Guna Buddhapratima Pratipadyati Mahayana Sutra
Halaman 1 dari 1
Guna Buddhapratima Pratipadyati Mahayana Sutra
namo Amitābhāya
(Terpujilah Amitabha)
Namo Sarvajna Siddha Tathagataya
(Terpujilah Guru Siddhi Yang Maha Mengetahui Yang Telah Datang)
namo 'cintyagunāntarātmane
(Terpujilah Yang Memiliki Kebajikan Tidak Terbayangkan)
(Taisho Tripitaka 692)
Guna Buddhapratima Pratipadyati Mahayana Sutra
(Sutra Kendaraan Agung Kebajikan dari Membuat Patung Buddha)
(Terpujilah Amitabha)
Namo Sarvajna Siddha Tathagataya
(Terpujilah Guru Siddhi Yang Maha Mengetahui Yang Telah Datang)
namo 'cintyagunāntarātmane
(Terpujilah Yang Memiliki Kebajikan Tidak Terbayangkan)
(Taisho Tripitaka 692)
Guna Buddhapratima Pratipadyati Mahayana Sutra
(Sutra Kendaraan Agung Kebajikan dari Membuat Patung Buddha)
Demikianlah telah kudengar, pada suatu ketika, sang Bhagavan Buddha tiba di negeri Kosambi, yang didalamnya terdapat sebuah hutan milik Kausika. Saat itu, raja negeri itu yang bernama Udayana, yang berusia 14 tahun. Ketika mendengar kedatangan Bhagavan Buddha, sang raja memerintahkan para menteri dan pengawalnya untuk mempersiapkan kereta kuda kerajaan. Sang raja kemudian datang menyambut kehadiran sang Buddha.
Begitu melihat sang Buddha dari kejauhan, hati raja dipenuhi dengan kegembiraan. Sang raja segera bangkit dari keretanya dan dengan berjalan kaki, ditinggalkannya para menteri, pengawal, serta pembawa payungnya. Sang raja menyambut sang Bhagavan Buddha, menundukkan kepalanya menyentuh kaki sang Buddha, dan melakukan pradaksina mengelilingi sang Buddha tiga kali. Selanjutnya sambil berlutut dengan merangkapkan kedua telapak tangan dalam sikap anjali dengan penuh hormat berkatalah dia kepada sang Bhagavan Buddha, "Di atas Surga dan wilayah dibawah Surga, tiada seorangpun yang dapat dibandingkan dengan sang Buddha. Wajah, mata, dan tubuh sang Buddha sekarang memancarkan sinar yang bagus sekali, dan saya tak pernah jemu sedikitpun memandang pada sang Buddha. Bhagavan Buddha adalah guru dari mereka yang berada di surga diatas dan mereka yang berada di wilayah dibawah surga, dan belas kasih sang Bhagavan mengasihi para mahluk yang tak terhitung jumlahnya."
Sang Buddha berdiam diri tanpa mengatakan sepatah katapun.
Sang raja berkata lagi kepada sang Buddha, "Ketika orang-orang melakukan kebajikan, mereka akan memperoleh pahala keberuntungan yang baik, tetapi ke manakah hal ini akan membawa mereka? Saya khawatir tidak akan bisa lama memandang sang Bhagavan Buddha lagi, bila Dia telah Parinirvana. Saya berniat untuk membuat sebuah patung rupa Buddha untuk di sembah dengan hormat dan mewariskannya kepada keturunan berikutnya. Pahala kebajikan apakah yang akan saya peroleh, karena melakukannya. Saya memohon sang Bhagavan Buddha berbelas kasih kepada saya dan menjelaskan hal ini karena saya sungguh-sungguh ingin mengetahuinya?"
Sang Buddha menjawab, "Wahai raja yang masih berusia muda! Bagus sekali pertanyaanmu. Dengarlah apa yang Saya katakan. Setelah mendengarnya, ambillah kedalam hatimu."
Sang raja berkata, "Ya, saya siap untuk menerima ajaran itu."
Sang Buddha berkata kepada sang raja,"Saya akan menjelaskan kepada kamu pahala kebajikan yang akan diperoleh dari membuat patung rupa Buddha."
Sang raja menjawab, "Saya gembira sekali mendengarnya."
Sang Buddha bersabda, "Orang yang membuat patung rupa Buddha, pada kehidupan berikutnya, akan memiliki mata yang terang jelas penglihatannya serta penampilan yang rupawan. Tubuh, tangan, dan kakinya akan sempurna baik sekali. Dia yang terlahir di alam surga, akan menjadi yang terkemuka di antara para dewa dalam hal kemurnian suci, dengan sepasang mata yang indah dan memancarkan ketenangan. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung rupa Buddha.
Tempat di mana "orang yang membuat patung rupa Buddha" itu dilahirkan akan terbebas dari kekotoran, tubuh orang-orang yang terlahir di sana juga akan tanpa cacat. Setelah kematiannya, dia akan terlahir di surga Brahma tingkat ketujuh. Lebih lanjut lagi, melampaui para dewa lainnya, penampilannya yang tampan rupawan dan kecantikannya akan tanpa tandingan serta dia akan dihormati oleh semua dewa. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung rupa Buddha.
Orang yang membuat patung rupa Buddha akan terlahir didalam keluarga mulia, dengan kekayaan yang melebihi orang lainnya didalam dunia ini. Dia tidak akan terlahir didalam keluarga miskin atau kekurangan pada kehidupan berikutnya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung rupa Buddha.
Tubuh dari orang yang membuat patung rupa Buddha, dalam kehidupan berikutnya, akan selalu berwarna murni keemasan dan tampan rupawan tanpa ada yang menandingi.
Orang yang membuat patung rupa Buddha pastilah akan terlahir di keluarga yang kaya makmur, dengan uang dan permata berharga tak terhingga banyaknya. Dia akan selalu dicintai oleh orang tua, sanak saudara, dan kerabatnya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung rupa Buddha.
Orang yang membuat patung rupa Buddha akan terlahir di Jambudvipa dalam kehidupan berikutnya, dia akan sering terlahir didalam keluarga seorang maharaja, pangeran, atau keluarga yang penuh kebajikan. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung rupa Buddha.
Orang yang membuat patung rupa Buddha akan, pada kehidupan berikutnya, menjadi seorang maharaja. Dia akan menjadi yang paling dihormati dan dimuliakan di antara para penguasa, yakni menjadi tempat berlindung dan penghormatan bagi para penguasa lainnya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung rupa Buddha.
Orang yang membuat patung rupa Buddha akan, pada kehidupan berikutnya, menjadi seorang raja pemutar roda Dharma (Cakravartin). Dia akan sanggup naik ke alam surga dan kembali lagi sesuai dengan keinginannya. Dia akan berhasil menyelesaikan dengan baik apapun yang direncanakannya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung rupa Buddha.
Orang yang membuat patung rupa Buddha akan, pada kehidupan berikutnya, terlahir di alam surga Brahma tingkat ketujuh. Jangka waktu kehidupannya akan mencapai satu kalpa dan kebijaksanaannya tak tertandingi. Orang yang membuat patung rupa Buddha tak akan lagi terlahir pada salah satu alam rendah (alam binatang, hantu kelaparan (preta), dan neraka (niraya)) setelah kematiannya. Dia akan senantiasa menjaga kemurniannya dan pikirannya akan selalu pada keinginan untuk mengikuti Jalan keBuddhaan. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung rupa Buddha.
Orang yang membuat patung rupa Buddha akan, pada kehidupan berikutnya, senantiasa menghormati Buddha dan memuja kitab-kitab suci. Dia akan terus menerus menghaturkan persembahan kepada sarira-sarira Buddha berupa aneka kain sutera, bunga-bunga indah, dupa, pelita, permata berharga, dan seluruh benda langka didunia ini. Setelah itu, selama berkalpa-kalpa yang tak terhingga Dia akan memperoleh jalan menuju ke Nirvana. Mereka yang bercita-cita untuk mempersembahkan permata berharga kepada sang Buddha bukanlah orang biasa; mereka semua telah mempraktekkan Jalan KeBuddhaan pada kehidupan lampaunya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung rupa Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan, pada kehidupan berikutnya, memperoleh kekayaan yang tak pernah habis; juga jumlah kekayaan yang tak terhitung banyaknya. Barangkali mungkin untuk mengukur jumlah air di seluruh sungai dan samudera pada keempat penjuru dengan mengukurnya keluar melalui galon. Tetapi kekayaan yang diperoleh orang yang membuat patung rupa Buddha sepuluh kali lipat lebih banyak dibandingkan air di seluruh sungai serta samudera di keempat penjuru. Orang yang membuat patung rupa Buddha dapat diumpamakan dengan orang yang saat hujan lebat memiliki tempat perlindungan yang baik, tak ada sesuatupun yang perlu ditakutinya.
Orang yang membuat patung rupa Buddha tidak akan pernah terlahir di alam-alam rendah, baik itu berupa alam neraka, hewan, maupun hantu kelaparan (preta) setelah kematiannya. Orang yang melihat patung rupa Buddha dan dengan hati tulus merangkapkan kedua telapak tangan dalam sikap anjali sebagai tanda hormat serta berlindung pada stupa Buddha ataupun sarira-Nya tidak akan, saat kematiannya, terlahir kembali di alam neraka, hewan, ataupun hantu kelaparan selama seratus kalpa. Dia akan terlahir di alam surga dan setelah habis masa kehidupannya di Surga, Dia akan terlahir kembali di dunia sebagai putera dari keluarga kaya yang memiliki tak terhingga permata berharga serta benda-benda langka. Setelah itu, Dia akan mencapai Jalan Kebuddhaan menuju Nirvana."
Sang Bhagavan Buddha memberitahu sang raja, "Membuat patung rupa Buddha adalah tindakan mulia, dan pahala kebajikan yang akan diperoleh sebagai buahnya adalah seperti yang Saya katakan sebelumnya; tanpa dilebih-lebihkan sedikitpun."
Sang raja merasa puas dan membungkukkan kepalanya menyentuh kaki sang Bhagavan Buddha. Sang Raja dan semua menterinya lalu membungkukkan diri di hadapan sang Buddha dan meninggalkan tempat itu. Setelah jangka waktu kehidupan mereka yang panjang berakhir, terlahirlah mereka semua di tanah suci Sukkhavati Buddha Amitabha.
Similar topics
» Mahayana Arya Sanghata Sutra Dharmaparyaya (Bab 1)
» Sri Maha Kala Tantraraja Rudra Kalpa Maha Smasana Nama Mahayana Sutra
» Maha Vaipulya Mahasamnipata Bhadrapala Bodhisattva Parivarta Nama Mahayana Sutra
» Sarva Tathagata Kayavakcittarahasyo Guhya Samaya Nama Maha Kalpa Raja Mahayana Sutra
» Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra
» Sri Maha Kala Tantraraja Rudra Kalpa Maha Smasana Nama Mahayana Sutra
» Maha Vaipulya Mahasamnipata Bhadrapala Bodhisattva Parivarta Nama Mahayana Sutra
» Sarva Tathagata Kayavakcittarahasyo Guhya Samaya Nama Maha Kalpa Raja Mahayana Sutra
» Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik