BUDDHIST COMPILATION FORUM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Acarya Lian Xiang dan Saya

Go down

Acarya Lian Xiang dan Saya Empty Acarya Lian Xiang dan Saya

Post by skipper Fri Feb 13, 2009 12:12 pm

Acarya Lian Xiang dan Saya


Acarya Lian xiang, adalah istri saya sebelum saya menjadi bhiksu.ia satu marga dengan saya,yaitu Lu Li Xiang.
Sebelum saya menjadi bhiksu,saya mempunyai seorang putra yang bernama foQi dan seorang putrid yang bernama FoQing.
Foqi adalah Bos( presiden direktur )sebuah perusahaan otomotif.
Sedangkan Fo qing adalah Doktor bidang hokum( Pengacara).
Banyak tokoh agama mengkritik saya mereka selalu memulai dengan kalimat yang berbunyi.” Guru Lu mempunyai anak dan Istri, sungguh aneh! Seorang bhiksu mana boleh punya anak dan istri?”
Saya selalu menjelaskan berulang kali”Istri saya adalah istri sebelum saya menjadi bhiksu ,dan anak-anak saya lahir sebelum saya menjadi bhiksu.”selanjtnya saya mengatakan”Pendiri Agama Buddha, Buddha Sakyamuni, sebelum menjadi bhiksu juga mempunyai anak dan istri.”
Sang Buddha bukan saja mempunyai permaisuri,Yosodhara dan punya anak rahula bahkan punya selir,Namun sang Buddha meninggalkan istana menjalani hidup bertapa.
Demikian pula dengan saya yang menjadi bhiksu dan bersadhana.
Lu LIxiang ikut bersadhana. Satu-satunya hal yang ia lakukan untuk saya adalah membantu menyediakan makanan.
Saya ajarkan Buddha Dharma kepadanya.
Saya selalu berkata bahwa kami tidak tidur sekamar,bahkan’pelukan’pun tidak ada .kalau dilihat dari segi suami-istri,hal ini memang cukup memprihatinkan.
Demikian Acraya Lu Lixiang yang dapat saya perkenalkana secara singkat.
Di antara kami berdua:
Tidak ada cinta cinta orang awam)
Tidak ada benci( benci orang awam)
Bukan sahabat( persahabatan oang awam )
Bukan musuh ( permusuhan orang awam)
Saya bukan majikan dan dai bukan pembantu,bukan siapa-siapa.
Kami berdua adalah sadhaka,yakni saya adalah Buddha hidup Lian Sheng Lu Sheng Yen, dan ia adalah Acarya Lian Xiang LuLixiang.
Saya pernah berpikirapakah kami harus berpisah selamanya baru dapat dianggap sebagai bhiksu sesungguhnya,misalnya saya ditimur dia dibarat,atau saya di selatan dia di utara?.
Sebenarnya Diantara kami berdua sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi.ibarat air yang tawar masihkah perlu berpisah di timur,barat,selatan dan utara?
Saya ini bagai ‘berdiri dipuncak gunung yang tinggi dan berjalan didasar laut nan dalam.’ Sejak awal sudah saya merelakan keluarga dan anak-istri saya.
Suatau kali diatas dharmasana, saya bertanya’Tiada rasa cinta dan tiada rasa benci bukan teman dan bukan musuh.apa pula itu?”
Para siswa menjadi bingung mendengarkannya.
Silakan para siswa mulia menjawab pertanyaanku ini. Jika berhasil menemukan jawabannya,anda pasti akan memperoleh petunjuk dari atas!
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik