan tambahan, kemurkaan, dan ketidak tahuan Saya telah tercukur habis. Saya adalah Pemenang atas perputaran kehidupan, dengan keenam alam-alamnya.' Tempat Mereka bukan juga di dalam alam-alam neraka para mahluk hidup. Bukan diantara para binatang dan para preta. Bukan diantara para asura. Bukan diantara para naga. Bukan diantara para dewa. Bhaisajyasena, Para Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung, di masa depan, saat satu waktu tiba, jika para mahluk hidup apapun membaktikan pikiran mereka ke Penerangan Agung, oleh karena itu, mereka akan terlihat seperti memiliki Janji Agung. Bhaisajyasena, walaupun Mereka menghadapi hinaan yang keji, Mereka tidak akan patah semangat dan tidak juga menjadi takut."
"Bhaisajyasena, kebanyakan adalah Dharma-Dharma yang telah Saya ajarkan. Bhaisajyasena, selama ratusan dari ribuan dari banyak sekali jutaan dari kalpa-kalpa, Saya sibuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang sulit. Tetapi perikatan pekerjaan Saya didalam kegiatan-kegiatan yang sulit bukan demi kekayaan. Bukan juga supaya menikmati sebuah mata pencaharian. Bukan juga supaya menikmati kekuasaan. Bhaisajyasena, Saya terlibat didalam kegiatan-kegiatan yang sulit supaya mengerti sifat alami dari gejala. Tapi hingga waktunya, sampai seketika Saya mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini, Saya tidak mencapai Anuttara SamyakSamBuddha. Tapi, Bhaisajyasena, pada seluruh hari itu Saya mendengar-Nya, Saya sepenuhnya tercerahkan sempurna didalam Anuttara SamyakSamBuddha."
"Bhaisajyasena, Dharmaparyaya ini sangat dalam. Mendengarkan Dharmaparyaya ini adalah langka. Bhaisajyasena, Kemunculan Para Tathagata juga amat sangat langka. Bhaisajyasena, mereka yang menjunjung tinggi Dharmaparyaya ini juga langka. Mereka semua yang mendengar Dharmaparyaya ini akan sepenuhnya dan sempurna tercerahkan didalam Anuttara SamyakSamBuddha. Bhaisajyasena, selama ribuan kalpa, mereka akan mengatasi perputaran kehidupan. Mereka akan mencapai Tanah Suci Buddha Yang Suci Sempurna. Mereka juga akan sepenuhnya mengerti penghentian dan alur. Mereka akan dengan baik dibawa untuk sepenuhnya mengetahui sumbernya. Mereka akan dengan baik dibawa untuk secara langsung mengetahui dan sepenuhnya mengetahui tempat dari kebajikan. Mereka akan dengan baik dibawa untuk sepenuhnya mengetahui tempat dari kebajikan dan untuk sepenuhnya mengetahui penghentian."
"Bhaisajyasena, mengapa itu disebut 'penghentian'?"
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, maksud dari itu adalah merupakan sebuah Tempat dari Dharma."
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, apa yang sesungguhnya sebuah tempat dari Dharma itu?"
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, apa yang dimaksud dengan 'Dharma' adalah perikatan didalam ketekunan yang bersemangat, penjagaan tata susila dan menguasai tata susila. Itu disebut sebuah perbendaharaan Dharma. Yang dimuliakan dunia, ini adalah kemunculan dari sebuah perbendaharaan Dharma."
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, dengan pemikiran kamu menyikapi sebuah pertanyaan pada Sang Tathagata di topik ini adalah baik, sangat baik."
Dia berkata, "Untuk tujuan apakah Para Tathagata muncul didalam dunia ini?"
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, mereka yang menguasai banyak pengetahuan dan yang sangat banyak mengetahui tahu kemunculan Para Tathagata. Sekali mereka tahu kemunculan Para Tathagata, mereka mengetahui kemunculan Para Tathagata menjadi sebuah sumber dari kebahagiaan. Pada saat itu, ketika Para Tathagata muncul didalam dunia, para mahluk hidup mengetahui semua Dharma. Melalui arti yang cekatan, mereka mengetahui Dharma-Dharma. Mereka mengetahui gejala keduniaan dan gejala yang melampaui keduniaan. Mereka mengetahui kebijaksanaan dunia dan yang melampaui dunia."
Dia berkata : "Setelah menyadari kebijaksanaan itu sendiri, Nirvana apakah yang mereka cari-cari?"
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, Sekali mereka telah sepenuhnya mengerti Dharma, mereka sepenuhnya mengetahui Dharma. Bhaisajyasena, sama halnya, sekali mereka telah sepenuhnya mengetahui Dharma suci dalam sebuah bentuk yang singkat, hasil pertama yang dicapai muncul. Menjaga Dharma di dalam pikiran sebagaimana mereka telah mendengar-Nya, mereka akan mencapai penguasaan Dharma. Bhaisajyasena, itu adalah seperti berikut : Untuk membuat sebuah persamaan, seorang lelaki menjadi seorang pedagang, menerima timbunan emas ribuan orang dan berangkat mencari keuntungan. Orang tuanya berkata kepadanya : 'Anakku, dengarlah. Bawalah timbunan ribuan coin dari emas ini. Bawalah dengan baik emas milik kita dan milik yang lainnya.'
Pedagang itu mengangkut emas itu, dan pada saat itu satu bulan telah berlalu. Dia telah memboroskan emas itu. Setelah itu habis, lelaki itu termenung dan menjadi luar biasa tidak bahagiah. Dia terserang perasaan-perasaan sakit yang menderita sekali didalam hatinya. Dia terisi oleh penyesalan yang dalam dan malu, dan tidak pulang ke rumahnya. Orang tuanya mendengar ini dan jatuh ke dalam keputus asaan. Hati mereka terserang perasaan-perasaan sakit yang menderita sekali dan bahkan pakaian-pakaian mereka koyak. 'Anak yang buruk ini terlahir kedalam rumah tangga kita dalam wujud seorang anak, dan juga menghancurkan seluruh kekuatan rumah tangga kita untuk menyokong dirinya sendiri. Dia telah tidak berguna kepada kita dan kita telah dibuat untuk menderita. Dia telah memerintah kita untuk bekerja sebagai pelayan-pelayan. Mengucapkan kata itu, mereka meratap.'"
"Setelah orang tuanya telah jatuh kedalam keputus asaan, mereka meninggal. Lalu, mendengar bahwa orang tuanya telah hilang harapan terhadapnya dan meninggal, sang anak juga jatuh kedalam keputus asaan dan meninggal. Dalam cara yang sama, Bhaisajyasena, walaupun Para Tathagata menjelaskan keadaan-keadaan ini, mereka yang tidak mempunyai keyakinan didalam Ajaran Saya akan kehilangan harapan dan pada saat kematian mereka, mereka akan meninggal dengan hati mereka yang terserang oleh perasaan-perasaan sakit yang menderita sekali. Seperti orang tua itu terjatuh kedalam keputus asaan dan menderita disebabkan oleh emas itu, dan menyebabkan hati mereka terserang perasaan-perasaan sakit yang menderita sekali dikarenakan oleh milik mereka dan emas orang lain, dalam cara yang sama juga, Bhaisajyasena, mereka yang tidak mempunyai keyakinan dalam Ajaran-Ajaran Saya, sesudah saat kematian mereka menjadi sengsara dan menangis dalam ratapan. Mereka mengalami perasaan-perasaan yang menyakitkan. Dan setelah mereka telah memboroskan jasa kebaikan yang mereka ciptakan sebelumnya, kemudian mereka tidak menciptakan jasa kebaikan yang berhubungan dengan bidang kebaikan. Karena mereka memiliki perasaan sakit yang sangat menderita sedang menyerang hati mereka, pada waktu itu, ketika itu, sekali mereka melihat terus menerus, tempat-tempat kejam dari kelahiran ulang didalam neraka dan sebagai para binatang, dan alam-alam kelahiran kembali didalam dunia Yama, disaat waktu kematian mereka, mereka akan berpikir demikian : 'Siapa yang akan menjadi pelindung saya sehingga saya tidak akan melihat dunia-dunia dari para mahluk neraka, para binatang, para preta, dan yama, dan agar saya tidak akan mengalami perasaan-perasaan yang sakit itu?'"
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, api akan terlihat sedang berkobar. Pada saat itu, Para Bodhisattva akan mengetahui bahwa semua kahyalan angan-angan mereka telah terbakar. Yang kedua, Bhaisajyasena, walaupun Para Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung melihat air teraduk dan terguncang hebat, Mereka tidak akan menjadi takut. Jika kamu akan bertanya-tanya mengapa demikian, Bhaisajyasena, dengan cara ini semua perbudakan yang disebabkan oleh ketidaktahuan terlempar kesamping dan apapun yang buruk menjadi tersucikan. Yang ketiga, Bhaisajyasena, Para Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung akan melihat hal-hal yang amat sangat menakutkan didalam mimpi-mimpi Mereka."
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, hal-hal apakah itu?"
Sang Buddha berkata : "Walaupun mereka melihat kepala mereka menjadi gundul, Bhaisajyasena, Mereka tidak akan menjadi terkejut ketakutan oleh itu. Jika kamu akan bertanya mengapa demikian, Mereka akan berpikir : 'Pelengkapan tambahan, kemurkaan, dan ketidak tahuan Saya telah tercukur habis. Saya adalah Pemenang atas perputaran kehidupan, dengan keenam alam-alamnya.' Tempat Mereka bukan juga di dalam alam-alam neraka para mahluk hidup. Bukan diantara para binatang dan para preta. Bukan diantara para asura. Bukan diantara para naga. Bukan diantara para dewa. Bhaisajyasena, Para Bodhisattva yang telah menghasilkan pikiran awal untuk Penerangan Agung, di masa depan, saat satu waktu tiba, jika para mahluk hidup apapun membaktikan pikiran mereka ke Penerangan Agung, oleh karena itu, mereka akan terlihat seperti memiliki Janji Agung. Bhaisajyasena, walaupun Mereka menghadapi hinaan yang keji, Mereka tidak akan patah semangat dan tidak juga menjadi takut."
"Bhaisajyasena, kebanyakan adalah Dharma-Dharma yang telah Saya ajarkan. Bhaisajyasena, selama ratusan dari ribuan dari banyak sekali jutaan dari kalpa-kalpa, Saya sibuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang sulit. Tetapi perikatan pekerjaan Saya didalam kegiatan-kegiatan yang sulit bukan demi kekayaan. Bukan juga supaya menikmati sebuah mata pencaharian. Bukan juga supaya menikmati kekuasaan. Bhaisajyasena, Saya terlibat didalam kegiatan-kegiatan yang sulit supaya mengerti sifat alami dari gejala. Tapi hingga waktunya, sampai seketika Saya mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini, Saya tidak mencapai Anuttara SamyakSamBuddha. Tapi, Bhaisajyasena, pada seluruh hari itu Saya mendengar-Nya, Saya sepenuhnya tercerahkan sempurna didalam Anuttara SamyakSamBuddha."
"Bhaisajyasena, Dharmaparyaya ini sangat dalam. Mendengarkan Dharmaparyaya ini adalah langka. Bhaisajyasena, Kemunculan Para Tathagata juga amat sangat langka. Bhaisajyasena, mereka yang menjunjung tinggi Dharmaparyaya ini juga langka. Mereka semua yang mendengar Dharmaparyaya ini akan sepenuhnya dan sempurna tercerahkan didalam Anuttara SamyakSamBuddha. Bhaisajyasena, selama ribuan kalpa, mereka akan mengatasi perputaran kehidupan. Mereka akan mencapai Tanah Suci Buddha Yang Suci Sempurna. Mereka juga akan sepenuhnya mengerti penghentian dan alur. Mereka akan dengan baik dibawa untuk sepenuhnya mengetahui sumbernya. Mereka akan dengan baik dibawa untuk secara langsung mengetahui dan sepenuhnya mengetahui tempat dari kebajikan. Mereka akan dengan baik dibawa untuk sepenuhnya mengetahui tempat dari kebajikan dan untuk sepenuhnya mengetahui penghentian."
"Bhaisajyasena, mengapa itu disebut 'penghentian'?"
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, maksud dari itu adalah merupakan sebuah Tempat dari Dharma."
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, apa yang sesungguhnya sebuah tempat dari Dharma itu?"
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, apa yang dimaksud dengan 'Dharma' adalah perikatan didalam ketekunan yang bersemangat, penjagaan tata susila dan menguasai tata susila. Itu disebut sebuah perbendaharaan Dharma. Yang dimuliakan dunia, ini adalah kemunculan dari sebuah perbendaharaan Dharma."
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, dengan pemikiran kamu menyikapi sebuah pertanyaan pada Sang Tathagata di topik ini adalah baik, sangat baik."
Dia berkata, "Untuk tujuan apakah Para Tathagata muncul didalam dunia ini?"
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, mereka yang menguasai banyak pengetahuan dan yang sangat banyak mengetahui tahu kemunculan Para Tathagata. Sekali mereka tahu kemunculan Para Tathagata, mereka mengetahui kemunculan Para Tathagata menjadi sebuah sumber dari kebahagiaan. Pada saat itu, ketika Para Tathagata muncul didalam dunia, para mahluk hidup mengetahui semua Dharma. Melalui arti yang cekatan, mereka mengetahui Dharma-Dharma. Mereka mengetahui gejala keduniaan dan gejala yang melampaui keduniaan. Mereka mengetahui kebijaksanaan dunia dan yang melampaui dunia."
Dia berkata : "Setelah menyadari kebijaksanaan itu sendiri, Nirvana apakah yang mereka cari-cari?"
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, Sekali mereka telah sepenuhnya mengerti Dharma, mereka sepenuhnya mengetahui Dharma. Bhaisajyasena, sama halnya, sekali mereka telah sepenuhnya mengetahui Dharma suci dalam sebuah bentuk yang singkat, hasil pertama yang dicapai muncul. Menjaga Dharma di dalam pikiran sebagaimana mereka telah mendengar-Nya, mereka akan mencapai penguasaan Dharma. Bhaisajyasena, itu adalah seperti berikut : Untuk membuat sebuah persamaan, seorang lelaki menjadi seorang pedagang, menerima timbunan emas ribuan orang dan berangkat mencari keuntungan. Orang tuanya berkata kepadanya : 'Anakku, dengarlah. Bawalah timbunan ribuan coin dari emas ini. Bawalah dengan baik emas milik kita dan milik yang lainnya.'
Pedagang itu mengangkut emas itu, dan pada saat itu satu bulan telah berlalu. Dia telah memboroskan emas itu. Setelah itu habis, lelaki itu termenung dan menjadi luar biasa tidak bahagiah. Dia terserang perasaan-perasaan sakit yang menderita sekali didalam hatinya. Dia terisi oleh penyesalan yang dalam dan malu, dan tidak pulang ke rumahnya. Orang tuanya mendengar ini dan jatuh ke dalam keputus asaan. Hati mereka terserang perasaan-perasaan sakit yang menderita sekali dan bahkan pakaian-pakaian mereka koyak. 'Anak yang buruk ini terlahir kedalam rumah tangga kita dalam wujud seorang anak, dan juga menghancurkan seluruh kekuatan rumah tangga kita untuk menyokong dirinya sendiri. Dia telah tidak berguna kepada kita dan kita telah dibuat untuk menderita. Dia telah memerintah kita untuk bekerja sebagai pelayan-pelayan. Mengucapkan kata itu, mereka meratap.'"
"Setelah orang tuanya telah jatuh kedalam keputus asaan, mereka meninggal. Lalu, mendengar bahwa orang tuanya telah hilang harapan terhadapnya dan meninggal, sang anak juga jatuh kedalam keputus asaan dan meninggal. Dalam cara yang sama, Bhaisajyasena, walaupun Para Tathagata menjelaskan keadaan-keadaan ini, mereka yang tidak mempunyai keyakinan didalam Ajaran Saya akan kehilangan harapan dan pada saat kematian mereka, mereka akan meninggal dengan hati mereka yang terserang oleh perasaan-perasaan sakit yang menderita sekali. Seperti orang tua itu terjatuh kedalam keputus asaan dan menderita disebabkan oleh emas itu, dan menyebabkan hati mereka terserang perasaan-perasaan sakit yang menderita sekali dikarenakan oleh milik mereka dan emas orang lain, dalam cara yang sama juga, Bhaisajyasena, mereka yang tidak mempunyai keyakinan dalam Ajaran-Ajaran Saya, sesudah saat kematian mereka menjadi sengsara dan menangis dalam ratapan. Mereka mengalami perasaan-perasaan yang menyakitkan. Dan setelah mereka telah memboroskan jasa kebaikan yang mereka ciptakan sebelumnya, kemudian mereka tidak menciptakan jasa kebaikan yang berhubungan dengan bidang kebaikan. Karena mereka memiliki perasaan sakit yang sangat menderita sedang menyerang hati mereka, pada waktu itu, ketika itu, sekali mereka melihat terus menerus, tempat-tempat kejam dari kelahiran ulang didalam neraka dan sebagai para binatang, dan alam-alam kelahiran kembali didalam dunia Yama, disaat waktu kematian mereka, mereka akan berpikir demikian : 'Siapa yang akan menjadi pelindung saya sehingga saya tidak akan melihat dunia-dunia dari para mahluk neraka, para binatang, para preta, dan yama, dan agar saya tidak akan mengalami perasaan-perasaan yang sakit itu?'"
Terakhir diubah oleh sen tanggal Sat Sep 19, 2009 9:36 am, total 1 kali diubah
Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
"Orang tua itu akan berkata :
'Anakku, hal yang sangat menakutkan
adalah penyakit tidak dapat terjadi.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Walaupun mereka yang sedang sekarat takut penyakit,
dalam kasus mu, anakku, tidak ada kematian.
Dari ketakutan dan ancaman penyakit
kamu akan dibebaskan.'
'Kesadaran saya sedang berhenti,
tubuh saya juga rusak parah.
seluruh anggota badan dalam kesakitan
Saya sedang datang untuk melihat kematian saya.
Mata saya tidak melihat, dan
telinga saya tidak mendengar.
Tidak juga satupun yang menjangkau hidung saya.
Tubuh saya tidak memiliki daya tahan.
Tubuh saya sakit dari suatu anggota tubuh ke anggota tubuh lainnya.
Seperti sebuah pohon, saya tidak sadar.
Katakanlah kematian saya tidak sedang mendekati,
Ibu, tolong hanya hibur saya."
"Sang Ibu berkata :
Anakku, adalah tidak benar kamu berkata demikian.
Jangan membuat saya sangat takut.
Karena tubuhmu lemah terhadap wabah penyakit,
Kamu akan melihat semua jenis hal."
"Sang anak berkata :
'Tetapi saya melihat tidak ada wabah penyakit dalam tubuh saya.
Saya tidak mempunyai penyakit dan tidak sakit.
Saya melihat kematian tak tertahankan yang luar biasa.
Tubuh saya tercinta akan dihancurkan.
Sejak saya melihat seluruh tubuh saya
ditundukkan oleh penderitaan,
kepada siapa saya akan pergi untuk tempat berlindung?
Siapa yang akan menjadi pelindung saya?'
"Sang orang tua berkata :
'Anakku, seorang dewa pasti sedang menghukummu, tapi
jika persembahan-persembahan dibuat untuk para dewa,
setelah itu, kamu akan sembuh.'"
"Sang anak berkata :
'Apapun yang akan membuat saya sembuh,
saya memohonmu dengan sangat untuk hanya melakukannya.
Tolong pergilah dengan cepat dan bergegaslah,
Buatlah permintaan kepada pemuka agama.'"
"Saat itu, orang tuanya pergi kedepan altar dewa, dan memberikan dupa
untuk dewa. Lalu pemuka agama itu mempersembahkan dupa kepada dewa, dan
berkata sebagai berikut : 'sang dewa sedang menghukum mu, oleh karena
itu, kamu harus menghormati dewa itu, buat pengorbanan kepada dewa.
Bunuh ternak. Bunuhlah seorang lelaki juga, dan kemudian anak mu akan
terbebas dari penyakitnya.' "
"Saat itu, orang tua itu berpikir : 'Tetapi kami miskin. Apa yang bisa
kami lakukan? Jika kami tidak menentramkan sang dewa, anak kami akan
meninggal. Jika kami menentramkan dewa itu, karena kami miskin, dari
mana kami akan dapatkan satu orang dan ternak.' Dengan pikiran ini,
mereka bergegas dan segera pulang ke rumah. Mereka mengambil alat-alat
rumah tangga dari bahan apapun yang mereka miliki, untuk dijual agar
membeli ternak. Setelah itu, mereka mendekati seorang laki-laki."
"Tuan, jika kamu dapat memberikan kepada kami beberapa emas sebagai
pinjaman dan kami mampu untuk membayarnya kembali dalam sepuluh hari.
Itu akan baik-baik saja. Tetapi jika kami tidak mampu untuk
membayarnya, kami setuju untuk menjadi pelayan-pelayan mu dan
mengerjakan pekerjaan."
"Mereka mengucapkan ini, dan kemudian mereka berdua membawa emas itu
dan membeli seorang laki-laki. Mereka berdua membeli seorang laki-laki,
tetapi laki-laki itu tidak mengetahui bahwa dia akan dibunuh."
"Saat itu, orang tua itu menjadi kebingungan dan tidak kembali kerumah
mereka. Malahan, mereka pergi ke depan altar dan berkata kepada pemuka
agama itu, 'Cepatlah buat korban persembahan itu.' "
"Lalu kedua orang tua itu membunuh ternak mereka sendiri, dan mereka
juga membunuh laki-laki itu. Lalu pemuka agama itu, sedang bermaksud
untuk membuat korban persembahan, menyalakan sebuah api, dan saat itu,
sang dewa merendahkan diri dan berkata, 'saya telah menerima anak mu.'
Lalu orang tua itu dipenuhi dengan kegembiraan dan kegirangan."
" 'Jika anak kami menjadi sembuh, bahkan jika kami menjadi pelayan-pelayan, itu jauh lebih mulia.' ucap mereka."
"Setelah membuat korban kepada dewa, mereka kembali ke rumah, dan
ketika mereka tiba disana, mereka melihat anak mereka telah meninggal
dunia. Pada saat itu, kedua orang tua itu, menderita dan berada didalam
keputus asaan yang dalam, diserang dari hati mereka dengan perasaan
sangat sakit yang menderita sekali. Harapan mereka menjadi hancur,
mereka meninggal dunia disana, dan dengan cara yang sama,
Bhaisajyasena, seseorang harusnya tidak berteman dengan teman-teman
yang tidak memiliki kebajikan."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, bolehkah saya menanyakan dimana para mahluk hidup itu dilahirkan?"
Sang Buddha berkata : "Tenanglah, Bhaisajyasena, jangan bertanya kepada Saya."
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, saya bertanya, Yang Terbahagiah, saya bertanya."
Sang Buddha berkata : "Pada peristiwa itu, Bhaisajyasena, sang ibu
terlahir didalam neraka besar yang bernama neraka ratapan. sang ayah
terlahir didalam neraka besar yang bernama neraka penghancur. anak itu
terlahir di neraka besar yang bernama neraka panas. pemuka agama itu
terlahir didalam neraka besar avici."
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, dimana laki-laki yang tidak bersalah itu dilahirkan? Apa kehidupan masa depannya?"
Sang Buddha berkata : "Disini, Bhaisajyasena, laki-laki yang tidak
bersalah itu terlahir kembali diantara para dewa di surga tavatimsa."
Dia berkata, "Alasan apakah dan kondisi apakah bagi laki-laki itu untuk
terlahir kembali setara keberuntungannya dengan para dewa di surga
tavatimsa?"
Sang Buddha berkata : "Dengarlah, Bhaisajyasena. Laki-laki itu, pada
saat kematiannya, dengan pikiran yang percaya kepada Sang Tathagata,
mengucapkan satu kali, 'Saya bersujud kepada Sang Buddha.'
Bhaisajyasena, disebabkan oleh akar kebajikan itu, dia akan mengalami
kebahagiaan dari para dewa dari surga tavatimsa selama 60 kalpa. Selama
80 kalpa, dia akan mengingat kembali kehidupan-kehidupan masa
lampaunya. Kehidupan setelah kehidupan, dia akan bebas dari semua
dukacita yang menderita. Segera setelah dia terlahir, dia akan
terhindar dari semua penderitaan. Para mahluk hidup itu semuanya tidak
mampu untuk sepenuhnya mengatasi duka cita."
Dia berkata, 'Yang dimuliakan dunia, bagaimana semua mahluk hidup akan mampu untuk sepenuhnya mengatasi duka cita."
Sang Buddha berkata, "Bhaisajyasena, mereka harus menggunakan usaha."
'Anakku, hal yang sangat menakutkan
adalah penyakit tidak dapat terjadi.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Walaupun mereka yang sedang sekarat takut penyakit,
dalam kasus mu, anakku, tidak ada kematian.
Dari ketakutan dan ancaman penyakit
kamu akan dibebaskan.'
'Kesadaran saya sedang berhenti,
tubuh saya juga rusak parah.
seluruh anggota badan dalam kesakitan
Saya sedang datang untuk melihat kematian saya.
Mata saya tidak melihat, dan
telinga saya tidak mendengar.
Tidak juga satupun yang menjangkau hidung saya.
Tubuh saya tidak memiliki daya tahan.
Tubuh saya sakit dari suatu anggota tubuh ke anggota tubuh lainnya.
Seperti sebuah pohon, saya tidak sadar.
Katakanlah kematian saya tidak sedang mendekati,
Ibu, tolong hanya hibur saya."
"Sang Ibu berkata :
Anakku, adalah tidak benar kamu berkata demikian.
Jangan membuat saya sangat takut.
Karena tubuhmu lemah terhadap wabah penyakit,
Kamu akan melihat semua jenis hal."
"Sang anak berkata :
'Tetapi saya melihat tidak ada wabah penyakit dalam tubuh saya.
Saya tidak mempunyai penyakit dan tidak sakit.
Saya melihat kematian tak tertahankan yang luar biasa.
Tubuh saya tercinta akan dihancurkan.
Sejak saya melihat seluruh tubuh saya
ditundukkan oleh penderitaan,
kepada siapa saya akan pergi untuk tempat berlindung?
Siapa yang akan menjadi pelindung saya?'
"Sang orang tua berkata :
'Anakku, seorang dewa pasti sedang menghukummu, tapi
jika persembahan-persembahan dibuat untuk para dewa,
setelah itu, kamu akan sembuh.'"
"Sang anak berkata :
'Apapun yang akan membuat saya sembuh,
saya memohonmu dengan sangat untuk hanya melakukannya.
Tolong pergilah dengan cepat dan bergegaslah,
Buatlah permintaan kepada pemuka agama.'"
"Saat itu, orang tuanya pergi kedepan altar dewa, dan memberikan dupa
untuk dewa. Lalu pemuka agama itu mempersembahkan dupa kepada dewa, dan
berkata sebagai berikut : 'sang dewa sedang menghukum mu, oleh karena
itu, kamu harus menghormati dewa itu, buat pengorbanan kepada dewa.
Bunuh ternak. Bunuhlah seorang lelaki juga, dan kemudian anak mu akan
terbebas dari penyakitnya.' "
"Saat itu, orang tua itu berpikir : 'Tetapi kami miskin. Apa yang bisa
kami lakukan? Jika kami tidak menentramkan sang dewa, anak kami akan
meninggal. Jika kami menentramkan dewa itu, karena kami miskin, dari
mana kami akan dapatkan satu orang dan ternak.' Dengan pikiran ini,
mereka bergegas dan segera pulang ke rumah. Mereka mengambil alat-alat
rumah tangga dari bahan apapun yang mereka miliki, untuk dijual agar
membeli ternak. Setelah itu, mereka mendekati seorang laki-laki."
"Tuan, jika kamu dapat memberikan kepada kami beberapa emas sebagai
pinjaman dan kami mampu untuk membayarnya kembali dalam sepuluh hari.
Itu akan baik-baik saja. Tetapi jika kami tidak mampu untuk
membayarnya, kami setuju untuk menjadi pelayan-pelayan mu dan
mengerjakan pekerjaan."
"Mereka mengucapkan ini, dan kemudian mereka berdua membawa emas itu
dan membeli seorang laki-laki. Mereka berdua membeli seorang laki-laki,
tetapi laki-laki itu tidak mengetahui bahwa dia akan dibunuh."
"Saat itu, orang tua itu menjadi kebingungan dan tidak kembali kerumah
mereka. Malahan, mereka pergi ke depan altar dan berkata kepada pemuka
agama itu, 'Cepatlah buat korban persembahan itu.' "
"Lalu kedua orang tua itu membunuh ternak mereka sendiri, dan mereka
juga membunuh laki-laki itu. Lalu pemuka agama itu, sedang bermaksud
untuk membuat korban persembahan, menyalakan sebuah api, dan saat itu,
sang dewa merendahkan diri dan berkata, 'saya telah menerima anak mu.'
Lalu orang tua itu dipenuhi dengan kegembiraan dan kegirangan."
" 'Jika anak kami menjadi sembuh, bahkan jika kami menjadi pelayan-pelayan, itu jauh lebih mulia.' ucap mereka."
"Setelah membuat korban kepada dewa, mereka kembali ke rumah, dan
ketika mereka tiba disana, mereka melihat anak mereka telah meninggal
dunia. Pada saat itu, kedua orang tua itu, menderita dan berada didalam
keputus asaan yang dalam, diserang dari hati mereka dengan perasaan
sangat sakit yang menderita sekali. Harapan mereka menjadi hancur,
mereka meninggal dunia disana, dan dengan cara yang sama,
Bhaisajyasena, seseorang harusnya tidak berteman dengan teman-teman
yang tidak memiliki kebajikan."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, bolehkah saya menanyakan dimana para mahluk hidup itu dilahirkan?"
Sang Buddha berkata : "Tenanglah, Bhaisajyasena, jangan bertanya kepada Saya."
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, saya bertanya, Yang Terbahagiah, saya bertanya."
Sang Buddha berkata : "Pada peristiwa itu, Bhaisajyasena, sang ibu
terlahir didalam neraka besar yang bernama neraka ratapan. sang ayah
terlahir didalam neraka besar yang bernama neraka penghancur. anak itu
terlahir di neraka besar yang bernama neraka panas. pemuka agama itu
terlahir didalam neraka besar avici."
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, dimana laki-laki yang tidak bersalah itu dilahirkan? Apa kehidupan masa depannya?"
Sang Buddha berkata : "Disini, Bhaisajyasena, laki-laki yang tidak
bersalah itu terlahir kembali diantara para dewa di surga tavatimsa."
Dia berkata, "Alasan apakah dan kondisi apakah bagi laki-laki itu untuk
terlahir kembali setara keberuntungannya dengan para dewa di surga
tavatimsa?"
Sang Buddha berkata : "Dengarlah, Bhaisajyasena. Laki-laki itu, pada
saat kematiannya, dengan pikiran yang percaya kepada Sang Tathagata,
mengucapkan satu kali, 'Saya bersujud kepada Sang Buddha.'
Bhaisajyasena, disebabkan oleh akar kebajikan itu, dia akan mengalami
kebahagiaan dari para dewa dari surga tavatimsa selama 60 kalpa. Selama
80 kalpa, dia akan mengingat kembali kehidupan-kehidupan masa
lampaunya. Kehidupan setelah kehidupan, dia akan bebas dari semua
dukacita yang menderita. Segera setelah dia terlahir, dia akan
terhindar dari semua penderitaan. Para mahluk hidup itu semuanya tidak
mampu untuk sepenuhnya mengatasi duka cita."
Dia berkata, 'Yang dimuliakan dunia, bagaimana semua mahluk hidup akan mampu untuk sepenuhnya mengatasi duka cita."
Sang Buddha berkata, "Bhaisajyasena, mereka harus menggunakan usaha."
Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, penggunaan usaha yang manakah?"
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, dengarlah. Apa yang disebut dengan usaha adalah petunjukan dari hasil-hasil. Itu adalah sebagai berikut : Yang disebut 'hasil dari Srotapanna' adalah sebuah tempat dari usaha. Yang disebut 'hasil dari Sakrdagami' adalah sebuah tempat dari usaha. Yang disebut 'hasil dari Anagami' adalah sebuah tempat dari usaha. Yang disebut 'hasil dari Arhat dan penghentian sebagai hasil dari Seorang Arhat' adalah sebuah tempat dari usaha. Yang disebut 'hasil dari Seorang Pratyekabuddha dan pengetahuan yang berasal dari hasil Seorang Pratyekabuddha' adalah sebuah tempat dari usaha. Yang disebut 'hasil dari Seorang Bodhisattva dan sebuah tempat Penerangan Agung' adalah sebuah tempat dari usaha. Bhaisajyasena, inilah apa yang disebut sebagai 'Tempat-Tempat dari Usaha.'"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, bagaimanakah Seorang Srotapanna dan hasil dari Srotapanna ditunjukkan?"
Sang Buddha berkata : "Itu adalah sebagai berikut : Untuk membuat sebuah persamaan, seorang lelaki menanam sebuah pohon dan pada seluruh hari itu pohon tersebut tumbuh berakar, dan pada seluruh hari yang sama itu akar-akarnya tumbuh satu yojana kebawah. Lelaki yang lainnya juga menanam sebuah pohon dengan cara yang sama. Tetapi pada seluruh hari itu, pohon itu terguncang oleh angin dan pohon itu tidak tumbuh berakar. Lalu lelaki itu mencabut pohon tersebut dari tempat itu, dan juga lelaki yang lainnya berkata : 'Mengapa kamu menggali tanah Saya?' Dan mereka berselisih serta membantah. Setelah itu, pada waktu itu, sang raja mendengar bahwa dua lelaki itu sedang berselisih dan sedang membantah, dan dia mengirim seorang pembawa pesan, dengan berkata, pergilah dan bawa kedua lelaki itu."
" 'Seperti yang anda perintahkan, yang mulia,' dia ucapkan dan berlari cepat dengan sangat terburu-buru. Dia berkata kepada kedua lelaki itu, 'sang raja memanggil kalian.' "
Saat itu, salah satu dari lelaki-lelaki itu menjadi takut dan gelisah. Tetapi lelaki lainnya, tanpa takut atau gelisah, dituntun ketempat sang raja berada. Setelah mereka telah dituntun kesana, mereka didudukkan dihadapan sang raja.
Lalu sang raja berkata kepada dua lelaki itu : "Tuan-Tuan, mengapa kalian sedang berselisih dan sedang membantah?"
Saat itu, kedua lelaki itu bangun dari tempat duduknya dan menunjukkan kepada sang raja : "Raja yang agung, tolong dengarkanlah kami. Sejak kami tidak mempunyai satupun tanah sama sekali, sebuah pohon ditanam pada sebidang tanah yang dipinjam. Setelah itu, dikarenakan pohon tersebut terguncang oleh angin, pohon tersebut tidak tumbuh berakar, tidak ada juga daun-daun, bunga-bunga dan buah yang muncul. Raja agung, akarnya tidak tumbuh satu yojana kebawah. Dan lelaki ini bertengkar dan berselisih dengan saya, berkata : 'Itu adalah salah mu.' Demikianlah, karena saya tidak bersalah, yang mulia, Tolong mengertilah dengan baik bahwa saya bahkan tidak sedikitpun bersalah."
"Lalu sang raja mengutus 30 juta para menterinya, dan ketika mereka telah berkumpul, dia memerintahkan, kamu harus berbicara."
"Para menteri berkata : 'Apa yang sebaiknya kami bicarakan?'"
"Pernahkah kamu melihat atau mendengar bahwa pada seharian penuh sebuah pohon ditanam, itu menumbuhkan akar-akar dan daun-daun, bunga-bunga dan buah muncul? Dalam satu minggu atau setengah bulan, buatlah keputusan pada hal ini."
"Saat itu, para menteri bangkit dari tempat duduk mereka dan menunjukkan kepada sang raja : 'Adalah bukan pada waktu yang tepat bagi kami untuk membuat kepastian dalam perkara ini. Yang mulia, itu adalah ajaib. Untuk sekarang, lelaki ini sendiri yang akan berbicara, "Tuan, apakah yang dikatakan benar?, bicaralah." '
"Dia berkata, 'raja yang agung, tentu saja itu benar.' "
"Sang raja berkata :
'Pada seharian penuh sebuah pohon ditanam,
Akar-akar tumbuh kebawah, dan daun-daun, bunga-bunga dan buah muncul.
Pada sepenuh hari itu, kamu berkata
kata-kata dari mu ini sulit dipercaya.
Tidak satupun hal demikian yang terlihat atau terdengar.'
"Saat itu, lelaki itu merangkapkan telapak tangannya bersama
dan mengucapkan perkataan ini didepan sang raja :
'Pergilah dengan baik, dan tanamlah sebuah pohon dengan dirimu sendiri.
Tolong amatilah akar-akarnya yang tetap.' "
"Kemudian sang raja dan 30 juta para menterinya bersama-sama pergi keluar, dan kedua lelaki itu ditempatkan didalam penjara. Lalu sang raja dengan dirinya sendiri menanam sebuah pohon, dan pohon itu tidak tumbuh berakar, tidak juga daun-daun, bunga-bunga atau buah yang muncul. Jadi sang raja menjadi sangat marah dan berkata, kamu, pergilah dengan cepat, kembalilah dengan kampak-kampak untuk menebang pepohonan. Itu (kampak) semuanya terambil, dengan penuh kemarahan terhadap pohon yang ditanam lelaki itu, dia memotong daun-daun, bunga-bunga dan buah yang telah muncul pada pohon itu."
Seketika dia memotong pohon tunggal itu, 12 pohon muncul. Dia memotong kedua belas pohon itu, dan ada muncul 24 pohon-pohon yang terbuat dari 7 permata mulia, bersama-sama dengan akar-akar, daun-daun dan tunas-tunas. Lalu dari 24 pohon-pohon itu, ada muncul 24 Burung dengan kepala-kepala emas dan paruh-paruh emas dan bulu-bulu yang terbuat dari 7 permata mulia. Saat itu, sang raja dikuasai oleh amukan kemarahan, dan sedang membawa kampak dalam tangannya sendiri, membelah pohon itu. Dari pohon yang telah dibelahnya, muncul minuman lezat dewa (nektar). Sang raja kesusahan karenanya dan mengeluarkan perintah-perintah, 'pergi dan keluarkan kedua lelaki itu dari penjara.' 'Seperti yang anda perintahkan, yang mulia.' Dia berlari sangat cepat seketika. Kedua lelaki itu dikeluarkan dari penjara dan dituntun ke tempat pohon itu berada.
"Sang raja berkata : 'Apakah kamu yang menanam pohon itu yang berlipat ganda ketika dia terpotong dan menjadi 24? Pohon yang saya tanam tidak tumbuh akar-akar atau daun-daun atau bunga-bunga atau buah.' "
"Lalu lelaki itu berkata, 'raja yang agung, kamu tidak diberkati dengan jenis kebajikan yang saya miliki.'"
"Saat itu, 30 juta para menteri itu berlutut, meletakkan kedua lututnya ditanah, dan berkata kepada lelaki itu : 'raja sebelumnya ini tidak pantas. Oleh karena itu, kamu harus menjadi Raja.'
"Lalu Lelaki itu menunjukkan kepada para menteri itu dalam syair :
Kegembiraan seorang raja tidaklah berguna bagi saya,
tidak juga kebutuhan atas kekayaan atau butir padi.
Karena dalam Para Buddha saya mempunyai keyakinan,
diantara para manusia semoga saya menjadi yang tertinggi!
Semoga Saya menuju dimana Sang Tathagata berada,
ke lingkungan Nirvana, yang damai.
Dharma yang menuntun rumah ke Nirvana:
Yang akan dijelaskan kepada mu.
Sedang duduk dirinya sendiri bersilang kaki.
Dia lalu membuat Pengakuan ini:
Disebabkan oleh perbuatan-perbuatan yang Saya lakukan di masa lampau,
Saya menjadi dalam penjara raja.
Tapi dengan mengucapkan doa ini,
semoga karma Saya menjadi kosong.
"Saat itu, 24 juta Burung-Burung dengan paruh-paruh intan mematuk alat-alat musik canang. Lalu waktu itu, pada saat itu, 32.000 istana-istana tinggi muncul. Setiap dari istana tinggi itu berukuran 25 yojana. Dan dari setiap istana tinggi itu, muncul 25 juta Burung-Burung. dengan kepala-kepala emas dan paruh-paruh emas dan wajah-wajah emas."
"Mereka mengucapkan pidato manusia :
Ketika kamu, O raja, memotong Pohon itu,
perbuatan tersebut yang kamu lakukan tidak baik.
Dalam tempat dari seratus juta pohon,
menjadi tinggal hanya 24.
Kamu tidak mengetahui jenis mahluk hidup,
Dia yang menanam Pohon ini.
Disebabkan oleh perbuatan jahat ini, kamu nantinya akan
menjalani hasil-hasil yang tidak menyenangkan."
Sang Buddha berkata : "Bhaisajyasena, dengarlah. Apa yang disebut dengan usaha adalah petunjukan dari hasil-hasil. Itu adalah sebagai berikut : Yang disebut 'hasil dari Srotapanna' adalah sebuah tempat dari usaha. Yang disebut 'hasil dari Sakrdagami' adalah sebuah tempat dari usaha. Yang disebut 'hasil dari Anagami' adalah sebuah tempat dari usaha. Yang disebut 'hasil dari Arhat dan penghentian sebagai hasil dari Seorang Arhat' adalah sebuah tempat dari usaha. Yang disebut 'hasil dari Seorang Pratyekabuddha dan pengetahuan yang berasal dari hasil Seorang Pratyekabuddha' adalah sebuah tempat dari usaha. Yang disebut 'hasil dari Seorang Bodhisattva dan sebuah tempat Penerangan Agung' adalah sebuah tempat dari usaha. Bhaisajyasena, inilah apa yang disebut sebagai 'Tempat-Tempat dari Usaha.'"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, bagaimanakah Seorang Srotapanna dan hasil dari Srotapanna ditunjukkan?"
Sang Buddha berkata : "Itu adalah sebagai berikut : Untuk membuat sebuah persamaan, seorang lelaki menanam sebuah pohon dan pada seluruh hari itu pohon tersebut tumbuh berakar, dan pada seluruh hari yang sama itu akar-akarnya tumbuh satu yojana kebawah. Lelaki yang lainnya juga menanam sebuah pohon dengan cara yang sama. Tetapi pada seluruh hari itu, pohon itu terguncang oleh angin dan pohon itu tidak tumbuh berakar. Lalu lelaki itu mencabut pohon tersebut dari tempat itu, dan juga lelaki yang lainnya berkata : 'Mengapa kamu menggali tanah Saya?' Dan mereka berselisih serta membantah. Setelah itu, pada waktu itu, sang raja mendengar bahwa dua lelaki itu sedang berselisih dan sedang membantah, dan dia mengirim seorang pembawa pesan, dengan berkata, pergilah dan bawa kedua lelaki itu."
" 'Seperti yang anda perintahkan, yang mulia,' dia ucapkan dan berlari cepat dengan sangat terburu-buru. Dia berkata kepada kedua lelaki itu, 'sang raja memanggil kalian.' "
Saat itu, salah satu dari lelaki-lelaki itu menjadi takut dan gelisah. Tetapi lelaki lainnya, tanpa takut atau gelisah, dituntun ketempat sang raja berada. Setelah mereka telah dituntun kesana, mereka didudukkan dihadapan sang raja.
Lalu sang raja berkata kepada dua lelaki itu : "Tuan-Tuan, mengapa kalian sedang berselisih dan sedang membantah?"
Saat itu, kedua lelaki itu bangun dari tempat duduknya dan menunjukkan kepada sang raja : "Raja yang agung, tolong dengarkanlah kami. Sejak kami tidak mempunyai satupun tanah sama sekali, sebuah pohon ditanam pada sebidang tanah yang dipinjam. Setelah itu, dikarenakan pohon tersebut terguncang oleh angin, pohon tersebut tidak tumbuh berakar, tidak ada juga daun-daun, bunga-bunga dan buah yang muncul. Raja agung, akarnya tidak tumbuh satu yojana kebawah. Dan lelaki ini bertengkar dan berselisih dengan saya, berkata : 'Itu adalah salah mu.' Demikianlah, karena saya tidak bersalah, yang mulia, Tolong mengertilah dengan baik bahwa saya bahkan tidak sedikitpun bersalah."
"Lalu sang raja mengutus 30 juta para menterinya, dan ketika mereka telah berkumpul, dia memerintahkan, kamu harus berbicara."
"Para menteri berkata : 'Apa yang sebaiknya kami bicarakan?'"
"Pernahkah kamu melihat atau mendengar bahwa pada seharian penuh sebuah pohon ditanam, itu menumbuhkan akar-akar dan daun-daun, bunga-bunga dan buah muncul? Dalam satu minggu atau setengah bulan, buatlah keputusan pada hal ini."
"Saat itu, para menteri bangkit dari tempat duduk mereka dan menunjukkan kepada sang raja : 'Adalah bukan pada waktu yang tepat bagi kami untuk membuat kepastian dalam perkara ini. Yang mulia, itu adalah ajaib. Untuk sekarang, lelaki ini sendiri yang akan berbicara, "Tuan, apakah yang dikatakan benar?, bicaralah." '
"Dia berkata, 'raja yang agung, tentu saja itu benar.' "
"Sang raja berkata :
'Pada seharian penuh sebuah pohon ditanam,
Akar-akar tumbuh kebawah, dan daun-daun, bunga-bunga dan buah muncul.
Pada sepenuh hari itu, kamu berkata
kata-kata dari mu ini sulit dipercaya.
Tidak satupun hal demikian yang terlihat atau terdengar.'
"Saat itu, lelaki itu merangkapkan telapak tangannya bersama
dan mengucapkan perkataan ini didepan sang raja :
'Pergilah dengan baik, dan tanamlah sebuah pohon dengan dirimu sendiri.
Tolong amatilah akar-akarnya yang tetap.' "
"Kemudian sang raja dan 30 juta para menterinya bersama-sama pergi keluar, dan kedua lelaki itu ditempatkan didalam penjara. Lalu sang raja dengan dirinya sendiri menanam sebuah pohon, dan pohon itu tidak tumbuh berakar, tidak juga daun-daun, bunga-bunga atau buah yang muncul. Jadi sang raja menjadi sangat marah dan berkata, kamu, pergilah dengan cepat, kembalilah dengan kampak-kampak untuk menebang pepohonan. Itu (kampak) semuanya terambil, dengan penuh kemarahan terhadap pohon yang ditanam lelaki itu, dia memotong daun-daun, bunga-bunga dan buah yang telah muncul pada pohon itu."
Seketika dia memotong pohon tunggal itu, 12 pohon muncul. Dia memotong kedua belas pohon itu, dan ada muncul 24 pohon-pohon yang terbuat dari 7 permata mulia, bersama-sama dengan akar-akar, daun-daun dan tunas-tunas. Lalu dari 24 pohon-pohon itu, ada muncul 24 Burung dengan kepala-kepala emas dan paruh-paruh emas dan bulu-bulu yang terbuat dari 7 permata mulia. Saat itu, sang raja dikuasai oleh amukan kemarahan, dan sedang membawa kampak dalam tangannya sendiri, membelah pohon itu. Dari pohon yang telah dibelahnya, muncul minuman lezat dewa (nektar). Sang raja kesusahan karenanya dan mengeluarkan perintah-perintah, 'pergi dan keluarkan kedua lelaki itu dari penjara.' 'Seperti yang anda perintahkan, yang mulia.' Dia berlari sangat cepat seketika. Kedua lelaki itu dikeluarkan dari penjara dan dituntun ke tempat pohon itu berada.
"Sang raja berkata : 'Apakah kamu yang menanam pohon itu yang berlipat ganda ketika dia terpotong dan menjadi 24? Pohon yang saya tanam tidak tumbuh akar-akar atau daun-daun atau bunga-bunga atau buah.' "
"Lalu lelaki itu berkata, 'raja yang agung, kamu tidak diberkati dengan jenis kebajikan yang saya miliki.'"
"Saat itu, 30 juta para menteri itu berlutut, meletakkan kedua lututnya ditanah, dan berkata kepada lelaki itu : 'raja sebelumnya ini tidak pantas. Oleh karena itu, kamu harus menjadi Raja.'
"Lalu Lelaki itu menunjukkan kepada para menteri itu dalam syair :
Kegembiraan seorang raja tidaklah berguna bagi saya,
tidak juga kebutuhan atas kekayaan atau butir padi.
Karena dalam Para Buddha saya mempunyai keyakinan,
diantara para manusia semoga saya menjadi yang tertinggi!
Semoga Saya menuju dimana Sang Tathagata berada,
ke lingkungan Nirvana, yang damai.
Dharma yang menuntun rumah ke Nirvana:
Yang akan dijelaskan kepada mu.
Sedang duduk dirinya sendiri bersilang kaki.
Dia lalu membuat Pengakuan ini:
Disebabkan oleh perbuatan-perbuatan yang Saya lakukan di masa lampau,
Saya menjadi dalam penjara raja.
Tapi dengan mengucapkan doa ini,
semoga karma Saya menjadi kosong.
"Saat itu, 24 juta Burung-Burung dengan paruh-paruh intan mematuk alat-alat musik canang. Lalu waktu itu, pada saat itu, 32.000 istana-istana tinggi muncul. Setiap dari istana tinggi itu berukuran 25 yojana. Dan dari setiap istana tinggi itu, muncul 25 juta Burung-Burung. dengan kepala-kepala emas dan paruh-paruh emas dan wajah-wajah emas."
"Mereka mengucapkan pidato manusia :
Ketika kamu, O raja, memotong Pohon itu,
perbuatan tersebut yang kamu lakukan tidak baik.
Dalam tempat dari seratus juta pohon,
menjadi tinggal hanya 24.
Kamu tidak mengetahui jenis mahluk hidup,
Dia yang menanam Pohon ini.
Disebabkan oleh perbuatan jahat ini, kamu nantinya akan
menjalani hasil-hasil yang tidak menyenangkan."
Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
"Sang raja berkata :
Saya tidak mengetahui arti ini.
Demikianlah, Pertapa Agung, tolong jelaskan.
"Para Burung itu berkata :
Itu adalah Dia yang menerangi dunia
dan akan menjadi penunjuk jalannya.
Dari penjara yang samsara,
Dia membebaskan semua mahluk hidup.
"Sang raja berkata :
Orang yang pohonnya tidak tumbuh,
orang kedua itu, siapakah dia?
Perbuatan jahat apa yang dia lakukan?
Burung-Burung yang terlahir kedua kali, biarkanlah itu diberitahukan.
"Para Burung itu berkata :
Orang yang pohonnya tidak tumbuh,
Itu adalah si bodoh devadatta.
Belum mengerjakan bahkan untuk sedikit kebajikan-kebajikan,
Bagaimana pohon seseorang itu bertumbuh?
"Lalu pada waktu itu, pada saat itu, setelah 30 juta para menteri itu
mendengar Dharmaparyaya ini, mereka semua dibuat mencapai Tingkat
Bodhisattva Dasa Bhumi. Tiap-tiap mereka memperoleh Abhijna. Sang raja
juga dibuat mencapai tingkat Dasa Bhumi dan mencapai sebuah perwujudan
terang dari Dharma Luhur."
"Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur berkata
kepada Sang Bhagavan : 'Yang dimuliakan dunia, disebabkan oleh sebab
apakah dan kondisi apakah 30 juta para menteri-menteri itu yang telah
datang untuk tinggal dalam Dasa Bhumi dan memperoleh Abhijna?' "
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, dengarlah dan Saya akan menjelaskannya."
Dan Pada waktu itu, Sang Bhagavan menunjukkan sebuah Senyuman.
Setelah itu, pada waktu itu, dari Wajah Sang Bhagavan memancar maju
sinar-sinar dari cahaya dari banyak macam warna-warna : 84.000
sinar-sinar dari ratusan dari ribuan dari warna-warna, seperti biru,
kuning, merah, putih, merah tua, kristal, dan sinar-sinar terang
berwarna perak. Mereka (Sinar-Sinar itu) maju kedepan dan menyala tak
habis-habisnya, pada sistem dunia yang tidak terbatas (anantāparyantāni
lokadhātavo). Ketika mereka (Sinar-Sinar itu) kembali, mereka
mengelilingi Sang Bhagavan tiga kali dan menghilang kedalam Mahkota
dari Kepala dari Sang Bhagavan.
"Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur
bangkit, meletakkan jubah bagian atas dibahunya, menekukkan lutut
kanannya di tanah, membungkuk dengan kedua telapak tangannya
bersama-sama menghadap Sang Bhagavan dan mengucapkan kata-kata berikut
kepada Sang Bhagavan : 'Sejak, Sang Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha
tidak tersenyum tanpa sebab dan tanpa kondisi-kondisi. Apakah penyebab
dari Senyuman itu dan kondisi-kondisi apakah itu?'"
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, apakah kamu melihat sekelompok
dari para mahluk hidup dari seluruh sistem dunia dari empat penjuru
(caturdiśaṁ lokadhātau) sedang datang kearah Saya?"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya tidak melihat mereka."
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, dalam perkara itu, periksa
dengan hati-hati dan lihatlah pada kelompok-kelompok dari para mahluk
hidup."
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur melihat
dimana-mana, dan dia melihat bahwa ke arah Timur ada muncul sebuah
Pohon berukuran sebesar 7.000 yojana. 25 ribu juta kelompok-kelompok
dari orang-orang berkumpul pada satu sisi darinya (Pohon itu).
Orang-orang itu tidak berbicara. Mereka tidak bercakap-cakap. Mereka
tidak berbincang. Mereka tidak makan. Mereka tidak bangun. Mereka tidak
bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Ke arah Selatan, ada muncul sebuah Pohon berukuran sebesar 7.000
yojana. 25 ribu juta kelompok-kelompok dari orang-orang berkumpul
olehnya (Pohon itu). Orang-orang ini tidak berbicara dan tidak juga
bercakap-cakap. Mereka tidak berkata-kata sama sekali. Mereka tidak
berbincang sama sekali. Mereka tidak bangun. Mereka tidak
bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Ke arah Barat, ada muncul sebuah Pohon berukuran sebesar 7.000 yojana.
25 ribu juta kelompok-kelompok dari orang-orang berkumpul olehnya
(Pohon itu). Orang-orang ini tidak berbicara juga. Mereka tidak
bercakap-cakap. Mereka tidak berkata-kata sama sekali. Mereka tidak
berbincang sama sekali. Mereka tidak bangun. Mereka tidak
bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Ke arah Utara, ada muncul sebuah Pohon berukuran sebesar 7.000 yojana.
25 ribu juta kelompok-kelompok dari orang-orang berkumpul olehnya
(Pohon itu). Orang-orang ini tidak berbicara juga. Mereka tidak
bercakap-cakap. Mereka tidak berkata-kata sama sekali. Mereka tidak
berbincang sama sekali. Mereka tidak bangun. Mereka tidak
bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Dalam penjuru Bawah, ada muncul sebuah Pohon berukuran sebesar 7.000
yojana. 25 ribu juta kelompok-kelompok dari orang-orang berkumpul
olehnya (Pohon itu). Orang-orang ini tidak berbicara juga. Mereka tidak
berbicara. Mereka tidak bercakap-cakap. Mereka tidak berkata-kata sama
sekali. Mereka tidak berbincang sama sekali. Mereka tidak bangun.
Mereka tidak bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Dalam penjuru Atas, ada muncul sebuah Pohon berukuran sebesar 7.000
yojana. 25 ribu juta kelompok-kelompok dari orang-orang berkumpul
olehnya (Pohon itu). Orang-orang ini tidak berbicara juga. Mereka tidak
berbicara. Mereka tidak bercakap-cakap. Mereka tidak berkata-kata sama
sekali. Mereka tidak berbincang sama sekali. Mereka tidak bangun.
Mereka tidak bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur berkata kepada
Sang Bhagavan, "Jika Sang Bhagavan akan memberikan saya kesempatan
untuk menyikapi suatu pertanyaan dan kemudian membuatnya dijelaskan,
Saya ingin untuk menanyakan sebuah pertanyaan dari Sang Bhagavan, Sang
Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha, mengenai suatu maksud tertentu yang
ditanyakan."
Dia mengucapkan ini, dan Sang Bhagavan berkata kepada Sang Bodhisattva,
Sang Bhaisajyasena yang luhur sebagai berikut : "Bhaisajyasena,
tanyalah apapun yang kamu inginkan, dan Saya akan membahagiakan
pikiranmu dengan penjelasan dari apapun yang ditanyakan."
Dia berkata demikian, dan Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang
luhur berkata sebagai berikut kepada Sang Bhagava : "Yang dimuliakan
dunia, untuk tujuan apakah banyak kelompok-kelompok dari orang-orang
dari seluruh dunia dalam empat penjuru datang dan tinggal disini, dan
lalu dari antara penjuru bawah dan penjuru atas, 50.000 juta
kelompok-kelompok dari para mahluk hidup datang dan tinggal disini?
Alasan apakah untuk ini? Kondisi-kondisi apakah ini?"
Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, pergilah sendiri dan tanyalah
kepada Para Tathagata yang berada didalam sistem-sistem dunia dari
Mereka datang."
Dia berkata : "Melalui hasil kekuatan Rddhibala siapakah akan saya pergi?"
Sang Bhagavan berkata : "Hasilkan kekuatan Rddhibala dari dirimu sendiri dan pergilah melalui itu."
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengelilingi
Sang Bhagavan tiga kali dan menghilang tepat disana. Setelah melewati
96 juta sistem-sistem dunia, dia tiba di sistem dunia bernama Candra
Pradipa (candrapradīpā nāma lokadhātuḥ). Disana terdapat, Candravati
ksetro Tathagata Arhan SamyakSamBuddha sedang mengajar Dharma, duduk
didepan dan sepenuhnya dikelilingi oleh 80.000 juta para Bodhisattva.
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur tinggal
didepan Sang Bhagavan Candravati ksetro Tathagata Arhan
SamyakSamBuddha. Dengan kedua telapak tangan bersama dia membungkuk
kearah Sang Bhagavan dan berkata kepada Sang Bhagavan, "Yang dimuliakan
dunia, mengapa demikian sehingga saya tidak dapat melihat segera
kelompok-kelompok dari orang-orang yang sekarang sedang berkumpul dari
10 penjuru dan sedang datang kedalam kehadiran Sang Sakyamuni Tathagata
didalam sistem dunia Saha (sahāyāṁ lokadhātau)?"
Sang Bhagavan berkata, "Mereka mengembara dimana-mana dan tinggal tepat disana."
Dia berkata, "Tapi, Yang Dimuliakan dunia, bagaimana itu demikian?"
Saya tidak mengetahui arti ini.
Demikianlah, Pertapa Agung, tolong jelaskan.
"Para Burung itu berkata :
Itu adalah Dia yang menerangi dunia
dan akan menjadi penunjuk jalannya.
Dari penjara yang samsara,
Dia membebaskan semua mahluk hidup.
"Sang raja berkata :
Orang yang pohonnya tidak tumbuh,
orang kedua itu, siapakah dia?
Perbuatan jahat apa yang dia lakukan?
Burung-Burung yang terlahir kedua kali, biarkanlah itu diberitahukan.
"Para Burung itu berkata :
Orang yang pohonnya tidak tumbuh,
Itu adalah si bodoh devadatta.
Belum mengerjakan bahkan untuk sedikit kebajikan-kebajikan,
Bagaimana pohon seseorang itu bertumbuh?
"Lalu pada waktu itu, pada saat itu, setelah 30 juta para menteri itu
mendengar Dharmaparyaya ini, mereka semua dibuat mencapai Tingkat
Bodhisattva Dasa Bhumi. Tiap-tiap mereka memperoleh Abhijna. Sang raja
juga dibuat mencapai tingkat Dasa Bhumi dan mencapai sebuah perwujudan
terang dari Dharma Luhur."
"Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur berkata
kepada Sang Bhagavan : 'Yang dimuliakan dunia, disebabkan oleh sebab
apakah dan kondisi apakah 30 juta para menteri-menteri itu yang telah
datang untuk tinggal dalam Dasa Bhumi dan memperoleh Abhijna?' "
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, dengarlah dan Saya akan menjelaskannya."
Dan Pada waktu itu, Sang Bhagavan menunjukkan sebuah Senyuman.
Setelah itu, pada waktu itu, dari Wajah Sang Bhagavan memancar maju
sinar-sinar dari cahaya dari banyak macam warna-warna : 84.000
sinar-sinar dari ratusan dari ribuan dari warna-warna, seperti biru,
kuning, merah, putih, merah tua, kristal, dan sinar-sinar terang
berwarna perak. Mereka (Sinar-Sinar itu) maju kedepan dan menyala tak
habis-habisnya, pada sistem dunia yang tidak terbatas (anantāparyantāni
lokadhātavo). Ketika mereka (Sinar-Sinar itu) kembali, mereka
mengelilingi Sang Bhagavan tiga kali dan menghilang kedalam Mahkota
dari Kepala dari Sang Bhagavan.
"Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur
bangkit, meletakkan jubah bagian atas dibahunya, menekukkan lutut
kanannya di tanah, membungkuk dengan kedua telapak tangannya
bersama-sama menghadap Sang Bhagavan dan mengucapkan kata-kata berikut
kepada Sang Bhagavan : 'Sejak, Sang Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha
tidak tersenyum tanpa sebab dan tanpa kondisi-kondisi. Apakah penyebab
dari Senyuman itu dan kondisi-kondisi apakah itu?'"
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, apakah kamu melihat sekelompok
dari para mahluk hidup dari seluruh sistem dunia dari empat penjuru
(caturdiśaṁ lokadhātau) sedang datang kearah Saya?"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya tidak melihat mereka."
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, dalam perkara itu, periksa
dengan hati-hati dan lihatlah pada kelompok-kelompok dari para mahluk
hidup."
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur melihat
dimana-mana, dan dia melihat bahwa ke arah Timur ada muncul sebuah
Pohon berukuran sebesar 7.000 yojana. 25 ribu juta kelompok-kelompok
dari orang-orang berkumpul pada satu sisi darinya (Pohon itu).
Orang-orang itu tidak berbicara. Mereka tidak bercakap-cakap. Mereka
tidak berbincang. Mereka tidak makan. Mereka tidak bangun. Mereka tidak
bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Ke arah Selatan, ada muncul sebuah Pohon berukuran sebesar 7.000
yojana. 25 ribu juta kelompok-kelompok dari orang-orang berkumpul
olehnya (Pohon itu). Orang-orang ini tidak berbicara dan tidak juga
bercakap-cakap. Mereka tidak berkata-kata sama sekali. Mereka tidak
berbincang sama sekali. Mereka tidak bangun. Mereka tidak
bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Ke arah Barat, ada muncul sebuah Pohon berukuran sebesar 7.000 yojana.
25 ribu juta kelompok-kelompok dari orang-orang berkumpul olehnya
(Pohon itu). Orang-orang ini tidak berbicara juga. Mereka tidak
bercakap-cakap. Mereka tidak berkata-kata sama sekali. Mereka tidak
berbincang sama sekali. Mereka tidak bangun. Mereka tidak
bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Ke arah Utara, ada muncul sebuah Pohon berukuran sebesar 7.000 yojana.
25 ribu juta kelompok-kelompok dari orang-orang berkumpul olehnya
(Pohon itu). Orang-orang ini tidak berbicara juga. Mereka tidak
bercakap-cakap. Mereka tidak berkata-kata sama sekali. Mereka tidak
berbincang sama sekali. Mereka tidak bangun. Mereka tidak
bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Dalam penjuru Bawah, ada muncul sebuah Pohon berukuran sebesar 7.000
yojana. 25 ribu juta kelompok-kelompok dari orang-orang berkumpul
olehnya (Pohon itu). Orang-orang ini tidak berbicara juga. Mereka tidak
berbicara. Mereka tidak bercakap-cakap. Mereka tidak berkata-kata sama
sekali. Mereka tidak berbincang sama sekali. Mereka tidak bangun.
Mereka tidak bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Dalam penjuru Atas, ada muncul sebuah Pohon berukuran sebesar 7.000
yojana. 25 ribu juta kelompok-kelompok dari orang-orang berkumpul
olehnya (Pohon itu). Orang-orang ini tidak berbicara juga. Mereka tidak
berbicara. Mereka tidak bercakap-cakap. Mereka tidak berkata-kata sama
sekali. Mereka tidak berbincang sama sekali. Mereka tidak bangun.
Mereka tidak bergerak-gerak. Mereka duduk dalam keheningan.
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur berkata kepada
Sang Bhagavan, "Jika Sang Bhagavan akan memberikan saya kesempatan
untuk menyikapi suatu pertanyaan dan kemudian membuatnya dijelaskan,
Saya ingin untuk menanyakan sebuah pertanyaan dari Sang Bhagavan, Sang
Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha, mengenai suatu maksud tertentu yang
ditanyakan."
Dia mengucapkan ini, dan Sang Bhagavan berkata kepada Sang Bodhisattva,
Sang Bhaisajyasena yang luhur sebagai berikut : "Bhaisajyasena,
tanyalah apapun yang kamu inginkan, dan Saya akan membahagiakan
pikiranmu dengan penjelasan dari apapun yang ditanyakan."
Dia berkata demikian, dan Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang
luhur berkata sebagai berikut kepada Sang Bhagava : "Yang dimuliakan
dunia, untuk tujuan apakah banyak kelompok-kelompok dari orang-orang
dari seluruh dunia dalam empat penjuru datang dan tinggal disini, dan
lalu dari antara penjuru bawah dan penjuru atas, 50.000 juta
kelompok-kelompok dari para mahluk hidup datang dan tinggal disini?
Alasan apakah untuk ini? Kondisi-kondisi apakah ini?"
Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, pergilah sendiri dan tanyalah
kepada Para Tathagata yang berada didalam sistem-sistem dunia dari
Mereka datang."
Dia berkata : "Melalui hasil kekuatan Rddhibala siapakah akan saya pergi?"
Sang Bhagavan berkata : "Hasilkan kekuatan Rddhibala dari dirimu sendiri dan pergilah melalui itu."
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengelilingi
Sang Bhagavan tiga kali dan menghilang tepat disana. Setelah melewati
96 juta sistem-sistem dunia, dia tiba di sistem dunia bernama Candra
Pradipa (candrapradīpā nāma lokadhātuḥ). Disana terdapat, Candravati
ksetro Tathagata Arhan SamyakSamBuddha sedang mengajar Dharma, duduk
didepan dan sepenuhnya dikelilingi oleh 80.000 juta para Bodhisattva.
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur tinggal
didepan Sang Bhagavan Candravati ksetro Tathagata Arhan
SamyakSamBuddha. Dengan kedua telapak tangan bersama dia membungkuk
kearah Sang Bhagavan dan berkata kepada Sang Bhagavan, "Yang dimuliakan
dunia, mengapa demikian sehingga saya tidak dapat melihat segera
kelompok-kelompok dari orang-orang yang sekarang sedang berkumpul dari
10 penjuru dan sedang datang kedalam kehadiran Sang Sakyamuni Tathagata
didalam sistem dunia Saha (sahāyāṁ lokadhātau)?"
Sang Bhagavan berkata, "Mereka mengembara dimana-mana dan tinggal tepat disana."
Dia berkata, "Tapi, Yang Dimuliakan dunia, bagaimana itu demikian?"
Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur naik ketempat dimana Sang Candravati ksetro Tathagata berada. Ketika dia telah tiba, dia duduk didepan Sang Tathagata. Dia mengucapkan demikian kepada Sang Bhagavan : "Yang dimuliakan dunia, saya melewati 96.000 juta sistem-sistem dunia dan telah datang kemari dan, Yang dimuliakan dunia, tidak dimanapun juga telah saya lihat para mahluk hidup yang banyaknya seperti mereka yang terlihat disana."
Sang Bhagavan berkata, "Para mahluk hidup itu muncul dari pohon-pohon tanpa pikiran."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, siapakah yang telah melihat atau mendengar tentang kemunculan dari pohon-pohon yang tidak memiliki pikiran?"
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, tidak pernahkah kamu melihat atau mendengar tentang kemunculan dari orang-orang dari pohon-pohon yang tidak memiliki pikiran?"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya belum melihat atau mendengar tentang itu."
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, jika kamu ingin melihat, Saya akan memperlihatkan kepada kamu sekarang."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya ingin. Yang Terbahagiah, saya ingin."
Setelah itu, Sang Candravati ksetro Tathagata mengulurkan Lengannya dan dari Lengan itu 100,000 juta kelompok dari para mahluk hidup muncul. Setiap kelompok-kelompok itu dari orang-orang mengulurkan 100 lengan dan menyebarkan dupa, karangan-karangan bunga dan pembersih-pembersih kulit sebagai persembahan kepada Sang Tathagata, dan Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, apakah kamu melihat kelompok ini dari orang-orang menyebarkan dupa, karangan-karangan bunga dan pembersih-pembersih kulit sebagai persembahan kepada Sang Tathagata?"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya melihat mereka. Yang Terbahagiah, saya melihat mereka."
Sang Bhagavan berkata, "Kelompok-kelompok ini dari para mahluk hidup yang muncul tidak memiliki pikiran. Orang-orang ini tidak memiliki pikiran."
Lalu setiap dari 100.000 juta para manusia itu memiliki 100 lengan, dan mereka semua jatuh.
Lalu ketika Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur telah melihat itu, dia berkata kepada Sang Bhagavan, "Yang dimuliakan dunia, apakah ini? Sugata, apakah ini, sehingga seratus lengan orang-orang itu jatuh dalam seketika juga? Yang dimuliakan dunia, bahkan jika orang-orang yang memiliki seratus lengan tidak terbebas, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan mereka yang memiliki dua lengan?"
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, sama halnya, para mahluk hidup yang terlahir tanpa pikiran. Mereka berhenti tanpa pikiran. Bhaisajyasena, kamu harus mengetahui bahwa tubuh ini juga terjadi tanpa pikiran."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, mengenai para mahluk hidup ini, manakah yang berusia muda? Manakah yang berusia tua?"
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, ada para mahluk hidup yang berusia muda, dan ada juga para mahluk hidup yang berusia tua."
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, manakah yang berusia muda? Manakah yang berusia tua?"
Sang Bhagavan berkata: "Mereka yang terjatuh barusan adalah yang berusia tua. Mereka yang terlahir dari pohon-pohon adalah yang berusia muda."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya ingin melihat para mahluk hidup yang berusia muda."
Saat itu, Sang Candravati ksetro Tathagata mengulurkan Telapak Tangan dari Tangan Kanan-Nya, dan setelah itu datang 100,000 juta kelompok-kelompok dari orang-orang dari setiap sepuluh penjuru. Dari penjuru bawah dan penjuru atas, masing-masing datang 50 juta kelompok-kelompok dari orang-orang.
Ketika kelompok-kelompok ini dari orang-orang telah tiba, mereka bersujud dengan kepala-kepala mereka di Kaki Sang Bhagavan. Setelah itu, mereka tidak berbicara kepada Sang Bhagavan, tidak berkata sama sekali, dan tinggal tanpa berbicara.
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur berkata kepada Sang Bhagavan, "Yang dimuliakan dunia, mengapa para mahluk hidup ini tidak berbicara kepada Sang Bhagavan, tidak berkata sama sekali, dan tinggal tanpa berbicara?"
Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, apakah kamu tidak mengerti? Wilayah itu tanpa pikiran dan tidak berbicara. Tidak berbicara sama sekali dan tidak memahami timbunan dari Dharma juga. Jika kamu akan bertanya mengapa itu demikian, Bhaisajyasena, beberapa mahluk hidup berusia muda disini tidak mengerti kelahiran, walaupun mereka telah melihatnya. Penghentian, usia, penyakit, dukacita, tangisan, berpisah dari yang dicintai, berhubungan dengan yang tidak menyenangkan, berpisah dengan teman-teman, meninggal, penghabisan kematian. Mereka tidak mengerti beberapa dari penderitaan-penderitaan tak tertahankan ini. Walaupun mereka telah melihatnya, mereka tidak berpindah dan tidak memberontak olehnya, jadi bagaimana mungkin mereka dapat memahaminya? Bhaisajyasena, mereka harus diajarkan berulang-ulang."
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan ini kepada Sang Bhagavan: "Yang dimuliakan dunia, darimanakah para mahluk hidup ini yang tidak mengenal Dharma datang? Dari manakah mereka berpindah tempat saat kematian, dan dimanakah mereka akan dilahirkan?"
Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, dengarlah. Tubuh-tubuh manusia ini yang telah mereka peroleh bukanlah dibuat oleh seorang tukang emas. Mereka (Tubuh-tubuh manusia) bukan dibuat oleh seorang tukang tembaga. Mereka bukan dibuat oleh seorang tukang kayu. Mereka bukan dibuat oleh seorang ahli tembikar. Mereka bukan dibuat dari ketakutan pada seorang raja. Melainkan, mereka muncul oleh perkawinan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan dari penguasaan karma buruk. Para mahluk hidup itu juga diajarkan berdagang berulang-ulang, dan dikarenakan hal itu, tiada habis-habisnya, perasaan-perasaan pada penderitaan-penderitaan yang tidak tertahankan muncul. Didalam itu, mereka mengalami kematangan dari kejahatan, perbuatan-perbuatan tidak baik yang dilakukan sebelumnya. Bhaisajyasena, didalam tempat ini, para mahluk hidup ini yang telah datang kemari dan yang belum bangkit akan merasakan jenis-jenis penderitaan ini. Bhaisajyasena, untuk alasan ini mereka tidak berbicara. Mereka tidak berbicara sama sekali. Bhaisajyasena, demikian juga, para mahluk hidup yang berusia muda ini tidak mengerti kebajikan. Mereka tidak mengerti kelahiran. Mereka tidak mengerti penghentian. Bahkan mereka tidak akan mencapai tubuh-tubuh manusia, dan ini, Bhaisajyasena, adalah apa yang disebut sebagai 'para mahluk hidup yang berusia muda.' "
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, bagaimanakah para mahluk hidup berusia muda ini dilahirkan? Bagaimana mereka berhenti?"
Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, itu adalah seperti berikut: Untuk membuat sebuah persamaan, beberapa orang laki-laki mungkin membawa sebuah potongan kayu dalam jangkauan dengan api. Seperti kayu tersebut akan sedikit demi sedikit tertangkap api, dalam cara yang sama, Bhaisajyasena, seseorang awalnya terlahir kedalam sebuah tubuh manusia. Setelah kelahiran, dia kemudian mengalami perasaan."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, Siapakah yang benar-benar terlahir disini. Setelah kelahiran, Siapakah yang sepenuhnya melewati batasan?"
Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, Sang Buddha sendiri dilahirkan. Sang Tathagata sendiri yang sepenuhnya melewati batasan. Itu adalah seperti demikian : Untuk membuat sebuah persamaan, sang raja menempatkan beberapa orang laki-laki dalam perbudakan dan memenjarakan mereka kedalam sebuah bangunan yang gelap dan suram.Setelah laki-laki itu masuk kedalam bangunan suram tersebut, dia melihat bahwa itu adalah sebuah bangunan yang suram. Lalu laki-laki lainnya yang sebelumnya telah dipengaruhi oleh beberapa pengalaman dari penderitaan melihat ini dan berpikir, 'Laki-laki ini tidak cocok untuk ini. Karena dia belum mengalami penderitaan sebelumnya, itu akan membunuhnya.' Mencerminkan ini, dia mengambil api dan pergi kesana serta meninggalkan sedikit api disamping dalam rumah itu. Lelaki yang telah ditempatkan dalam penjara itu melihat api tersebut, dan ketika dia melihatnya, dia terhibur dan menjadi gembira. Tetapi api itu dikarenakan beberapa hal menjadi bertambah besar, dan api yang sedang berkobar ini sepenuhnya membakar rumah itu, dan laki-laki itu juga terbakar tepat disana. Kemudian, ketika sang raja mendengar bahwa dia telah terbakar, dia menjadi tidak bahagiah. Dia berpikir, 'dari sekarang, tidak satupun dari mahluk hidup akan ditempatkan didalam penjara dalam wilayahku ku.'
Sedang berpikir dalam cara ini, sang raja lalu berkata kepada para mahluk hidup yang tinggal didalam wilayahnya: 'O kalian para mahluk hidup, janganlah takut. Jangan menjadi khawatir. Kamu harus jangan takut. Dari sekarang, didalam tanah ku, tidak akan ada tempat hukum penyiksaan atau pemenjaraan. Tidak ada mahluk hidup yang akan dicabut hidupnya. O para mahluk hidup, janganlah takut.'
Seperti halnya dia menenangkan mereka, begitu juga, Bhaisajyasena, Sang Tathagata, yang telah membakar habis semua khayalan, telah sepenuhnya menentramkan semua kesakitan. Seperti halnya laki-laki itu yang membakar tubuhnya sendiri, melalui bangunan yang sedang terbakar itu, dan setelah berangkat demi tujuan, manfaat dan kebahagiaan para mahluk hidup, dia sepenuhnya membebaskan para mahluk hidup yang terikat dari perbudakan mereka, demikian juga Sang Tathagata bebas dari noda pelengkapan, kemarahan, kebodohan dan telah muncul di dalam dunia seperti sebuah lampu untuk semua mahluk hidup, Dia sepenuhnya membebaskan para mahluk hidup dari tubuh-tubuh dari para mahluk neraka, para binatang, para preta dan para asura, dan Dia juga sepenuhnya membebaskan para mahluk hidup yang berusia muda dan para mahluk hidup yang berusia tua juga.
Pada saat itu, Syair-Syair ini muncul dari atas ruang angkasa :
Lapangan Sang Penakluk adalah sebuah lapangan yang menakjubkan
sebuah lapangan yang bermanfaat dan tersiapkan dengan baik.
Benih manapun tertanam didalamnya
tidak akan terbuang sama sekali.
Lapangan Sang Penakluk adalah sebuah lapangan yang murni.
Ajaran-ajaran dari Sang Buddha adalah terpuji.
Agar merangkul semua mahluk hidup,
Sang Guru juga membuat cara-cara.
Meskipun Dia tinggal didalam lingkungan Nirvana,
Dia muncul diatas muka bumi.
Setelah tak henti-hentinya menenangkan dunia,
Sang Buddha memurnikan obejk yang ada.
Dia membebaskan para mahluk hidup berusia muda.
Dia membebaskan yang berusia tua juga.
Dari tiga alam, secara berangsur-angsur.
Dia membebaskan semua mahluk hidup sepenuhnya.
Dia menutup pintu-pintu yang menuju ke neraka.
Dia membebaskan para binatang dan para preta.
Setelah membuat kedamaian dalam dunia ini,
Dia menciptakan kebahagiaan selanjutnya.
Lalu Sang Bhagavan menunjukkan sebuah Senyuman dan berkata :
Adalah sangat unggul untuk melihat mereka yang sangat unggul,
dan melihat Para Buddha yang sangat unggul.
Sang Dharma yang suci, sebuah lapangan dari mutu-mutu baik
ini juga adalah yang sangat unggul.
Untuk melihat Sang Sangha berkumpul adalah sangat unggul.
Ajaran dari Sang Sanghata juga sangat unggul.
Memusnahkan kelakuan-kelakuan yang buruk juga sangat unggul.
Sang Bhagavan berkata, "Para mahluk hidup itu muncul dari pohon-pohon tanpa pikiran."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, siapakah yang telah melihat atau mendengar tentang kemunculan dari pohon-pohon yang tidak memiliki pikiran?"
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, tidak pernahkah kamu melihat atau mendengar tentang kemunculan dari orang-orang dari pohon-pohon yang tidak memiliki pikiran?"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya belum melihat atau mendengar tentang itu."
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, jika kamu ingin melihat, Saya akan memperlihatkan kepada kamu sekarang."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya ingin. Yang Terbahagiah, saya ingin."
Setelah itu, Sang Candravati ksetro Tathagata mengulurkan Lengannya dan dari Lengan itu 100,000 juta kelompok dari para mahluk hidup muncul. Setiap kelompok-kelompok itu dari orang-orang mengulurkan 100 lengan dan menyebarkan dupa, karangan-karangan bunga dan pembersih-pembersih kulit sebagai persembahan kepada Sang Tathagata, dan Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, apakah kamu melihat kelompok ini dari orang-orang menyebarkan dupa, karangan-karangan bunga dan pembersih-pembersih kulit sebagai persembahan kepada Sang Tathagata?"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya melihat mereka. Yang Terbahagiah, saya melihat mereka."
Sang Bhagavan berkata, "Kelompok-kelompok ini dari para mahluk hidup yang muncul tidak memiliki pikiran. Orang-orang ini tidak memiliki pikiran."
Lalu setiap dari 100.000 juta para manusia itu memiliki 100 lengan, dan mereka semua jatuh.
Lalu ketika Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur telah melihat itu, dia berkata kepada Sang Bhagavan, "Yang dimuliakan dunia, apakah ini? Sugata, apakah ini, sehingga seratus lengan orang-orang itu jatuh dalam seketika juga? Yang dimuliakan dunia, bahkan jika orang-orang yang memiliki seratus lengan tidak terbebas, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan mereka yang memiliki dua lengan?"
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, sama halnya, para mahluk hidup yang terlahir tanpa pikiran. Mereka berhenti tanpa pikiran. Bhaisajyasena, kamu harus mengetahui bahwa tubuh ini juga terjadi tanpa pikiran."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, mengenai para mahluk hidup ini, manakah yang berusia muda? Manakah yang berusia tua?"
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, ada para mahluk hidup yang berusia muda, dan ada juga para mahluk hidup yang berusia tua."
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, manakah yang berusia muda? Manakah yang berusia tua?"
Sang Bhagavan berkata: "Mereka yang terjatuh barusan adalah yang berusia tua. Mereka yang terlahir dari pohon-pohon adalah yang berusia muda."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, saya ingin melihat para mahluk hidup yang berusia muda."
Saat itu, Sang Candravati ksetro Tathagata mengulurkan Telapak Tangan dari Tangan Kanan-Nya, dan setelah itu datang 100,000 juta kelompok-kelompok dari orang-orang dari setiap sepuluh penjuru. Dari penjuru bawah dan penjuru atas, masing-masing datang 50 juta kelompok-kelompok dari orang-orang.
Ketika kelompok-kelompok ini dari orang-orang telah tiba, mereka bersujud dengan kepala-kepala mereka di Kaki Sang Bhagavan. Setelah itu, mereka tidak berbicara kepada Sang Bhagavan, tidak berkata sama sekali, dan tinggal tanpa berbicara.
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur berkata kepada Sang Bhagavan, "Yang dimuliakan dunia, mengapa para mahluk hidup ini tidak berbicara kepada Sang Bhagavan, tidak berkata sama sekali, dan tinggal tanpa berbicara?"
Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, apakah kamu tidak mengerti? Wilayah itu tanpa pikiran dan tidak berbicara. Tidak berbicara sama sekali dan tidak memahami timbunan dari Dharma juga. Jika kamu akan bertanya mengapa itu demikian, Bhaisajyasena, beberapa mahluk hidup berusia muda disini tidak mengerti kelahiran, walaupun mereka telah melihatnya. Penghentian, usia, penyakit, dukacita, tangisan, berpisah dari yang dicintai, berhubungan dengan yang tidak menyenangkan, berpisah dengan teman-teman, meninggal, penghabisan kematian. Mereka tidak mengerti beberapa dari penderitaan-penderitaan tak tertahankan ini. Walaupun mereka telah melihatnya, mereka tidak berpindah dan tidak memberontak olehnya, jadi bagaimana mungkin mereka dapat memahaminya? Bhaisajyasena, mereka harus diajarkan berulang-ulang."
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan ini kepada Sang Bhagavan: "Yang dimuliakan dunia, darimanakah para mahluk hidup ini yang tidak mengenal Dharma datang? Dari manakah mereka berpindah tempat saat kematian, dan dimanakah mereka akan dilahirkan?"
Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, dengarlah. Tubuh-tubuh manusia ini yang telah mereka peroleh bukanlah dibuat oleh seorang tukang emas. Mereka (Tubuh-tubuh manusia) bukan dibuat oleh seorang tukang tembaga. Mereka bukan dibuat oleh seorang tukang kayu. Mereka bukan dibuat oleh seorang ahli tembikar. Mereka bukan dibuat dari ketakutan pada seorang raja. Melainkan, mereka muncul oleh perkawinan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan dari penguasaan karma buruk. Para mahluk hidup itu juga diajarkan berdagang berulang-ulang, dan dikarenakan hal itu, tiada habis-habisnya, perasaan-perasaan pada penderitaan-penderitaan yang tidak tertahankan muncul. Didalam itu, mereka mengalami kematangan dari kejahatan, perbuatan-perbuatan tidak baik yang dilakukan sebelumnya. Bhaisajyasena, didalam tempat ini, para mahluk hidup ini yang telah datang kemari dan yang belum bangkit akan merasakan jenis-jenis penderitaan ini. Bhaisajyasena, untuk alasan ini mereka tidak berbicara. Mereka tidak berbicara sama sekali. Bhaisajyasena, demikian juga, para mahluk hidup yang berusia muda ini tidak mengerti kebajikan. Mereka tidak mengerti kelahiran. Mereka tidak mengerti penghentian. Bahkan mereka tidak akan mencapai tubuh-tubuh manusia, dan ini, Bhaisajyasena, adalah apa yang disebut sebagai 'para mahluk hidup yang berusia muda.' "
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, bagaimanakah para mahluk hidup berusia muda ini dilahirkan? Bagaimana mereka berhenti?"
Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, itu adalah seperti berikut: Untuk membuat sebuah persamaan, beberapa orang laki-laki mungkin membawa sebuah potongan kayu dalam jangkauan dengan api. Seperti kayu tersebut akan sedikit demi sedikit tertangkap api, dalam cara yang sama, Bhaisajyasena, seseorang awalnya terlahir kedalam sebuah tubuh manusia. Setelah kelahiran, dia kemudian mengalami perasaan."
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, Siapakah yang benar-benar terlahir disini. Setelah kelahiran, Siapakah yang sepenuhnya melewati batasan?"
Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, Sang Buddha sendiri dilahirkan. Sang Tathagata sendiri yang sepenuhnya melewati batasan. Itu adalah seperti demikian : Untuk membuat sebuah persamaan, sang raja menempatkan beberapa orang laki-laki dalam perbudakan dan memenjarakan mereka kedalam sebuah bangunan yang gelap dan suram.Setelah laki-laki itu masuk kedalam bangunan suram tersebut, dia melihat bahwa itu adalah sebuah bangunan yang suram. Lalu laki-laki lainnya yang sebelumnya telah dipengaruhi oleh beberapa pengalaman dari penderitaan melihat ini dan berpikir, 'Laki-laki ini tidak cocok untuk ini. Karena dia belum mengalami penderitaan sebelumnya, itu akan membunuhnya.' Mencerminkan ini, dia mengambil api dan pergi kesana serta meninggalkan sedikit api disamping dalam rumah itu. Lelaki yang telah ditempatkan dalam penjara itu melihat api tersebut, dan ketika dia melihatnya, dia terhibur dan menjadi gembira. Tetapi api itu dikarenakan beberapa hal menjadi bertambah besar, dan api yang sedang berkobar ini sepenuhnya membakar rumah itu, dan laki-laki itu juga terbakar tepat disana. Kemudian, ketika sang raja mendengar bahwa dia telah terbakar, dia menjadi tidak bahagiah. Dia berpikir, 'dari sekarang, tidak satupun dari mahluk hidup akan ditempatkan didalam penjara dalam wilayahku ku.'
Sedang berpikir dalam cara ini, sang raja lalu berkata kepada para mahluk hidup yang tinggal didalam wilayahnya: 'O kalian para mahluk hidup, janganlah takut. Jangan menjadi khawatir. Kamu harus jangan takut. Dari sekarang, didalam tanah ku, tidak akan ada tempat hukum penyiksaan atau pemenjaraan. Tidak ada mahluk hidup yang akan dicabut hidupnya. O para mahluk hidup, janganlah takut.'
Seperti halnya dia menenangkan mereka, begitu juga, Bhaisajyasena, Sang Tathagata, yang telah membakar habis semua khayalan, telah sepenuhnya menentramkan semua kesakitan. Seperti halnya laki-laki itu yang membakar tubuhnya sendiri, melalui bangunan yang sedang terbakar itu, dan setelah berangkat demi tujuan, manfaat dan kebahagiaan para mahluk hidup, dia sepenuhnya membebaskan para mahluk hidup yang terikat dari perbudakan mereka, demikian juga Sang Tathagata bebas dari noda pelengkapan, kemarahan, kebodohan dan telah muncul di dalam dunia seperti sebuah lampu untuk semua mahluk hidup, Dia sepenuhnya membebaskan para mahluk hidup dari tubuh-tubuh dari para mahluk neraka, para binatang, para preta dan para asura, dan Dia juga sepenuhnya membebaskan para mahluk hidup yang berusia muda dan para mahluk hidup yang berusia tua juga.
Pada saat itu, Syair-Syair ini muncul dari atas ruang angkasa :
Lapangan Sang Penakluk adalah sebuah lapangan yang menakjubkan
sebuah lapangan yang bermanfaat dan tersiapkan dengan baik.
Benih manapun tertanam didalamnya
tidak akan terbuang sama sekali.
Lapangan Sang Penakluk adalah sebuah lapangan yang murni.
Ajaran-ajaran dari Sang Buddha adalah terpuji.
Agar merangkul semua mahluk hidup,
Sang Guru juga membuat cara-cara.
Meskipun Dia tinggal didalam lingkungan Nirvana,
Dia muncul diatas muka bumi.
Setelah tak henti-hentinya menenangkan dunia,
Sang Buddha memurnikan obejk yang ada.
Dia membebaskan para mahluk hidup berusia muda.
Dia membebaskan yang berusia tua juga.
Dari tiga alam, secara berangsur-angsur.
Dia membebaskan semua mahluk hidup sepenuhnya.
Dia menutup pintu-pintu yang menuju ke neraka.
Dia membebaskan para binatang dan para preta.
Setelah membuat kedamaian dalam dunia ini,
Dia menciptakan kebahagiaan selanjutnya.
Lalu Sang Bhagavan menunjukkan sebuah Senyuman dan berkata :
Adalah sangat unggul untuk melihat mereka yang sangat unggul,
dan melihat Para Buddha yang sangat unggul.
Sang Dharma yang suci, sebuah lapangan dari mutu-mutu baik
ini juga adalah yang sangat unggul.
Untuk melihat Sang Sangha berkumpul adalah sangat unggul.
Ajaran dari Sang Sanghata juga sangat unggul.
Memusnahkan kelakuan-kelakuan yang buruk juga sangat unggul.
Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur membungkuk dengan kedua telapak tangannya bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava : "Yang dimuliakan dunia, apakah yang merupakan alasan untuk tersenyum? Kondisi-kondisi apakah itu?"
Sang Bhagavan berkata: "Putra yang berasal dari garis keturunan, apakah kamu melihat para mahluk hidup berusia muda ini?"
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, saya melihat mereka. Yang Terbahagia, saya melihat mereka."
Sang Bhagava berkata : "Bhaisajyasena, mereka semua akan ditetapkan di Dasa Bhumi pada seluruh hari ini."
Kemudian, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur menetap tinggal diatas antariksa dengan ketinggian 80.000 yojana (śītiryojanasahasrāṇyūrdhavamuparyantarīkṣe), dan 80.000 juta para dewa mengeluarkan hujan bunga-bunga diatas Sang Bhagava. Para mahluk hidup berusia muda juga bersujud dengan mengikutsertakan telapak-telapak tangannya. Lalu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan perkataan-perkataan ini saat sedang tinggal diatas antariksa. Dia mengisi Trisahasra mahasahasra lokadhatu dengan sabda. Para mahluk hidup yang terlahir didalam tiga puluh dua neraka-neraka besar mendengar sabda itu. Tiga puluh dua jenis dari para dewa mendengar sabda itu. Trisuhasra mahasahasra lokadhatu juga bergetar dalam enam cara. 84.000 raja naga didalam maha samudera juga tergoncang. Tiga puluh ribu juta para raksasa datang ke jambudvipa ini. Tiga puluh lima ribu juta para preta, para yaksa, dan para raksasa datang dari kota kerajaan Adakavati, dan kelompok yang sangat besar ini berkumpul di depan Sang Bhagava.
Lalu, Sang Bhagava mengajar Dharma kepada para mahluk hidup berusia muda, dan 100.000 juta para Bodhisattva datang dari ribuan koti nayuta sistem-sistem dunia (Loka dhatu) dari sepuluh penjuru masing-masing dengan Rddhibala Mereka sendiri.
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur membungkuk merangkapkan kedua telapak tangannya bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava : "Yang dimuliakan dunia, banyak para Bodhisattva yang telah berkumpul dan berada disini. Sugata, ada banyak. Yang dimuliakan dunia, banyak juga para dewa dan para naga yang telah berkumpul dan berada disini. Dari kota kerajaan Adakavati, banyak jutaan dari para raksasa juga tiba, berkumpul dan berada disini.
Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur, "Putra yang berasal dari garis keturunan, turunlah."
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur dengan Rddhibalanya turun dari atas antariksa, merangkapkan kedua telapak tangannya bersama, dan membungkuk kearah Sang Bhagava. Dia berkata kepada Sang Bhagava, "Yang dimuliakan dunia, 'banyak sekali dari Dharma (dharma skandha),' 'banyak sekali dari Dharma' yang dinyatakan, Yang dimuliakan dunia, dari keluasan apakah banyak sekali dari Dharma ini?"
Sang Bhagava berkata : "Putra yang berasal dari garis keturunan, itu disebut dharma skandha (banyak sekali dari Dharma) ketika seseorang tanpa ragu-ragu berusaha keras untuk menjalani brahmacariya (hidup tidak berumah tangga) dan juga ketika, setelah dengan tegas berusaha keras untuk hidup tidak berumah tangga, seseorang meninggalkan semua kejahatan. Putra yang berasal dari garis keturunan, apakah kamu melihat para mahluk hidup berusia muda yang setelah meninggalkan kelakuan kotor, akan niscaya mencapai dharani dan juga semua akan menjadi terberkahi dengan semua Dharma?"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, dengan maksud-maksud apakah seluruh dari banyak mahluk hidup ini berkumpul dan mendengarkan dharma skandha (banyak sekali dari Dharma)?"
Saat itu, Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur : "Bhaisajyasena, paling banyak para mahluk hidup yang tidak mendengar bahwa kelahiran adalah seperti halnya penderitaan. Mereka tidak mendengar bahwa usia adalah seperti halnya penderitaan. Mereka tidak mendengar bahwa penyakit adalah seperti halnya penderitaan, bahwa dukacita adalah penderitaan, tangisan adalah penderitaan, perpisahan dengan seorang yang dicintai dan datang berhubungan dengan yang tidak menyenangkan adalah penderitaan. Kematian, setelah seluruh penderitaan-penderitaan ini, merampas secara diam-diam tubuh dan nyawa. Bhaisajyasena, ini adalah apa yang disebut sebagai 'semua penderitaan.' "
Kemudian para mahluk hidup berusia muda ini, setelah mendengar ajaran ini, membungkuk dengan kedua telapak tangan mereka bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava, "Yang dimuliakan dunia, kami juga akan mati?"
Sang Bhagava berkata, "kamu dan seluruh para mahluk hidup akan mati."
Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, bagaimana nantinya waktu kematian mengalahkan kami?"
Sang Bhagava berkata, "Anak-anak yang berasal dari garis keturunan, pada saat kematian, disaat terakhir dari kesadaran, ada sebuah angin yang disebut 'menyebabkan penghentian kesadaran,' sebuah angin yang disebut 'membingungkan kesadaran,' dan sebuah angin yang disebut 'mengacaukan kesadaran.' Dan, anak-anak yang berasal dari garis keturunan, pada saat kematian, didalam saat kesadaran yang terakhir, tiga angin ini akan mengaduk, mereka (angin itu) akan membingungkan dan mereka akan menyebabkan kekacauan-kekacauan."
Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, tiga angin apakah yang menghancurkan tubuh disaat kematian, kapan kesadaran berhenti?"
Sang Bhagava berkata, "Teman-teman, 'senjata', 'pemaksaan' dan 'luka' menyebabkan kehancuran dari tubuh."
Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, jenis apakah dari benda ini yang disebut sebagai 'tubuh' ?"
Sang Bhagava berkata : "Teman-teman, ini juga disebut sebagai 'sepenuhnya terbakar berkobar-kobar,' 'dibakar,' 'lendir,' 'bersendawa,' 'tanah pembakaran mayat,' 'pikiran keji yang busuk,' 'sebuah beban yang berat,' 'tersiksa oleh kelahiran,' 'dengan bengis tergoncang oleh kelahiran,' 'tersiksa untuk kelangsungan hidup seseorang,' dan 'menyebabkan kematian dan perpisahan dari orang-orang yang dicintai.' Teman-teman, inilah apa yang disebut sebagai 'tubuh.' "
Mereka berkata : "Yang dimuliakan dunia, bagaimanakah seseorang mati? Bagaimanakah seseorang mempertahankan hidupnya?"
Sang Bhagava berkata : "Teman-teman, apa yang disebut 'kesadaran' mati. Orang-orang yang panjang umur, apa yang disebut 'jasa kebaikan' bertahan. Teman-teman, apa yang disebut 'tubuh' mati, terikat dengan jutaan urat daging, terberkahi dengan 84.000 pori-pori, terhubung dengan 12.000 bagian-bagian dan 360 tulang-tulang. 84 jenis-jenis dari parasit hidup di bagian dalam tubuh. Dan terdapat kematian bagi semua mahluk-mahluk hidup ini. Ada kematian, yang merupakan penghentian. Ketika seseorang meninggal, seluruh para mahluk hidup ini juga menyebabkan harapan-harapan mereka sendiri hancur. Lalu, dikarenakan seluruh mahluk-mahluk hidup itu saling memangsa satu sama lain, ini memindahkan dan mengganggu angin itu. Pada saat itu, mereka akan mengalami penderitaan. Beberapa akan bersedih hati atas anak-anak mereka. Beberapa akan bersedih hati atas anak-anak perempuan mereka. Beberapa akan bersedih hati atas rekan-rekan mereka. Mereka semua akan ditembus oleh perasaan-perasaan sakit yang sangat menderita. Mereka semua akan mencoba untuk saling memangsa satu sama lain, dan kemudian ketika mereka telah memangsa satu sama lain, dua mahluk hidup tersisa dan kedua ini berkelahi selama tujuh hari. Setelah tujuh hari telah berlalu, satu mahluk hidup terbunuh. Yang lainnya bebas."
"Orang-orang yang panjang umur, jika kamu akan bertanya-tanya apakah itu yang disebut dengan 'Dharma,' apa yang kamu pikirkan? Seperti halnya para mahluk hidup ini berselisih satu sama lain dan lalu mati, dalam cara yang sama, Diri-diri pribadi yang biasa kekanak-kanakan juga berselisih satu sama lain. Mereka tidak takut dengan kelahiran. Mereka tidak takut dengan usia. Mereka tidak takut dengan penyakit. Mereka tidak takut dengan kematian. Seperti halnya kedua mahluk hidup itu berkelahi, demikian juga diri-diri pribadi yang biasa kekanak-kanakan berkelahi satu sama lain. Lalu, pada waktu kematian, orang-orang yang berbudi luhur berkata kepada mereka : 'Orang, didalam apakah kamu percaya? Tidak pernahkah kamu melihat bahkan kelemahan-kelemahan paling tipis? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari kelahiran? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari usia dan penyakit? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari kematian?'
Mereka berkata : "Yang panjang umur-Nya, kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari kelahiran, dan kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari usia dan penyakit. Kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari kematian juga, pada saat akhir dari itu seluruhnya."
"Mereka berkata : 'Mengapa kamu tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan akar-akar kebajikan? Mengapa kamu tidak menciptakan akar-akar kebajikan dari banyak sekali Dharma yang meningkatkan kebahagiaan didalam dua dunia? Teman-teman, saya bertanya kedua kalinya : Mengapa kamu tidak menciptakan koleksi dari kebajikan yang akan membebaskan kamu sepenuhnya dari kelahiran dan kematian? Mengapa kamu tidak melakukan penyelidikan seperti dimana kamu harus secara benar mengarahkan perhatiannmu? Bagaimana kamu tidak mendengar suara dari pukulan gong di jambudvipa? Tidak pernahkah kamu melihat penaburan benih-benih didalam tanah Tathagata dan pemberian dupa, kalung karangan bunga, dan lampu? Tidak pernahkah kamu melihat juga persembahan dari makanan dan minuman kepada Sang Tathagata, atau kepuasan hati dari keempat kelompok para pengikut (catasraḥ parṣadaḥ santarpyamānāḥ) para Bhiksu, para Bhiksuni, para upasaka (laki-laki pemegang ajaran awam yang berumah tangga), para upasika (perempuan pemegang ajaran awam yang berumah tangga), empat kelompok dari para pengikut ini yang sepenuhnya mencurahkan ketekunan didalam ajaran-ajaran (sasane)?' "
"Mereka akan berbicara seperti itu (seperti uraian diatas) kepada dia dan membuat tuduhan agar memberikan manfaat baik kepada dia, dan 'yang mulia, kamu tidak melakukan bahkan hal yang paling tipis.' 'Laki-laki, setelah datang ke jambudvipa ini, kamu telah melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berbudi luhur.' "
Pada saat itu, Sang Raja Dharma (Dharmaraja) mewariskan ajaran-ajaran kepada para orang mati didalam syair-syair ini:
'Kamu telah melihat Seorang Tathagata muncul
dan mendengar pukulan dari gong itu.
Kamu telah mendengar ajaran dari Dharma.
Itu pergi menuju ke kedamaian Nirvana.
Meskipun kamu tidak berbuat.'
Pada saat itu, lelaki itu berbicara didalam balasan jawaban :
'Saya berasal dari pikiran yang kekanak-kanakan,
datang dibawah kekuasaan dari teman-teman yang jahat.
Dengan sebuah pikiran yang dibingungkan oleh hawa nafsu,
saya melakukan perbuatan-perbuatan jahat.
Saya mengikuti hawa nafsu saya juga,
dan mengambil nyawa dari para mahluk hidup.
Saya memboroskan bahkan apa yang merupakan milik Sangha.
Tak tertahankan adalah buah yang datang dari itu.
Dengan sebuah pikiran yang akan melakukan kerusakan jahat,
Saya menyebabkan pengrusakan dari stupa-stupa.
Saya mengucapkan perkataan-perkataan yang terlalu kejam menghina
Bahkan ibu saya, saya siksa.
Dari apa yang saya lakukan dengan tubuh saya,
kekurangan-kekurangan saya mengakui.
Didalam neraka besar dari ratapan penyesalan,
kelahiran kembali yang luar biasa tak tertahankan saya lihat.
Saya akan merasakan perasaan-perasaan dari neraka penghancur.
Demikian juga saya akan mengalami perasaan-perasaan
didalam neraka yang luar biasa panas,
dan didalam mahavici yang tak tertahankan.
Belahan buka didalam neraka teratai besar (mahāpadme ca narake), dan
sebagai seorang mahluk neraka, kedalam penderitaan-penderitaan ini,
didalam yang amat sangat menakutkan 'Yang ditandai dengan bentuk hitam,'
saya akan dilahirkan seratus kali.
Setelah mereka terbunuh, mahluk-mahluk neraka
lagi akan melihat hal-hal yang sangat menakutkan itu.
Berulang kali, mereka akan jatuh
seratus yojana kedalam bahaya-bahaya besar
dan mereka tidak akan menemukan satupun jalan keluar.
Lalu, mereka akan terjun kedalam kegelapan.
Didalam neraka yang menyandang nama 'pisau pemotong,'
seribu pisau pemotong akan muncul.
Mereka akan terlahir didepan dari pisau-pisau pemotong,
didalam ratusan dari ribuan dari jutaan.
Disebabkan oleh perbuatan-perbuatan salah telah saya lakukan,
tubuh saya akan diiris oleh mereka.
Tubuh itu akan dihancurkan sepenuhnya
oleh angin badai pusaran besar yang tak tertahankan.
Terus menerus didalam neraka-neraka seperti ini.
Saya akan mengalami penderitaan.
Semua mahluk-mahluk ini akan melihat saya,
tubuh saya didalam kesakitan yang hebat sekali.
Saya merampas kekayaan orang lain juga,
agar menyokong rumah tangga saya.
O anak saya dan anak perempuan saya
saudara laki-laki dan saudara perempuan, dengan cara yang sama
ayah, ibu demikian juga,
banyak teman-teman dan banyak kerabat-kerabat,
dan pelayan-pelayan dan pekerja-pekerja buruh,
dan ternak sapi, ternak dan pembantu-pembantu :
Saya tersesat kearah tujuan-tujuan yang buruk.
Untuk bejana-bejana dari emas dan perak, dan
demikian juga, untuk kelembutan, pakaian-pakaian bagus,
dan mengedepankan untuk membuat sebuah rumah :
melalui semua ini, saya tersesat.
Sebuah rumah yang sangat baik sekali saya bangun,
dengan para lelaki dan para perempuan, sedang bersantai.
Saya tersesat melalui kecapi dan canang,
pikiran saya yang tidak terkendali terisi oleh kesenangan.
Walaupun tubuh saya dimandikan didalam siraman wewangian,
bahkan sekarang pun itu masih kekurangan terima kasih.
Tubuh, kamu tidak mempunyai kesadaran, tapi
demi kepentinganmu saya menjadi tersesat.
Di masa mendatang, tidak ada satupun tapak kaki
akan menjadi pelindung saya,
ketika angin badai besar dan berpusaran
tak tertahankan mencabuli tubuh saya.
Demikian juga saya memakan makanan enak yang sangat indah,
mengecap bermacam-macam dengan lidah saya.
Sekeliling kepala saya terikat luar biasa banyak
karangan-karangan bunga yang dibuat dengan baik, yang cantik menawan.
Oleh kecantikan mata saya dituntun tersesat
Tidak ada perlindungan untuk mata saya.
Mata adalah penyebab kelakuan-kelakuan yang buruk itu.
Saya melakukan setelah saya melihat.
Telinga saya adalah penyebab dimana tangan-tangan terkoyak dan terpotong oleh intan-intan.
Pada kedua lengan-lengan saya terikat gelang-gelang.
Cincin-cincin ditempatkan diatas jari-jariku.
Sekitar batang leher saya ada untaian mutiara.
Bahkan kedua kaki terhias secara berat.
Rantai pergelangan kaki didandani untuk mereka
dan pada mereka juga terdapat sandaran emas.
Tubuh saya mempunyai bermacam-macam permata murni diatasnya,
dan demikian juga terdapat ikatan-ikatan emas.
Memikat diri sendiri dengan kekayaan besar saya,
pikiran saya menjadi luar biasa terpikat.
Sekali saya telah menyentuh benda-benda yang sangat halus,
dengan idaman yang kuat, saya menjaga mereka dengan dekat.
Sang Bhagavan berkata: "Putra yang berasal dari garis keturunan, apakah kamu melihat para mahluk hidup berusia muda ini?"
Dia berkata : "Yang dimuliakan dunia, saya melihat mereka. Yang Terbahagia, saya melihat mereka."
Sang Bhagava berkata : "Bhaisajyasena, mereka semua akan ditetapkan di Dasa Bhumi pada seluruh hari ini."
Kemudian, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur menetap tinggal diatas antariksa dengan ketinggian 80.000 yojana (śītiryojanasahasrāṇyūrdhavamuparyantarīkṣe), dan 80.000 juta para dewa mengeluarkan hujan bunga-bunga diatas Sang Bhagava. Para mahluk hidup berusia muda juga bersujud dengan mengikutsertakan telapak-telapak tangannya. Lalu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan perkataan-perkataan ini saat sedang tinggal diatas antariksa. Dia mengisi Trisahasra mahasahasra lokadhatu dengan sabda. Para mahluk hidup yang terlahir didalam tiga puluh dua neraka-neraka besar mendengar sabda itu. Tiga puluh dua jenis dari para dewa mendengar sabda itu. Trisuhasra mahasahasra lokadhatu juga bergetar dalam enam cara. 84.000 raja naga didalam maha samudera juga tergoncang. Tiga puluh ribu juta para raksasa datang ke jambudvipa ini. Tiga puluh lima ribu juta para preta, para yaksa, dan para raksasa datang dari kota kerajaan Adakavati, dan kelompok yang sangat besar ini berkumpul di depan Sang Bhagava.
Lalu, Sang Bhagava mengajar Dharma kepada para mahluk hidup berusia muda, dan 100.000 juta para Bodhisattva datang dari ribuan koti nayuta sistem-sistem dunia (Loka dhatu) dari sepuluh penjuru masing-masing dengan Rddhibala Mereka sendiri.
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur membungkuk merangkapkan kedua telapak tangannya bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava : "Yang dimuliakan dunia, banyak para Bodhisattva yang telah berkumpul dan berada disini. Sugata, ada banyak. Yang dimuliakan dunia, banyak juga para dewa dan para naga yang telah berkumpul dan berada disini. Dari kota kerajaan Adakavati, banyak jutaan dari para raksasa juga tiba, berkumpul dan berada disini.
Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur, "Putra yang berasal dari garis keturunan, turunlah."
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur dengan Rddhibalanya turun dari atas antariksa, merangkapkan kedua telapak tangannya bersama, dan membungkuk kearah Sang Bhagava. Dia berkata kepada Sang Bhagava, "Yang dimuliakan dunia, 'banyak sekali dari Dharma (dharma skandha),' 'banyak sekali dari Dharma' yang dinyatakan, Yang dimuliakan dunia, dari keluasan apakah banyak sekali dari Dharma ini?"
Sang Bhagava berkata : "Putra yang berasal dari garis keturunan, itu disebut dharma skandha (banyak sekali dari Dharma) ketika seseorang tanpa ragu-ragu berusaha keras untuk menjalani brahmacariya (hidup tidak berumah tangga) dan juga ketika, setelah dengan tegas berusaha keras untuk hidup tidak berumah tangga, seseorang meninggalkan semua kejahatan. Putra yang berasal dari garis keturunan, apakah kamu melihat para mahluk hidup berusia muda yang setelah meninggalkan kelakuan kotor, akan niscaya mencapai dharani dan juga semua akan menjadi terberkahi dengan semua Dharma?"
Dia berkata, "Yang dimuliakan dunia, dengan maksud-maksud apakah seluruh dari banyak mahluk hidup ini berkumpul dan mendengarkan dharma skandha (banyak sekali dari Dharma)?"
Saat itu, Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur : "Bhaisajyasena, paling banyak para mahluk hidup yang tidak mendengar bahwa kelahiran adalah seperti halnya penderitaan. Mereka tidak mendengar bahwa usia adalah seperti halnya penderitaan. Mereka tidak mendengar bahwa penyakit adalah seperti halnya penderitaan, bahwa dukacita adalah penderitaan, tangisan adalah penderitaan, perpisahan dengan seorang yang dicintai dan datang berhubungan dengan yang tidak menyenangkan adalah penderitaan. Kematian, setelah seluruh penderitaan-penderitaan ini, merampas secara diam-diam tubuh dan nyawa. Bhaisajyasena, ini adalah apa yang disebut sebagai 'semua penderitaan.' "
Kemudian para mahluk hidup berusia muda ini, setelah mendengar ajaran ini, membungkuk dengan kedua telapak tangan mereka bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava, "Yang dimuliakan dunia, kami juga akan mati?"
Sang Bhagava berkata, "kamu dan seluruh para mahluk hidup akan mati."
Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, bagaimana nantinya waktu kematian mengalahkan kami?"
Sang Bhagava berkata, "Anak-anak yang berasal dari garis keturunan, pada saat kematian, disaat terakhir dari kesadaran, ada sebuah angin yang disebut 'menyebabkan penghentian kesadaran,' sebuah angin yang disebut 'membingungkan kesadaran,' dan sebuah angin yang disebut 'mengacaukan kesadaran.' Dan, anak-anak yang berasal dari garis keturunan, pada saat kematian, didalam saat kesadaran yang terakhir, tiga angin ini akan mengaduk, mereka (angin itu) akan membingungkan dan mereka akan menyebabkan kekacauan-kekacauan."
Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, tiga angin apakah yang menghancurkan tubuh disaat kematian, kapan kesadaran berhenti?"
Sang Bhagava berkata, "Teman-teman, 'senjata', 'pemaksaan' dan 'luka' menyebabkan kehancuran dari tubuh."
Mereka berkata, "Yang dimuliakan dunia, jenis apakah dari benda ini yang disebut sebagai 'tubuh' ?"
Sang Bhagava berkata : "Teman-teman, ini juga disebut sebagai 'sepenuhnya terbakar berkobar-kobar,' 'dibakar,' 'lendir,' 'bersendawa,' 'tanah pembakaran mayat,' 'pikiran keji yang busuk,' 'sebuah beban yang berat,' 'tersiksa oleh kelahiran,' 'dengan bengis tergoncang oleh kelahiran,' 'tersiksa untuk kelangsungan hidup seseorang,' dan 'menyebabkan kematian dan perpisahan dari orang-orang yang dicintai.' Teman-teman, inilah apa yang disebut sebagai 'tubuh.' "
Mereka berkata : "Yang dimuliakan dunia, bagaimanakah seseorang mati? Bagaimanakah seseorang mempertahankan hidupnya?"
Sang Bhagava berkata : "Teman-teman, apa yang disebut 'kesadaran' mati. Orang-orang yang panjang umur, apa yang disebut 'jasa kebaikan' bertahan. Teman-teman, apa yang disebut 'tubuh' mati, terikat dengan jutaan urat daging, terberkahi dengan 84.000 pori-pori, terhubung dengan 12.000 bagian-bagian dan 360 tulang-tulang. 84 jenis-jenis dari parasit hidup di bagian dalam tubuh. Dan terdapat kematian bagi semua mahluk-mahluk hidup ini. Ada kematian, yang merupakan penghentian. Ketika seseorang meninggal, seluruh para mahluk hidup ini juga menyebabkan harapan-harapan mereka sendiri hancur. Lalu, dikarenakan seluruh mahluk-mahluk hidup itu saling memangsa satu sama lain, ini memindahkan dan mengganggu angin itu. Pada saat itu, mereka akan mengalami penderitaan. Beberapa akan bersedih hati atas anak-anak mereka. Beberapa akan bersedih hati atas anak-anak perempuan mereka. Beberapa akan bersedih hati atas rekan-rekan mereka. Mereka semua akan ditembus oleh perasaan-perasaan sakit yang sangat menderita. Mereka semua akan mencoba untuk saling memangsa satu sama lain, dan kemudian ketika mereka telah memangsa satu sama lain, dua mahluk hidup tersisa dan kedua ini berkelahi selama tujuh hari. Setelah tujuh hari telah berlalu, satu mahluk hidup terbunuh. Yang lainnya bebas."
"Orang-orang yang panjang umur, jika kamu akan bertanya-tanya apakah itu yang disebut dengan 'Dharma,' apa yang kamu pikirkan? Seperti halnya para mahluk hidup ini berselisih satu sama lain dan lalu mati, dalam cara yang sama, Diri-diri pribadi yang biasa kekanak-kanakan juga berselisih satu sama lain. Mereka tidak takut dengan kelahiran. Mereka tidak takut dengan usia. Mereka tidak takut dengan penyakit. Mereka tidak takut dengan kematian. Seperti halnya kedua mahluk hidup itu berkelahi, demikian juga diri-diri pribadi yang biasa kekanak-kanakan berkelahi satu sama lain. Lalu, pada waktu kematian, orang-orang yang berbudi luhur berkata kepada mereka : 'Orang, didalam apakah kamu percaya? Tidak pernahkah kamu melihat bahkan kelemahan-kelemahan paling tipis? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari kelahiran? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari usia dan penyakit? Tidak pernahkah kamu melihat kelemahan-kelemahan dari kematian?'
Mereka berkata : "Yang panjang umur-Nya, kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari kelahiran, dan kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari usia dan penyakit. Kami telah melihat kelemahan-kelemahan dari kematian juga, pada saat akhir dari itu seluruhnya."
"Mereka berkata : 'Mengapa kamu tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan akar-akar kebajikan? Mengapa kamu tidak menciptakan akar-akar kebajikan dari banyak sekali Dharma yang meningkatkan kebahagiaan didalam dua dunia? Teman-teman, saya bertanya kedua kalinya : Mengapa kamu tidak menciptakan koleksi dari kebajikan yang akan membebaskan kamu sepenuhnya dari kelahiran dan kematian? Mengapa kamu tidak melakukan penyelidikan seperti dimana kamu harus secara benar mengarahkan perhatiannmu? Bagaimana kamu tidak mendengar suara dari pukulan gong di jambudvipa? Tidak pernahkah kamu melihat penaburan benih-benih didalam tanah Tathagata dan pemberian dupa, kalung karangan bunga, dan lampu? Tidak pernahkah kamu melihat juga persembahan dari makanan dan minuman kepada Sang Tathagata, atau kepuasan hati dari keempat kelompok para pengikut (catasraḥ parṣadaḥ santarpyamānāḥ) para Bhiksu, para Bhiksuni, para upasaka (laki-laki pemegang ajaran awam yang berumah tangga), para upasika (perempuan pemegang ajaran awam yang berumah tangga), empat kelompok dari para pengikut ini yang sepenuhnya mencurahkan ketekunan didalam ajaran-ajaran (sasane)?' "
"Mereka akan berbicara seperti itu (seperti uraian diatas) kepada dia dan membuat tuduhan agar memberikan manfaat baik kepada dia, dan 'yang mulia, kamu tidak melakukan bahkan hal yang paling tipis.' 'Laki-laki, setelah datang ke jambudvipa ini, kamu telah melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berbudi luhur.' "
Pada saat itu, Sang Raja Dharma (Dharmaraja) mewariskan ajaran-ajaran kepada para orang mati didalam syair-syair ini:
'Kamu telah melihat Seorang Tathagata muncul
dan mendengar pukulan dari gong itu.
Kamu telah mendengar ajaran dari Dharma.
Itu pergi menuju ke kedamaian Nirvana.
Meskipun kamu tidak berbuat.'
Pada saat itu, lelaki itu berbicara didalam balasan jawaban :
'Saya berasal dari pikiran yang kekanak-kanakan,
datang dibawah kekuasaan dari teman-teman yang jahat.
Dengan sebuah pikiran yang dibingungkan oleh hawa nafsu,
saya melakukan perbuatan-perbuatan jahat.
Saya mengikuti hawa nafsu saya juga,
dan mengambil nyawa dari para mahluk hidup.
Saya memboroskan bahkan apa yang merupakan milik Sangha.
Tak tertahankan adalah buah yang datang dari itu.
Dengan sebuah pikiran yang akan melakukan kerusakan jahat,
Saya menyebabkan pengrusakan dari stupa-stupa.
Saya mengucapkan perkataan-perkataan yang terlalu kejam menghina
Bahkan ibu saya, saya siksa.
Dari apa yang saya lakukan dengan tubuh saya,
kekurangan-kekurangan saya mengakui.
Didalam neraka besar dari ratapan penyesalan,
kelahiran kembali yang luar biasa tak tertahankan saya lihat.
Saya akan merasakan perasaan-perasaan dari neraka penghancur.
Demikian juga saya akan mengalami perasaan-perasaan
didalam neraka yang luar biasa panas,
dan didalam mahavici yang tak tertahankan.
Belahan buka didalam neraka teratai besar (mahāpadme ca narake), dan
sebagai seorang mahluk neraka, kedalam penderitaan-penderitaan ini,
didalam yang amat sangat menakutkan 'Yang ditandai dengan bentuk hitam,'
saya akan dilahirkan seratus kali.
Setelah mereka terbunuh, mahluk-mahluk neraka
lagi akan melihat hal-hal yang sangat menakutkan itu.
Berulang kali, mereka akan jatuh
seratus yojana kedalam bahaya-bahaya besar
dan mereka tidak akan menemukan satupun jalan keluar.
Lalu, mereka akan terjun kedalam kegelapan.
Didalam neraka yang menyandang nama 'pisau pemotong,'
seribu pisau pemotong akan muncul.
Mereka akan terlahir didepan dari pisau-pisau pemotong,
didalam ratusan dari ribuan dari jutaan.
Disebabkan oleh perbuatan-perbuatan salah telah saya lakukan,
tubuh saya akan diiris oleh mereka.
Tubuh itu akan dihancurkan sepenuhnya
oleh angin badai pusaran besar yang tak tertahankan.
Terus menerus didalam neraka-neraka seperti ini.
Saya akan mengalami penderitaan.
Semua mahluk-mahluk ini akan melihat saya,
tubuh saya didalam kesakitan yang hebat sekali.
Saya merampas kekayaan orang lain juga,
agar menyokong rumah tangga saya.
O anak saya dan anak perempuan saya
saudara laki-laki dan saudara perempuan, dengan cara yang sama
ayah, ibu demikian juga,
banyak teman-teman dan banyak kerabat-kerabat,
dan pelayan-pelayan dan pekerja-pekerja buruh,
dan ternak sapi, ternak dan pembantu-pembantu :
Saya tersesat kearah tujuan-tujuan yang buruk.
Untuk bejana-bejana dari emas dan perak, dan
demikian juga, untuk kelembutan, pakaian-pakaian bagus,
dan mengedepankan untuk membuat sebuah rumah :
melalui semua ini, saya tersesat.
Sebuah rumah yang sangat baik sekali saya bangun,
dengan para lelaki dan para perempuan, sedang bersantai.
Saya tersesat melalui kecapi dan canang,
pikiran saya yang tidak terkendali terisi oleh kesenangan.
Walaupun tubuh saya dimandikan didalam siraman wewangian,
bahkan sekarang pun itu masih kekurangan terima kasih.
Tubuh, kamu tidak mempunyai kesadaran, tapi
demi kepentinganmu saya menjadi tersesat.
Di masa mendatang, tidak ada satupun tapak kaki
akan menjadi pelindung saya,
ketika angin badai besar dan berpusaran
tak tertahankan mencabuli tubuh saya.
Demikian juga saya memakan makanan enak yang sangat indah,
mengecap bermacam-macam dengan lidah saya.
Sekeliling kepala saya terikat luar biasa banyak
karangan-karangan bunga yang dibuat dengan baik, yang cantik menawan.
Oleh kecantikan mata saya dituntun tersesat
Tidak ada perlindungan untuk mata saya.
Mata adalah penyebab kelakuan-kelakuan yang buruk itu.
Saya melakukan setelah saya melihat.
Telinga saya adalah penyebab dimana tangan-tangan terkoyak dan terpotong oleh intan-intan.
Pada kedua lengan-lengan saya terikat gelang-gelang.
Cincin-cincin ditempatkan diatas jari-jariku.
Sekitar batang leher saya ada untaian mutiara.
Bahkan kedua kaki terhias secara berat.
Rantai pergelangan kaki didandani untuk mereka
dan pada mereka juga terdapat sandaran emas.
Tubuh saya mempunyai bermacam-macam permata murni diatasnya,
dan demikian juga terdapat ikatan-ikatan emas.
Memikat diri sendiri dengan kekayaan besar saya,
pikiran saya menjadi luar biasa terpikat.
Sekali saya telah menyentuh benda-benda yang sangat halus,
dengan idaman yang kuat, saya menjaga mereka dengan dekat.
Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya
saya juga membaringkan tubuhku diatas
bermacam-macam karpet-karpet dan selimut-selimut.
Setelah mandi dengan air yang wangi semerbak,
saya juga meminyaki tubuh saya dengan wewangian.
saya mengharumkan udara dengan dupa
dari kapur barus dan kayu cendana yang menakjubkan.
saya mempercantik kulit saya.
saya melumuri diri saya penuh kemewahan yang boros dengan kelenjar rusa jantan.
Setelah meminyaki diri saya sendiri dengan minyak-minyak wangi antik,
dan bunga-bunga melati dan campaka,
saya pakaikan diri saya dengan pakaian
bagus dari kain tipis putih benares.
Setelah turun dari punggung seekor gajah,
saya naik keatas menunggangi punggung seekor kuda.
saya berpikir diri saya sendiri seperti seorang raja.
Orang-orang bergegas dengan cepat menuju ke depan saya.
saya terlalu banyak akrab dengan pelayan-pelayan perempuan,
yang sangat terlatih didalam menyanyi dan menari.
Para binatang-binatang liar yang tidak melakukan kejahatan apapun,
dengan panah-panah saya tabrak dan bunuh.
Karena saya tidak mengetahui kehidupan masa mendatang nanti,
saya melakukan perbuatan-perbuatan jahat seperti ini.
saya memakan daging dari para mahluk hidup lain.
dan hingga penderitaan pada saya ini
akan menjadi tak tertahankan.
tetapi saya tidak memahami kematian.
saya terjadi dari pikiran kekanak-kanakan,
dan juga saya memelihara tubuh saya.
Sekarang bahwa kematian telah datang kepada saya hari ini,
saya tidak memiliki seorang pun sebagai pelindung.
Semua teman-teman dan keluarga mu,
mengapa kamu melihat ke wajah saya?
Untuk apa kamu memakai sobekan kain pakaian-pakaian perkabungan?
Untuk apa kamu menangis dan meratap sesal dengan keras?
Untuk apa kamu melepaskan dan menguraikan rambut mu?
Untuk apa kamu terluka duka cita?
Untuk apa kamu menyebarkan abu disekitar kepala?
Untuk apa kamu memukul dada kamu?
Selama kehidupan saya, saya seharusnya telah
meninggalkan kejahatan. Mengapa kamu berada di dalam kesedihan yang dalam?
Tubuh saya telah menjadi makanan
bagi para serigala, para anjing, para burung gagak dan burung-burung.
Adalah tiada berguna untuk memelihara tubuh ini.
Itu adalah milik ular kematian
dan begitulah seseorang akan secara terus-menerus dilahirkan.
Obat yang membebaskan seseorang dari ketakutan ini,
adalah jenis obat yang untuk diambil.
Obat yang diberikan oleh dokter ,
adalah tiada berguna bagi saya.
Berikanlah kepada saya sekarang, saat waktu kematian saya,
Obat dari Dharma yang membuat seseorang bebas
dari ular khayalan angan-angan.
Jangan berikan daging kepada saya.
Walaupun tubuh ini telah terpelihara juga,
itu akan menjadi hancur, pasti tak terhindarkan.
Karena itu menganugrahkan penderitaan,
Mengapa memungut tumpukan kejahatan ini?
Tubuh ini, walaupun terawat dengan perawatan besar,
akan terlibat dalam perbuatan-perbuatan jahat.
Putra dan Putri, untuk alasan apakah,
kamu menatap lama terhadap aku dengan mata mu?
Lindungilah aku dari penyakit ini!
O Putraku dan Putriku,
mengapa kamu menangis tanpa ujung?
Tidak melakukan apapun tiada berguna untuk kepentinganku.
agar menyokong kamu,
saya bahkan menjarah kekayaan orang lain.
Sekarang bahwa waktu kematian saya telah tiba.
tidak ada harapan lagi. Harus berbuat apa?
Saya ketakutan terhadap kelahiran dan alam-alam yang lebih rendah.
Saya sepenuhnya dihancurkan oleh sekarat juga.
Saya sepenuhnya sangat merasakan perasaan dari sentuhan,
perbedaan, perasaan dan unsur-unsur kondisi jiwa.
Disebabkan oleh idaman, para mahluk hidup yang bersifat kekanakan mengembara
dan mencapai hasil-hasil yang tidak tertahankan.
Terlahir kedalam keluarga buruk:
Disana juga seseorang terikat duka cita.
Mengetahui saya memiliki sedikit jasa kebajikan,
saya menyebabkan masalah bagi orang-orang lain.
Kedermawanan dan tata susila saya memburuk sepenuhnya.
dan saya berpaling tidak mengindahkan Dharma.
Karena saya tidak memahami kelahiran kembali,
saya tertipu oleh ular khayalan angan-angan.
Disebabkan oleh kebodohan, para mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan mengembara
dimana tiada pembebasan.
Tidak mengetahui arti dari pembebasan,
bingung, mereka melakukan perbuatan-perbuatan jahat.
Disebabkan oleh khayalan angan-angan, para mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan mengembara
akal pikiran mereka terus-menerus terganggu.
Didalam tubuh yang memiliki bermacam-macam ikatan,
api menyala dan membakarnya sampai habis.
Dalam tempat-tempat dimana tiada kebahagiaan,
menjadi bingung, tubuh sepenuhnya mengembara.
Itu tidak mengetahui bahwa kebahagiaan
dari mana keluar kebahagiaan muncul.
Tanah dari Para Buddha yang memberikan kebahagiaan,
Sang Roda Dharma yang merupakan obat tertinggi,
layak menghasilkan yang merupakan tata susila benar:
Inilah suara murni dari Sang Tathagata."
Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur sebagai berikut : "Bhaisajyasena, walaupun para mahluk hidup menangis dan meratap di saat waktu kematian mereka, tiada seorang pun yang akan menjadi pelindung mereka kecuali untuk kematangan dari hasil-hasil dari perbuatan-perbuatan baik yang telah mereka lakukan."
Sang Bhagava mengucapkan kata-kata ini dan mengucapkan syair-syair berikut juga:
Dengan melakukan perbuatan-perbuatan jahat,
mereka jatuh kedalam neraka-neraka para mahluk hidup.
Mereka akan dipakaikan didalam pakaian-pakaian yang terbakar.
Dalam kehausan mereka, mereka akan minum cairan besi.
Bara-bara api yang terbakar akan jatuh diatas tubuh-tubuh mereka.
Sekali ketika terbakar, didalam yang amat sangat tidak tertahankan
neraka-neraka yang sangat menakutkan,
tubuh-tubuh mereka akan dibuat terbakar berkobar-kobar.
Mereka tidak akan mengetahui kebahagiaan.
Mereka tidak akan mengetahui Dharma yang manapun juga.
Disebabkan oleh apa yang disebut bukan Dharma, para mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan mengembara
tidak menemukan bahkan kebahagiaan terkecil sekalipun.
Mereka yang memiliki keyakinan dan tata susila dalam keadaan yang penuh kelimpahan,
memiliki kebijaksanaan dan kecermatan besar,
dan berhubungan dengan teman-teman berbudi luhur,
ini akan dengan cepat menjadi Seorang Tathagata.
Untuk muncul sebagai Buddha dalam dunia,
usaha kebahagiaan tertinggi harus dibuat,
seluruh mahluk hidup dipegang dalam kepedulian seseorang,
dan seseorang harus mengajarkan Dharma dari perbuatan berbudi luhur.
Pada pikiran penuh kasih, dan demikian juga,
pada kehidupan suci tertinggi tanpa berumah tangga tetap terpusat.
Bhaisajyasena, setelah mendengar pidato ini,
kamu harus melatih ini dengan sangat.
Melihat pembebasan dan penerangan, dan
Sang Pemimpin yang pidatonya disambut,
dan Sang Ayah dan Sang Ibu dunia:
Dia disebut sebagai 'Bodhicitta.'
Teman berbudi luhur yang mengajar Dharma ini
dalam dunia adalah sungguh yang paling jarang.
Mereka yang mendengar dengan hormat terhadap Ajaran-Ajaran Sang Buddha
akan menjadi Yang Tak terkalahkan Para Buddha menuju kebahagiaan.
Mereka yang penuh hormat
terhadap warisan-warisan yang damai dari Para Buddha
juga akan menjadi Para Pelindung dunia,
membebaskan semua mahluk hidup.
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan ini kepada Sang Bhagava: "Bhagava, mengapa sisi-sisi karang disini bergetar, sangat terguncang hebat?"
Dia mengucapkan ini, dan Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur: "Bhaisajyasena, pandang dan lihat."
Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena memandang dan melihat celah retakan didalam bumi didalam empat penjuru. Dia melihat 20 juta orang muncul dari jurang yang telah terbuka oleh celah retakan didalam bumi.
Dia melihat 20 juta orang muncul dari bawah dan 25 juta orang muncul dari atas. Kemudian para mahluk berusia muda itu mengamati itu dan berkata kepada Sang Bhagava, "Bhagava, siapakah yang dilahirkan disini ini?"
Sang Bhagava berkata, "pandanglah kelompok dari para mahluk hidup ini."
Mereka berkata, "Bhagava, kami melihat mereka."
Sang Bhagava berkata, "Kelompok dari para mahluk hidup ini terlahir demi kebahagiaan mu."
Mereka berkata, "Akankah para mahluk hidup ini meninggal dunia juga?"
Sang Bhagava berkata: "Teman-teman, demikianlah juga. Semua mahluk hidup akan mati."
Kemudian para mahluk hidup yang berusia muda sebelumnya, mereka yang terlahir pertama, membungkuk dengan kedua telapak tangan mereka bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava, "Bhagava, kami tidak ingin melihat keliharan dan kematian lagi."
Sang Bhagava berkata, "Baik, lalu apakah kamu berkeinginan untuk memperoleh kekuatan dari usaha kebahagiaan?"
Mereka berkata: "Semoga kami melihat Sang Tathagata secara langsung. Kemudian semoga kami mendengar Dharma yang telah kami mohon untuk di dengar dan yang menggembirakan. Semoga kami melihat kumpulan dari Sravaka Sangha dari Sang Tathagata. Semoga kami melihat Para Bodhisattva yang mempunyai kemampuan-kemampuan rddhibala dan kekuatan besar. Bhagava, inilah macam-macam hal yang kami sukai. Kami tidak suka untuk melihat kelahiran dan kematian."
Kemudian, melalui kekuatan-kekuatan rddhibala, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur dan 500 para Bodhisattva yang lainnya bangkit dari tempat-tempat duduk secara serentak, dan semuanya muncul kedalam angkasa atas melalui kekuatan-kekuatan rddhibala. Mereka duduk bersilang kaki dan memusatkan pikiran. Dari seluruh tubuh-tubuh mereka, para singa muncul. Para harimau muncul. Para ular muncul. Para gajah muncul. mereka menampakkan sebuah pertunjukkan dari kekuatan-kekuatan rddhibala besar. Diatas gunung juga, mereka duduk bersilang kaki dan pergi keatas sejauh 20.000 yojana. Mereka menyebabkan 10.000 juta bulan dan matahari turun juga.
bermacam-macam karpet-karpet dan selimut-selimut.
Setelah mandi dengan air yang wangi semerbak,
saya juga meminyaki tubuh saya dengan wewangian.
saya mengharumkan udara dengan dupa
dari kapur barus dan kayu cendana yang menakjubkan.
saya mempercantik kulit saya.
saya melumuri diri saya penuh kemewahan yang boros dengan kelenjar rusa jantan.
Setelah meminyaki diri saya sendiri dengan minyak-minyak wangi antik,
dan bunga-bunga melati dan campaka,
saya pakaikan diri saya dengan pakaian
bagus dari kain tipis putih benares.
Setelah turun dari punggung seekor gajah,
saya naik keatas menunggangi punggung seekor kuda.
saya berpikir diri saya sendiri seperti seorang raja.
Orang-orang bergegas dengan cepat menuju ke depan saya.
saya terlalu banyak akrab dengan pelayan-pelayan perempuan,
yang sangat terlatih didalam menyanyi dan menari.
Para binatang-binatang liar yang tidak melakukan kejahatan apapun,
dengan panah-panah saya tabrak dan bunuh.
Karena saya tidak mengetahui kehidupan masa mendatang nanti,
saya melakukan perbuatan-perbuatan jahat seperti ini.
saya memakan daging dari para mahluk hidup lain.
dan hingga penderitaan pada saya ini
akan menjadi tak tertahankan.
tetapi saya tidak memahami kematian.
saya terjadi dari pikiran kekanak-kanakan,
dan juga saya memelihara tubuh saya.
Sekarang bahwa kematian telah datang kepada saya hari ini,
saya tidak memiliki seorang pun sebagai pelindung.
Semua teman-teman dan keluarga mu,
mengapa kamu melihat ke wajah saya?
Untuk apa kamu memakai sobekan kain pakaian-pakaian perkabungan?
Untuk apa kamu menangis dan meratap sesal dengan keras?
Untuk apa kamu melepaskan dan menguraikan rambut mu?
Untuk apa kamu terluka duka cita?
Untuk apa kamu menyebarkan abu disekitar kepala?
Untuk apa kamu memukul dada kamu?
Selama kehidupan saya, saya seharusnya telah
meninggalkan kejahatan. Mengapa kamu berada di dalam kesedihan yang dalam?
Tubuh saya telah menjadi makanan
bagi para serigala, para anjing, para burung gagak dan burung-burung.
Adalah tiada berguna untuk memelihara tubuh ini.
Itu adalah milik ular kematian
dan begitulah seseorang akan secara terus-menerus dilahirkan.
Obat yang membebaskan seseorang dari ketakutan ini,
adalah jenis obat yang untuk diambil.
Obat yang diberikan oleh dokter ,
adalah tiada berguna bagi saya.
Berikanlah kepada saya sekarang, saat waktu kematian saya,
Obat dari Dharma yang membuat seseorang bebas
dari ular khayalan angan-angan.
Jangan berikan daging kepada saya.
Walaupun tubuh ini telah terpelihara juga,
itu akan menjadi hancur, pasti tak terhindarkan.
Karena itu menganugrahkan penderitaan,
Mengapa memungut tumpukan kejahatan ini?
Tubuh ini, walaupun terawat dengan perawatan besar,
akan terlibat dalam perbuatan-perbuatan jahat.
Putra dan Putri, untuk alasan apakah,
kamu menatap lama terhadap aku dengan mata mu?
Lindungilah aku dari penyakit ini!
O Putraku dan Putriku,
mengapa kamu menangis tanpa ujung?
Tidak melakukan apapun tiada berguna untuk kepentinganku.
agar menyokong kamu,
saya bahkan menjarah kekayaan orang lain.
Sekarang bahwa waktu kematian saya telah tiba.
tidak ada harapan lagi. Harus berbuat apa?
Saya ketakutan terhadap kelahiran dan alam-alam yang lebih rendah.
Saya sepenuhnya dihancurkan oleh sekarat juga.
Saya sepenuhnya sangat merasakan perasaan dari sentuhan,
perbedaan, perasaan dan unsur-unsur kondisi jiwa.
Disebabkan oleh idaman, para mahluk hidup yang bersifat kekanakan mengembara
dan mencapai hasil-hasil yang tidak tertahankan.
Terlahir kedalam keluarga buruk:
Disana juga seseorang terikat duka cita.
Mengetahui saya memiliki sedikit jasa kebajikan,
saya menyebabkan masalah bagi orang-orang lain.
Kedermawanan dan tata susila saya memburuk sepenuhnya.
dan saya berpaling tidak mengindahkan Dharma.
Karena saya tidak memahami kelahiran kembali,
saya tertipu oleh ular khayalan angan-angan.
Disebabkan oleh kebodohan, para mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan mengembara
dimana tiada pembebasan.
Tidak mengetahui arti dari pembebasan,
bingung, mereka melakukan perbuatan-perbuatan jahat.
Disebabkan oleh khayalan angan-angan, para mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan mengembara
akal pikiran mereka terus-menerus terganggu.
Didalam tubuh yang memiliki bermacam-macam ikatan,
api menyala dan membakarnya sampai habis.
Dalam tempat-tempat dimana tiada kebahagiaan,
menjadi bingung, tubuh sepenuhnya mengembara.
Itu tidak mengetahui bahwa kebahagiaan
dari mana keluar kebahagiaan muncul.
Tanah dari Para Buddha yang memberikan kebahagiaan,
Sang Roda Dharma yang merupakan obat tertinggi,
layak menghasilkan yang merupakan tata susila benar:
Inilah suara murni dari Sang Tathagata."
Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur sebagai berikut : "Bhaisajyasena, walaupun para mahluk hidup menangis dan meratap di saat waktu kematian mereka, tiada seorang pun yang akan menjadi pelindung mereka kecuali untuk kematangan dari hasil-hasil dari perbuatan-perbuatan baik yang telah mereka lakukan."
Sang Bhagava mengucapkan kata-kata ini dan mengucapkan syair-syair berikut juga:
Dengan melakukan perbuatan-perbuatan jahat,
mereka jatuh kedalam neraka-neraka para mahluk hidup.
Mereka akan dipakaikan didalam pakaian-pakaian yang terbakar.
Dalam kehausan mereka, mereka akan minum cairan besi.
Bara-bara api yang terbakar akan jatuh diatas tubuh-tubuh mereka.
Sekali ketika terbakar, didalam yang amat sangat tidak tertahankan
neraka-neraka yang sangat menakutkan,
tubuh-tubuh mereka akan dibuat terbakar berkobar-kobar.
Mereka tidak akan mengetahui kebahagiaan.
Mereka tidak akan mengetahui Dharma yang manapun juga.
Disebabkan oleh apa yang disebut bukan Dharma, para mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan mengembara
tidak menemukan bahkan kebahagiaan terkecil sekalipun.
Mereka yang memiliki keyakinan dan tata susila dalam keadaan yang penuh kelimpahan,
memiliki kebijaksanaan dan kecermatan besar,
dan berhubungan dengan teman-teman berbudi luhur,
ini akan dengan cepat menjadi Seorang Tathagata.
Untuk muncul sebagai Buddha dalam dunia,
usaha kebahagiaan tertinggi harus dibuat,
seluruh mahluk hidup dipegang dalam kepedulian seseorang,
dan seseorang harus mengajarkan Dharma dari perbuatan berbudi luhur.
Pada pikiran penuh kasih, dan demikian juga,
pada kehidupan suci tertinggi tanpa berumah tangga tetap terpusat.
Bhaisajyasena, setelah mendengar pidato ini,
kamu harus melatih ini dengan sangat.
Melihat pembebasan dan penerangan, dan
Sang Pemimpin yang pidatonya disambut,
dan Sang Ayah dan Sang Ibu dunia:
Dia disebut sebagai 'Bodhicitta.'
Teman berbudi luhur yang mengajar Dharma ini
dalam dunia adalah sungguh yang paling jarang.
Mereka yang mendengar dengan hormat terhadap Ajaran-Ajaran Sang Buddha
akan menjadi Yang Tak terkalahkan Para Buddha menuju kebahagiaan.
Mereka yang penuh hormat
terhadap warisan-warisan yang damai dari Para Buddha
juga akan menjadi Para Pelindung dunia,
membebaskan semua mahluk hidup.
Saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur mengucapkan ini kepada Sang Bhagava: "Bhagava, mengapa sisi-sisi karang disini bergetar, sangat terguncang hebat?"
Dia mengucapkan ini, dan Sang Bhagava berkata kepada Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur: "Bhaisajyasena, pandang dan lihat."
Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena memandang dan melihat celah retakan didalam bumi didalam empat penjuru. Dia melihat 20 juta orang muncul dari jurang yang telah terbuka oleh celah retakan didalam bumi.
Dia melihat 20 juta orang muncul dari bawah dan 25 juta orang muncul dari atas. Kemudian para mahluk berusia muda itu mengamati itu dan berkata kepada Sang Bhagava, "Bhagava, siapakah yang dilahirkan disini ini?"
Sang Bhagava berkata, "pandanglah kelompok dari para mahluk hidup ini."
Mereka berkata, "Bhagava, kami melihat mereka."
Sang Bhagava berkata, "Kelompok dari para mahluk hidup ini terlahir demi kebahagiaan mu."
Mereka berkata, "Akankah para mahluk hidup ini meninggal dunia juga?"
Sang Bhagava berkata: "Teman-teman, demikianlah juga. Semua mahluk hidup akan mati."
Kemudian para mahluk hidup yang berusia muda sebelumnya, mereka yang terlahir pertama, membungkuk dengan kedua telapak tangan mereka bersama kearah Sang Bhagava dan berkata kepada Sang Bhagava, "Bhagava, kami tidak ingin melihat keliharan dan kematian lagi."
Sang Bhagava berkata, "Baik, lalu apakah kamu berkeinginan untuk memperoleh kekuatan dari usaha kebahagiaan?"
Mereka berkata: "Semoga kami melihat Sang Tathagata secara langsung. Kemudian semoga kami mendengar Dharma yang telah kami mohon untuk di dengar dan yang menggembirakan. Semoga kami melihat kumpulan dari Sravaka Sangha dari Sang Tathagata. Semoga kami melihat Para Bodhisattva yang mempunyai kemampuan-kemampuan rddhibala dan kekuatan besar. Bhagava, inilah macam-macam hal yang kami sukai. Kami tidak suka untuk melihat kelahiran dan kematian."
Kemudian, melalui kekuatan-kekuatan rddhibala, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur dan 500 para Bodhisattva yang lainnya bangkit dari tempat-tempat duduk secara serentak, dan semuanya muncul kedalam angkasa atas melalui kekuatan-kekuatan rddhibala. Mereka duduk bersilang kaki dan memusatkan pikiran. Dari seluruh tubuh-tubuh mereka, para singa muncul. Para harimau muncul. Para ular muncul. Para gajah muncul. mereka menampakkan sebuah pertunjukkan dari kekuatan-kekuatan rddhibala besar. Diatas gunung juga, mereka duduk bersilang kaki dan pergi keatas sejauh 20.000 yojana. Mereka menyebabkan 10.000 juta bulan dan matahari turun juga.
Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
Sang Bhagava berkata, "Putra yang berasal dari garis keturunan, lihatlah kemunculan bulan dan matahari itu."
Mereka berkata: "Bhagava, kami melihatnya. Sugata, kami melihatnya."
Sang Bhagava berkata, "Perihal ini, Para Bodhisattva mempertunjukkan kilauan sinar-sinar terang yang berasal dari tubuh-tubuh Mereka sendiri dan kekuatan-kekuatan rddhibala dan perubahan-perubahan bentuk rrdhibala. Setelah Mereka mempertunjukkannya, Mereka mengajar Dharma kepada para mahluk hidup demi manfaat kebaikan banyak mahluk hidup, demi kebahagiaan banyak mahluk hidup, yang keluar dari belas kasih sayang kepada dunia, dan demi tujuan-tujuan, manfaat dan kebahagiaan dari kumpulan-kumpulan besar dari para Mahluk dan para dewa dan para manusia. Setelah mempertunjukkan manusyake kaye (tubuh-tubuh manusia), virya bala mupadarsayitva (kekuatan dan usaha penuh semangat), Mereka mempertunjukkan macam-macam bentuk dari rddhibala."
Mereka berkata, "Bhagavan, mohon berikanlah Ajaran Dharma dalam rangka menyempurnakan kemunculan dari kilauan sinar-sinar terang."
Segera setelah Mereka mengucapkan ini, Bhagavan berkata kepada Bhaisajyasena Bodhisattva Mahasattva, "Bhaisajyasena, apakah Kamu melihat Trisuhasra Mahasahasra Lokadhatu bergetar dalam 6 cara?"
Dia berkata: "Saya telah melihatnya Bhagavan, Saya telah melihatnya Sugata."
Dan Dia sedang memutuskan, 'Bagaimana jika saya menanyakan kepada Sang Tathagata tentang hal ini?' Ketika Dia berpikir demikian, Sang Tathagata berkata, "Bhaisajyasena, bertanyalah apapun yang Kamu inginkan, dan Saya akan memuaskan pikiran kamu dengan sebuah penjelasan dari apapun yang kamu tanyakan. Saya akan mengajar.Saya akan menguraikan. Bhaisajyasena, Saya akan memperlihatkan kepada Kamu semua yang merupakan milik masa lalu, masa depan dan waktu saat ini."
Dia berkata : "Bhagavan, mohon berbicaralah agar menghilangkan keraguan-keraguan Kami. Bhagavan, Saya melihat Tathagata dikelilingi oleh 84.000 devaputra, 84.000 juta Bodhisattva, 12.000 juta Raja Naga, 18.000 juta bhuta dan 25.000 juta preta dan pisaca."
Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, tanpa sebuah keraguan, para mahluk hidup ini telah berkumpul dalam sebuah Pertemuan dihadapan Saya dan duduk agar mendengar Dharma. Bhaisajyasena, pada seluruh hari ini, mereka akan mengatasi peredaran kehidupan. Karena keinginan untuk memberikan manfaat baik kepada seluruh mahluk hidup, pada seluruh hari ini, mereka akan mencapai Dasa Bhumi. Setelah terbangun pada Tingkat Dasa Bhumi, mereka akan mencapai lingkungan Nirvana.
Demi kepentingan pembebasan dari ketuaan dan kematian,
setelah melakukan perbuatan untuk menghasilkan kebahagiaan
dan untuk mengalahkan jeratan angan-angan khayalan
mereka akan menyelesaikan dengan baik Ajaran Buddha (buddhaśāsanāṁ)
Dia berkata: "Bhagavan, banyak harapan-harapan untuk para mahluk hidup telah timbul disebabkan oleh berbagai macam karma. Mengapa mereka tinggal disekeliling Sang Bhagavan?"
Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, dengarlah.
Para mahluk hidup yang bingung dan tidak mengetahui:
Bagaimana mereka dapat menjadi bebas?
Para mahluk hidup berusia muda yang banyak ini
Hari ini akan mencapai Dharani.
Agar mencapai Dasa Bhumi,
Mereka akan menuju ke pengetahuan penuh seluruh Dharma,
Dan mereka akan mencapai Dasa Bhumi itu.
Mereka akan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Buddha.
Mereka akan memutar Roda Dharma (dharmacakraṁ).
Mereka akan mengeluarkan Hujan-Hujan Dharma.
Jadi, sejak para mahluk hidup telah berkumpul,
Ajaran Saya akan penuh kegembiraan yang menyenangkan.
Para deva, naga, preta,
dan asura yang sangat buruk,
akan terbangun pada Dasa Bhumi.
Mereka akan menyatakan suara Dharma. (dharmaśabdaparāhatāḥ)
Mereka akan memukul gong Dharma.
Mereka akan membunyikan Keong Dharma.
Para mahluk hidup berusia muda ini juga akan
memiliki kekuatan dari usaha yang penuh gembira.
Seperti Sang Tathagata mencapainya,
juga mereka akan mencapai Dharma itu hari ini."
Lalu 5,000 dari Para mahluk berusia muda itu bangkit dari tempat duduk mereka, merangkapkan kedua telapak tangan mereka bersama, membungkukkan diri kearah Sang Bhagavan dan berkata kepada Sang Bhagavan:
Sejak tidak ada akhir ditemukan
perbudakan dalam samsara,
tubuh adalah sebuah beban berat, Bhagavan,
terlalu amat sangat menakutkan, tak tertahankan.
Kami tidak menemukan jalan apapun.
Tentu saja tidak ada jalan terlihat, dan jadi
Sang Pelindung, sejak kami buta,
Kami meminta Kamu untuk mengumpulkan kami kedalam.
Kepada Mu, Sang Pahlawan, kami membuat permohonan.
Semoga Sang Penunjuk Jalan mengajarkan Dharma itu.
Kami terlahir dengan sedikit Kebijaksanaan.
dan tidak menemukan kebahagiaan sama sekali.
Tolong lakukan pengajaran Dharma itu kepada kami.
Dari penderitaan tak tertahankan, buatlah kami bebas.
Dimanapun itu kami dilahirkan,
semoga kami melihat Seorang Buddha disana.
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena Yang Luhur pergi ke tempat di mana para mahluk berusia muda itu berada dan berkata demikian:
Milikilah sesuatu untuk dimakan.
Minumlah beberapa minuman berasa menakjubkan.
Lalu ketika ketakutan Mu sudah hilang,
Dengarlah Dharma itu tanpa rasa takut.
Mereka berkata:
Sesepuh Yang Patut Dimuliakan, siapakah Kamu?
Kami, diri kami sendiri tidak mengenal Kamu.
Kami melihat bahwa Kamu indah,
Wujud kamu tenang dan kemasyuran Mu besar.
Kamu terbebas dari ketakutan-ketakutan besar
dari dunia dari para preta, para mahluk neraka dan binatang.
Sama seperti seorang yang memperindah dunia,
seluruh kondisi ketidakbaikkan tertentramkan
Kami melihat sebuah bejana dalam tangan Mu,
terbuat dari tujuh permata mulia,
dan sebuah untaian tali dari permata-permata pada Tubuh Mu,
terhiaskan dengan banyak sekali Cahaya.
Untuk Kata-Kata yang diucapkan oleh Kamu Yang Tenang,
Kami tidak mampu untuk memanjatkan balasan apapun.
Kami tidak membutuhkan makanan apapun,
tidak juga kami butuh minuman enak.
Dari makanan apa yang muncul adalah kotoran badan.
Demikian juga, apa yang diminum menjadi air kencing.
Sari buah merubah bentuk kedalam darah.
Dalam cara yang sama, dari darah datanglah daging.
Jadi, kami tidak membutuhkan bahkan
makanan dan minuman yang dipersiapkan dengan menyenangkan.
tidak juga kami butuh pakaian-pakaian baik,
dari tenunan sutera atau pakaian berkain wol.
Gelang emas kami tidak butuh.
Kami tidak mempunyai kebutuhan dari untaian dari mutiara-mutiara.
Pada jari-jari kami, kami tidak butuh cincin.
Semua ini adalah sementara dalam sifat dasar alami.
Kami mencari sebuah kehidupan yang tidak pergi
menuju ke perpindahan tempat yang buruk.
Kami berusaha keras demi kebahagiaan para deva
dan demi pemberian dari Dharma.
Teman-teman luhur (kalyāṇamitratā) adalah apa yang kami butuhkan,
bukan menjadi Para Raja Pemutar Roda (cakravartī).
Setelah meninggalkan sebuah benua yang indah sekali
Para Raja Pemutar Roda juga akan mati.
Putera-Putera Lelaki tidak mengikuti Mereka.
tidak akan juga Para Istri atau Para anak perempuan.
Benda-Benda dari Tujuh Permata Mulia akan tinggal.
Itu semua tidak akan mengikuti Mereka.
Meskipun mereka mengumpulkan banyak orang untuk Mereka,
ini tidak akan ikut serta.
Tidak seorang pun yang akan bergegas ke depan Mereka,
tidak juga itu akan demikian di kemudian.
Setelah menjadi Seorang Raja hanya selama satu kehidupan,
Disebabkan oleh tidak tetap, mereka akan menyimpang.
Disebabkan telah mengerjakan banyak perbuatan-perbuatan jahat,
mereka akan jatuh kedalam neraka tangisan.
Setelah dikelilingi seluruh empat sisi,
dengan Tujuh Permata Mulia dan dengan kekuatan mengagumkan,
ketika waktu untuk neraka tangisan matang,
dimanakah kekuatan mengagumkan itu berada?
Sejak mereka tidak dimanapun juga ditemukan pada bumi,
setelah mati, mereka tidak dapat mempertunjukkan kekuatan-kekuatan ini.
Sesepuh, mohon dengarlah kami.
Tolong pergilah ke tempat dimana Sang Tathagata berada.
Kami bersungguh-sungguh ingin melihat Dia.
seperti layaknya Seorang Ibu atau Ayah.
Kami tidak memiliki seorang Ibu,
tidak juga kami punya seorang Ayah atau Saudara-Saudara Kandung.
Sang Tathagata adalah Ketua dalam dunia ini.
Dia adalah Ayah dan Ibu.
Dia adalah Matahari dan Bulan.
Dia membuka Jalan menuju Kebahagiaan.
Dia membebaskan kami dari samsara.
sehingga kami tidak terlahir kembali lagi kemudian.
Dia adalah Sang Perahu yang menyelamatkan kami dari sungai,
dan sungai yang mengerikan dari angan-angan khayalan.
Oleh Dia, para mahluk hidup sepenuhnya bebas.
Mereka tidak akan kembali lagi.
Dia yang memperlihatkan Penerangan Tertinggi
menjelaskan Dharma Suci, juga.
Kami tidak mempunyai kebutuhkan pada makanan.
Kami tidak ingin hasil dari sebuah kerajaan.
Mereka yang takut pada alam-alam neraka
sebaiknya tidak pergi ke dunia para deva.
Hidup dari manusia adalah bahagia.
Disanalah Dia Yang Mengetahui Semua muncul.
Disebabkan oleh perbuatan-perbuatan jahat seseorang yang telah dikerjakan dirinya sendiri,
hidup orang itu menjadi pendek dan orang itu menyimpang.
Mereka tidak mengetahui kematian, tetapi mereka mengetahui
kerajaan-kerajaan dan kesenangan-kesenangan yang mereka inginkan.
Mereka tertipu kelahiran dan kematian
tidak mengetahui dan tidak memiliki rasa takut.
Mereka dibingungkan dengan ketidak tetapan
tidak mengetahui Dharma yang halus.
Mereka tidak menyelenggarakan tugas-tugas kewajiban yang halus,
dan tidak mengetahui lingkungan dari ketenangan.
Seperti mereka menghadapi kematian, mereka tidak merasakan penyesalan yang dalam.
Berulang-ulang, mereka dilahirkan kembali,
selama waktu yang lama, dibanjiri dengan penderitaan,
terus-menerus dipukul dengan batang pemukul, dan lalu
mereka akan mencuri dari yang lain juga.
Demikian juga, mereka akan diikat dan dibunuh.
Dipaksa oleh kejahatan sebelumnya,
mereka diikat dengan empat ikatan tali.
Harapan-harapan mereka juga akan putus.
Mereka akan ditembus dengan serbuan kepedihan dari kesakitan.
Ketika kesadaran mereka berhenti,
secara menyedihkan mereka akan meratap sesal.
Mereka berkata: "Bhagava, kami melihatnya. Sugata, kami melihatnya."
Sang Bhagava berkata, "Perihal ini, Para Bodhisattva mempertunjukkan kilauan sinar-sinar terang yang berasal dari tubuh-tubuh Mereka sendiri dan kekuatan-kekuatan rddhibala dan perubahan-perubahan bentuk rrdhibala. Setelah Mereka mempertunjukkannya, Mereka mengajar Dharma kepada para mahluk hidup demi manfaat kebaikan banyak mahluk hidup, demi kebahagiaan banyak mahluk hidup, yang keluar dari belas kasih sayang kepada dunia, dan demi tujuan-tujuan, manfaat dan kebahagiaan dari kumpulan-kumpulan besar dari para Mahluk dan para dewa dan para manusia. Setelah mempertunjukkan manusyake kaye (tubuh-tubuh manusia), virya bala mupadarsayitva (kekuatan dan usaha penuh semangat), Mereka mempertunjukkan macam-macam bentuk dari rddhibala."
Mereka berkata, "Bhagavan, mohon berikanlah Ajaran Dharma dalam rangka menyempurnakan kemunculan dari kilauan sinar-sinar terang."
Segera setelah Mereka mengucapkan ini, Bhagavan berkata kepada Bhaisajyasena Bodhisattva Mahasattva, "Bhaisajyasena, apakah Kamu melihat Trisuhasra Mahasahasra Lokadhatu bergetar dalam 6 cara?"
Dia berkata: "Saya telah melihatnya Bhagavan, Saya telah melihatnya Sugata."
Dan Dia sedang memutuskan, 'Bagaimana jika saya menanyakan kepada Sang Tathagata tentang hal ini?' Ketika Dia berpikir demikian, Sang Tathagata berkata, "Bhaisajyasena, bertanyalah apapun yang Kamu inginkan, dan Saya akan memuaskan pikiran kamu dengan sebuah penjelasan dari apapun yang kamu tanyakan. Saya akan mengajar.Saya akan menguraikan. Bhaisajyasena, Saya akan memperlihatkan kepada Kamu semua yang merupakan milik masa lalu, masa depan dan waktu saat ini."
Dia berkata : "Bhagavan, mohon berbicaralah agar menghilangkan keraguan-keraguan Kami. Bhagavan, Saya melihat Tathagata dikelilingi oleh 84.000 devaputra, 84.000 juta Bodhisattva, 12.000 juta Raja Naga, 18.000 juta bhuta dan 25.000 juta preta dan pisaca."
Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, tanpa sebuah keraguan, para mahluk hidup ini telah berkumpul dalam sebuah Pertemuan dihadapan Saya dan duduk agar mendengar Dharma. Bhaisajyasena, pada seluruh hari ini, mereka akan mengatasi peredaran kehidupan. Karena keinginan untuk memberikan manfaat baik kepada seluruh mahluk hidup, pada seluruh hari ini, mereka akan mencapai Dasa Bhumi. Setelah terbangun pada Tingkat Dasa Bhumi, mereka akan mencapai lingkungan Nirvana.
Demi kepentingan pembebasan dari ketuaan dan kematian,
setelah melakukan perbuatan untuk menghasilkan kebahagiaan
dan untuk mengalahkan jeratan angan-angan khayalan
mereka akan menyelesaikan dengan baik Ajaran Buddha (buddhaśāsanāṁ)
Dia berkata: "Bhagavan, banyak harapan-harapan untuk para mahluk hidup telah timbul disebabkan oleh berbagai macam karma. Mengapa mereka tinggal disekeliling Sang Bhagavan?"
Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, dengarlah.
Para mahluk hidup yang bingung dan tidak mengetahui:
Bagaimana mereka dapat menjadi bebas?
Para mahluk hidup berusia muda yang banyak ini
Hari ini akan mencapai Dharani.
Agar mencapai Dasa Bhumi,
Mereka akan menuju ke pengetahuan penuh seluruh Dharma,
Dan mereka akan mencapai Dasa Bhumi itu.
Mereka akan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Buddha.
Mereka akan memutar Roda Dharma (dharmacakraṁ).
Mereka akan mengeluarkan Hujan-Hujan Dharma.
Jadi, sejak para mahluk hidup telah berkumpul,
Ajaran Saya akan penuh kegembiraan yang menyenangkan.
Para deva, naga, preta,
dan asura yang sangat buruk,
akan terbangun pada Dasa Bhumi.
Mereka akan menyatakan suara Dharma. (dharmaśabdaparāhatāḥ)
Mereka akan memukul gong Dharma.
Mereka akan membunyikan Keong Dharma.
Para mahluk hidup berusia muda ini juga akan
memiliki kekuatan dari usaha yang penuh gembira.
Seperti Sang Tathagata mencapainya,
juga mereka akan mencapai Dharma itu hari ini."
Lalu 5,000 dari Para mahluk berusia muda itu bangkit dari tempat duduk mereka, merangkapkan kedua telapak tangan mereka bersama, membungkukkan diri kearah Sang Bhagavan dan berkata kepada Sang Bhagavan:
Sejak tidak ada akhir ditemukan
perbudakan dalam samsara,
tubuh adalah sebuah beban berat, Bhagavan,
terlalu amat sangat menakutkan, tak tertahankan.
Kami tidak menemukan jalan apapun.
Tentu saja tidak ada jalan terlihat, dan jadi
Sang Pelindung, sejak kami buta,
Kami meminta Kamu untuk mengumpulkan kami kedalam.
Kepada Mu, Sang Pahlawan, kami membuat permohonan.
Semoga Sang Penunjuk Jalan mengajarkan Dharma itu.
Kami terlahir dengan sedikit Kebijaksanaan.
dan tidak menemukan kebahagiaan sama sekali.
Tolong lakukan pengajaran Dharma itu kepada kami.
Dari penderitaan tak tertahankan, buatlah kami bebas.
Dimanapun itu kami dilahirkan,
semoga kami melihat Seorang Buddha disana.
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena Yang Luhur pergi ke tempat di mana para mahluk berusia muda itu berada dan berkata demikian:
Milikilah sesuatu untuk dimakan.
Minumlah beberapa minuman berasa menakjubkan.
Lalu ketika ketakutan Mu sudah hilang,
Dengarlah Dharma itu tanpa rasa takut.
Mereka berkata:
Sesepuh Yang Patut Dimuliakan, siapakah Kamu?
Kami, diri kami sendiri tidak mengenal Kamu.
Kami melihat bahwa Kamu indah,
Wujud kamu tenang dan kemasyuran Mu besar.
Kamu terbebas dari ketakutan-ketakutan besar
dari dunia dari para preta, para mahluk neraka dan binatang.
Sama seperti seorang yang memperindah dunia,
seluruh kondisi ketidakbaikkan tertentramkan
Kami melihat sebuah bejana dalam tangan Mu,
terbuat dari tujuh permata mulia,
dan sebuah untaian tali dari permata-permata pada Tubuh Mu,
terhiaskan dengan banyak sekali Cahaya.
Untuk Kata-Kata yang diucapkan oleh Kamu Yang Tenang,
Kami tidak mampu untuk memanjatkan balasan apapun.
Kami tidak membutuhkan makanan apapun,
tidak juga kami butuh minuman enak.
Dari makanan apa yang muncul adalah kotoran badan.
Demikian juga, apa yang diminum menjadi air kencing.
Sari buah merubah bentuk kedalam darah.
Dalam cara yang sama, dari darah datanglah daging.
Jadi, kami tidak membutuhkan bahkan
makanan dan minuman yang dipersiapkan dengan menyenangkan.
tidak juga kami butuh pakaian-pakaian baik,
dari tenunan sutera atau pakaian berkain wol.
Gelang emas kami tidak butuh.
Kami tidak mempunyai kebutuhan dari untaian dari mutiara-mutiara.
Pada jari-jari kami, kami tidak butuh cincin.
Semua ini adalah sementara dalam sifat dasar alami.
Kami mencari sebuah kehidupan yang tidak pergi
menuju ke perpindahan tempat yang buruk.
Kami berusaha keras demi kebahagiaan para deva
dan demi pemberian dari Dharma.
Teman-teman luhur (kalyāṇamitratā) adalah apa yang kami butuhkan,
bukan menjadi Para Raja Pemutar Roda (cakravartī).
Setelah meninggalkan sebuah benua yang indah sekali
Para Raja Pemutar Roda juga akan mati.
Putera-Putera Lelaki tidak mengikuti Mereka.
tidak akan juga Para Istri atau Para anak perempuan.
Benda-Benda dari Tujuh Permata Mulia akan tinggal.
Itu semua tidak akan mengikuti Mereka.
Meskipun mereka mengumpulkan banyak orang untuk Mereka,
ini tidak akan ikut serta.
Tidak seorang pun yang akan bergegas ke depan Mereka,
tidak juga itu akan demikian di kemudian.
Setelah menjadi Seorang Raja hanya selama satu kehidupan,
Disebabkan oleh tidak tetap, mereka akan menyimpang.
Disebabkan telah mengerjakan banyak perbuatan-perbuatan jahat,
mereka akan jatuh kedalam neraka tangisan.
Setelah dikelilingi seluruh empat sisi,
dengan Tujuh Permata Mulia dan dengan kekuatan mengagumkan,
ketika waktu untuk neraka tangisan matang,
dimanakah kekuatan mengagumkan itu berada?
Sejak mereka tidak dimanapun juga ditemukan pada bumi,
setelah mati, mereka tidak dapat mempertunjukkan kekuatan-kekuatan ini.
Sesepuh, mohon dengarlah kami.
Tolong pergilah ke tempat dimana Sang Tathagata berada.
Kami bersungguh-sungguh ingin melihat Dia.
seperti layaknya Seorang Ibu atau Ayah.
Kami tidak memiliki seorang Ibu,
tidak juga kami punya seorang Ayah atau Saudara-Saudara Kandung.
Sang Tathagata adalah Ketua dalam dunia ini.
Dia adalah Ayah dan Ibu.
Dia adalah Matahari dan Bulan.
Dia membuka Jalan menuju Kebahagiaan.
Dia membebaskan kami dari samsara.
sehingga kami tidak terlahir kembali lagi kemudian.
Dia adalah Sang Perahu yang menyelamatkan kami dari sungai,
dan sungai yang mengerikan dari angan-angan khayalan.
Oleh Dia, para mahluk hidup sepenuhnya bebas.
Mereka tidak akan kembali lagi.
Dia yang memperlihatkan Penerangan Tertinggi
menjelaskan Dharma Suci, juga.
Kami tidak mempunyai kebutuhkan pada makanan.
Kami tidak ingin hasil dari sebuah kerajaan.
Mereka yang takut pada alam-alam neraka
sebaiknya tidak pergi ke dunia para deva.
Hidup dari manusia adalah bahagia.
Disanalah Dia Yang Mengetahui Semua muncul.
Disebabkan oleh perbuatan-perbuatan jahat seseorang yang telah dikerjakan dirinya sendiri,
hidup orang itu menjadi pendek dan orang itu menyimpang.
Mereka tidak mengetahui kematian, tetapi mereka mengetahui
kerajaan-kerajaan dan kesenangan-kesenangan yang mereka inginkan.
Mereka tertipu kelahiran dan kematian
tidak mengetahui dan tidak memiliki rasa takut.
Mereka dibingungkan dengan ketidak tetapan
tidak mengetahui Dharma yang halus.
Mereka tidak menyelenggarakan tugas-tugas kewajiban yang halus,
dan tidak mengetahui lingkungan dari ketenangan.
Seperti mereka menghadapi kematian, mereka tidak merasakan penyesalan yang dalam.
Berulang-ulang, mereka dilahirkan kembali,
selama waktu yang lama, dibanjiri dengan penderitaan,
terus-menerus dipukul dengan batang pemukul, dan lalu
mereka akan mencuri dari yang lain juga.
Demikian juga, mereka akan diikat dan dibunuh.
Dipaksa oleh kejahatan sebelumnya,
mereka diikat dengan empat ikatan tali.
Harapan-harapan mereka juga akan putus.
Mereka akan ditembus dengan serbuan kepedihan dari kesakitan.
Ketika kesadaran mereka berhenti,
secara menyedihkan mereka akan meratap sesal.
Mahayana Arya Sanghata Suttram Maha Dharmaparyaya
'Siapa yang akan menjadi pelindung saya?
emas, perak, dan kristal
semua kekayaan saya akan saya persembahkan.
Saya bahkan akan menjadi seorang pelayan.
Dalam cara yang para pelayan kerjakan
saya akan menyelenggarakan apapun dan seluruh tugas.'
Kami tidak butuh kerajaan atau tanah milik.
tidak juga kekayaan atau bahkan biji-biji padi.
Kami tidak membutuhkan tubuh kami sendiri;
mereka yang berbuat jahat tidak akan terbebas.
Demikian juga, O Sesepuh,
Kami tidak mempunyai kebutuhan untuk makanan.
Mereka yang memakan makanan-makanan enak,
bahkan raja-raja, juga akan mati.
Mereka yang meminum minuman-minuman terbaik,
putra-putra deva, juga akan mati.
Makanan dan minuman dipersiapkan dengan ketrampilan,
dari berbagai macam banyak rasa,
diletakkan didepan Raja, dan kemudian,
dengan lidahnya, dia menyentuhnya.
Lalu para raja menjadi melekat untuk mengecap citra rasa
dan melakukan tidak sedikit perbuatan-perbuatan jahat.
Melekat pada citra rasa yang tidak kekal,
yang tidak cukup dalam intisari.
Kami tidak mempunyai kebutuhan untuk minuman,
tidak juga kami mempunyai kebutuhan untuk makanan.
Apa yang dibutuhkan adalah seperti Dharma itu sendiri
yang membebaskan kami dari penderitaan.
Dalam seseorang yang terlepas dari perbudakan idaman,
bebas dari perbudakan angan-angan khayalan,
dan sepenuhnya bebas dari semua perbudakan:
Dalam Buddha itulah kami mengambil perlindungan.
Kami ingin pergi untuk tempat perlindungan
ke tempat Sang Guru Bijaksana yang melindungi dunia.
Kami juga ingin pergi untuk bersujud
untuk Dia yang menggembirakan para mahluk hidup yang melihat.
Sejak kami tidak mengetahui nama Kamu,
tolong beritahukan kami nama Kamu yang sangat terkenal.
Bhaisajyasena berkata:
Kamu dan seluruh mahluk hidup juga
mempunyai keinginan untuk mendengar nama itu.
Para mahluk hidup berusia muda dalam kotisatasahasrairnavakaiḥ
mengelilingi Sang Tathagata.
Mereka berkata:
Kamu adalah Sravaka dari Buddha itu.
Nama Mu amat sangat baik termasyur.
Serupa juga Para mahluk hidup
mempunyai keinginan untuk mendengar nama Mu.
Dia berkata:
Bhaisajyasena adalah nama Ku.
Saya adalah obat untuk para mahluk hidup.
Yang Terbaik dari seluruh obat,
Itu akan saya ajarkan kepada kamu.
Itu yang menentramkan seluruh penyakit,
yang telah menjangkiti para mahluk hidup.
Penyakit dari kemelekatan adalah sebuah penyakit yang besar.
Tak tertahankan, itu menakutkan dunia.
Penyakit dari kebodohan adalah besar dan dahsyat,
membuat seseorang mengembara tanpa pikiran.
Para mahluk hidup pergi ke neraka-neraka,
dan demikian juga, diantara para preta dan binatang,
mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan ini dikuasai oleh kemurkaan:
Bagaimana mereka dapat ditentramkan?
Mereka berkata:
Dengan mendengar Dharma luhur ini,
kami akan bebas dari semua penderitaan.
Kami yang dari pikiran kekanak-kanakan dan bodoh,
tetapi setelah bebas dari semua penderitaan,
kami meninggalkan perbuatan tindakan-tindakan jahat.
Semoga kami mendengar permberian dari Dharma.
Setelah menghentikan semua perbuatan-perbuatan jahat,
Kami menghentikan penderitaan yang mengerikan, juga.
Semoga kami dengan cepat melihat Sang Buddha Sempurna,
Sang Tabib yang menentramkan semua penyakit.
Dia adalah Sang Raja Tabib,
menyembuhkan semua yang menderita.
Untuk memberikan Penghormatan kepada Sang Tathagata,
Sesepuh, tolong cepatlah berangkat.
Setelah bersujud, tolong ucapkan kata-kata kami
kepada Sang Pemimpin Dunia.
Menentramkan sepenuhnya penyakit ini.
Seluruh tubuh sepenuhnya terbakar berkobar-kobar.
Menentramkan api yang menakutkan ini,
yang membakar habis dan menghancurkan kedamaian kami.
Beban dari tubuh adalah sebuah beban berat,
sebuah beban yang luar biasa dahsyat dan tajam.
Bagi kami, yang dibanjiri dengan penderitaan,
Ikatan sumpah Pertapa, memiliki belas kasihan.
Para mahluk hidup memikul terus-menerus,
beban yang menyesakkan nafas dari kemurkaan dan kebodohan.
Tidak mengetahui bagaimana terbebas dari beban itu,
mereka memikulnya terus-menerus.
Mereka yang tidak mengetahui Jalan Kebebasan,
dan yang tidak melihat jalan kebebasan,
meskipun mereka sadar akan kematian,
masih juga ini tidak menghasilkan ketakutan.
Berpikir, 'Saya tidak akan mati,'
mereka yang beristirahat dengan senang
adalah sepenuhnya bingung.
Disebabkan oleh itu, walaupun mereka melihat
ibu mereka meninggal, mereka tidak sadar.
Beberapa tidak mengingat ayah mereka,
terus-menerus tertekan oleh penyakit dan
terganggu oleh angan-angan khayalan dan karma.
Bagaimanakah dalam hal ini, untuk kami makan?
Bodoh dan letih oleh penderitaan,
kami kehabisan tenaga tak berujung.
Penderitaan sepeti ini dari milik kamu
timbul dari dasar kebodohan.
Membeda-bedakan, perasaan dan
unsur-unsur jiwa yang berkondisi adalah
suatu yang amat sangat menakutkan, beban yang berat.
Disebabkan oleh idaman, para mahluk hidup yang bersifat kanak-kanak mengembara
sepenuhnya, tidak sadar akan Dharma.
Dikelilingi oleh beban dari tubuh,
mereka terlahir kedalam dunia yang tak berarti.
Mereka butuh kebersihan, pakaian-pakaian yang sangat indah,
air untuk mandi dan pembersih-pembersih kulit.
Mereka akan membutuhkan makanan lezat,
yang memuaskan tubuh itu.
Telinga, juga membuat seseorang mencari-cari,
lima alat-alat musik yang menarik.
Mata membuat seseorang melekat untuk membayangkan,
bahan-bahan yang terbuat dari tujuh permata mulia.
Lidah, juga membuat seseorang mencari-cari
seluruh rasa yang lezat.
Tubuh membuat seseorang terus-menerus mencari
benda-benda lembut dan terang untuk disentuh.
Tubuh mencapai sebuah pasangan daging,
bahkan dengan kesenangan, dan dari itu,
tubuh yang tidak punya kesadaran ini dihasilkan.
Siapa yang akan menemukan kesenangan dalam itu?
Dengan memakai alas kaki yang sangat baik,
disanalah kaki saya menemukan kesenangan.
Masih ketika itu tiba saatnya untuk mati,
Pakaian-pakaian dan pembersih-pembersih kulit ini tidak memberikan perlindungan.
Sejak bahkan tubuh tidak ada perlindungan,
tidak perlu untuk mengatakan pakaian-pakaian dan pembersih kulit.
Apa yang disebut 'manusia' adalah tubuh itu.
Itu akan mencapai nafas dan kekuatan besar,
tenaga untuk mendengar dan memeriksa.
Dalam itu, tubuh mempunyai kualitas-kualitas besar.
Dahulu saya minum sampai mabuk dan berkelana,
selalu ditemani kuda-kuda dan gajah-gajah.
Sejak saya tidak mengetahui Dharma yang membebaskan,
sungguh menjadi melekat diri saya pada perbuatan-perbuatan jahat.
Sejak saya tidak mengetahui kehidupan-kehidupan yang akan datang,
untuk kesenangan saya, saya telah melakukan kejahatan.
Berulang-ulang saya terlahir.
Berulang-ulang kematian datang kepada saya.
Berulang-ulang saya melihat dukacita,
sepenuhnya terikat oleh ratapan.
Saya juga melihat ibu saya meninggal.
Saya juga melihat kematian dari ayah saya,
dari teman-teman, kakak-kakak, anak-anak, istri-istri.
Sejak semua yang merupakan gabungan adalah kosong,
Mahluk hidup apakah dengan sebuah akal pikiran yang akan menjadi melekat?
Tetapi dengan pikiran saya yang tertawan oleh hawa nafsu,
Saya pikir mereka dapat dipercaya.
Saya tidak mengamati Dharma yang penuh kedamaian.
Tiada kesenangan apapun dalam kematian.
Disebabkan oleh akal pikiran yang digelapkan oleh hawa nafsu,
saya tidak membuat persembahan-persembahan.
Hawa nafsu demikian tanpa persamaan dalam kejahatan.
dan masih juga itu belum ditolak.
Sepenuhnya keliru, kami dilahirkan.
Para mahluk hidup tak ada habis-habisnya keliru.
Sepenuhnya keliru, kami mendengar bunyi-bunyi,
berpegang pada apa yang bukan merupakan Dharma suci.
Kami mencari pembebasan dan samadhi.
Kami tidak akan memikul beban dari tubuh.
Semoga kami menjadi Pemimpin para mahluk hidup,
Para Buddha, Para Guru, demi kepentingan dunia.
Seorang Buddha adalah Ibu dan Ayah dunia.
Seorang Buddha yang menampakkan sang jalan,
menyebabkan hujan dari permata-permata turun,
dimana-mana diatas bumi.
emas, perak, dan kristal
semua kekayaan saya akan saya persembahkan.
Saya bahkan akan menjadi seorang pelayan.
Dalam cara yang para pelayan kerjakan
saya akan menyelenggarakan apapun dan seluruh tugas.'
Kami tidak butuh kerajaan atau tanah milik.
tidak juga kekayaan atau bahkan biji-biji padi.
Kami tidak membutuhkan tubuh kami sendiri;
mereka yang berbuat jahat tidak akan terbebas.
Demikian juga, O Sesepuh,
Kami tidak mempunyai kebutuhan untuk makanan.
Mereka yang memakan makanan-makanan enak,
bahkan raja-raja, juga akan mati.
Mereka yang meminum minuman-minuman terbaik,
putra-putra deva, juga akan mati.
Makanan dan minuman dipersiapkan dengan ketrampilan,
dari berbagai macam banyak rasa,
diletakkan didepan Raja, dan kemudian,
dengan lidahnya, dia menyentuhnya.
Lalu para raja menjadi melekat untuk mengecap citra rasa
dan melakukan tidak sedikit perbuatan-perbuatan jahat.
Melekat pada citra rasa yang tidak kekal,
yang tidak cukup dalam intisari.
Kami tidak mempunyai kebutuhan untuk minuman,
tidak juga kami mempunyai kebutuhan untuk makanan.
Apa yang dibutuhkan adalah seperti Dharma itu sendiri
yang membebaskan kami dari penderitaan.
Dalam seseorang yang terlepas dari perbudakan idaman,
bebas dari perbudakan angan-angan khayalan,
dan sepenuhnya bebas dari semua perbudakan:
Dalam Buddha itulah kami mengambil perlindungan.
Kami ingin pergi untuk tempat perlindungan
ke tempat Sang Guru Bijaksana yang melindungi dunia.
Kami juga ingin pergi untuk bersujud
untuk Dia yang menggembirakan para mahluk hidup yang melihat.
Sejak kami tidak mengetahui nama Kamu,
tolong beritahukan kami nama Kamu yang sangat terkenal.
Bhaisajyasena berkata:
Kamu dan seluruh mahluk hidup juga
mempunyai keinginan untuk mendengar nama itu.
Para mahluk hidup berusia muda dalam kotisatasahasrairnavakaiḥ
mengelilingi Sang Tathagata.
Mereka berkata:
Kamu adalah Sravaka dari Buddha itu.
Nama Mu amat sangat baik termasyur.
Serupa juga Para mahluk hidup
mempunyai keinginan untuk mendengar nama Mu.
Dia berkata:
Bhaisajyasena adalah nama Ku.
Saya adalah obat untuk para mahluk hidup.
Yang Terbaik dari seluruh obat,
Itu akan saya ajarkan kepada kamu.
Itu yang menentramkan seluruh penyakit,
yang telah menjangkiti para mahluk hidup.
Penyakit dari kemelekatan adalah sebuah penyakit yang besar.
Tak tertahankan, itu menakutkan dunia.
Penyakit dari kebodohan adalah besar dan dahsyat,
membuat seseorang mengembara tanpa pikiran.
Para mahluk hidup pergi ke neraka-neraka,
dan demikian juga, diantara para preta dan binatang,
mahluk hidup yang bersifat kekanak-kanakan ini dikuasai oleh kemurkaan:
Bagaimana mereka dapat ditentramkan?
Mereka berkata:
Dengan mendengar Dharma luhur ini,
kami akan bebas dari semua penderitaan.
Kami yang dari pikiran kekanak-kanakan dan bodoh,
tetapi setelah bebas dari semua penderitaan,
kami meninggalkan perbuatan tindakan-tindakan jahat.
Semoga kami mendengar permberian dari Dharma.
Setelah menghentikan semua perbuatan-perbuatan jahat,
Kami menghentikan penderitaan yang mengerikan, juga.
Semoga kami dengan cepat melihat Sang Buddha Sempurna,
Sang Tabib yang menentramkan semua penyakit.
Dia adalah Sang Raja Tabib,
menyembuhkan semua yang menderita.
Untuk memberikan Penghormatan kepada Sang Tathagata,
Sesepuh, tolong cepatlah berangkat.
Setelah bersujud, tolong ucapkan kata-kata kami
kepada Sang Pemimpin Dunia.
Menentramkan sepenuhnya penyakit ini.
Seluruh tubuh sepenuhnya terbakar berkobar-kobar.
Menentramkan api yang menakutkan ini,
yang membakar habis dan menghancurkan kedamaian kami.
Beban dari tubuh adalah sebuah beban berat,
sebuah beban yang luar biasa dahsyat dan tajam.
Bagi kami, yang dibanjiri dengan penderitaan,
Ikatan sumpah Pertapa, memiliki belas kasihan.
Para mahluk hidup memikul terus-menerus,
beban yang menyesakkan nafas dari kemurkaan dan kebodohan.
Tidak mengetahui bagaimana terbebas dari beban itu,
mereka memikulnya terus-menerus.
Mereka yang tidak mengetahui Jalan Kebebasan,
dan yang tidak melihat jalan kebebasan,
meskipun mereka sadar akan kematian,
masih juga ini tidak menghasilkan ketakutan.
Berpikir, 'Saya tidak akan mati,'
mereka yang beristirahat dengan senang
adalah sepenuhnya bingung.
Disebabkan oleh itu, walaupun mereka melihat
ibu mereka meninggal, mereka tidak sadar.
Beberapa tidak mengingat ayah mereka,
terus-menerus tertekan oleh penyakit dan
terganggu oleh angan-angan khayalan dan karma.
Bagaimanakah dalam hal ini, untuk kami makan?
Bodoh dan letih oleh penderitaan,
kami kehabisan tenaga tak berujung.
Penderitaan sepeti ini dari milik kamu
timbul dari dasar kebodohan.
Membeda-bedakan, perasaan dan
unsur-unsur jiwa yang berkondisi adalah
suatu yang amat sangat menakutkan, beban yang berat.
Disebabkan oleh idaman, para mahluk hidup yang bersifat kanak-kanak mengembara
sepenuhnya, tidak sadar akan Dharma.
Dikelilingi oleh beban dari tubuh,
mereka terlahir kedalam dunia yang tak berarti.
Mereka butuh kebersihan, pakaian-pakaian yang sangat indah,
air untuk mandi dan pembersih-pembersih kulit.
Mereka akan membutuhkan makanan lezat,
yang memuaskan tubuh itu.
Telinga, juga membuat seseorang mencari-cari,
lima alat-alat musik yang menarik.
Mata membuat seseorang melekat untuk membayangkan,
bahan-bahan yang terbuat dari tujuh permata mulia.
Lidah, juga membuat seseorang mencari-cari
seluruh rasa yang lezat.
Tubuh membuat seseorang terus-menerus mencari
benda-benda lembut dan terang untuk disentuh.
Tubuh mencapai sebuah pasangan daging,
bahkan dengan kesenangan, dan dari itu,
tubuh yang tidak punya kesadaran ini dihasilkan.
Siapa yang akan menemukan kesenangan dalam itu?
Dengan memakai alas kaki yang sangat baik,
disanalah kaki saya menemukan kesenangan.
Masih ketika itu tiba saatnya untuk mati,
Pakaian-pakaian dan pembersih-pembersih kulit ini tidak memberikan perlindungan.
Sejak bahkan tubuh tidak ada perlindungan,
tidak perlu untuk mengatakan pakaian-pakaian dan pembersih kulit.
Apa yang disebut 'manusia' adalah tubuh itu.
Itu akan mencapai nafas dan kekuatan besar,
tenaga untuk mendengar dan memeriksa.
Dalam itu, tubuh mempunyai kualitas-kualitas besar.
Dahulu saya minum sampai mabuk dan berkelana,
selalu ditemani kuda-kuda dan gajah-gajah.
Sejak saya tidak mengetahui Dharma yang membebaskan,
sungguh menjadi melekat diri saya pada perbuatan-perbuatan jahat.
Sejak saya tidak mengetahui kehidupan-kehidupan yang akan datang,
untuk kesenangan saya, saya telah melakukan kejahatan.
Berulang-ulang saya terlahir.
Berulang-ulang kematian datang kepada saya.
Berulang-ulang saya melihat dukacita,
sepenuhnya terikat oleh ratapan.
Saya juga melihat ibu saya meninggal.
Saya juga melihat kematian dari ayah saya,
dari teman-teman, kakak-kakak, anak-anak, istri-istri.
Sejak semua yang merupakan gabungan adalah kosong,
Mahluk hidup apakah dengan sebuah akal pikiran yang akan menjadi melekat?
Tetapi dengan pikiran saya yang tertawan oleh hawa nafsu,
Saya pikir mereka dapat dipercaya.
Saya tidak mengamati Dharma yang penuh kedamaian.
Tiada kesenangan apapun dalam kematian.
Disebabkan oleh akal pikiran yang digelapkan oleh hawa nafsu,
saya tidak membuat persembahan-persembahan.
Hawa nafsu demikian tanpa persamaan dalam kejahatan.
dan masih juga itu belum ditolak.
Sepenuhnya keliru, kami dilahirkan.
Para mahluk hidup tak ada habis-habisnya keliru.
Sepenuhnya keliru, kami mendengar bunyi-bunyi,
berpegang pada apa yang bukan merupakan Dharma suci.
Kami mencari pembebasan dan samadhi.
Kami tidak akan memikul beban dari tubuh.
Semoga kami menjadi Pemimpin para mahluk hidup,
Para Buddha, Para Guru, demi kepentingan dunia.
Seorang Buddha adalah Ibu dan Ayah dunia.
Seorang Buddha yang menampakkan sang jalan,
menyebabkan hujan dari permata-permata turun,
dimana-mana diatas bumi.
Terakhir diubah oleh sen tanggal Sun Dec 27, 2009 2:27 pm, total 1 kali diubah
Mahayana Arya Sanghata Suttram Maha Dharmaparyaya
Para mahluk hidup bodoh tidak mengetahui,
dari jenis apakah kumpulan Dharma itu.
Seseorang yang membaktikan pikirannya untuk Penerangan Agung
akan melaksanakan kumpulan Dharma.
Semua yang merupakan gabungan adalah kosong.
Kosong juga adalah kekayaan dan harta.
Ketika seseorang melihat sebagai kekosongan bahkan dirinya sendiri,
pada saat itu, dia tidak memiliki harapan-harapan keinginan.
Sesepuh, Bhaisajyasena,
tolong dengarlah kata-kata ini dari kami.
Demi kepentingan Para Bodhisattva,
kami meminta kamu untuk berangkat sebagai pembawa pesan.
Mengingat kembali semua kesalahan-kesalahan samsara,
Para Bodhisattva tidak kelelahan.
Diberkahi dengan usaha dan kecermatan besar,
Mereka akan mengumpulkan seluruh kualitas-kualitas baik.
Tolong pergilah ke tempat dimana Sang Guru berada,
Sang Guru sepenuhnya terbangun dalam Kebahagiaan.
Sang Penakluk yang bahkan tidak sedikit pun lelah.
Demi kepentingan kami, mohon pergi katakanlah kepada Dia:
'Kamu telah menaklukkan mara dan
mengalahkan dia walaupun kekuatannya.
Kamu dengan cepat menyalakan terang Dharma
yang membantu dan menyokong seluruh mahluk hidup.'
Sejak kami belum mendengar Sang Dharma
dengan bagaimana kami akan menjadi Para Buddha,
agar memberi manfaat kepada kami,
Sesepuh, kami meminta Kamu untuk pergi secepatnya.
Kami belum melihat Sang Tathagata,
Diberkahi dengan 32 Tanda-Tanda,
Sampai kami melihat-Nya, kami tidak akan menyeberangi jalan.
Katakanlah juga, kami semua menunggu dengan penuh hormat.
Bhaisajyasena berkata:
"Lihatlah keatas sebentar.
Apa yang kamu lihat diatas sana?"
Mereka melihat keatas dan disana mereka melihat,
tiga ribu dan lima ribu,
istana-istana tinggi semuanya,
tinggal diatas, semuanya berdekatan.
Itu semua terhias dengan sangat indah,
dengan tujuh permata mulia dan terhias baik,
dengan sebuah pola dari permata-permata.
Bagian dalamnya adalah bunga-bunga dalam kemekaran penuh,
dan dupa yang hebat sekali berhembus turun.
Pada saat itu, mereka bertanya kepada Sang Sesepuh:
"Keanehan apakah yang muncul dengan tiba-tiba ini,
dari istana-istana tinggi,
dengan pola-pola permata
dan kawat-kawat pijar teratai sepanjang seluruhnya?"
Bhaisajyasena berkata:
Tempat-tempat ini adalah untuk mu.
Pergilah supaya kamu dapat melihat Sang Buddha.
Bungkukkan diri kepada Dia Yang adalah Sang Pemimpin,
Yang telah lewat melebihi dunia ini,
kepada Dia yang menerangi dunia.
Mereka berkata:
Tetapi kami tahu tidak ada jalan menuju Dia,
tidak juga Sang Tathagata terlihat.
Sejak kami tidak tahu jalan,
Kemana harus kami pergi untuk bersujud?
Bhaisajyasena berkata:
Seperti layaknya angkasa yang tanpa batas,
dan tidak mudah untuk disentuh,
jadi itu tidak mungkin untuk pergi
untuk membungkuk dihadapan Sang Guru,
yang memberi keluar nektar.
Sama seperti cara gunung sumeru diam,
demikian juga Sang Guru dalam kediaman-Nya.
Gunung sumeru tidak mudah untuk diukur,
demikian juga kedalaman dari maha samudera.
Adalah mungkin untuk menghitung bintik-bintik dari debu
yang ditemukan di Trisahassra mahasahassra lokadhatu,
tetapi disana tidak ada pengetahuan kepastian dari kemunculan Para Buddha,
Para Bodhisattva dari sepuluh penjuru
membungkuk dihadapan Dia Yang Menerangi Dunia.
Mereka berkata:
Pelindung Dunia, lihatlah kami.
Tolong kabulkan keinginan kami.
Kami membungkuk dari hati kami.
kepada Sang Guru, dan dari itu
semoga kami mencapai buah itu.
Bhaisajyasena berkata:
Sang Guru tidak ada kemelekatan pada,
wangi-wangian; tidak satupun pada karangan-karangan bunga,
atau pada pembersih-pembersih kulit.
Dia menegakkan sebab para mahluk hidup,
dan oleh Dia, mereka akan dibebaskan
dari kehidupan yang berkondisi.
Mereka yang telah menundukkan pikiran-pikiran mereka,
dan pergi untuk berlindung pada Sang Buddha,
tidak akan ikut berperang,
oleh mara yang sangat menakutkan.
Mereka tidak akan datang dibawah kuasa kematian.
Mereka akan dengan cepat mencapai Dharani.
Pikiran-pikiran mereka akan bersemangat dengan keyakinan murni,
dan setelah itu, mereka akan melihat Sang Guru.
Kemudian Sang Bhagavan, Sang Tathagata yang bersuara menggembirakan
seperti suara dari seekor burung kalavinka, menunjukkan sebuah
senyuman. Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang
luhur bangkit dari tempat duduknya, membungkuk didepan Sang Bhagavan
dengan telapak tangan bersama dan berkata kepada Sang Bhagavan,
"Bhagavan, 84.000 sinar terang telah datang keluar dari muka Mu, dan
trisahasra mahasahasra lokadhatu dan segala sesuatu didalamnya ditutupi
dengan sinar-sinar terang ini. Seluruh tiga puluh dua neraka-neraka
besar (mahānirayā) ditutupi dengan mereka (sinar-sinar terang itu),
juga. Mereka (sinar-sinar terang itu) juga menerangi tiga puluh dua
alam-alam dewa. Sinar-sinar terang ini adalah dari bermacam-macam warna
besar seperti hijau, kuning, merah, putih, merah tua, kristal dan
perak. Sinar-sinar terang ini, setelah bermunculan dari muka dari Sang
Bhagavan, melakukan segala sesuatu untuk menghasilkan kebahagiaan untuk
para mahluk hidup dari trisahasra mahasahasra lokadhatu, dan setelah
itu mereka (sinar-sinar terang itu) kembali, mengelilingi Sang Bhagavan
tujuh kali (saptakṛt pradakṣiṇākṛtya) dan menghilang kedalam mahkota
Sang Bhagavan. Alasan apakah dengan menunjukkan senyuman yang
menghasilkan ini? Kondisi-kondisi apakah itu?"
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur juga berkata
kepada Sang Bhagavan, "Bhagavan, jika sebuah kesempatan diberikan
kepada saya, saya ingin bertanya persoalan tertentu dari Sang Bhagavan
Tathagata Arhanta SamyakSamBuddha."
Dia mengucapkan ini dan Sang Bhagavan mengucapkan demikian kepada Sang
Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur: "Bhaisajyasena, bertanyalah
apapun yang kamu inginkan dan saya akan memuaskan pikiran mu dengan
sebuah penjelasan apapun yang ditanyakan."
Dia berkata, "Bhagavan, setelah 30.000 para mahluk berusia muda itu
yang bangkit telah mengerti ajaran Dharma halus dari Sang Tathagata,
mereka berkata kepada para mahluk berusia tua: 'Kamu yang berusia tua
tidak mengetahui Dharma. Kamu terus-menerus melekat pada apa yang bukan
Dharma dan pada yang tidak berkebajikan.' Ketika mereka berkata hal-hal
halus ini yang tidak menyenangkan dan mengucapkannya keluar dengan
terus terang dan demikian mengakibatkan kerusakan, Bhagavan, mengapa
mereka mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dan menarik ini?"
Sang Bhagavan berkata:"Bhaisajyasena, apakah kamu tidak mengetahui
mengapa mereka mengucapkan kata-kata ini? Mereka mengucapkan kata-kata
yang lembut dan luar biasa menyenangkan untuk Sang Tathagata. Karena
mereka telah mendengar Dharma, disebabkan oleh itu, Bhaisajyasena,
mereka akan mengerti arti dari semua Dharma. Mereka akan menjadi
terberkahi dengan semua kualitas-kualitas baik. Mereka semua akan
mencapai Dharani. Dari hari ini, mereka akan tinggal di dalam dasa
bhumi (Bodhisattva Tingkat sepuluh). Hari ini mereka akan membunyikan
genderang Dharma Besar. Hari ini mereka akan menjadi terberkahi dengan
sifat-sifat dari Dharma Besar (Maha Dharma)."
Dia berkata: " saya melihat mereka, Bhagavan. saya melihat mereka, Sugata."
Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, pada seluruh hari ini, para
mahluk hidup berusia muda ini akan didudukkan pada istana-istana tinggi
ini dan kemudian akan memperoleh pencapaian terang dari Dharma. Pada
seluruh hari ini, mereka akan menghasilkan penyelesaian dari seluruh
Dharma luhur (sarvakuśaladharmapāripūriṁ). Hari ini mereka akan memukul
genderang Dharma Besar (mahādharmadundubhiṁ). Hari ini banyak
tingkat-tingkat deva (devanikāyānāmadya) akan dibuat untuk memperoleh
sebuah pencapaian langsung dari Dharma. Bahkan banyak mahluk hidup dari
alam neraka bertempat tinggal dalam alam-alam yang salah, setelah
mendengar ajaran dari Kebijaksanaan Sang Tathagata
(tathāgatajñānanirdeśaṁ), akan mengatasi putaran kehidupan dan menjadi
menang. Pada saat itu, seluruh 90.000 juta para mahluk berusia tua akan
mencapai 'buah dari Pemasuk Arus (srotaāpattiphalaṁ)', dan mereka
semuanya akan menjadi terberkahi dengan Dharma juga. Bhaisajyasena,
mereka semua akan menyelesaikan dengan baik penglihatan akan Semua
Tathagata (sarvatathāgatadarśanaṁ). Bhaisajyasena, mereka semua akan
menjadi terberkahi dengan Suara dari Dharma Besar
(mahādharmasamanvāgatā). Bhaisajyasena, lihatlah dalam keempat penjuru."
Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur melihat dimana-mana
dalam empat penjuru, dan dari timur, disana datang Banyak Bodhisattva
seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 50 juta sungai gangga.
Dari selatan, disana datang Banyak Bodhisattva seperti banyaknya
butiran dari pasir didalam 60 juta sungai gangga. Dari barat, disana
datang Banyak Bodhisattva seperti banyaknya butiran dari pasir didalam
70 juta sungai gangga. Dari utara, disana datang Banyak Bodhisattva
seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 80 juta sungai gangga.
Dari bawah, disana datang Banyak Bodhisattva seperti banyaknya butiran
dari pasir didalam 90 juta sungai gangga, dan dari atas, disana datang
Banyak Bodhisattva seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 100
juta sungai gangga. Setelah mereka telah tiba, mereka duduk pada satu
sisi dihadapan Sang Bhagavan.
Mereka didudukkan pada satu sisi, dan Sang Bodhisattva, Sang
Bhaisajyasena Yang Luhur berkata kepada Sang Bhagavan, "Bhagavan,
bentuk-bentuk hitam dan bentuk-bentuk merah apakah yang dapat dilihat
diatas langit?"
Dia berkata, "Bhaisajyasena, apakah kamu tidak tahu bentuk-bentuk hitam
dan bentuk-bentuk merah apakah yang terlihat diatas langit? Sang
Tathagata mengetahui. Bhaisajyasena, ini adalah mara. Bhaisajyasena,
apakah kamu ingin untuk melihat?"
Dia berkata: "saya ingin, Bhagavan. saya ingin, Sugata."
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, Para Bodhisattva sama seperti
banyaknya butiran pasir didalam 100 juta sungai-sungai gangga telah
tiba."
Dia berkata: "Iya, Bhagavan. Iya, Sugata."
Dia berkata: "Bhagavan, untuk alasan apakah kedatangan dari Para Bodhisattva ini. Kondisi-kondisi apakah itu?"
Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, para mahluk berusia muda adalah
kondisi itu dengan mana seluruh para mahluk hidup sekarang akan menjadi
terberkahi dengan Dharma dari meditasi (dharmadhyānasamanvāgatā).
Bhaisajyasena, apakah kamu melihat para mahluk hidup dengan
bermacam-macam bentuk yang telah tiba disini dan bermacam-macam berkah
restu yang telah tiba disini melalui riddhibala?"
Dia berkata: "Saya melihat Para Bodhisattva sebanyak butiran-butiran
pasir didalam 100 juta sungai-sungai gangga dan Para Bodhisattva
sebanyak butiran-butiran pasir didalam ratusan dari ribuan dari banyak
sekali berjuta-juta (koṭīniyutaśatasahasragaṁgānadīvālikāsamā) dari
sungai-sungai gangga kekal melalui riddhibala dan mereka tinggal
didalam banyak rupa, banyak warna dan banyak bentuk. Para Bodhisattva
itu kekal dalam kediaman Arya Dharma. Saya telah melihat Para
Bodhisattva itu berdiam dalam tempat-tempat Dharma bersama-sama dengan
rombongan Mereka.
Setelah Sang Bhagavan telah mengucapkan demikian, Sarva Shura
Bodhisattva Mahasattva dan Bhaisajyasena Bodhisattva Mahasattva, dan
seluruh Para Bodhisattva berusia muda dan Para Bodhisattva berusia tua,
bersama-sama dengan seluruh anggota Pesamuan dan dunia dengan Para
Deva, manusia, asura, gandharva nya girang gembira, dan memuji Pidato
Sang Bhagavato.
Iti Arya saṁghāṭaṁ nāma mahāyāna sūtraṁ mahā dharmaparyāyaṁ
(Demikianlah Sutra Mahayana yang bernama Arya Sanghata Dharmaparyaya besar)
dari jenis apakah kumpulan Dharma itu.
Seseorang yang membaktikan pikirannya untuk Penerangan Agung
akan melaksanakan kumpulan Dharma.
Semua yang merupakan gabungan adalah kosong.
Kosong juga adalah kekayaan dan harta.
Ketika seseorang melihat sebagai kekosongan bahkan dirinya sendiri,
pada saat itu, dia tidak memiliki harapan-harapan keinginan.
Sesepuh, Bhaisajyasena,
tolong dengarlah kata-kata ini dari kami.
Demi kepentingan Para Bodhisattva,
kami meminta kamu untuk berangkat sebagai pembawa pesan.
Mengingat kembali semua kesalahan-kesalahan samsara,
Para Bodhisattva tidak kelelahan.
Diberkahi dengan usaha dan kecermatan besar,
Mereka akan mengumpulkan seluruh kualitas-kualitas baik.
Tolong pergilah ke tempat dimana Sang Guru berada,
Sang Guru sepenuhnya terbangun dalam Kebahagiaan.
Sang Penakluk yang bahkan tidak sedikit pun lelah.
Demi kepentingan kami, mohon pergi katakanlah kepada Dia:
'Kamu telah menaklukkan mara dan
mengalahkan dia walaupun kekuatannya.
Kamu dengan cepat menyalakan terang Dharma
yang membantu dan menyokong seluruh mahluk hidup.'
Sejak kami belum mendengar Sang Dharma
dengan bagaimana kami akan menjadi Para Buddha,
agar memberi manfaat kepada kami,
Sesepuh, kami meminta Kamu untuk pergi secepatnya.
Kami belum melihat Sang Tathagata,
Diberkahi dengan 32 Tanda-Tanda,
Sampai kami melihat-Nya, kami tidak akan menyeberangi jalan.
Katakanlah juga, kami semua menunggu dengan penuh hormat.
Bhaisajyasena berkata:
"Lihatlah keatas sebentar.
Apa yang kamu lihat diatas sana?"
Mereka melihat keatas dan disana mereka melihat,
tiga ribu dan lima ribu,
istana-istana tinggi semuanya,
tinggal diatas, semuanya berdekatan.
Itu semua terhias dengan sangat indah,
dengan tujuh permata mulia dan terhias baik,
dengan sebuah pola dari permata-permata.
Bagian dalamnya adalah bunga-bunga dalam kemekaran penuh,
dan dupa yang hebat sekali berhembus turun.
Pada saat itu, mereka bertanya kepada Sang Sesepuh:
"Keanehan apakah yang muncul dengan tiba-tiba ini,
dari istana-istana tinggi,
dengan pola-pola permata
dan kawat-kawat pijar teratai sepanjang seluruhnya?"
Bhaisajyasena berkata:
Tempat-tempat ini adalah untuk mu.
Pergilah supaya kamu dapat melihat Sang Buddha.
Bungkukkan diri kepada Dia Yang adalah Sang Pemimpin,
Yang telah lewat melebihi dunia ini,
kepada Dia yang menerangi dunia.
Mereka berkata:
Tetapi kami tahu tidak ada jalan menuju Dia,
tidak juga Sang Tathagata terlihat.
Sejak kami tidak tahu jalan,
Kemana harus kami pergi untuk bersujud?
Bhaisajyasena berkata:
Seperti layaknya angkasa yang tanpa batas,
dan tidak mudah untuk disentuh,
jadi itu tidak mungkin untuk pergi
untuk membungkuk dihadapan Sang Guru,
yang memberi keluar nektar.
Sama seperti cara gunung sumeru diam,
demikian juga Sang Guru dalam kediaman-Nya.
Gunung sumeru tidak mudah untuk diukur,
demikian juga kedalaman dari maha samudera.
Adalah mungkin untuk menghitung bintik-bintik dari debu
yang ditemukan di Trisahassra mahasahassra lokadhatu,
tetapi disana tidak ada pengetahuan kepastian dari kemunculan Para Buddha,
Para Bodhisattva dari sepuluh penjuru
membungkuk dihadapan Dia Yang Menerangi Dunia.
Mereka berkata:
Pelindung Dunia, lihatlah kami.
Tolong kabulkan keinginan kami.
Kami membungkuk dari hati kami.
kepada Sang Guru, dan dari itu
semoga kami mencapai buah itu.
Bhaisajyasena berkata:
Sang Guru tidak ada kemelekatan pada,
wangi-wangian; tidak satupun pada karangan-karangan bunga,
atau pada pembersih-pembersih kulit.
Dia menegakkan sebab para mahluk hidup,
dan oleh Dia, mereka akan dibebaskan
dari kehidupan yang berkondisi.
Mereka yang telah menundukkan pikiran-pikiran mereka,
dan pergi untuk berlindung pada Sang Buddha,
tidak akan ikut berperang,
oleh mara yang sangat menakutkan.
Mereka tidak akan datang dibawah kuasa kematian.
Mereka akan dengan cepat mencapai Dharani.
Pikiran-pikiran mereka akan bersemangat dengan keyakinan murni,
dan setelah itu, mereka akan melihat Sang Guru.
Kemudian Sang Bhagavan, Sang Tathagata yang bersuara menggembirakan
seperti suara dari seekor burung kalavinka, menunjukkan sebuah
senyuman. Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang
luhur bangkit dari tempat duduknya, membungkuk didepan Sang Bhagavan
dengan telapak tangan bersama dan berkata kepada Sang Bhagavan,
"Bhagavan, 84.000 sinar terang telah datang keluar dari muka Mu, dan
trisahasra mahasahasra lokadhatu dan segala sesuatu didalamnya ditutupi
dengan sinar-sinar terang ini. Seluruh tiga puluh dua neraka-neraka
besar (mahānirayā) ditutupi dengan mereka (sinar-sinar terang itu),
juga. Mereka (sinar-sinar terang itu) juga menerangi tiga puluh dua
alam-alam dewa. Sinar-sinar terang ini adalah dari bermacam-macam warna
besar seperti hijau, kuning, merah, putih, merah tua, kristal dan
perak. Sinar-sinar terang ini, setelah bermunculan dari muka dari Sang
Bhagavan, melakukan segala sesuatu untuk menghasilkan kebahagiaan untuk
para mahluk hidup dari trisahasra mahasahasra lokadhatu, dan setelah
itu mereka (sinar-sinar terang itu) kembali, mengelilingi Sang Bhagavan
tujuh kali (saptakṛt pradakṣiṇākṛtya) dan menghilang kedalam mahkota
Sang Bhagavan. Alasan apakah dengan menunjukkan senyuman yang
menghasilkan ini? Kondisi-kondisi apakah itu?"
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur juga berkata
kepada Sang Bhagavan, "Bhagavan, jika sebuah kesempatan diberikan
kepada saya, saya ingin bertanya persoalan tertentu dari Sang Bhagavan
Tathagata Arhanta SamyakSamBuddha."
Dia mengucapkan ini dan Sang Bhagavan mengucapkan demikian kepada Sang
Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur: "Bhaisajyasena, bertanyalah
apapun yang kamu inginkan dan saya akan memuaskan pikiran mu dengan
sebuah penjelasan apapun yang ditanyakan."
Dia berkata, "Bhagavan, setelah 30.000 para mahluk berusia muda itu
yang bangkit telah mengerti ajaran Dharma halus dari Sang Tathagata,
mereka berkata kepada para mahluk berusia tua: 'Kamu yang berusia tua
tidak mengetahui Dharma. Kamu terus-menerus melekat pada apa yang bukan
Dharma dan pada yang tidak berkebajikan.' Ketika mereka berkata hal-hal
halus ini yang tidak menyenangkan dan mengucapkannya keluar dengan
terus terang dan demikian mengakibatkan kerusakan, Bhagavan, mengapa
mereka mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dan menarik ini?"
Sang Bhagavan berkata:"Bhaisajyasena, apakah kamu tidak mengetahui
mengapa mereka mengucapkan kata-kata ini? Mereka mengucapkan kata-kata
yang lembut dan luar biasa menyenangkan untuk Sang Tathagata. Karena
mereka telah mendengar Dharma, disebabkan oleh itu, Bhaisajyasena,
mereka akan mengerti arti dari semua Dharma. Mereka akan menjadi
terberkahi dengan semua kualitas-kualitas baik. Mereka semua akan
mencapai Dharani. Dari hari ini, mereka akan tinggal di dalam dasa
bhumi (Bodhisattva Tingkat sepuluh). Hari ini mereka akan membunyikan
genderang Dharma Besar. Hari ini mereka akan menjadi terberkahi dengan
sifat-sifat dari Dharma Besar (Maha Dharma)."
Dia berkata: " saya melihat mereka, Bhagavan. saya melihat mereka, Sugata."
Sang Bhagavan berkata : "Bhaisajyasena, pada seluruh hari ini, para
mahluk hidup berusia muda ini akan didudukkan pada istana-istana tinggi
ini dan kemudian akan memperoleh pencapaian terang dari Dharma. Pada
seluruh hari ini, mereka akan menghasilkan penyelesaian dari seluruh
Dharma luhur (sarvakuśaladharmapāripūriṁ). Hari ini mereka akan memukul
genderang Dharma Besar (mahādharmadundubhiṁ). Hari ini banyak
tingkat-tingkat deva (devanikāyānāmadya) akan dibuat untuk memperoleh
sebuah pencapaian langsung dari Dharma. Bahkan banyak mahluk hidup dari
alam neraka bertempat tinggal dalam alam-alam yang salah, setelah
mendengar ajaran dari Kebijaksanaan Sang Tathagata
(tathāgatajñānanirdeśaṁ), akan mengatasi putaran kehidupan dan menjadi
menang. Pada saat itu, seluruh 90.000 juta para mahluk berusia tua akan
mencapai 'buah dari Pemasuk Arus (srotaāpattiphalaṁ)', dan mereka
semuanya akan menjadi terberkahi dengan Dharma juga. Bhaisajyasena,
mereka semua akan menyelesaikan dengan baik penglihatan akan Semua
Tathagata (sarvatathāgatadarśanaṁ). Bhaisajyasena, mereka semua akan
menjadi terberkahi dengan Suara dari Dharma Besar
(mahādharmasamanvāgatā). Bhaisajyasena, lihatlah dalam keempat penjuru."
Sang Bodhisattva, Sang Bhaisajyasena yang luhur melihat dimana-mana
dalam empat penjuru, dan dari timur, disana datang Banyak Bodhisattva
seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 50 juta sungai gangga.
Dari selatan, disana datang Banyak Bodhisattva seperti banyaknya
butiran dari pasir didalam 60 juta sungai gangga. Dari barat, disana
datang Banyak Bodhisattva seperti banyaknya butiran dari pasir didalam
70 juta sungai gangga. Dari utara, disana datang Banyak Bodhisattva
seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 80 juta sungai gangga.
Dari bawah, disana datang Banyak Bodhisattva seperti banyaknya butiran
dari pasir didalam 90 juta sungai gangga, dan dari atas, disana datang
Banyak Bodhisattva seperti banyaknya butiran dari pasir didalam 100
juta sungai gangga. Setelah mereka telah tiba, mereka duduk pada satu
sisi dihadapan Sang Bhagavan.
Mereka didudukkan pada satu sisi, dan Sang Bodhisattva, Sang
Bhaisajyasena Yang Luhur berkata kepada Sang Bhagavan, "Bhagavan,
bentuk-bentuk hitam dan bentuk-bentuk merah apakah yang dapat dilihat
diatas langit?"
Dia berkata, "Bhaisajyasena, apakah kamu tidak tahu bentuk-bentuk hitam
dan bentuk-bentuk merah apakah yang terlihat diatas langit? Sang
Tathagata mengetahui. Bhaisajyasena, ini adalah mara. Bhaisajyasena,
apakah kamu ingin untuk melihat?"
Dia berkata: "saya ingin, Bhagavan. saya ingin, Sugata."
Sang Bhagavan berkata, "Bhaisajyasena, Para Bodhisattva sama seperti
banyaknya butiran pasir didalam 100 juta sungai-sungai gangga telah
tiba."
Dia berkata: "Iya, Bhagavan. Iya, Sugata."
Dia berkata: "Bhagavan, untuk alasan apakah kedatangan dari Para Bodhisattva ini. Kondisi-kondisi apakah itu?"
Sang Bhagavan berkata: "Bhaisajyasena, para mahluk berusia muda adalah
kondisi itu dengan mana seluruh para mahluk hidup sekarang akan menjadi
terberkahi dengan Dharma dari meditasi (dharmadhyānasamanvāgatā).
Bhaisajyasena, apakah kamu melihat para mahluk hidup dengan
bermacam-macam bentuk yang telah tiba disini dan bermacam-macam berkah
restu yang telah tiba disini melalui riddhibala?"
Dia berkata: "Saya melihat Para Bodhisattva sebanyak butiran-butiran
pasir didalam 100 juta sungai-sungai gangga dan Para Bodhisattva
sebanyak butiran-butiran pasir didalam ratusan dari ribuan dari banyak
sekali berjuta-juta (koṭīniyutaśatasahasragaṁgānadīvālikāsamā) dari
sungai-sungai gangga kekal melalui riddhibala dan mereka tinggal
didalam banyak rupa, banyak warna dan banyak bentuk. Para Bodhisattva
itu kekal dalam kediaman Arya Dharma. Saya telah melihat Para
Bodhisattva itu berdiam dalam tempat-tempat Dharma bersama-sama dengan
rombongan Mereka.
Setelah Sang Bhagavan telah mengucapkan demikian, Sarva Shura
Bodhisattva Mahasattva dan Bhaisajyasena Bodhisattva Mahasattva, dan
seluruh Para Bodhisattva berusia muda dan Para Bodhisattva berusia tua,
bersama-sama dengan seluruh anggota Pesamuan dan dunia dengan Para
Deva, manusia, asura, gandharva nya girang gembira, dan memuji Pidato
Sang Bhagavato.
Iti Arya saṁghāṭaṁ nāma mahāyāna sūtraṁ mahā dharmaparyāyaṁ
(Demikianlah Sutra Mahayana yang bernama Arya Sanghata Dharmaparyaya besar)
Mahayana Arya Sanghata Suttram Maha Dharmaparyaya
[CENTER]Namah Sarva Mahayana Bodhisattva Mahasattvaya
Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya
Om Vajrapani Hum
Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya
Om Vajrapani Hum
Arya Sanghatam Mahayana Suttram Maha Dharmaparyaya dapat juga dibaca melalui link dibawah ini:
Arya Mahayana :: View topic - Mahayana Arya Sanghata Suttram Dharmaparyaya
Similar topics
» Arya Gambhira Samdhinirmocana Nama Mahayana Sutra
» Mahayana Arya Amoghapasa Hrdaya Sutram
» Arya Maha Vairocana Abhisambodhi Vikurvit Adhisthana Vaipulya Sutrendraraja Nama Dharmaparyaya Mahayana Suttram
» Guna Buddhapratima Pratipadyati Mahayana Sutra
» Mahayana Arya Sarvatathagatadhisthanahrdayaguhyadhatukaranndamudradharanisutram
» Mahayana Arya Amoghapasa Hrdaya Sutram
» Arya Maha Vairocana Abhisambodhi Vikurvit Adhisthana Vaipulya Sutrendraraja Nama Dharmaparyaya Mahayana Suttram
» Guna Buddhapratima Pratipadyati Mahayana Sutra
» Mahayana Arya Sarvatathagatadhisthanahrdayaguhyadhatukaranndamudradharanisutram
BUDDHIST COMPILATION FORUM :: BUDDHIST COMPILATION FORUM :: Tentang Agama Buddha berbagai aliran :: Mahayana
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik