UJIAN BAGI SEORANG UMAT BUDDHA
Halaman 1 dari 1
UJIAN BAGI SEORANG UMAT BUDDHA
DIKISAHKAN bahwa pada zaman dinasti Ching, di kabupaten Che xhiang hidup seorang bernama Ong Wong. Berhubung ia menerima harta warisan dari leluhurnya, maka ia cukup kaya dan terpandang di kotanya. Sewaktu berusia 20 tahun, la menikah. Dalam waktu sepuluh tahun lebih ia sudah dikaruniai sembilan orang anak laki-laki. Zaman itu belum dikenal apa yang dinamakan keluarga berencana.
Namun kesembilan putranya itu amat dungu, tiada satupun yang cerdik. Walaupun demikian kedua suami isteri itu amat mencintai putra-putranya, sekalipun tidak sedikit kesusahan yang ditimbulkan akibat pemborosan yang dilakukan kesembilan putranya itu.
Pada suatu masa, terjadi musim kemarau panjang, hingga timbullah paceklik. Banyak korban berjatuhan akibat kelaparan dan kehausan, mayat bergelimpangan di sana-sini. Bagi yang tidak mati keadaan fisiknya juga lemah, mukanya pucat past. Melihat keadaan itu, saudara. Ong Wong menjual sebagian harta kekayaannya untuk menolong para korban bencana, sehingga banyak sekali orang yang dapat diselamatkannya dart mati kelaparan. Semua orang menganggap saudara Ong Wong sungguh seperti Bodhisattva Kwan Im hidup yang penuh welas asih dan cinta kasih. Hal mana disebabkan saudara Ong Wong dan isterinya adalah penganut agama yang taat, terlebih lagi amat percaya dan memuja Bodhisattva Kwan Im, maka la dapat rela dan penuh rasa social, menjual harga bendanya guna menolong orang lain tanpa sedikitpun merasa kikir. Sungguh saudara Ong Wong telah menjalankan salah satu Sad paramita yakni Dana Paramita yang merupakan jalur untuk menempuh tingkat Bodhisattva.
Sejak itu, terjadilah suatu hal yang di luar dugaan orang. Semua putra saudara Ong Wong terjangkit suatu penyakit berbahaya. Dalam jangka waktu beberapatahun saja susul menyusul sembilan putranya itu meninggal dunia. Ah Saudara Ong Wong yang taat memuja Bodhisattva Kwan Im, menjalankan dana paramita, menolong sekian banyak nyawa manusia, mengapa tidak mendapat balasan yang baik ? Apakah bodhisattva tidak melindungi clan mengetahui ?
Kejadian yang cukup tragis ini, sempat membuat saudara Ong clan isterinya bersedih sekali. Sebagai penganut agama Buddha yang giat menjalankan kebaikan, malah rnendapat kemalangan yang tak terduga. Itu merupakan suatu batu ujian, yang menguji kokohnya keyakinan dirinya terhadap Sang Buddha.
Ke sembilan putra saudara Ong telah meningal dunia clan kemungkinan juga mereka tidak akan mempunyal keturunan lagi. Akan tetapi keyakinan mereka kepada Bodhisattva tidak berobah sedikitpun, tetapi seperti biasa, pagi dan sore membaca paritta clan bersembahya ng di hapadan Bodhisattva Kwan Im. Dan pada suatu hari mereka membuat sebuah tulisan yang berisikan jeritan hati yang cukup memilukan clan dibakarnya di hadapan Bodhisattva Kwan Im.
Pada malam harinya saudara Ong Wong bermimpi, la didatangi Bodhisattva- Kwan Im yang mengenakan jubah putih-putih, dengan penuh kasih sayang berkata kepadanya: "Ke sembilan anakmu itu adalah jelmaan sembilan setan, yang, khusus datang menghamburkan harta keluargamu, hal mane berkattan dengan kejahatan yang dilakukan lelu luhrmu. Namun setelah engkau menjual harta benda, menolo ng para korban bencana, menolong sekian banyak orang, sungguh besar kebajikanmu itu. Make Tuhan menarik kemball sembilan setan itu. Tak lama lagi akan mengutus para dewata untuk lahir di keluargamu, janganlah bersedih lagi, mesa depanmu amat cerah clan makmur."
Keesokan paginya saudara Ong Wong menceritakan mimpinya itu kepada isterinya. Dengan penuh keheranan istrinya berkata: "Eh ! Saya juga bermimpi yang same."
Sejak itu mereka tidak bersedih hati lagi, malah lebih tekun melakukan kebaikan, menolong orang yang susah, yatim piatu clan orang jompo tanpa mengenal keluh kesah.
Tak lewat waktu dua belas tahun, istrinya melahirkan lima orang putra. Kelima putra ini amat cerdas dan bijaksana, amat pandai-pandai di sekolah sehingga semuanya memiliki pengetahuan yang tinggi, sampai ada yang menjadi pejabat tinggi negara. Kehidupan kelua rg a saudara Ong itu semakin hari semakin rnakmur, anak cucunya semuanya hidup makmur dan bahagia.
Namun kesembilan putranya itu amat dungu, tiada satupun yang cerdik. Walaupun demikian kedua suami isteri itu amat mencintai putra-putranya, sekalipun tidak sedikit kesusahan yang ditimbulkan akibat pemborosan yang dilakukan kesembilan putranya itu.
Pada suatu masa, terjadi musim kemarau panjang, hingga timbullah paceklik. Banyak korban berjatuhan akibat kelaparan dan kehausan, mayat bergelimpangan di sana-sini. Bagi yang tidak mati keadaan fisiknya juga lemah, mukanya pucat past. Melihat keadaan itu, saudara. Ong Wong menjual sebagian harta kekayaannya untuk menolong para korban bencana, sehingga banyak sekali orang yang dapat diselamatkannya dart mati kelaparan. Semua orang menganggap saudara Ong Wong sungguh seperti Bodhisattva Kwan Im hidup yang penuh welas asih dan cinta kasih. Hal mana disebabkan saudara Ong Wong dan isterinya adalah penganut agama yang taat, terlebih lagi amat percaya dan memuja Bodhisattva Kwan Im, maka la dapat rela dan penuh rasa social, menjual harga bendanya guna menolong orang lain tanpa sedikitpun merasa kikir. Sungguh saudara Ong Wong telah menjalankan salah satu Sad paramita yakni Dana Paramita yang merupakan jalur untuk menempuh tingkat Bodhisattva.
Sejak itu, terjadilah suatu hal yang di luar dugaan orang. Semua putra saudara Ong Wong terjangkit suatu penyakit berbahaya. Dalam jangka waktu beberapatahun saja susul menyusul sembilan putranya itu meninggal dunia. Ah Saudara Ong Wong yang taat memuja Bodhisattva Kwan Im, menjalankan dana paramita, menolong sekian banyak nyawa manusia, mengapa tidak mendapat balasan yang baik ? Apakah bodhisattva tidak melindungi clan mengetahui ?
Kejadian yang cukup tragis ini, sempat membuat saudara Ong clan isterinya bersedih sekali. Sebagai penganut agama Buddha yang giat menjalankan kebaikan, malah rnendapat kemalangan yang tak terduga. Itu merupakan suatu batu ujian, yang menguji kokohnya keyakinan dirinya terhadap Sang Buddha.
Ke sembilan putra saudara Ong telah meningal dunia clan kemungkinan juga mereka tidak akan mempunyal keturunan lagi. Akan tetapi keyakinan mereka kepada Bodhisattva tidak berobah sedikitpun, tetapi seperti biasa, pagi dan sore membaca paritta clan bersembahya ng di hapadan Bodhisattva Kwan Im. Dan pada suatu hari mereka membuat sebuah tulisan yang berisikan jeritan hati yang cukup memilukan clan dibakarnya di hadapan Bodhisattva Kwan Im.
Pada malam harinya saudara Ong Wong bermimpi, la didatangi Bodhisattva- Kwan Im yang mengenakan jubah putih-putih, dengan penuh kasih sayang berkata kepadanya: "Ke sembilan anakmu itu adalah jelmaan sembilan setan, yang, khusus datang menghamburkan harta keluargamu, hal mane berkattan dengan kejahatan yang dilakukan lelu luhrmu. Namun setelah engkau menjual harta benda, menolo ng para korban bencana, menolong sekian banyak orang, sungguh besar kebajikanmu itu. Make Tuhan menarik kemball sembilan setan itu. Tak lama lagi akan mengutus para dewata untuk lahir di keluargamu, janganlah bersedih lagi, mesa depanmu amat cerah clan makmur."
Keesokan paginya saudara Ong Wong menceritakan mimpinya itu kepada isterinya. Dengan penuh keheranan istrinya berkata: "Eh ! Saya juga bermimpi yang same."
Sejak itu mereka tidak bersedih hati lagi, malah lebih tekun melakukan kebaikan, menolong orang yang susah, yatim piatu clan orang jompo tanpa mengenal keluh kesah.
Tak lewat waktu dua belas tahun, istrinya melahirkan lima orang putra. Kelima putra ini amat cerdas dan bijaksana, amat pandai-pandai di sekolah sehingga semuanya memiliki pengetahuan yang tinggi, sampai ada yang menjadi pejabat tinggi negara. Kehidupan kelua rg a saudara Ong itu semakin hari semakin rnakmur, anak cucunya semuanya hidup makmur dan bahagia.
Similar topics
» UJIAN DI ALAM BAKA
» Sutta Kebajikan Seorang Ibu Dan Kesulitan Membalas-Nya
» Pengalaman Hampir Mati Seorang Ateis
» Ganjaran Bagi Sang Pembunuh
» Pertanyaan Seorang Sadhaka Kepada Yang Maha Mulia Vajracarya Lian Sheng Lu Shen Yen
» Sutta Kebajikan Seorang Ibu Dan Kesulitan Membalas-Nya
» Pengalaman Hampir Mati Seorang Ateis
» Ganjaran Bagi Sang Pembunuh
» Pertanyaan Seorang Sadhaka Kepada Yang Maha Mulia Vajracarya Lian Sheng Lu Shen Yen
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik