BUDDHIST COMPILATION FORUM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra

Halaman 1 dari 2 1, 2  Next

Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra

Post by skipper Wed May 03, 2017 11:50 pm

MAHAYANA TRIPITAKA SUTTRAM

AVATAMSAKA SUTRA
Sutra Hiasan Bunga

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra
Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Z9IoyEe
Maha Vairocana Rasmi Pratimandita Raja Buddha

Sattva Vajra
Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra XKdB6F9
Samantabhadra Mahakala Maha Bodhisattva

Bab 1
nidāna parivartah


Demikianlah telah kudengar, pada satu waktu, sang Bhagavān sedang tinggal berdiam di Māgadha, dalam keadaan kemurnian di Bodhimandā, baru saja mencapai pengetahuan yang sesungguhnya. Permukaan tanahnya padat dan kukuh terbuat dari Vajra, terhiasi dengan lingkaran permata yang sangat indah, dan sangat banyak bunga-bunga berharga, dengan permata Mani yang tanpa noda, lautan ciri-ciri dari berbagai jenis warna muncul dalam perwujudan yang tidak terbatas. Spanduk-bendera yang berpermata Mani terus-menerus memancarkan sinar dan menghasilkan suara yang indah. Jaring dari permata yang sangat banyak dan karangan bunga wangi yang indah tergantung di sekelilingnya. Raja Permata Mani muncul secara spontan, menurunkan hujan permata dan bunga-bunga indah yang tidak habis-habisnya di seluruh bumi. Ada deretan pohon permata, dahan dan dedaunannya berkilauan dan berlimpah. Melalui kekuatan Buddha, menyebabkan semua hiasan dari Bodhimandā ini tercermin di sana. Pohon Bodhi itu tinggi dan luar biasa langka. Batangnya terbuat dari Vajra, dahannya dari Vaidūrya, cabang dan rantingnya dari berbagai jenis permata. Daun permatanya menyebar di semua penjuru arah, menyediakan naungan seperti kumpulan awan. Bunga-bunga permata beraneka warna dengan cabang rantingnya menyebarkan bayangannya.

Lagi, buah yang terbuat dari permata Mani berkobar dengan kilauan sinar, bersama-sama dengan susunan besar dari bunga-bunga itu. Seluruh lingkaran Pohon itu memancarkan cahaya; Dalam cahaya itu, menurunkan hujan permata Mani, dan di dalam setiap permata Mani itu ada para Bodhisattva berjumlah besar yang sama seperti awan, secara bersamaan muncul.

Lagi, disebabkan oleh kekuatan yang menakjubkan dari sang Tathāgata, Pohon Bodhi itu selalu tetap mengeluarkan suara menakjubkan yang memberitakan berbagai macam Dharma dengan tanpa akhir.

Di dalam istana (vimāna) dari sang Tathāgata, menara dan paviliun yang sangat besar, indah, dan terhias membentang di seluruh sepuluh penjuru arah, terbuat dari permata Mani, beraneka warna, terhiasi dengan jalinan berbagai jenis bunga-bunga permata. Dari semua hiasan itu memancarkan cahaya yang seperti awan, membentuk spanduk-bendera dari bentangan pantulannya di dalam istana itu. Para Bodhisattva yang tidak terhitung jumlahnya, para majelis di Bodhimandā, semuanya berkumpul bersama di sana. Ada terpancar keluar sinar dari semua Buddha dan suara-suara yang tidak terbayangkan, membentuk jaring dari raja permata Mani. Semua keadaan ini yang muncul di dalam Bodhimandā disebabkan oleh kekuatan yang tanpa kesukaran dari sang Tathāgata. Gambaran rupa tempat tinggal dari semua makhluk hidup juga tampil disana.

Lagi, melalui bantuan kebajikan dari kekuatan semua Buddha, mencakup seluruh dharmadhātu di dalam satu pikiran. Tahta Singa itu sangat tinggi, luas, dan indah. Mimbarnya terbuat dari permata Mani. Jaringnya terbuat dari bunga teratai. Permata murni dan menakjubkan membentuk roda, bunga beraneka warna membentuk karangan bunga. Ruang besar dan paviliun, menara dan ruang kecil, tangga dan pagar, pintu dan jendela, semua objek apapun, sepenuhnya terhiasi.

Cabang dan buah dari pohon permata itu tersebar secara teratur, awan dari cahaya permata Mani bersinar satu sama lain. Para Buddha dari sepuluh penjuru arah memunculkan Raja Mani. Semua Bodhisattva datang memancarkan cahaya silau dari permata yang sangat indah di jambul Mereka.

Lagi, melalui bantuan kekuatan dari semua Buddha, Mereka mengumumkan keadaan yang besar dan luas dari para Tathāgata. Kefasihan dan suara Mereka yang menjangkau luas menembus semua.

Pada waktu itu, sang Bhagavān Buddha, duduk di atas tahta ini, telah mencapai yang tertinggi, pengetahuan yang sesungguhnya tentang semua gejala kejadian, kebijaksanaan-Nya memasuki tiga masa waktu, sepenuhnya tenang dan seimbang. Tubuh-Nya berisi semua dunia. Suara-Nya mencapai semua wilayah di sepuluh penjuru arah. Sama seperti ruang angkasa mengandung segala sesuatu, namun tidak membeda-bedakan diantaranya, atau, ruang angkasa yang menyerap meliputi semua, dengan tidak memihak memasuki semua wilayah, Bentuk-rupa-Nya secara abadi dan muncul dimana-mana, duduk di semua Bodhimandā.

Di tengah-tengah dari rombongan Bodhisattva, sang Buddha memancarkan cahaya cemerlang yang menakjubkan, sama seperti saat matahari terbit menyinari seluruh dunia. Lautan besar dari Kebajikan yang sangat banyak yang di olah di dalam tiga masa waktu telah termurnikan, dan namun Dia terus menerus mewujudkan kelahiran di dalam semua Buddhaksetra. Tanda-tanda yang tidak terbatas dari bentuk-rupa-Nya sepenuhnya sempurna. Pancaran cahaya-Nya menyerap meliputi dharmadhātu dengan sama rata dan tanpa perbedaan. Dia mengumumkan semua Dharma, sama seperti menyebarkan awan besar. Setiap ujung rambut-Nya menampung semua dunia dengan tanpa halangan. Di setiap itu, Dia mewujudkan penembusan yang tidak terbatas untuk mengajar, mengubah, menjinakkan, dan menundukkan semua makhluk hidup. Tubuh-Nya mengisi sepuluh penjuru arah, tidak datang dan tidak pergi. Kebijaksanaan-Nya menembus semua gejala kejadian dan memahami kekosongan dan keheningan dari semua gejala kejadian. Setiap perubahan wujud magis dari semua Buddha dari tiga masa waktu tanpa pengecualian bisa terlihat di dalam cahaya itu, dan semua hiasan dari ksetra dari semua Buddha selama kalpa yang tidak terbayangkan sepenuhnya terwujudkan disana.

Sang Buddha dikelilingi oleh para Bodhisattva Mahasattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra. Nama-namanya yaitu : Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva, Samantagunaparamadipaprabha Bodhisattva Mahasattva, Samantaprabhasimhadhvaja Bodhisattva Mahasattva, Samantaratnajvalasuksmaprabha Bodhisattva Mahasattva, Samantasvaragunasagaradhvaja Bodhisattva Mahasattva, Samantajnanatejabuddhaksetra Bodhisattva Mahasattva, Samantaratnasikhapuspadhvaja Bodhisattva Mahasattva, Samantajnanapramuditasvara Bodhisattva Mahasattva, Samantavisuddhanyagunaprabha Bodhisattva Mahasattva, Samantaprabhalaksana Bodhisattva Mahasattva, Mahacandraprabhasagarapratibhasa Bodhisattva Mahasattva, Meghasvarasagaraprabhavimalakosa Bodhisattva Mahasattva, Gunalamkrtaprajnasambhavaratnasikha Bodhisattva Mahasattva, Mahamuktigunaprabha Bodhisattva Mahasattva, Parakramapadmasikha Bodhisattva Mahasattva, Samantajnanameghasuryadhvaja Bodhisattva Mahasattva, Mahavajraviryadrdha Bodhisattva Mahasattva, Gandhajvalaprabhadhvaja Bodhisattva Mahasattva, Tejasrigunasukvana Bodhisattva Mahasattva, Mahagunaprabhaprajnasambhava Bodhisattva Mahasattva. Mereka ini adalah beberapa dari Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra.

Semua para Bodhisattva ini di masa lampau telah mengumpulkan akar-akar kebajikan dan mengolah bodhisattvacārya bersama dengan Vairocana Tathāgata, dan semua dari Mereka dilahirkan dari lautan akar kebajikan dari para Tathāgata. Mereka telah sepenuhnya menyempurnakan semua Pāramitā. Mata kebijaksanaan Mereka jelas dan menembus, dan mengamati tiga masa waktu dengan sama. Mereka telah mencapai kemurnian yang sepenuhnya di dalam semua Samadhi. Kefasihan Mereka yang seperti lautan adalah yang tidak habis-habisnya dan sangat luas. Dipenuhi dengan kualitas kebajikan Buddha, Mereka patut dimuliakan dan bermartabat. Mereka mengetahui indera dari para makhluk hidup, menjinakkannya, dan merubahnya dengan sesuai. Mereka telah masuk ke dalam garbha dari dharmadhatu melalui kebijaksanaan yang tidak membeda-bedakan. Mereka telah mencapai pembebasan dari para Buddha, yang sangat dalam dan sangat luas. Mereka mampu masuk ke dalam satu bhumi melalui upāya-kausalya, namun mempertahankan kebajikan dari semua bhumi, didukung oleh lautan dari semua pranidhāna, selalu disertai dengan kebijaksanaan terus hingga akhir masa. Mereka telah sepenuhnya memahami pencapaian yang sangat langka, alam rahasia yang sangat luas dari semua Buddha. Mereka mengenal dengan baik kesamaan dari semua Buddhadharma. Mereka telah menapak di Samantaprabha Buddhabhumi. Mereka telah memasuki pintu menuju ke lautan dari Samadhi yang tanpa batas. Di dalam semua tempat, Mereka mewujudkan tubuh yang sesuai, mengikuti kebiasaan duniawi, bekerja sama dan menyesuaikan diri terhadap yang di sekitar. Kekuatan ingatan Mereka sangat besar, mampu menyatukan dan menegakkan kumpulan dari lautan dari semua Dharma. Dengan kefasihan dan upāya-kausalya, Mereka memutar Roda yang tanpa kemunduran. Lautan besar dari kualitas kebajikan dari semua Tathāgata masuk seluruhnya kedalam tubuh Mereka. Dengan mengikuti pranidhāna, Mereka pergi ke semua ksetra dimana para Buddha berada. Diseluruh kalpa terdahulu yang banyaknya tidak terbatas, Mereka telah membuat persembahan kepada semua Buddha dengan senang hati dan tanpa lelah. Mereka selalu tinggal berdiam di Bodhimandā dari para Tathāgata, mendekatinya dan tidak pernah meninggalkannya. Melalui pencapaian dari lautan pranidhāna dari Samantabhadra, Mereka selalu memungkinkan semua makhluk hidup untuk menyempurnakan tubuh kebijaksanaan (prajnakaya). Para Bodhisattva itu telah menyelesaikan kualitas kebajikan yang tidak terukur seperti ini.

Lagi, ada para Vajradhara yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, Mereka ini yaitu : Vicitra Narayana Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Tubuh Kekar Yang Menakjubkan), Suryaturandhvaja Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Bendera Yang Cepat Dari Matahari), Sumeru Giri Puspa Prabha Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Cahaya Bunga Dari Gunung Sumeru), Vimala Meghagarjana Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Awan Guntur Yang Tanpa Noda), Sumahasindriya Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Indera Yang Sangat Agung), Abhiramabhasa Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Cahaya Yang Menyenangkan), Mahavrksa Meghanirghosa Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Suara Petir Pohon Besar), Simharajabhasa Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Cahaya Raja Singa), Jvalamangalacaksu Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Mata Keberuntungan Dari Kobaran Api), Padmaprabharatnasikha Vajradhara (sang Pemegang Vajra - Jambul Permata Cahaya Bunga Teratai). Mereka ini adalah para Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra. Mereka semua telah senantiasa membuat Maha Pranidhāna selama kalpa yang tidak terhitung di masa lampau, berikrar untuk selalu mendekati dan memuja semua Buddha. Prakteknya yang sesuai dengan Pranidhāna telah terpenuhi, dan Mereka telah mencapai kesempurnaan ke pantai seberang (paramita). Mereka telah mengumpulkan perbuatan kebajikan murni yang tidak terbatas, dan telah sepenuhnya memahami keadaan dari praktek dari semua Samadhi. Mereka telah mencapai Bala pāramitā dan tinggal berdiam bersama dengan para Tathāgata. Mereka telah memasuki keadaan dari pembebasan yang tidak terbayangkan. Di tengah-tengah perkumpulan majelis, cahaya Mereka yang mempesona lebih-lebih lagi menembus. Mereka mewujudkan tubuh-tubuh yang sesuai untuk menjinakkan semua makhluk hidup. Dimanapun ada perwujudan para Buddha, Mereka semua pergi ke sana secara ajaib. Dimanapun para Tathāgata tinggal berdiam, Mereka selalu dengan rajin menjaga dan melindungi tempat itu.

Lagi, ada para Ganakayaka (dewa bertubuh banyak) yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, Nama-namanya yaitu : Puspalamkrtasikha, Dasadiksavirajatiprabha, Samudrasvaradamaka,
Vimalapuspalamkrtasikha, Anantabhimaparicarya, Paramaprabhavyuha, Vimalaprabhagandhamegha, Dharapalaka, Sarvagatapalaka, Avikaraprabha. Mereka ini adalah para Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra. Mereka semua telah di masa lampau memenuhi Maha Pranidhāna dan telah memuja dan melayani semua Buddha.

Lagi, ada para Padanyasa deva (dewa pejalan kaki) yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, Nama-namanya yaitu : Ratnamudra, Padmaprabha, Vimalapuspasikha, Sarvasudarsanavikurvana, Vicitranaksatraratnadhvaja, Sukhamrsvasvaravaca, Candanavrksaprabha, Padmatejas, Suksmaprabha, Vicitrapuspasamgraha, dan seterusnya. Mereka ini adalah para Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra. Selama kalpa masa lampau yang tidak terhitung, Mereka semua telah mendekati para Tathāgata, dan dengan penuh keyakinan mengikuti Mereka.

Lagi, ada para Bodhimanda deva (dewa penjaga tempat kebangkitan) yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, Nama-namanya yaitu : Vimalalamkaradhvaja, Sumeruratnasubha, Meghagarjanalaksanadhvaja, Divyacaksupuspavarsa, Vimalajvalarupa, Malaprabhasikha, Ratnalamkaravarsa, Suragandhacaksu, Vajravarnamegha, Padmaprabha, Nistarkyarasmiprabha, dan seterusnya. Mereka ini adalah para Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra. Di masa lampau, Mereka telah bertemu para Buddha yang tidak terbatas jumlahnya, dan telah memenuhi Pranidhāna untuk membuat persembahan yang luas kepada Mereka.

Lagi, ada para Bhumi deva (dewa tanah) yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, Nama-namanya yaitu : Samantagunavimalapuspa, Drdhapunyalamkara, Supuspalamkaradruma, Samantaratnadana, Vimalacaksukaladarsin, Paramasubhacaksu, Gandhakesaprabha, Pramodikasvara, Supuspavartasikha, Vajralamkarakaya, dan seterusnya. Mereka ini adalah para Pemimpin, dan jumlah Mereka sebanyak butiran debu di dalam semua Buddhaksetra. Mereka semua di masa lampau telah bersungguh-sungguh membuat ikrar yang mendalam untuk selalu mendekati semua Buddha dan mengolah tindakan kebajikan.

Lagi, ada para Parvatasura (dewa gunung) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Pusparatnakuta, Puspavanasusikha, Samantarocanuccadhvaja, Vimalaratnasikha, Dasadiksavirajatiprabha, Mahabalaprabha, Sarvanirjayativicitraprabha, Suksmavikramacakra, Samantacaksupratyaksadrsi, Guhyavajracaksu. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Parvatasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua telah memperoleh mata yang murni sehubungan dengan semua gejala kejadian.

Lagi, ada para Vana deva (dewa hutan) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Meghapuspavistara, Vipatakarasmipuskalaskandha, Tejamucavitapadhara, Vimalabhadrapattra, Vilagnajvalaratna, Vimalaprabha, Pramodikameghanirghosa, Sarvavyapigandhaprabha, Prthupajasuksmaprabha, Puspaphalarasaprabha, dan seterusnya. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Vana devata yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua memiliki cahaya terang yang menyenangkan dan tanpa batas.

Lagi, ada para Ausadhisura (dewa tumbuhan obat) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Mangala, Candanavana, Vimalaprabha, Samantayasa, Jvalakupa, Samantabhaisajyavisuddha, Nardana, Suryavirocaterasmiketu, Dasadiksasphatadrsti, Viryavrddhilocana, dan seterusnya. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Ausadhisura yang jumlahnya tidak terhitung, dan sifat alami Mereka terbebas dari semua kekotoran batin. Mereka menolong para mahkluk dengan kebaikan dan belas kasih.

Lagi, ada para Sasyasura (dewa panen) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Komalasurasa, Kalakusumavimalaprabha, Vikrantaviryarogyakaya, Prayus, Samantamulaphalajanati, Vicitralamkaramandalasikha, Prakledanavimalapuspa, Sugandhanispadana, Sampreksakapramodin, Vimalasuddhaprabha, dan seterusnya. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Sasyasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua telah mencapai Maha Sukha.

Lagi, ada para Nadisura (dewa sungai) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Samantajavarayakara, Samantajalakarasrotasvisuddha, Virajamalacaksu, Dasadiksanadin, Sattvaraksa, Ataptavimalaprabha, Samantapramodakara, Mahagunaparamadhvaja, Sarvalokadyutikaraprabha, Sagaragunaprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Nadisura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua secara rajin fokus pada menguntungkan para makhluk hidup.

Lagi, ada para Samudrasuradhipati (dewa penguasa lautan) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Ratnaprabhakara, Vajraketu, Vimala, Sarvajalamadi, Subharatnacandra, Supuspanagasikha, Samantaprabharasadhara, Puspaprabharatnajvala, Suvajrasikha, Samudravelameghanada. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Samudrasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua telah memenuhi tubuh mereka dengan lautan besar dari kebajikan dari para Tathāgata.

Lagi, ada para Jalasuradhipati (dewa penguasa air) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Samantameghadhvaja, Samudravelameghanada, Abhiramacakrasikha, Upayakausalyavarta, Vimalagandhasamgraha, Punyasetuprabhasvara, Tosamukti, Suddhanandapriyasvara, Samantavicitraprabhaprakata, Samudrapradhavagarjitasvara. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Jalasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka menguntungkan semua makhluk hidup, dengan rajin menyelamatkan dan melindungi mereka.

Lagi, ada para Agnisuradhipati (dewa penguasa api) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Samantaprabhajvalakosa, Samantaprabhasamajadhvaja, Mahasamantarasmiprabha, Vicitramadi, Amitabhasikha, Anekajvalacaksu, Dasadiksamadisumeruparvatayati, Vicitraprabhadhipa, Tamoghnaprabha, Meghanadasani. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Agnisura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua menampakkan berbagai jenis kecemerlangan, menghalau dan membakar penderitaan para makhluk hidup.

Lagi, ada para Vayusuradhipati (dewa penguasa angin) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Avartaprabha, Samantavikramakarmaprakata, Meghadhvajapraharavata, Prabhavyuha, Jalasosabala, Samantamahanadavasita, Sakhavilagnasikha, Avighnayasa, Nanaharmya, Mahasamantarasmiprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Vayusura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua rajin melenyapkan pikiran sombong.

Lagi, ada para Akasasuradhipati (dewa penguasa langit) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Samantavimalatejavabhasa, Samantavistaraduraparyatati, Mangalavatakara, Anivaritakseminasthita, Vistirnapadasusikha, Avartaprabhajvala, Apratihatajayabala, Vimalaprabha, Gambhiravibhvamanjughosa, Dasadiksavyaprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Akasasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan pikiran Mereka terbebas dari kekotoran, sangat luas, terang, dan murni.

Lagi, ada para Diksasuradhipati (dewa penguasa penjuru) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Samantasthita, Samantaprabha, Rasmiprabhavyuha, Samantanivaritaviharin, Atyantamohapariccheda, Samantavimalakasaviharin, Mahameghanadadhvaja, Avighnacaksusikha, Samantalokakarmavalokate, Samantavalokiteviharin. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Diksasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan melalui upaya-kausalya Mereka memancarkan cahaya ke semua penjuru arah, selalu menyinari sepuluh penjuru arah terus-menerus tanpa halangan.

Lagi, ada para Ratrasuradhipati (dewa penguasa malam) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Samantagunavimalaprabha, Lokavalokitesukhacaksu, Lokasusasararaksa, Santasamudrasvara, Samantamangalanimittakara, Samantavrksapuspavikasakara, Samaraksapusita, Surataviharin, Sasvatanandindriya, Vimalavaratanoti. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Ratrasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mempraktekkan dan bergembira di dalam Dharma.

Lagi, ada para Divasuradhipati (dewa penguasa siang) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Harmyavikasata, Prajnagandhasuti, Paramanandalamkara, Gandhapuspavicitraprabha, Sarvausadhicayana, Phullanetravardhayati, Sarvatadisasandarsana, Mahakarunaprabha, Kusalamularasmiprabha, Supuspamala. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Divasura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua membangkitkan keyakinan dan pemahaman tentang Saddharma, bersama-sama terus-menerus dan penuh semangat menghiasi Istana (vimāna) dari sang Tathāgata.

Lagi, ada para Asurendra (Pemimpin Asura) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Rahu, Vemacitri, Kausalamaya, Mahaparivara, Maha Balin, Sarvavyaprabha, Kharaskandha, Drdhacarascaryalamkara, Mahahetuprajna, Atigunabhati, Rsvasvara. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Asura yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin melenyapkan kebanggaan dan penderitaan yang lainnya.

Lagi, ada para Garudendra (Pemimpin Garuda) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Mahavegabala, Anucchedaratnasikha, Vimalavega, Avaivartibuddhi, Samudralambyabala, Acalavimalaprabha, Siksalamkrtasikha, Sarvatrasadyaprakata, Sagaradarsana, Samantasvaravisalanetra. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Garuda yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua telah menyempurnakan Maha Upayakausalya dari Pembebasan (vimoksha) dan mampu menyelamatkan semua makhluk hidup.

Lagi, ada para Kinnararaja (Raja Kinnara) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Suksmajnanabhasaloka, Supuspadhvaja, Nanalamkara, Tosanada, Ratnadrumaprabha, Preksakamanorama, Paramabhasalamkara, Supuspadhvaja, Bhumikampabala, Duhsattvanirjayati.. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Kinnara yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin dan penuh semangat merenungkan semua gejala kejadian, memiliki pikiran yang selalu bahagia, gembira, dan bebas.

Lagi, ada para Mahoragaraja (Raja Mahoraga) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Upakaraprajna, Sphutapratapasvara, Paramajnanalamkarasikha, Sundaranetrisvara, Dipadhvaja, Kotisarana, Paramaprabhaketu, Simhavaksa, Bahulalamkarasvara, Sumerudrdha, Pramodikaprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Mahoraga yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mengolah Maha Upayakausalya yang luas, menyebabkan para makhluk hidup mengoyak jaring angan-angan khayalan.

Lagi, ada para Yaksaraja (Raja Yaksa) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Vaisravana, Anayasenasvara, Alaghumudrayudhadhara, Mahaprajna, Jvalanetrisvara, Vajranetra, Balinbhuja, Mahasenasurabadhati, Prabhutartha, Mahaparvatasamsryabala. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Yaksa yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin menjaga dan melindungi semua makhluk hidup.

Lagi, ada para Mahanagaraja (Raja Naga Besar) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Virupaksha, Sagara, Meghanadasuksmadhvaja, Jvalavaktasagaraprabha, Jvalanetra, Samantoccameghadhvaja, Takshaka, Anantavikrama, Suddhavarna, Mahanadasarvatravaha, Nirosniklesa. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Naga yang jumlahnya tidak terhitung, dan tiada seorangpun dari Mereka yang gagal untuk dengan rajin membentuk awan dan menurunkan hujan untuk memadamkan kobaran api penderitaan dari semua makhluk hidup.

Lagi, ada para Kumbhandaraja (Raja Kumbhanda) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Vrddhi, Nagadhipati, Dhvajalamkarakausala, Samantahitakara, Rudrastha, Sumanasulocana, Tungasikharamati, Balinbhuja, Anantavimalapuspanetra, Asuranetradivyamahamukha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Kumbhanda yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mengolah pintu gerbang Dharma yang tiada rintangan dan yang memancarkan cahaya cemerlang.

Lagi, ada para Gandharvaraja (Raja Pemain Musik Surga) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Rastralamba, Drumatejasa, Vimalanetra, Puspamukuta, Samantasvara, Pramodalasyasulocana, Vicitrasvarasimhadhvaja, Samantaratnabhasavyuha, Vajravrksapuspadhvaja, Samantalamkaravyuha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Gandharva yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua memiliki keyakinan yang mendalam dan memahami Maha Dharma, senang padanya, menghormatinya, rajin tanpa mengenal lelah mempraktekkannya.

Lagi, ada para Candra deva (Dewa Bulan) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Candradeva, Pusparajasikhamandala, Anantacitravimalateja, Lokamadhyasantikarin, Drumarajanetraprabha, Vimalaprabhavyuha, Samantaviharavikaraprabha, Naksatradhipati, Visuddhabodhicandra, Mahadyutiprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Candra devaputra yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin menyinari permata pikiran dari para makhluk hidup.

Lagi, ada para Surya deva (Dewa Matahari) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Suryadeva, Subhajvalanetra, Sumeruprabhasapsaradhvaja, Vimalaratnavyuha, Avaivartikavikrama, Supuspamalatejasa, Paramadhvajaprabha, Ratnasikhasamantaprabha, Prabhanetra, Punyadhara, Samantavivartaprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Surya devaputra yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mengolah praktek menguntungkan para makhluk hidup dan meningkatkan akar kebajikan mereka.

Lagi, ada para Trayatrimsa devendra (Pemimpin Dewa Surga Tiga Puluh Tiga) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Sakra Devendra, Samantapurnasvaraprarcati,  Karunanetraratnasikha, Ratnaprabhayasadhvaja, Pramodakarasikha, Vapusasamyaksmrtih, Sumeruparamasvara, Sampannasmrtih, Anandanapuspaprabha, Jnanasuryanetra, Bodhanayasenaprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Trayatrimsa devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin melakukan perbuatan besar di semua dunia.

Lagi, ada para Suyama devendra (Pemimpin Dewa Surga Yang Terkendali Dengan Baik) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Suyama, Manjuprabha, Aksayaprajnagunadhvaja, Vikurvanakausalya, Smrtimahaprabha, Acintyaprajna, Cakranabhi, Tejojvala, Pradiptaprabha, Samantavilokitamahayasas. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Suyama devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mengolah akar kebajikan yang besar (mahakusalamula), dan pikiran Mereka selalu bahagia dan puas.

Lagi, ada para Tusita devendra (Pemimpin Dewa Surga Kegembiraan) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Tusita, Nandasikhasagara, Paramagunadhvaja, Acalatusniprabha, Tosasundaranetra, Vimalacandraratnakuta, Paramavikrantabala, Suksmavajraprabha, Naksatravyuhaprabha, Tosalamkara. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Tusita devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mengingat nama dan julukan dari semua Buddha.

Lagi, ada para Nirmanarati devendra (Pemimpin Dewa Surga Kesenangan didalam Kemunculan) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Nirmanakausalya, Tusniprabha, Nirmanabala, Alamkaraprabhu, Smrtiprabha, Utkramanameghanirghosa, Prabhutavismayaparamaprabha, Vicitrasikhaprabha, Pramodaprajnanispadana, Puspaprabhasikha, Samantadasadiksadarsin. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Nirmanarati devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin menjinakkan semua makhluk hidup, menyebabkan mereka mencapai pembebasan.

Lagi, ada para Paranirmitavasavartin devendra (Pemimpin Dewa Surga Memanfaatkan Kemunculan Orang Lain) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Vasibhuta, Vicitranetre, Vicitrasikhadhvaja, Dhiraprajna, Rsvasvaravaca, Suksmaprabhadhvaja, Santadhatudvara, Subhacakradhvajavyuha, Puspavananayattaprajna, Indrabalasubhalamkaraprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Paranirmitavasavartin devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin mengolah Maha Vaipulya Dharmaparyaya Tentang Upayakausalya Yang Tidak Terhalang.

Lagi, ada para Maha Brahma devendra (Pemimpin Dewa Surga Maha Brahma) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Sikhin, Prajnaprabha, Hitaprajnaprabha, Samantameghasvara, Lokavaksvaralocaka, Acalaprabhanetra, Dasadiksavyapaprabha, Vikurvanasvara, Jvalanetri, Catusagarasvara. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Maha Brahma devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan dengan Maha Karuna, Mereka semua mengasihi para makhluk hidup, memancarkan cahaya yang menyinari semua tempat, menyebabkan para makluk berbahagia dan bergembira.

Lagi, ada para Abhasvara devendra (Pemimpin Dewa Surga Suara Cahaya) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Catuprabha, Vimalasuksmaprabha, Vimuktisvara, Paramajnanaprajna, Ranvasuddhasuksmasvara, Vaisaradadhyanasvara, Samantasvaravisvavirocate, Gambhiratamaprabhasvara, Vimalakirtitejasa, Paramasuddhaprabha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Abhasvara devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua tinggal berdiam di dalam Maha Vaipulya Dharma yang tidak terhalang, yang hening-tenang dan sukacita.

Lagi, ada para Subhakritsna devendra (Pemimpin Dewa Surga Seluruhnya Murni) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Vimalakirti, Paramadarsin, Santaguna, Sumerusvara, Vimalasmrtinetra, Anandinrsvaprabha, Lokapatisvara, Ksemajvalaprabha, Dharmakriyapritidhyana, Vikurvanadhvaja, Naksatrasvarasubhavyuha. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Subhakritsna devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua tinggal berdiam dengan damai di dalam Maha Vaipulya Dharma dan dengan rajin menguntungkan para makhluk di semua dunia.

Lagi, ada para Brihatphala devendra (Pemimpin Dewa Surga Buah Hasil Yang Luas) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Dharmapramodyaprabhadhvaja, Vimalamkarasamudra, Paramaprajnaprabha, Anayattaprajnadhvaja, Santaharsa, Samantajnananetra, Prajnavyavartaharsa, Gunavapitajnanaprabha, Vimalasantaprabha, Vistirnasuddhatejasa. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Brihatphala devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan tidak seorangpun dari Mereka yang gagal dalam Dharma dari Keheningan Yang Tenang sebagai Istana Mereka, dan tinggal berdiam dengan penuh kedamaian di sana.

Lagi, ada para Maha Mahesvara devendra (Pemimpin Dewa Surga Maha Isvara Yang Besar) yang jumlahnya tidak terbayangkan, Nama-namanya yaitu : Suksmajvalasamudra, Svatanyakirtiprabha, Vimalapunyanetra, Mahajnanaharsa, Svatanyavikaraprabha, Rsvalamkaranetra, Kausaladhyanaprabha, Mahajnanaharsa, Samantasvaravyuhadhvaja, Agraviryakirti. Mereka ini adalah Pemimpin dari para Maha Mahesvara devaraja yang jumlahnya tidak terhitung, dan Mereka semua dengan rajin bermeditasi pada Dharma dari tiada tanda, dan tidak membeda-bedakan dalam prakteknya.

Pada waktu itu, lautan rombongan besar di Bodhimanda dari sang Tathāgata semuanya telah berkumpul seperti awan. Para makhluk dari berbagai macam jenis yang tidak terbatas itu memenuhi sekeliling Bodhimanda, masing-masing berbeda wujudnya dan rombongannya. Dari setiap penjuru arah, mereka ikut mendekati sang Bhagavan untuk memuji-Nya dengan satu hati. Kumpulan majelis besar ini telah menyingkirkan berbagai jenis penderitaan, kekotoran batin, dan sisa kebiasaan mereka. Setelah menghancurkan gunung penghalang yang berat, mereka melihat sang Bhagavan Buddha dengan tanpa halangan. Para makhluk ini adalah yang sang Vairocana Tathāgata, saat Dia mengolah Bodhisattvacaryā disepanjang lautan kalpa, telah kumpulkan dengan menggunakan empat cara penarikan (catur-samgraha-vastu) dari ber-dana, ucapan ramah, perbuatan yang menguntungkan dan kesamaan derajat, di dalam berbagai macam upaya-kausalya telah digunakan untuk secara terampil mengumpulkan, mengajar, dan mematangkan para makhluk ini seperti mereka menanam akar kebajikan di hadapan setiap Buddha, sehingga mereka menjadi kukuh terdirikan di jalan 'Sarvajña-jnana (pengetahuan yang mengetahui semua)'. Mereka telah mempraktekkan kebaikan yang tidak terbatas dan menuai jumlah besar dari berkah yang sangat banyak. Mereka semua telah sepenuhnya memasuki lautan cara terampil dari pembebasan dan menjalankan sumpah. Perbuatan mereka adalah yang sepenuhnya murni. Mereka secara terampil memperoleh pelampauan dengan cara jalan dari Prātimokṣa (jalan pembebasan). Mereka selalu melihat sang Buddha dengan sangat jelas. Melalui kekuatan dari pemahaman tertinggi, mereka masuk kedalam lautan besar dari kualitas kebajikan dari para Tathāgata. Mereka memperoleh jalan menuju pembebasan dari semua Buddha, dan bebas berkelana melalui kekuatan batin mereka.

Yakni, Suksmajvalasamudra, sang Maha Mahesvara devendra (devendra = deva-indra = raja dewa), memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan kekuatan dari keheningan tenang dan upaya-kausalya di seluruh dharmadhatu dan ruang angkasa. Svatanyakirtiprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui merenungkan secara menyeluruh semua gejala kejadian (sarva-dharma = segala sesuatu atau fenomena) dengan mudah. Vimalapunyanetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui praktek yang tanpa usaha bahwa semua gejala kejadian adalah yang tidak muncul, maupun yang tidak binasa, dan yang tidak datang maupun yang tidak pergi. Mahajnanaharsa devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan lautan kebijaksanaan di dalam memperhatikan ciri-ciri kenyataan dari semua gejala kejadian secara langsung masa kini. Svatanyavikaraprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui 'Maha-upaya samadhi (meditasi dari cara bijaksana yang besar)' dari menganugerahkan kedamaian dan kebahagiaan yang tidak terbatas kepada para makhluk hidup. Rsvalamkaranetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan pengamatan pada 'shunyata Dharma (kebenaran dari kekosongan)' dan melenyapkan semua ketidaktahuan dan ketakutan. Kausaladhyanaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki alam-alam yang tidak terbatas tanpa menghasilkan 'karma (perbuatan)' apapun yang berpikir tentang keberadaan. Mahajnanaharsa devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui berkelana kemana-mana di seluruh sepuluh penjuru arah untuk mengkhotbahkan Dharma, namun tanpa bergerak dan tidak tergantung kepada apapun. Samantasvaravyuhadhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui masuk kedalam keheningan-tenang dari alam Buddha dan dimana-mana mewujudkan cahaya yang besar. Agraviryakirti devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui tinggal berdiam di dalam Bodhi (pencerahan) dirinya sendiri, namun meliputi kondisi dari keadaan yang besar, luas, dan tidak terbatas.

Pada waktu itu, Suksmajvalasamudra devendra, melalui kekuatan sang Buddha (buddhānubhāvena), memeriksa seluruh rombongan besar para Maha Mahesvara Deva, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Tubuh sang Buddha membentang meliputi seluruh perkumpulan majelis besar:
Ia mengisi Dharmadhatu tanpa akhir,
Diam, tanpa intisari, tidak bisa di genggam,
Namun muncul demi menyelamatkan semua makhluk.

Tathāgata, sang Dharmaraja, muncul di dunia,
Menyalakan lampu Saddharma yang menerangi dunia;
Keadaan-Nya adalah yang tidak terbatas dan tidak habis-habisnya.
Inilah kebebasan yang Svatanyakirtiprabha telah capai.

Alangkah tidak terbayangkannya sang Buddha, melampaui perbedaan,
Yang memahami bentuk-rupa di sepuluh penjuru sebagai yang tiada.
Demi kepentingan dunia, Dia membuka lebar jalan ke kemurnian;
Inilah yang bisa dilihat oleh Vimalapunyanetra.

Kebijaksanaan sang Tathāgata adalah yang tidak terikat,
Tiada seorangpun di dunia yang bisa mengukurnya.
Ia selamanya melenyapkan ketidaktahuan dan kebingungan para makhluk:
Mahajnanaharsa telah memasuki ini secara mendalam dan tinggal berdiam disana dengan damai.

Kebajikan sang Tathāgata adalah yang tidak terbayangkan;
Saat makhluk hidup melihat-Nya, penderitaan mereka berhenti.
Ia menyebabkan semua dunia menemukan kedamaian.
Svatanyavikaraprabha bisa melihat ini.

Para makhluk hidup, di dalam kegelapan dari ketidaktahuan, selalu tertipu;
Sang Tathāgata menjelaskan ke mereka ajaran tentang kelenyapan nafsu dan keheningan-tenang,
Inilah lampu kebijaksanaan yang menerangi dunia.
Rsvalamkaranetra mengetahui upaya-kausalya ini.

Tubuh sang Tathāgata yang berbentuk halus dan murni,
Diwujudkan dimana-mana dan tiada bandingannya;
Tubuh ini tanpa intisari dan tanpa tempat istirahat;
Ini diamati oleh Kausaladhyanaprabha.

Suara sang Tathāgata melampaui batas dan halangan,
Tiada seorangpun yang siap untuk diajar gagal mendengarnya.
Namun sang Buddha tetap diam, selamanya tidak bergerak.
Ini adalah 'kebebasan (vimoksa)' dari Mahajnanaharsa.

Yang hening-tenang, yang bebas, sang Tuan atas dewa dan manusia,
Tiada tempat manapun di sepuluh penjuru yang Dia tidak muncul.
Sinar cahaya-Nya mengisi dunia:
Ini dilihat oleh Samantasvaravyuhadhvaja.

Disepanjang lautan yang tidak terbatas dari maha-kalpa, sang Buddha,
Mencari Bodhi demi menyelamatkan para makhluk hidup.
Dengan banyak jenis kekuatan batin, Dia mengajar semuanya:
Agraviryakirti telah menyadari Dharma ini.

Selanjutnya, Dharmapramodyaprabhadhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati secara menyeluruh indera dari semua makhluk hidup, menjelaskan Dharma secara terperinci kepada mereka, dan memotong habis keraguan mereka. Vimalamkarasamudra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan penglihatan pada Buddha teringat di pikiran kapanpun dan dimanapun. Paramaprajnaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyadari tubuh hiasan yang tiada landasan dan yang setara dengan sifat alami dari gejala kejadian. Anayattaprajnadhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami 'semua gejala kejadian duniawi (sarva-laukya-dharma)' dan dalam satu pikiran dengan sekejap menciptakan lautan hiasan yang tidak terbayangkan. Santaharsa devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan di dalam satu pori-pori dengan tanpa halangan. Samantajnananetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki aspek semesta yang memungkinkan untuk mengamati Dharmadhatu. Prajnavyavartaharsa devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui terus-menerus muncul dihadapan para makhluk hidup di dalam berbagai macam perwujudan di sepanjang kalpa yang tidak terbatas. Gunavapitajnanaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati semua keadaan duniawi dan memasuki Dharma yang tidak terbayangkan. Vimalasantaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan kepada semua makhluk hidup kualitas yang penting dari yang unggul melampaui. Vistirnasuddhatejasa devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati semua makhluk hidup yang siap untuk dirubah dan membimbing mereka memasuki Buddhadharma.

Pada waktu itu, Dharmapramodyaprabhadhvaja devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga Parittabrihat, surga Apramanabrihat, surga  Brihatphala, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Keadaan dari Buddha adalah yang tidak terbayangkan:
Tiada makhluk hidup yang bisa mengukurnya.
Dia secara luas membangkitkan keyakinan dan pemahaman,
Cita-cita-Nya yang besar dan menggembirakan adalah yang tiada akhir.

Jika para makhluk hidup mampu menerima Dharma,
Kekuatan Buddha yang menakjubkan akan membimbing mereka,
Menyebabkan mereka selalu melihat para Buddha dihadapan:
Vimalamkarasamudra melihat dalam cara ini

Sifat alami dari semua gejala kejadian adalah yang tanpa tempat peristirahatan
Kemunculan dari para Buddha di dunia adalah yang sama seperti itu juga.
Mereka pergi ke semua alam keberadaan, namun tanpa tempat peristirahatan:
Paramaprajnaprabha merenungkan makna ini.

Apapun yang diinginkan oleh hati para makhluk hidup,
Bisa diwujudkan oleh kekuatan batin sang Buddha.
Masing-masing berbeda dan yang tidak terbayangkan:
Ini adalah lautan pembebasan dari Anayattaprajnadhvaja

Semua 'wilayah (ksetra)' yang ada di masa lampau,
Muncul di dalam satu pori-pori,
Ini adalah kekutan batin yang besar dari para Buddha:
Santaharsa mengumumkan ini.

Lautan yang tidak habis-habisnya dari semua pintu Dharma,
Berkumpul menjadi satu Dharma di dalam Dharmasala.
Ini adalah sifat alami Dharma yang dikatakan oleh para Buddha,
Samantajnananetra memahami cara bijaksana ini.

Tinggal berdiam di semua tempat di sepuluh penjuru,
Menjelaskan Dharma di setiap tempat itu,
Namun tubuh sang Buddha tidak datang maupun tidak pergi.
Ini adalah keadaan dari Prajnavyavartaharsa.

Sang Buddha menatap gejala kejadian dunia sebagai pantulan,
Masuk kedalam aspek rahasianya yang paling mendalam,
Menjelaskan bahwa sifat alami dari semua gejala kejadian adalah yang selalu diam.
Gunavapitajnanaprabha melihat ini.

Sang Buddha mengetahui semua gejala kejadian.
Sesuai dengan indera para makhluk hidup, menurunkan hujan Dharma.
Membukakan pintu gerbang dari pembebasan yang melampaui, yang tidak terbayangkan.
Vimalasantaprabha memahami ini.

Dengan maha-maitri dan karuna, sang Bhagavan,
Muncul dalam rangka untuk menguntungkan para makhluk hidup,
Dengan sama-rata menurunkan hujan Dharma untuk mengisi penuh setiap bejana.
Vistirnasuddhatejasa mengumumkan ini.

Selanjutnya, Vimalakirti devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami upaya-kausalya dari jalan yang mengarah ke pembebasan dari semua makhluk hidup. Paramadarsin devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh mewujudkan bayangan dan cahaya yang disenangi oleh semua rombongan dewa. Santaguna devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan upaya-kausalya yang secara menyeluruh menghias dan memurnikan alam dari semua Buddha. Sumerusvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengikuti semua makhluk hidup yang terus-menerus berputar dalam siklus kelahiran dan kematian. Vimalasmrtinetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengingat cara sang Tathāgata menjinakkan dan menenangkan para makhluk hidup. Anandinrsvaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengalir keluar dari pintu semesta dari lautan dharani. Lokapatisvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan para makhluk hidup untuk bertemu para Buddha dan menghasilkan permata keyakinan. Ksemajvalaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup menjadi bergembira dan penuh keyakinan mendengar Dharma, yang oleh karena itu memperoleh keunggulan yang melampaui. Dharmakriyapritidhyana devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui masuk kedalam semua praktek penjinakan dari para Bodhisattva yang adalah tidak terbatas dan tidak habis-habisnya seperti ruang angkasa. Vikurvanadhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan belas kasihan yang menyeluruh (samanta-karuna) dan kebijaksanaan untuk mengamati penderitaan yang tidak terhitung dari para makhluk hidup. Naksatrasvarasubhavyuha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memancarkan cahaya dan mewujudkan pemutaran tiga roda Dharma (Tridharmacakra) dari Buddha untuk mengumpulkan dan mengubah para makhluk hidup.

Pada waktu itu, Vimalakirti devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga Parittasubha, surga Apramanasubha, surga Subhakritsna, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Dia yang memahami bahwa sifat alami dari gejala kejadian adalah yang tidak terhalang,
Muncul dimana-mana dalam wilayah yang tidak terhitung dari sepuluh penjuru arah.
Dia menjelaskan alam-alam Buddha yang tidak terbayangkan,
Membawa semua makhluk kembali ke lautan pembebasan.

Para Tathāgata di dunia tidak tinggal berdiam dimanapun (tanpa tempat istirahat),
Sama seperti pantulan cahaya, Dia muncul di banyak wilayah.
Gejala kejadian pada yang tertinggi adalah yang tiada keberadaan.
Jalan ini dimasuki oleh Paramadarsin.

Selama lautan kalpa yang tidak terhitung, Dia telah mengolah upaya-kausalya,
Yang telah memurnikan semua wilayah di sepuluh penjuru arah.
Dharmadhatu tinggal berdiam di 'Tathatā (Kenyataan apa adanya yang sesungguhnya)', selamanya tidak bergerak,
Ini dicapai oleh Santaguna.

Para makhluk hidup terselubung oleh ketidaktahuan.
Buta di dalam kegelapan, terus di dalam kelahiran dan kematian.
Sang Tathāgata menunjukkan kepada mereka jalan menuju kemurnian.
Sumerusvara terbebaskan oleh itu.

Jalan tiada tanding yang dijalani semua Buddha,
Tidak bisa diukur oleh setiap makhluk hidup.
Itu ditunjukkan oleh berbagai jenis pintu cara bijaksana.
Vimalasmrtinetra memahaminya melalui pengamatan yang teliti.

Sang Tathāgata terus menggunakan cara dari Dharani,
Yang berlimpah seperti banyaknya butiran debu dari lautan wilayah,
Mengajar para makhluk hidup, mencakup semua.
Anandinrsvaprabha memasuki ini.

Kemunculan sang Tathāgata di dunia adalah yang sangat sulit ditemukan.
Itu terjadi hanya sekali di dalam lautan kalpa yang tidak terhitung.
Dia mampu menimbulkan keyakinan dan pemahaman pada para makhluk.
Pencapaian ini dicapai oleh Lokapatisvara.

Sang Buddha berkata bahwa sifat alami dari gejala kejadian adalah yang tiada sifat alami;
Mendalam, luas, besar, Itu adalah yang tidak terbayangkan.
Dia menyebabkan semua makhluk hidup menimbulkan keyakinan murni dimanapun.
Ksemajvalaprabha memahami ini dengan baik.

Para Tathāgata dari tiga masa waktu sempurna kebajikannya.
Mereka mengubah alam para makhluk hidup dalam cara yang tidak terbayangkan.
Merenungkan ini mendatangkan kegembiraan.
Inilah yang diumumkan oleh Dharmakriyapritidhyana.

Para makhluk hidup tenggelam kedalam lautan penderitaan.
Ketidaktahuan dan pandangan keruh mereka adalah yang mengkhawatirkan.
Berbelas kasihan, sang Maha Sasta menolong mereka meninggalkan itu selamanya.
Vikurvanadhvaja mengamati keadaan ini.

Sinar dari sang Tathāgata senantiasa terang.
Para Buddha yang tidak terhitung muncul di setiap sinar itu.
Masing-masing mewujudkan diri dan mengubah para makhluk hidup.
Jalan ini dimasuki oleh Naksatrasvarasubhavyuha.

Selanjutnya, Catuprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui selalu menikmati kebahagiaan dari keheningan tenang namun mampu muncul di dunia dalam rangka melenyapkan penderitaan para makhluk. Vimalasuksmaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan lautan dari tanggapan yang dipancarkan dari hati Maha Karuna untuk menganugerahkan permata kebahagiaan kepada semua makhluk hidup. Vimuktisvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan secara menyeluruh dalam pikiran tunggal kekuatan kebajikan dari semua makhluk hidup di sepanjang kalpa yang tidak terbatas. Paramajnanaprajna devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan secara menyeluruh dunia yang mengalami pembentukan, keberadaan, dan kehancuran semuanya menjadi murni seperti ruang angkasa. Ranvasuddhasuksmasvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui penuh kegembiraan dan penuh keyakinan menerima Dharma dari semua Muni. Vaisaradadhyanasvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjelaskan secara terperinci selama waktu kalpa makna dari semua 'Bhumi (tingkat keBuddhaan)' dan 'Upaya-kausalya (cara bijaksana Buddha)'. Samantasvaravisvavirocate devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara bijaksana membuat pemujaan yang besar kepada semua Bodhisattva ketika Mereka turun dari istana surga Tusita untuk mengambil kelahiran. Gambhiratamaprabhasvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui merenungkan lautan dari kekuatan batin dan kebijaksanaan yang tidak habis-habisnya. Vimalakirtitejasa devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati bagaimana kekuatan pemenuhan dari lautan jasa kebajikan memungkinkan para Buddha untuk muncul di dunia dan menggunakan kekuatan kebijaksanaan. Paramasuddhaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membangkitkan permata dari keyakinan yang mendalam dan kegembiraan di dalam ikrar masa lampau yang berkekuatan besar dari para Tathāgata.

Pada waktu itu, Catuprabha devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga Parittabha, surga Apramanabha, surga Abhasvara, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Saya ingat praktek masa lampau dari sang Tathāgata,
Melayani dan memuja para Buddha yang tidak terhitung,
Semua karma murni yang berasal dari keyakinan asli-Nya,
Sekarang semuanya bisa terlihat melalui kekuatan sang Buddha.

Tubuh sang Buddha, tiada bentuk, terbebas dari semua kotoran,
Selamanya tinggal berdiam di dalam belas kasihan,
Menghapus duka dari semua dunia.
Ini adalah pembebasan dari Vimalasuksmaprabha.

Buddhadharma luas dan tanpa batas,
Muncul di dalam lautan seluruh wilayah.
Tingkat dari pembentukan dan kerusakan masing-masing berbeda.
Ini adalah kekuatan pembebasan dari Vimuktisvara.

Sang Buddha, dengan kekuatan batin-Nya yang tiada tandingan,
Muncul dimana-mana di wilayah yang luas di sepuluh penjuru,
Menyebabkan wilayah-wilayah itu selamanya jelas, terhiasi, dan murni.
Ini adalah cara bijaksana dari pembebasan dari Paramajnanaprajna.

Dengan hormat memuja semua Tathāgata,
Yang banyak-Nya seperti butiran debu dari lautan wilayah.
Tidak kehilangan kesempatan mendengar Dharma, menyingkirkan kotoran, tidak bertindak sia-sia,
Pintu gerbang Dharma dari Ranvasuddhasuksmasvara adalah seperti begitu.

Sang Buddha, di sepanjang lautan yang tidak terukur dari maha kalpa,
Menjelaskan secara terperinci Bhumi dengan upaya-kausalya yang tiada banding.
Yang telah Dia katakan tetap terus ada tidak terbatas dan tanpa akhir.
Vaisaradadhyanasvara memahami makna ini.

Perubahan wujud sang Tathāgata membuka pintu yang tidak terbatas.
Dalam sekejap satu pikiran muncul di semua tempat.
Wujud-Nya turun, mencapai Bodhi, membuat maha upaya-kausalya.
Samantasvaravisvavirocate mencapai pembebasan ini.

Ditopang oleh kekuatan yang menakjubkan, mampu menjelaskan,
Dan mempertunjukkan perbuatan dari kekuatan batin Buddha,
Memurnikan para makhluk sesuai dengan indera dan keinginan mereka.
Ini adalah jalan pembebasan dari Gambhiratamaprabhasvara.

Kebijaksanaan sang Tathāgata adalah yang tanpa batas,
Dia tiada tandingan di dunia dan tanpa kemelekatan.
Menanggapi dengan kebaikan hati, Dia muncul dihadapan semua makhluk.
Vimalakirtitejasa terbangkitkan pada Dharma (jalan kebenaran) ini.

Di masa lampau, sang Buddha mempraktekkan Bodhisattvacārya,
Membuat pemujaan kepada semua Buddha di sepuluh penjuru,
Dihadapan masing-masing Buddha itu, Dia membuat Praṇidhāna (ikrar).
Saat mendengar ini, Paramasuddhaprabha mengalami kegembiraan besar.

Selanjutnya, Sikhin devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara dimana-mana tinggal berdiam di Bodhimanda di sepuluh penjuru, mengkhotbahkan Dharma, dan menjadi murni dan terbebas dari semua kemelekatan dalam semua tindakan. Prajnaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup memasuki dhyana dan tinggal menetap di dalam samadhi. Hitaprajnaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana memasuki dharma yang tidak terbayangkan. Samantameghasvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki lautan ucapan dari semua Buddha. Lokavaksvaralocaka devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengingat bagaimana para Bodhisattva mengajar dan mengubah semua makhluk hidup dengan upaya-kausalya. Acalaprabhanetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan ciri-ciri yang berbeda dari ganjaran karma dunia.  Dasadiksavyapaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul dihadapan para makhluk hidup yang berbeda jenis dengan sesuai, untuk menjinakkan dan menundukkan mereka. Vikurvanasvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui tinggal berdiam di dalam kemurnian dari semua gejala kejadian dan keadaan dari praktek keheningan yang tenang. Jvalanetri devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi tidak melekat pada apapun, tanpa batas, tanpa ketergantungan dan selalu dengan rajin muncul di tengah-tengah semua keberadaan. Catusagarasvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan tidak henti-hentinya merenungkan dan memeriksa gejala kejadian yang tidak habis-habisnya.

Pada waktu itu, Mahabrahma Sikhin devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari Brahmakayika : surga Brahmaparisadhya, surga Brahmapurohita, surga Mahabrahma, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Tubuh sang Buddha adalah yang murni dan selalu hening-tenang.
Cahaya-Nya menyinari semua orang di semua dunia.
Tanpa bentuk-rupa, tanpa perbuatan, tanpa gambaran atau pantulan apapun,
Sama seperti awan di langit, begitulah Dia terlihat.

Keadaan Samadhi dari tubuh Buddha,
Tidak dapat diukur oleh makhluk hidup apapun,
Itu diperlihatkan kepada mereka melalui upaya-kausalya yang tidak terbayangkan.
Ini adalah Bodhi dari Prajnaprabha.

Lautan Pintu Dharma, yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra,
Di umumkan sepenuhnya di dalam satu kata.
Namun lautan kalpa tidak akan cukup untuk menjelaskannya semua.
Hitaprajnaprabha terbebaskan pada itu.

Suara yang sempurna dari Buddha secara sama-rata mencapai semuanya di dunia.
Setiap makhluk hidup mencapai wawasan menurut jenisnya.
Namun suara itu tidak menyebabkan perbedaan.
Samantameghasvara terbangkitkan pada itu.

Semua Tathāgata di dalam tiga masa waktu,
Maju berkembang dalam Bodhi melalui upaya-kausalya.
Semuanya berujung pada pencapaian Buddhatva.
Lokavaksvaralocaka terbebaskan pada itu.

Semua makhluk hidup memiliki karma sendiri.
Menurut penyebabnya, berbagai jenis hasil timbul.
Para Buddha menjelaskan ini adalah sifat alami dunia.
Acalaprabhanetra terbangkitkan pada itu.

Secara mudah dengan pintu Dharma yang tidak terhitung,
Dia menjinakkan para makhluk hidup diseluruh sepuluh penjuru,
Tanpa membeda-bedakan diantara mereka.
Ini adalah keadaan dari Dasadiksavyapaprabha.

Tubuh sang Buddha adalah yang tidak terbatas seperti ruang angkasa,
Tiada bentuk-rupa, tidak terhalangi, meliputi sepuluh penjuru.
Semua perwujudan-Nya menyerupai ilusi.
Vikurvanasvara terbangkitkan pada jalan ini.

Tubuh sang Tathāgata adalah yang tanpa batas,
Demikian juga dengan Kebijaksanaan-Nya dan suara-Nya.
Tinggal berdiam di dunia, menampilkan wujud-Nya, namun tanpa kemelekatan.
Jvalanetri memasuki jalan ini.

Sang Dharmaraja menetap di dalam Istana Dharmadhatu dari Akanishtha.
Cahaya dari Dharmakaya-Nya menyinari semua.
Sifat alami gejala kejadian adalah yang tiada bandingan dan tanpa bentuk.
Ini adalah pembebasan dari Catusagarasvara.

Selanjutnya, Vasibhuta devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan permata dari kebebasan dan kemudahan dalam muncul dihadapan para makhluk hidup yang tidak terhitung dan mematangkan mereka. Selanjutnya, Vicitranetre devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memeriksa kegembiraan dari semua makhluk hidup dan lalu membantu mereka untuk mengalami kegembiraan yang di temukan di alam para Muni. Selanjutnya, Vicitrasikhadhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membangkitkan para makhluk hidup untuk memulai praktek menurut berbagai jenis kehendak dan pemahaman mereka. Dhiraprajna devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh mengumpulkan semua makhluk hidup dan menjelaskan Dharma kepada mereka. Rsvasvaravaca devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui maju berkembang dalam prakeknya sendiri melalui mengingat 'kasih sayang yang besar (maha-karuna)' dari para Tathāgata. Suksmaprabhadhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan pintu maha-karuna yang bisa menundukkan kesombongan dari beberapa makhluk, yang dipakai seperti bendera. Santadhatudvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menaklukkan semua kebencian diantara para makhluk di dunia. Subhacakradhvajavyuha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mampu melalui mengingat para Buddha yang tidak terhitung di sepuluh penjuru, datang kepada dia. Puspavananayattaprajna devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mewujudkan pencapaian SamBodhi menurut pikiran para makhluk hidup. Indrabalasubhalamkaraprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki semua dunia dengan cara kekuatan besar yang menakjubkan dan upaya-kausalya.

Pada waktu itu, Vasibhuta devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga Paranirmitavaśavartīn dan mengucapkan syair-gatha ini :

Tubuh sang Buddha adalah yang meliputi semua, setara dengan Dharmadhatu.
Secara menyeluruh menanggapi para makhluk, Dia muncul dihadapan mereka semua,
Memberikan berbagai macam cara memasuki Dharma saat Dia membimbing mereka,
Sehingga mereka akan mencapai kemudahan dalam Dharma dan mencapai Bodhi.

Diantara berbagai macam kesenangan di dunia,
Kesenangan dari keheningan tenang para Muni adalah yang tertinggi.
Tinggal berdiam di dalam sifat alami gejala kejadian yang sangat luas,
Vicitranetre melihat hal ini.

Sang Tathāgata muncul di seluruh sepuluh penjuru arah,
Memberitakan Dharma dengan menanggapi hati orang banyak,
Semua keraguan dipotong putus:
Ini adalah jalan menuju pembebasan dari Vicitrasikhadhvaja.

Para Buddha di semua dunia berbicara dengan suara yang menakjubkan.
Dharma yang diucapkan sepanjang kalpa yang tidak terhitung,
Bisa seluruhnya diungkapkan dalam satu kata,
Dhiraprajna terbebaskan begitu.

Semua kebajikan yang besar di dunia,
Tidak bisa sebanding dengan satu ujung rambut sang Buddha.
Sama seperti ruang angkasa, kebajikan sang Buddha tidak bisa habis.
Ini adalah pencapaian dari Rsvasvaravaca.

Kesombongan dari para makhluk hidup, meninggi seperti gunung,
Sepenuhnya termusnahkan tanpa sisa oleh Dasabala.
Ini adalah pekerjaan dari Maha-karuna dari sang Tathāgata.
Jalan ini dipraktekkan oleh Suksmaprabhadhvaja.

Cahaya kebijaksanaan yang murni mengisi semua dunia,
Mereka yang melihatnya menjadi terbebas dari ketidaktahuan,
Memungkinkan untuk meninggalkan takdir jahat:
Santadhatudvara terbangkitkan pada Dharma ini.

Cahaya yang memancar keluar dari pori-pori sang Buddha mengumumkan,
Nama para Buddha yang banyaknya seperti para makhluk hidup.
Sesuai dengan yang disenangi, mereka semua bisa mendengarnya.
Subhacakradhvajavyuha terbebaskan begitu.

Kebebasan sang Tathāgata tidak bisa diukur,
Itu sepenuhnya mengisi ruang angkasa dan Dharmadhatu.
Semua perkumpulan majelis melihatnya dengan jelas:
Puspavananayattaprajna memasuki jalan menuju pembebasan ini.

Di sepanjang lautan maha-kalpa yang tidak terbatas dan tidak terhitung,
Muncul dimana-mana dan mengkhotbahkan Dharma,
Namun sang Buddha tidak pernah terlihat datang atau pergi.
Indrabalasubhalamkaraprabha terbangkitkan pada ini.

Selanjutnya, Nirmanakausalya devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan perubahan wujud yang mempertunjukkan semua karma. Tusniprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui meninggalkan semua kemelekatan pada objek. Nirmanabala devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memusnahkan ketidaktahuan dan kebingungan pikiran dari semua makhluk hidup, dan menyebabkan mereka menyempurnakan kebijaksanaan. Alamkaraprabhu devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan suara menyenangkan yang tanpa batas. Smrtiprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami ciri-ciri kebajikan yang tidak terbatas dari semua Buddha. Utkramanameghanirghosa devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui sepenuhnya mengetahui pembentukan dan perusakan dari semua kalpa masa lampau dan juga urutannya. Prabhutavismayaparamaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kebijaksanaan yang membangkitkan semua makhluk. Vicitrasikhaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memancarkan cahaya yang dengan cepat mengisi ruang angkasa di sepuluh penjuru arah. Pramodaprajnanispadana devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui semangat kuat yang pencapaiannya tidak bisa dihancurkan. Puspaprabhasikha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui ganjaran yang dialami oleh semua makhluk hidup yang disebabkan oleh karma mereka. Samantadasadiksadarsin devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan perbedaan di dalam bentuk dan jenis yang tidak terbayangkan dari para makhluk hidup.

Pada waktu itu, Nirmanakausalya devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga Nirmanarati dan mengucapkan syair-gatha ini :

Sifat alami dari karma di dunia adalah yang tidak terbayangkan.
Untuk orang banyak yang bingung, sang Buddha membuat pengungkapan yang menyeluruh.
Dia dengan terampil menjelaskan arti sebenarnya dari sebab dan kondisi yang mendasar,
Serta bagaimana karma berbeda dengan setiap makhluk.

Mencoba memvisualisasikan sang Buddha dengan berbagai cara, namun sia-sia.
Mencari-Nya di seluruh sepuluh penjuru, namun tidak dapat menemukan-Nya.
Dharmakaya diperlihatkan, namun tidak nyata;
Tusniprabha melihat dharma ini.

Sepanjang lautan kalpa, sang Buddha mengolah banyak praktik,
Demi memadamkan ketidaktahuan dan kebingungan di dunia.
Oleh karena itu, kemurniannya bersinar paling terang.
Nirmanabala tercerahkan begitu.

Semua suara yang sangat indah di dunia,
Tidak dapat menandingi suara sang Tathāgata.
Sang Buddha meliputi sepuluh penjuru dengan suara tunggal.
Alamkaraprabhu memasuki pembebasan ini.

Kekuatan kebajikan yang dihimpun oleh yang di dunia,
Tidak dapat menandingi bahkan satu ciri-ciri saja dari sang Tathāgata.
Kualitas kebajikan sang Tathāgata adalah sama seperti ruang angkasa.
Smrtiprabha melihat hal ini.

Kalpa yang tidak terhitung di seluruh tiga masa waktu,
Juga berbagai jenis aspek tentang pembentukan dan perusakannya,
Sepenuhnya ditampilkan di dalam satu pori-pori dari sang Buddha.
Utkramanameghanirghosa mengetahui tingkat ini.

Luas ruang angkasa di sepanjang sepuluh penjuru bisa diketahui,
Namun luas pori-pori sang Buddha tidak bisa dipahami.
Keadaan tanpa halangan yang tidak terbayangkan ini,
Dipahami oleh Vicitrasikhaprabha.

Sepanjang kalpa lampau yang tidak terukur di dunia,
Sang Buddha secara menyeluruh mengolah Maha Paramita yang luas,
Tanpa kenal lelah selalu rajin berlatih dengan semangat penuh.
Pramodaprajnanispadana mengetahui pintu gerbang Dharma ini.

Penyebab dan kondisi yang menghasilkan karma adalah yang sulit dipahami,
Namun Sang Buddha menjelaskannya kepada semua orang di dunia ini.
Sifat alami gejala kejadian pada dasarnya adalah yang murni dan tanpa noda.
Inilah tempat masuknya Puspaprabhasikha.

Anda harus merenungkan pori-pori tunggal sang Buddha,
Karena semua makhluk ditemukan di dalamnya,
Namun mereka tidak datang ataupun pergi.
Samantadasadiksadarsin mengerti hal ini.

Selanjutnya, Tusita devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghadiri pemutaran Roda Dharma yang sempurna setiap kali sang Buddha muncul di dunia.





________________________________________________________________________________

Dharani dalam sanskrit berarti "menyatukan dan menjunjung". Ia menyatukan semua gejala kejadian dan menjunjung semua makna. Menyatukan semua gejala kejadian, berarti mengumpulkan di dalam tubuh, ucapan, dan pikiran sehingga tiada karma jahat terlaksana; Tiga karma itu dimurnikan. Ini adalah cara dari Dharani. Jika Anda menciptakan karma dengan tubuh, ucapan, dan pikiran, dan ketiga jenis karma ini tidak murni, maka Anda tidak menjunjung tinggi cara Dharani.

"menyatukan semua gejala kejadian" berarti Anda berhati-hati dalam kata-kata dan berhati-hati dalam tindakan. Anda kurangi bicara.

"menjunjung semua makna," berarti Anda melakukan segala macam perbuatan berpahala dan kebajikan untuk menghiasi diri Anda sendiri. Inilah alasan lainnya mengapa permata ini dikatakan sebagai yang tidak habis-habisnya.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sat Dec 09, 2017 11:05 pm, total 73 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Vairocana Hum

Post by skipper Fri Sep 22, 2017 11:41 pm

Nandasikhasagara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperoleh tubuh murni yang terang, yang meluas meliputi ruang angkasa. Paramagunadhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membuat lautan 'panidhana (ikrar)' yang memadamkan penderitaan dunia. Acalatusniprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan tubuh dimana-mana untuk membabarkan Dharma. Tosasundaranetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh memurnikan alam dari semua makhluk. Vimalacandraratnakuta devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki garbha yang tidak habis-habisnya, yang digunakan untuk mengubah orang di dunia dengan sering muncul dihadapan mereka. Paramavikrantabala devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menampakkan keadaan 'Bodhi (kebangkitan)' dari semua Buddha. Suksmavajraprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menguatkan tekad semua makhluk hidup pada Bodhi, menjadikannya tidak dapat dihancurkan. Naksatravyuhaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mendekati semua Buddha semasa Mereka di dunia, dan mengamati upaya-kausalya yang Mereka gunakan untuk menjinakkan para makhluk hidup. Tosalamkara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui pikiran para makhluk hidup dalam sekejap satu pikiran dan mewujudkan sesuai dengan kesanggupan mereka.

Pada waktu itu, Tusita devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga Tusita dan mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Tathāgata, yang luas dan besar, meliputi seluruh Dharmadhatu.
Terhadap semua makhluk, Dia benar-benar menyamainya.
Di mana-mana menanggapi orang banyak, Dia menjelaskan pintu keajaiban,
Menyebabkan mereka memasuki dharma yang tidak terbayangkan.

Tubuh sang Buddha muncul di mana-mana di dalam sepuluh penjuru.
Tanpa keterikatan, tanpa halangan, tidak bisa dipahami.
Mereka yang di dunia bisa melihat berbagai wujud-Nya.
Ini adalah jalan masuk dari Nandasikhasagara.

Di masa lampau, sang Tathāgata mengolah berbagai praktik.
Ikrar-Nya yang murni dan luar biasa dalam seperti lautan.
Semua Buddhadharma disempurnakan.
Paramagunadhvaja mengetahui upaya-kausalya ini.

Dharmakaya sang Tathāgata adalah yang tidak terbayangkan,
Mencerminkan bentuk-bentuk tersendiri, yang sebanding dengan Dharmadhatu.
Di mana-mana Dia menjelaskan semua gejala kejadian.
Acalatusniprabha memperoleh pembebasan ini.

Para makhluk hidup terbelenggu dan ditutupi oleh karma dan angan-angan khayalan.
Merasa bangga, sombong, dan gemar, pikiran mereka mengembara.
Sang Tathāgata menjelaskan Dharma yang hening-tenang dan diam kepada mereka.
Tosasundaranetra mengetahui ini dari merenungkan, dan hatinya bersukacita.

Guru Sejati dari semua orang di semua dunia
Tampil untuk menyelamatkan para makhluk, memberikan perlindungan,
Memperlihatkan kediaman surga Santusita.
Vimalacandraratnakuta memasuki ini dengan mendalam.

Sang Guru Sejati semua orang di semua dunia
Tampil untuk menyelamatkan para makhluk, memberikan perlindungan,
Memperlihatkan kediaman surga Santusita.
Vimalacandraratnakuta memasuki ini dengan mendalam.

Keadaan Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Meliputi seluruh Dharmadhatu,
Memasuki semua gejala kejadian, dan mencapai pantai seberang.
Paramavikrantabala melihat ini dan bergembira.

Jika makhluk hidup siap menerima Dharma,
Dan, setelah mendengar kebajikan Buddha, berjuang untuk Bodhi,
Dia menyebabkan mereka tinggal berdiam di lautan kebajikan, selamanya murni.
Suksmavajraprabha merenungkan ini.

Di lautan wilayah yang sebanyak butiran debu di sepuluh penjuru arah,
Semua makhluk datang ke sang Buddha dan berkumpul,
Untuk memuja-Nya dan mendengar Dharma.
Naksatravyuhaprabha melihat ini.

Pikiran dari lautan para makhluk hidup adalah tidak terbayangkan.
Tidak tinggal berdiam, tidak bergerak, tanpa tempat tinggal,
Dalam sekejap satu pikiran, sang Buddha melihat semuanya dengan jelas.
Tosalamkara memahami ini dengan baik.

Selanjutnya, Suyama devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menumbuhkan kebajikan semua makhluk hidup, menyebabkan mereka selamanya terbebas dari kegelisahan dan  penderitaan. Manjuprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki semua alam. Aksayaprajnagunadhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan semua kemalangan melalui cara Roda belas kasih yang besar. Vikurvanakausalya memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami pikiran semua makhluk hidup di tiga masa waktu. Smrtimahaprabha memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki cahaya pintu gerbang dharani yang mana dengan kukuh mengingat semua Dharma tanpa melupakannya. Acintyaprajna memperoleh jalan menuju pembebasan melalui upaya-kausalya yang tidak terbayangkan masuk kedalam sifat alami dari semua karma. Cakranabhi memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara bijaksana mematangkan para makhluk dengan memutar roda Dharma. Tejojvala memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mengamati para makhluk hidup dengan mata besar yang luas dan kemudian menjinakkan mereka. Pradiptaprabha memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melampaui semua rintangan karma dan menjauhi perbuatan jahat. Samantavilokitamahayasas memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membimbing rombongan para deva, mendorong mereka untuk memurnikan pikiran dengan praktek.

Pada waktu itu, Suyama devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga Suyama dan mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Buddha, selama kalpa yang tidak terukur jauh di masa lampau,
Telah mengeringkan lautan penderitaan dunia,
Membuka jalan kemurnian yang tanpa noda,
Bertindak sebagai lampu kebijaksanaan yang senantiasa menerangi makhluk hidup.

Dharmakaya sang Tathāgata adalah yang sangat besar,
Hingga batas dari sepuluh penjuru, tidak bisa dipahami.
Upaya-kausalya-Nya adalah yang tidak terbatas.
Manjuprabha memasuki ini dengan kebijaksanaan.

Penderitaan dari lahir, usia tua, sakit, mati, dan kesedihan,
Menindas para makhluk tanpa istirahat.
Sang Guru besar, dengan belas kasih, berikrar untuk menghapusnya.
Aksayaprajnagunadhvaja tercerahkan begitu dan memahaminya.

Tanpa rintangan, seperti khayalan, adalah kebijaksanaan Buddha,
Memahami semua gejala kejadian di tiga masa waktu,
Secara menyeluruh menembus pikiran para makhluk hidup.
Ini adalah keadaan dari Vikurvanakausalya.

Batas dari Dharani tidak bisa ditemukan.
Lautan kefasihan-Nya adalah juga yang tidak terbatas.
Dia mampu memutar Roda Saddharma yang murni.
Ini adalah pembebasan Smrtimahaprabha.

Sifat alami dari karma adalah yang luas dan tidak habis-habisnya.
Terbangkitkan kebijaksanaan, Dia menjelaskannya dengan cekatan.
Upaya-kausalya-Nya adalah yang tidak terbayangkan.
Acintyaprajna memasuki ini.

Memutar Roda Dharma yang tidak terbayangkan,
Menampilkan pengolahan jalan Bodhi,
Selamanya menghapus penderitaan makhluk hidup:
Ini adalah tingkat upaya-kausalya dari Cakranabhi.

Dharmakaya sang Tathāgata pada dasarnya adalah yang tiada duanya.
Menanggapi para makhluk sesuai dengan bentuknya, Dia memenuhi dunia.
Setiap makhluk melihat sang Buddha muncul di hadapannya.
Ini adalah keadaan Tejojvala.

Sekali para makhluk hidup melihat sang Buddha,
Itu akan membersihkan diri mereka dari semua rintangan karma,
Dan selamanya meninggalkan semua karma jahat, tanpa sisa.
Pradiptaprabha berjalan mengikuti jalan ini.

Di antara semuanya di dalam perkumpulan majelis yang seluas samudra,
Sang Buddha adalah yang paling mengagumkan dan mempesona.
Dia menurunkan hujan Dharma dimana-mana untuk memberi makan makhluk hidup.
Samantavilokitamahayasas memasuki jalan ini menuju pembebasan.

Selanjutnya, Sakra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengalami kebahagiaan besar dari mengingat kemunculan para Buddha di tiga masa waktu dan dengan jelas melihat semua gejala kejadian termasuk pembentukan dan kerusakan wilayahnya. Samantapurnasvaraprarcati devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mampu menyadari bagaimana tubuh sang Buddha menjadi yang paling murni, luas dan tiada bandingan di dunia. Karunanetraratnasikha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui awan kasih sayang yang menutupi semua. Ratnaprabhayasadhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui selalu melihat para Buddha dan menampilkan berbagai bentuk tubuh yang agung dihadapan para Lokanatha. Pramodakarasikha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui karma baik (punya karma) yang menghasilkan kota, desa, dan istana semua makhluk hidup. Vapusasamyaksmrtih devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan perbuatan dari semua Buddha yang mematangkan para makhluk hidup. Sumeruparamasvara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui ciri-ciri perubahan dari kalpa serta pembentukan dan perusakannya di semua dunia. Sampannasmrtih devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui merenungkan praktek para Bodhisattva masa depan dalam menjinakkan para makhluk hidup. Anandanapuspaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami penyebab yang mendasari kegembiraan dari semua dewa. Jnanasuryanetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan kepada semua dewa, akar kebajikan yang mencapai kelahiran kembali yang terbebas dari 'angan-angan khayalan (moha)'. Bodhanayasenaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mencerahkan semua rombongan dewa, selamanya memotong habis keraguan mereka.

Pada waktu itu, Sakra devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar dari surga Trayatrimsa dan mengucapkan syair-gatha ini :

Saya merenungkan para Buddha dari tiga masa waktu,
Bagaimana semua keadaan Mereka yang sebanding dan setara.
Peluruhan dan pembentukan ksetra Mereka.
Kekuatan sang Buddha yang menakjubkan membuatnya bisa terlihat bagi semua orang.

Tubuh sang Buddha, luas dan besar, meliputi sepuluh penjuru.
Bentuk-Nya yang tidak terbayangkan dan tak tertandingi menguntungkan semua makhluk.
Kecemerlangan-Nya menyinari semua dan mencapai di mana-mana.
Samantapurnasvaraprarcati merenungkan jalan ini.

Upaya-kausalya sang Tathāgata datang dari samudra belas kasih,
Di kalpa masa lalu, peraktek-Nya sangat murni.
Dia mengubah dan membimbing para makhluk hidup yang tidak terbatas.
Karunanetraratnasikha tercerahkan begitu.

Sewaktu saya mengingat lautan kebajikan sang Dharma-raja,
Yang tertinggi dan tiada bandingnya di seluruh dunia,
Menghasilkan kebahagiaan yang luar biasa luas:
Inilah pembebasan Ratnaprabhayasadhvaja.

Sang Buddha mengetahui lautan karma baik para makhluk hidup,
Berbagai macam penyebab unggul yang menghasilkan berkat yang besar.
Semuanya diperlihatkan, tanpa sisa.
Pramodakarasikha melihat ini.

Para Buddha muncul di sepanjang sepuluh penjuru,
Di mana-mana meliputi seluruh dunia.
Mengamati pikiran makhluk hidup, tampil untuk menjinakkannya.
Vapusasamyaksmrtih mencapai jalan ini.

Mata yang luas dan besar pada tubuh kebijaksanaan sang Tathāgata,
Melihat semua butiran debu di seluruh dunia tanpa kecuali,
Secara menyeluruh meliputi sepuluh penjuru.
Inilah pembebasan Sumeruparamasvara.

Praktek bodhi dari semua murid sang Buddha,
Sepenuhnya diperlihatkan di satu pori-pori sang Tathāgata,
Dalam semua kesempurnaannya yang tidak terukur.
Sampannasmrtih melihat hal ini dengan jelas.

Semua peristiwa kedamaian dan kebahagiaan di dunia,
Timbul disebabkan oleh sang Buddha.
Yang tertinggi dan tiada bandingannya adalah kebajikan sang Tathāgata.
Anandanapuspaprabha memasuki tempat pembebasan ini.

Jika orang mengingat kembali bagian terkecil dari kebajikan sang Tathāgata,
Atau bahkan menghasilkan satu pemikiran kekaguman pada itu,
Ketakutan pada semua jalan jahat akan selamanya terhalau.
Jnanasuryanetra menyadari ini dengan sangat mendalam.

Dalam gejala kejadian yang hening-tenang, kekuatan batin yang besar
Menanggapi pikiran semua makhluk di mana-mana.
Semua keraguan dan angan-angan khayalan menjadi putus.
Inilah pencapaian Bodhanayasenaprabha.

Selanjutnya, Surya devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh memancarkan cahaya murni kepada para makhluk hidup di sepuluh penjuru, terus menguntungkan mereka selamanya. Subhajvalanetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan tubuh yang sesuai dengan semua golongan, mencerahkan para makhluk hidup, menyebabkan mereka memasuki lautan kebijaksanaan. Sumeruprabhasapsaradhvaja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi pemimpin semua makhluk hidup, menyebabkan mereka dengan rajin mengolah kualitas kebajikan yang murni dan tidak terbatas. Vimalaratnavyuha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kebulatan tekad yang mendalam bersukacita mengolah semua praktek pertapaan. Avaivartikavikrama devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh memancarkan cahaya yang tidak terhalang, menyebabkan semua makhluk meningkatkan kekuatan dan semangat. Supuspamalatejasa devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh memancarkan cahaya yang murni ke tubuh para makhluk hidup, yang membangkitkan lautan kegembiraan dan keyakinan. Paramadhvajaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui cahaya yang menyinari para makhluk di dunia, sehingga mereka berhasil menyempurnakan semua jenis kualitas kebajikan. Ratnasikhasamantaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui  belas kasih besar yang mewujudkan berbagai macam bentuk dan warna dari permata di alam-alam yang tanpa batas. Prabhanetra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memurnikan mata dari semua makhluk hidup, menyebabkan mereka bisa melihat garbha dari dharmadhatu. Punyadhara devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengembangkan perhatian yang murni tanpa henti, yang tidak pernah hilang atau rusak. Samantavivartaprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membawa istana matahari beredar dimana-mana, menyinari semua makhluk hidup di sepuluh penjuru, sehingga mereka berhasil menyelesaikan pekerjaan.

Pada waktu itu, Surya devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar Suryadevaputra dan mengucapkan syair-gatha ini :

Cahaya kebijaksanaan besar sang Tathāgata,
Secara menyeluruh menerangi wilayah sepuluh penjuru.
Semua makhluk hidup melihat sang Buddha.
Dengan menggunakan banyak jenis upaya-kausalya, mereka dijinakkan.

Bentuk sang Tathāgata adalah yang tidak terbatas.
Dia mewujudkan tubuh yang sesuai dengan para makhluk hidup,
Dimana-mana membuka samudra kebijaksanaan untuk semua orang di dunia:
Subhajvalanetra merenungkan sang Buddha dengan cara ini.

Tubuh sang Buddha tiada taranya dan tidak dapat dibandingkan.
Kilauan cahaya-Nya membanjiri sepuluh penjuru,
Melampaui segalanya, yang tertinggi:
Pintu Dharma ini dicapai oleh Sumeruprabhasapsaradhvaja.

Demi memberi manfaat kepada dunia, Dia mengolah praktik pertapaan,
Melintasi semua alam keberadaan selama kalpa yang tidak terhingga.
Murni dan meliputi semua seperti ruang angkasa adalah pancaran cahaya-Nya.
Vimalaratnavyuha mengetahui upaya-kausalya ini.

Tidak terhalang, sang Buddha mengeluarkan suara yang indah,
Meliputi semua wilayah di sepuluh penjuru.
Dengan rasa Dharma, Dia menguntungkan semua makhluk.
Avaivartikavikrama mengetahui upaya-kausalya ini.

Dia memancarkan jaring cahaya yang tidak terbayangkan,
Secara menyeluruh memurnikan semua makhluk hidup,
Membangkitkan keyakinan mendalam dan pemahaman pada setiap orang:
Supuspamalatejasa memasuki pintu ini.

Semua cahaya di dunia,
Tiada yang bisa menandingi cahaya di dalam satu pori sang Buddha.
Ini adalah cahaya Buddha yang tidak terbayangkan:
Inilah pembebasan Paramadhvajaprabha.

Dharma dari semua Buddha adalah demikian:
Mereka duduk di bawah Bodhi, sang Raja Pohon,
Menyebabkan yang menyimpang untuk tinggal di jalur.
Ratnasikhasamantaprabha melihat ini.

Para makhluk hidup buta, tidak tahu, dan terjebak dalam penderitaan.
Sang Buddha menawarkan membuka mata murni mereka.
Dan juga menyalakan lampu kebijaksanaan untuk mereka.
Prabhanetra merenungkan ini secara mendalam.

Bhagavan yang menguasai cara pembebasan.
Jika makhluk hidup melihat Dia sekali dan memuja-Nya,
Mereka akan dibuat mengolah parktek hingga berbuah:
Ini adalah kekuatan kebijaksanaan Punyadhara.

Pintu Dharma tanpa batas di dalam satu ajaran,
Melalui ribuan kalpa yang tidak terukur telah diajarkan.
Makna yang mencakup luas dari Dharma telah diumumkan.
Ini dipahami oleh Samantavivartaprabha.

Selanjutnya, Candra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh memancarkan cahaya murni di seluruh dharmadhatu, mengumpulkan dan mengubah para makhluk hidup. Pusparajasikhamandala devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati alam-alam dari semua makhluk hidup, menyebabkan mereka secara menyeluruh memasuki Dharma yang tanpa batas. Anantacitravimalateja devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui berbagai macam kondisi dari melekat pada objek di dalam lautan pikiran dari semua makhluk hidup. Lokamadhyasantikarin devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menganugerahkan kebahagiaan yang tidak terbayangkan kepada semua makhluk hidup, sehingga mereka menari gembira. Drumarajanetraprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui sepanjang waktu melindungi pekerjaan petani, seperti pertumbuhan bibit, tunas, batang, dan sebagainya, menyebabkannya berhasil tumbuh subur. Vimalaprabhavyuha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan belas kasih menyelamatkan dan melindungi semua makhluk hidup, menyebabkan mereka menyaksikan pengalaman dari peneritaan dan kebahagiaan.
Samantaviharavikaraprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh muncul di sepuluh penjuru sambil memegang bulan yang murni. Naksatradhipati devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan semua gejala kejadian adalah yang tidak nyata, dan sama seperti ruang angkasa, tanpa ciri-ciri dan sifat alami yang melekat. Visuddhabodhicandra devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melaksanakan perbuatan yang besar demi memberi manfaat kepada semua makhluk hidup. Mahadyutiprabha devendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana memotong putus semua keraguan dan angan-angan khayalan.

Pada waktu itu, Candra devendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para devaputra di istana bulan dan mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Buddha memancarkan cahaya yang meliputi seluruh dunia,
Menyinari wilayah di sepuluh penjuru,
Mengumumkan Maha Vaipulya Dharma yang tidak terbayangkan,
Menghancurkan selamanya kegelapan dari ketidaktahuan makhluk hidup.

Keadaan-Nya adalah yang tidak terbatas dan tanpa akhir.
Di sepanjang kalpa yang tidak terhingga, Dia terus mengajar,
Mengubah semua makhluk hidup dengan berbagai cara penguasaan diri.
Pusparajasikhamandala merenungkan Sang Buddha dengan cara ini.

Lautan pikiran para makhluk hidup bervariasi dari waktu ke waktu.
Kebijaksanaan sang Buddha yang luas mengetahui semua ini.
Di mana-mana membabarkan Dharma, memberikan kebahagiaan:
Inilah pembebasan Anantacitravimalateja.

Makhluk hidup, tidak memiliki kebahagiaan dari keheningan-tenang para Muni,
Dan terperosok ke jalan jahat, menanggung semua kesengsaraan.
Sang Tathāgata menunjukkan pintu sifat alami gejala kejadian.
Lokamadhyasantikarin melihat dan merenungkan hal ini.

Sungguh langka Maha Maitri dan Karuna dari sang Tathāgata.
Demi memberi manfaat kepada makhluk hidup, memasuki semua alam keberadaan,
Membabarkan Dharma, menganjurkan kebajikan, membantu keberhasilan:
Inilah yang Drumarajanetraprabha pahami.

Sang Bhagavan mengungkapkan cahaya Dharma,
Memeriksa sifat alami dari semua karma di dunia,
Perbuatan baik dan jahat dengan tanpa kesalahan.
Saat melihat ini, Vimalaprabhavyuha bersukacita.

Sang Buddha adalah landasan dari segala berkat,
Sama seperti bumi yang besar menopang istana.
Dengan terampil Dia menunjukkan jalan kedamaian, terbebas dari kegelisahan:
Samantaviharavikaraprabha mengetahui cara bijaksana ini.

Kecemerlangan dari api kebijaksanaan sang Buddha meliputi Dharmadhatu.
Dia mewujudkan tubuh yang tidak terhitung, yang sama dengan semua makhluk.
Di mana-mana, untuk semua, Dia membuka kenyataan yang sesungguhnya.
Naksatradhipati terbangkitkan di jalan ini.

Sang Buddha, sama seperti ruang angkasa, tidak memiliki sifat alami yang melekat.
Demi memberi manfaat kepada makhluk hidup, Dia muncul di dunia,
Ciri-ciri dan kemurnian-Nya sama seperti pantulan.
Visuddhabodhicandra melihat ini.

Dari semua pori-pori tubuh sang Buddha mengeluarkan suara ke semesta.
Awan Dharma-Nya menyelimuti seluruh dunia.
Mereka yang mendengarnya menjadi bahagia tanpa kecuali.
Mahadyutiprabha telah terbangkitkan pada pembebasan ini.

Selanjutnya, Rastralamba Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengumpulkan semua makhluk hidup dengan cara bijaksana yang berkuasa. Drumatejasa Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana melihat hiasan dari semua kebajikan. Vimalanetra Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memotong putus kesedihan dan penderitaan semua makhluk hidup selamanya, menghasilkan gudang kebahagiaan. Puspamukuta Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memotong putus semua pandangan salah dan angan-angan khayalan dari semua makhluk hidup selamanya. Samantasvara Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membentang dimana-mana seperti awan, menaungi dan menyegarkan semua makhluk hidup. Pramodalasyasulocana Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui  mewujudkan tubuh indah yang sangat besar, menyebarkan kedamaian dan kebahagiaan kepada semua. Vicitrasvarasimhadhvaja Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebarkan semua permata yang terkenal di seluruh sepuluh penjuru. Samantaratnabhasavyuha Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan tubuh murni yang terang, dan membuat setiap orang sangat berbahagia. Vajravrksapuspadhvaja Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana menyuburkan semua pohon, menyebabkan yang melihatnya menjadi bahagia. Samantalamkaravyuha Gandharvaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara terampil memasuki semua Buddhadhatu dan menganugerahkan kedamaian dan kebahagiaan pada semua makhluk hidup.

Pada waktu itu, Rastralamba Gandharvaraja, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Gandharva dan mengucapkan syair-gatha ini :

Pintu yang tidak terhitung banyaknya menuju alam semua Buddha,
Adalah yang para makhluk hidup masih belum bisa masuk.
Murni di dalam sifat alami, sang Sugata sama seperti ruang angkasa.
Di mana-mana Dia membuka jalan yang benar pada semua dunia.

Masing-masing dari pori-pori sang Tathāgata,
Penuh dengan lautan kualitas kebajikan,
Memberi manfaat dan kebahagiaan kepada semua orang di dunia.
Drumatejasa melihat hal ini.

Lautan luas dari kesedihan dan penderitaan dunia
Dikeringkan oleh sang Buddha, tiada setetespun yang tersisa.
Belas-kasihan dari sang Tathāgata melakukan banyak upaya-kausalya.
Vimalanetra memahami hal ini dengan mendalam.

Lautan wilayah di sepuluh penjuru arah adalah tidak terbatas,
Cahaya kebijaksanaan sang Buddha menyinari itu semua,
Secara menyeluruh membersihkan semua pandangan salah.
Puspamukuta memasuki jalan ini.

Selama kalpa yang tidak terhingga, sang Buddha,
Mengolah upaya-kausalya berdasarkan Maha Karuna.
Dia menentramkan semua orang di dunia ini.
Samantasvara memasuki jalan ini.

Semua bersukacita melihat tubuh sang Buddha yang tanpa noda.
Dia menghasilkan kegembiraan tanpa henti di dunia.
Sebab dan akibat yang mengarah pada pembebasan secara bertahap tercapai.
Pramodalasyasulocana dengan terampil mempertunjukkan hal ini.

Para makhluk hidup, bingung, selamanya berputar dalam perpindahan,
Rintangan dari ketidaktahuan mereka adalah yang paling kuat dan padat.
Untuk mereka, sang Tathāgata menjelaskan Maha Vaipulya Dharma.
Vicitrasvarasimhadhvaja menyampaikan hal ini.

Sang Tathāgata secara dimana-mana mewujudkan tubuh yang menakjubkan,
Dengan keanekaragaman yang tidak terukur, setara dengan semua makhluk.
Berbagai upaya-kausalya-Nya bersinar di seluruh dunia.
Samantaratnabhasavyuha melihat hal ini.

Pintu yang tidak terbatas dari pengetahuan dan cara bijaksana,
Sang Buddha membukakannya kepada semua makhluk hidup,
Untuk memasuki praktik sejati dari Anuttara Samyaksambodhi.
Vajravrksapuspadhvaja dengan terampil merenungkannya.

Dengan sekejap, mengandung ratusan ribu kalpa.
Kekuatan batin sang Buddha bisa mewujudkan hal ini dengan tanpa usaha.
Menganugerahkan kedamaian dan sukacita secara setara kepada semua makhluk.
Inilah pembebasan Samantalamkaravyuha.

Selanjutnya, Vrddhi Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan semua kekuatan kebencian. Nagadhipati Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengolah lautan praktek yang tanpa batas. Dhvajalamkarakausala Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui apa yang menyenangkan pikiran dari semua makhluk hidup. Samantahitakara Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh menyelesaikan karma yang dihasilkan oleh cahaya murni. Rudrastha Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan kepada semua makhluk hidup jalan tanpa takut menuju kedamaian. Sumanasulocana Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengeringkan lautan dambaan nafsu dari semua makhluk hidup. Tungasikharamati Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan awan cahaya di semua alam makhluk. Balinbhuja Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memancarkan cahaya dan menghancurkan rintangan berat yang seperti gunung. Anantavimalapuspanetra Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan permata dari belas kasih besar yang tanpa kemunduran. Asuranetradivyamahamukha Kumbhandaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mewujudkan tubuh yang menjelajahi berbagai alam makhluk.

Pada waktu itu, Vrddhi Kumbhandaraja, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Kumbhanda dan mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Loka Vinayaka mencapai kekuatan kesabaran dan,
Demi para makhluk, mengolah selama kalpa yang tidak terhingga.
Selamanya meninggalkan angan-angan duniawi dan kesombongan,
Oleh sebab itu, tubuh-Nya adalah yang paling murni terhiasi.

Di masa lalu, di semua tempat, sang Buddha mengolah lautan praktek,
Mengajar dan mengubah orang banyak yang tidak terhingga di sepuluh penjuru.
Dengan berbagai cara bijaksana, menguntungkan semua makhluk hidup.
Nagadhipati mencapai jalan menuju pembebasan ini.

Dengan kebijaksanaan yang besar, sang Buddha menyelamatkan makhluk hidup.
Dengan jelas mengerti semua pikiran mereka tanpa kecuali.
Dia menjinakkan mereka dengan berbagai macam upaya kausalya.
Dhvajalamkarakausala melihat ini dan bersukacita.

Tanggapan dari kekuatan batin-Nya yang diwujudkan seperti pantulan cahaya,
Roda Dharma yang Dia putar kenyataannya sama dengan ruang angkasa,
Tinggal berdiam di dunia begitu selama kalpa yang tidak terhitung.
Inilah yang dicapai Samantahitakara.

Para makhluk hidup dibutakan oleh ketidaktahuan, menjadi bingung.
Sinar sang Buddha menerangi jalan menuju kedamaian,
Demi menyelamatkan dan membebaskan mereka dari penderitaan.
Inilah pintu Dharma yang direnungkan oleh Rudrastha.

Penuh kesengsaraan, hanyut dan tenggelam di dalam lautan nafsu keinginan,
Sang Cahaya Kebijaksanaan yang menyinari semua melenyapkan ini semua.
Dengan melenyapkan penderitaan itu, Dia lalu memberitakan Dharma.
Inilah pencapaian dari Sumanasulocana.

Tubuh sang Buddha menanggapi semua, tiada satupun yang tidak bisa melihat-Nya.
Dia mengubah orang banyak, menggunakan berbagai macam upaya-kausalya.
Dengan suara seperti guntur, Dia menurunkan hujan Dharma.
Tungasikharamati memasuki pintu Dharma ini.

Sinar murni yang terang tidaklah dipancarkan dengan sia-sia.
Dengan menjumpainya, hambatan yang berat akan terhalau.
Itu mengumumkan kebajikan Buddha yang tidak terbatas.
Balinbhuja memahami prinsip yang mendalam ini.

Demi memberikan kedamaian dan sukacita kepada semua makhluk hidup,
Dia mengolah maha-karuna selama kalpa yang tidak terhingga.
Dengan berbagai upaya-kausalya, menghapuskan sakit mereka:
Anantavimalapuspanetra melihat hal ini.

Kekuatan batin-Nya yang tanpa ketergantungan dan tidak terbayangkan,
Tubuh-Nya muncul secara menyeluruh di sepuluh penjuru arah,
Namun tidak datang maupun tidak pergi:
Asuranetradivyamahamukha memahami hal ini.

Selanjutnya, Virupaksha Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memadamkan semua api penderitaan dari kehidupan naga. Sagara Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan banyak tubuh makhluk hidup yang tidak terbatas jumlahnya dengan mengubah wujud tubuh naganya sendiri dalam sekejap satu pikiran. Meghanadasuksmadhvaja Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengucapkan lautan nama para Buddha yang tidak terbatas jumlahnya dengan suara murni yang jelas di semua alam para makhluk. Jvalavaktasagaraprabha Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul di semua tempat di dalam banyak Buddhaksetra yang dibuat berbeda-beda. Jvalanetra Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mempelajari bagaimana belas kasih sang Tathāgata melenyapkan belenggu kebencian dan angan-angan khayalan semua makhluk hidup. Samantoccameghadhvaja Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan kepada semua makhluk hidup lautan kebahagiaan yang besar. Takshaka Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghancurkan semua ketakutan dengan suara murni penyelamatan. Anantavikrama Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan semua tubuh Buddha dan juga urutan kalpa Mereka. Suddhavarna Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghasilkan lautan kesenangan besar dan kebahagiaan dari semua makhluk hidup. Mahanadasarvatravaha Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan suara menyenangkan yang tidak terhalang dan yang setara dengan semua. Nirosniklesa Nagaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan semua penderitaan dunia dengan awan belas kasih besar yang melindungi semua.

Pada waktu itu, Virupaksha Nagaraja, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Naga dan mengucapkan syair-gatha ini :

Lihatlah Dharma sang Tathāgata yang selalu demikian,
Memberi manfaat kepada semua makhluk hidup,
Dengan kekuatan belas kasih besar dan kebaikan,
Menyelamatkan mereka yang telah jatuh ke dalam jalan yang menakutkan.

Makhluk hidup dengan semua perbedaan mereka,
Seluruhnya diperlihatkan pada satu ujung rambut-Nya.
Perubahan wujud dari kekuatan batin-Nya memenuhi dunia.
Sagara merenungkan sang Buddha dalam jalan ini.

Sang Buddha, dengan kekuatan batin-Nya yang tidak terbatas,
Secara luas memberitakan julukan-Nya yang setara dengan jumlah makhluk hidup.
Dia menyebabkan semua orang mendengarnya sesuai dengan kesenangan mereka.
Meghanadasuksmadhvaja memahami hal ini.

Para makhluk yang tidak terbatas dari wilayah yang tanpa batas,
Sang Buddha mencakupnya di dalam satu pori.
Sang Tathāgata duduk dengan hening-tenang di tengah-tengah majelis.
Ini dilihat oleh Jvalavaktasagaraprabha.

Pikiran kebencian dari semua makhluk hidup,
Belenggu ketidaktahuan mereka yang sedalam lautan,
Sepenuhnya dilenyapkan oleh belas kasih sang Tathāgata.
Jvalanetra mengamati hal ini dengan jelas.

Kekuatan kebajikan dari semua makhluk hidup,
Sepenuhnya diwujudkan di dalam pori-pori sang Buddha.
Setelah memperlihatkan ini, Dia mengembalikannya semua ke lautan kebajikan:
Ini dilihat oleh Samantoccameghadhvaja.

Pori-pori sang Buddha memancarkan cahaya kebijaksanaan.
Cahaya itu memberitakan suara menakjubkan ke mana-mana.
Mereka yang mendengarnya menjadi bebas dari kekhawatiran dan ketakutan.
Takshaka menyadari jalan ini.

Semua Tathāgata dari tiga masa waktu,
Ksetra, hiasan, dan urutan kalpa Mereka
Diwujudkan di dalam tubuh sang Buddha.
Anantavikrama melihat kekuatan batin ini.

Saya mengamati praktek masa lampau sang Tathāgata,
Yang membuat persembahan kepada lautan seluruh Buddha,
Meningkatkan kebahagiaannya dengan Mereka semua:
Inilah jalan masuk Suddhavarna.

Upaya kausalya sang Buddha menyesuaikan suara,
Memberitakan Dharma ke orang banyak, membahagiakan mereka.
Suara-Nya murni dan menakjubkan, disenangi semua pendengar.
Mahanadasarvatravaha terbangkitkan dari mendengar ini dimana-mana.

Para makhluk hidup tertindas di dalam semua alam keberadaan.
Berputar dalam karma dan angan-angan, tiada yang menyelamatkannya.
Sang Buddha membebaskan mereka dengan belas kasih yang besar.
Nirosniklesa menyadari hal ini.

Selanjutnya, Vaisravana Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyelamatkan para makhluk jahat dengan upaya-kausalya yang tidak terbatas. Anayasenasvara Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh merenungkan para makhluk hidup, menyelamatkan mereka dengan upaya-kausalya. Alaghumudrayudhadhara Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memberikan makanan kepada semua makhluk jahat yang kelaparan. Mahaprajna Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memuji lautan kualitas kebajikan dari semua Muni. Jvalanetrisvara Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui merenungkan semua makhluk hidup dengan kebijaksanaan dari belas kasihan yang besar. Vajranetra Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan berbagai upaya-kausalya untuk memberikan manfaat dan kedamaian kepada semua makhluk.
Balinbhuja Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh memasuki makna dari semua Dharma. Mahasenasurabadhati Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjaga semua makhluk hidup, menyebabkan mereka tinggal berdiam di dalam Dharma, tiada satupun yang sia-sia. Prabhutartha Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui meningkatkan himpunan kualitas kebajikan semua makhluk dan menyebabkan mereka selalu gembira. Mahaparvatasamsryabala Yaksaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan mudah mengingat dan menghasilkan cahaya kebijaksanaan dari kekuatan sang Buddha.

Pada waktu itu, Vaisravana Mahayaksaraja, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Yaksa dan mengucapkan syair-gatha ini :

Kejahatan para makhluk hidup sangat parah dan mengerikan.
Selama ratusan ribu kalpa, mereka gagal melihat sang Buddha.
Mengalir dalam kehidupan dan kematian, mereka mengalami banyak penderitaan.
Demi menyelamatkan mereka, sang Buddha muncul di dunia ini.

Sang Tathāgata menyelamatkan dan melindungi semua di dunia.
Dia muncul dihadapan semua makhluk hidup,
Menghentikan kesengsaraan mereka di jalur perpindahan yang mengerikan.
Anayasenasvara memasuki pintu Dharma ini.

Karma jahat menciptakan hambatan berat bagi makhluk hidup.
Sang Buddha mengungkapkan sila yang luhur untuk menerobosnya.
Dia adalah lampu terang yang menerangi dunia.
Alaghumudrayudhadhara melihat Dharma ini.

Melampaui lautan kalpa, sang Buddha mengolah setiap praktek.
Dan memuji semua Buddha dari sepuluh penjuru.
Oleh sebab itu, kemuliaan-Nya menyebar jauh dan luas.
Mahaprajna memahami hal ini.

Kebijaksanaan-Nya tidak terbatas seperti ruang angkasa.
Dharmakaya-Nya sangat luas, besar, dan tidak terbayangkan.
Dengan demikian, Dia muncul di sepanjang sepuluh penjuru.
Jvalanetrisvara merenungkan hal ini.

Di tengah-tengah semua alam, Dia mengeluarkan suara yang menakjubkan,
Mengumumkan Dharma untuk menguntungkan para makhluk.
Ke mana pun suara-Nya tiba, penderitaan yang sangat banyak menjadi lenyap.
Vajranetra menyelami upaya-kausalya ini.

Semua makna yang mendalam dan luas,
Bisa diungkapkan dalam satu ucapan oleh sang Tathāgata.
Dharma ini secara meluas memenuhi dunia.
Balinbhuja tercerahkan begitu.

Para makhluk hidup berada di jalan yang menyimpang,
Sang Buddha mengungkapkan jalan yang benar dan tidak terbayangkan,
Membuat semua dunia menjadi wadah Dharma.
Mahasenasurabadhati memahami hal ini.

Semua tindakan kebajikan di dunia,
Berasal dari cahaya sang Buddha.
Lautan kebijaksanaan sang Buddha tidak bisa dipahami.
Prabhutartha terbebaskan karenanya.

Mengingat kalpa yang tidak terhitung jumlahnya di masa lalu,
Sang Buddha mengolah sepuluh kekuatan
Dan mampu menyempurnakan semua Bala;
Mahaparvatasamsryabala memahami hal ini.

Selanjutnya, Upakaraprajna Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan semua kekuatan batin dan upaya-kausalya untuk menyebabkan para makhluk hidup mengumpulkan kebajikan. Sphutapratapasvara Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup menyingkirkan penderitaan dan mencapai kegembiraan yang sejuk. Paramajnanalamkarasikha Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup yang berpikiran baik ataupun buruk untuk memasuki gejala kejadian yang murni. Sundaranetrisvara Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami kesamaan dari semua kekuatan kebajikan tanpa kemelekatan. Dipadhvaja Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengajar semua makhluk hidup dan menyebabkan mereka meninggalkan kegelapan yang menakutkan. Paramaprabhaketu Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui kebajikan dari semua Buddha dan bergembira. Simhavaksa Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui keberanian dan tenaga menjadi penyelamat semua makhluk hidup. Bahulalamkarasvara Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup menimbulkan kegembiraan yang tanpa batas kapanpun dipikirkan. Sumerudrdha Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui tetap teguh tidak bisa diguncang dalam menghadapi semua kondisi, hingga akhirnya mencapai pantai seberang. Pramodikaprabha Mahoragaraja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan jalan kesamaan kepada semua makhluk yang tidak sama.

Pada waktu itu, Upakaraprajna Mahoragaraja, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Mahoraga dan mengucapkan syair-gatha ini :

Renungkanlah sifat alami yang murni dari sang Tathāgata,
Yang mewujudkan cahaya agung dimana-mana untuk menguntungkan semua jenis makhluk.
Yang memperlihatkan jalan embun yang manis, membuat mereka jelas dan sejuk.
Semua penderitaan hilang selamanya, tanpa landasan.

Semua makhluk hidup yang menghuni lautan keberadaan,
Terperangkap dan tertutupi oleh angan-angan khayalan dan karma buruk.
Dia memperlihatkan kepada mereka praktek dari gejala kejadian yang hening-tenang.
Sphutapratapasvara dengan cekatan memahami hal ini.

Kebijaksanaan sang Buddha tanpa tandingan, tidak terbayangkan.
Dia sepenuhnya mengetahui pikiran semua makhluk.
Dia menjelaskan Dharma yang murni kepada mereka.
Paramajnanalamkarasikha tercerahkan begitu.

Para Buddha yang tidak terhitung muncul di dunia,
Menjadi lapangan kebajikan bagi semua makhluk hidup.
Lautan besar dari kebajikan Mereka sangat dalam tidak terukur.
Sundaranetrisvara sepenuhnya melihat hal ini.

Semua makhluk menderita kesedihan dan ketakutan.
Para Buddha muncul dimana-mana, menyelamatkan mereka,
Membentang di mana-mana di seluruh dharmadhatu dan ruang angkasa.
Ini adalah dunia dari Dipadhvaja.

Kebajikan dari satu pori sang Buddha,
Tidak bisa diukur dengan menyatukan semua makhluk di dunia ini.
Itu adalah yang tidak terbatas dan tidak habis-habisnya, seperti ruang angkasa.
Ini dilihat oleh Paramaprabhaketu.

Sang Tathāgata menembus semua gejala kejadian,
Menyadari sifat alami dari semua gejala kejadian.
Tidak tergoyahkan, Dia diam seperti gunung sumeru.
Simhavaksa masuk kedalam pintu Dharma ini.

Sepanjang kalpa yang luas di masa lalu, sang Buddha,
Menghimpun lautan kebahagiaan yang dalam tanpa akhir.
Oleh sebab itu, mereka yang melihat-Nya menjadi sangat senang.
Bahulalamkarasvara memasuki Dharma ini.

Memahami dharmadhatu merupakan yang tidak berbentuk,
Lautan paramita sepenuhnya disempurnakan.
Cahaya-Nya yang hebat dimana-mana menyelamatkan makhluk hidup.
Sumerudrdha mengetahui upaya-kausalya ini.

Merenungkan kekuatan berdaulat dari sang Tathāgata.
Secara tetap Dia muncul di mana-mana di sepuluh penjuru,
Menyinari dan mencerahkan semua makhluk hidup.
Pramodikaprabha memasuki ini dengan mahir.

Selanjutnya, Suksmajnanabhasaloka Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh membangkitkan kebahagiaan melalui semua perbuatan. Supuspadhvaja Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghasilkan kebahagiaan Dharma yang tiada tandingan, dan menyebabkan semua makhluk mengalami kesenangan dan kegembiraan. Nanalamkara Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mencapai gudang keyakinan murni yang sangat besar, yang dihasilkan dari kesempurnaan kebajikan. Tosanada Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui selalu menghasilkan suara yang menyenangkan, menyebabkan mereka yang mendengarnya terbebas dari kesedihan dan ketakutan. Ratnadrumaprabha Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan belas kasih mendirikan semua makhluk hidup di dalam pemahaman yang tercerahkan dari objek pikiran. Preksakamanorama Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan tubuh dengan banyak bentuk yang sangat indah. Paramabhasalamkara Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami karma yang menghasilkan penyempurnaan semua jenis hiasan terunggul. Supuspadhvaja Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui merenungkan ganjaran yang dihasilkan dari semua karma dunia. Bhumikampabala Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui selalu melakukan perbuatan yang menguntungkan para makhluk hidup. Duhsattvanirjayati Kinnararaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui sepenuhnya mengetahui pikiran dari semua Kinnara dan dengan mahir mengendalikan mereka.

Pada waktu itu, Suksmajnanabhasaloka Kinnararaja, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Kinnara dan mengucapkan syair-gatha ini :

Semua kegembiraan di dunia
Timbul dari melihat sang Buddha.
Sang Guru menguntungkan semua makhluk,
Menjadi penyelamat dan tempat perlindungan bagi semua.

Dia menghasilkan semua kebahagiaan dan sukacita,
Yang para makhluk terima tanpa akhir.
Dia menyebabkan semua yang melihat tidak sia-sia.
Supuspadhvaja tercerahkan begitu.

Lautan kebajikan sang Buddha tidak habis-habisnya,
Tiada ujung atau batas yang dapat ditemukan.
Cahaya-Nya menerangi seluruh sepuluh penjuru.
Inilah pembebasan Nanalamkara.

Suara sang Tathāgata yang indah selalu dipancarkan,
Mengungkapkan Dharma sejati yang tiada kekhawatiran.
Makhluk hidup yang mendengarnya bersukacita dengan senang.
Tosanada percaya, dan menerimanya.

Saya merenungkan kekuatan berdaulat dari sang Tathāgata,
Yang timbul dari pengolahan-Nya di masa lalu.
Dengan belas kasih yang besar, Dia menyelamatkan makhluk, memurnikan mereka.
Ratnadrumaprabha memahami hal ini.

Kesempatan untuk melihat sang Tathāgata adalah sulit.
Para makhluk mungkin menemui Satu di dalam jutaan kalpa.
Yang dihiasi mahā-purusa-laksanah dengan lengkap.
Preksakamanorama melihat hal ini.

Mengamati pengetahuan dan kebijaksanaan besar dari sang Tathāgata,
Menanggapi keinginan semua makhluk hidup.
Memberitakan kepada semua orang jalan sarvajñajñānā.
Paramabhasalamkara memahami hal ini.

Lautan karma sangat luas tidak terbayangkan.
Penderitaan dan sukacita makhluk hidup timbul darinya.
Sang Buddha menunjukkan kebenaran ini.
Supuspadhvaja mengetahui hal ini.

Kekuatan batin sang Buddha tidak henti-hentinya.
Di semua penjuru arah, bumi terus berguncang.
Meskipun tidak ada makhluk hidup yang menyadarinya,
Bhumikampabala memahami hal ini.

Menunjukkan kekuatan batin-Nya diantara orang banyak.
Dia memancarkan sinar untuk membangunkan mereka,
Memperlihatkan semua keadaan dari Tathāgata.
Duhsattvanirjayati bisa mengamati ini.

Selanjutnya, Mahavegabala Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan mata yang tanpa kemelekatan dan yang tidak terhalang mengamati segala sesuatu di alam para makhluk hidup. Anucchedaratnasikha Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui tinggal berdiam di dharmadhatu dan mengajar para makhluk hidup. Vimalavega Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mencapai kekuatan semangat yang menyempurnakan semua paramita. Avaivartibuddhi Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengembangkan kekuatan keberanian yang mendatangkan keadaan dari Tathāgata. Samudralambyabala Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki lautan kebijaksanaan yang luas dari perbuatan Buddha. Acalavimalaprabha Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menolong para makhluk hidup yang berbeda-beda dan yang tidak terhitung untuk menyempurnakan kebijaksanaan mereka. Siksalamkrtasikha Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghiasi tempat perlindungan Buddhadharma. Sarvatrasadyaprakata Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mencapai kekuatan yang tidak bisa dihancurkan dari kesabaran. Sagaradarsana Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui bentuk fisik dari semua makhluk hidup dan mewujudkan bentuk untuk mereka dengan sesuai. Samantasvaravisalanetra Garudendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kebijaksanaan yang memahami kegiatan semua makhluk hidup dari kelahiran dan kematian.

Pada waktu itu, Mahavegabala Garudendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Garuda dan mengucapkan syair-gatha ini :

Mata sang Buddha sangat luas dan tanpa batas,
Melihat semua wilayah di seluruh sepuluh penjuru.
Para makhluk hidup di dalamnya tidak terhitung banyaknya.
Menampilkan penembusan batin yang hebat, Dia menjinakkan mereka semua.

Kekuatan penembusan batin sang Buddha tidak terhalang.
Dia duduk di bawah Pohon Bodhi di seluruh sepuluh penjuru,
Memberitakan Dharma seperti awan yang mengisi semua tempat.
Anucchedaratnasikha mendengar ini dan tidak menolaknya.

Di masa lalu, sang Buddha mengolah berbagai praktek,
Secara menyeluruh memurnikan maha-paramita yang luas.
Memberikan persembahan kepada semua Tathāgata.
Vimalavega percaya dengan mendalam.

Di setiap pori-pori dari sang Tathāgata,
Praktek yang tidak terbatas secara menyeluruh muncul di dalam satu pikiran,
Keadaan Buddhatva yang tidak terbayangkan adalah seperti ini.
Avaivartibuddhi dengan jelas melihat semuanya.

Praktek sang Buddha sangat luas dan tidak terbayangkan.
Para makhluk hidup tidak bisa mengukur kedalamannya.
Lautan kualitas kebajikan dan kebijaksanaan sang Guru
Adalah tempat latihan untuk Samudralambyabala.

Cahaya kebijaksanaan sang Tathāgata yang tidak terbatas,
Dapat menghancurkan jaring ketidaktahuan dan angan-angan para makhluk hidup,
Melindungi mereka di semua dunia.
Acalavimalaprabha mempertahankan ini.

Tempat perlindungan dari Dharma sangatlah luas, dan tanpa batas,
Pintu gerbangnya berbagai jenis dan tidak bisa dihitung.
Sang Tathāgata muncul di dunia untuk membukanya lebar-lebar.
Siksalamkrtasikha mengerti dan memasukinya.

Dharmakaya dari semua Buddha adalah satu.
'Tathātā (kenyataan)' adalah yang sama dan tidak berbeda.
Sang Buddha selalu tinggal berdiam melalui kekuatan ini.
Sarvatrasadyaprakata mengajarkan ini sepenuhnya.

Di masa lalu, sang Buddha menyelamatkan para makhluk di semua alam,
Memancarkan cahaya di seluruh dunia.
Menggunakan berbagai upaya-kausalya, dia menunjukkan penjinakan dan penaklukkan.
Sagaradarsana tercerahkan pada pintu Dharma tertinggi ini.

Sang Buddha melihat semua wilayah,
Semuanya menetap di lautan karma.
Dia menurunkan hujan Dharma pada mereka semua.
Pembebasan dari Samantasvaravisalanetra seperti ini.

Selanjutnya, Rahu Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul sebagai pemimpin yang dihormati oleh orang banyak. Vemacitri Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memunculkan kalpa yang tidak terhitung. Kausalamaya Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memadamkan penderitaan semua makhluk hidup dan memurnikan mereka. Mahaparivara Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghiasi diri sendiri dengan mengolah semua praktek pertapaan. Maha Balin Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan alam-alam yang tidak terbatas di sepuluh penjuru berguncang. Sarvavyaprabha Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan berbagai jenis upaya-kausalya untuk dengan aman mendirikan semua makhluk hidup. Drdhacarascaryalamkara Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mengumpulkan akar kebajikan yang tidak bisa dihancurkan dan memurnikan semua kemelekatan. Mahahetuprajna Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi pemimpin dengan kekuatan belas kasih yang besar dan terbebas dari keraguan. Atigunabhati Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk dimana-mana melihat para Buddha, melayani dan membuat persembahan, dan mengolah akar kebajikan. Rsvasvara Asurendra memperoleh jalan menuju pembebasan melalui praktek kesamaan tidak memihak yang memasuki semua alam makhluk.

Pada waktu itu, Rahu Asurendra, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Asura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Di semua perkumpulan majelis besar di sepuluh penjuru,
Sang Buddha yang paling unik diantara mereka.
Pancaran cahaya-Nya setara dengan ruang angkasa,
Dimana-mana muncul dihadapan semua makhluk hidup.

Buddhaksetra dalam ratusan juta kalpa,
Secara jelas muncul dalam ruang angkasa dengan sekejap,
Memancarkan cahaya dimana-mana untuk mengubah para makhluk.
Vemacitra sangat memuji hal ini dengan bersukacita.

Alam dari Tathāgata adalah yang tidak tertandingi.
Terus-menerus memberikan manfaat dengan berbagai pintu Dharma,
Melenyapkan penderitaan makhluk hidup.
Kausalamaya melihat hal ini.

Mempraktekkan pertapaan selama kalpa yang tidak terhitung,
Dia menolong para makhluk hidup dan memurnikan dunia.
Dengan demikian, kebijaksanaan Muni sepenuhnya tersempurnakan.
Mahaparivara melihat sang Buddha begitu.

Tanpa hambatan, tiada bandingannya, penembusan batin yang hebat,
Mengguncang semua wilayah di sepanjang sepuluh penjuru,
Tanpa menimbulkan ketakutan pada makhluk hidup.
Maha Balin memahami hal ini.

Sang Buddha muncul di dunia untuk menyelamatkan semua makhluk.
Mengungkapkan jalan menuju 'sarvajñajñānā (kebijaksanaan yang mengetahui semua)',
Menyebabkan semua makhluk untuk membuang penderitaan dan mencapai kebahagiaan.
Sarvavyaprabha menjelaskan makna ini.

Semua lautan kebajikan di dunia
Secara menyeluruh dimurnikan, terwujud melalui kekuatan sang Buddha.
Sang Buddha memperlihatkan tempat pembebasan.
Drdhacarascaryalamkara memasuki jalan ini.

Tubuh belas kasih sang Buddha tidak tertandingi,
Membentang kemana-mana tanpa halangan, terlihat oleh semua orang.
Seperti pantulan bayangan, Dia muncul di dunia.
Mahahetuprajna mengumumkan kualitas kebajikan ini.

Langka, tiada bandingannya, kekuatan penembusan batin yang besar,
Menampilkan tubuh-tubuh-Nya di dharmadhatu.
Masing-masing duduk di bawah pohon Bodhi.
Atigunabhati menjelaskan makna ini.

Sang Tathāgata telah mengolah praktek selama tiga masa waktu,
Melewati semua alam keberadaan hingga memutar 'Dharmacakra (Roda Dharma)'.
Dia membebaskan semua makhluk dari penderitaan tanpa mengabaikan seorangpun.
Rsvasvara memuji hal ini.

Selanjutnya, Harmyavikasata Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana memasuki semua dunia. Prajnagandhasuti Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mengamati semua makhluk hidup, menolong dan menguntungkan mereka semua, membuat mereka bahagia dan puas. Paramanandalamkara Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara tanpa batas memancarkan sinar cahaya yang menyenangkan. Gandhapuspavicitraprabha Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membangkitkan keyakinan murni dan pemahaman pada pikiran makhluk hidup yang tidak terbatas. Sarvausadhicayana Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan untuk mengumpulkan dan menyusun cahaya yang meliputi semua. hullanetravardhayati Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh mencerahkan semua makhluk hidup yang menderita ataupun yang bahagia, menyebabkan mereka memperoleh 'Dharmasukha (Kegembiraan Pada Dharma)'. arvatadisasandarsana Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan berbagai jenis tubuh di dalam dharmadhatu di sepuluh penjuru. Mahakarunaprabha Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyelamatkan semua makhluk hidup, dan membuat mereka penuh kedamaian dan bahagia. Kusalamularasmiprabha Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membangkitkan kekuatan yang meliputi semua yang menghasilkan kesenangan dan menyempurnakan kualitas kebajikan. Supuspamala Divasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kemasyhuran dimana-mana dan menguntungkan semua makhluk yang melihatnya.

Pada waktu itu, Harmyavikasata Divasuradhipati, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Divasura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Seperti ruang angkasa, kebijaksanaan sang Buddha tidak habis-habisnya.
Cahaya-Nya bersinar secara menyeluruh sepanjang sepuluh penjuru.
Dia sepenuhnya mengetahui pola pikiran semua makhluk hidup.
Tidak ada dunia yang tidak Dia masuki.

Terhadap semua makhluk, Dia tahu kesukaan mereka masing-masing.
Dengan sesuai, Dia membabarkan lautan Dharma kepada mereka.
Ungkapan dan makna, yang luas dan menjangkau jauh, masing-masing berbeda,
Prajnagandhasuti sepenuhnya melihat hal ini.

Sang Buddha memancarkan cahaya yang menerangi dunia.
Mereka yang melihatnya bersukacita, tiada yang sia-sia.
Itu memperlihatkan alam yang sangat luas mendalam dari keheningan-tenang.
Paramanandalamkara memahami hal ini.

Sang Buddha menurunkan hujan Dharma tanpa batas,
Yang membawa kebahagiaan bagi semua yang menyaksikannya.
Akar kebaikan tertinggi dilahirkan dari ini.
Gandhapuspavicitraprabha tercerahkan begitu.

Pintu dharma yang membawa masuk semua dan kekuatan kebangkitan,
Yang telah diolah sejak kalpa masa lalu, semuanya termurnikan.
Semua ini adalah demi keselamatan para makhluk hidup:
Sarvausadhicayana memahami hal ini.

Dengan berbagai upaya-kausalya mengubah makhluk hidup,
Semua yang melihat atau mendengar mendapatkan manfaat,
Menyebabkan mereka semua menari sukacita!
Phullanetravardhayati melihat hal ini.

Muncul dalam menanggapi seluruh dunia,
Meliputi sepuluh penjuru dharmadhatu.
Zat-Nya adalah yang tiada keberadaan ataupun yang tidak:
Sarvatadisasandarsana memasuki ini.

Makhluk hidup berkelana dalam bahaya dan kesulitan.
Dengan belas-kasih, sang Tathāgata muncul di dunia ini,
Membuat mereka menyingkirkan segala jenis penderitaan:
Mahakarunaprabha tinggal berdiam di dalam jalan pembebasan ini.

Makhluk hidup terselubung dalam kegelapan, tenggelam dalam malam tanpa henti.
Sang Buddha mengkhotbahkan Dharma kepada mereka, mendatangkan fajar,
Sehingga mereka menemukan kebahagiaan dan menyingkirkan penderitaan:
Kusalamularasmiprabha memasuki pintu ini.

Luas kebajikan sang Tathagata menyerupai ruang angkasa:
Dari itu, semua kebajikan di dunia muncul keluar.
Tiada yang dilakukan-Nya yang pernah dilakukan dengan sia-sia:
Supuspamala mencapai pembebasan ini.

Selanjutnya, Samantagunavimalaprabha Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui keberanian besar yang dihasilkan dari kegembiraan dalam Dhyana-samadhi yang hening tenang. Lokavalokitesukhacaksu Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kualitas kebajikan besar yang murni dan yang menyenangkan. Lokasusasararaksa Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mewujudkan diri di dunia untuk menjinakkan para makhluk hidup. Santasamudrasvara Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghimpun kebahagiaan besar di dalam pikiran. Samantamangalanimittakara Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui suara dari ucapan menyenangkan yang bebas dan mendalam. Samantavrksapuspavikasakara Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui gudang kegembiraan yang penuh cahaya. Samaraksapusita Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mencerahkan para makhluk hidup dan mematangkan akar kebajikan mereka. Surataviharin Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui belas kasih yang tanpa batas menyelamatkan dan melindungi para makhluk hidup. Sasvatanandindriya Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mewujudkan pintu belas kasih besar yang indah. Vimalavaratanoti Ratrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengabulkan keinginan semua makhluk hidup.

Pada waktu itu, Samantagunavimalaprabha Ratrasuradhipati, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Ratrasura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Anda harus merenungkan praktek sang Buddha:
luas seperti ruang angkasa, yang dicirikan dengan keheningan-tenang.
Lautan nafsu keinginan yang tanpa batas telah Dia murnikan sepenuhnya,
Keagungan-Nya yang tanpa noda menerangi sepuluh penjuru.

Semua makhluk senang melihat sang Buddha,
Meskipun dalam lautan kalpa yang tidak terhitung, mungkin hanya terlihat sekali.
Dengan belas kasih besar, memperhatikan semua makhluk, Dia menjangkau semua.
Pintu pembebasan ini dilihat oleh Lokavalokitesukhacaksu.

Sang Nayaka menyelamatkan dan melindungi semua dunia,
Semua makhluk melihat-Nya dihadapan mereka.
Dia mampu memurnikan semua alam keberadaan.
Lokasusasararaksa mengamati hal ini.

Di masa lalu, sang Buddha mengolah samudra kegembiraan,
Yang sangat luas, tidak terbatas, dan tidak terukur.
Karena itu, orang-orang yang melihat-Nya bersukacita:
Santasamudrasvara memahami hal ini.

Keadaan sang Tathāgata tidak dapat diukur.
Meski diam, Dia bisa berbicara diseluruh sepuluh penjuru,
Menyebabkan pikiran semua makhluk menjadi murni:
Samantamangalanimittakara mendengarnya dan bersukacita.

Di tengah-tengah para makhluk hidup yang tidak memiliki kebajikan,
Susunan hiasan kebajikan besar sang Buddha bersinar dengan indah,
Memperlihatkan kepada mereka Dharma hening-tenang yang terbebas dari debu dunia.
Samantavrksapuspavikasakara tercerahkan pada Dharma ini.

Menampilkan kekuatan batin yang hebat di seluruh sepuluh penjuru,
Menjinakkan semua makhluk hidup,
Dia menyebabkan mereka melihat berbagai ciri bentuk-Nya:
Samaraksapusita merenungkan hal ini.

Di masa lampau, Sang Tathāgata menggunakan setiap waktu,
Memurnikan samudra upaya-kausalya dan belas kasihan,
Demi menyelamatkan dunia, tiada tempat yang Dia gagal jalani:
Surataviharin terbebaskan oleh ini.

Para makhluk hidup tidak tahu, selalu kacau.
Kegigihan pikiran mereka yang beracun memang mengerikan.
Sang Tathāgata dengan belas kasih muncul di dunia demi mereka.
Sasvatanandindriya tercerahkan oleh ini dan bergembira.

Dulu, sang Buddha mengolah praktek demi semua makhluk,
Untuk memuaskan cita-cita mereka.
Oleh karena itu, Dia berhasil mengembangkan ciri-ciri kualitas kebajikan.
Vimalavaratanoti memasuki hal ini.

Selanjutnya, Samantasthita Diksasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana menyelamatkan para makhluk. Samantaprabha memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengubah semua makhluk hidup dan menolong mereka mencapai karma penembusan batin. Rasmiprabhavyuha memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memancarkan cahaya yang besar yang menghancurkan semua rintangan kegelapan dan mendatangkan kegembiraan. Samantanivaritaviharin memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul di semua tempat dengan tanpa usaha yang sia-sia. Atyantamohapariccheda memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengungkapkan nama dan julukan dari Buddha yang setara dengan jumlah semua makhluk hidup, yang menghasilkan pahala kebajikan. Samantavimalakasaviharin memperoleh jalan menuju pembebasan melalui terus-menerus menghasilkan suara yang sangat indah, menyebabkan semua yang mendengarnya menjadi bahagia. Mahameghanadadhvaja memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mendatangkan hujan dimana-mana seperti Naga, menyebabkan para makhluk hidup bergembira. Avighnacaksusikha memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan berdaulat untuk memperlihatkan karma dari semua makhluk hidup tanpa membeda-bedakan. Samantalokakarmavalokate memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memeriksa berbagai jenis karma dari para makhluk di dalam semua alam keberadaan. Samantavalokiteviharin memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggembirakan semua makhluk hidup dengan membuat semua usaha keras mereka membuahkan hasil.

Pada waktu itu, Samantasthita Diksasuradhipati, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Diksasura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Tathāgata muncul di dunia ini dengan bebas,
Untuk mengajar semua makhluk hidup,
Mengungkapkan pintu Dharma, membuat mereka paham dan masuk,
Menempattkan mereka untuk mencapai kebijaksanaan yang tidak tertandingi.

Dengan penembusan batin yang tidak terbatas, sebanyak jumlah makhluk hidup,
Menampilkan berbagai bentuk sesuai dengan keinginan mereka.
Dan semua yang meihat-Nya menjadi lolos dari penderitaan.
Inilah kekuatan pembebasan Samantaprabha.

Sang Buddha, di lautan para makhluk yang terhalang oleh kegelapan,
Mewujudkan cahaya besar dari lampu Dharma kepada mereka.
Cahaya itu bersinar di mana-mana dan dilihat oleh semua orang.
Rasmiprabhavyuha terbebaskan begitu.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Fri Oct 27, 2017 11:25 pm, total 33 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Samantabhadra Hum

Post by skipper Fri Sep 22, 2017 11:47 pm

Memiliki berbagai jenis suara di semua dunia,
Dia memutar roda Dharma, dan tiada yang tidak mengerti.
Penderitaan para makhluk hidup yang mendengar-Nya menjadi berhenti.
Samantanivaritaviharin tercerahkan begitu.

Sebanyak jumlah nama yang ada di semua dunia,
Nama para Buddha muncul sebanding banyaknya,
Menyebabkan semua makhluk hidup terbebas dari ketidaktahuan.
Ini adalah bidang dari Atyantamohapariccheda.

Jika ada makhluk hidup yang datang kehadapan sang Buddha,
Dan mendengar suara sang Tathāgata yang indah,
Kegembiraan besar tidak akan gagal memenuhi pikiran mereka.
Samantavimalakasaviharin memahami Dharma ini.

Sang Buddha, di dalam setiap ksana (ksana=satuan waktu tercepat),
Dimana-mana menurunkan hujan Dharma yang tidak terbatas,
Memadamkan penderitaan semua makhluk hidup sepenuhnya.
Mahameghanadadhvaja mengetahui hal ini.

Lautan karma di seluruh dunia
Diperlihatkan oleh sang Buddha dengan sama tanpa perbedaan.
Menyebabkan semua makhluk menyingkirkan karma angan-angan khayalan.
Avighnacaksusikha memahami hal ini.

Tingkat dari sarvajñajñānā tidak ada batasnya.
Semua berbagai jenis pikiran para makhluk hidup,
Sang Tathāgata sepenuhnya melihatnya dengan jelas.
Pintu yang sangat luas ini dimasuki oleh Samantalokakarmavalokate.

Sang Buddha mengolah berbagai macam praktek di masa lalu.
Sepenuhnya menyempurnakan paramita yang tidak terbatas.
Dengan belas kasih menolong semua makhluk hidup.
Samantavalokiteviharin terbebaskan begitu.

Selanjutnya, Samantavimalatejavabhasa Akasasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui pikiran para makhluk hidup di dalam semua alam keberadaan. Samantavistaraduraparyatati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana memasuki dharmadhatu. Mangalavatakara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami bentuk-bentuk fisik dari objek yang tidak terbatas. Anivaritakseminasthita memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mampu menghilangkan rintangan dari angan-angan khayalan pada semua makhluk yang disebabkan oleh karma. Vistirnapadasusikha memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati dan merenungkan lautan yang luas dari praktek besar. Avartaprabhajvala memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memancarkan cahaya belas kasih besar untuk menolong semua makhluk hidup dari kesusahan. Apratihatajayabala memperoleh jalan menuju pembebasan melalui masuk kedalam kekuatan dari semua kebajikan yang terbebas dari kemelekatan. Vimalaprabha memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan pikiran dari semua makhluk terbebaskan dari selubung dan menjadi murni. Gambhiravibhvamanjughosa memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara menyeluruh melihat sepuluh penjuru dengan cahaya kebijaksanaan. Dasadiksavyaprabha memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul dimana-mana di semua dunia tanpa berpindah dari tempatnya.

Pada waktu itu, Samantavimalatejavabhasa Akasasuradhipati, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Akasasura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Mata sang Tathagata yang luas,
Murni seperti ruang angkasa,
Melihat semua makhluk hidup,
Dan sepenuhnya jelas.

Cahaya besar dari tubuh sang Buddha,
Menerangi sepuluh penjuru arah.
Mewujudkan diri tinggal berdiam di semua tempat.
Samantavistaraduraparyatati mengamati Jalan ini.

Tubuh sang Buddha sama seperti ruang angkasa.
Tidak dilahirkan, tidak melekat pada apapun.
Tidak bisa dimengerti dan kosong oleh sifat alaminya.
Mangalavatakara melihat hal ini.

Selama kalpa yang tidak terbatas, sang Tathagata,
Telah secara luas mengajarkan jalan dari semua Muni,
Demi menghapuskan hambatan pada semua makhluk hidup.
Anivaritakseminasthita tercerahkan di Pintu ini.

Saya merenungkan praktek Bodhi,
Yang dihimpun oleh sang Buddha di masa lalu,
Semuanya demi mendamaikan dunia.
Vistirnapadasusikha mempraktekkan keadaan ini.

Di semua alam makhluk hidup,
Yang berputar dalam lautan kelahiran dan kematian,
Sang Buddha memancarkan cahaya yang mengakhiri semua penderitaan.
Avartaprabhajvala melihat hal ini.

Gudang kebajikan murni-Nya,
Adalah lapangan berkah bagi dunia,
Dengan kebijaksanaan mencerahkan semua.
Apratihatajayabala tercerahkan begitu.

Para makhluk hidup terselubung dalam ketidaktahuan,
Mengembara di jalan yang berbahaya.
Sang Buddha memancarkan cahaya kepada mereka.
Vimalaprabha juga menyaksikannya.

Kebijaksanaan-Nya tidak terbatas,
Muncul di semua wilayah,
Cahaya-Nya menerangi dunia.
Gambhiravibhvamanjughosa melihat sang Buddha begitu.

Demi menyelamatkan makhluk hidup, sang Buddha,
Mengolah praktek di sepanjang sepuluh penjuru.
Itulah pranidhana-Nya yang luar biasa.
Dasadiksavyaprabha merenungkan hal ini.

Selanjutnya, Avartaprabha Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui  masuk kedalam semua 'ajaran Buddha (Buddhadharma)' dan semua dunia. Samantavikramakarmaprakata Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membuat persembahan yang luas kepada semua Buddha yang muncul di wilayah yang tidak terhitung. Meghadhvajapraharavata Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan penyakit dari semua makhluk hidup dengan angin yang wangi. Prabhavyuha Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghasilkan akar kebajikan di dalam semua makhluk hidup dan menyebabkan mereka menghancurkan gunung rintangan yang berat.  Jalasosabala Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengalahkan tentara mara yang tidak terbatas jumlahnya. Samantamahanadavasita Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan ketakutan semua makhluk hidup. Sakhavilagnasikha Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan dari lautan 'kefasihan (pratibhana)', masuk kedalam ciri-ciri yang sesungguhnya dari semua gejala kejadian. Avighnayasa Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui gudang upaya-kausalya untuk menjinakkan dan menaklukkan semua makhluk hidup. Nanaharmya Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui masuk kedalam pintu dhyana-samadhi yang hening-tenang dan melenyapkan kegelapan dari ketidaktahuan yang dalam. Mahasamantarasmiprabha Vayusuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan yang tidak terhalang untuk selaras dengan semua makhluk hidup.

Pada waktu itu, Avartaprabha Vayusuradhipati, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Vayusura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Dharma dari semua Buddha adalah yang paling mendalam.
Dengan upaya-kausalya yang tidak terhalang, masuk kemana-mana.
Muncul selalu di semua dunia,
Tiada tanda, tanpa bentuk, tanpa gambar.

Mengamati sang Tathagata di masa lalu,
Dalam sekejap satu pikiran, memuja para Buddha yang tidak terhitung.
Praktik Bodhi yang berani seperti ini,
Samantavikramakarmaprakata memahaminya.

Tidak terbayangkan penyelamatan sang Tathagata terhadap dunia,
Tidak satu pun cara yang digunakan-Nya sia-sia.
Sepenuhnya membebaskan semua makhluk dari semua kesengsaraan.
Meghadhvajapraharavata terbebaskan begitu.

Para makhluk hidup yang tanpa kebajikan menderita banyak kesakitan,
Selubung yang berat dan penghalang yang tebal selalu menipu mereka.
Sang Buddha membawa mereka semua mencapai pembebasan.
Prabhavyuha mengetahui hal ini.

Kekuatan batin sang Tathagata yang luas;
Menaklukkan semua tentara mara..
Dia memiliki berbagai upaya-kausalya untuk penaklukkan.
Jalasosabala merenungkan hal ini.

Sang Buddha memancarkan suara yang halus dari pori-pori-Nya,
Yang membentang dimana-mana di seluruh dunia,
Menyebabkan semua penderitaan dan ketakutan berakhir:
Samantamahanadavasita memahami hal ini.

Sang Buddha, di lautan semua wilayah,
Terus berkhotbah selama kalpa yang tidak terbayangkan.
Kefasihan yang luar biasa dari tingkat Tathagata ini,
Di pahami oleh Sakhavilagnasikha.

Kebijaksanaan sang Buddha memasuki semua jalan upaya-kausalya,
Sepenuhnya terbebas dari hambatan.
Keadaan-Nya dalah yang tidak terbatas dan tiada bandingannya.
Inilah pembebasan Avighnayasa.

Keadaan sang Tathagata adalah yang tanpa batas.
Dimana-mana, Dia memperlihatkannya dengan uapaya-kausalya,
Namun tubuh-Nya hening tenang dan tanpa bentuk.
Inilah pintu pembebasan Nanaharmya.

Sang Tathagata mengolah praktek selama lautan kalpa,
Dan telah menyempurnakan kekuatan sepenuhnya.
Dia menyesuaikan cara duniawi untuk menanggapi makhluk hidup.
Mahasamantarasmiprabha mengamati hal ini.

Selanjutnya, Samantaprabhajvalakosa Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan kegelapan di semua dunia. Samantaprabhasamajadhvaja Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan angan-angan khayalan para makhluk hidup dan penderitaan mereka dari berkelana tanpa tujuan dan terik yang menyiksa. Mahasamantarasmiprabha Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui gudang belas kasih besar dan kekuatan berkat meningkat yang kukuh. Vicitramadi Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui merenungkan kekuatan penembusan batin sang Tathagata yang perwujudan-Nya tidak terbatas. Amitabhasikha Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menemukan cahaya yang bersinar di seluruh alam ruang angkasa yang tanpa batas. Anekajvalacaksu Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyadari cahaya yang hening-tenang yang berasal dari semua jenis berkat. Dasadiksamadisumeruparvatayati Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memadamkan api penderitaan semua makhluk hidup di semua dunia.  Vicitraprabhadhipa Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mencerahkan semua makhluk hidup di semua dunia dengan mudah. Tamoghnaprabha Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui selamanya menghancurkan semua ketidaktahuan dan kemelekatan pandangan. Meghanadasani Agnisuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengeluarkan auman gemuruh yang besar sebagai hasil terpenuhinya ikrar.

Pada waktu itu, Samantaprabhajvalakosa Agnisuradhipati, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Agnisura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Renungkan kekuatan semangat sang Tathagata:
Selama koti kalpa yang luas dan tidak terbayangkan,
Dia muncul di dunia untuk menolong para makhluk hidup,
Menghilangkan semua kegelapan yang menghalang.

Para makhluk hidup dalam kebodohan membuat berbagai pandangan,
Nafsu mereka sama seperti arus deras dan kobaran api;
Dengan upaya kausalya, sang Nayaka menghapuskannya.
Samantaprabhasamajadhvaja memahami hal ini.

Berkat dan kebajikan-Nya seperti ruang angkasa, tidak pernah berakhir.
Tiada batasnya yang bisa ditemukan.
Inilah kekuatan belas kasih sang Buddha yang tidak berubah.
Mahasamantarasmiprabha menyadari hal ini dan sangat senang.

Saya merenungkan praktek sang Tathagata:
Yang membentang melalui kalpa tanpa batas,
Dan mewujudkan kekuatan batin.
Vicitramadi memahami hal ini.

Tidak terbayangkan, praktek yang disempurnakan-Nya selama koti kalpa;
Yang tiada seorangpun yang bisa menemukan batasnya.
Sang Buddha memberitakan ciri-ciri yang sesungguhnya dari semua gejala kejadian, membahagiakan semua.
Ini di lihat oleh Amitabhasikha.

Seluruh perkumpulan majelis besar di sepuluh penjuru,
Melihat sang Buddha muncul di hadapan mereka.
Cahaya yang hening-tenang menerangi dunia.
Anekajvalacaksu memahami hal ini.

Sang Muni muncul di seluruh dunia.
Duduk di dalam setiap istana-Nya.
Menurunkan hujan Maha Vaipulya Dharma yang tanpa batas.
Ini adalah keadaan batin dari Dasadiksamadisumeruparvatayati.

Kebijaksanaan Buddha adalah yang paling mendalam.
Berdaulat atas segala sesuatu, Dia muncul di dunia ini.
Mampu menjelaskan semua kebenaran sejati.
Vicitraprabhadhipa menyadari ini dan bergembira.

Kebodohan pandangan menghasilkan selubung kegelapan.
Para makhluk hidup yang tertipu, mengembara tanpa henti.
Untuk mereka,sang Buddha membuka pintu Dharma yang menakjubkan.
Tamoghnaprabha masuk dan tercerahkan begitu.

Pintu gerbang dari ikrar para Buddha sangat Luas dan tidak terbayangkan.
Bala dan Paramita-Nya telah dibudidayakan dan dimurnikan.
Semua-Nya muncul di dunia sesuai ikrar masa lampau-Nya.
Meghanadasani memahami hal ini.

Selanjutnya, Samantameghadhvaja Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui belas kasih sama-rata menguntungkan semua makhluk hidup. Samudravelameghanada Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui terhiasi dengan Dharma yang tanpa batas. Abhiramacakrasikha Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati mereka yang bisa diajar dan mengumpulkan mereka dengan upaya-kausalya. Upayakausalyavarta Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mengumumkan keadaan yang paling mendalam dari para Buddha. Vimalagandhasamgraha Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana mewujudkan cahaya murni yang terang. Punyasetuprabhasvara Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memurnikan dharmadhatu sehingga tiada ciri-ciri dan sifat alami. Tosamukti Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membagikan lautan belas kasih besar yang tidak habis-habisnya. Suddhanandapriyasvara Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi tambang kebahagiaan besar diantara rombongan para Bodhisattva di Bodhimanda. Samantavicitraprabhaprakata Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul dimana-mana dengan kekuatan kebajikan yang sangat luas dan tidak terhalang. Samudrapradhavagarjitasvara Jalasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati semua makhluk hidup dan menghasilkan upaya kausalya seperti kekosongan untuk menjinakkan dan menaklukkan mereka.

Pada waktu itu, Samantameghadhvaja Jalasuradhipati, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Jalasura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Pintu gerbang dari belas kasih yang murni, sebanyak butiran debu disemua wilayah,
Bersama-sama diungkapkan di dalam satu tanda menakjubkan dari sang Tathagata;
Hal yang sama berlaku untuk setiap tanda-tanda-Nya.
Oleh karena itu, mereka yang memandang-Nya tidak pernah bosan.

Saat sang Bhagavan mengolah praktek di masa lalu,
Dia mengunjungi semua tempat tinggal Tathagata.
Dia mempraktekkan dalam berbagai cara, tidak pernah lalai:
Upaya-kausalya ini dimasuki oleh Samudravelameghanada.

Sang Buddha di seluruh sepuluh penjuru arah,
Diam, tidak bergerak, tidak datang atau pergi.
Namun mengajar para makhluk dengan tepat, membuat mereka semua bisa melihat.
Ini di pahami oleh Abhiramacakrasikha.

Keadaan dari sang Tathagata adalah yang tanpa batas, tidak terukur.
Semua makhluk hidup tidak dapat memahaminya.
Suara-Nya yang menakjubkan terdengar sepanjang sepuluh penjuru:
Inilah bidang keterampilan dari Upayakausalyavarta.

Cahaya sang Bhagavan tiada akhir.
Tidak terbayangkan, ia mengisi dharmadhatu.
Dia mengkhotbahkan Dharma, mengajar dan membebaskan makhluk hidup.
Vimalagandhasamgraha mengamati ini dengan baik.

Sang Tathagata murni seperti ruang angkasa,
Tanpa bentuk, tanpa tanda, muncul di sepuluh penjuru,
Namun menyebabkan semua makhluk melihat-Nya:
Punyasetuprabhasvara merenungkan hal ini.

Di masa lalu, sang Buddha mengembangkan maha-karuna,
Pikiran-Nya luas, menembus, menyesuaikan dengan makhluk hidup.
Oleh karena itu, Dia muncul di dunia sama seperti awan:
Jalan pembebasan ini dipahami Tosamukti .

Semua wilayah di sepuluh penjuru,
Terlihat sang Tathagata sedang duduk di kursi-Nya,
Dengan jelas terbangkitkan pada Maha Bodhi.
Suddhanandapriyasvara memasuki ini.

Tindakan sang Tathagata terbebas dari semua rintangan.
Dia mencakup semua wilayah di sepuluh penjuru.
Dimana-mana Dia menampilkan penembusan batin yang hebat.
Samantavicitraprabhaprakata tercerahkan begitu.

Dia mengolah upaya-kausalya yang tidak terbatas,
Setara dengan dunia makhluk hidup, mengisinya semua.
Tindakan yang halus dari penembusan batin-Nya tidak pernah berhenti.
Samudrapradhavagarjitasvara memasuki ini.

Selanjutnya, Ratnaprabhakara Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui tidak membeda-bedakan dalam menganugerahkan lautan berkat kepada para makhluk hidup sehingga tubuh mereka terhiasi, seperti dengan permata yang sangat banyak. Vajraketu Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan upaya-kausalya untuk melindungi akar kebajikan para makhluk hidup. Vimala Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengeringkan lautan penderitaan semua makhluk hidup. Sarvajalamadi Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup keluar dari jalan kejahatan. Subharatnacandra Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana menghancurkan kegelapan dari ketidaktahuan. Supuspanagasikha Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memadamkan penderitaan semua alam makhluk hidup dan menganugerahkan kebahagiaan dan kedamaian. Samantaprabharasadhara Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memurnikan semua makhluk hidup dari pandangan dan sifat alami ketidaktahuan mereka. Puspaprabharatnajvala Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghasilkan tekad mencapai Bodhi, yang adalah benih sifat alami yang menghasilkan semua permata. Suvajrasikha Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui lautan kualitas kebajikan dari pikiran yang tidak terguncangkan. Samudravelameghanada Samudrasuradhipati memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki samadhi yang menjadi pintu gerbang semesta untuk masuk ke dharmadhatu.

Pada waktu itu, Ratnaprabhakara Samudrasuradhipati, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Samudrasura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Selama lautan kalpa yang tidak terbayangkan dan luas,
Dia memberikan persembahan kepada semua Tathagata,
Menyalurkan kebajikan ini kepada semua makhluk di mana-mana.
Inilah sebabnya kemuliaan-Nya tiada bandingannya.

Dia muncul di semua sistem dunia,
Mengetahui sifat dan keinginan setiap makhluk.
Demi mereka, Dia mengkhotbahkan lautan Maha Dharma.
Vajraketu tercerahkan pada ini dengan sukacita.

Tidak terbayangkan, hujan deras dari awan Dharma
Yang dianugerahkan oleh sang Nayaka di seluruh dunia.
Ini mengeringkan lautan penderitaan yang tidak terbatas:
Vimala memasuki pintu Dharma ini.

Makhluk hidup terselubung dalam penderitaan,
Mengembara dalam semua kondisi, tunduk pada semua kesengsaraan.
Untuk mereka, Dia mengungkapkan 'tingkat keBuddhaan (Buddhatva)'.
Sarvajalamadi memasuki pintu ini.

Sang Buddha selama lautan kalpa yang tidak terbayangkan,
Mengolah semua praktek yang tidak habis-habisnya,
Memotong putus selamanya jaring khayalan para makhluk.
Subharatnacandra mengerti dan memasuki ini.

Sang Buddha melihat para makhluk hidup yang selalu takut,
Berputar di lautan kelahiran dan kematian.
Untuk mereka, dia menunjukkan Jalan Tathagata yang tiada tanding:
Supuspanagasikha memahaminya dan bergembira.

Tingkat Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Itu setara dengan ruang angkasa dan seluruh dharmadhatu,
Dia bisa membersihkan semua jaring khayalan para makhluk:
Samantaprabharasadhara mampu memberitakannya.

Mata Buddha sungguh murni dan tidak terbayangkan,
Melihat segala sesuatu dengan lengkap.
Dia menunjukkan kepada makhluk hidup jalan yang unggul.
Puspaprabharatnajvala memahami hal ini.

Pasukan mara yang besar dan tidak terhitung jumlahnya
Semuanya dihancurkan dalam sekejap.
Pikiran-Nya tidak terganggu dan tidak terbayangkan.
Suvajrasikha memiliki upaya-kausalya ini.

Mengkhotbahkan suara yang menakjubkan di sepuluh penjuru,
Itu meliputi seluruh dharmadhatu.
Inilah keadaan samadhi dari sang Tathagata.
Samudravelameghanada mempraktekkan tingkat ini.

Selanjutnya, Samantajavarayakara Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana menurunkan hujan Dharma yang tanpa batas. Samantajalakarasrotasvisuddha Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul dihadapan semua makhluk hidup dan menyebabkan mereka selamanya terbebas dari semua penderitaan. Virajamalacaksu Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan upaya-kausalya dari belas kasih besar untuk membersihkan debu angan-angan khayalan semua makhluk hidup. Dasadiksanadin Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui terus memancarkan suara yang menguntungkan para makhluk. Sattvaraksa Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui selalu baik hati dan tidak pernah menyusahkan makhluk hidup. Ataptavimalaprabha Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menampilkan semua akar kebajikan yang murni dan menakjubkan. Samantapramodakara Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyempurnakan praktek memberi dan membebaskan semua makhluk dari kekikiran dan kemelekatan. Mahagunaparamadhvaja Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi lapangan berkat yang membahagiakan semua. Sarvalokadyutikaraprabha Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk yang tercemar menjadi murni dan yang marah menjadi bergembira. Sagaragunaprabha Nadisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup memasuki lautan pembebasan dan terus mengalami kebahagiaan penuh.

Pada waktu itu, Samantajavarayakara Nadisura, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Nadisura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Dahulu, sang Tathagata, demi semua makhluk hidup,
Mengolah praktek yang tidak terbatas dari lautan Dharma.
Sama seperti hujan deras yang menghapus terik-panas,
Dia memadamkan panas penderitaan makhluk hidup.

Sang Buddha, di kalpa masa lalu yang tidak terhitung,
Memurnikan dunia dengan cahaya panidhana-Nya,
Menyebabkan mereka yang telah matang mencapai Bodhi:
Samantajalakarasrotasvisuddha tercerahkan pada ini.

Dengan maha-karuna dan upaya-kausalya terhadap banyak makhluk,
Dia muncul di hadapan mereka, terus membimbing,
Membersihkan kotoran dari penderitaan.
Virajamalacaksu melihat ini dan bergembira dengan mendalam.

Sang Buddha mengucapkan suara yang menakjubkan, membuat semua mendengar.
Dengan senang hati, para makhluk hidup dipenuhi sukacita,
Penderitaan mereka yang tidak terhingga menjadi lenyap.
Dasadiksanadin terbebaskan begitu.

Dahulu, sang Buddha mengolah Bodhisattvacarya,
Demi menolong para makhluk hidup selama kalpa yang tidak terhingga.
Oleh sebab itu, cahaya-Nya yang cemerlang meliputi dunia.
Sattvaraksa mengingatnya dengan sukacita.

Di masa lalu, sang Buddha mengolah praktek demi makhluk hidup,
Menerapkan berbagai upaya-kausalya untuk mematangkan mereka.
Di mana-mana, memurnikan lautan berkat, melenyapkan semua penderitaan.
Ataptavimalaprabha melihatnya dengan sukacita.

Pintu gerbang dari berdana.adalah yang tidak habis-habisnya,
Yang memberikan manfaat bagi semua makhluk,
Membuat mereka yang menyaksikannya terbebas dari kemelekatan.
Samantapramodakara tercerahkan begitu.

Dahulu, sang Buddha mengolah upaya-kausalya demi Bodhi,
Mengembangkan lautan kebajikan yang tidak terbatas.
Membuat mereka yang menyaksikannya menjadi gembira.
Mahagunaparamadhvaja menyadarinya dengan bergembira.

Dia sepenuhnya membersihkan kekotoran makhluk hidup,
Dengan belas kasih yang sama-rata bahkan terhadap yang jahat.
Oleh sebab itu, cahaya-Nya memancar ke seluruh ruang angkasa.
Sarvalokadyutikaraprabha melihatnya dengan gembira.

Sang Buddha adalah lapangan berkat, lautan kebajikan,
Memimpin semua untuk berpisah dengan kejahatan,
Bahkan memimpin semua ke Maha Bodhi.
Ini adalah pembebasan Sagaragunaprabha.

Selanjutnya, Komalasurasa Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memberikan rasa Dharma kepada semua makhluk hidup sehingga mereka mengembangkan tubuh Buddha. Kalakusumavimalaprabha Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup mengalami kegembiraan besar dan kebahagiaan. Vikrantaviryarogyakaya Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan pintu Dharma yang sempurna untuk memurnikan semua alam keberadaan. Prayus Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melihat kekuatan penembusan batin tanpa batas yang dengan belas kasih di gunakan oleh sang Buddha untuk menunjukkan pengajaran. Samantamulaphalajanati Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana memperlihatkan lapangan berkat dari Buddha, dan menyebabkan para makhluk menanam benih yang tidak bisa dihancurkan. Vicitralamkaramandalasikha Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan bunga dari keyakinan murni mekar di dalam para makhluk hidup. Prakledanavimalapuspa Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan belas kasih menyelamatkan para makhluk hidup dan meningkatkan lautan berkat dan kebajikan mereka. Sugandhanispadana Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui secara luas mempertunjukkan semua cara dari praktek Bodhi. Sampreksakapramodin Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk di dharmadhatu meninggalkan kemalasan dan kegelisahan sehingga mereka semua menjadi murni. Vimalasuddhaprabha Sasyasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati akar kebajikan dari semua makhluk hidup, menjelaskan Dharma dengan cara yang sesuai, mendatangkan kegembiraan dan kepuasan kepada orang banyak.

Pada waktu itu, Komalasurasa Sasyasura, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Sasyasura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Lautan kebajikan sang Tathagata yang tidak tertandingi,
Muncul di mana-mana sebagai lampu terang yang menyinari dunia.
Menyelamatkan dan melindungi semua makhluk hidup,
Dia memberikan kedamaian pada semua, tidak mengabaikan satu pun.

Kebajikan sang Bhagavan adalah yang tanpa batas.
Tiada makhluk yang mendengarnya dengan sia-sia.
Itu menyebabkan mereka meninggalkan penderitaan dan selalu bahagia.
Kalakusumavimalaprabha memahami hal ini.

Kekuatan sang Sugata seluruhnya tersempurnakan,
Muncul di dunia, dihiasi dengan kualitas kebajikan.
Semua makhluk hidup benar-benar dijinakkan.
Vikrantaviryarogyakaya memahami dan mencapai Dharma ini.

Dulu, sang Buddha mengolah lautan belas kasih yang besar.
Pikiran-Nya ditujukan pada setiap makhluk di dunia.
Oleh sebab itu, kekuatan penembusan batin-Nya tiada batas.
Prayus melihat hal ini.

Sang Buddha terus muncul di seluruh dunia.
Tiada satu pun dari upaya-kausalya-Nya yang digunakan sia-sia.
Dia sepenuhnya memurnikan angan-angan dan penderitaan para makhluk:
Samantamulaphalajanati terbebaskan begitu.

Sang Buddha adalah lautan kebijaksanaan besar di dunia,
Yang memancarkan cahaya murni yang mencapai dimana-mana.
Oleh karena itu, semuanya melahirkan keyakinan besar dan tekad kuat.
Vicitralamkaramandalasikha memahami dan memasuki ini.

Sang Tathagata, mengamati dunia, memunculkan belas kasihan.
Muncul demi memberi manfaat kepada makhluk hidup,
Memperlihatkan jalan tertinggi dari ketenangan dan kebahagiaan:
Prakledanavimalapuspa terbebaskan begitu.

Praktek murni yang diolah oleh sang Sugata,
Sepenuhnya diberitakan di bawah pohon Bodhi.
Ajaran pengubahan seperti itu memenuhi sepuluh penjuru arah:
Sugandhanispadana mendengar dan menerimanya.

Untuk yang ada di dunia, Sang Buddha menampakkan kemunculan,
Membebaskan dari kesusahan, membangkitkan sukacita besar,
Dia memurnikan semua sifat dan cita-cita.
Sampreksakapramodin tercerahkan begitu.

Sang Tathagata muncul di banyak dunia,
Mengamati kecenderungan semua makhluk,
Dan mematangkan mereka dengan berbagai upaya-kausalya.
Ini adalah jalan menuju pembebasan Vimalasuddhaprabha.

Selanjutnya, Mangala Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati pikiran dari semua makhluk dan dengan rajin mengumpulkannya. Candanavana Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan cahaya untuk mengumpulkan semua makhluk hidup dan menyebabkan mereka yang melihatnya tidak sia-sia. Vimalaprabha Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan upaya- kausalya yang murni untuk memadamkan penderitaan semua makhluk hidup. Samantayasa Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan kemasyhuran untuk memperluas lautan akar kebajikan. Jvalakupa Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengangkat bendera belas kasih besar yang dengan cepat meringankan semua penyakit. Samantabhaisajyavisuddha Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyembuhkan semua makhluk hidup yang buta dan menyebabkan mata kebijaksanaan mereka menjadi jelas. Nardana Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengumumkan ucapan Buddha dan menjelaskan makna-makna yang berbeda dari semua gejala kejadian. Suryavirocaterasmiketu Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi penasehat semua makhluk hidup, menyebabkan mereka yang melihatnya menghasilkan akar kebajikan. Dasadiksasphatadrsti Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui tambang dari belas kasih besar yang murni, yang membangkitkan keyakinan dan tekad para makhluk hidup dengan cara upaya-kausalya. Viryavrddhilocana Ausadhisura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan para makhluk mengingat Buddha, yang dengan jalan itu melenyapkan semua penyakit mereka.

Pada waktu itu, Mangala Ausadhisura, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Ausadhisura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Kebijkasanaan sang Tathagata adalah yang tidak terbayangkan.
Dia sepenuhnya memahami pikiran semua makhluk.
Dan dengan segala macam kekuatan dari upaya-kausalya,
Memadamkan angan-angan dan kesengsaraan yang tidak terukur dari orang banyak.

Upaya-kausalya dari sang Maha Vira adalah yang tidak bisa diukur.
Tidak ada yang Dia lakukan dengan sia-sia.
Tanpa berhenti menyebabkan penderitaan para makhluk menjadi lenyap.
Candanavana tercerahkan begitu.

Renungkan Dharma semua Buddha dengan cara ini:
Setelah mengolah dengan tekun selama kalpa yang tidak terbatas,
Tiada kemelakatan pada apapun.
Vimalaprabha memasuki jalan ini.

Sang Buddha sulit ditemukan dalam ratusan ribu kalpa.
Jika ada orang yang bisa melihat-Nya atau mendengar nama-Nya,
Ini pasti akan memberikan keuntungan.
Samantayasa memahami hal ini.

Sang Tathagata, dari setiap pori-pori-Nya,
Memancarkan cahaya terang yang memadamkan semua bencana,
Menyebabkan semua penderitaan dunia berakhir.
Jvalakupa memasuki jalan ini.

Semua makhluk hidup dibutakan oleh ketidaktahuan.
Khayalan dan karma mereka menyebabkan penderitaan yang tiada habisnya.
Sang Buddha menyingkirkan ini dan mengungkapkan kebijaksanaan yang mencerahkan.
Samantabhaisajyavisuddha mengamati hal ini.

Suara tunggal sang Tathagata adalah yang tidak terbatas.
Ini bisa membuka semua lautan pintu Dharma.
Makhluk hidup yang mendengarnya mendapatkan pemahaman yang lengkap.
Ini adalah pembebasan Nardana.

Amati kebijaksanaan Buddha yang tidak terbayangkan.
Secara menyeluruh muncul di semua alam untuk menyelamatkan semua makhluk,
Semua yang melihat Dia menjadi mengikuti ajaran-Nya.
Inilah wawasan mendalam Suryavirocaterasmiketu.

Lautan belas kasih besar dan upaya-kausalya sang Tathataga,
Dihasilkan demi menguntungkan orang-orang di dunia.
Membuka lebar jalan yang benar kepada makhluk hidup.
Dasadiksasphatadrsti memahami hal ini.

Sang Tathagata memancarkan cahaya cemerlang ke mana-mana,
Menerangi semua makhluk di sepuluh penjuru tanpa gagal,
Menyebabkan mereka mengingat sang Buddha dan melakukan kebajikan.
Inilah jalan menuju pembebasan Viryavrddhilocana.

Selanjutnya, Meghapuspavistara Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui gudang yang luas dari lautan kebijaksanaan yang tanpa batas. Vipatakarasmipuskalaskandha Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dimana-mana secara luas mengolah kemurnian. Tejamucavitapadhara Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan tunas dari berbagai jenis keyakinan murni menjadi tumbuh. Vimalabhadrapattra Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghimpun semua jenis hiasan murni dari kualitas kebajikan. Vilagnajvalaratna Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui terus melihat seluruh dharmadhatu melalui pintu gerbang semesta dari kebijaksanaan murni. Vimalaprabha Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui lautan kegiatan dari semua makhluk hidup dan menyebarkan awan Dharma. Pramodikameghanirghosa Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menanggung semua suara yang tidak menyenangkan dan mengucapkan suara yang murni. Sarvavyapigandhaprabha Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan di sepuluh penjuru praktek yang luas, yang diolah di masa lampau. Prthupajasuksmaprabha Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan semua kualitas kebajikan untuk menguntungkan mereka yang di dunia. Puspaphalarasaprabha Vana deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua orang melihat sang Buddha muncul di dunia, selalu mengingat dengan hormat dan tidak pernah lupa, dan menghias sang Tambang Kebajikan.

Pada waktu itu, Meghapuspavistara Vana deva, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Vanasura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Di masa lalu, sang Buddha mengolah praktek Bodhi,
Kebajikan, dan kebijaksanaan-Nya sepenuhnya sempurna.
Memiliki semua Bala yang siap digunakan,
Dia muncul di dunia dengan memancarkan cahaya cemerlang.

Aspek belas-kasih-Nya adalah yang tidak terbatas seperti jumlah makhluk.
Sang Tathagata memurnikan mereka semua di kalpa masa lampau.
Oleh sebab itu, Dia bisa memberikan keuntungan kepada makhluk di dunia.
Vipatakarasmipuskalaskandha memahami hal ini.

Jika makhluk melihat sang Buddha meski satu kali,
Dia pasti akan membawa mereka kedalam lautan keyakinan yang dalam,
Secara menyeluruh menunjukkan kepada mereka jalan Tathagata.
Inilah pembebasan Tejamucavitapadhara.

Kualitas kebajikan yang terkumpul dalam satu pori tunggal,
Tidak bisa sepenuhnya dijelaskan di dalam lautan kalpa.
Upaya-kausalya dari para Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Vimalabhadrapattra memahami makna yang mendalam ini.

Saya ingat bagaimana sang Tathagata di masa lampau,
Memuja para Buddha yang jumlah-Nya seperti butiran debu ksetra.
Dihadapan setiap dari Mereka, kebijaksanaan-Nya secara bertahap tumbuh cemerlang.
Vilagnajvalaratna memahami hal ini.

Lautan perbuatan dari semua makhluk hidup,
Diketahui sang Bhagavan dalam sekejap satu pikiran.
Kebijaksanaan yang luas dan tidak terhalang ini,
Dipahami oleh Vimalaprabha.

Selalu melantunkan suara yang indah dan hening-tenang dari sang Tathagata,
Membangkitkan kebahagiaan yang tanpa bandingan dimana-mana,
Menyebabkan semua menjadi tercerahkan sesuai dengan kecenderungan dan pemahaman mereka.
Ini adalah metode praktek dari Pramodikameghanirghosa.

Sang Tathagata memperlihatkan kekuatan batin yang besar,
Yang membentang diseluruh sepuluh penjuru,
Menyebabkan semua perbuatan masa lampau-Nya menjadi terlihat.
Sarvavyapigandhaprabha memasuki jalan ini.

Para makhluk hidup tidak jujur dan tidak melakukan kebajikan,
Tersesat dan terpedaya, mereka tenggelam dan menggelepar di kelahiran dan kematian.
Kepada mereka, Dia dengan jelas membuka jalan kebijaksanaan.
Prthupajasuksmaprabha melihat hal ini.

Sang Buddha, demi para makhluk yang tertimpa penghalang karma,
Muncul sekali di dunia setiap ratusan juta kalpa.
Menyebabkan mereka selalu melihat-Nya selama sisa waktu.
Puspaphalarasaprabha mengamati hal ini.

Selanjutnya, Pusparatnakuta Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki cahaya samadhi dari keheningan-tenang yang besar. Puspavanasusikha Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membawa para makhluk hidup yang jumlahnya tidak terbayangkan ke kematangan melalui pengolahan akar kebajikan dari 'kebaikan (maitri)'. Samantarocanuccadhvaja Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melihat kedalam pikiran dan kecenderungan semua makhluk, kemudian memurnikan indera mereka. Vimalaratnasikha Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui rajin berjuang penuh semangat selama lautan kalpa yang tidak terbatas tanpa lelah dan lalai. Dasadiksavirajatiprabha Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan cahaya dari kualitas kebajikan yang tanpa batas untuk mencerahkan para makhluk. Mahabalaprabha Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperoleh kematangan diri yang sepenuhnya dan menyebabkan para makhluk hidup meninggalkan tingkah laku sesat. Sarvanirjayativicitraprabha Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melenyapkan semua penderitaan tanpa menyisakan satupun. Suksmavikramacakra Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebarkan cahaya Dharma, memperlihatkan kebajikan semua Tathagata. Samantacaksupratyaksadrsi Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup menumbuhkan akar kebajikan, bahkan didalam mimpi mereka. Guhyavajracaksu Parvatasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menampilkan lautan makna yang besar.

Pada waktu itu, Pusparatnakuta Parvatasura, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Parvatasura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Setelah mengolah praktik tertinggi yang tanpa batas di masa lalu
Sekarang Dia mencapai kekuatan batin yang tidak terbatas.
Secara luas membuka lebar pintu Dharma yang jumlahnya seperti butiran debu,
Menyebabkan semua makhluk hidup memahami dengan mendalam dan bergembira.

Tubuh-Nya, dihiasi dengan berbagai keistimewaan, muncul di seluruh dunia.
Memancarkan cahaya dari pori-pori-Nya, memurnikan semuanya.
Dengan upaya-kausalya dari maha-maitri, Dia mengajar semuanya.
Puspavanasusikha tercerahkan di jalan ini.

Tubuh sang Buddha muncul di mana-mana, tanpa batas,
Mengisi semua dunia di sepuluh penjuru.
Semua indera-Nya murni, menyenangkan semua orang yang melihat-Nya.
Samantarocanuccadhvaja memahami dan memasuki Dharma ini.

Selama kalpa, dengan rajin mengolah tanpa lalai.
Tidak terpengaruh hal-hal duniawi, menyerupai ruang angkasa.
Dengan berbagai upaya-kausalya, Dia mengubah para makhluk.
Vimalaratnasikha tercerahkan di pintu Dharma ini.

Buta dalam kegelapan, makhluk hidup memasuki jalan yang berbahaya.
Dengan belas-kasihan, sang Buddha memancarkan cahaya-Nya,
Membangunkan semua makhluk di dunia ini dari tidur mereka.
Setelah menyadari hal ini, Dasadiksavirajatiprabha sangat bergembira.

Secara luas mengolah praktek di semua alam keberadaan,
Dia memuja para Buddha yang banyaknya seperti butiran debu ksetra.
Menyebabkan para makhluk yang melihat-Nya lalu membuat Maha-Pranidhana.
Mahabalaprabha memasuki tingkat ini dengan jelas.

Melihat kesengsaraan makhluk hidup dalam perpindahan,
Yang selalu terjebak dalam semua rintangan karma mereka,
Dengan pancaran kebijaksanaan, Dia memadamkan kesengsaraan mereka.
Sarvanirjayativicitraprabha terbebaskan begitu.

Setiap pori-pori-Nya memancarkan suara yang halus,
Yang memuji para Buddha sesuai dengan batin para makhluk hidup,
Meliputi sepuluh penjuru, selama kalpa yang tidak terhitung.
Suksmavikramacakra memasuki jalan ini.

Sang Buddha muncul di seluruh sepuluh penjuru.
Menjelaskan Dharma yang halus dengan berbagai upaya-kausalya.
Dengan lautan praktek, menolong semua makhluk.
Samantacaksupratyaksadrsi tercerahkan begitu.

Pintu Dharma adalah yang tidak terbatas seperti lautan,
Dia menjelaskannya dengan suara tunggal, namun dimengerti oleh semua orang.
Sang Buddha mengkhotbahkan tanpa henti setiap hari.
Guhyavajracaksu menyelami upaya-kausalya ini.

Selanjutnya, Samantagunavimalapuspa Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui terus mengamati semua makhluk hidup dengan 'cinta-kasih (maitri)' dan 'belas-kasih (karuna)'. Drdhapunyalamkara Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan kekuatan berkat dan kebajikan dari semua makhluk hidup. Supuspalamkaradruma Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki semua gejala-kejadian dan menghasilkan hiasan untuk semua Buddhaksetra. Samantaratnadana Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengolah berbagai jenis samadhi, menyebabkan para makhluk hidup menyingkirkan kotoran yang menghalang. Vimalacaksukaladarsin Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup selalu berjalan dengan gembira. Paramasubhacaksu Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan semua jenis tubuh yang murni untuk menjinakkan para makhluk hidup. Gandhakesaprabha Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memahami lautan kualitas kebajikan dan kekuatan besar yang menakjubkan dari semua Buddha. Pramodikasvara Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengumpulkan lautan ucapan suara dari semua makhluk hidup. Supuspavartasikha Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui sifat alami tanpa noda yang meliputi semua Buddhaksetra. Vajralamkarakaya Bhumi-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengungkapkan semua yang terkandung di dalam Roda Dharma dari semua Buddha.

Pada waktu itu, Samantagunavimalapuspa Bhumi-deva, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Bhumi-deva dan mengucapkan syair-gatha ini :

Pintu gerbang belas kasih yang dibuka oleh sang Tathagata,
Dalam setiap saat di masa lampau, tidak mampu di ceritakan semuanya.
Dia mengolah praktek itu tanpa henti,
Oleh sebab itu, Dia mencapai tubuh Vajra.

Gudang kebajikan dari semua makhluk hidup,
Dan juga dari para Bodhisattva di tiga masa waktu,
Semuanya muncul di pori-pori sang Tathagata.
Drdhapunyalamkara melihat hal ini dan bersukacita.

Keadaan samadhi-Nya yang luas dan hening-tenang,
Adalah yang tidak lahir, tidak binasa, tidak datang atau pergi,
Namun Dia memurnikan ksetra dan mengajar para makhluk.
Inilah pembebasan Supuspalamkaradruma.

Sang Buddha mengolah berbagai jenis praktek di masa lalu,
Membantu makhluk hidup menghancurkan semua rintangan berat.
Samantaratnadana melihat pembebasan ini,
Menghasilkan kegembiraan.

Alam dari sang Tathagata tidak ada batasnya.
Dia muncul setiap saat di seluruh dunia.
Vimalacaksukaladarsin merenungkan waktu,
Mengamati perbuatan sang Buddha dan bergembira.

Suara-Nya yang indah, tidak terbatas dan tidak terbayangkan,
Dimana-mana memadamkan penderitaan makhluk hidup.
Paramasubhacaksu tercerahkan pada ini,
Dan melihat kualitas kebajikan tertinggi sang Buddha yang tanpa batas.

Sang Buddha mewujudkan perubahan bentuk dari segala wujud,
Mengisi sepuluh penjuru dharmadhatu.
Gandhakesaprabha selalu mengamati sang Buddha,
Dimana-mana mengubah makhluk hidup dengan cara ini.

Suara-Nya yang menakjubkan membentang ke sepuluh penjuru,
Menjelaskan kepada para makhluk selama kalpa yang tidak terbatas.
Pramodikasvara setelah memahami hal ini,
Dengan penghormatan yang mendalam dan sukacita mendengar sang Buddha.

Cahaya awan harum keluar dari pori-pori sang Buddha,
Sesuai dengan keinginan makhluk hidup, meliputi dunia.
Semua yang melihat ini berkembang menjadi matang.
Supuspavartasikha merenungkan hal ini.

Kokoh dan tidak bisa dihancurkan seperti Vajra,
Tidak tergoyahkan seperti gunung Sumeru,
Demikianlah tubuh sang Buddha tinggal berdiam di dunia ini.
Vajralamkarakaya melihat hal ini dan bergembira.

Selanjutnya, Ratnasikhaprabha Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menguntungkan para makhluk hidup dengan upaya-kausalya. Subhapratimanditamadi Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengetahui indera para makhluk hidup, mengajar dan mematangkan mereka. Vimalasukharatna Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui selalu dengan senang hati menyebabkan semua makhluk hidup menerima berbagai berkat kebajikan. Apasokavisuddhi Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menjadi tambang belas kasih besar yang menyelamatkan para makhluk dari ketakutan. Puspadipajvalacaksu Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kebijaksanaan besar dan pengetahuan semua. Jvaladhvajasampradarsitavyuha Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul dimana-mana dengan upaya-kausalya. Punyaprabha Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati semua makhluk hidup dan menyebabkan mereka mengolah lautan kebajikan yang luas. Vimalaprabha Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mencerahkan semua makhluk hidup dari kegelapan ketidaktahuan. Gandhasikhalamkara Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui merenungkan bagaimana kuasa kekuatan sang Tathagata secara menyeluruh menjinakkan para makhluk hidup di semua dunia. Subharatnaprabha Nigama-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan cahaya besar menghancurleburkan gunung penghalang yang merintangi para makhluk hidup.

Pada waktu itu, Ratnasikhaprabha Nigama-deva, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Nigama-deva dan mengucapkan syair-gatha ini :

Sang 'Nayaka (Pembimbing)' sungguh tidak terbayangkan,
Dengan cahaya-Nya menyinari sepuluh penjuru arah.
Semua makhluk hidup melihat sang Buddha dihadapan,
Yang sedang mengajar dan mematangkan para makhluk yang tidak terhitung.

Indera dari setiap makhluk hidup berbeda-beda,
Sang Buddha mengetahui itu semua.
Subhapratimanditamadi memasuki pintu Dharma ini,
Dan hatinya bergembira.

Sang Tathagata mengolah praktek selama kalpa tanpa batas,
Melindungi Dharma para Buddha masa lampau,
Pikiran-Nya selalu dengan senang menerimanya.
Vimalasukharatna menyadari jalan ini.

Sang Tathagata di masa lampau telah memiliki kemampuan,
Untuk menyingkirkan ketakutan semua makhluk,
Dan selalu berkebaikan dan berbelas kasihan terhadap mereka.
Apasokavisuddhi memahami ini dengan bergembira.

Pengetahuan sang Buddha sangat luas dan tidak terbatas.
Sama seperti ruang angkasa, itu tidak bisa diukur.
Puspadipajvalacaksu menyadari ini, bersukacita,
Dan mempelajari kebijaksanaan sang Tathagata yang tidak terbayangkan.

Bentuk rupa sang Tathagata sama dengan jumlah makhluk hidup.
Sesuai dengan kecenderungan, mereka semua dibuat bisa melihat-Nya.
Jvaladhvajasampradarsitavyuha menyadari hal ini,
Dan mempraktikkan jalan ini, menjadi bahagia.

Sang Tathagata mengolah lautan kebajikan yang sangat banyak,
Yang murni, luas, dan tanpa batas.
Punyaprabha mengambil jalan ini,
Merenungkan dan memahaminya dengan sukacita.

Para makhluk hidup dalam ketidaktahuan mengembara melalui berbagai keberadaan,
Sama seperti yang terlahir buta di dunia tidak melihat apapun sama sekali.
Demi menolong mereka, sang Buddha muncul di dunia ini.
Vimalaprabha memasuki pintu ini.

Kekuatan sang Tathagata adalah yang tidak terbatas,
Sama seperti awan yang meliputi seluruh dunia.
Dia bahkan muncul di dalam mimpi untuk mengajar.
Gandhasikhalamkara mengamati hal ini.

Para makhluk hidup yang tergelapkan dalam ketidaktahuan seolah buta dan bisu,
Mereka tertutup oleh berbagai jenis selubung rintangan.
Cahaya sang Buddha menembus dan membukanya.
Subharatnaprabha memasuki jalan ini.

Selanjutnya, Vimalalamkaradhvaja Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan ikrar yang besar untuk membuat pemujaan dari penghiasan yang luas kepada sang Buddha. Sumeruratnasubha Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul dihadapan semua makhluk hidup dan menyempurnakan praktek 'Maha-Bodhi (Pencerahan yang besar).' Meghagarjanalaksanadhvaja Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan para makhluk hidup melihat sang Buddha sedang mengajarkan Dharma kepada mereka didalam mimpi sesuai dengan keinginan mereka. Divyacaksupuspavarsa Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menurunkan hujan semua jenis perhiasan berharga yang sulit ditinggalkan. Vimalajvalarupa Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan Bodhimanda yang terhiasi dengan sangat indah demi mengajar banyak makhluk dan mematangkan mereka. Malaprabhasikha Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengajarkan Dharma sesuai dengan indera para makhluk, menyebabkan mereka mengembangkan kesadaran yang benar. Ratnalamkaravarsa Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kefasihan dimana-mana menurunkan hujan Dharma kebahagiaan yang tanpa batas. Suragandhacaksu Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melalui dimana-mana memuji kebajikan para Buddha. Vajravarnamegha Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memunculkan pohon dengan bentuk dan warna yang tidak terbatas untuk menghiasi Bodhimanda. Padmaprabha Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui diam dan tenang dibawah pohon Bodhi namun hadir di sepuluh penjuru arah. Nistarkyarasmiprabha Bodhimanda-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menampilkan berbagai jenis kekuatan Tathagata.

Pada waktu itu, Vimalalamkaradhvaja Bodhimanda-deva, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Bodhimanda-deva dan mengucapkan syair-gatha ini :

Saya ingat, sang Tathagata di masa lalu,
Praktek yang Dia lakukan selama kalpa tanpa batas.
Membuat persembahan kepada semua Buddha yang muncul di dunia,
Sehingga Dia memperoleh jasa kebajikan seluas ruang angkasa.

Sang Buddha mempraktekkan 'pemberian (dana)' yang tanpa batas,
Yang banyaknya seperti butiran debu di wilayah yang tidak terbatas.
Dengan mengingat sang Tathagata,
Sumeruratnasubha menjadi penuh kegembiraan.

Bentuk-rupa sang Tathagata tidak ada habisnya.
Perwujudan-Nya meliputi semua wilayah.
Selalu muncul bahkan di dalam mimpi.
Meghagarjanalaksanadhvaja sangat senang melihat ini.

Dalam praktek pemberian selama kalpa yang tidak terukur di masa lalu,
Memberikan mata-Nya, yang sangat sulit diberikan, yang cukup memenuhi lautan,
Dia mempraktekkan pemberian dengan cara ini demi semua makhluk hidup.
Divyacaksupuspavarsa bersukacita memahaminya.

Bentuk-Nya yang tidak terbatas,
Seperti awan permata yang berkilau,
Muncul di Bodhimanda di seluruh dunia.
Vimalajvalarupa bergembira mengamati kekuatan batin sang Buddha.

Lautan kegiatan makhluk hidup adalah yang tanpa batas.
Sang Buddha mengisinya dengan hujan Dharma,
Menghilangkan keraguan sesuai dengan indera dan pemahaman mereka.
Malaprabhasikha menyadari ini dengan senang.

Pintu Dharma yang tidak terukur,
yang masing-masing berbeda makna,
Dia menyelaminya dengan kefasihan-Nya yang seluas samudera.
Ratnalamkaravarsa selalu mengingatnya.

Di seluruh wilayah, yang jumlahnya tidak terkatakan,
Dia memuji semua Buddha dalam semua bahasa,
Oleh sebab itu, mencapai kemasyhuran dan kebajikan yang besar.
Suragandhacaksu mengingatnya.

Pohon yang tanpa batas dengan berbagai bentuk,
Semuanya muncul di bawah raja pohon Bodhi.
Vajravarnamegha menyadari dan membuat jalan ini,
Dan dengan sukacita, selalu melihat sang Pohon Dharma.

Sama seperti batas dari sepuluh penjuru tidak dapat ditemukan,
Demikian juga, pengetahuan sang Buddha yang sedang duduk di Bodhimandha.
Padmaprabha menimbulkan keyakinan yang murni,
Dan memasuki pembebasan ini dengan sangat senang.

Segala sesuatu di bodhimandha menghasilkan suara yang luar biasa,
Yang memuji kekuatan sang Buddha yang murni dan tidak terbayangkan,
Dan juga keberhasilan semua praktek sebab-akibat.
Ini bisa didengar oleh Nistarkyarasmiprabha.

Selanjutnya, Ratnamudra Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menurunkan hujan permata dimana-mana dan menghasilkan kegembiraan yang luas. Padmaprabha Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan sang Buddha sedang duduk di atas takhta bunga teratai dengan semua warna dan cahaya, menyenangkan yang melihat. Vimalapuspasikha Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mendirikan Bodhimanda dan perkumpulan majelis dari semua Tathagata di dalam setiap saat dari pikiran. Sarvasudarsanavikurvana Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menenangkan para makhluk hidup yang tidak terhitung dalam setiap langkah kakinya. Vicitranaksatraratnadhvaja Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dalam setiap saat dari pikiran mewujudkan berbagai jenis jaring cahaya berbentuk bunga teratai yang menurunkan hujan permata yang menghasilkan suara yang menakjubkan. Sukhamrsvasvaravaca Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghasilkan lautan kebahagiaan yang tanpa batas. Candanavrksaprabha Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan tiupan angin wangi untuk mencerahkan perkumpulan majelis di semua Bodhimanda. Padmatejas Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memancarkan cahaya dari setiap pori-porinya yang melantunkan suara Dharma yang halus. Suksmaprabha Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membuat tubuhnya memancarkan berbagai macam jaring cahaya yang menerangi segala sesuatu. Vicitrapuspasamgraha Padanyasa-deva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mencerahkan semua makhluk hidup dan menyebabkan mereka mengembangkan lautan akar kebajikan.

Pada waktu itu, Ratnamudra Padanyasa-deva, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Padanyasa-deva dan mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Buddha mengolah praktek selama kalpa tak terukur,
Membuat pemujaan kepada semua Tathagata.
Pikiran-Nya selalu bergembira, tidak pernah bosan.
Kegembiraan-Nya sedalam dan seluas samudra.

Dalam setiap pikiran, kekuatan batin-Nya yang tak terhingga,
Menghasilkan bunga teratai dengan wewangiannya yang beranekaragam,
Para Buddha duduk diatas itu, pergi kemana-mana.
Padmaprabha melihat itu semua.

Demikian ini adalah Dharma dari para Tathagata,
Perkumpulan majelis-Nya yang luas meliputi sepuluh penjuru.
Menampilkan kekuatan batin yang tidak terbayangkan dimana-mana.
Vimalapuspasikha memahami ini dengan jelas.

Di semua tempat di sepuluh penjuru,
Dalam setiap langkah kaki-Nya,
Dia mengembangkan semua makhluk.
Sarvasudarsanavikurvana menyadarinya dengan sukacita.

Dia mewujudkan tubuh yang sebanyak jumlah makhluk hidup.
Setiap tubuh itu mengisi dharmadhatu.
Semua itu memancarkan cahaya murni dan menurunkan hujan permata.
Vicitranaksatraratnadhvaja memasuki pembebasan ini.

Alam dari sang Tathagata adalah yang tidak terbatas.
Dia menurunkan hujan Dharma yang memenuhi semua tempat.
Dengan melihat sang Buddha, banyak orang bergembira.
Sukhamrsvasvaravaca melihat hal ini.

Suara Buddha sebanding dengan luas ruang angkasa.
Semua jenis suara tercakup didalamnya.
Itu menundukkan semua makhluk tanpa kecuali.
Candanavrksaprabha mendengar ini.

Semua pori-pori-Nya memancarkan suara ajaib,
Yang mengumumkan nama semua Buddha dari tiga masa waktu.
Semua yang mendengarnya dipenuhi dengan kebahagiaan.
Padmatejas melihat ini.

Perwujudan tubuh sang Buddha adalah yang tidak terbayangkan.
Dalam setiap langkah bentuk-rupanya seperti lautan.
Mewujudkan diri-Nya sesuai dengan keinginan makhluk hidup.
Inilah pencapaian Suksmaprabha.

Menampilkan kekuatan batin yang hebat di sepuluh penjuru,
Sang Buddha membawa semua makhluk menuju pencerahan.
Vicitrapuspasamgraha melihat Dharma ini,
Mengalami kegembiraan besar.

Selanjutnya, Puspalamkrtasikha Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengingat lautan ikrar masa lampau sang Buddha. Dasadiksavirajatiprabha Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memancarkan cahaya di seluruh dunia yang tanpa batas. Samudrasvaradamaka Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui suara besar yang mencerahkan semua makhluk dan menyebabkan mereka bahagia dan hening-tenang. Vimalapuspalamkrtasikha Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui tubuh yang sama seperti ruang angkasa, muncul dimana-mana. Anantabhimaparicarya Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan kepada semua mahluk hidup alam para Buddha. Paramaprabhavyuha Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menyebabkan semua makhluk hidup yang kelaparan menjadi sehat dan kuat. Vimalaprabhagandhamegha Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui membersihkan kotoran penderitaan semua makhluk hidup. Dharapalaka Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengubah ketidaktahuan dan karma buruk semua makhluk hidup. Sarvagatapalaka Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan hiasan-hiasan di dalam istana para Lokanatha. Avikaraprabha Ganakayakasura memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengumpulkan semua makhluk hidup dan menyebabkan mereka menghasilkan akar kebajikan yang murni.

Pada waktu itu, Puspalamkrtasikha Ganakayakasura, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Ganakayakasura dan mengucapkan syair-gatha ini :

Saya ingat di kalpa masa lampau sebanyak butiran debu di Sumeru,
Rsvaprabha Buddha muncul di dunia ini.
Sang Bhagavan, di hadapan sang Tathagata itu,
Berikrar mencapai Samyaksambodhi dan memuja semua Buddha.

Tubuh sang Tathagata memancarkan cahaya terang.
Yang memenuhi seluruh dharmadhatu.
Saat makhluk hidup menjumpainya, pikiran mereka dijinakkan.
Dasadiksavirajatiprabha melihat ini.

Suara sang Tathagata mengguncang daratan di sepuluh penjuru,
Semua ucapan suara-Nya sepenuhnya sempurna,
Mencerahkan semua makhluk tanpa kecuali.
Mendengar ini, Samudrasvaradamaka bergembira di dalam hatinya.

Tubuh sang Buddha murni dan selalu tenang,
Menampilkan berbagai bentuk-rupa di mana-mana namun tiada tanda.
Dengan cara ini, Dia tinggal berdiam di seluruh dunia.
Vimalapuspalamkrtasikha memasuki ini.

Sang Nayaka sungguh tidak terbayangkan,
Menyebabkan semua yang melihat-Nya sesuai dengan keinginan mereka,
Kadang duduk, atau berjalan, atau sedang berdiri.
Anantabhimaparicarya tercerahkan di jalan ini.

Sulit bertemu dengan seorang Buddha dalam koti kalpa.
Dia datang untuk memberi manfaat kepada para makhluk dengan kemudahan,
Menyelamatkan semua makhluk dari kesengsaraan kemiskinan.
Paramaprabhavyuha memasuki keadaan ini.

Dari antara gigi sang Tathagata,
Memancarkan awan cemerlang yang menyala seperti lampu wangi,
Yang memadamkan angan-angan khayalan semua makhluk.
Vimalaprabhagandhamegha mengamati ini.

Kemelekatan angan-angan makhluk hidup menjadi penghalang berat,
Mereka terus terlibat dan mengembara di sepanjang jalan kejahatan.
Sang Tathagata memperlihatkan jalan pembebasan.
Dharapalaka tercerahkan dan memasuki ini.

Saya merenungkan kekuatan berdaulat dari sang Tathagata.
Cahaya-Nya menyebar dan memenuhi seluruh dharmadhatu.
Tinggal di istana kerajaan, Dia mengubah makhluk hidup.
Inilah keadaan dari Sarvagatapalaka.

Para makhluk hidup yang tertipu, mengalami banyak kesengsaraan.
Sang Buddha berada di tengah-tengah, terus menyelamatkan mereka,
Melenyapkan angan-angan khayalan dan melimpahkan kebahagiaan.
Avikaraprabha mengamati ini.

Selanjutnya, Vicitra Narayana Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melihat sang Tathagata mewujudkan tubuh dari bentuk-rupa yang tanpa batas. Suryaturandhvaja Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui melihat setiap helai rambut di tubuh sang Buddha memancarkan berbagai macam awan cahaya yang sama seperti matahari. Sumeru Giri Puspa Prabha Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan magis besar yang mewujudkan tubuh yang tidak terhitung. Vimala Meghagarjana Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengucapkan suara tanpa batas yang sesuai dengan jenis makhluk hidup. Sumahasindriya Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui muncul sebagai Pemimpin di semua dunia dan mencerahkan para makhluk hidup. Abhiramabhasa Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengungkapkan semua jalan masuk yang berbeda-beda kedalam Buddhadharma sehingga sepenuhnya dipahami. Mahavrksa Meghanirghosa Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menggunakan perhiasan yang menyenangkan untuk mengumpulkan semua Vrksasura (dewa pohon). Simharajabhasa Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui terberkahi dengan dan sepenuhnya memahami hiasan yang dihimpun dari kebajikan yang luas. Jvalamangalacaksu Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati pikiran para makhluk hidup yang berada pada jalan yang berbahaya, dan mewujudkan tubuh yang terhiasi dengan menakjubkan di hadapan mereka. Padmaprabharatnasikha Vajradhara memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menurunkan hujan permata mani dimana-mana untuk menghiasi jambul semua Bodhisattva Mahasattva.

Pada waktu itu, Vicitra Narayana Vajradhara, melalui kekuatan sang Buddha, secara menyeluruh mengamati rombongan besar para Vajradhara dan mengucapkan syair-gatha ini :

Renungkanlah sang Dharma-raja,
Dharma dari sang Dharma-raja adalah demikian,
Penampilan tubuh-Nya tidak ada batasnya,
Menampilkan wujud dimana-mana di semua dunia.

Setiap rambut di tubuh sang Buddha,
Memancarkan jaring cahaya yang tidak terbayangkan,
Yang, seperti matahari, murni dan terang,
Menerangi wilayah di sepuluh penjuru.

Kekuatan batin sang Tathagata,
Meliputi seluruh dharmadhatu.
Dihadapan semua makhluk hidup,
Dia mewujudkan banyak tubuh yang tanpa batas.

Suara sang Tathagata yang mengajarkan Dharma,
Terdengar di seluruh sepuluh penjuru.
Sesuai dengan jenis makhluk hidup,
Dia memuaskan pikiran mereka semua.

Orang banyak melihat sang Bhagavan Muni,
Tinggal berdiam di istana-Nya di dunia.
Demi semua makhluk hidup,
Dia menjelaskan Maha Dharma

Di pusaran dari lautan Dharma,
Dengan semua makna yang berbeda-beda,
Dan berbagai macam pintu bijaksana,
Di jelaskan-Nya tanpa henti.

Dengan Maha-Upaya-Kausalya yang tanpa batas,
Dia menanggapi orang-orang di semua wilayah.
Mereka yang menjumpai cahaya murni sang Buddha,
Semuanya melihat tubuh sang Tathagata.

Setelah melayani semua Buddha,
Yang sebanyak butiran debu dari miliaran ksetra,
Kebajikan-Nya luas seperti ruang angkasa.
Dan Dia dihormati oleh semua orang.

Kekuatan batin-Nya tidak memihak.
Dia muncul di semua wilayah,
Dengan damai tinggal di Bodhimandha yang agung,
Dia tampil dihadapan semua makhluk hidup.

Awan-Nya yang berkilau bersinar di seluruh dunia,
Terbentuk sempurna dari berbagai jenis cahaya.
Membentang di seluruh dharmadhatu,
Menampilkan aspek dari praktek sang Buddha.

Selanjutnya, Samantabhadra Bodhisattva masuk kedalam lautan upaya-kausalya dari pintu pembebasan yang tidak terbayangkan, dan masuk kedalam lautan kebajikan sang Buddha, yaitu : ada Pintu Pembebasan yang bernama memurnikan semua Buddhaksetra, menentramkan makhluk hidup, dan menyebabkan mereka semua pada akhirnya terbebaskan. Ada Pintu Pembebasan yang bernama pergi ke semua alam dari kebajikan sempurna yang diolah semua Tathagata. Ada Pintu Pembebasan yang bernama lautan Maha Pranidhana yang menjelaskan Bhumi dari semua Bodhisattva. Ada Pintu Pembebasan yang bernama dimana-mana mewujudkan tubuh yang tidak terbatas yang sebanyak butiran debu di lokadhatu. Ada Pintu Pembebasan yang bernama menjelaskan jumlah yang tidak terbayangkan dari nama yang berbeda-beda diseluruh wilayah. Ada Pintu Pembebasan yang bernama memperlihatkan semua keadaan yang tidak terbayangkan dari kekuatan tubuh Bodhisattva di dalam butiran debu. Ada Pintu Pembebasan yang bernama memperlihatkan peristiwa dari pembentukan dan peluruhan dari masa lampau, masa sekarang dan masa depan di ruang angkasa dengan sekejap. Ada Pintu Pembebasan yang bernama memperlihatkan lautan indera dari semua Bodhisattva, masing-masing memasuki dunianya sendiri. Ada Pintu Pembebasan yang bernama kemampuan untuk membuat berbagai jenis tubuh muncul melalui kekuatan magis di seluruh lokadhatu yang tanpa batas. Ada Pintu Pembebasan yang bernama memperlihatkan proses dari parktek semua Bodhisattva, masuk kedalam Maha-Upaya-kausalya dari 'Pengetahuan Semesta (Samantajnana)'.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Wed Nov 22, 2017 11:02 pm, total 22 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Samantabhadra Hum

Post by skipper Sun Nov 05, 2017 2:12 pm

Pada waktu itu, Samantabhadra Bodhisattva, melalui kebajikan dari pencapaian-Nya sendiri, dan juga menerima kekuatan batin dari sang Buddha, setelah menyeluruh mengamati lautan dari semua perkumpulan majelis, mengucapkan syair-gatha ini :

Lapangan besar yang luas, yang dihiasi oleh sang Buddha,
Sebanding dengan jumlah semua butiran debu;
Para Anak yang murni dari sang Buddha mengisinya semua,
Menurunkan hujan Dharma yang paling indah, yang tidak terbayangkan.

Seperti dalam perkumpulan majelis ini kita melihat sang Buddha duduk,
Demikian juga di dalam setiap butiran debu;
Tubuh sang Tathagata tidak datang maupun pergi,
Dan dengan jelas muncul di semua wilayah yang ada.

Memperlihatkan praktek yang diolah oleh para Bodhisattva,
Berbagai macam cara pendekatan yang tidak terhitung ke Bhumi,
Juga menjelaskan secara terperinci Dharma yang tidak terbayangkan,
Dia menyebabkan para anak Buddha masuk kedalam dharmadhatu.

Menghasilkan penjelmaan para Buddha sebanyak butiran debu,
Menyesuaikan dengan kecenderungan pikiran semua makhluk,
Pintu yang tidak terbayangkan menuju ke Dharmadhatu yang mendalam,
Secara tanpa batas dan luas, Dia menjelaskannya semua.

Nama sang Buddha sebanding dengan dunia,
Mengisi semua wilayah di sepuluh penjuru.
Tiada satupun cara yang dikerjakan-Nya sia-sia,
Dia menjinakkan para makhluk hidup dan memurnikan semua.

Sang Buddha, di dalam setiap butiran debu,
Menampilkan kekuatan batin besar yang tidak terbatas,
Duduk di setiap Bodhimanda,
Dia mengucapkan perbuatan Bodhi dari para Buddha masa lampau.

Seluruh kalpa yang luas dari masa lalu, sekarang dan masa depan,
Sang Buddha menampakkannya dalam sekejap,
Semua peristiwa dari pembentukan dan peluruhannya,
Pengetahuan-Nya yang tidak terbayangkan mencakupnya.

Perkumpulan majelis anak-anak Buddha luasnya tidak habis-habisnya,
Walaupun mereka mencoba bersama-sama mengukur keadaan Buddha,
Dharma dari Buddha tidak memiliki batas.
Untuk seluruhnya mengetahuinya semua adalah yang paling sulit.

Para Buddha sama seperti ruang angkasa, tanpa perbedaan,
Sebanding dengan dharmadhatu, tanpa tempat tinggal,
Penjelmaan magis beredar dimana-mana,
Semuanya duduk di Bodhimanda mencapai pengetahuan yang sesungguhnya.

Sang Buddha mengajarkan secara luas, dengan suara menakjubkan,
Semua tingkat Bodhi sepenuhnya menjadi jelas.
Muncul dihadapan setiap makhluk hidup,
Dia memberikan semua Buddhadharma yang sama.

Selanjutnya, Vimalagunarsvaprabha Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui pergi ke semua perkumpulan majelis para Bodhisattva di sepuluh penjuru dan menghiasi Bodhimanda. Samantagunaparamadipaprabha Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dalam sekejap memperlihatkan pintu masuk ke pencapaian Samyaksambodhi, mengajar dan mengembangkan dunia para makhluk hidup yang tidak terbayangkan. Samantaprabhasimhadhvaja Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengolah penghiasan kualitas kebajikan Bodhisattva, menghasilkan semua Buddhaksetra. Samantaratnajvalasuksmaprabha Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengamati keadaan kekuatan magis sang Buddha dengan tanpa kebingungan. Samantasvaragunasagaradhvaja Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan penghiasan semua Buddhaksetra di dalam satu perkumpulan majelis di Bodhimanda. Samantajnanatejabuddhaksetra Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengikuti sang Buddha memeriksa yang paling dalam, Garbha yang sangat besar dan luas dari dharmadhatu. Samantavisuddhanyagunaprabha Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memasuki semua kegiatan duniawi dan menghasilkan praktek Bodhisattva yang tanpa batas. Samantaparamaprabha Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mewujudkan semua alam Buddha di dalam dharmadhatu yang tanpa bentuk.

Pada waktu itu, Vimalagunarsvaprabha Bodhisattva, sang Vira, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan pintu pembebasan dari semua Bodhisattva, mengucapkan syair-gatha ini :

Semua wilayah yang ada di sepuluh penjuru,
Terperindah dan termurnikan semuanya dalam sekejap,
Oleh Suara yang agung dari pemutaran roda Dharma,
Di seluruh dunia, yang tanpa bandingannya.

Alam sang Buddha tidak memiliki batas,
Dalam sekejap dharmadhatu menjadi penuh;
Di setiap butiran debu, Dia mendirikan Bodhimanda,
Membuktikan Samyaksambodhi, menciptakan pertunjukan magis.

Sang Buddha mengolah praktek di masa lalu,
Membentang luas melewati kalpa yang tidak terhitung.
Menghiasi semua Buddhaksetra,
Muncul tanpa hambatan, seperti ruang angkasa.

Kekuatan batin sang Buddha tidak terbatas,
Mengisi wilayah tanpa batas di sepanjang waktu.
Bahkan jika terus-menerus menghabiskan kalpa yang tidak terhitung,
Orang yang mengamatinya tidak akan pernah letih atau bosan.

Amati keadaan dari kekuatan magis sang Buddha,
Semua wilayah di seluruh penjuru termurnikan dengan indah:
Dia muncul di dalamnya, di setiap itu,
Dengan sekejap berubah dalam bentuk yang tidak terbatas.

Jika mengamati sang Tathagata selama kalpa yang tidak terhitung,
Anda tidak akan memahami-Nya bahkan sejauh satu rambut,
Pintu upaya-kausalya-Nya yang tidak terbatas,
Menyinari banyak wilayah yang tidak terbayangkan.

Sang Buddha, di masa lalu di dunia,
Melayani lautan para Tathagata yang tidak terbatas;
Oleh sebab itu, semua makhluk yang seperti sungai deras,
Datang untuk membuat pemujaan kepada sang Bhagavan.

Sang Buddha muncul dimana-mana,
Di wilayah yang tidak terbatas di setiap butiran debu,
Alam di dalamnya juga tidak terbatas;
Dalam semua itu Dia tinggal selama kalpa yang tanpa batas.

Sang Buddha di masa lampau, demi semua makhluk,
Mengolah lautan belas kasih yang tidak terbatas,
Memasuki Kelahiran dan Kematian bersama dengan semua makhluk,
Mengajar orang banyak, memurnikan mereka.

Para Buddha tinggal di dalam garbha dharmadhatu dari 'tathātā (kenyataan yang sesungguhnya)'.
Tiada tanda, tanpa bentuk-rupa, bebas dari semua noda.
Saat para makhluk mengamati berbagai macam tubuh sang Buddha,
Semua masalah dan penderitaan mereka menjadi lenyap.

Selanjutnya, Mahacandraprabhasagarapratibhasa Bodhisattva, sang Maha Vira, memperoleh jalan menuju pembebasan melalui menghasilkan Upaya Paramita tentang setiap Bhumi dari SamyaksamBodhi, dengan cara itu mengubah para makhluk hidup dan memurnikan semua Buddhaksetra. Meghasvarasagaraprabhavimalakosa Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dalam sekejap dari kesadaran masuk kedalam berbagai macam perbedaan dari semua alam tujuan. Gunalamkrtaprajnasambhavaratnasikha Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengungkapkan kebajikan besar yang murni kepada semua makhluk hidup ketika mereka pertama kali tiba di Bodhimanda. Parakramapadmasikha Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengungkapkan semua 'ajaran Buddha (Buddhadharma)' kepada para makhluk hidup sesuai dengan indera dan pemahaman mereka yang tidak terhitung. Samantajnanameghasuryadhvaja Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengembangkan pengetahuan 'keBuddhaan (Buddhatva)', tinggal berdiam di dalam itu selamanya. Mahavajraviryadrdha Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui kekuatan untuk memasuki semua Mudra yang tanpa batas dari Dharma. Gandhajvalaprabhadhvaja Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui memperlihatkan bagaimana semua Buddha masa sekarang pertama kali memulai praktek Bodhi, dan hingga penyempurnaan akhir dari tubuh pengetahuan dan kebijaksanaan. Tejasrigunasukvana Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui dengan damai tinggal berdiam di dalam lautan dari semua Maha Pranidhana dari Vairocana, sang Penerang. Mahagunaprabhaprajnasambhava Bodhisattva memperoleh jalan menuju pembebasan melalui mengungkapkan keadaan Buddha yang paling dalam, yang meliputi dharmadhatu.

Pada waktu itu, Mahacandraprabhasagarapratibhasa Bodhisattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan susunan hiasan dari semua rombongan Bodhisattva, mengucapkan syair-gatha ini :

Paramita dan Bhumi dari SamyaksamBodhi,
Yang luas, tidak terbayangkan, semuanya tercapai:
Para makhluk hidup ditundukkan dan diselaraskan,
Semua Buddhaksetra menjadi murni.

Saat sang Buddha mengajar di dunia para makhluk,
Semua wilayah di sepuluh penjuru terisi penuh:
Dalam sekejap pikiran, Dia memutar Dharmacakra,
Memuaskan semua keadaan pikiran.

Sang Tathagata, melewati maha kalpa yang tidak terhitung,
Telah muncul dimana-mana dihadapan para makhluk hidup;
Sesuai dengan pengolahan praktek masa lalu-Nya,
Dia menunjukkan keadaan perbuatan-Nya yang dimurnikan.

Saya melihat dimana-mana di sepuluh penjuru,
Dan melihat para Buddha memperlihatkan kekuatan guhya,
Semuanya duduk di Bodhimanda mencapai Samyaksambodhi,
Dikelilingi oleh rombongan para Sravaka.

Pancaran yang luas dari Dharmakaya sang Tathagata,
Bisa muncul di dunia melalui Upaya-Kausalya.
Sesuai dengan kecenderungan pikiran semua makhluk,
Dia menurunkan hujan Dharma untuk memuaskan indera mereka.

Yang sama, yang tanpa tanda, tubuh dari kenyataan yang sesungguhnya,
Dharmakaya yang murni dari cahaya yang tanpa noda,
Dengan kebijaksanaan dan ketenangan, dengan tubuh yang tidak terhitung,
Dia mengkhotbahkan Dharma, menyesuaikan pada semua.

Kekuatan dari sang Dharma-raja adalah yang sepenuhnya murni,
Pengetahuan dan Kebijaksanaan-Nya seperti ruang angkasa, tanpa batas.
Dia mengungkapkan semua tanpa penyembunyian,
Menyebabkan semua makhluk menjadi tercerahkan.

Sesuai dengan apa yang diolah oleh sang Tathagata,
Hingga kesempurnaan semua pengetahuan-Nya,
Sekarang Dia memancarkan cahaya di seluruh dharmadhatu,
Memperlihatkan itu semua disana.

Sang Buddha memperlihatkan kekuatan guhya melalui ikrar-Nya,
Menyinari semua di seluruh sepuluh penjuru;
Apa yang dipraktekkan oleh sang Tathagata di masa lampau,
Semuanya diperlihatkan secara lengkap di dalam jaring cahaya ini.

Tiada ujung dari dunia di seluruh sepuluh penjuru,
Tidak sama, tiada batas, masing-masing berbeda,
Kekuatan sang Buddha yang tanpa halangan memancarkan cahaya besar,
Dengan jelas menampakkan semua ksetra itu.

Pada saat itu, Simhasana sang Tathagata, Mandala dari bunga-bunga yang indah dari banyak permata, lantainya, tangganya, pintunya, dan semua hiasannya, masing-masing menghasilkan para Bodhisattva Mahasattva yang banyaknya sama seperti butiran debu didalam Buddhaksetra. Nama-nama Mereka yaitu : Samudraprajna Bodhisattva Mahasattva, Guhyabaladhipati Bodhisattva Mahasattva, Sarvakampameghagarjana Bodhisattva Mahasattva, Nanaratnaprabhasikha Bodhisattva Mahasattva, Jnanasuryadhiramati Bodhisattva Mahasattva, Acintyagunaratnamayajnanamudra Bodhisattva Mahasattva, Satanetrapadmasikha Bodhisattva Mahasattva, Suvarnajvaladiptamandala Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhatusamantasvara Bodhisattva Mahasattva, Vimalacandrameghasvara Bodhisattva Mahasattva, Upakaravikramaprabhaketu Bodhisattva Mahasattva. Mereka ini adalah para Pemimpin dari para Bodhisattva yang jumlahnya seperti banyaknya butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra.

Pada waktu yang bersamaan ketika Mereka muncul, para Bodhisattva ini masing-masing menghasilkan berbagai macam awan puja, yaitu : awan dari bunga semua permata, awan dari semua wewangian halus bunga teratai, awan dari mandala cahaya permata, awan dari api wangi dari alam yang tanpa batas, awan dari mandala cahaya permata dari gudang matahari, awan dari semua suara musik yang menyenangkan, awan dari api cahaya dari semua lampu permata dengan warna dan bentuk yang tanpa batas, awan dari ranting-bunga-buah dari pohon dari permata yang banyak, awan dari raja permata dengan sinar murni yang tidak habis-habisnya, awan dari semua hiasan permata yang halus, dan berbagai macam awan puja yang jumlahnya seperti banyaknya butiran debu di dalam Buddhaksetra. Masing-masing dari para Bodhisattva itu menghasilkan awan-awan puja seperti itu yang tidak henti-hentinya, menurunkan hujan di atas lautan perkumpulan majelis di semua Bodhimanda.  Setelah mewujudkan awan-awan ini, Mereka ber-pradaksina kepada sang Buddha, berputar mengelilingi-Nya sebanyak ratusan ribu kali yang tidak terhitung. Dari penjuru manapun Mereka datang, disana, tidak jauh dari tempat sang Bhagavan, Mereka secara ajaib menghasilkan Simhasana bunga teratai dari berbagai jenis permata, dan masing-masing duduk dengan kaki bersilang (vyatyastapadena - duduk sikap bunga teratai).

Bidang karma dari para Bodhisattva ini murni dan seluas lautan. Mereka telah mencapai keadaan dari keseluruhan cahaya dari pengetahuan dan kebijaksanaan. Dengan mengikuti sang Bhagavan, tindakan Mereka menjadi tidak terhalang. Mereka mampu memasuki lautan dari semua landasan dari kecerdasan dan kefasihan menjelaskan, dan telah menguasai Dharma pembebasan yang tidak terbayangkan. Mereka tinggal berdiam di dalam keadaan dari semua sisi para Tathagata. Mereka telah menguasai semua cara Dharani, dan mampu memuat lautan semua Dharma. Mereka tinggal berdiam di dalam tingkat dari pengetahuan yang seimbang dari masa lampau, sekarang, dan masa depan. Mereka telah mencapai kebahagiaan yang besar dari keyakinan yang mendalam. Gudang kebajikan mereka yang tanpa batas adalah yang paling murni. Mereka mengamati seluruh ruang angkasa disepanjang dharmadhatu. Mereka dengan rajin memuja semua Buddha yang muncul di setiap ksetra di semua dunia.

Pada waktu itu, Samudraprajna Maha Bodhisattva, sang Guhyakadhipati, sang Maha Vira, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Bhagavan mengetahui semua pencapaian Tathagata,
Tanpa rintangan seperti ruang angkasa, Dia menyinari semua,
Cahaya-Nya meliputi ksetra yang tidak terhitung dimana-mana.
Dia duduk di tengah-tengah rombongan, semuanya murni dan indah.

Kebajikan para Buddha tidak bisa diukur,
Mereka memenuhi seluruh dharmadhatu di sepuluh penjuru.
Duduk dibawah setiap pohon Bodhi,
Semua Yang Berkekuatan Besar berkumpul seperti awan.

Sang Tathagata memiliki kekuatan seperti demikian,
Mewujudkan bentuk-rupa yang tidak terhitung dalam seketika.
Alam Buddha adalah yang melampaui batas,
Setiap orang melihat sesuai dengan pembebasannya.

Sang Tathagata melewati lautan kalpa,
Bekerja di semua alam para makhluk,
Mengajar makhluk hidup dengan upaya-kausalya,
Menyebabkan mereka menerima dan mempraktekkan jalan Bodhi.

Vairocana, dipenuhi dengan kemurnian yang indah,
Duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai.
Seluruh rombongan majelis yang murni,
Dengan diam menatap-Nya penuh hormat.

Tumpukan permata itu memancarkan cahaya,
Memancarkan awan dari api yang wangi, yang tanpa batas;
Kalung karangan bunga tersusun secara luas.
Di kursi seperti itulah sang Bhagavan duduk.

Berbagai jenis hiasan menghiasi bagian luarnya yang agung,
Terus memancarkan awan bercahaya dari api yang wangi,
Sangat luas, menyala, menyinari semua.
Sang Muni duduk diatas hiasan tertinggi.

Kisi-kisi yang indah dari berbagai jenis permata,
Terbungkus dengan bunga teratai dari permata yang sangat indah,
Selalu menghasilkan suara yang indah, yang menyenangkan semua pendengar.
Diatasnya sang Bhagavan duduk, yang paling terang diantara semua.

Permata berbentuk bulan sabit menyokong kursi itu,
Vajra sebagai alasnya, warnanya menyala terang.
Para Bodhisattva terus berputar mengelilingi-Nya,
Sang Bhagavan yang paling terang diantara Mereka.

Berbagai macam tampilan guhya-Nya memenuhi sepuluh penjuru,
Memberitakan Ikrar yang luas dari sang Buddha,
Semua pantulan gambar muncul didalamnya;
Di tempat duduk seperti itulah sang Bhagavan duduk dengan tenang.

Pada waktu itu, Sarvakampameghagarjana Maha Bodhisattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Bhagavan telah menghimpun praktek Bodhi,
Memberikan pemujaan kepada para Tathagata yang tidak terbatas dimana-mana.
Ditopang oleh kekuatan dari para Tathagata,
Tiada seorangpun yang tidak melihat-Nya duduk di kursi-Nya.

Permata dari api yang wangi, sang Cintamani,
Menutupi Simhasana Bunga Teratai sang Bhagavan.
Berbagai macam hiasan, semuanya tampil seperti pantulan,
Dengan jelas terlihat oleh semua rombongan majelis.

Takhta sang Bhagavan menampilkan bentuk yang sangat indah.
Dalam setiap sekejap, warna dan bentuknya menjadi berbeda-beda.
Sesuai dengan perbedaan pemahaman para makhluk,
Masing-masing melihat sang Bhagavan duduk diatasnya.

Cabang permata menjurai kebawah jaring dari bunga teratai,
Saat bunga-bunga itu terbuka, para Bodhisattva muncul,
Masing-masing menghasilkan suara agung yang menyenangkan,
Memuji sang Bhagavan yang sedang duduk di atas takhta.

Kebajikan sang Tathagata seluas ruang angkasa,
Semua hiasan terlahir dari itu.
Corak hiasan dari setiap keadaan keistimewaan,
Tiada makhluk hidup yang bisa memahaminya.

Vajra adalah permukaannya, yang tidak bisa hancur,
Yang luas, murni, rata, dan datar.
Jaring permata mani tergantung di langit,
Semuanya ada di sekeliling pohon Bodhi.

Warna yang tidak terbatas dari permukaan seluruhnya berbeda-beda.
Butiran debu emas tersebar diseluruh sekeliling,
Bunga dan permata bertebaran di sekitar,
Semuanya memperindah takhta sang Bhagavan.

Para Dewa Bhumi menari dengan penuh gembira,
Dengan perwujudan yang tidak terbatas dalam sekejap,
Menciptakan awan-awan hiasan dimana-mana,
Sambil tetap dengan penuh hormat menatap sang Bhagavan.

Lampu permata, yang sangat besar, bersinar dengan sangat terang,
Api yang wangi dan cahaya yang berputar-putar tidak pernah berakhir,
Perwujudan ini berbeda-beda sesuai dengan waktu.
Para Dewa Bhumi membuat pemujaan dari ini.

Semua hiasan yang ada,
Di dalam setiap ksetra,
Muncul di Bodhimanda ini,
Melalui kekuatan magis sang Buddha.

Kemudian, Nanaratnaprabhasikha Maha Bodhisattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :

Ketika sang Tathagata sedang mengolah praktek di masa lampau,
Dia melihat berbagai macam Buddhaksetra, semuanya sepenuhnya sempurna.
Ksetra yang Dia lihat dalam cara ini adalah yang tidak habis-habisnya,
Semua itu tampil di Bodhimanda ini.

Kekuatan batin sang Tathagata yang sangat besar,
Memancarkan cahaya, menurunkan hujan permata dimana-mana.
Permata-permata ini tersebar luas di Bodhimanda,
Memperindah permukaan diseluruh sekelilingnya.

Kebajikan dan kekuatan batin sang Bhagavan,
Menghiasi mana-mana dengan permata-permata berkualitas.
Permukaan dan pohon Bodhi,
Secara berganti-ganti memancarkan cahaya dan suara yang mengungkapkan Dharma.

Lampu permata yang tidak terbatas berhujanan turun dari langit,
Terhiasi dengan vaidurya yang megah,
Semuanya memancarkan suara halus memberitakan Dharma.
Ini dimunculkan oleh para Dewa Bhumi.

Permukaan permata mewujudkan awan cahaya dimana-mana,
Lampu permata menyala terang seperti kilat,
Jaring permata tergantung jauh menutupi atas,
Cabang permata yang terhiasi dengan berbagai cara menjadi hiasan.

Lihatlah seluruh permukaan itu,
Yang terhiasi dengan berbagai permata yang indah,
Itu memperlihatkan kepada para makhluk lautan karma,
Menyebabkan mereka memahami sifat alami yang sesungguhnya dari gejala kejadian.

Pohon Bodhi di semua dunia,
Yang dari semua Tathagata dimana-mana,
Semuanya muncul di Bodhimanda,
Memberitakan Dharma sang Buddha yang murni.

Sesuai dengan kecenderungan pikiran para makhluk,
Permukaan itu menghasilkan suara yang menakjubkan,
Menyesuaikan dengan yang akan dikhotbahkan oleh sang Bhagavan di kursi-Nya,
Masing-masing dari Dharma-Nya dijelaskan sepenuhnya.

Permukaan itu terus menghasilkan cahaya wangi yang halus,
Di dalam cahaya itu menyanyikan suara jelas yang murni.
Jika ada makhluk yang mampu menerima Dharma,
Itu menyebabkan mereka mendengar, dan penderitaan pun terlenyapkan.

Setiap penghiasan itu sepenuhnya sempurna,
Dan tidak dapat di jelaskan dalam koti kalpa.
Kekuatan magis sang Buddha membentang dimana-mana,
Itulah mengapa permukaan menjadi indah dan murni.

Kemudian, Jnanasuryadhiramati Maha Bodhisattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Bhagavan duduk di dalam Dharmasala dengan tatapan kukuh,
Dengan cemerlang menyinari istana itu.
Sesuai dengan sifat semua makhluk,
Tubuh-Nya muncul diseluruh ksetra.

Istana sang Tathagata melampaui gambaran,
Terhiasi dengan gudang permata yang berkualitas.
Setiap hiasan memancarkan cahaya,
Duduk disana, sang Bhagavan yang paling jelas diantara semua.

Dengan pilar permata dari berbagai macam warna,
Bunyi lonceng emas bergantungan seperti awan,
Tangga permata dalam barisan di empat sisi,
Pintu gerbang terbuka di setiap penjuru.

Susunan bendera hiasan dari sutera berbunga-bunga,
Pohon permata dengan dahan dan cabang yang terhiasi,
Karangan bunga dari permata mani menghiasi semua sisi.
Sang Samudera Kebijaksanaan duduk dengan tenang di dalamnya.

Dimana-mana Dia mewujudkan tampilan awan magis,
Awan-awan itu mengajar seluruh dunia,
Menyelaraskan dan menenangkan semua makhluk hidup.
Semua ini muncul dari istana sang Tathagata.

Pohon permata berkembang dengan bunga yang sangat baik,
Tiada yang sebanding dalam semua dunia.
Penghiasan di ksetra itu dari semua waktu,
Menampakkan pantulannya didalam itu.

Dimana-mana ada tumpukan permata.
Cahayanya menyala dalam warna yang tidak terhitung.
Pintu gerbang terbuka dalam selang waktu disekeliling.
Tiang dan plafonnya sungguh sangat indah.

Istana sang Tathagata adalah yang tidak terbayangkan,
Pancaran sinar-Nya yang murni mengandung semua bentuk,
Di dalamnya muncul semua istana,
Dengan para Bhagavan Buddha duduk disetiap itu.

Istana sang Tathagata adalah yang tanpa batas,
Mereka Yang Tercerahkan secara alami tinggal didalam.
Semua rombongan besar dari sepuluh penjuru,
Datang berkumpul di sekeliling sang Tathagata.

Kemudian, Acintyagunaratnamayajnanamudra Maha Bodhisattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Bhagavan mengolah lautan kebajikan,
Yang sebanyak butiran debu di semua ksetra,
Yang dihasilkan dari kekuatan pikiran dan tekad-Nya,
Bodhimanda itu murni, tanpa noda.

Permata cintamani adalah akar dari pohon itu,
Vajra adalah batangnya.
Jaring permata menutupinya,
Dan wewangian beraneka ragam mengelilingi.

Cabang pohon itu dihiasi dengan semua jenis permata.
Dahannya dari batu permata, yang membubung tinggi.
Cabang dan rantingnya menggantung dengan rimbun, seperti awan yang tebal.
Dibawahnya duduk sang Tathagata di Bodhimanda.

Bodhimanda itu luasnya tidak terbayangkan,
Pohon-pohon mengelilinginya, menutupi semua.
Dedaunan yang rimbun dan bunga-bunga yang megah saling menutupi dan memantulkan,
Sedangkan didalam bunga-bunga itu tumbuh batu permata.

Dari antara semua cabang itu memancarkan cahaya yang indah,
Menerangi seluruh Bodhimanda itu,
Yang murni, cemerlang, dan tidak habis-habisnya,
Ini muncul melalui kekuatan ikrar sang Tathagata.

Tumpukan dari bunga-bunga permata itu,
Pantulannya bersinar seperti pola awan.
Lingkaran pohon-pohon itu mewangikan sekeliling.
Bodhimanda itu terhiasi dimana-mana.

Lihatlah di Bodhimanda dari sang Tathagata,
Bunga teratai dan jaring permata, semuanya murni.
Cahaya api dalam lingkaran muncul dari sini,
Musik dari lonceng genta datang dari awan itu.

Semua pohon yang terhiasi dengan sangat indah,
Yang berada di semua ksetra,
Muncul di dalam Bodhimanda itu,
Sang Tathagata, dibawahnya, melenyapkan semua kekotoran batin.

Bodhimanda itu terbuat dari kebajikan yang sangat luas,
Cabang pohon itu menurunkan hujan permata tanpa henti.
Di dalam permata itu muncul para Bodhisattva,
Yang pergi kemana-mana untuk memuja para Buddha.

Alam dari para Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Mereka menyebabkan semua pohon disana menghasilkan musik,
Sesuai dengan jalan Bodhi yang dikembangkan oleh sang Tathagata,
Rombongan para makhluk, mendengar musik itu, bisa melihatnya semua.

Kemudian, Satanetrapadmasikha Maha Bodhisattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :

Semua permata itu memancarkan suara yang indah,
Memuji nama-nama para Buddha dari tiga masa waktu.
Perbuatan dari kekuatan magis para Tathagata itu,
Semuanya bisa dilihat didalam Bodhimanda ini.

Bunga mekar dalam jumlah berlimpah, seperti kain warna-warni.
Awan bercahaya mengalir di sepuluh penjuru.
Para Bodhimanda deva membawa ini kepada sang Tathagata.
Dengan satu pikiran membaktikan pemujaan kepada-Nya.

Cahaya api permata semuanya membentuk bendera,
Dari bendera itu memancar keluar wewangian yang agung.
Wewangian itu mewangikan seluruh perkumpulan majelis.
Oleh sebab itu, tempat itu seluruhnya murni dan indah.

Bunga teratai menggantung kebawah, dengan cahaya berwarna emas,
Cahaya itu melantunkan suara awan Buddha yang menakjubkan,
Menutupi seluruh wilayah di sepuluh penjuru,
Memadamkan api kesengsaraan para makhluk.

Kekuatan yang berdaulat dari sang raja pohon Bodhi,
Terus memancarkan cahaya yang sangat murni.
Perkumpulan majelis yang sangat banyak di sepuluh penjuru itu tanpa batas,
Namun mereka semua muncul tercermin di dalam Bodhimanda itu.

Cahaya api dari cabang permata itu seperti lampu yang terang,
Cahayanya memancarkan suara yang mengumumkan maha pranidhana.
Praktek yang diolah oleh sang Tathagata di masa lampau di dalam semua alam makhluk,
Dijelaskan secara terperinci didalam sana.

Dibawah pohon ada para sura, sebanyak butiran debu di ksetra,
Semuanya tinggal bersama di Bodhimanda ini,
Masing-masing dihadapan pohon Bodhi sang Tathagata
Terus-menerus memberitakan pintu pembebasan.

Sang Bhagavan mengolah banyak praktek di masa lampau,
Membuat pemujaan kepada semua Buddha.
Praktek-Nya dan juga kemasyhuran-Nya,
Semuanya muncul didalam permata-permata itu.

Segala sesuatu di tempat itu menghasilkan suara yang menakjubkan.
Suara itu luas meliputi seluruh sepuluh penjuru.
Jika ada makhluk yang bisa mendengar Dharma itu,
Itu mendidik dan memurnikan mereka.

Sang Bhagavan dimasa lalu mempraktekkan,
Semua penghiasan yang tanpa batas.
Hiasan dari semua jenisnya yang tidak terhitung,
Ada di setiap pohon Bodhi.

Kemudian, Suvarnajvaladiptamandala Maha Bodhisattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Bhagavan mengolah praktek Bodhi,
Memahami segala sesuatu,
Menjelaskan yang benar dan yang salah.
Ini adalah Buddhabala yang pertama dari pengetahuan.

Karena dimasa lampau Dia mengamati sifat alami dari segala sesuatu dengan sama,
Dia menjelaskan lautan dari semua karma.
Jadi, sekarang di dalam jaring cahaya,
Dia dapat memberitahukannya semua, di seluruh penjuru.

Di kalpa masa lampau, Dia mengembangkan upaya-kausalya,
Untuk membimbing para makhluk sesuai dengan indera mereka,
Menyebabkan pikiran mereka semua menjadi murni.
Jadi, sang Bhagavan mampu menyempurnakan pengetahuan mereka yang sanggup.

Karena pemahaman dari para makhluk hidup tidak sama,
Dan kecenderungan tindakan mereka berbeda-beda,
Dia mengajar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sang Bhagavan bisa melakukan ini melalui kekuatan kebijaksanaan-Nya.

Memahami lautan wilayah di sepuluh penjuru,
Semua alam para makhluk yang dikandung,
Pengetahuan sang Bhagavan sebanding dengan ruang angkasa.
Semuanya Dia bisa perlihatkan di dalam satu pori-pori.

Sang Tathagata mengetahui hasil dari semua karma,
Memahami masa lampau, sekarang dan masa depan dengan sekejap,
Ksetra, usia, makhluk, dan waktu dari semua wilayah.
Semuanya Dia bisa ungkapkan dan menjelaskannya.

Samadhi, pembebasan, dan kekuatan-Nya tidak terbatas,
Demikian juga dengan Dhyana dan Upaya-kausalya-Nya.
Sang Bhagavan memperlihatkan semuanya kepada para makhluk, menggembirakan mereka,
Menyebabkan mereka semua melenyapkan kegelapan penderitaan.

Pengetahuan sang Buddha tidak terhalang, meliputi semua waktu.
Semuanya Dia perlihatkan dalam sekejap, di dalam pori-pori rambut-Nya.
Buddhadharma, ksetra, dan para makhluk hidup,
Semua ini muncul dari kekuatan ingatan-Nya.

Mata sang Buddha seluas ruang angkasa,
Dia melihat seluruh dharmadhatu.
Di dalam keadaan tanpa rintangan, dengan fungsi yang tiada bandingnya,
Semua Tathagata bisa ditunjukkan melalui mata-Nya.

Semua makhluk hidup sepenuhnya melekat,
Pada kebiasaan mereka yang beracun.
Sang Bhagavan muncul di seluruh dunia,
Menyebabkan itu dilenyapkan melalui keterampilan-Nya.

Kemudian, Dharmadhatusamantasvara Maha Bodhisattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :

Kekuatan batin sang Buddha yang hebat meliputi sepuluh penjuru,
Pertunjukan-Nya yang menakjubkan tanpa ada pembedaan.
Keterampilan yang melampaui (Upaya Paramita), praktek kebangkitan (Bodhisattvacarya),
Yang dipraktekkan-Nya di masa lampau, semuanya di perlihatkan.

Dari dahulu kala, Dia berbelas kasihan kepada para makhluk,
Dan mempraktekkan memberi yang melampaui (Dana Paramita).
Oleh sebab itu, tubuh-Nya adalah yang paling agung,
Menyenangkan semua yang melihat-Nya.

Di dalam kalpa masa lampau yang tidak terbatas,
Dia mengolah disiplin pengendalian diri yang melampaui (Sila Paramita),
Sehingga memperoleh tubuh murni yang meliputi semua,
Memadamkan berbagai macam kesengsaraan di dunia.

Dia mengolah kesabaran yang melampaui (Ksanti paramita), yang murni,
Penuh keyakinan pada Dharma, tanpa pembedaan.
Sehingga bentuk tubuh-Nya sempurna,
Memancarkan cahaya di sepuluh penjuru.

Dia berjuang keras (Virya paramita) di kalpa masa lampau yang tidak terbatas,
Mampu meruntuhkan rintangan dari para makhluk hidup.
Oleh sebab itu, Dia bisa mewujudkan tubuh di sepuluh penjuru,
Semuanya muncul dibawah pohon Bodhi.

Sang Bhagavan menguasai lautan praktek,
Mencapai Kebijaksanaan yang melampaui (Prajna paramita).
Oleh sebab itu, Dia memancarkan cahaya yang menyinari semua,
Menghancurkan kegelapan dari ketidaktahuan.

Mengubah para makhluk melalui cara bijaksana yang melampaui (Upaya paramita),
Dia menyebabkan praktek mereka menjadi berhasil.
Mengembara dimana-mana di sepuluh penjuru,
Selama kalpa yang tanpa akhir, Dia tidak pernah beristirahat.

Sang Tathagata mengolah praktek selama kalpa tanpa batas,
Memurnikan dan menguasai Ikrar yang melampaui (Pranidhana paramita).
Oleh karena itu, Dia muncul di seluruh dunia,
Terus-menerus menyelamatkan para makhluk.

Sang Tathagata secara luas mengolah praktek selama kalpa tak terhitung,
Dengan kekuatan yang melampaui (Bala paramita) merincikan semua Dharma.
Jadi, Dia telah menyempurnakan kekuatan batin,
Muncul di seluruh ksetra.

Sang Buddha mengolah pengetahuan yang melampaui (Jnana paramita),
Sifat alami dari Sarvajnajnana-Nya adalah seperti ruang angkasa.
Oleh sebab itu, Dia memiliki kekuatan yang tidak terhalang,
Menyinari semua ksetra di sepuluh penjuru.

Kemudian, Vimalacandrameghasvara Maha Bodhisattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda, mengucapkan syair-gatha ini :

Alam dari kekuatan batin-Nya sebanding dengan ruang angkasa,
Tiada makhluk yang tidak melihatnya.
Bhumi yang Dia sempurnakan di dalam praktek masa lampau,
Sepenuhnya di jelaskan di dalam permata itu.

Berjuang keras dengan murni selama kalpa yang tidak terhitung,
Dia memasuki Bhumi pertama, yaitu penuh kegembiraan (pramudita).
Menghasilkan pengetahuan yang luas dari dharmadhatu,
Dia melihat para Bhagavan Buddha yang tidak terhitung di sepuluh penjuru.

Di tingkat tanpa kekotoran (vimalabhumi) ditengah-tengah segala sesuatu,
Dia mengamati sila kemurnian yang sebanyak jumlah makhluk hidup.
Setelah mempraktekkan secara luas selama banyak kalpa,
Dia melayani lautan para Bhagavan Buddha yang tidak terbatas jumlah-Nya.

Mengumpulkan kebajikan di tingkat pemancar cahaya (prabhakarabhumi),
Gudang ketenangan-Nya kukuh dan bertahan;
Awan Dharma yang luas yang telah Dia pelajari,
Jadi, itu di ceritakan didalam permata itu.

Tingkat kecerdasan yang menyala (arcismatibhumi) yang tiada bandingan,
Memahami situasi, Dia menimbulkan belas kasih.
Dengan bentuk rupa yang sama, Dia hadir di semua ksetra.
Pencapaian dari sang Tathagata ini seluruhnya di beritakan.

Gudang semesta dari kesamaan, tingkat yang sulit ditaklukkan (sudurjayabhumi)
Sesuai dengan karma dan keheningan, tanpa pertentangan,
Alam dari Buddhadharma sepenuhnya sama.
Bagaimana sang Buddha memurnikannya, permata itu bisa memberitahukan.

Praktek yang menjangkau luas, tingkat dari lautan kebijaksanaan (dari bhumi keenam - abhimukha),
Sepenuhnya memahami semua aspek dari Dharma.
Muncul di semua ksetra seperti ruang angkasa,
Suara Dharma ini datang dari pohon itu.

Tubuh ruang angkasa, meliputi dharmadhatu,
Sang Lampu kebijaksanaan, menyinari semua makhluk,
Semua cara terampil sepenuhnya termurnikan.
Perjalanan jauh-Nya di masa lampau (saat di Bhumi ke tujuh - durangama) dibuat-Nya diberitakan.

Dihiasi dengan pelaksanaan semua ikrar,
Lautan ksetra yang tidak terbatas seluruhnya murni.
Tidak terganggu oleh pembedaan apapun,
Bhumi yang tiada bandingannya ini (bhumi ke delapan - acala) sepenuhnya dijelaskan.

Kekuatan guhya dengan jangkauan yang tanpa batas,
Memasuki kekuatan bercahaya dari Dharma.
Tingkat kecerdasan unggul (sadhumatibhumi) yang murni ini,
Dan praktek-Nya selama kalpa sepenuhnya diperlihatkan.

Tingkat kesepuluh, awan dari ajaran (dharmamegha) yang menjangkau luas,
Menelan segala sesuatu, meliputi seluruh ruang angkasa.
Alam Buddha diceritakan di dalam suara itu,
Suara itu adalah kekuatan batin sang Tathagata.

Kemudian, Upakaravikramaprabhaketu Maha Bodhisattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru arah, mengucapkan syair-gatha ini :

Para makhluk hidup yang tidak terhitung ada di dalam perkumpulan,
Pikiran dari keyakinan mereka yang beranekaragam semuanya murni.
Semuanya bisa masuk kedalam pemahaman pada kebijaksanaan sang Buddha,
Dan memahami semua keadaan yang menghiasi-Nya.

Masing-masing memulai ikrar yang murni dan mempraktekkannya.
Semuanya telah membuat persembahan kepada para Sattva yang tidak terhitung.
Mereka bisa melihat tubuh sang Buddha yang sesungguhnya,
Juga semua perwujudan guhya-Nya.

Beberapa orang bisa melihat Dharmakaya sang Tathagata,
Yang tiada bandingan, tidak terhalang, meliputi semua tempat.
Sifat alami dari semua gejala kejadian yang tidak terbatas,
Ada di dalam Tubuh itu sepenuhnya.

Beberapa orang melihat bentuk tubuh indah sang Buddha,
Ciri-ciri tubuh-Nya yang tanpa batas menyala dengan cahaya.
Sesuai dengan pemahaman yang berbeda-beda dari berbagai jenis makhluk,
Dia merubah wujud-Nya menjadi berbagai penampilan dimana-mana.

Beberapa orang melihat tubuh dari pengetahuan yang tidak terhalang,
Sama di semua waktu, seperti ruang angkasa.
Sesuai dengan perubahan kecenderungan para makhluk,
Dia menyebabkan mereka melihat semua jenis dari perbedaan.

Beberapa orang bisa memahami suara sang Tathagata,
Yang meliputi semua ksetra di sepuluh penjuru.
Sesuai dengan kemampuan pemahaman para makhluk hidup,
Dia menghasilkan suara ucapan untuk mereka, tanpa halangan.

Beberapa orang melihat berbagai jenis cahaya dari sang Tathagata,
Dengan berbagai cara menyinari seluruh dunia.
Dan beberapa juga melihat di dalam cahaya sang Tathagata,
Ada para Bhagavan Buddha menampilkan kekuatan guhya mereka.

Beberapa orang melihat lautan awan cahaya sang Buddha,
Yang dipancarkan dari pori-pori-Nya, dengan warna yang bersinar,
Memperlihatkan jalan yang Dia praktekkan di masa lampau,
Menyebabkan para makhluk percaya dan memasuki pengetahuan sang Bhagavan.

Beberapa orang melihat tanda-tanda hiasan kebajikan sang Tathagata,
Dan melihat dari mana kebajikan itu berasal.
Lautan Upaya Paramita yang Dia praktekkan dulu,
Dengan jelas terlihat di dalam ciri-ciri sang Bhagavan.

Kualitas sang Buddha tidak bisa diukur.
Itu memenuhi dharmadhatu, tanpa batas.
Ini dan bentangan kekuatan batin sang Bhagavan,
Para makhluk ini bisa menjelaskannya melalui kekuatan sang Buddha.

Kemudian, lautan dunia beserta susunan tumpukan bunganya, melalui kekuatan sang Buddha, semuanya berguncang dalam enam cara, di dalam delapan belas gaya, yaitu : bergetar, bergetar di semua wilayah, bergetar di semua wilayah di semua penjuru. Menaik, menaik di semua wilayah, menaik di semua wilayah di semua penjuru. Bergelombang, bergelombang di semua wilayah, bergelombang di semua wilayah di semua penjuru. Berguncang, berguncang di semua wilayah, berguncang di semua wilayah di semua penjuru. Bergemuruh, bergemuruh di semua wilayah, bergemuruh di semua wilayah di semua penjuru. Berdentam, berdentam di semua wilayah, berdentam di semua wilayah di semua penjuru.

Berbagai para Pemimpin Dunia ini masing-masing menyebabkan awan-awan puja yang tidak terbayangkan muncul, menghujani di atas lautan para makhluk di Bodhimanda : awan hiasan dari semua bunga yang wangi; awan hiasan dari semua batu permata; awan jaring bunga dari api semua permata; awan dari bola cahaya permata dengan keanekaragaman yang tanpa batas; awan dari permata mani dengan semua warna; awan dari semua kayu candana harum yang berharga; awan dari payung yang terbuat dari semua jenis zat berharga; awan dari vajra dengan suara gema yang murni; awan dari kalung permata yang bersinar seperti matahari; awan dari tumpukan semua batu permata yang bercahaya; awan dari semua jenis perhiasan; Awan-awan hiasan ini tidak terbatas, banyaknya tidak terbayangkan. Para Pemimpin Dunia ini masing-masing menghasilkan awan-awan puja seperti itu, menebarkannya diatas lautan para makhluk di Bodhimanda sang Tathagata, semuanya mencapai dimana-mana.

Sama seperti di dunia ini para Pemimpin Dunia dengan gembira menghasilkan persembahan seperti itu, demikian juga semua Pemimpin Dunia di dalam semua dunia dari lautan dunia dari susunan tumpukan bunga membuat persembahan seperti itu. Di dalam masing-masing dunia mereka, ada sang Tathagata sedang duduk di Bodhimanda. Setiap dari para Pemimpin Dunia itu dengan beranekaragam keteguhan keyakinan, samadhi, dhyana, praktek yang membantu pencerahan, pencapaian, kegembiraan, pendekatan, pemahaman pada Dharma, jalan masuk ke alam kekuatan batin Buddha, jalan masuk ke alam kemampuan Buddha, jalan masuk ke pembebasan Buddha adalah yang sama dengan Mereka yang di lautan tumpukan bunga dari dunia-dunia di dalam lautan dunia di seluruh ruang angkasa dari seluruh dharmadhatu.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sat Dec 09, 2017 10:42 pm, total 19 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Avatamsaka Sutra

Post by skipper Mon Nov 27, 2017 10:48 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra INEGlFa
Sri Vajra Aksobhya Tathagata

Karmapa Mahakala Puja
Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra PhuMvLf
Sri Vajra Mahakala Vajrasattva

Bab 2
Buddhasandarsana parivartah

Pada waktu itu, para Bodhisattva dan para Lokanatha dari semua dunia membentuk pemikiran ini :
Seperti apakah tingkat (bhumi) dari Buddha?
Seperti apakah keadaan dari Buddha?
Seperti apakah adhisthana dari Buddha?
Seperti apakah praktek dari Buddha?
Seperti apakah kekuasaan dari Buddha?
Seperti apakah keberanian dari Buddha?
Seperti apakah samadhi dari Buddha?
Seperti apakah kekuatan batin dari Buddha?
Seperti apakah jenis dari penguasaan diri yang dimiliki Buddha?
Seperti apakah jenis dari yang tidak bisa dihancurkan yang dimiliki Buddha?
Seperti apakah mata Buddha?
Seperti apakah telinga Buddha?
Seperti apakah hidung Buddha?
Seperti apakah lidah Buddha?
Seperti apakah tubuh Buddha?
Seperti apakah pikiran Buddha?
Seperti apakah cahaya dari tubuh Buddha?
Seperti apakah lingkaran cahaya dari Buddha?
Seperti apakah suara Buddha?
Seperti apakah kebijaksanaan Buddha?
Tolong, Bhagavan, berbelas kasihlah kepada kami dan jelaskanlah ini kepada kami.

Lagi, semua Bhagavan Buddha dari semua lautan dunia di sepuluh penjuru menjelaskan kepada para Bodhisattva lautan dunia, lautan para makhluk hidup, lautan hiasan dharmadhatu, lautan para Buddha, lautan paramita dari para Buddha, lautan pembebasan dari para Buddha, lautan perubahan wujud dari para Buddha, lautan dari Buddhadharma, lautan nama para Buddha, lautan jangka hidup para Buddha, juga, lautan pranidhana dari semua Bodhisattva, lautan pendekatan dari semua Bodhisattva, lautan pertolongan Dharma dari semua Bodhisattva, lautan dari semua Bodhisattvayana, lautan dari semua Bodhisattvacarya, lautan pembebasan dari semua Bodhisattva, lautan kekuatan batin dari semua Bodhisattva, lautan paramita dari semua Bodhisattva, lautan bhumi dari semua Bodhisattva, dan lautan kebijaksanaan dari semua Bodhisattva. Tolong, Bhagavan Tathagata Arhan Samyaksambuddha, jelaskanlah ini juga kepada kami.

Kemudian para Bodhisattva itu, melalui kekuatan batin, menghasilkan suara yang dipancarkan secara spontan dari awan puja, yang mengucapkan syair gatha ini :

Selama kalpa yang tidak terhitung menyempurnakan praktek,
Telah menjadi Samyaksambuddha dibawah pohon Bodhi.
Anda muncul dimana-mana untuk membebaskan para makhluk,
Sama seperti awan mengisi semua hingga akhir masa.

Ketika para makhluk ragu, Anda mengakhirinya,
Menyebabkan semuanya mengembangkan keyakinan besar dan keteguhan.
Dimana-mana melenyapkan penderitaan yang tidak terbatas,
Anda membuat semuanya mengalami kedamaian dari para Buddha.

Para Bodhisattva yang jumlahnya tidak terhitung seperti debu ksetra,
Semuanya telah datang disini untuk melihat Anda.
Tolong jelaskanlah Saddharma, yang melenyapkan keraguan,
Yang sesuai dengan kemampuan Kami untuk menerima.

Bagaimanakah Kami mengetahui Buddhabhumi?
Bagaimanakah Kami mengamati keadaan sang Tathagata?
Adhisthana dari sang Buddha tidak memiliki batas,
Tolong perlihatkan Dharma ini dan murnikanlah Kami.

Seperti apakah aspek dari praktek Buddha,
Yang bisa dimasuki melalui kebijaksanaan?
Kekuatan Buddha adalah yang murni dan tanpa batas,
Tolong perlihatkanlah itu kepada Kami, para Bodhisattva.

Seperti apakah keadaan Samadhi Anda yang luas?
Bagaimanakah Anda memurnikan praktek keberanian?
Kekuatan guhya Anda adalah yang tidak bisa diukur.
Tolong jelaskanlah itu di dalam kesesuaian dengan watak para makhluk.

Buddha, sang Dharmaraja, adalah yang sama seperti pemimpin dunia,
Pergi kemanapun dengan bebas, tiada yang bisa membatasi-Nya.
Hal ini, dan Maha Vaipulya Dharma-Nya,
Tolong jelaskanlah itu demi keuntungan semua.

Bagaimanakah mata Buddha yang tidak memiliki batas itu?
Serta telinga, hidung, lidah, dan tubuh-Nya yang begitu juga itu?
Dan bagaimanakah pikiran-Nya juga tidak bisa diukur?
Tolong perlihatkanlah jalan untuk mengetahui itu kepada Kami.

Sama seperti lautan dunia dan lautan para makhluk,
Lautan dari semua susunan dari dharmadhatu,
Demikian juga lautan para Buddha adalah yang tanpa batas.
Tolong beritahukanlah semua ini kepada para putra Buddha.

Lautan dari paramita, selamanya melampaui gagasan,
Lautan dari cara bijaksana untuk pembebasan menyeluruh,
Dan juga lautan dari semua pintu Dharma,
Tolong jelaskanlah itu di Bodhimanda ini.

Pada saat itu, sang Bhagavan, mengetahui apa yang dipikirkan oleh para Bodhisattva, memancarkan dari mulut-Nya, diantara gigi-Nya, sinar cahaya yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, yaitu : sinar cahaya dari banyak bunga permata yang menerangi dimana-mana; sinar cahaya yang menghasilkan berbagai jenis suara yang menghiasi dharmadhatu; sinar cahaya yang menutupi awan yang halus; sinar cahaya yang memperlihatkan para Buddha dari sepuluh penjuru sedang duduk di Bodhimanda dan membuat perubahan wujud ajaib; sinar cahaya dari payung awan yang bercahaya semua permata; sinar cahaya yang meliputi dharmadhatu tanpa halangan; sinar cahaya yang menghiasi semua Buddhaksetra; sinar cahaya yang membuat bendera Vajra yang murni; sinar cahaya yang menghiasi Bodhimanda dimana rombongan para Bodhisattva berkumpul; sinar cahaya dengan getaran yang halus yang melantunkan nama dan julukan dari semua Buddha; Ada banyak sinar cahaya yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, dan masing-masing dari sinar cahaya itu memiliki sinar pengiring yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra. Semua sinar cahaya itu memiliki corak warna dari semua jenis permata yang sangat indah, dan masing-masing menyinari lautan dunia yang sebanyak butiran debu di dalam seratus juta Buddhaksetra. Perkumpulan Bodhisattva yang ada di dalam semua lautan dunia itu bisa melihat lautan tumpukan hiasan bunga teratai di dunia-dunia di dalam pancaran sinar itu. Melalui kekuatan batin sang Buddha, sinar cahaya itu, dihadapan semua Bodhisattva itu, melantunkan syair-gatha ini :

Mengolah lautan praktek selama kalpa yang tidak terhitung,
Membuat pemujaan kepada lautan para Buddha di sepuluh penjuru,
Mengajar dan membebaskan lautan semua makhluk,
Sekarang mencapai Samyaksambodhi, menyinari semua tempat.

Dari pori-pori-Nya muncul awan ajaib,
Dengan cahaya menyinari sepuluh penjuru,
Mematangkan mereka yang mampu menerima Dharma.
Menyebabkan mereka mendekati Bodhi, murni, tanpa rintangan.

Sang Buddha melintasi semua jalan keberadaan,
Mengajar dan mengembangkan para makhluk hidup,
Penguasaan kekuatan batin-Nya tidak terbatas.
Dalam sekejap satu pikiran, Dia membebaskan semua orang.

Pohon Bodhi dari permata Mani yang indah,
Diperindah dengan banyak hiasan yang sangat halus.
Dibawahnya, Dia menyadari Samyaksambodhi,
Memancarkan sinar, bercahaya dengan agung.

Auman suara-Nya berkumandang di sepuluh penjuru,
Mengkhotbahkan Dharma keheningan tenang dimana-mana,
Menyesuaikan dengan sifat para makhluk,
Dia membangunkan mereka dengan berbagai upaya-kausalya.

Dia mempraktekkan penyempurnaan paramita,
Yang sebanyak butiran debu di dalam ribuan ksetra.
Semua kekuatan telah Dia capai.
Anda semua harus pergi menyembah-Nya.

Para putra Buddha dari sepuluh penjuru seperti butiran debu ksetra,
Semuanya datang bersama-sama dengan penuh gembira,
Setelah menurunkan hujan awan puja,
Sekarang Mereka berdiri dihadapan sang Buddha dengan tatapan satu pikiran.

Satu suara dari sang Tathagata mengandung tanpa batas,
Mampu menjelaskan secara terperinci lautan yang mendalam dari ajaran.
Menurunkan hujan Saddharma sesuai dengan pikiran semua makhluk,
Anda harus segera datang untuk melihat sang Bhagavan.

Semua ikrar para Buddha dari tiga masa waktu,
Di kumandangkan dibawah pohon Bodhi,
Dalam sekejap semua itu diungkapkan,
Bergegaslah menuju ke tempat sang Tathagata.

Vairocana memiliki lautan kebijaksanaan besar,
Memancarkan cahaya dari mulut-Nya untuk dilihat semua orang.
Sekarang sedang menunggu perkumpulan majelis besar, Dia akan mulai berbicara.
Pergilah sekarang untuk melihat dan mendengar apa yang Dia akan katakan.

Pada waktu itu, semua perkumpulan majelis besar dari lautan dunia di sepuluh penjuru, dibangunkan oleh cahaya sang Buddha, semuanya bersama-sama pergi ke tempat sang Vairocana Tathagata, mendekati-Nya dan membuat pemujaan, yaitu : di sebelah timur dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan dunia yang bernama hiasan bunga teratai yang bercahaya murni. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Manimalavajrakosa. Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Amitadharmajalabodhakasaraja. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Paramadharmacintapadmadhvaja yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan yang menampilkan ciri-ciri tubuh Bodhisattva, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan cahaya yang menurunkan hujan permata bunga teratai yang tidak terhitung. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan puncak permata gunung sumeru, sepuluh jenis awan bulatan cahaya matahari, sepuluh jenis awan kalung bunga permata, sepuluh jenis awan musik yang mengandung semua nada, sepuluh jenis awan pohon bubuk dupa, sepuluh jenis awan dengan banyak bentuk dan warna dari wewangian dan dupa, sepuluh jenis awan pohon dari semua jenis wewangian. Awan-awan puja seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru timur menciptakan Simhasana (tahta singa) dari bunga teratai bercahaya yang sangat banyak, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.

Di sebelah selatan dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan dunia yang bernama tambang hiasan dari pancaran cahaya bulan yang terbuat dari semua permata. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Amitaprabhavyuhaloka. Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantajnanaprabhagunasumeruraja. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Samantajnanasamudradharmadyutikaraprabha yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan permata Mani dari tambang cahaya dari semua hiasan, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan permata mani yang bersinar dimana-mana dan menurunkan hujan perhiasan yang sangat indah, sepuluh jenis awan permata mani dengan permata yang menyala dan melantunkan nama - julukan para Buddha, sepuluh jenis awan permata mani yang menjelaskan semua Buddhadharma, sepuluh jenis awan permata mani dari banyak pohon yang indah menghiasi Bodhimanda, sepuluh jenis awan permata mani dari cahaya permata yang bersinar dimana-mana mengungkapkan perubahan wujud yang sangat banyak dari para Buddha, sepuluh jenis awan permata mani yang dimana-mana memperlihatkan bentuk-bentuk hiasan di semua Bodhimanda, sepuluh jenis awan permata mani dari lampu yang menyala hebat menggambarkan semua keadaan Buddha, sepuluh jenis awan permata mani dari bentuk-bentuk istana di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan, sepuluh jenis awan permata mani yang dimana-mana memperlihatkan bentuk tubuh para Buddha dari masa lampau - sekarang - dan masa depan. Awan-awan permata Mani seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru selatan menciptakan Simhasana dari bunga teratai yang terbuat dari Vaidurya dan emas jambunada yang sangat banyak, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.

Di sebelah barat dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan dunia yang bernama cahaya permata yang menyenangkan. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Uttamabharanakara. Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Gandhapuspagunaratnavyuha. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Samantacandraprabhagandhajvalavyuha yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan paviliun yang tersusun dari semua bunga permata yang wangi, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan paviliun yang tersusun dari semua jenis batu permata dengan warna dan bentuk yang tanpa batas, sepuluh jenis awan paviliun yang tersusun dari api wangi dari lampu permata, sepuluh jenis awan paviliun yang tersusun dari semua mutiara, sepuluh jenis awan paviliun yang tersusun dari bunga permata, sepuluh jenis awan paviliun yang terhiasi dengan kalung permata, sepuluh jenis awan paviliun yang memperlihatkan cahaya yang indah dari semua perhiasan di dalam sepuluh penjuru, sepuluh jenis awan paviliun yang terhiasi dengan butiran debu dari berbagai batu permata yang bercampur, sepuluh jenis awan paviliun yang terhiasi dengan permata yang sangat banyak dari seluruh sepuluh penjuru, sepuluh jenis awan paviliun dengan pintu gerbang bunga dan jaring lonceng. Awan-awan paviliun seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru barat menciptakan Simhasana dari daun-daun emas yang sangat banyak, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.

Di sebelah utara dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan dunia yang bernama cahaya bunga teratai permata vaidurya. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Nilotpalalamkaravyuha. Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantajnanadhvajasvararaja. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Simhavegaprabha yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan pohon indah dari semua jenis wewangian dan permata mani, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan pohon yang terhiasi dengan dedaunan lebat yang sangat wangi, sepuluh jenis awan pohon yang menampilkan susunan semua pohon dengan warna dan bentuk yang tidak terbatas, sepuluh jenis awan pohon yang terhiasi dengan semua bunga dimana-mana, sepuluh jenis awan pohon yang terhiasi dengan pancaran cahaya dari semua permata, sepuluh jenis awan pohon yang terhiasi dengan tubuh para Bodhisattva yang diwujudkan ditengah-tengah dupa candana, sepuluh jenis awan pohon yang mengungkapkan penghiasan di Bodhimanda masa lampau yang tidak terbayangkan, sepuluh jenis awan pohon yang terbuat dari kain permata yang sangat banyak yang seterang matahari, sepuluh jenis awan pohon yang memancarkan semua jenis suara yang menyenangkan dimana-mana. Awan-awan pohon seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru utara menciptakan Simhasana dari tumpukan bunga teratai dan lampu permata mani, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.

Di sebelah timur laut dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan dunia yang bernama bendera dari emas jambunada dan vaidurya. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Ratnavyuha. Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmabhayadipa. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Paramaprabhadipaksayagunakara yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan simhasana dari bunga teratai permata yang sangat banyak dengan warna dan bentuk yang tanpa batas, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan simhasana yang terbuat dari cahaya permata mani yang indah, sepuluh jenis awan simhasana yang terhiasi dengan semua jenis perhiasan, sepuluh jenis awan simhasana yang terbuat dari kalung bunga permata dan lampu yang menyala terang, sepuluh jenis awan simhasana yang menurunkan hujan untaian permata dimana-mana, sepuluh jenis awan simhasana yang terbuat dari dupa - bunga dan untaian permata yang sangat banyak, sepuluh jenis awan simhasana yang terbuat dari jumlah besar permata Mani yang memperlihatkan penghiasan tahta semua Buddha, sepuluh jenis awan simhasana dari batang dan ranting permata dari pohon semua jenis batu permata, sepuluh jenis awan simhasana dari semua susunan perhiasan pintu - jendela - tangga - manik-manik, sepuluh jenis awan simhasana yang terbuat dari cabang dan batang permata dari pohon mani, sepuluh jenis awan simhasana yang terbuat dari perpaduan permata dan dupa wangi yang bersinar seperti matahari. Awan-awan simhasana seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru timur laut menciptakan Simhasana dari jumlah besar bunga teratai permata dan bendera permata mani yang terang, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.

Di sebelah tenggara dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan dunia yang bernama terhiasi dengan emas dan cahaya vaidurya yang bersinar dimana-mana. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Vimalagandhaprabha. Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantanandigambhirasraddharaja. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Samantaprabhaprajnadipa yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan bendera yang terbuat dari semua jenis permata cintamani, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan bendera yang terhiasi dengan semua bunga dari permata nilamani, sepuluh jenis awan bendera dari semua permata mani yang wangi, sepuluh jenis awan bendera dari lampu dengan permata yang bersinar, sepuluh jenis awan bendera raja permata mani yang menampilkan kekuatan batin Buddha membabarkan Dharma, sepuluh jenis awan bendera permata mani dalam bentuk semua hiasan pakaian, sepuluh jenis awan bendera bercahaya yang terbuat dari gugusan bunga permata yang sangat banyak, sepuluh jenis awan bendera dari jaring permata dengan gantungan lonceng-lonceng yang bersuara, sepuluh jenis awan bendera di mimbar permata mani dengan jaring bunga teratai, sepuluh jenis awan bendera yang menampilkan bentuk-bentuk dari semua hiasan yang tidak terbayangkan. Awan-awan bendera seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru tenggara menciptakan Simhasana dari tumpukan bunga teratai permata, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.

Di sebelah barat daya dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan dunia yang bernama matahari yang bersinar dimana-mana. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Simhasuryaprabha. Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantajnanaprabhasvara. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Sripuspaprabhajvalasikha yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan payung yang terbuat dari perhiasan permata yang sangat indah, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan payung bunga dari susunan hiasan cahaya, sepuluh jenis awan payung dari mutiara dengan warna yang tanpa batas, sepuluh jenis awan payung dari permata mani yang indah - yang memancarkan suara belas kasih dari semua Bodhisattva, sepuluh jenis awan payung dari karangan bunga permata yang bercahaya, sepuluh jenis awan payung dari jaring-jaring lonceng yang diperindah dengan batu permata, sepuluh jenis awan payung yang terhiasi dengan cabang pohon permata mani, sepuluh jenis awan payung permata mani yang bersinar dimana-mana seperti matahari, sepuluh jenis awan payung yang terbuat dari semua jenis salep wangi dan dupa, sepuluh jenis awan payung yang terbuat dari jumlah besar candana, sepuluh jenis awan payung yang terhiasi dengan cahaya yang menerangi semua dari keadaan yang luas dan menakjubkan dari Buddha. Awan-awan payung permata seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru barat daya menciptakan Simhasana dari tumpukan hiasan permata nilamani yang bercahaya, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.

Di sebelah barat laut dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan dunia yang bernama kilauan cahaya permata. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Nayutagandhavyuha. Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Amitagunasagaraprabha. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Aksayaprabhamaniraja yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari semua permata, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari semua permata yang bersinar, sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari semua bunga yang indah, sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari perubahan wujud para Buddha, sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari Buddhaksetra di sepuluh penjuru, sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari pohon-pohon permata dengan auman suara guntur dari alam para Buddha, sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari permata Vidurya dan mani, sepuluh jenis awan pancaran cahaya yang dengan sekejap satu pikiran mewujudkan bentuk para makhluk yang tanpa batas, sepuluh jenis awan pancaran cahaya yang mengumumkan maha-pranidhana dari semua Tathagata, sepuluh jenis awan pancaran cahaya dari maniraja yang memancarkan suara mengajar semua makhluk hidup. Awan-awan pancaran cahaya seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru barat laut menciptakan Simhasana dari jumlah besar kualitas kebajikan yang menakjubkan dari cahaya yang tanpa batas, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.

Di sebelah bawah dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan dunia yang bernama harta kualitas kebajikan yang menakjubkan dari bunga teratai yang wangi. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Ratnasimharasmiprabha. Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatuprabha. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Dharmadhatuprabhajvalaprajna yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan cahaya cemerlang dari tambang semua permata mani, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan cahaya cemerlang yang dipenuhi dengan semua jenis dupa wangi, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang dari kilauan semua permata, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang yang memancarkan suara semua Buddha menjelaskan Dharma, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang yang memperlihatkan susunan penghiasan semua Buddhaksetra, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang dari istana semua bunga yang sangat indah, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang yang memperlihatkan perbuatan Buddha dari semua kalpa mengajar para makhluk, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang dari banyak kuncup bunga permata yang tidak habis-habisnya, sepuluh jenis awan cahaya cemerlang dari semua jenis tahta yang terhiasi dengan indah. Awan-awan cahaya cemerlang seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru bawah menciptakan Simhasana dari lampu permata yang terang dan jumlah besar bunga teratai, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.

Di sebelah atas dari lautan dunia hiasan tumpukan bunga teratai ini, ada lautan dunia yang bernama terhiasi dengan kilauan permata mani. Diantara Lokadhatu itu, ada ksetra yang bernama Arupasuksmaprabha. Disana ada sang Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Apratihatagunaprabharaja. Diantara perkumpulan majelis yang luas dari sang Tathagata itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Apratihataviryaprajnabala yang datang menuju ke tempat sang Bhagavan [Sakyamuni] berada bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Masing-masing menghasilkan sepuluh jenis awan cahaya permata dengan bentuk dan warna yang tanpa batas, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Mereka juga mewujudkan sepuluh jenis awan cahaya jaring-jaring batu permata mani, sepuluh jenis awan cahaya dari hiasan semua Buddhaksetra yang luas, sepuluh jenis awan cahaya dari semua wewangian yang indah, sepuluh jenis awan cahaya dari semua hiasan, sepuluh jenis awan cahaya dari perubahan wujud semua Buddha, sepuluh jenis awan cahaya dari semua pohon bunga yang indah, sepuluh jenis awan cahaya dari semua jenis Vajra, sepuluh jenis awan cahaya dari permata mani yang membabarkan praktek Bodhisattva yang tanpa batas, sepuluh jenis awan cahaya dari lampu dari semua mutiara. Awan-awan cahaya seperti ini, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, para Bodhisattva itu membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Kemudian masing-masing dari para Bodhisattva itu di penjuru atas menciptakan Simhasana dari tumpukan bunga teratai yang memancarkan suara dan cahaya para Buddha, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu.

Dalam cara ini, di dalam lautan dunia yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh miliar Buddhaksetra, ada para Bodhisattva Mahasattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam miliaran Buddhaksetra, masing-masing dikelilingi oleh kelompok Bodhisattva yang jumlahnya sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, yang datang ke perkumpulan majelis. Para Bodhisattva ini masing-masing menghasilkan awan puja dari semua jenis hiasan sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, mengisi seluruh ruang angkasa, dan tidak bubar. Setelah menampilkan awan-awan itu, Mereka membungkuk kepada sang Bhagavata dan mempersembahkan [awan itu] kepada-Nya. Lalu, di penjuru dari Mereka datang,  masing-masing dari para Bodhisattva itu menciptakan Simhasana yang terhiasi dengan semua jenis permata, dan lalu duduk dalam sikap bunga teratai diatas tahta itu. Setelah duduk, semua Bodhisattva itu, dari setiap pori-pori tubuh Mereka, menghasilkan sinar cahaya yang beranekaragam warna dari semua permata, yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh lautan dunia. Di dalam masing-masing sinar cahaya itu, ada muncul para Bodhisattva yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh lautan dunia, semuanya duduk diatas simhasana yang terbuat dari tumpukan bunga teratai.

Semua Bodhisattva ini bisa masuk kedalam setiap butiran debu di dalam lautan susunan dari dharmadhatu. Setiap butiran debu itu mengandung ksetra yang sangat luas sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra. Di dalam setiap ksetra itu ada tinggal berdiam para Bhagavan Buddha dari masa lampau, masa sekarang, dan masa depan. Para Bodhisattva itu mampu pergi mendekati para Buddha ini, bersama dengan Mereka, dan memberikan persembahan kepada Mereka. Dalam sekejap pikiran, melalui cara pewujudan dengan bebas di dalam mimpi, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara mewujudkan bagaimana kelahiran dan kematian para dewa, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara menjelaskan Dharma dari praktek Bodhisattva, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara mengguncang semua ksetra dalam rangka memuji kualitas kebajikan dan perubahan wujud dari para Buddha, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara menghias dan memurnikan semua Buddhaksetra serta memperlihatkan lautan dari semua Maha Pranidhana, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara dari suara Buddha yang mengandung semua bahasa para makhluk, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara menurunkan hujan dari semua Buddhadharma, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara memancarkan cahaya yang menerangi sepuluh penjuru, meliputi dharmadhatu dan menampilkan perubahan wujud (vikurvana), Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara mewujudkan tubuh Buddha dimana-mana di seluruh dharmadhatu dengan menggunakan kekuatan pembebasan sang Tathagata, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam sekejap pikiran, melalui cara Samantabhadra Bodhisattva mendirikan lautan semua perkumpulan para makhluk dan Bodhimanda, Mereka mencerahkan para makhluk yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Dalam cara ini, di seluruh dharmadhatu, Mereka menyesuaikan dengan pikiran dari para makhluk hidup dan menyebabkan semuanya tercerahkan.

Dalam sekejap pikiran, di setiap wilayah, Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru yang telah jatuh kedalam jalan sengsara menjadi terbebaskan dari penderitaan mereka selamanya. Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru yang tinggal berdiam di dalam Samadhi yang salah menjadi masuk kedalam Samadhi yang benar. Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru menjadi terlahir di alam surga sesuai dengan keinginan mereka. Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru tinggal berdiam di tingkat Sravaka dan Pratyekabuddha. Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru melayani para Guru yang baik dan mengumpulkan kebajikan. Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru membuat tekad mencapai Anuttara Samyaksambodhi. Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru maju ke avaivartika-bhumi dari para Bodhisattva (tingkat tanpa kemunduran). Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru mencapai mata kebijaksanaan yang murni dan melihat kesamaan dari semua gejala kejadian seperti yang dilihat oleh para Tathagata. Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru tinggal berdiam di dalam lautan bala (kekuatan) dan pranidhana (ikrar), dan dengan cara bijaksana dari pengetahuan yang tanpa batas memurnikan semua Buddhaksetra. Masing-masing dari Mereka menyebabkan para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu gunung sumeru tinggal berdiam di dalam lautan pranidhana yang luas dari Vairocana dan terlahir kedalam keluarga sang Tathagata.

Kemudian pada saat itu, semua Bodhisattva di tengah-tengah sinar cahaya itu, secara serentak mengucapkan syair gatha ini :

Dari tengah sinar cahaya itu datang suara yang menakjubkan,
Meliputi semua ksetra di seluruh sepuluh penjuru.
Suara ini mengumumkan semua kualitas kebajikan,
Agar para putra Buddha bisa memasuki jalan Bodhi yang menakjubkan.

Mengolah praktek selama lautan kalpa tanpa lelah,
Menyebabkan para makhluk yang menderita mencapai pembebasan.
Dengan pikiran tanpa putus asa ataupun lelah,
Para putra Buddha dengan terampil masuk ke dalam upaya-kausalya ini.

Mengolah upaya-kausalya selama lautan kalpa,
Tidak terukur dan tidak terbatas, tidak pernah mengendur.
Memasuki semua pintu Dharma.
Terus-menerus, Mereka menjelaskan sifat alami dari keheningan-tenang.

Ikrar dari para Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Semuanya telah Mereka kuasai dan dipraktekkan dengan sempurna,
Lalu dengan cara itu menguntungkan semua makhluk,
Dan juga karma yang murni dari Mereka sendiri bekerja.

Menempuh perjalanan di seluruh sepuluh penjuru,
Menghadiri perkumpulan majelis dari semua Buddha.
Dengan kebijaksanaan mendalam yang seperti lautan,
Mereka memasuki Dharma keheningan-tenang dari sang Tathagata.

Dengan tanpa batas, masing-masing sinar cahaya itu,
Memasuki ksetra yang jumlahnya tidak terbayangkan.
Mata pengetahuan yang murni bisa melihatnya semua.
Inilah alam dari praktek Bodhisattva.

Para Bodhisattva bisa tinggal berdiam di satu ujung rambut
Dan mengguncang semua ksetra di sepuluh penjuru,
Tanpa menakuti para makhluk yang ada di sana.
Inilah tingkat upaya kausalya yang murni dari Mereka.

Dengan tubuh yang tidak tebatas di setiap butiran debu,
Mewujudkan ksetra yang tidak terhitung dan terhiasi dengan keanekaragaman.
Mati atau lahir dengan sekejap pikiran, memperlihatkannya kepada semua orang.
Mereka telah mencapai hiasan kebijaksanaan yang tanpa hambatan.

Dalam sekejap, Mereka mewujudkan,
Semua kalpa di masa lampau, sekarang, dan masa depan.
Dengan menyadari tubuh adalah yang tidak nyata, tanpa intisari atau tanda,
Mereka mencapai anutpattikadharmaksanti.

Mereka semua bisa memasuki praktek terunggul dari Samantabhadra,
Sehingga semua makhluk hidup senang melihat mereka.
Para putra Buddha bisa tinggal berdiam di pintu Dharma ini,
Dengan suara auman besar di dalam cahaya Mereka.

Pada saat itu, ingin membuat semua Bodhisattva mencapai kekuatan batin dan alam yang tanpa batas dari Tathagata, sang Bhagavan memancarkan cahaya dari rambut putih di antara alis mata-Nya. Cahaya ini bernama 'Rahim Cahaya Pengetahuan Dari Semua Bodhisattva Yang Menyinari Sepuluh Penjuru'. Bentuknya seperti awan dari lampu yang bercahaya permata. Itu menyinari semua Buddhaksetra di sepuluh penjuru, menampakkan semua ksetra dan para makhluk yang ada di dalamnya. Itu juga menyebabkan semua susunan dunia berguncang. Di dalam setiap butiran debu, itu memperlihatkan para Buddha yang tidak terhitung jumlahnya.
Sesuai dengan sifat dan kecenderungan yang berbeda-beda dari para makhluk hidup, itu menurunkan hujan awan roda Saddharma yang di ucapkan oleh semua Buddha dari tiga masa waktu, dan menampilkan lautan Paramita dari sang Tathagata. Itu menurunkan hujan awan pembebasan yang beranekaragam dan tidak terbatas, menyebabkan para makhluk hidup selamanya menyeberangi kelahiran dan kematian. Itu juga menurunkan hujan awan Maha Pranidhana dari semua Buddha, yang dengan jelas memperlihatkan perkumpulan majelis di Bodhimanda dari Samantabhadra Bodhisattva dalam semua dunia di sepuluh penjuru. Setelah mengerjakan ini semua, cahaya itu berputar di sekeliling sang Buddha, mengelilingi-Nya ke kanan, kemudian masuk kedalam bawah kaki-Nya.

Kemudian Bunga Teratai yang sangat besar tiba-tiba muncul dihadapan sang Buddha. Tidak tertandingi oleh bunga teratai lainnya, Bunga Teratai itu memiliki sepuluh jenis hiasan, yaitu : batangnya tersusun dari berbagai macam permata; tunasnya dari permata mani yang indah; kelopak bunganya dari semua permata dari dharmadhatu; putiknya dari permata mani yang wangi; alasnya terhiasi dengan emas jambunada; jaring-jaring yang sangat indah menutupi bagian atas; warnanya bersinar murni; itu dalam sekejap menampilkan perubahan wujud yang tidak terbatas dari semua Buddha; itu bisa menghasilkan semua jenis suara; permata mani-nya yang indah mencerminkan tubuh Buddha. Suaranya bisa mengumandangkan praktek dan ikrar yang diolah oleh semua Bodhisattva. Dalam sekejap ketika Bunga ini telah muncul, ada di dalam lingkaran rambut putih dari antara alis sang Buddha, seorang Bodhisattva Mahasattva yang bernama Sarvadharmaparamasvara, bersama-sama dengan rombongan para Bodhisattva yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Mereka semua datang bersama-sama berputar mengelilingi sang Tathagata ke arah kanan tidak terhitung kali, lalu, setelah membungkuk ke kaki sang Buddha, sang Sarvadharmaparamasvara Bodhisattva duduk di mimbar Bunga Teratai itu, sedangkan para Bodhisattva lainnya duduk di putik Bunga Teratai itu, mengatur diri Mereka sendiri dalam urutan.

Sang Sarvadharmaparamasvara Bodhisattva, setelah memahami dharmadhatu yang mendalam, menimbulkan maha-sukha (kebahagiaan besar), Dia memasuki praktek Buddha. Pengetahuannya tidak terrintangi. Dia memasuki lautan yang tidak terukur dari Dharmakaya sang Buddha, dan mengunjungi para Tathagata di semua ksetra. Setiap pori-pori dari tubuhnya memperlihatkan kekuatan batin. Dalam setiap saat dari pikiran Dia merenungkan semua dharmadhatu. Semua Buddha dari sepuluh penjuru menganugerahkan kekuatan kepadanya, membuat Dia bisa tinggal berdiam di dalam semua Samadhi, selamanya bisa melihat tubuh dharmadhatu para Buddha yang tanpa batas dengan lautan kualitas kebajikan-Nya, juga semua Samadhi dan pembebasan, kekuatan guhya, dan perubahan wujud ajaib Mereka.

Lalu, di tengah-tengah perkumpulan majelis itu, di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Tubuh sang Buddha memenuhi dharmadhatu;
Secara dimana-mana muncul di hadapan semua makhluk.
Menanggapi semua kondisi, mencapai di mana-mana,
Namun tetap tinggal berdiam di Bodhimanda ini.

Di setiap pori-pori sang Tathagata
Duduk para Buddha yang sebanyak debu di semua ksetra.
Dikelilingi oleh rombongan besar para Bodhisattva,
Mengumumkan praktik terunggul dari Samantabhadra.

Sang Tathagata duduk di kursi Bodhimanda,
Menampilkan dalam satu rambut banyak lautan ksetra.
Demikian juga di setiap rambut-Nya,
Membentang luas di seluruh dharmadhatu.

Di setiap ksetra, Dia duduk dengan tenang.
Hadir meliputi setiap wilayah.
Para Bodhisattva dari sepuluh penjuru berkumpul seperti awan.
Semuanya datang ke Bodhimanda.

Banyak seperti butiran debu di semua ksetra,
Lautan para Bodhisattva dengan kebajikan dan pancarannya
Dimana-mana muncul di perkumpulan majelis sang Tathagata,
Memenuhi seluruh dharmadhatu.

Di ksetra yang sebanyak butiran debu di dharmadhatu,
Dia muncul di setiap perkumpulan majelis.
Pembagian tubuh dari keadaan kebijaksanaan ini,
Dicapai melalui praktek Samantabhadra.

Di dalam perkumpulan majelis dari semua Buddha,
Para Bodhisattva Paramajnana duduk tegak.
Masing-masing mendengar Dharma dengan bahagia.
Mereka mengolah praktek selama kalpa yang tidak terhitung di setiap tempat.

Setelah memasuki Maha Pranidhana dari Samantabhadra,
Masing-masing memunculkan semua Buddhadharma.
Di dalam lautan Dharma dari Vairocana,
Mereka mengolah praktek dan mencapai tingkat Tathagata.

Mereka yang tercerahkan oleh Samantabhadra Bodhisattva,
Menerima pujian yang menggembirakan dari semua Tathagata.
Setelah mencapai kekuatan batin yang besar dari para Buddha,
Mereka mengembara di seluruh dharmadhatu.

Di semua ksetra, yang banyaknya seperti butiran debu,
Dipenuhi dengan awan tubuh yang terus muncul.
Memancarkan sinar cemerlang demi semua makhluk,
Setiap awan menurunkan hujan Dharma sesuai dengan keinginan mereka.

Lalu, di tengah-tengah perkumpulan majelis itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Sarvaparamadharmadhyayapadmaprabhaprajnaraja. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Pengetahuan yang mendalam dari sang Tathagata,
Secara meluas memasuki dharmadhatu.
Memutar roda dalam tiga masa waktu,
Menjadi Pembimbing yang terang bagi dunia.

Semua Buddha memiliki Dharmakaya yang sama,
Tidak bergantung pada apapun, tanpa perbedaan.
Sesuai dengan pikiran para makhluk,
Memperlihatkan bentuk para Buddha kepada mereka.

Dipenuhi dengan semua pengetahuan,
Sang Buddha memahami semua gejala kejadian.
Di seluruh wilayah,
Segala sesuatu dinyatakan dengan jelas.

Tubuh Buddha, cahaya, warna, dan bentuk-Nya,
Semuanya tidak terbayangkan.
Para makhluk yang percaya,
Mampu melihat-Nya sebagaimana mestinya.

Dalam satu tubuh Buddha
Menghasilkan para Buddha yang tidak terbatas.
Suara gemuruh-Nya meliputi seluruh ksetra,
Mengumumkan Dharma lautan yang dalam dari tathatā.

Cahaya memancar keluar dari setiap pori-pori-Nya,
Membentuk jaring-jaring cahaya di sepuluh penjuru,
Melantunkan suara Buddha yang menakjubkan,
Menjinakkan mereka yang sulit dijinakkan.

Pancaran cahaya sang Tathagata,
Terus menghasilkan suara yang menakjubkan dan mendalam,
Yang memuji lautan kualitas kebajikan Buddha,
Dan praktek Bodhisattva.

Sang Buddha memutar roda Saddharma,
Yang melampaui semua ukuran dan tanpa batas.
Tiada bandingan Dharma yang Dia ucapkan,
Tidak bisa dipahami oleh mereka yang kebijaksanaannya dangkal.

Di setiap dunia Dia muncul,
Mencapai Samyaksambodhi.
Masing-masing Diri-Nya melakukan perubahan wujud,
Sepenuhnya mengisi seluruh dharmadhatu.

Masing-masing tubuh sang Tathagata,
Mewujudkan para Buddha yang sama banyaknya dengan jumlah makhluk.
Di ksetra yang banyaknya seperti butiran debu,
Menampilkan kekuatan batin Mereka.

Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Dharmaharsaprajnaprabha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Tubuh sang Buddha selalu muncul dengan jelas,
Mengisi seluruh dharmadhatu.
Terus-menerus mengumandangkan suara yang menjangkau luas,
Yang mengguncang semua ksetra di sepuluh penjuru.

Sang Tathagata mewujudkan Diri di mana-mana,
Membuat kehadiran-Nya terasa di seluruh dunia.
Sesuai dengan kecenderungan keinginan para makhluk,
Dia menampilkan kekuatan batin-Nya.

Sesuai dengan pikiran para makhluk,
Sang Buddha muncul di hadapan mereka semua.
Para makhluk melihat apa yang terlihat,
Melalui kebajikan dari kekuatan batin sang Buddha.

Tanpa batas pancaran cahaya-Nya,
Tidak terukur Dharma yang Dia ucapkan.
Dengan mengikuti kebijaksanaan-Nya,
Para putra Buddha masuk dan merenungkannya.

Tubuh Buddha tidak dilahirkan,
Namun Dia mewujudkan sebagai dilahirkan.
Seperti ruang angkasa adalah sifat alami gejala kejadian.
Disanalah para Buddha tinggal berdiam.

Tidak tinggal berdiam, tidak pergi,
Sang Buddha terlihat di semua tempat.
Pancaran cahaya-Nya mencapai dimana-mana,
Dan nama-Nya terdengar jauh.

Tiada zat, tiada tempat kediaman,
Tiada asal mula yang bisa di temukan;
Tanpa tanda, tanpa bentuk,
Yang muncul hanyalah pantulan.

Sesuai dengan pikiran makhluk,
Sang Buddha menciptakan awan Dharma yang besar.
Dengan berbagai jenis upaya-kausalya,
Dia mencerahkan dan menjinakkan mereka.

Di tengah-tengah semua dunia,
Sang Buddha terlihat sedang duduk di Bodhimanda.
Dikelilingi oleh perkumpulan majelis yang besar,
Dia menerangi wilayah di sepuluh penjuru.

Tubuh dari semua Buddha
Memiliki tanda yang tidak terbatas.
Tidak terhitung perwujudan Mereka,
Namun bentuk rupa Mereka tidak pernah habis.

Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Samantavikasinprajnagandhaprabha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Semua Bodhisattva dalam pertemuan ini,
Telah memasuki keadaan Buddha yang tidak terbayangkan.
Masing-masing bisa mengamati,
Kekuatan batin dari semua Buddha.

Prajnakaya-Nya bisa memasuki dimana-mana,
Ksetra yang banyaknya seperti butiran debu.
Dengan melihat tubuh-Nya muncul di antaranya,
Para makhluk bisa melihat semua Buddha.

Seperti pantulan, tubuh-Nya muncul di setiap ksetra,
Di tempat dari semua Tathagata berada.
Di tengah-tengah semua makhluk,
Memperlihatkan perbuatan kekuatan ajaib.

Praktek ikrar dari Samantabhadra,
Telah diolah hingga murni berkilau.
Di semua ksetra, Mereka bisa mengamati,
Perubahan wujud ajaib sang Buddha.

Tubuh Mereka tinggal berdiam di mana-mana,
Sepenuhnya seimbang terhadap semua.
Melalui kebijaksanaan berlatih dengan cara ini,
Mereka memasuki keadaan para Buddha.

Setelah menyadari kebijaksanaan Tathagata,
Mereka bersinar sama-rata di seluruh dharmadhatu,
Memasuki setiap pori-pori sang Buddha,
Dan setiap lautan ksetra.

Di semua Buddhaksetra,
Mereka mewujudkan kekuatan batin.
Muncul dalam berbagai jenis tubuh,
Dengan berbagai jenis nama juga.

Dalam sekejap pikiran tunggal,
Mereka menampilkan semua perubahan wujud ajaib.
Di Bodhimanda, Mereka mencapai Samyaksambodhi
Dan memutar roda Saddharma.

Semua ksetra yang luas dan besar,
Dan Miliaran kalpa yang tidak terbayangkan,
Para Bodhisattva di dalam samadhi,
Bisa mewujudkannya dalam sekejap pikiran tunggal.

Dalam setiap Buddhaksetra,
Semua Bodhisattva,
Masuk ke dalam tubuh sang Buddha,
Yang tanpa batas dan tanpa akhir.

Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Simhavegaprajnaprabha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Vairocana Buddha,
Bisa memutar roda Saddharma.
Kehadiran-Nya sama seperti awan,
Meliputi semua ksetra dari dharmadhatu.

Di semua lautan besar dunia,
Di seluruh sepuluh penjuru,
Melalui kekuatan batin dan ikrar Buddha
Roda Dharma di mana-mana berputar.

Di dalam semua ksetra,
Di tengah-tengah perkumpulan majelis yang luas,
Nama sang Buddha berbeda-beda,
Dia mengumumkan Saddharma dengan sesuai.

Sang Tathagata mencapai kekuatan yang menakjubkan,
Melalui ikrar dari Samantabhadra.
Di dalam semua ksetra,
Suara-Nya yang menakjubkan terdengar.

Tubuh sang Buddha sebanyak butiran debu ksetra,
Menurunkan hujan Dharma dimana-mana.
Tidak dilahirkan, tanpa perbedaan,
Dia muncul di semua dunia.

Melalui miliaran kalpa yang tidak terhitung,
Di semua ksetra yang sebanyak butiran debu,
Semua praktek sang Buddha di masa lampau,
Diberitahukan secara lengkap dengan suara yang menakjubkan.

Ksetra yang sebanyak butiran debu di sepuluh penjuru,
Sepenuhnya diliputi jaring-jaring cahaya.
Setiap sinar cahaya itu memperlihatkan seorang Buddha,
Mengajar semua makhluk hidup.

Tubuh sang Buddha, tiada perbedaan,
Mengisi seluruh dharmadhatu,
Para makhluk yang melihat bentuk rupa-Nya
Dengan terampil ditundukkan sesuai dengan kesanggupan.

Di semua ksetra di tiga masa waktu,
Para Nayaka atas makhluk hidup,
Nama mereka yang bermacam-macam dan berbeda,
Mereka di ucapkan sehingga mereka bisa melihat.

Roda Saddharma yang menakjubkan,
Yang diputar oleh semua Tathagata,
Dari masa lalu, sekarang, dan masa depan,
Bisa di dengar di dalam perkumpulan majelis ini.

Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Sagaradharmaprajnagunagarbha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Para putra Buddha dalam perkumpulan majelis ini,
Terampil mengolah semua kebijaksanaan dan pengetahuan.
Orang-orang ini sudah bisa memasuki,
Upaya-kausalya seperti ini.

Di dalam setiap ksetra,
Mereka memberitakan dengan suara yang besar.
Memberitahukan tentang praktek Buddha,
Membuatnya terdengar luas di sepuluh penjuru.

Dalam setiap pikiran Mereka,
Merenungkan semua gejala kejadian.
Tinggal berdiam dengan kukuh dalam Tathātā,
Mereka memahami lautan dari semua gejala kejadian.

Di dalam setiap tubuh Buddha,
Melampaui miliaran kalpa yang tidak terbayangkan,
Mengolah Paramita,
Menghias dan memurnikan ksetra.

Di dalam setiap butiran debu,
Mereka menyaksikan semua gejala kejadian.
Dengan cara ini, tanpa hambatan,
Mereka melintasi ksetra di sepuluh penjuru.

Mereka pergi ke setiap Buddhaksetra,
Tidak melewatkan satu pun.
Mengamati kekuatan batin para Buddha,
Mereka memasuki praktek Buddha.

Suara sang Buddha yang menakjubkan,
Terdengar di seluruh dharmadhatu.
Para Bodhisattva bisa memahami,
Dan dengan terampil memasuki lautan suara.

Selama lautan kalpa, Dia mengucapkan suara yang menakjubkan,
Suara-Nya sama dan tanpa perbedaan.
Mereka yang kebijaksanaannya menembus tiga masa waktu,
Memasuki alam suara-Nya.

Setiap suara yang dibuat para makhluk,
Dan suara Buddha yang berdaulat,
Orang bisa memahami semuanya,
Setelah mendapatkan kebijaksanaan suara,

Dari mencapai satu Bhumi ke Bhumi berikutnya,
Hingga tinggal berdiam di dalam tingkat kekuasaan.
Rajin mengolah selama miliaran kalpa,
Kualitas seperti ini adalah pencapaian Mereka.

Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Prajnadipasamantaprabha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Semua Tathagata,
Melampaui semua bentuk-rupa.
Orang yang memahami Dharma ini,
Melihat sang Lokavinayaka.

Para Bodhisattva di dalam samadhi,
Cahaya kebijaksanaan mereka bersinar di mana-mana,
Mampu mengetahui sifat alami pembebasan,
Yang dari semua Buddha.

Melihat Dharmakaya sang Buddha,
Orang terbangun pada Dharma yang mendalam.
Merenungkan seluruh dharmadhatu,
Orang mengambil kelahiran sesuai keinginan.

Terlahir dari lautan kebajikan,
Tinggal berdiam di tingkat kebijaksanaan,
Mengamati semua gejala kejadian,
Dia mengolah jalan tertinggi.

Di semua Buddhaksetra,
Di tempat semua Tathagata,
Meliputi seluruh dharmadhatu,
Orang melihat Dharmakaya.

Di ksetra yang besar dari sepuluh penjuru,
Selama miliaran kalpa mengolah praktek dengan semangat.
Dia menjelajah di dalam pengetahuan yang sesungguhnya,
Menyeberangi lautan dari semua gejala kejadian.

Tubuh Vajra-Nya yang unik,
Bisa dilihat di setiap butiran debu.
Melampaui kelahiran, tanpa bentuk-rupa,
Namun muncul di semua ksetra.

Sesuai dengan keinginan para makhluk,
Dia muncul di hadapan mereka dimana-mana.
Menjinakkan dan mengajari mereka dengan berbagai cara,
Dia dengan cepat menetapkan mereka di jalan Buddha.

Melalui kekuatan kebajikan sang Buddha,
Semua Bodhisattva bisa muncul.
Dibantu oleh kekuatan sang Buddha,
Mereka melihat semua Tathagata.

Semua Nayaka,
Dengan kekuatan batin yang tidak terbatas,
Mencerahkan semua Bodhisattva,
Yang lalu menjelajah di seluruh dharmadhatu.

Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Samantavikasinjnanapuspajvalasikha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Di semua ksetra,
Berkumandangkan suara yang menakjubkan,
Yang memuji kualitas kebajikan sang Buddha,
Menyerap meliputi dharmadhatu.

Dharma adalah tubuh sang Buddha,
Murni sama seperti ruang angkasa.
Semua warna dan bentuk-rupa muncul di dalamnya,
Menyebabkan para makhluk memasuki Dharma ini.

Mereka yang bergembira dalam keyakinan mendalam,
Akan dibimbing oleh sang Buddha.
Orang seperti itu anda harus tau,
Akan memahami kebijaksanaan Buddha dalam hidup sekarang.

Mereka yang sedikit kebijaksanaan,
Tidak bisa mengetahui Dharma ini.
Hanya mereka yang ber-mata kebijaksanaan murni,
Mampu melihat ini.

Melalui kekuatan Buddha yang menakjubkan,
Mereka memeriksa semua gejala kejadian.
Saat masuk, tinggal berdiam, dan pergi,
Mereka melihat semua dengan jelas dan mengerti.

Diantara semua gejala kejadian yang ada,
Pintu Dharma adalah yang tanpa batas.
Dengan menyadari Sarvajnana,
Orang memasuki lautan gejala kejadian yang mendalam.

Tinggal berdiam di dalam Buddhaksetra,
Muncul di semua tempat,
Namun tidak datang maupun pergi,
Dharma dari semua Buddha adalah yang begitu.

Di dalam lautan para makhluk hidup,
Tubuh sang Buddha muncul seperti pantulan.
Sesuai dengan pemahaman mereka yang beranekaragam,
Mereka melihat sang Nayaka.

Di dalam setiap pori-pori-Nya,
Dia mewujudkan kekuatan ajaib,
Memimpin para makhluk mengolah ikrar Samantabhadra.
Orang yang murni bisa melihat sang Buddha.

Sang Buddha, dengan setiap tubuh-Nya,
Memutar roda Dharma di semua tempat,
Meliputi seluruh dharmadhatu,
Melampaui pikiran dan ucapan.

Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Mahagunajnanamitaprabha. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Di dalam setiap Buddhaksetra,
Duduk sang Buddha di Bodhimanda,
Dikelilingi oleh perkumpulan majelis,
Semua tentara Mara di tundukkan.

Sinar cahaya dari tubuh sang Buddha,
Meliputi sepuluh penjuru,
Muncul sesuai dengan kecenderungan para makhluk,
Dalam bentuk rupa yang beranekaragam.

Di dalam setiap butiran debu,
Menyala dengan kilauan cahaya,
Tampak di semua ksetra di sepuluh penjuru,
Kualitas dan ciri-ciri-Nya masing-masing berbeda.

Lautan wilayah di sepuluh penjuru,
Mengandung ksetra yang tanpa batas dan beranekaragam,
Semuanya datar dan murni,
Terbentuk dari permata Nila.

Beberapa terbalik, atau menyamping,
Atau menyerupai tunas bunga teratai.
Ada yang bulat, atau petak,
Atau jenis bentuk-rupa yang lainnya.

Di setiap ksetra dari dharmadhatu,
Menjelajah dengan tanpa rintangan.
Di dalam setiap perkumpulan majelis,
Dia selalu memutar roda Saddharma.

Tidak terbayangkan tubuh sang Buddha,
Semua ksetra ada di dalam-Nya.
Dia muncul di mana-mana,
Membimbing para makhluk dan mengajar Saddharma.

Dalam Dharma yang halus, yang Dia ajarkan,
Sifat alami gejala kejadian adalah yang tanpa perbedaan.
Sesuai dengan satu kebenaran,
Dia menjelaskan ciri-ciri dari semua gejala kejadian.

Sang Buddha dengan suara yang sempurna,
Dengan jelas menyatakan satyadharma,
Untuk para makhluk dengan pemahaman yang berbeda-beda,
Dia memperlihatkan pintu Dharma yang tidak terbatas.

Di tengah-tengah semua ksetra,
Orang melihat sang Buddha duduk di Bodhimanda.
Sama seperti pantulan adalah tubuh sang Buddha,
Melampaui semua kelahiran dan kematian.

Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Samantadharmadhatuprajnajyotiskara. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Tubuh sang Tathagata yang menakjubkan,
Dan bentuk-rupa-Nya yang tidak terbayangkan,
Mendatangkan kegembiraan untuk semua yang melihat,
Serta keyakinan penuh dan hormat kepada Dharma.

Setiap ciri-ciri dari tubuh sang Buddha,
Mengungkapkan para Buddha yang tidak terbatas,
Yang meliputi alam di sepuluh penjuru,
Masuk kedalam setiap butiran debu.

Di sepuluh penjuru lautan dunia,
Para Buddha yang tanpa batas dan tidak terhitung,
Menampilkan kekuatan batin Mereka,
Dalam sekejap pikiran.

Para Bodhisattva yang berkebijaksanaan besar,
Mengukur kedalaman laut Dharma.
Dengan didukung oleh kekuatan Buddha,
Mereka memahami upaya ini.

Mereka yang telah terdirikan dengan baik,
Dalam ikrar dan praktek dari Samantabhadra,
Akan melihat di semua ksetra,
Kekuatan batin dari semua Buddha.

Orang yang dengan keyakinan dan pemahaman,
Yang telah membuat ikrar yang besar,
Akan memiliki kebijaksanaan yang mendalam,
Dan sepenuhnya memahami semua gejala kejadian.

Jika mereka mengamati tubuh sang Buddha,
merenungkan setiap aspek-Nya,
Tidak terpengaruh oleh bentuk-rupa dan suara,
Akan memahami semua tingkat pikiran.

Para Bodhisattva bisa meniru semua Buddha,
Melalui tinggal berdiam di dalam kebijaksanaan dan praktek-Nya.
Mereka akan segera memasuki posisi Tathagata,
Dan membimbing semua makhluk di dharmadhatu.

Para Bodhisattva, dalam satu pikiran,
Bisa muncul di setiap butiran debu,
Dari banyak ksetra yang jumlahnya,
Sama seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra.

Di dalam satu ksetra,
Bisa mewujudkan semua ksetra,
Dan juga perbuatan dari kekuatan batin.
Begitulah kekuatan Bodhisattva.

Lalu pada saat itu, ada Bodhisattva Mahasattva yang bernama Avighnaprajnaviryabala. Di adhisthana oleh sang Buddha, Dia mengamati sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Buddha mengucapkan satu suara yang halus,
Yang terdengar di seluruh ksetra di sepuluh penjuru.
Mengandung semua suara,
Hujan Dharma turun dimana-mana.

Dengan lautan dari semua bahasa,
Suara yang sesuai dengan jenis makhluk,
Di dalam semua Buddhaksetra,
Dia memutar roda Dharma yang murni.

Semua makhluk di setiap ksetra,
Menyaksikan kekuatan perubahan wujud sang Buddha,
Dan mendengar sang Buddha mengkhotbahkan Dharma.
Mereka bercita-cita menuju Bodhi.

Di semua ksetra dari dharmadhatu,
Disetiap butiran debu,
Sang Tathagata, melalui kekuatan pembebasan-Nya,
Dimana-mana mewujudkan tubuh-Nya.

Dharmakaya adalah yang sama seperti ruang angkasa,
Tanpa rintangan dan tanpa perbedaan.
Tubuh fisik muncul seperti pantulan,
Mewujudkan berbagai macam bentuk-rupa.

Pantulan tanpa memiliki tempat,
Seperti ruang angkasa, tidak memiliki sifat alami zat
Hanya mereka yang berkebijaksanaan besar,
Bisa memahami sifat alami kesamaannya.

Tubuh sang Buddha tidak bisa dipahami.
Tidak dilahirkan, tidak diciptakan,
Muncul sesuai dengan para makhluk,
Namun tetap tanpa perbedaan sama seperti ruang angkasa.

Semua Buddha di sepuluh penjuru,
Masuk kedalam satu pori-pori,
Masing-masing mempertunjukkan kekuatan batin,
Mata kebijaksanaan bisa melihatnya.

Kekuatan dari ikrar Vairocana Buddha,
Meliputi seluruh dharmadhatu,
Terus-menerus di semua ksetra,
Dia memutar roda yang tiada tandingan.

Satu pori-pori menampilkan perubahan wujud ajaib,
Bahkan jika di ceritakan oleh semua Buddha bersama-sama,
Selama kalpa yang tidak terbatas,
Tidak akan mencapai akhirnya.

Di Bodhimanda dari dunia dari empat benua ini, melalui kekuatan batin sang Buddha, para Bodhisattva yang sebanyak butiran debu di dalam seratus juta lautan dunia masing-masing berkumpul dari sepuluh penjuru. Anda harus tahu bahwa itu juga terjadi dengan cara yang sama di dalam banyak Bodhimanda dari di setiap dunia dari empat benua di dalam lautan dunia.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sun Jan 14, 2018 4:44 pm, total 28 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Avatamsaka Sutra

Post by skipper Tue Dec 05, 2017 11:11 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra 3VXLs2b
Padmasambhava

Mantrayogin
Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra 2DVHErZ
Chenrezig

Bab 3
Samantabhadrabodhisattvasamadhi parivartah


Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva, yang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai permata di depan sang Tathagata, menerima kekuatan batin dari sang Buddha, masuk kedalam Samadhi. Samadhi itu bernama Tubuh Pemancar Kenyataan Yang Sesungguhnya Yang Tetap Ada, yang ada di dalam semua Bhagavan Buddha, yaitu Vairocana. Itu adalah pintu masuk semesta kedalam intisari yang sama dari semua Buddha, dan mampu mewujudkan sangat banyak bentuk-rupa di seluruh dharmadhatu. Itu sangat luas, besar dan tanpa halangan, sama seperti ruang angkasa, semua pusaran lautan dharmadhatu masuk kedalamnya. Itu menghasilkan semua keadaan samadhi. Itu bisa secara menyeluruh mengandung dharmadhatu di sepuluh penjuru. Lautan cahaya pengetahuan dari semua Buddha dari tiga masa waktu semuanya datang dari situ. Itu bisa sepenuhnya mengungkapkan semua lautan dari susunan hiasan di sepuluh penjuru. Itu mengandung semua kekuatan pembebasan Buddha dan semua kebijaksanaan Bodhisattva. Itu bisa menyebabkan setiap butiran debu ksetra secara menyeluruh mengandung dharmadhatu yang tanpa batas. Itu mencapai lautan kualitas kebajikan dari semua Buddha. Itu memunculkan lautan Maha Pranidhana dari semua Tathagata. Itu mengedarkan, melindungi dan memelihara semua roda Dharma dari semua Buddha, sehingga tidak pernah berakhir.

Sama seperti di dunia ini Samantabhadra Bodhisattva memasuki Samadhi ini di hadapan sang Bhagavan, begitu juga dengan cara yang sama di alam ruang angkasa dari dharmadhatu, di sepuluh penjuru dan di tiga masa waktu, di dalam cahaya yang halus - yang tanpa halangan - yang sangat luas, di semua ksetra yang terlihat oleh mata Buddha, dalam jangkauan kekuatan Buddha, yang diwujudkan melalui tubuh Buddha, dan di dalam setiap butiran debu dari seluruh butiran debu di ksetra itu, juga di dalam ksetra ini dimana ada Buddhaksetra yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia. Di dalam setiap ksetra itu, ada para Buddha yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia, dan dihadapan masing-masing Buddha itu, ada Samantabhadra Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia, yang masing-masing juga memasuki Samadhi Tubuh Pemancar Kenyataan Yang Sesungguhnya Yang Tetap Ada ini, yang ada di dalam semua Bhagavan Buddha, yaitu Vairocana.

Pada waktu itu, dihadapan masing-masing Samantabhadra Bodhisattva, muncul semua Buddha dari sepuluh penjuru. Semua Tathagata itu bersama-sama memuji-Nya dalam suara yang sama : "Sadhu, Sadhu, Kulaputra, Anda bisa memasuki Bodhisattva Samadhi dari Tubuh Pemancar Kenyataan Yang Sesungguhnya Yang Tetap Ada, yang dipunyai semua Buddha, yaitu Vairocana. Itu, Kulaputra, dikarenakan oleh semua Buddha dari sepuluh penjuru bersama-sama membantu Anda; Dan, Itu adalah melalui kekuatan dari Pranidhana awal dari Vairocana Tathagata; Dan, itu juga melalui kekuatan dari pengolahan Anda sendiri yang mempraktekkan perbuatan dan ikrar dari semua Buddha sehingga Anda bisa memutar Dharmacakra dari semua Buddha dan memperlihatkan lautan kebijaksanaan dari semua Tathagata. Itu adalah juga mengapa Anda bisa dimana-mana menyinari semua lautan dari susunan hiasan di sepuluh penjuru sepenuhnya tanpa kecuali; Menyebabkan semua makhluk hidup membersihkan kekotoran batin ketidaktahuan dan mencapai kemurnian; Bisa dimana-mana berkumpul di dalam semua ksetra yang besar tanpa kemelekatan; Bisa secara mendalam memasuki keadaan dari semua Buddha tanpa halangan; Bisa dimana-mana menampilkan kualitas kebajikan dari semua Buddha; Bisa memasuki kenyataan dari segala sesuatu dan meningkatkan kebijaksanaan; Bisa merenungkan semua cara Dharma; Memahami indera dari semua makhluk hidup; Dan Anda bisa menjaga semua tulisan Dharma dari semua Buddha Tathagata;"

Pada waktu itu, semua Buddha dari sepuluh penjuru menganugerahi Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva pengetahuan dari kekuatan untuk memasuki sifat alami dari pengetahuan yang mengetahui semua, pengetahuan yang masuk kedalam dharmadhatu yang tanpa batas, pengetahuan yang menyadari keadaan dari semua Buddha, pengetahuan tentang pembentukan dan peluruhan dari semua lautan dunia, pengetahuan tentang semua alam makhluk, pengetahuan yang tinggal berdiam di dalam pembebasan yang sangat mendalam dari semua Buddha dan pengetahuan yang tanpa membeda-bedakan tentang semua keadaan Samadhi, pengetahuan yang memasuki lautan dari semua indera Bodhisattva, pengetahuan tentang kefasihan untuk memutar Dharmacakra (roda Dharma) dalam lautan bahasa dari semua makhluk hidup, pengetahuan tentang tubuh yang secara dimana-mana memasuki semua lautan dunia dari dharmadhatu, pengetahuan yang memahami semua suara Buddha.

Sama seperti di dunia ini Samantabhadra Bodhisattva, di hadapan sang Bhagavan, menerima anugerah pengetahuan seperti itu dari semua Buddha, begitu juga hal yang sama terjadi di semua lautan dunia pada semua Samantabhadra Bodhisattva di setiap butiran debu di dalam lautan dunia itu. Mengapa begitu? Itu adalah karena ketika telah mencapai Samadhi ini, Dharma adalah seperti itu.

Kemudian pada saat itu, semua Buddha dari sepuluh penjuru membentangkan tangan kanan Mereka dan mengusap usnisa kepala Samantabhadra Bodhisattva. Tangan Mereka masing-masing terhiasi dengan Maha Laksana (ciri-ciri besar), berselaput indah dan memancarkan cahaya, wewangian, dan api. Lagi, Mereka menghasilkan berbagai macam suara yang indah dari semua Buddha dan juga perbuatan dari penguasaan diri dan penembusan batin. Di tengah-tengah itu, muncul lautan ikrar Samantabhadra dari semua Bodhisattva masa lampau, sekarang, dan masa depan - Dharmacakra yang murni dari semua Tathagata - dan juga semua gambar rupa dari semua Buddha masa lampau, sekarang, dan masa depan.

Sama seperti di dunia ini Samantabhadra Bodhisattva diusap usnisa kepala-Nya secara serentak oleh semua Buddha dari sepuluh penjuru, begitu juga di dalam semua lautan dunia, semua Samantabhadra Bodhisattva di setiap butiran debu di dalam semua lautan dunia itu diusap usnisa kepala-Nya secara serentak oleh semua Buddha dari sepuluh penjuru.

Kemudian Samantabhadra Bodhisattva bangkit dari Samadhi ini. Pada saat yang sama ketika Dia bangkit dari Samadhi ini, Dia juga bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam lautan dari Samadhi yang sebanyak butiran debu di dalam semua lautan dunia, yaitu, Dia bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari pengetahuan terampil yang menyadari bahwa dunia dari masa lampau, sekarang, dan masa depan tidak memiliki perbedaan dalam penggantian seketika. Dia bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari mengetahui semua butiran debu di dalam semua dharmadhatu di dalam tiga masa waktu. Dia bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari mewujudkan semua Buddhaksetra dari masa lampau, sekarang, dan masa depan. Dia bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari memperlihatkan tempat tinggal dari semua makhluk hidup. Dia bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari mengetahui lautan pikiran dari semua makhluk. Dia bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari mengetahui setiap nama yang berbeda dari semua makhluk. Dia bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari mengetahui semua lokasi yang berbeda di seluruh dharmadhatu di sepuluh penjuru. Dia bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari mengetahui bagaimana setiap butiran debu yang halus mengandung awan tubuh yang besar dan luas dari para Buddha. Dia bangkit dari pintu gerbang menuju kedalam Samadhi dari menjelaskan lautan makna dalam dari semua gejala kejadian.

Ketika Samantabhadra Bodhisattva bangkit dari semua pintu gerbang menuju kedalam Samadhi ini, semua Bodhisattva itu masing-masing mencapai lautan awan dari Samadhi yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan dari Dharani yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan dari Dharma Upaya-Kausalya yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan dari pintu gerbang menuju kefasihan yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan dari cahaya kebijaksanaan dari gudang kualitas kebajikan dari semua Tathagata yang dimana-mana menyinari seluruh dharmadhatu yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan dari kekuatan, kebijaksanaan, dan upaya-kausalya yang tidak membeda-bedakan dari semua Tathagata yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan dari semua Tathagata yang masing-masing mewujudkan di dalam setiap pori-pori banyak ksetra yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia; lautan awan dari para Bodhisattva yang masing-masing mewujudkan turun dari istana surga Tusita, dilahirkan, menjadi Buddha, memutar Dharmacakra, memasuki Parinirvana yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia;

Sama seperti di dunia ini ketika Samantabhadra Bodhisattva bangkit dari Samadhi dan semua rombongan para Bodhisattva memperoleh berkat seperti itu, begitu juga di dalam semua lautan dunia, di dalam setiap butiran debu dari semua butiran debu di dalam semua lautan dunia itu terjadi dalam cara yang sama.

Pada waktu itu, melalui kekuatan batin yang menakjubkan dari semua Buddha dan kekuatan Samadhi dari Samantabhadra Bodhisattva, semua lautan dunia di seluruh sepuluh penjuru berguncang. Setiap dunia menjadi terhiasi dengan banyak permata dan memancarkan suara menakjubkan yang mengumumkan semua gejala kejadian. Lagi, di dalam lautan perkumpulan majelis di dalam Bodhimanda dari semua Tathagata, disana dimana-mana turun hujan sepuluh jenis awan yang besar dari permata Mani yang indah. Apa sepuluh jenis itu? Yaitu : awan permata mani yang indah dari bendera bintang emas yang menakjubkan; awan permata mani yang indah dari cahaya cemerlang; awan permata mani yang indah dari bola permata yang turun kebawah; awan permata mani yang indah dari gudang permata yang menampilkan gambar rupa Bodhisattva; awan permata mani yang indah yang memuji nama para Buddha; awan permata mani yang indah dari cahaya cemerlang yang dimana-mana menyinari Bodhimanda di dalam semua Buddhaksetra. awan permata mani yang indah dari cahaya yang mencerminkan berbagai perubahan wujud ajaib di sepuluh penjuru. awan permata mani yang indah yang memuji kualitas kebajikan dari semua Bodhisattva; awan permata mani yang indah yang bersinar secemerlang matahari; awan permata mani yang indah dari musik yang menyenangkan yang terdengar di seluruh sepuluh penjuru.

Setelah hujan sepuluh jenis awan yang besar dari permata Mani yang indah itu turun dimana-mana, cahaya terang terpancar keluar dari semua pori-pori dari semua Tathagata itu. Di dalam sinar cahaya itu menyuarakan syair gatha ini :

Samantabhadra tinggal berdiam di semua ksetra.
Duduk di atas tahta bunga teratai permata, dilihat orang banyak.
Dia menampilkan semua kekuatan batin,
Dan memasuki Samadhi yang tidak terhitung jumlahnya.

Dengan berbagai macam tubuh, Samantabhadra terus menerus
Melintasi seluruh dharmadhatu, mengisi seluruhnya.
Begitulah Samadhi, kekuatan batin, Upaya-kausalya-Nya.
Suara-Nya yang sempurna memberitakan Dharma tanpa halangan.

Di setiap ksetra, di tempat kediaman semua Buddha,
Kekuatan batin-Nya diperlihatkan melalui berbagai Samadhi.
Dan setiap kekuatan batin-Nya meliputi dimana-mana,
Di semua ksetra di sepuluh penjuru.

Sama seperti ini terjadi di setiap ksetra dimana para Tathagata berada,
Begitu juga itu terjadi di setiap butiran debu dari ksetra itu.
Samadhi, kekuatan batin, dan gejala kejadian seperti itu,
Muncul disebabkan oleh kekuatan ikrar dari Vairocana.

Tubuh Samantabhadra sama seperti ruang angkasa.
Tinggal berdiam di dalam Dharma, bukan di dalam ksetra.
Sesuai dengan keinginan dari setiap makhluk,
Mewujudkan semua jenis tubuh yang sama terhadap semua.

Samantabhadra, dengan tinggal berdiam di dalam Maha Pranidhana,
Mencapai kekuatan batin yang tanpa batas ini.
Di dalam setiap ksetra dari semua tubuh Buddha,
Dia mewujudkan bentuk-rupa-Nya pergi ke tempat itu.

Lautan semua makhluk adalah sepenuhnya tidak terbatas,
Dan perwujudan Tubuh-Nya yang tinggal di sana juga tidak terbatas.
Semua ksetra yang Dia wujudkan indah dan murni;
Dan dalam sekejap bisa terlihat selama banyak kalpa.

Samantabhadra tinggal berdiam dengan damai di setiap ksetra,
Menampilkan kekuatan batin yang unggul tanpa tandingan.
Guncangan bumi meluas ke seluruh sepuluh penjuru,
Membuat semua yang merenungkan bisa melihat-Nya.

Pengetahuan, kebajikan, dan kekuatan dari semua Buddha,
Semua kualitas besar Mereka yang beragam, Dia telah sempurnakan.
Melalui cara dari Samadhi dan Upaya-Kausalya ini,
Dia memperlihatkan praktek Bodhi-Nya di masa lampau.

Kebebasan yang tidak terbayangkan seperti ini,
Ditampilkan di semua ksetra di sepuluh penjuru.
Untuk menjelaskan pintu gerbang menuju ke semua Samadhi-Nya,
Para Buddha di dalam awan bercahaya memuji kualitas kebajikan-Nya.

Kemudian pada waktu itu, rombongan dari semua Bodhisattva menatap ke atas pada Samantabhadra Bodhisattva dengan telapak tangan ber-anjali. Menerima kekuatan batin sang Buddha, Mereka bersama-sama mengucapkan pujian ini dengan satu suara:

Lahir dari Dharma dari semua Buddha,
Dan muncul dari ikrar para Tathagata,
Sang Rahim ruang angkasa, yang sama dengan Tathatā,
Anda telah memurnikan Dharmakaya ini.

Di perkumpulan majelis di semua Buddhaksetra,
Samantabhadra ada dimana-mana tinggal berdiam disana.
Cahaya dari kualitas kebajikan dan kebijaksanaan-Nya yang seperti lautan,
Menerangi sepuluh penjuru dengan sama, sehingga semuanya terlihat.

Kebajikan dari Samantabhadra adalah seperti lautan yang luas.
Dia pergi mendekati para Buddha di seluruh sepuluh penjuru.
Pada setiap ksetra di dalam setiap butiran debu,
Dia berkelana dan membuat diri-Nya terlihat jelas.

Putra Buddha! Kami semua terus-menerus mengamati Anda,
Berhubungan dekat dengan semua Tathagata,
Tinggal di dalam Samadhi, dalam keadaan dari Tathatā,
Selama kalpa yang banyaknya seperti butiran debu di semua ksetra.

Sang Putra Buddha, dengan tubuh yang meliputi semua,
Bisa mencakup semua ksetra di sepuluh penjuru.
Lautan besar para makhluk terbebaskan semua,
Saat Anda memasuki setiap butiran debu dharmadhatu.

Masuk kedalam setiap butiran debu dharmadhatu,
Tubuh Anda tidak habis-habisnya, tanpa perbedaan,
Mencakup semua, seperti ruang angkasa,
Membabarkan Maha Vaipulya Dharma dari semua Tathagata.

Cahaya cemerlang yang dipenuhi dengan kualitas kebajikan,
Kekuatan Anda yang melampaui segalanya, luas menyebar seperti awan.
Berkelana dimana-mana di semua lautan para makhluk.
Membabarkan Dharma tiada tanding yang dipraktekkan semua Buddha.

Membebaskan para makhluk di seluruh lautan kalpa,
Dengan mengolah praktek yang tertinggi dari Samantabhadra.
Membabarkan semua Dharma seperti awan guntur,
Suara Anda yang besar tiada seorangpun yang tidak mendengar:

Bagaimanakah semua ksetra itu terbentuk?
Dan dengan cara apakah semua Buddha muncul,
Bersama dengan lautan semua makhluk?
Kami harap Anda akan membabarkan kebenaran ini sebagaimana adanya.

Semua dalam perkumpulan ini yang tidak terbatas, besar dan luas seperti laut,
Ada di sini dihadapan Anda, Bhagavan, dengan penuh hormat.
Dan saat Anda memutar Dharmacakra yang menakjubkan, jelas dan murni,
Semua Buddha menjadi sangat senang.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sun Jan 21, 2018 2:23 pm, total 9 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Avatamsaka Sutra

Post by skipper Sun Jan 21, 2018 2:23 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra 5cUUEop
Guan Yin Pusa


Maha Karuna Dharani

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra 2MSINVr
Bhagavan Vajra Ekajati

Bab 4
Lokanirmana parivartah





Kemudian pada waktu itu, Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan batin sang Buddha, menatap seluruh lautan semua dunia, lautan semua makhluk, lautan semua Buddha, lautan semua dharmadhatu, lautan semua karma makhluk, lautan semua indera dan keinginan makhluk, lautan Dharmacakra semua Buddha, lautan semua tiga masa waktu, lautan kekuatan pranidhana semua Tathagata, dan lautan perubahan wujud ajaib dari semua Tathagata.

Setelah mengamati semua itu, Dia mengumumkan kepada semua Bodhisattva yang ada di dalam lautan perkumpulan majelis di semua Bodhimanda, dengan berkata : "Putra Buddha, pengetahuan yang murni dari semua Bhagavan Buddha pada pembentukan dan peluruhan dari lautan semua dunia adalah yang tidak terbayangkan. Pengetahuan Mereka pada lautan karma dari semua makhluk adalah yang tidak terbayangkan. Pengetahuan Mereka pada lautan susunan dari semua dharmadhatu adalah yang tidak terbayangkan. Pengetahuan Mereka dalam memberitahukan lautan yang tanpa batas dari semua Buddha adalah yang tidak terbayangkan. Pengetahuan Mereka dalam memasuki lautan keinginan, pemahaman, dan indera adalah yang tidak terbayangkan.  Pengetahuan Mereka yang sekejap satu pikiran mengetahui masa lampau, sekarang, dan masa depan adalah yang tidak terbayangkan. Pengetahuan Mereka yang mengungkapkan lautan Pranidhana yang tanpa batas dari semua Tathagata adalah yang tidak terbayangkan. Pengetahuan Mereka yang mempertunjukkan lautan perubahan wujud ajaib dari semua Buddha adalah yang tidak terbayangkan. Pengetahuan Mereka dalam memutar Dharmacakra adalah yang tidak terbayangkan. Pengetahuan Mereka tentang bagaimana membangun penjelasan adalah yang tidak terbayangkan. Tubuh Buddha yang murni milik Mereka yang adalah yang tidak terbayangkan. Lautan bentuk-rupa Mereka yang tanpa batas dan menyinari semua tempat adalah yang tidak terbayangkan. Tanda dan ciri-ciri tambahan Mereka yang semuanya murni adalah yang tidak terbayangkan. Lautan sinar cahaya dari ciri-ciri Mereka yang tanpa batas dan tanpa noda adalah yang tidak terbayangkan. Lautan awan cahaya dari tanda-tanda tubuh Mereka yang beranekaragam warna adalah yang tidak terbayangkan. Lautan cahaya pemata Mereka yang luar biasa adalah yang tidak terbayangkan. Lautan suara bahasa Mereka yang sempurna adalah yang tidak terbayangkan. Lautan vikurvanabala Mereka dalam mendidik dan mengembangkan para makhluk hidup adalah yang tidak terbayangkan. Lautan keberanian Mereka dalam menjinakkan semua makhluk hidup, tanpa membiarkan satupun jatuh adalah yang tidak terbayangkan. Kediaman Mereka di dalam Buddhatva adalah yang tidak terbayangkan. Pintu masuk Mereka kedalam alam dari pencapaian tathātā adalah yang tidak terbayangkan. Kekuatan Pelindung dan Penopang milik Mereka adalah yang tidak terbayangkan. Pemeriksaan Mereka pada semua bidang pengetahuan Buddha adalah yang tidak terbayangkan. Bidang kekuatan Mereka yang tiada seorangpun yang bisa atasi adalah yang tidak terbayangkan. Kualitas dari keberanian dan kebajikan Mereka yang tiada seorangpun yang bisa lampaui adalah yang tidak terbayangkan. Kediaman Mereka di dalam samadhi yang tidak membeda-bedakan adalah yang tidak terbayangkan. Pertujukan kekuatan ajaib Mereka adalah yang tidak terbayangkan. Kebijaksanaan Mereka yang murni dan bebas adalah yang tidak terbayangkan. Semua Buddhadharma yang tiada seorangpun yang bisa hancurkan adalah yang tidak terbayangkan.

Semua hal ini Saya, melalui kekuatan sang Buddha dan semua Tathagata, akan jelaskan sepenuhnya, demi menyebabkan semua makhluk hidup memasuki lautan pengetahuan dan kebijaksanaan Buddha, demi menyebabkan semua Bodhisattva tinggal berdiam dengan aman di dalam lautan kebajikan Buddha, demi menyebabkan semua lautan dunia menjadi terhiasi dengan pembebasan Buddha, demi menyebabkan silsilah dari para Tathagata terus berlanjut tidak berhenti melalui semua kalpa, demi menyebabkan sifat alami yang sesungguhnya dari semua gejala kejadian menjadi ditunjukkan di dalam semua lautan dunia, demi menyebabkan semua makhluk hidup diajarkan sesuai dengan pemahaman mereka, demi menyebabkan melalui upaya kausalya sesuai dengan lautan indera dari semua makhluk hidup mendorong mereka membangkitkan kualitas Buddha, demi mengabulkan lautan keinginan para makhluk dan menyebabkan gunung semua rintangan menjadi hancur sesuai dengan kecenderungan dari semua makhluk, demi menyebabkan semua makhluk hidup memurnikan dan menguasai jalan pembebasan yang penting sesuai dengan pikiran mereka, dan demi menyebabkan semua Bodhisattva tinggal berdiam di dalam lautan Pranidhana dari Samantabhadra dan kebijaksanaan.

Sekarang, sang Samantabhadra Bodhisattva, karena Dia ingin menggembirakan para makhluk yang tidak terhitung jumlahnya di Bodhimanda, meningkatkan pengetahuan dan kegembiraan mereka pada semua Dharma, menyebabkan mereka memahami lautan dari keyakinan besar yang sesungguhnya dan tekad, menyebabkan mereka memurnikan semua sisi tubuh dari garbha dharmadhatu melalui pintu semesta, menyebabkan mereka dengan kukuh mendirikan lautan Pranidhana dari Samantabhadra, menyebabkan mereka memurnikan mata pengetahuan yang sama - yang masuk secara sama kedalam masa lampau - sekarang - dan masa depan, menyebabkan mereka meningkatkan lautan kebijaksanaan besar yang menyinari garbha dari semua dunia, menyebabkan mereka mengembangkan kekuatan ingatan (dharani) untuk mempertahankan semua Dharmacakra, menyebabkan semua alam Buddha diwujudkan secara tidak habis-habisnya di semua Bodhimanda, menyebabkan pintu Dharma dari semua Tathagata di perlihatkan, meningkatkan sifat alami yang luas dari Sarvajnana yang mendalam dari dharmadhatu, oleh karena itu, Dia mengucapkan syair gatha ini :

Lautan kebajikan dan kebijaksanaan yang sangat mendalam,
Muncul di dalam ksetra yang tidak terhitung di seluruh sepuluh penjuru,
Cahaya-Nya menyinari dimana-mana, memutar Dharmacakra,
Sesuai dengan yang ingin dilihat oleh beranekaragam makhluk.

Lautan ksetra di sepuluh penjuru adalah yang tidak terbayangkan,
Sang Buddha telah memurnikannya semua selama kalpa yang tidak terhitung.
Demi mengubah para makhluk dan mematangkan mereka,
Dia muncul di dalam semua ksetra.

Alam Buddha adalah yang paling mendalam dan tidak terbayangkan,
Dia memperlihatkannya kepada semua makhluk, membiarkan mereka masuk,
Namun pikiran mereka seperti yang sempit dan melekat pada keberadaan,
Jadi mereka tidak bisa memahami apa yang dicapai sang Buddha.

Mereka yang berkeyakinan murni dan berpikiran teguh,
Yang selalu berhubungan dekat dengan para Guru yang baik,
Semua Buddha akan memberikan kekuatan,
Untuk memasuki pengetahuan Tathagata.

Mereka yang berpikiran murni, bebas dari rayuan dan tipuan,
Gembira dalam sifat alami, selalu senang dalam belas-kasih,
Yang berpandangan luas dan berkeyakinan mendalam,
Orang seperti ini akan bergembira mendengar Dharma ini.

Tinggal berdiam di bhumi dari pranidhana (ikrar) Samantabhadra,
Mengolah jalan Bodhisattva yang murni,
Merenungkan dharmadhatu sama seperti ruang angkasa,
Orang seperti ini memahami praktek para Buddha.

Semua Bodhisattva ini memperoleh keuntungan sejati,
Melalui melihat kekuatan ajaib sang Buddha.
Tiada satupun yang mempraktekkan jalan lain bisa mengetahui,
Hanya Mereka yang dari praktek Samantabhadra bisa memahami.

Para makhluk hidup yang berjumlah luas, tidak terbatas,
Namun sang Buddha melindungi mereka semua dalam pikiran-Nya.
Pemutaran Dharmacakra mencapai semua,
Inilah kekuatan alam Vairocana.

Semua ksetra ada di dalam tubuh Saya,
Juga para Buddha yang tinggal berdiam disana.
Lihatlah setiap pori-pori Saya,
Dan Saya akan memperlihatkan kepada anda alam Buddha.

Praktek dan Pranidhana dari Samantabhadra tanpa batas,
Saya telah sepenuhnya mengolahnya hingga sempurna.
Tubuh yang luas dari alam dari mata Samanta,
Adalah bidang yang diolah oleh semua Buddha, jadi dengarlah dengan baik !

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva memberitahukan kepada seluruh perkumpulan majelis yang besar itu : "Ada, Putra Buddha ! sepuluh aspek dari lautan dunia, yang para Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa depan telah jelaskan, sedang jelaskan, dan akan menjelaskan. Apa sepuluh ini ? Yaitu : sebab dan kondisi dari asal mula lautan dunia, dasar keberadaan dari lautan dunia, bentuk-rupa dari lautan dunia, zat yang menyusun lautan dunia, hiasan dari lautan dunia, kemurnian dari lautan dunia, kemunculan para Buddha di dalam lautan dunia, lama kalpa berlangsungnya lautan dunia, perbedaan dalam perubahan kalpa dari lautan dunia, dan aspek dari lautan dunia yang tanpa perbedaan. Putra Buddha, jika dijelaskan secara ringkas, lautan dunia memiliki sepuluh aspek itu, namun jika di jelaskan secara luas, banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia, dimana para Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa depan telah jelaskan, sedang jelaskan, dan akan menjelaskan.

Putra Buddha, jika dijelaskan secara ringkas, ada sepuluh jenis penyebab dan kondisi dimana semua lautan dunia menjadi terbentuk, sedang terbentuk, dan akan dibentuk. Apa sepuluh ini ? Yaitu : karena kekuatan batin para Tathagata, karena gejala kejadian adalah begitu, karena karma dari semua makhluk hidup, karena pencapaian dari para Bodhisattva pada Sarvajna-jnana, karena akar kebajikan yang dihimpun oleh semua makhluk dan Bodhisattva, karena kekuatan pranidhana dari para Bodhisattva untuk menghias dan memurnikan ksetra, karena para Bodhisattva telah menyelesaikan usaha yang tanpa kemunduran, karena pembebasan dan tekad yang murni dari para Bodhisattva, karena kekuatan pembebasan yang mengalir keluar dari akar kebajikan dari semua Tathagata dan saat pencapaian Bodhi dari semua Buddha, karena kekuatan pembebasan dari pranidhana Samantabhadra. Putra Buddha, ini adalah penjelasan ringkas dari sepuluh jenis penyebab dan kondisi itu, namun jika di jelaskan secara luas, banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia.

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Lautan ksetra tanpa batas yang telah dijelaskan,
Telah Vairocana Buddha hiasi dan murnikan.
Alam dari sang Bhagavan adalah yang tidak terbayangkan,
Begitu juga pengetahuan, kebijaksanaan, dan kekuatan batin-Nya.

Para Bodhisattva mengolah praktek dari lautan pranidhana,
Dimana-mana menyesuaikan dengan kecenderungan makhluk hidup.
Pikiran para makhluk hidup adalah yang tanpa batas,
Ksetra para Bodhisattva membentang di seluruh sepuluh penjuru.

Para Bodhisattva maju menuju Sarvajna-jnana,
Dengan rajin mengolah berbagai macam kekuatan batin,
Membangkitkan lautan pranidhana yang tanpa batas,
Mengembangkan ksetra yang besar dan luas.

Mengolah lautan praktek yang tanpa batas,
Mereka memasuki alam Buddha yang tanpa batas;
Demi memurnikan ksetra di sepuluh penjuru,
Mereka menghabiskan kalpa yang tidak terhitung di setiap ksetra itu.

Para makhluk hidup terbingungkan oleh penderitaan,
Tanggapan penglihatan dan kehendak mereka tidak sama;
Sesuai dengan keadaan pikiran, mereka menciptakan karma yang tidak terbayangkan.
Oleh karena itu, lautan semua dunia terbentuk menjadi ada.

Garbha dari hiasan lautan dunia dari para putra Buddha,
Terbuat dari permata yang bercahaya murni.
Timbul dari keyakinan yang luas dan pemahaman,
Tempat kediamaan Mereka di sepuluh penjuru adalah seperti itu.

Para Bodhisattva yang mengolah praktek Samantabhadra,
Menjelajahi dharmadhatu, menjalani jalan yang sebanyak butiran debu.
Di dalam setiap butiran debu mengungkapkan ksetra yang tanpa batas,
Yang murni dan luas seperti ruang angkasa.

Mereka mewujudkan kekuatan batin yang setara dengan ruang angkasa,
Dan mengunjungi semua Buddha di Bodhimanda.
Duduk diatas krusi bunga teratai, menampilkan banyak bentuk-rupa,
Di dalam setiap tubuh mengandung semua ksetra.

Dalam sekejap satu pikiran, Mereka mewujud di masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Saat lautan dari semua dunia terbentuk menjadi ada.
Sang Buddha, melalui upaya-kausalya, memasuki semuanya,
Inilah apa yang dimurnikan oleh Vairocana Buddha.

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra ME2wPyf

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Bodhisattva berkata kepada perkumpulan majelis yang besar : "Putra Buddha, setiap keberadaan dari lautan dunia memiliki landasan penyokong yang banyaknya seperti butiran debu dari lautan dunia, yaitu : keberadaannya mungkin berlandaskan pada semua hiasan, keberadaannya mungkin berlandaskan pada ruang angkasa, keberadaannya mungkin berlandaskan pada cahaya dari semua permata, keberadaannya mungkin berlandaskan pada cahaya dari semua Buddha, keberadaannya mungkin berlandaskan pada sinar yang berwarna semua permata, keberadaannya mungkin berlandaskan pada suara dari semua Buddha, keberadaannya mungkin berlandaskan pada Asura Vajradhara yang kuat yang terlahir dari karma yang tidak nyata, keberadaannya mungkin berlandaskan pada tubuh dari semua Pemimpin Dunia, keberadaannya mungkin berlandaskan pada tubuh dari semua Bodhisattva, keberadaannya mungkin berlandaskan pada lautan hiasan yang berbeda-beda yang dihasilkan oleh kekuatan Pranidhana dari Samantabhadra. Itu, Putra Buddha, keadaan yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, adalah landasan penyokong keberadaan dari lautan dunia."

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Disepanjang sepuluh penjuru arah,
Semua ksetra yang beranekaragam berada.
Ditopang oleh kekuatan batin Tathagata,
Itu tampil dan menjadi bisa terlihat oleh semua.

Mungkin ada berbagai macam ksetra,
Semuanya tersusun dari permata yang tanpa noda,
Terbuat dari permata Mani yang murni, yang paling indah,
Muncul di dalam lautan cahaya yang mempesona.

Mungkin ada ksetra dari cahaya yang murni,
Yang berada di dalam ruang angkasa.
Mungkin ada di dalam lautan permata Mani,
Ksetra yang lain berada di dalam garbha cahaya.

Sang Tathagata, di dalam lautan perkumpulan majelis yang luas,
Membabarkan keajaiban yang menakjubkan dari Dharmacakra.
Sangatlah luas dan tanpa batas keadaan dari Buddha,
Menggembirakan hati para makhluk hidup yang melihat-Nya.

Ada Ksetra yang terhiasi dengan permata Mani,
Berbentuk seperti lampu bunga dalam susunan yang luas,
Dengan awan wangi cemerlang yang bercahaya,
Ditutupi dengan jaring permata bercahaya.

Dan ada ksetra yang tidak memiliki batas,
Yang tinggal di lautan bunga teratai yang luas dan dalam,
Lebar, murni, yang unik di antara dunia,
Terhiasi dengan kebajikan yang menakjubkan dari semua Buddha.

Beberapa ksetra berputar seperti roda,
Didirikan melalui kekuatan Buddha yang menakjubkan,
Dipenuhi dengan rombongan besar para Bodhisattva,
Yang selalu melihat bentangan permata yang tanpa batas.

Ada ksetra yang tinggal di Vajradhara,
Atau mungkin di tubuh Raja Deva.
Bhagavan Vairocana yang tiada tanding,
Selalu memutar Dharmacakra di tempat itu.

Beberapa ksetra tinggal dengan seimbang di pohon permata,
Yang lainnya di tengah-tengah awan bercahaya yang wangi.
Beberapa tinggal di dalam tubuh air yang luas,
Sedangkan yang lainnya mengapung di lautan Vajra.

Beberapa bertempat di bendera Vajra,
Sementara yang lainnya tinggal di tengah lautan bunga.
Kekuatan perubahan wujud yang luas dan meliputi semua ini,
Diwujudkan hanya oleh Vairocana Buddha.

Beberapa dunia panjang, pendek, beranekaragam tanpa batas,
Seperti roda yang berputar, bentuk mereka tidak sama.
Garbha hiasan indah yang jarang ada di dunia ini,
Hanya bisa dilihat melalui pengolahan yang murni.

Semua ksetra yang berbeda dan beranekaragam ini,
Ada melalui kebajikan dari lautan Praidhana.
Beberapa ksetra selalu ada di ruang angkasa,
Dengan para Buddha memenuhinya sama seperti awan.

Beberapa bergantung terbalik di ruang angkasa,
Kadang-kadang hadir, kadang-kadang pergi.
Ada beberapa ksetra yang sepenuhnya murni,
Yang tinggal di dalam mahkota permata Bodhisattva.

Kekuatan batin yang besar dari para Buddha di sepuluh penjuru,
Semuanya terlihat di seluruh ksetra ini,
Dan suara Mereka terdengar dimana-mana.
Kekuatan karma menghasilkan gejala kejadian ini.

Beberapa ksetra menyerap meliputi dharmadhatu,
Timbul dari pikiran dalam kemurnian yang tanpa noda.
Luas melampaui batas, seperti pantulan atau ilusi,
Masing-masing berbeda, seperti jaring Indra.

Menampilkan hiasan yang sangat banyak,
Beberapa ksetra didirikan di dalam ruang angkasa.
Keadaan karma yang tidak terbayangkan ini,
Melalui kekuatan Buddha, menjadi bisa terlihat semua.

Masing-masing butiran debu di setiap ksetra,
Terus-menerus memperlihatkan semua Buddhaksetra,
Yang tidak terbatas sama seperti jumlah makhluk.
Juga, perbuatan Samantabhadra, selalu begitu.

Demi membawa makhluk hidup menuju kematangan,
Sang Buddha mengolah selama lautan kalpa.
Perubahan wujud ajaib yang luas tampil dimana-mana,
Meliputi seluruh dharmadhatu.

Di dalam ksetra dari dharmadhatu, dalam setiap butiran debu,
Ada lautan luas dari banyak ksetra.
Awan para Buddha dengan sama menutupi ksetra itu,
Membentang di sepanjang semua wilayah.

Seperti tindakan tanpa usaha di dalam satu butiran debu,
Demikian juga yang terjadi di semua butiran debu,
Semua kekuatan besar dari para Buddha dan Bodhisattva,
Bisa di tampilkan oleh Vairocana.

Semua ksetra yang luas ini,
Sama seperti pantulan, ilusi, atau api,
Tidak dimanapun juga asal mereka terlihat,
Mereka tidak pergi maupun tidak datang.

Peluruhan dan pembentukan terjadi berulang dalam siklus,
Tanpa berhenti, di tengah-tengah ruang angkasa;
Semua ksetra muncul dari Pranidhana yang murni,
Ditopang oleh kekuatan karma yang luas.

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata kepada 'perkumpulan majelis yang besar (Maha Samaya)' : "Putra Buddha, lautan dunia memiliki berbagai macam bentuk-rupa dan ciri-ciri, yaitu : Ada yang mungkin bulat atau petak, atau bukan bulat maupun bukan petak. Keanekaragamannya tanpa batas.  Ada yang mungkin berbentuk seperti pusaran air, atau seperti api gunung yang membumbung tinggi, atau seperti pohon, atau seperti bunga, atau seperti istana, atau seperti makhluk, atau seperti Buddha. Keanekaragamannya seperti banyaknya butiran debu di dalam lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Keanekaragaman di dalam lautan ksetra,
Berbagai macam hiasan dan penyokong,
Bentuknya yang indah dan berbeda di sepuluh penjuru,
Kalian semua harus merenungkannya.

Ada yang mungkin bulat atau persegi,
Segitiga atau segi delapan,
Atau berbentuk seperti bunga teratai atau roda mani.
Bentuk-rupa yang berbeda-beda ini sesuai dengan karma.

Ada yang memiliki susunan hiasan api murni,
Terjalin dengan emas murni dengan kualitas terbaik.
Semua pintu besar dan kecil terbuka tanpa penghalang.
Ini dihasilkan dari karma yang luas dari pikiran yang jernih.

Lautan ksetra yang beranekaragam dan tanpa batas,
Seperti tumpukan awan yang melayang di ruang angkasa.
Roda permata menutupi permukaan dalam susunan yang indah,
Pancaran cahaya para Buddha meneranginya.

Semua ksetra, oleh pembedaan pikiran,
Muncul tercermin dalam berbagai macam cahaya.
Di dalam lautan ksetra ini,
Setiap Buddha menampilkan kekuatan batin.

Beberapa ksetra kotor, beberapa murni,
Gembira atau sengsara, masing-masing berbeda,
Ini berasal dari lautan karma yang tidak terbayangkan:
Siklus dari gejala kejadian selalu begitu.

Dalam pori-pori tunggal mengandung ksetra yang tidak terbayangkan,
Dengan penyokong yang beragam, banyaknya seperti butiran debu.
Di setiap itu ada Bhagavan Samantaprabha,
Sedang mengumumkan Saddharma di tengah-tengah sangha.

Satu butir debu mengandung ksetra yang besar dan kecil,
Dengan perbedaan yang beranekaragam, banyaknya seperti butiran debu.
Datar, tinggi, atau rendah, masing-masing berbeda.
Para Buddha pergi ke semua tempat itu untuk memutar Dharmacakra.

Ksetra yang muncul di setiap butiran debu,
Semua itu adalah kekuatan batin dari Pranidhana awal.
Sesuai dengan keanekaragaman kecenderungan pikiran yang berbeda-beda,
Semuanya bisa diciptakan di tengah-tengah ruang angkasa.

Renungkan semua butiran debu yang ada di setiap ksetra:
Para Buddha masing-masing memasuki setiapnya.
Kepada semua makhluk, Mereka melakukan perubahan wujud.
Dharma dari Vairocana adalah yang begitu.

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui bahwa lautan dunia tersusun dari berbagai macam zat, yaitu : ada yang tersusun dari banyak permata, tersusun dari beranekaragam hiasan dari semua zat permata, tersusun dari cahaya dari semua permata, tersusun dari cahaya dari beranekaragam warna, tersusun dari cahaya dari beranekaragam hiasan, tersusun dari Vajra yang tidak bisa hancur, tersusun dari kekuatan Buddha, tersusun dari ciri-ciri permata yang indah, tersusun dari perubahan wujud dari Buddha, tersusun dari roda mani matahari, tersusun dari permata yang sangat kecil, tersusun dari semua permata yang bercahaya cemerlang, tersusun dari beranekaragam wewangian dupa, tersusun dari mahkota bunga permata, tersusun dari semua pantulan permata, tersusun dari tampilan semua hiasan, tersusun dari keadaan sekejap pikiran tunggal yang mewujudkan dharmadhatu, tersusun dari permata yang berbentuk Bodhisattva, tersusun dari benang sari bunga permata, tersusun dari suara ucapan Buddha."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Ada beberapa lautan dunia,
Tersusun dari kelompok permata yang menakjubkan,
Yang padat, dan tidak bisa dihancurkan,
Berdiam dengan damai di atas bunga teratai permata.

Beberapa adalah cahaya cemerlang yang murni,
Yang asal kemunculannya tidak diketahui.
Susunan dari semua sinar cahaya ini,
Tinggal di ruang angkasa.

Beberapa tersusun dari cahaya yang murni,
Dan juga tinggal di dalam cahaya yang terang,
Terhiasi dengan awan-awan cahaya,
Dimana para Bodhisattva mengembara di tengah-tengahnya.

Ada beberapa lautan ksetra,
Lahir dari kekuatan Pranidhana,
Yang berada sama seperti pantulan,
Melampaui pemahaman dan perkataan.

Beberapa terbuat dari permata Mani,
Yang bersinar dimana-mana seperti matahari.
Roda mutiara menghiasi permukaannya,
Dan para Bodhisattva memenuhi ksetra ini.

Beberapa ksetra terbuat dari api permata,
Dengan awan bercahaya melayang diatas,
Dan banyak permata menyala dengan indah.
Ini adalah hasil dari karma.

Beberapa ksetra muncul dari bentuk yang halus.
Dengan berbagai ciri menghiasi permukaannya,
Seperti mahkota yang membawa semua permata.
Ini adalah hasil dari perbuatan Buddha.

Beberapa muncul dari lautan pikiran,
Berada sesuai dengan apa yang dipahami pikiran.
Seperti khayalan, itu tanpa tempat kediaman,
Karena semua itu dibuat dari pikiran.

Beberapa terlahir dari cahaya permata Mani,
Dari pancaran sinar Buddha.
Para Buddha muncul di tengah-tengahnya,
Masing-masing menghasilkan keajaiban.

Beberapa Samantabhadra Bodhisattva,
Menciptakan berbagai lautan ksetra,
Dihiasi dengan kekuatan Pranidhana Mereka,
Semuanya langka dan sangat indah.

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui bahwa lautan dunia memiliki berbagai jenis hiasan. Beberapa terhiasi dengan awan yang indah yang muncul dari tengah-tengah hiasan yang sangat banyak, terhiasi dengan pengumuman kebajikan dari semua Bodhisattva, terhiasi dengan penjelasan ganjaran karma dari semua makhluk hidup, terhiasi dengan penampilan lautan Pranidhana dari semua Bodhisattva, terhiasi dengan penampilan gambar dari semua Buddha dari masa lampau - sekarang - dan masa depan, terhiasi dengan keadaan dari kekuatan batin yang mewujudkan kalpa yang tanpa batas dalam sekejap satu pikiran, terhiasi dengan penampilan tubuh semua Buddha, terhiasi dengan awan wangi dari semua permata, terhiasi dengan objek yang langka dan becahaya indah yang muncul di dalam semua Bodhimanda, terhiasi dengan gambaran dari praktek dan pranidhana dari semua Samantabhadra Bodhisattva. Hiasan ini banyaknya seperti butiran debu di dalam seluruh lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Lautan dunia yang luas adalah tanpa batas,
Semuanya diciptakan dari karma yang murni.
Dengan beranekaragam hiasan dan tempat,
Sepenuhnya meliputi sepuluh penjuru.

Awan api permata dengan bentuk yang tanpa batas,
Susunan hiasannya yang luas, berbeda-beda,
Terus muncul di sepuluh penjuru dari lautan dunia,
Memancarkan suara halus yang menjelaskan Dharma.

Terhiasi dengan berbagai Maha Pranidhana (ikrar besar),
Dari lautan kualitas kebajikan para Bodhisattva yang tanpa batas,
Ksetra ini secara serentak menghasilkan suara yang menakjubkan,
Menguncang jaring ksetra di sepuluh penjuru.

Lautan Karma para makhluk adalah yang luas, tanpa batas;
Sesuai dengan ganjaran mereka, ksetranya berbeda.
Dari dalam hiasan semua tempat,
Para Buddha mengumumkan semua gejala kejadian ini.

Para Tathagata dari masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Menampilkan kekuatan batin di seluruh lautan dunia.
Semua Buddha muncul di dalam setiap gejala kejadian ini,
Renungkanlah setiap penghiasan dan pemurniannya.

Kalpa masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Semua ksetra di sepuluh penjuru,
Dan semua hiasan di dalamnya,
Semuanya muncul di ksetra ini.

Di tengah semua gejala kejadian ada para Buddha yang tidak terhitung,
Setara dengan jumlah makhluk di seluruh dunia;
Dengan kekuatan batin menjinakkan para makhluk itu,
Dengan begitu Mereka menghiasi lautan ksetra.

Semua hiasan memancarkan awan yang indah,
Berbagai macam awan bunga dan api yang wangi,
Dan awan permata Mani terus muncul.
Lautan dunia di perindah oleh semua ini.

Semua Bodhimanda di sepuluh penjuru,
Di sempurnakan dengan semua jenis hiasan.
Awan cahaya yang berwarna-warni membentang jauh,
Semuanya diperlihatkan diseluruh lautan ksetra.

Praktek Pranidhana dari Samantabhadra,
Di praktekkan para putra Buddha dalam kalpa sebanyak makhluk;
Ksetra yang tanpa batas telah Mereka hiasi,
Mewujudkan diri di semua tempat.

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui bahwa di dalam lautan dunia ada lautan upaya kausalya yang murni, yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia, yaitu : para Bodhisattva berhubungan dekat dengan semua guru yang baik untuk mengolah akar kebajikan yang sama; Menyebabkan awan kebajikan yang besar tumbuh hingga membentang di seluruh dharmadhatu; Dengan murni mengolah pembebasan yang menakjubkan; Merenungkan dan tinggal berdiam di dalam keadaan dari semua Bodhisattva; Mengolah semua Paramita hingga sempurna; Merenungkan semua Bhumi dari Bodhisattva dan memasukinya; Menghasilkan lautan Pranidhana yang murni; Mengolah semua praktek yang mengarah ke pembebasan; Memasuki lautan dari semua hiasan; Menyempurnakan kekuatan upaya-kausalya yang murni; Upaya-kausalya yang murni ini banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Hiasan di seluruh lautan dunia,
Timbul dari upaya-kausalya yang tidak terhitung dan kekuatan Pranidhana.
Semua lautan ksetra selalu bersinar cemerlang,
Ditimbulkan dari kekuatan karma murni yang tidak terhitung.

Sejak dahulu kala, berhubungan dekat dengan guru yang baik,
Bersama mengolah karma baik, sepenuhnya murni,
Dengan Belas kasih besar menjangkau semua makhluk;
Melalui ini lautan ksetra terhiasi.

Semua cara dari praktek Samadhi,
Dhyana, pembebasan (vimoksa), dan upaya-kausalya,
Semuanya termurnikan dengan sang Buddha;
Oleh karena itu, lautan ksetra terlahir.

Mengembangkan pemahaman yang tanpa batas dan mutlak,
Pemahaman yang sepenuhnya sama seperti dari Tathagata.
Setelah memurnikan kesabaran dan upaya-kausalya,
Dengan begitu lautan ksetra yang tanpa batas termurnikan.

Mengolah praktek tertinggi untuk menolong para makhluk hidup,
kebajikan yang besar terus bertumbuh.
Seperti awan yang menyebar mencakup ruang angkasa,
Dengan begitu lautan ksetra disempurnakan.

Paramita yang tanpa batas, seperti banyaknya makhluk,
Semuanya sudah diolah oleh para Buddha sampai sempurna.
Paramita yang tanpa batas dari Pranidhana,
Melahirkan lautan ksetra yang murni.

Dengan murni mempraktekkan semua Dharma yang tiada tanding,
Mengembangkan praktek pembebasan yang tanpa batas.
Mengubah para makhluk dengan Upaya-Kausalya,
Dengan begitu menghiasi lautan ksetra.

Dengan mempraktekkan dan menghiasi tingkat Upaya-Kausalya,
Memasuki lautan ajaran dari kualitas kebajikan Buddha,
Menyebabkan semua makhluk mengeringkan sumber penderitaan,
Dengan begitu ksetra yang luas menjadi tersempurnakan.

Lautan kekuatan adalah yang besar dan tiada tandingan,
Menyebabkan semua makhluk menanam akar kebajikan,
Membuat persembahan kepada semua Tathagata,
Dengan begitu menyucikan semua ksetra yang tanpa batas.

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui bahwa di dalam lautan dunia ada perbedaan perwujudan dari para Buddha, yang banyaknya seperti butiran debu, yaitu : ada yang mewujudkan tubuh yang kecil, mewujudkan tubuh yang besar, mewujudkan usia yang pendek, mewujudkan usia yang panjang, ada yang hanya menghiasi dan memurnikan satu Buddhaksetra, ada yang menghiasi dan memurnikan banyak Buddhaksetra yang tidak terhitung, ada yang hanya mengungkapkan Dharmacakra dari satu yana, ada yang mengungkapkan Dharmacakra dari banyak yana yang tidak terbayangkan, ada yang muncul untuk menjinakkan sedikit makhluk hidup, ada yang muncul untuk menjinakkan makhluk hidup yang tanpa batas. Perbedaan seperti ini banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Upaya-kausalya dari para Buddha yang beranekaragam,
Muncul di dalam semua lautan ksetra,
Semuanya menyesuaikan dengan kecenderungan para makhluk hidup.
Inilah kekuatan upaya-kausalya dari Tathagata.

Dharmakaya dari Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Tanpa warna, tanpa bentuk, melampaui tampilan apapun.
Namun demi para makhluk, mewujudkan berbagai bentuk,
Menyebabkan yang melihat sesuai dengan keinginan mereka.

Ada yang mewujudkan usia yang singkat untuk para makhluk,
Atau muncul dengan rentang hidup selama kalpa yang tidak terhitung.
Mewujudkan Dharmakaya diseluruh sepuluh penjuru,
Muncul di dunia pada saat yang tepat.

Ada yang menghiasi dan menyucikan semua,
Lautan ksetra yang tidak terbayangkan di sepuluh penjuru.
Dan ada yang menghiasi dan memurnikan hanya satu ksetra,
Mewujud di ksetra tunggal dan tidak ada yang lain.

Ada yang sesuai dengan apa yang disukai para makhluk,
Memperlihatkan berbagai banyak yana yang tidak terbayangkan.
Ada yang hanya memberitakan Dharma dari satu yana,
Dengan jelas mengungkapkan cara yang tanpa batas di dalam satu itu.

Ada yang secara alami mendapatkan Pencerahan,
Menyebabkan sedikit makhluk untuk tinggal di dalam sang Jalan (marga).
Ada yang mungkin dalam sekejap satu pikiran,
Mencerahkan para makhluk yang tersesat dengan jumlah yang tidak terhitung.

Ada yang menghasilkan awan ajaib dari pori-pori,
Mengungkapkan para Buddha yang tanpa batas dan tidak terhitung,
Yang muncul di dalam semua dunia,
Membebaskan para makhluk dengan berbagai upaya-kausalya.

Ada yang suara ucapannya meliputi di mana-mana,
Menjelaskan Dharma sesuai dengan kecenderungan pikiran para makhluk.
Selama banyak kalpa yang tidak terbayangkan,
Menjinakkan lautan para makhluk yang tidak terhitung.

Ada yang di dalam ksetra yang indah dan tak terhitung,
Duduk dengan mulia di dalam perkumpulan majelis yang murni.
Para Buddha seperti awan menyebar diatas,
Meliputi lautan ksetra di sepuluh penjuru.

Upaya kausalya dari para Buddha adalah yang tidak terbayangkan,
Mewujudkan diri sesuai dengan pikiran para makhluk.
Tinggal berdiam di dalam berbagai ksetra yang indah,
Mencakup semua ksetra di mana-mana.

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui bahwa lautan dunia memiliki rentang waktu keberadaan seperti jumlah butiran debu di dalam lautan dunia, yaitu : ada yang tinggal selama asamkhyeya kalpa, ada yang tinggal selama kalpa yang tidak terhingga, ada yang tinggal selama kalpa yang tanpa batas, ada yang tinggal selama kalpa yang tiada bandingan, ada yang tinggal selama kalpa yang tidak terhitung, ada yang tinggal selama kalpa yang tidak bisa terkatakan, ada yang tinggal selama kalpa yang tidak terbayangkan, ada yang tinggal selama kalpa yang tidak terukur, ada yang tinggal selama kalpa yang tidak bisa dipahami. Perbedaan rentang waktu keberadaan seperti ini banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Lautan dunia dengan berbagai macam kalpanya yang berbeda,
Dihiasi oleh upaya-kausalya yang luas dan besar.
Ksetra di sepuluh penjuru benar-benar terlihat,
Perbedaan usianya menjadi diketahui dengan jelas.

Saya melihat rentang kalpa lautan dunia di sepuluh penjuru,
Yang tidak terhingga sama dengan jumlah makhluk.
Ada yang panjang atau singkat atau tidak terbatas.
Sekarang Saya memberitahukannya dengan suara Buddha.

Saya melihat lautan ksetra di sepuluh penjuru:
Ada yang tinggal selama kalpa yang seperti butiran debu ksetra.
Ada yang tinggal selama satu kalpa, yang lain selama yang tidak terhitung.
Karena Pranidhana yang berbeda, mereka tidak sama.

Ada yang sepenuhnya murni atau yang sepenuhnya kotor,
Dan lagi, campuran kemurnian dan kekotoran.
Didirikan oleh lautan Pranidhana, masing-masing berbeda,
Mereka tinggal di dalam pikiran para makhluk.

Pengolahan masa lalu selama kalpa seperti butiran debu ksetra,
Menghasilkan lautan dunia yang luas dan murni.
Semua alam Buddha menjadi sepenuhnya terhiasi,
Bertahan terus menerus selama kalpa yang tidak terbatas.

Ada kalpa yang bernama Cahaya Dari Berbagai Permata;
Juga, Pikiran Dari Mata Yang Bersinar, atau, Suara Yang Sama;
Lainnya, Cahaya Tanpa Noda, atau Kalpa Kebajikan.
Kalpa yang murni ini mengandung semua kalpa.

Seorang Buddha mungkin muncul di banyak kalpa yang murni;
Atau, para Buddha yang tidak terhitung mungkin muncul di satu kalpa.
Dengan upaya-kausalya yang tiada habis dan kekuatan Maha Pranidhana,
Mereka masuk ke dalam berbagai jenis kalpa.

Kalpa yang tidak terbatas mungkin masuk ke satu kalpa;
Atau, satu kalpa mungkin masuk ke banyak kalpa.
Pintu masuk yang berbeda ke semua lautan kalpa,
Muncul dengan jelas di ksetra di sepuluh penjuru.

Hiasan dari semua kalpa,
Mungkin terlihat semua di dalam satu kalpa.
Atau hiasan dari kalpa tunggal,
Mungkin muncul di dalam semua kalpa yang tanpa batas.

Dari satu pikiran hingga ke seluruh kalpa,
Semuanya dilahirkan dari tanggapan penglihatan dari pikiran makhluk.
Kalpa yang tanpa batas dari semua lautan ksetra,
Sepenuhnya dimurnikan dengan satu Upaya-kausalya.

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui bahwa lautan dunia memiliki banyak perbedaan dalam perubahan kalpa seperti jumlah butiran debu di dalam lautan dunia, yaitu : Disebabkan oleh sifat alami dari gejala kejadian, lautan dunia memiliki perubahan kalpa yang tidak terhitung dari pembentukan dan peluruhan; Karena dihuni oleh para makhluk yang kotor, lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi kotor; Karena dihuni oleh para makhluk yang mengolah kebajikan besar, lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari memiliki beberapa kemurnian di tengah-tengah kekotorannya; Karena dihuni oleh para Bodhisattva yang berkeyakinan dan berpemahaman,  lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari memiliki lebih banyak kemurnian dibanding kekotoran; Karena ada para makhluk yang tidak terhingga jumlahnya disana membangkitkan tekad Bodhi, lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi sepenuhnya murni; Karena para Bodhisattva mengembara ke berbagai macam dunia, lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi diperindah dengan hiasan yang tanpa batas; Karena semua Bodhisattva berkumpul seperti awan dari lautan dunia di sepuluh penjuru, lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi diperindah dengan susunan hiasan besar yang tanpa batas; Karena Bhagavan Buddha memasuki Nirvana, lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari padamnya hiasan; Karena Buddha muncul di dunia,  lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi secara luas diperindah dan dimurnikan; Karena kekuatan penembusan batin dari perubahan wujud dari Tathagata, lautan dunia memiliki perubahan kalpa dari menjadi murni seluruhnya; Perubahan kalpa seperti ini banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Semua ksetra yang terlahir,
Sesuai dengan kekuatan karma.
Kalian semua harus merenungkan,
Ciri-ciri perubahannya.

Para makhluk hidup yang kotor menjadi terbelenggu,
Oleh karma yang menakutkan dan kebingungan.
Pikiran mereka menyebabkan lautan ksetra,
Benar-benar menjadi tercemar.

Jika ada yang berpikiran murni,
Dan mengolah perbuatan kebajikan,
Pikiran mereka akan menyebabkan lautan ksetra,
Menjadi ada kemurnian dengan kekotoran.

Jika para Bodhisattva yang berkeyakinan dan berpemahaman,
Lahir di tengah kalpa itu,
Sesuai dengan apa yang ada di dalam pikiran mereka,
Kemurnian bercampur dengan kekotoran akan muncul.

Saat para makhluk yang tidak terhitung jumlahnya,
Membuat tekad untuk Bodhi,
Pikiran mereka akan menyebabkan lautan ksetra,
Menjadi murni selama kalpa itu.

Saat para Bodhisatta yang berjumlah koti tanpa batas,
Mengembara ke sepuluh penjuru,
Semua hiasan Mereka, yang sama,
Menjadi terlihat beranekaragam melewati kalpa.

Masing-masing butiran debu,
Berisi Buddhaksetra yang jumlahnya seperti butiran debu.
Para Bodhisattva berkumpul seperti awan,
Dan semua ksetra menjadi murni.

Ketika sang Bhagavan memasuki Nirvana,
Hiasannya hilang dari ksetra.
Jika tiada makhluk yang merupakan bejana Dharma,
Ksetra itu menjadi kotor.

Jika seorang Buddha muncul di dunia ini,
Segala sesuatu menjadi indah menakjubkan,
Sesuai dengan kemurnian pikiran,
Semua hiasan menjadi lengkap.

Kekuatan batin dari para Buddha
Mewujudkan keadaan yang tidak terbayangkan.
Pada waktu itu lautan ksetra,
Menjadi sepenuhnya murni dan bersih.

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata kepada Maha Samaya : "Kalian, Putra Buddha, harus mengetahui bahwa lautan dunia adalah yang tidak berbeda seperti jumlah butiran debu di dalam lautan dunia, yaitu : tiada perbedaan jumlah dunia di dalam setiap lautan dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam lautan dunia; tiada perbedaan kekuatan dari para Buddha yang muncul di setiap lautan dunia; tiada perbedaan di semua Bodhimanda di dalam setiap lautan dunia yang meliputi dharmadhatu di sepuluh penjuru; tiada perbedaan di dalam perkumpulan majelis di Bodhimanda dari semua Tathagata di setiap lautan dunia; tiada perbedaan di dalam cahaya dari semua Buddha di setiap lautan dunia yang meliputi dharmadhatu; tiada perbedaan di dalam perubahan wujud dan julukan dari semua Buddha di setiap lautan dunia; tiada perbedaan di dalam suara dari semua Buddha di setiap lautan dunia yang meliputi lautan dunia selama kalpa yang tanpa batas; tiada perbedaan di dalam upaya-kausalya dari Dharmacakra di setiap lautan dunia; tiada perbedaan di dalam setiap lautan dunia dimana seluruh lautan dunia masuk ke dalam satu butiran debu; tiada perbedaan di dalam perwujudan di dalam setiap butiran debu dari alam yang luas dari semua Bhagavan Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa depan; Ini, Putra Buddha, adalah penjelasan ringkas tentang lautan dunia yang tiada perbedaan, namun jika di jelaskan secara luas, ketiadaan perbedaan dari lautan dunia banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Setiap butiran debu mengandung banyak lautan ksetra,
Tempatnya berbeda-beda, semuanya indah dan murni.
Dengan begitu yang tanpa batas masuk kedalam satu,
Namun setiap unit terpisah, tidak bercampur.

Di setiap butiran debu ada para Buddha yang tidak terbayangkan,
Muncul dimana-mana sesuai dengan pikiran para makhluk.
Meliputi dimana-mana di seluruh lautan ksetra:
Upaya-kausalya seperti ini adalah yang sama semua.

Di setiap butiran debu ada raja pohon Bodhi,
Semuanya tergantung dengan banyak hiasan.
Ksetra dari sepuluh penjuru secara bersamaan muncul,
Namun tidak ada perbedaan di antaranya.

Di setiap butiran debu ada perkumpulan majelis yang seperti butiran debu
Semuanya mengelilingi sang Pemimpin Manusia.
Melampaui segalanya dan meliputi seluruh dunia,
Tanpa kesesakan atau kekacauan.

Di setiap butiran debu ada cahaya yang tidak terbatas,
Meliputi ksetra di sepuluh penjuru.
Semuanya memperlihatkan praktek Bodhi dari Buddha,
Tidak ada perbedaan di seluruh lautan ksetra.

Di setiap butiran debu ada tubuh yang tidak terbatas
Dengan perubahan wujud seperti awan meliputi dimana-mana,
Melalui kekuatan batin dari Buddha, membimbing semua makhluk.
Tidak ada perbedaan di ksetra di sepuluh penjuru.

Di setiap butiran debu ada pembabaran banyak Dharma.
Dharma seperti itu murni, seperti roda berputar.
Pintu pembebasan melalui berbagai upaya-kausalya,
Semuanya di beritakan tanpa perbedaan.

Satu butiran debu memancarkan suara semua Buddha,
Mengisi para makhluk, yang merupakan bejana untuk Dharma.
Meliputi lautan ksetra selama kalpa yang tidak terhitung,
Suara itu juga tidak ada perbedaan.

Hiasan yang indah dan tidak terhitung di lautan ksetra,
Semuanya memasuki satu butir debu.
Kekuatan batin seperti ini dari para Buddha,
Semuanya timbul dari sifat alami karma.

Di setiap butiran debu, para Buddha dari tiga masa waktu,
Mewujudkan diri sesuai dengan kecenderungan makhluk.
Namun sifat alami intisarinya tidak datang maupun tidak pergi,
Melalui kekuatan Pranidhana, meliputi semua dunia.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sun Feb 18, 2018 12:08 am, total 17 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Tara Siddham

Post by skipper Sat Feb 10, 2018 12:23 am

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Zp7T1Wk
Vajradhara



Karmapa Khyenno

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra OKOBxYw
Dusum Khyenpa Karmapa Khyenno

Bab 5
Lokapadmaciti parivartah


Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva kembali berkata kepada Maha Samaya : "Putra Buddha, susunan tumpukan bunga teratai dari lautan dunia ini dihiasi dan dimurnikan oleh Vairocana Buddha saat jauh di masa lampau Dia mengolah Bodhisattvacarya selama kalpa yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia, di dalam setiap kalpa berhubungan dekat dengan banyak para Buddha yang jumlahnya seperti banyaknya butiran debu di dalam lautan dunia, di hadapan setiap Buddha, dengan murni mempraktekkan Maha Pranidhana yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia."

"Susunan tumpukan bunga teratai dari lautan dunia ini di dukung oleh banyak antariksa yang seperti butiran debu di gunung Sumeru. Antariksa yang terbawah bernama 'Tempat Tinggal Yang Sama (Samavasa)'. Ia memiliki susunan nyala api dari semua permata diatasnya; Selanjutnya, ada antarika yang bernama 'Menghasilkan Berbagai Hiasan Permata (Anekaratnavyuhotpada)'. Ia memiliki bendera Vajra yang bersinar dengan cahaya yang murni diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi bernama 'Bunga Permata (Ratnapuspa)'. Ia memiliki lonceng dari semua permata diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi bernama 'Rasa Yang Sama (Samarasa)'. Ia memiliki bola permata dari tampilan cahaya matahari diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi bernama 'Berbagai Hiasan Semesta (Samantananavyuha)'. Ia memiliki lingkaran cahaya bunga diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi bernama 'Kemurnian Semesta (Samantavisuddhi)'. Ia memiliki Simhasana dari semua bunga yang bercahaya diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi bernama 'Suara Yang Meliputi Sepuluh Penjuru (Dasadikvibhusvara)'. Ia memiliki bendera dari semua Maniraja diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi bernama 'Cahaya dari Semua Permata (Sarvaratnaprabha)'. Ia memiliki semua pohon bunga permata diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi bernama 'Landasan Kecepatan Tinggi Semesta (Samantapravegasthana)'. Ia memiliki gunung awan dari semua permata yang wangi diatasnya; Selanjutnya, ada antariksa yang lebih tinggi bernama 'Berbagai Pergerakan Rasi Bintang (Nananaksatragati)'. Ia memiliki awan alas-tumpuan yang berwarna semua permata dan wewangian diatasnya; Yang tertinggi dari semua antariksa itu yang banyaknya seperti butiran debu di gunung sumeru bernama 'Gudang Cahaya Tertinggi (Paramaprabhakosa)'. Ia memiliki lautan air yang wangi, yang terhiasi dengan cahaya Mani. Pada lautan air yang wangi ini, ada bunga teratai yang sangat besar, yang bernama 'Bendera Wangi (Gandhadhvaja)', dengan putiknya dari semua jenis cahaya; Susunan tumpukan bunga teratai dari lautan dunia ini bertumpu disana. Lautan dunia ini persegi dan datar, murni dan seimbang, dikelilingi oleh pengunungan lingkaran Vajra. Daratannya, lautannya, dan pohonnya masing-masing memiliki perbatasan yang berbeda-beda."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Di masa lampau, sang Buddha dalam semua keadaan makhluk,
Mengolah perbuatan murni dengan para Buddha sebanyak butiran debu;
Dengan begitu Dia mencapai susunan tumpukan bunga teratai dari lautan dunia,
Dengan semua jenis dari cahaya permata.

Awan belas-kasih-Nya yang luas menutupi semua;
Dia telah tidak terhitung kali mengorbankan tubuh-Nya.
Disebabkan oleh kekuatan praktek-Nya di kalpa masa lampau,
Sekarang dunia ini tidak memiliki kotoran.

Itu memancarkan cahaya besar yang menghuni seluruh ruang angkasa;
Dikokohkan dengan kekuatan antariksa, itu tidak bergetar atau berguncang.
Itu terhiasi dimana-mana dengan gudang permata Buddha;
Kekuatan Pranidhana sang Buddha telah memurnikannya.

Bunga-bunga dari tambang permata yang indah bertebaran dimana-mana,
Tinggal di ruang angkasa melalui kekuatan Pranidhana masa lampau;
Diatas lautan dari berbagai hiasan, seimbang dan kuat,
Awan-awan cahaya menyebar memenuhi sepuluh penjuru.

Di dalam semua permata ada awan dari para Bodhisattva,
Mengembara ke semua penjuru, dengan cahaya yang menyala terang;
Dikelilingi dengan pijaran api, hiasan bunga-bunga yang indah,
Berputar di seluruh alam semesta, mencapai semua tempat.

Dari semua permata memancarkan cahaya yang murni,
Sepenuhnya menyinari lautan semua makhluk;
Meliputi semua ksetra di sepuluh penjuru,
Itu membebaskan mereka dari sakit dan mengarahkan ke Bodhi.

Para Buddha di dalam permata sebanding dengan jumlah semua makhluk,
Dari pori-pori rambut Mereka memancarkan bentuk-rupa :
Para Deva, para Pemimpin Dunia, dan seterusnya,
Termasuk bentuk-rupa dari semua makhluk dan para Buddha.

Sinar cahaya magis Mereka seperti banyaknya semua gejala kejadian;
Di dalam cahaya itu melantunkan nama dari semua Buddha.
Dengan berbagai upaya-kausalya mengajar dan mendidik,
Menyesuaikan dengan semua ragam pikiran dimana-mana.

Di dalam setiap butiran debu dari tumpukan bunga teratai dunia,
Terlihat alam semesta dari dharmadhatu;
Cahaya permata memperlihatkan para Buddha yang seperti kumpulan awan.
Inilah kebebasan Buddha di dalam ksetra-Nya.

Awan yang luas dari Pranidhana-Nya membentang ke seluruh dharmadhatu,
Mengubah semua makhluk di semua masa.
Setelah menyelesaikan praktek dari keadaan pengetahuan Samantabhadra,
Semua susunan hiasan disana muncul dari sini.

Kemudian pada saat itu, Samantabhadra Maha Bodhisattva kembali berkata kepada Maha Samaya : "Putra Buddha, lingkaran pengunungan dari susunan tumpukan bunga teratai dari lautan dunia ini bertumpu pada bunga teratai dari mutiara matahari. Kumpulannya terbuat dari kristal candana, puncaknya terbuat dari Mani Vajra. Lengkungannya terbuat dari batu permata indah yang wangi. Itu tersusun dari berlian yang menyala. Sungai dari semua wewangian mengalir diantaranya. Hutannya terbuat dari semua jenis permata. Itu ditutupi dengan bunga-bunga yang indah dan tumbuhan yang wangi, dan ditaburi dengan mutiara yang cemerlang. Jaring permata menghiasi seluruh sekeliling. Hiasan yang indah ini banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Lautan dunia yang besar tanpa batas;
Lingkaran permatanya murni dan banyak warna.
Semua hiasannya yang indah adalah yang langka;
Ini berasal dari kekuatan batin sang Buddha.

Lingkaran permata, lingkaran dupa yang sangat indah,
Dan juga lingkaran mutiara dan nyala lampu,
Berbagai jenis permata yang indah menghiasinya,
Dimana bertumpu lingkaran pegunungan yang murni.

Tanahnya terbuat dari permata yang padat,
Dihiasi dengan emas jambu,
Cahayanya menerangi seluruh sepuluh penjuru;
Dalam dan luar bersinar, seluruhnya murni dan terang.

Terbuat dari kumpulan besar Vajra,
Menurunkan hujan permata yang indah,
Antariksa permatanya unik dan berbeda-beda,
Memancarkan cahaya murni yang memperindah semua.

Sungai wewangian terbagi alirannya berwarna tanpa batas,
Menyebarkan bunga permata dan candana,
Dengan bunga teratai rimbun bermekaran seperti tebaran kain,
Juga, tumbuhan yang langka tumbuh berlimpah, semuanya wangi.

Pohon permata yang tidak terhitung menghiasi semua tempat,
Warna dari bunganya yang mekar bersinar cemerlang;
Beranekaragam pakaian yang indah tergantung diatasnya,
Dengan awan cahaya bersinar dimana-mana di sekeliling.

Para Maha Bodhisattva yang tidak terhitung dan tanpa batas,
Memegang kanopi, dupa yang menyala, memenuhi dharmadhatu,
Masing-masing menghasilkan semua suara yang menakjubkan,
Dimana-mana membabarkan Buddhadharma.

Pohon permata dengan cabang yang terbuat dari permata,
Setiap cabang permatanya memancarkan cahaya;
Tubuh Vairocana yang murni,
Masuk kedalamnya, menyebabkan semua melihatnya.

Didalam semua hiasan itu ada perwujudan tubuh Buddha,
Benuk-rupa-Nya yang tidak terbatas dan tidak terhitung,
Semuanya pergi ke sepuluh penjuru, mencapai semua tempat,
Para makhluk yang Mereka didik juga tidak terbatas jumlahnya.

Semua hiasan itu memancarkan suara yang indah,
Membabarkan roda Pranidhana sang Buddha,
Kekuatan berdaulat sang Buddha membuatnya menyebar,
Meliputi semua lautan ksetra yang murni.

Kemudian juga Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata : "Ksetra di dalam lingkaran pengunungan dari lautan dunia ini semuanya terbuat dari Vajra. Hiasannya yang kuat dan seimbang tidak bisa hancur. Itu bersih dan rata. Tepinya terhiasi dengan batu permata dan mengandung gudang permata. Itu terhiasi dengan susunan berjajar dari semua jenis permata dalam berbagai jenis bentuk dari semua makhluk hidup. Itu memiliki tebaran debu permata dan hamparan bunga teratai, dengan tambang permata yang wangi berada diantaranya. Hiasan yang beranekaragam memenuhi dimana-mana, seperti awan. Itu terhiasi dengan semua perhiasan dari semua Buddhaksetra dari masa lampau, sekarang, dan masa depan. Itu diselimuti dengan batu permata yang indah, yang memantulkan keadaan dari semua Buddha seperti jaring Sakra Devendra, bergantung disana. Permukaan dari lautan dunia ini memiliki hiasan seperti ini yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Permukaannya rata dan sepenuhnya murni,
Menetap dengan kokoh, tidak bisa hancur;
Itu terhiasi dengan permata di semua tempat,
Dengan berbagai jenis batu permata menyelingi.

Tanah Vajra adalah yang paling menyenangkan,
Diperindah dengan lingkaran jaring permata,
Bertaburan bunga teratai yang mekar sempurna,
Dengan pakaian yang indah menutupi semua.

Mahkota dan kalung permata dari para Bodhisattva,
Bertaburan di seluruh permukaan sebagai hiasan;
Permata wangi candana tersebar di mana-mana,
Semuanya memancarkan cahaya murni yang indah.

Api bunga permata, menghasilkan cahaya yang indah;
Cahaya api yang seperti awan menyinari semua.
Bunga-bunga dan jumlah banyak permata ini,
Bertaburan di permukaan sebagai hiasan.

Awan yang tebal muncul dan memenuhi sepuluh penjuru,
Dengan sinar cahaya yang dahsyat tanpa akhir,
Mencapai semua ksetra di sepuluh penjuru,
Membabarkan Buddhadharma yang menggembirakan.

Semua Pranidhana Buddha ada di dalam permata,
Mengungkapkan kalpa yang luas dan tanpa batas;
Apa yang dikerjakan oleh sang Paramavidya di masa lampau,
Semuanya terlihat di dalam permata ini.

Di dalam semua permata dari permukaan ini,
Datang memasuki semua Buddhaksetra,
Dan di dalam setiap butiran debu dari Buddhaksetra itu,
Juga memasuki semua ksetra.

Di dalam dunia tumpukan bunga yang terhiasi dengan permata yang indah ini,
Para Bodhisattva mengembara di seluruh sepuluh penjuru,
Membabarkan Samanta Pranidhana dari sang Maha Vira.
Inilah kekuatan pembebasan Mereka di Bodhimanda.

Permukaan yang tersusun dengan batu permata yang indah,
Memancarkan cahaya murni yang diepnuhi dengan semua hiasan,
Memenuhi dharmadhatu, sama seperti ruang angkasa;
Kekuatan Buddha secara alami tampil seperti ini.

Mereka yang menguasai Pranidhana dari Samantabhadra,
Mereka yang berpengetahuan besar memasuki alam Buddha,
Bisa mengetahui di dalam lautan ksetra,
Semua perubahan wujud guhya seperti ini.

Kemudian juga Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata kepada samaya : "Di dalam kumpulan ksetra dari lautan dunia ini ada lautan air wangi yang banyaknya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Semua permata yang indah menghiasi dasar dari lautan itu; Batu permata wangi yang sangat indah menghiasi tepi pantainya. Itu dihubungkan dengan Vajra yang bercahaya. Air wanginya bersinar dengan warna dari semua permata. Bunga dari semua jenis permata berputar diatas permukaannya. Bubuk candana menetap di dasar laut. Itu memancarkan suara ucapan Buddha. Itu memancarkan sinar yang seperti cahaya permata. Para Bodhisattva yang tidak terbatas memegang beranekaragam kanopi, menampilkan kekuatan ajaib yang menyebabkan hiasan dari semua dunia muncul di dalamnya. Tangga yang terbuat dari sepuluh jenis permata ditampilkan dalam barisan, birai yang terbuat dari sepuluh jenis permata melingkunginya. Bunga teratai putih yang terhiasi dengan permata, yang banyaknya seperti butiran debu di empat benua, tersebar luas di atas air itu dalam kemekaran yang sempurna. Ada yang tidak terbayangkan ratusan ribu kotiniyuta dari bendera yang terbuat dari sepuluh permata mulia, Bendera yang terbuat dari kain kasa yang memiliki lonceng dari pakaian dari semua permata, yang banyaknya seperti jumlah butiran pasir di sungai gangga. Istana bunga permata dengan bentuk yang tanpa batas, yang banyaknya seperti jumlah butiran pasir di sungai gangga. Ratusan ribu kotiniyuta istana bunga teratai yang terbuat dari sepuluh permata mulia. Hutan pohon permata yang banyaknya seperti jumlah butiran debu di empat benua. Jaring-jaring permata yang menyala dengan wewangian kayu candana yang banyaknya seperti jumlah butiran pasir di sungai gangga. Dan permata yang bersinar terang yang memancarkan ucapan suara Buddha. Ada yang tidak terbayangkan ratusan ribu kotiniyuta dari dinding yang terbuat dari semua permata mengelilingi semuanya, menghiasi dimana-mana."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Di susunan ksetra dari dunia ini,
Ada lautan air wangi terhiasi dengan permata;
Permata murni yang indah berbaris di dasar laut,
Bertumpu di atas Vajra, yang tidak bisa hancur.

Tumpukan permata dari tambang wewangian membentuk pantai,
Bola mutiara cahaya matahari menyebar seperti awan;
Kalung karangan bunga dari permata yang sangat indah,
Menghiasi dimana-mana, murni, tanpa noda.

Air wangi yang bersih dan mengandung semua warna,
Bunga-bunga permata berputar memancarkan cahaya.
Suara yang menyebabkan semua berguncang terdengar jauh dan dekat,
Menjelaskan Dharma yang halus melalui kekuatan Guhya Buddha.

Susunan tangga yang mengandung semua permata,
Ditatah berselang-seling dengan mutiara.
Birai yang mengelilinginya semuanya terbuat dari permata.
Dengan jaring bunga teratai dan mutiara yang menghiasi seperti awan.

Pohon batu permata berdiri dalam barisan,
Kuncup bunga bermekaran, terang berkilau.
Berbagai jenis musik selalu diperdengarkan,
Kekuatan guhya sang Buddha yang membuatnya begitu.

Bunga Teratai Putih yang terbuat dari berbagai permata yang unggul,
Menyebar dalam susunan di permukaan lautan air wangi.
Sinar api yang wangi tidak pernah berhenti:
Pancaran cahayanya yang luas memenuhi dimana-mana.

Bendera dari mutiara yang cemerlang selalu bersinar,
Tirai dari kain yang halus menghiasi,
Jaring-jaring lonceng kristal melantunkan suara Dharma,
Menyebabkan pendengar menuju pengetahuan Buddha.

Bunga teratai permata membentuk istana,
Dihiasi dengan permata yang beraneka warna,
Sedangkan awan mutiara menaungi empat sudut,
Dengan begitu menghiasi lautan air wangi.

Dinding mengelilingi segala sesuatu,
Dengan menara luar tersusun disana.
Cahaya yang tidak terhitung selalu bersinar,
Dengan beragam menghiasi lautan jernih yang murni.

Vairocana di masa lampau,
Memperindah dan memurnikan berbagai lautan ksetra,
Seperti ini yang luas, besar, dan tanpa batas.
Semuanya adalah kekuatan sang Buddha yang berdaulat.

Kemudian Samantabhadra lebih lanjut berkata kepada maha-samaya : "Setiap lautan wangi itu memiliki sungai air wangi yang banyaknya seperti butiran debu di empat benua, memutarinya kearah kanan. Semuanya memiliki tumpukan vajra yang terhiasi dengan kristal yang bercahaya murni, selalu mewujudkan awan-awan yang bercahaya permata dari para Buddha, dan juga suara ucapan dari semua makhluk hidup. Praktek sebab-musabab yang diolah oleh para Buddha, berbagai bentuk dan ciri-ciri Mereka, semuanya muncul dari putaran air di sungai. Ada jaring-jaring kristal dan lonceng yang terbuat dari banyak permata, dimana muncul susunan hiasan dari semua lautan dunia. Awan permata menyelimutinya di atas. Awan-awan itu memperlihatkan semua perwujudan para Buddha yang di pancarkan di sepuluh penjuru oleh Vairocana dari susunan tumpukan bunga teratai dari lautan dunia ini, dan juga perbuatan dari kekuatan magis dari semua Buddha; Itu juga menghasilkan suara ajaib yang memuji nama-nama dari para Bhagavan dan Bodhisattva dari masa lampau, sekarang, dan masa depan. Dari air wangi itu terus-menerus muncul awan bercahaya dengan cahaya dari semua permata, yang terus berlangsung tanpa berhenti. Jika itu diberitahukan secara penuh, setiap sungai itu memiliki hiasan yang sebanyak butiran debu di dalam lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Arus wewangian yang murni memenuhi sungai yang besar,
Vajra yang indah membentuk tepi sungainya.
Lingkaran debu permata tersebar di permukaan;
Berbagai jenis hiasan semuanya langka dan indah.

Tangga permata tersusun dalam barisan, terhiasi dengan indah,
Birai mengelilingi, seluruhnya sangat indah.
Hiasan bunga dengan tumpukan mutiara,
Dan berbagai jenis karangan bunga menutupi semuanya.

Air wangi yang murni dan berkilau seperti permata,
Selalu memuntahkan kristal di dalam arus yang deras;
Bunga-bunga bergulir dengan ombak,
Semuanya menghasilkan musik yang melantunkan Saddharma.

Lumpurnya terbuat dari bubuk candana,
Semua permata yang indah bercampur;
Aroma dari tumpukan wewangian menyebar di dalamnya,
Memancarkan sinar yang memutari wewangian dimana-mana.

Di dalam sungai itu dihasilkan permata yang menakjubkan,
Semuanya memancarkan cahaya yang berwarna cemerlang;
Cahaya itu menghasilkan pantulan yang membentuk kursi teras,
Dilengkapi dengan kanopi dan karangan bunga dari mutiara.

Di dalam Vajra muncul tubuh para Buddha,
Cahaya Mereka menyinari ksetra di sepuluh penjuru;
Mandala Mereka menghiasi dasar sungai.
Selalu dipenuhi dengan air yang wangi dan jernih.

Jaring-jaring kristal, lonceng-lonceng emas,
Menutupi sungai, menyiarkan suara Buddha,
Mengkhotbahkan semua jalan menuju Bodhi,
Dan praktek tertinggi dari Samantabhadra.

Kristal dari tepi sungai permata itu sangat murni,
Juga selalu menghasilkan suara dari Mula Pranidhana Buddha,
Yang menceritakan dan memperlihatkan,
Perbuatan masa lampau dari semua Buddha.

Dari putaran arus dari sungai-sungai itu,
Para Bodhisattva terus-menerus muncul seperti awan.
Semuanya mengembara di ksetra yang besar dan luas,
Hingga seluruh dharmadhatu penuh.

Mutiara yang murni menyebar seperti awan,
Menutupi seluruh sungai wangi itu;
Mutiara yang banyak itu muncul dari alis Buddha,
Dengan jelas memperlihatkan wujud dari semua Tathagata.

Kemudian Samantabhadra lebih lanjut berkata kepada maha-samaya : "Ksetra diantara sungai-sungai air yang wangi itu semuanya terhiasi dengan berbagai jenis permata yang indah. Di setiap wilayah ksetra itu ada bunga teratai putih yang terhiasi dengan permata, yang banyaknya seperti butiran debu di empat benua, mengelilingi dan memenuhi semua tempat. Masing-masing memiliki hutan pohon permata yang banyaknya seperti butiran debu di dalam empat benua, berdiri dalam barisan yang rapi, dengan setiap pohon itu terus-menerus menghasilkan awan dari semua hiasan, vajra bersinar di dalamnya. Wewangian dari semua jenis bunga memenuhi dimana-mana. Pohon-pohon itu juga menghasilkan suara yang halus, membabarkan Maha Pranidhana yang dipraktekkan oleh semua Buddha di masa lampau, sekarang, dan masa depan. Juga, menyebarkan berbagai macam vajra di seluruh permukaan : vajra dengan cahaya bunga teratai, vajra dengan awan cahaya api yang wangi, vajra yang terhiasi dengan beranekaragam, vajra yang memantulkan warna dari banyak hiasan yang tidak terbayangkan, vajra yang seperti tumpukan pakaian bercahaya matahari, vajra yang dilapisi awan jaring cahaya di seluruh sepuluh penjuru, vajra yang mencerminkan perubahan wujud dari semua Buddha, vajra yang mencerminkan lautan akibat dari karma dari semua makhluk hidup. Ada banyak yang seperti ini yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam lautan dunia. Ksetra diantara sungai-sungai air yang wangi itu semuanya memiliki hiasan seperti ini."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Ksetra itu rata dan sepenuhnya murni,
Dihiasi dengan emas dan permata.
Barisan pohon menaungi wilayah itu,
Dengan batang yang tinggi bergantung cabang bunga seperti awan.

Ranting dan tangkai terhiasi dengan permata,
Cahaya dari bunganya membuat lingkaran cahaya yang menerangi semua.
Buahnya yang dari kristal tergantung seperti awan,
Membuat semua yang di sepuluh penjuru menjadi terlihat.

Vajra tersebar di atas permukaan,
Menghiasi bersama dengan serbuk sari permata dari bunga.
Juga, ada istana dari kristal,
Yang memperlihatkan pantulan gambar semua makhluk.

Vajra yang memantulkan gambar para Buddha,
Tersebar di atas seluruh permukaan.
Kilauannya meliputi sepuluh penjuru,
Memperlihatkan para Buddha di dalam setiap butiran debu.

Susunan dari permata yang sangat indah tersebar dengan baik,
Diselang-selingi dengan jaring-jaring lampu mutiara.
Dimana-mana ada bola kristal,
Masing-masing memperlihatkan kekuatan Buddha.

Susunan dari permata itu memancarkan cahaya,
Dimana di dalamnya muncul perubahan wujud Buddha,
Masing-masing mengembara ke semua tempat,
Dan mengajar dengan Dasabala.

Dengan bunga teratai permata,
Memenuhi semua perairan,
Kemekarannya seluruhnya beranekaragam,
Masing-masing menyinari cahaya yang tanpa batas.

Seluruh hiasan dari semua kalpa,
Muncul di dalam buah kristal;
Sifat alami intisarinya tidak dilahirkan, tidak bisa digenggam.
Ini adalah kekuatan tanpa batas dari Buddha.

Semua hiasan diatas permukaan ini,
Mewujudkan tubuh yang luas dari Buddha.
Itu tidak datang maupun pergi,
Namun menyebabkan semua melihat kekuatan Pranidhana Buddha masa lalu.

Di dalam setiap butiran debu dari permukaan ini,
Semua putra Buddha mengolah sang Jalan,
Semuanya melihat ksetra yang diramalkan untuk masa depan mereka,
Semuanya murni sesuai dengan keinginan mereka.

Kemudian Samantabhadra lebih lanjut berkata kepada maha-samaya : "Hiasan dari lautan Buddhaksetra adalah yang tidak terbayangkan. Mengapa? Setiap objek dari lautan dunia dari susunan tumpukan bunga teratai ini dihiasi dengan kualitas murni yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia.

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Semua tempat di dalam lautan ksetra ini,
Terhiasi dengan sangat banyak permata,
Sinarnya naik kedalam ruang angkasa, menyebar seperti awan,
Cahayanya menembus, selalu menyelimuti semua.

Permata mengeluarkan awan dengan tanpa henti,
Dimana muncul gambar dari semua Buddha;
Kekuatan guhya dan vikurvana Mereka tidak pernah berhenti,
Dan semua Bodhisattva datang berkumpul.

Semua permata itu memperdengarkan suara Buddha,
Suaranya sangat indah, tidak terbayangkan;
Apa yang dilakukan Vairocana di masa lampau,
Selalu terdengar dan terlihat di dalam permata ini.

Para Samantaprabha dengan cahaya yang murni,
Semuanya memperlihatkan wujud Mereka tercermin di dalam hiasan itu;
Merubah bentuk, menyebarkan tubuh, dikelilingi oleh perkumpulan majelis,
Mereka mencapai seluruh lautan ksetra.

Perbuatan kekuatan batin Buddha yang bebas,
Seluruhnya meliputi ksetra di sepuluh penjuru;
Dengan begitu, lautan dunia terhiasi dengan murni:
Semua ini terlihat di dalam permata itu.

Perwujudan guhya di sepuluh penjuru,
Semuanya seperti gambar di dalam cermin;
Mereka hanya berasal dari kehendak kekuatan batin,
Yang dilatih oleh sang Buddha di masa lampau.

Jika ada yang bisa mempraktekkan perbuatan Samantabhadra,
Dan memasuki lautan pengetahuan tertinggi Bodhisattva,
Mereka bisa, di dalam satu butiran debu,
Mewujudkan tubuh Mereka dimana-mana dan memurnikan banyak ksetra.

Selama miliaran kalpa yang tidak terbayangkan,
Telah berhubungan dengan semua Buddha,
Semua yang Mereka praktekkan,
Bisa diperlihatkan dalam sekejap.

Buddhaksetra sama seperti ruang angkasa,
Tiada bandingan, tidak dilahirkan, tiada tanda apapun.
Demi menolong makhluk hidup, Mereka memperindah dan memurnikan ksetra,
Tinggal berdiam disana melalui kekuatan Mula Pranidhana Mereka.

Kemudian Samantabhadra lebih lanjut berkata kepada maha-samaya : "Dunia-dunia apa yang ada disini ? Saya akan memberitahukan kepada anda. Di dalam lautan air wangi ini, yang banyaknya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan, ada bertumpu sistem dunia (Lokadhatu) yang sebanding jumlahnya. Masing-masing Lokadhatu juga mengandung dunia-dunia  yang sebanding jumlahnya. Lokadhatu di dalam lautan dunia itu memiliki berbagai jenis tumpuan, berbagai jenis bentuk-rupa, berbagai jenis zat intisari, berbagai jenis lokasi, berbagai jenis jalan masuk, berbagai jenis hiasan, berbagai jenis perbatasan, berbagai jenis barisan, berbagai jenis kesamaan, dan berbagai jenis kekuatan pemeliharaan. "

"Beberapa dari dunia ini bertumpu pada lautan bunga teratai yang berukuran sangat besar, beberapa bertumpu pada lautan bunga permata dengan bentuk yang tanpa batas, beberapa bertumpu pada hiasan permata dari gudang semua mutiara, beberapa bertumpu pada lautan wewangian, Beberapa bertumpu pada lautan dari semua bunga, beberapa bertumpu pada lautan jaring permata mani, beberapa bertumpu pada lautan dari cahaya yang berputar, beberapa bertumpu pada lautan dari mahkota permata para Bodhisattva, beberapa bertumpu pada lautan dari tubuh semua makhluk hidup yang beranekaragam, beberapa bertumpu pada Vajra yang memancarkan suara ucapan semua Buddha. Ada banyak yang seperti ini, jika di jelaskan secara luas, banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

"Beberapa Lokadhatu ini berbentuk seperti gunung yang tinggi, beberapa seperti sungai, beberapa seperti lingkaran, beberapa seperti pusaran air, beberapa seperti lingkaran roda, beberapa seperti altar-mandala, beberapa seperti hutan, beberapa seperti istana, beberapa seperti bendera gunung, beberapa seperti semua bentuk garis, beberapa seperti rahim, beberapa seperti bunga teratai mekar, beberapa seperti keranjang, beberapa seperti tubuh para makhluk hidup, beberapa seperti awan, beberapa seperti ciri-ciri yang berbeda-beda dari para Buddha, beberapa seperti bola cahaya, beberapa seperti jaring-jaring dari berbagai jenis mutiara, beberapa seperti semua jenis pintu, beberapa seperti berbagai macam hiasan. Bentuk-bentuk itu, jika di jelaskan secara luas, banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

"Untuk zat dari Lokadhatu ini, beberapa terbuat dari awan permata dari semua penjuru, beberapa terbuat dari api yang berwarna-warni, beberapa terbuat dari sinar cahaya, beberapa terbuat dari api wewangian permata, beberapa terbuat dari bunga kapas yang terhiasi dengan semua permata, beberapa terbuat dari gambar-rupa para Bodhisattva, beberapa terbuat dari lingkaran cahaya Buddha, beberapa terbuat dari bentuk tubuh para Buddha, beberapa terbuat dari cahaya satu unsur permata, beberapa terbuat dari cahaya banyak unsur permata, beberapa terbuat dari suara dari lautan kualitas kebajikan dari semua makhluk hidup, beberapa terbuat dari suara dari lautan karma dari semua makhluk hidup, beberapa terbuat dari suara yang murni dari alam semua Buddha, beberapa terbuat dari suara dari lautan Maha Pranidhana dari semua Bodhisattva, beberapa terbuat dari suara dari pembentukan dan peluruhan hiasan dari semua ksetra, beberapa terbuat dari suara upaya-kausalya dari semua Buddha, beberapa terbuat dari suara ucapan dari para Buddha yang tanpa batas, beberapa terbuat dari suara kebaikan dari semua makhluk hidup, beberapa terbuat dari suara Vikurvana dari semua Buddha, beberapa terbuat dari suara yang murni dari lautan kebajikan dari semua Buddha. Ada banyak yang seperti ini, jika di jelaskan secara luas, banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, agar mengemukakan kembali makna yang telah Dia katakan, menerima kekuatan sang Buddha, mengamati seluruh sepuluh penjuru, dan mengucapkan syair-gatha ini :

Hiasan yang seimbang menakjubkan dari lokadhatu,
Yang luas, cahaya permata yang murni,
Bertumpu pada lautan permata bunga teratai,
Atau pada lautan wewangian, dan seterusnya.

Berbentuk seperti pegunungan, kota, pohon, mandala,
Lokadhatu membentang di seluruh penjuru.
Beranekaragam hiasan dan bentuknya yang berbeda,
Masing-masing tampil dalam susunan.

Cahaya yang murni sebagai zat pada beberapa;
Beberapa dari tumpukan bunga, dan beberapa dari awan permata;
Beberapa lokadhatu terbuat dari cahaya api,
Bertumpu pada tambang permata yang tidak bisa hancur.

Awan lampu, awan api berwarna-warni, dan banyak,
Beranekaragam, bentuk-rupa yang tanpa batas, semuanya murni;
Beberapa tersusun dari suara dari,
Buddhadharma yang tidak terbayangkan.

Beberapa dari suara yang dihasilkan oleh kekuatan Pranidhana,
Beberapa dari suara dari Vikurvana,
Beberapa dari kebajikan para makhluk,
Atau suara dari kualitas Buddha.

Setiap aspek yang berbeda dari lokadhatu,
Adalah yang tidak terbayangkan, tanpa akhir.
Sepuluh penjuru di penuhi dengannya,
Hiasannya yang luas diwujudkan oleh kekuatan batin.

Semua ksetra yang besar di sepuluh penjuru,
Masuk kedalam lokadhatu ini;
Meski melihat semua yang di sepuluh penjuru masuk,
Sungguh tiada yang datang maupun pergi.

Satu lokadhatu memasuki semua,
Dan semua sepenuhnya memasuki satu;
Zat dan ciri-cirinya tetap seperti sebelumnya, tidak berbeda:
Tiada bandingan, tidak terukur, semuanya meliputi dimana-mana.

Di dalam butiran debu dari semua ksetra,
Terlihat para Buddha ada disana;
Suara dari lautan Pranidhana Mereka seperti guntur,
Menundukkan semua makhluk hidup.

Tubuh Buddha meliputi semua ksetra,
Yang juga dipenuhi oleh para Bodhisattva yang tidak terhitung;
Kebebasan Buddha tiada bandingannya,
Mengubah semua makhluk yang sadar.

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva berkata : "Lautan air wangi ini, yang banyaknya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan, ada di dalam susunan tumpukan bunga teratai dari lautan dunia, menyebar seperti jaring dari Sakra Devendra. Lautan air wangi itu di tengah pusatnya bernama Cahaya Tanpa Batas dari Bunga Yang Indah. Dasarnya terbuat dari bendera Vajra mencerminkan bentuk-rupa dari semua Bodhisattva. Itu menghasilkan Bunga Teratai yang sangat besar, bernama Hiasan Vajra dari Semua Wewangian. Ada Lokadhatu yang bertumpu disitu, bernama Cahaya Terang Yang Menyinari Sepuluh Penjuru. Tersusun dari semua hiasan, itu mengandung dunia-dunia yang banyaknya seperti butiran debu yang ada di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan, tersusun berjajar disana. Di penjuru terbawah, ada dunia yang bernama Cahaya Tertinggi Yang Menyinari Semua, terhiasi dengan semua jenis Vajra, dibatasi dengan lingkaran cahaya, bertumpu pada bunga dari banyak permata, berbentuk seperti permata Mani, diselimuti dengan awan dari susunan bunga dari semua permata, dikelilingi oleh dunia-dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, dengan berbagai macam bangunan dan berbagai jenis hiasan. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Visuddhanetramaladipa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Yang Indah Dari Bunga Teratai Yang Wanginya Beranekaragam, dibatasi dengan semua jenis hiasan, bertumpu pada jaring-jaring dari bunga teratai permata, berbentuk seperti Simhasana, diselimuti dengan jaring-jaring mutiara yang berwarna semua permata, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam dua Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramasimhaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Yang Menyinari Semua Dari Hiasan Semua Permata, dibatasi dengan antariksa dari wewangian, bertumpu pada karangan bunga dari berbagai jenis permata, berbentuk segi delapan, diselimuti dengan awan lingkaran matahari dari permata mani dengan cahaya yang indah, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam tiga Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalaprabhottamajnanadhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Bunga Dari Berbagai Cahaya, dibatasi dengan semua jenis permata yang paling indah, bertumpu pada lautan bendera yang murni dari vajra yang berwarna-warni, berbentuk seperti bunga teratai mani, diselimuti dengan awan dari cahaya vajra, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam empat Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vajraprabhanantaviryakausalavikurvanakara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Pancaran Cahaya Dari Bunga Yang Indah, dibatasi dengan jaring yang terhiasi dengan lonceng dari semua permata, bertumpu pada lautan jaring bidang permata yang terhiasi dengan hutan dari semua pohon, berbentuk banyak ukuran, dengan banyak segi dan sisi, diselimuti oleh awan vajra dengan gema yang murni, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam lima Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Gandhaprabhanandabalodadhi."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni Yang Halus, dibatasi dengan bendera-bendera yang terhiasi dengan Vajra, bertumpu pada lautan istana Vajra, berbentuk persegi, diselimuti oleh awan tirai dari jambul bola mani, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam enam Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantaprabhadhipadhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Dari Cahaya Bunga Yang Sangat Banyak, dibatasi dengan hiasan dari semua jenis bunga, bertumpu pada lautan sinar yang berwarna semua permata, berbentuk seperti istana, diselimuti oleh awan jubah yang berwarna semua permata dan pagar mutiara, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam tujuh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Gunayasamuktiprabhanandasagara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Keadaan Dari Kekuatan Yang Menakjubkan, dibatasi dengan hiasan vajra yang menghasilkan semua suara, bertumpu pada lautan bidang Padmasana (tahta bunga teratai) yang berwarna berbagai jenis permata, berbentuk seperti jaring Indra, diselimuti oleh awan jaring bunga yang berwarna tanpa batas, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam delapan Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Jnanasagarayasadhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Suara Yang Menakjubkan, dibatasi dengan susunan bulatan permata Cintamani, bertumpu pada lautan vajra dalam susunan seperti awan yang terus-menerus menghasilkan semua suara yang menakjubkan, berbentuk seperti tubuh Raja Dewa Brahma, diselimuti oleh awan Simhasana (tahta singa) yang terhiasi dengan permata yang tidak terhitung, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sembilan Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalanuttaracandraprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Vajra, dibatasi dengan untaian bunga permata dari gudang mutiara dari hiasan yang tanpa batas, bertumpu pada lautan mani dari Simhasana permata dengan semua hiasan, berbentuk bulat, diselimuti dengan gunung awan dari bunga-bunga permata dari semua wewangian, yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Maha Parvata (pegunungan besar), dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmasagaraparamesvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Terus Menghasilkan Cahaya Vaidurya, dibatasi dengan susunan hiasan Vajra yang tidak bisa dihancurkan, bertumpu pada lautan bunga-bunga yang beranekaragam, berbentuk seperti setengah bulan, diselimuti oleh awan tirai dari permata surga, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sebelas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Amitaguna."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bersinar Terang, dibatasi dengan susunan hiasan cahaya berkilau, bertumpu pada lautan wewangian dari bunga-bunga yang berputar, berbentuk seperti untaian lingkaran bunga, diselimuti oleh awan dari beranekaragam pakaian, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam dua belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Devatikranta."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Ketahanan, dibatasi dengan hiasan Vajra, ditopang oleh antariksa yang berwarna-warni, bertumpu pada jaring-jaring bunga teratai, berbentuk seperti ruang angkasa, diselimuti oleh ruang angkasa yang terhiasi dengan istana-istana surga yang bulat, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam tiga belas Buddhaksetra. Di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddhanya adalah sang Vairocana yang disini.

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni Yang Hening-Tenang, dibatasi dengan hiasan dari semua permata, bertumpu pada lautan dari berbagai jenis pakaian permata, berbentuk seperti Vajradhara, diselimuti oleh awan Vajra yang berwarna tanpa batas, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam empat belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatuvibhuparamasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lampu Dari Banyak Sinar Cahaya Yang Indah, dibatasi dengan tirai dari semua perhiasan, bertumpu pada lautan jaring-jaring bunga yang murni, berbentuk seperti Svastika, diselimuti oleh awan dari lautan pohon-pohon permata mani dan air wangi, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam lima belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantadyutikaranuttarabaladhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni Yang Menyinari Semua Tempat, dibatasi dengan vajra dari awan permata yang tidak habis-habisnya, bertumpu pada lautan bunga teratai dengan beranekaragam sinar api yang wangi, berbentuk seperti tempurung kura-kura, diselimuti oleh awan candana dari bola mani yang bersinar, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam enam belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalasuryadharmanetra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tambang Hiasan Permata, dibatasi dengan vajra yang berbentuk semua makhluk hidup, bertumpu pada lautan vajra dari tambang cahaya, berbentuk segi delapan, diselimuti oleh jaring-jaring pohon bunga yang terhiasi dengan permata dari seluruh sekeliling pegunungan, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam tujuh belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dasadiksavirajanivaritajnanaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tanpa Debu, dibatasi dengan perhiasan dari semua jenis bentuk yang sangat indah, bertumpu pada lautan Simhasana dari banyak bunga yang sangat indah, berbentuk seperti kalung mutiara, diselimuti oleh awan cahaya vajra dengan semua wewangian permata, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam delapan belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anantopayaparamadhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni Yang Menerangi Dimana-mana, dibatasi dengan Vajra yang menghasilkan awan permata yang tidak habis-habisnya, bertumpu pada lautan pegunungan dari api wangi yang berwarna tanpa batas, berbentuk seperti untaian kalung bunga permata, diselimuti oleh awan vajra cahaya yang berwarna tanpa batas, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sembilan belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvakasadharmadhatunirbhasa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Api Permata Yang Indah, dibatasi dengan permata yang seperti matahari dan bulan yang menyinari dimana-mana, bertumpu pada lautan vajra yang berbentuk semua Deva, berbentuk seperti susunan permata, diselimuti oleh awan bendera dari semua jubah permata dan jaring-jaring dari tumpukan lampu permata mani, dikelilingi oleh banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Gunalaksanaprabhasa."

Di Lokadhatu Cahaya Terang Yang Menyinari Sepuluh Penjuru ini, memiliki banyak dunia luas yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan, masing-masing dengan tempat tumpuannya, bentuk-rupanya, zat intisarinya, lokasinya, pintu masuknya, hiasannya, perbatasannya, susunannya, kesamaannya, dan kekuatan pemeliharaannya, semuanya berputar mengelilinginya; Yaitu, ada banyak dunia berbentuk spiral yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk sungai yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk pusaran air yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk lingkaran roda yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk mandala yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk hutan yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk menara yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk bendera yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk rahim yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk pola garis yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk bunga teratai mekar yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk keranjang yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk tubuh para makhluk hidup yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk Buddha yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk lingkaran cahaya yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk awan yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk jaring yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; ada banyak dunia berbentuk pintu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra; Ada banyak dunia seperti ini yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan; Masing-masing dunia ini memiliki banyak dunia luas yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra yang mengelilinginya, setiap itu juga memiliki banyak dunia, sama seperti yang telah dijelaskan. Semua dunia ini ada di dalam Cahaya Tanpa Batas Dari Lautan Air Wangi Bunga Teratai Yang Indah, atau di dalam Sungai Air Wangi mengelilinginya."

Kemudian Samantabhadra lebih lanjut berkata kepada maha-samaya : "Di sebelah timur dari Cahaya Tanpa Batas Dari Lautan Air Wangi Bunga Teratai Yang Indah ini, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Gudang Sinar Yang Tanpa Noda. Itu menghasilkan Bunga Teratai Yang Sangat Besar yang bernama Hiasan Vajra Yang Indah Dengan Semua Wewangian. Ada Lokadhatu yang bertumpu padanya, bernama Pusaran Ksetra Yang Bersinar Dimana-mana. Zatnya adalah Auman Suara dari Perbuatan Para Bodhisattva. Di bawahnya, ada dunia yang bernama Bendera Hiasan Istana, berbentuk persegi, bertumpu diatas lautan hiasan dari semua batu permata, diselimuti oleh awan jaring cahaya bunga teratai, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam satu Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantabhruprabhasana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Bunga Kebajikan, berbentuk bulat, bertumpu diatas lautan putik bunga yang terbuat dari semua jenis mutiara, di selimuti oleh awan Simhasana dengan bendera mutiara, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvanantadharmasagaraprajna."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lingkaran Wangi Ajaib, berbentuk seperti vajra, bertumpu diatas lautan jaring lonceng yang terhiasi dengan semua jenis permata, di selimuti oleh awan lingkaran cahaya dari semua jenis perhiasan, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam tiga Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantojjvalagunalaksanaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Yang Berwarna Indah, berbentuk seperti bola vajra, bertumpu diatas lautan wangi dari permata yang berwarna tanpa batas, di selimuti oleh awan istana mutiara yang bersinar, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam empat Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vibhuprabhasusamghakara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Penutup Yang Baik, berbentuk seperti bunga teratai mekar, bertumpu diatas lautan wangi dari vajra, di selimuti oleh awan wangi dari cahaya yang tanpa noda, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lima Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmanandaksayaprajna."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lingkaran Cahaya Bunga Yang Murni, berbentuk segitiga, bertumpu diatas susunan dari semua permata yang tidak bisa hancur, di selimuti oleh sinar cahaya dari mahkota permata dari para Bodhisattva, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam enam Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantavimalaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Bunga Teratai Permata, berbentuk seperti bulan sabit, bertumpu diatas lautan dari susunan dari semua jenis bunga teratai, di selimuti oleh awan bunga dari semua permata, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam tujuh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Gunapuspavimalanetra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Api Yang Tanpa Noda, berbentuk seperti barisan lampu permata, bertumpu diatas lautan dari tumpukan api yang seperti permata, di selimuti oleh awan dari berbagai macam tubuh yang terus-menerus menurunkan hujan wewangian, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam delapan Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Prajnanuttarabala."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Murni Yang Agung, berbentuk swastika, bertumpu diatas lautan dari pakaian permata, di selimuti oleh awan dari tirai yang terhiasi dengan semua bunga, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sembilan Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Akasavimalacandravisalanetra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Yang Sebanyak Butiran Debu, berbentuk seperti jaring Indra, bertumpu diatas lautan air dari semua permata, di selimuti oleh awan dari kanopi permata dari semua suara musik, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Suvarnasailadipa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Dari Warna Permata, berbentuk seperti Swastika, bertumpu diatas lautan permata yang menyerupai Dewa Indra, di selimuti oleh awan dari bunga-bunga yang bersinar seperti matahari, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sebelas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhaturasmijnanapradipa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Emas, berbentuk seperti Istana Yang Sangat Besar, bertumpu diatas lautan dari perhiasan yang terbuat dari semua permata, di selimuti oleh awan bunga permata dari Bodhimanda, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Visvaratnadipaprabhadhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bidang Cahaya Yang Menyinari Dimana-mana, berbentuk seperti kalung untaian bunga, bertumpu diatas lautan pusaran dari pakaian permata, di selimuti oleh awan dari istana yang terbuat dari vajra yang memancarkan bunyi suara Buddha, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam tiga belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Visvapadmaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tambang Perhiasan Permata, berbentuk seperti empat benua, bertumpu diatas gunung kalung permata, di selimuti oleh awan permata yang bersinar, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam empat belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Aksayagunapuspa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Muncul Dimana-mana Seperti Pantulan Cermin, berbentuk seperti tubuh asura, bertumpu diatas lautan bunga teratai vajra, di selimuti oleh awan dari sinar cahaya dari mahkota permata, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lima belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Bhaisajyasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bulan Candana, berbentuk segi delapan, bertumpu diatas lautan candana permata yang tidak bisa hancur, di selimuti oleh awan dari bunga mutiara, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam enam belas Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramarthanuttarajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni, berbentuk seperti pusaran air wangi, bertumpu diatas lautan cahaya permata yang berwarna tanpa batas, di selimuti oleh awan cahaya wangi yang sangat indah, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam tujuh belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvakasaprabhasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Bunga Yang Indah, berbentuk spiral, bertumpu diatas lautan dari semua bunga, di selimuti oleh awan permata mani dari semua suara musik, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam delapan belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Visvaparamaprabhakara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Suara Tertinggi, berbentuk seperti Simhasana, bertumpu diatas lautan Simhasana emas, di selimuti oleh awan dari tumpukan bunga teratai semua warna, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sembilan belas Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantanantagunayasasprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lampu Tertinggi, berbentuk seperti telapak tangan Buddha, bertumpu diatas lautan bendera wewangian dari pakaian permata, di selimuti oleh awan istana yang terbuat dari permata yang bersinar seperti matahari, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Akasadipankara."

"Di sebelah selatan dari Lautan Air Wangi Dari Gudang Sinar Yang Tanpa Noda ini, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Cahaya Yang Tidak Habis-Habisnya, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan Bendera Buddha, tersusun dari suara lautan kebajikan dari semua Buddha. Di bawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Bunga Yang Indah, berbentuk seperti roda permata, bertumpu diatas lautan vajra dari tambang pohon vajra, diselimuti oleh awan dari tambang permata yang memancarkan wujud para Bodhisattva, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Padmaprabhanandamukha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Agung; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sudagraratnadipa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Dari Susunan Permata Yang Sangat Banyak; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatusvaradhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Harta Vajra Yang Wangi; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Prabhasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Yang Murni; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramavirya."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Bunga Teratai Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmapurameghanirghosa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kedamaian Bahagia; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Prajnayasasdipa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Jaring Yang Tanpa Noda; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anuttaraprabhagunasagara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Hutan Bunga Yang Menyinari Semua Tempat; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahajnanapadmaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Yang Tidak Terhitung; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantanetradharmadhatudhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Permata Cahaya Berkilau; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramajnanamahasarthanaya."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Raja Bunga; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Candraprabhadhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Harta Yang Murni; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvajnakasadipa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Kalung Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramitanayagunasagararupaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Mandala Agung Yang Menyelimuti Semua; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvasangacittavasikaranandakara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Bunga Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahavistaragunayasas."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Yang Tidak Terbatas; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samajnanaprabhadharmasagara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Dari Susunan Cahaya Tanpa Batas, berbentuk seperti bunga teratai mekar, bertumpu diatas lautan jaring-jaring semua permata, di selimuti oleh jaring-jaring permata mani bercahaya bunga teratai, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatuvimalaprabha."

"Menghadap ke kanan dari Dunia Lautan Air Wangi Cahaya Yang Tidak Habis-Habisnya ini, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Api Vajra, dengan Lokadhatu yang bernama Gudang Susunan Lingkaran Cahaya Buddha, tersusun dari suara yang memuji nama-nama dari semua Buddha. Di bawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Api Bunga Teratai Permata, berbentuk seperti rambut melingkar, berwarna permata mani, bertumpu diatas lautan pusaran yang berwarna semua permata, diselimuti oleh awan istana dari semua hiasan, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalaratnaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Cahaya Api; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Apratihatavasaprajnaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Roda Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvaratnaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Bunga Pohon Candana; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalajnanaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Buddhaksetra Yang Sangat Indah; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahapramuditasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Cahaya Yang Halus; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatavasajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bentuk-rupa Yang Tanpa Batas; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Apratihatajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Awan Api; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Avaivartikadharma."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Mandala Murni Dari Hiasan Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalapuspaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Pembebasan Yang Besar; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Apratihatajnanasuryanetra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tahta Vajra Yang Terhiasi Dengan Indah; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahadharmadhatujnanaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Dimana-mana Terhiasi Dengan Pengetahuan Kebijaksanaan; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Jnanolkaprabharaja."


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sun May 19, 2019 9:50 pm, total 41 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Mani Padme Hum

Post by skipper Sun Apr 15, 2018 4:30 pm

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Yang Menakjubkan Dan Mendalam Dari Kolam Bunga Teratai; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvajnaparirajati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Sinar Cahaya Yang Beraneka Warna; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Diptapuspamegharaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Permata Yang Sangat Indah; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Gunaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Bunga Mani; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantameghasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lautan Yang Sangat Dalam; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadasadiksattvanayaka."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Gunung Yang Tinggi; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantadharmadhatujnanasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Teratai Emas; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantagunakosaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tambang Perhiasan Permata, berbentuk seperti swastika, bertumpu diatas lautan pohon-pohon dari semua wewangian yang terhiasi dengan permata mani, di selimuti oleh awan cahaya murni, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahavikurvanaprabhajala."

"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Cahaya Api Vajra ini, ada lautan air wangi yang bernama Susunan Hiasan Vaidurya, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Yang Menyinari Sepuluh Penjuru, bertumpu diatas awan wewangian bunga teratai dari semua hiasan yang indah, tersusun dari suara para Buddha yang tidak terbatas jumlahNya. Di bawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Roda Yang Mengandung Warna Yang Tidak Terbatas Dari Semua Penjuru, berbentuk spiral dengan jumlah putaran yang tidak terbatas, bertumpu diatas lautan gudang permata yang berwarna tanpa batas, diselimuti oleh jaring Indra, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantaparirajapadmanetra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tambang Dari Hiasan Murni Yang Sangat Indah; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahanuttaraprajnasimha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Tahta Bunga Teratai; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatuprakasaprabharaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Bendera Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahasamantagunakirti."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Hiasan Vajra; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Padmasuryapradipa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bulan Bunga Indra; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmavasajnanaketu."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Bola Dunia Yang Indah; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahanandavimalasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tambang Suara Yang Menakjubkan; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahabalasusarthavaha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bulan Yang Murni; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahajnanaprabhabala."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tanda-Tanda Hiasan Yang Tanpa Batas; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Pranidhanopayavimalacandraprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Bunga Yang Indah; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahadharmasagarapranidhanasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Semua Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramadivyasusvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Permukaan Yang Tidak Bisa Hancur; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Gunaratnaprabharupa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Perubahan Wujud Yang Sekejap Dari Cahaya Semesta; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahaviryasantamati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Perbuatan Menghias Dan Melindungi; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Darshaniya."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Bunga Permata Candana; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantasugambhiravikaraprajnaprabhasa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lautan Dari Keanekaragaman Warna Dan Bentuk; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Acintyaparamartharasmiprabharaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Cahaya Besar Diseluruh Penjuru; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramagunanuttaradyutiprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Awan Gunung; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramavimalaprabhanetra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bunga Teratai Yang Bersinar, berbentuk bulat, bertumpu diatas lautan permata mani yang berwarna tanpa batas dan banyak wewangian yang menakjubkan, di selimuti oleh awan hiasan dari semua kendaraan, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimoksanalasaditya."

"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Susunan Hiasan Vaidurya ini, ada lautan air wangi yang bernama Dasar Yang Terhiasi Dengan Bola Vajra, dengan Lokadhatu yang bernama Jaring Indra Yang Bertatahkan Permata Yang Menakjubkan, tersusun dari suara yang dihasilkan oleh pengetahuan dari kebajikan semesta. Di bawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Jaring Bunga Teratai, berbentuk seperti gunung Sumeru, bertumpu diatas lautan bendera pegunungan bunga-bunga yang indah, diselimuti oleh awan jaring Indra dari vajra dari alam Buddha, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantadharmakayajnanaprajna."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Matahari Tanpa Akhir; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahaparamajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Matahari Tanpa Akhir; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahaparamajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Halus Yang Bersinar Di Semua Penjuru; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahagunameghanantabala."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Pohon Bunga; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anantajnanadharmadhatu."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kanopi Mutiara; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramitasimhasana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Tanpa Batas; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvajnajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Puncak Berhutan Yang Terlihat Dimana-mana; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvasattvasammukhavasthita."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Yang Tiada Tanding Dari Jaring Indra; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalasuryasuvarnaprabhajvalamegha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bertatahkan Permata; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramaprajna."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Permukaan Cahaya Yang Tanpa Noda; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvabalavimalacandra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Terus-menerus Memancarkan Suara Yang Memuji Kebajikan Buddha; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantajnanakasacitta."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tumpukan Api Yang Tinggi; Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadiksadyutisamdarsanameghadhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Caitya Yang Terhiasi Cahaya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anantajnanaparirajati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Perhiasan Dari Semua Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Urusattvavimucyateguhyakadipati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Istana Indah Yang Terhiasi Cahaya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmapratisthitamahamati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Keheningan Yang Murni; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Amoghasandarsana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Bunga Permata Mani; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Cittanandabhadrasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Awan Semesta, berbentuk seperti istana, bertumpu diatas lautan air wangi dari berbagai jenis istana, di selimuti oleh awan lampu dari semua permata, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramajnanaguhyakadipati."

"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Dasar Yang Terhiasi Dengan Bola Vajra ini, ada lautan air wangi yang bernama Jaring Indra Dari Bunga Teratai, dengan Lokadhatu yang bernama Dimana-mana Memperlihatkan Pantulan Dari Sepuluh Penjuru, bertumpu diatas bunga teratai yang terhiasi dengan permata, dengan semua jenis wewangian, tersusun dari suara cahaya pengetahuan semua Buddha. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Cahaya Permata Dari Lautan Makhluk Hidup, berbentuk seperti gudang mutiara, bertumpu diatas lautan karangan bunga dari semua permata, diselimuti oleh awan permata mani dengan kilauan air, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Acintyagunavisvabhanucandra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lingkaran Bunga Dengan Wewangian Yang Menakjubkan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anantabaladhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bola Dunia Dengan Cahaya Yang Halus; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatuprabhasvarabodhiprajna."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Auman Bendera Permata Mani; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Nityalambhasubhujapadmaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bola Dunia Yang Sangat Stabil; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Avaivartikagunasagaraprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Sinar Cahaya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvajnasarvajita."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Simhasana Yang Menyinari Dimana-mana; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Acintyaprabhanantabalinbodhiprajna."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Api Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmavimalajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lampu Yang Tidak Terukur; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Duhkhalaksana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Mendengar Suara Buddha; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramasubhasvabhavaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Perubahan Bentuk Yang Murni; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Suvarnapadmaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Memasuki Semua Penjuru; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama  Dharmadhatavalokaticittavikasin."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kobaran Api; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Prabhajvalavrksakinnararaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Wangi Yang Menyinari Semua; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Kusalopadesagandhadipa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Rangkaian Bunga Yang Tidak Terhitung; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantabuddhagunabhuta"

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kemurnian Semesta Dari Semua Kehalusan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmasamatarddhiraja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lautan Cahaya Emas; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvatrarupasvairabhuta."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Bunga Mutiara; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhaturatnaprabhacintyaprajna."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Simhasana Agung Dari Para Dewa; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramabalaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Permata Tanpa Batas Yang Menyinari Dimana-mana, berbentuk persegi, bertumpu diatas lautan hutan pohon bunga, di selimuti oleh jaring kerajaan yang menurunkan hujan berlian dimana-mana, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvalokaparirajaparamasvara."

"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Jaring Indra Dari Bunga Teratai ini, ada lautan air wangi yang bernama Gudang Dari Himpunan Dupa Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan Hiasan Semua Kebajikan, tersusun dari suara Dharma dari semua Buddha. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Buah Yang Beranekaragam, berbentuk seperti Vajra, bertumpu diatas bendera gunung vajra yang beranekaragam, diselimuti oleh awan cahaya vajra, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Padmanetra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Yang Menyenangkan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sukhanandotpadaka."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Hiasan Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvavidya."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bunga Kapas Bercahaya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalasantasuksmasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Perubahan Wujud Dan Penghasilan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalakasajnanacandra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Yang Sangat Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Gunasagarameghatoparupa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Yang Indah Dari Semua Perhiasan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sukhamegha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kolam Teratai; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Yasasdhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Hiasan Semua Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Visalavalokatinetra."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bunga Yang Murni; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Aksayavajrajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kota Yang Terhiasi Bunga Teratai; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantadityakaranetraprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Puncak Gunung Dengan Pohon Yang Tidak Terhitung; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmameghanirghosa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Matahari; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anantajnanapradarsana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Daun Teratai; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvagunasaila."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Antariksa Yang Menopang Semesta; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Suryaprabhendriya."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Terang; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Parirajadiptakaya."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Vajra Yang Menyinari Semua Dan Mengumandangkan Guntur Yang Wangi; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramapuspitarupa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Jaring Kerajaan, berbentuk seperti birai, bertumpu diatas lautan dari semua hiasan, di selimuti oleh awan istana dari sinar cahaya, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Abhayameghakara."

"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Gudang Dari Himpunan Dupa Permata ini, ada lautan air wangi yang bernama Susunan Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Seluruhnya Murni, tersusun dari suara perubahan wujud batin dari Buddhaksetra di dalam semua butiran debu. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Kehalusan Yang Murni, berbentuk rata, seperti permata, bertumpu diatas lautan bola cahaya dari semua permata, diselimuti oleh awan dari beranekaragam candana - mani dan mutiara, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anuttarapratimanadhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Indah Yang Terang; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Padmacittaguhyakadipati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Dari Lingkaran Bentuk Yang Halus; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantayasasamitabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Permata Mani Yang Menakjubkan Dari Tambang Cahaya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahaprajnajnanasukhasravadarsin."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Bunga Yang Sangat Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anantabalaparamajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Butiran Debu Yang Murni; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Devatikranta."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Wewangian Dari Hasil Perubahan Wujud Dari Cahaya Semesta; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vajrabalagandhahasti."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Pusaran Cahaya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Tarkasiddhasatkirti."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lautan Kalung Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Apratimanaprabhaparirajati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Lampu Dari Bunga Yang Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramagunanivaritaprajnadipa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Upaya-kausalya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Prajnadityaparamita."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Pancaran Cahaya Dari Bunga Candana; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anantaprajnadharmadhatusvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Jaring Raja; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Duradipaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lingkaran Bunga Yang Murni; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Suryaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Besar Yang Menakjubkan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anantagunadharmacakrasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tempat Tinggal Kolam Bunga Teratai Permata Yang Selalu Hening-Tenang; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Acintyavisajnanapradarsana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Permukaan Yang Rata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Gunaratnaprabharaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kumpulan Permata Mani Yang Wangi; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Aksayagunasagarotkrstavyuha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Yang Halus; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Apratimanabalavyapisvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Dari Hiasan Yang Padat dan Stabil Dimana-mana, berbentuk segi delapan, bertumpu diatas lautan dari bola dunia permata mani dari Cintaraja, di selimuti oleh awan dari tirai yang terhiasi dengan semua batu permata, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantalocanamahojjvaladipa."

"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Susunan Permata ini, ada lautan air wangi yang bernama Kumpulan Banyak Vajra, dengan Lokadhatu yang bernama Karma Semesta, tersusun dari pengucapan prinsip dari cara yang berhubungan dengan semua tingkat dari perkembangan Bodhisattva. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Pancaran Sinar Yang Murni, berbentuk seperti untaian mutiara, bertumpu diatas lautan dari kalung mutiara yang memiliki semua warna, diselimuti oleh awan dari permata mani dari pancaran cahaya usnisa dari para Bodhisattva, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramagunaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kanopi Yang Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmavimuktacitta."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Simhasana Yang Terhiasi Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahanagaprapata."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menghasilkan Vajrasana; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Simhasanapadmamagarohana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Bunga Teratai Tertinggi; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Jnanavisvabodhiprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tradisi Yang Baik; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Bhumidhararsvaprabharaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Kebahagiaan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadiparaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Gudang Permata Jaring Indra; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Avrthadrsta."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Banyak Tambang Yang Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Jvalakayaketu."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Roda Cahaya Emas; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sattvakarmaparisoddhana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Gunung Sumeru; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvagunameghaparirajati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bentuk Pohon Yang Tidak Terhitung Banyaknya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Ratnapuspavimalacandrajnana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tiada Takut; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramasuvarnaprabholka."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Raja Naga Yang Maha Terkenal; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmasamadarsana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Menampilkan Warna Permata Mani; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vikurvanakaraditya."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Susunan Dari Lampu Cahaya Api; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Ratnavitanaprabhaparirajati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Awan Bercahaya Wangi; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dhyanaprajna."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tiada Permusuhan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramaviryamatisagara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Cahaya Dari Semua Hiasan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvanandapadmakaradhipati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Rambut Melingkar, berbentuk bulan sabit, bertumpu diatas lautan dari bunga permata mani dari gunung sumeru, di selimuti oleh awan dari vajra yang bercahaya dari semua jenis hiasan, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Vimalanetra."

"Menghadap ke kanan dari Lautan Air Wangi Kumpulan Banyak Vajra ini, ada lautan air wangi yang bernama Dinding Permata Dari Kota Surga, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Api Lampu, tersusun dari suara dari Dharma yang yang tidak memihak. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Lingkaran Bunga Permata Yang Bercahaya Bulan, berbentuk seperti semua jenis perhiasan, bertumpu diatas lautan dari bunga yang diperindah dengan semua jenis permata, diselimuti oleh awan dari simhasana yang berwarna vaidurya, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra. Ada di dunia ini, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Candrasuryamuktaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Permata Gunung Sumeru; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmaksayaratnaketu."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bendera Sinar Cahaya Indah Yang Tidak Terhitung; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahaganapuspa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bunga Cahaya Permata Mani; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Uttamanayattapurusa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Semesta; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvajnaparirajati."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Pohon Besar Bersuara Kinnara; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anantagunanayattanaga."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Cahaya Murni Yang Tanpa Batas; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Gunaratnapuspaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Tertinggi; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvajnanavyuha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Terhiasi Dengan Banyak Permata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sumeruratnajvala."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Tinggi Murni Yang Menakjubkan; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvacaryaprabhasamdarsana."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Kanopi Yang Wangi; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvaparamitavaritasagara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Jaring Bunga Singa; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Ratnajvalaketu."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Lampu Dari Bunga Vajra Yang Indah; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvamahapranidhanaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Tingkat Penyinaran Dari Segala Sesuatu; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmaparomatrasatyartha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Hiasan Butiran Debu Mutiara Yang Rata; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramaprajnaprabhajala."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bunga Vaidurya; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Ratnoccayaketu."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Bola Dunia Dari Cahaya Halus Yang Tidak Terukur; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahodbalajnanasamudrakosa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Dengan Jelas Melihat Sepuluh Penjuru; Ada di sana Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvagunavimalabhavanadhvaja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suara Murni Yang Menyenangkan, berbentuk seperti tangan Buddha, bertumpu diatas lautan dari jaring cahaya permata, di selimuti oleh awan dari semua hiasan dari tubuh Bodhisattva, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantadharmadhatovaritaprabhasana."

Kemudian Samantabhadra Bodhisattva berkata kepada Maha Samaya : "Di sebelah timur dari Lautan Air Wangi Gudang Sinar Yang Tanpa Noda ini, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Tubuh Halus Yang Muncul Secara Guhya. Di lautan ini, ada Lokadhatu yang bertumpu padanya, bernama Penjuru Berbeda Yang Tersusun Dengan Baik. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bendera Mata Vajra, dengan Lokadhatu yang bernama Jembatan Yang Menghiasi Alam Semesta. Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Susunan Hiasan Indah Dari Bunga Teratai Yang Beranekaragam, dengan Lokadhatu yang bernama Terus-menerus Menghasilkan Perwujudan Di Sepuluh Penjuru. Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Roda Vajra Yang Tanpa Celah, dengan Lokadhatu yang bernama Awan Yang Tebal Dari Batang Bunga Teratai Permata. Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Api Dari Wewangian Yang Menakjubkan Yang Menghiasi Semua, dengan Lokadhatu yang bernama Perbuatan Perubahan Wujud Dan Pancaran Dari Vairocana. Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bendera Emas Dari Butiran Debu Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Alam Yang Dilindungi Buddha. Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Kilauan Cahaya Dengan Semua Warna, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Tertinggi Yang Menyinari Semua. Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Alam Dari Semua Perhiasan, dengan Lokadhatu yang bernama Lampu Api Permata. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan Cakravada (gunung yang melingkari) bernama Permukaan Mani, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Yang Selalu Bersinar, tersusun dari suara dari kalpa yang murni dari lautan dunia. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Bendera Dari Cahaya Murni Yang Menyenangkan, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramasamadhiviryaprajna."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, di ketinggian yang sama dengan dunia Bendera Vajra, dunia yang berada di tingkat kesepuluh dari Lokadhatu dari lautan air wangi di tengah pusat, adalah dunia yang bernama Bendera Dari Susunan Wewangian, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatovaritadipa."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam tiga Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang bernama Gudang Sinar Cahaya, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatuvyapinprajnavaritaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam tujuh Buddhaksetra, diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Tubuh Wewangian Tertinggi, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam duapuluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Bodhyangapuspa."

"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama dunia dari Cahaya Yang Tidak Habis-habisnya, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Penuh Dengan Cahaya Yang Halus, dengan Lokadhatu yang bernama Semuanya Murni. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Kanopi Cahaya, dengan Lokadhatu yang bernama Hiasan Yang Tanpa Batas. Disampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Susunan Dari Permata Yang Sangat Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Bentuk Parametrik Dari Permata Mani Yang Wangi. Lalu, ada lautan air wangi yang bernama Menghasilkan Suara Ucapan Buddha, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan Hiasan Yang Bagus. Lalu, ada lautan air wangi yang bernama Gudang Bendera Wewangian Gunung Sumeru, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Yang Mengisi Semua Tempat. Lalu, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Candana Yang Halus, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Lingkaran Bunga. Lalu, ada lautan air wangi yang bernama Kekuatan Antariksa Yang Menopang, dengan Lokadhatu yang bernama Bendera Awan Api Yang Wangi. Lalu, ada lautan air wangi yang bernama Hiasan Dari Tubuh Devendra, dengan Lokadhatu yang bernama Gudang Mutiara. Lalu, ada lautan air wangi yang bernama Datar Dan Murni, dengan Lokadhatu yang bernama Hiasan Butiran Debu Vaidurya Yang Beranekaragam. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan Cakravada bernama Bunga Pohon Yang Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Menghasilkan Ksetra Yang Luas, tersusun dari Suara dari semua Buddha Yang Mengalahkan Mara. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Bendera Obor Api. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Lokagunasagara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra, adalah dunia yang bernama Menghasilkan Permata. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anuttarabalaratnamegha."

"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang bernama Bendera Kerajaan, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvajnasagararaja."

"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Cahaya Kalung Permata Singa, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Kausalavikurvananirmanapadmaketu."

"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Cahaya Api Vajra, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Bendera Terang Yang Terhiasi Dengan Semua Hiasan, dengan Lokadhatu yang bernama Terhiasi Dengan Karma Yang Murni. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Lautan Sinar Bunga Dari Semua Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Terhiasi Dengan Ciri-Ciri Kebajikan. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bunga Teratai Mekar, dengan Lokadhatu yang bernama Mahkota Permata Bodhisattva.  Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Kain Permata Yang Sangat Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Bola Mutiara Yang Murni. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bunga Indah Yang Menyinari Semua, dengan Lokadhatu yang bernama Sinar Awan Dari Ratusan Cahaya. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Besar Yang Meliputi Ruang Angkasa, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Permata Yang Menyinari Semua. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bendera Yang Terhiasi Dengan Bunga Yang Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Kalung Mata Bulan Emas. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Gudang Lautan Mutiara Yang Wangi, dengan Lokadhatu yang bernama Lingkaran Cahaya Buddha. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Roda Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Yang Dengan Mudah Menampilkan Alam Buddhatva. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan Cakravada bernama Roda Tanpa Batas Yang Menghiasi Permukaan, dengan Lokadhatu yang bernama Wilayah Unik Yang Tidak Terhitung Banyaknya, tersusun dari Suara dari bahasa dari semua negara. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Kanopi Bunga Vajra. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantaksayalaksanaprabhasvara."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra, adalah dunia yang bernama Bendera Yang Menghasilkan Kain Permata. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahagunameghabala."

"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang bernama Susunan Yang Indah Dari Penerapan Permata Yang Sangat Banyak, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramaprajnasagara."

"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Bendera Kain Cahaya Matahari, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Jnanadityapadmamegha."

"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Susunan Hiasan Vaidurya, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Istana Asura, dengan Lokadhatu yang bernama Ditopang Oleh Cahaya Yang Wangi. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Susunan Singa Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Memperlihatkan Semua Permata Di Semua Wilayah. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Awan Berwarna Yang Seperti Istana, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan Indah Dari Bola Dunia Permata. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Menghasilkan Bunga Teratai Yang Besar, dengan Lokadhatu yang bernama Perhiasan Indah Yang Menerangi Alam Semesta. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Mata Lampu Api Yang Menakjubkan, dengan Lokadhatu yang bernama Mengawasi Semua Perubahan Wujud Di Sepuluh Penjuru. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bola Dunia Dari Hiasan Yang Tidak Terbayangkan, dengan Lokadhatu yang bernama Kemasyhuran Semesta Dari Cahaya Sepuluh Penjuru. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Hiasan Tumpukan Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Sinar Cahaya Lampu. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Permata Murni, dengan Lokadhatu yang bernama Angin Yang Tidak Terhalang. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Birai Yang Terhiasi Dengan Kain Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Dari Tubuh Buddha. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan Cakravada bernama Bendera Yang Terhiasi Dengan Pohon, dengan Lokadhatu yang bernama Tinggal Dengan Damai Di Jaring Kerajaan, tersusun dari Suara dari tingkat pengetahuan dari semua Bodhisattva. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Suvarna. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramagandhajvalatejas"

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra, adalah dunia yang bernama Bunga Pohon Permata Mani. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samantapratihatasamdarsana."

"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang bernama Hiasan Vaidurya Yang Indah, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvadharmavisaradacalamati."

"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Susunan Suara Murni Yang Agung, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Padmaprabharaja."

"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Dasar Yang Terhiasi Dengan Bola Vajra, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Alam Yang Menghasilkan Bunga Teratai Secara Ajaib, dengan Lokadhatu yang bernama Kesamaan Dan Keadilan Di Ksetra. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Permata Mani, dengan Lokadhatu yang bernama Tiada Kebingungan Diseluruh Alam Semesta. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Matahari Mani Dengan Banyak Wewangian Yang Menakjubkan, dengan Lokadhatu yang bernama Muncul Di Semua Penjuru. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Selalu Memuat Sungai Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Suara Ucapan Buddha Yang Mencapai Semua Tempat. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Suara Menakjubkan Yang Mendalam Dan Tanpa Batas, dengan Lokadhatu yang bernama Tempat Yang Perbedaannya Tanpa Batas. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Kumpulan Yang Padat, dengan Lokadhatu yang bernama Perbedaan Di dalam Lokasi Yang Tidak Terhitung. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Suara Murni, dengan Lokadhatu yang bernama Hiasan Murni Dimana-mana. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Gudang Suara Dengan Birai Candana, dengan Lokadhatu yang bernama Bendera Yang Mengerikan. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Hiasan Cahaya Vajra Dari Wewangian Yang Menakjubkan, dengan Lokadhatu yang bernama Kekuatan Cahaya Yang Muncul Dimana-mana."

"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Jaring Indra Dari Bunga Teratai, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Hiasan Indah Dari Bunga Teratai Perak, dengan Lokadhatu yang bernama Karma Semesta. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Awan Dari Sinar Yang Kuat Dari Bambu Vaidurya, dengan Lokadhatu yang bernama Dimana-mana Menghasilkan Suara Dari Semua Penjuru. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Kumpulan Cahaya Api Dari Sepuluh Penjuru, dengan Lokadhatu yang bernama Selalu Menghasilkan Tampilan Perubahan Wujud Yang Tersebar Diseluruh Sepuluh Penjuru. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bendera Mani Penghasil Emas, dengan Lokadhatu yang bernama Bendera Vajra. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Hiasan Yang Sama Dan Besar, dengan Lokadhatu yang bernama Lingkaran Keberanian. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Tanpa Batas Dari Hutan Bunga Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Murni Yang Tanpa Batas. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bendera Emas, dengan Lokadhatu yang bernama Menjelaskan Rahasia. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Sinar Cahaya Yang Menyinari Semua, dengan Lokadhatu yang bernama Seluruhnya Terhiasi. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Suara Yang Hening-Tenang, dengan Lokadhatu yang bernama Tampil Menggantung. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan Cakravada bernama Bendera Awan Api Yang Sangat Kuat, dengan Lokadhatu-nya bernama Susunan Dari Semua Cahaya, tersusun dari Suara dari para makhluk yang berkumpul di Bodhimanda dari semua Buddha. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Hiasan Mata Yang Murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dasadiksanurajavajracandra"

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra, adalah dunia yang bernama Kualitas Bunga Teratai. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahaviryasubhajnanacitta."

"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang bernama Susunan Vajra Yang Padat, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Shalaketuraja."

"Diatas puncak Lokadhatu ini, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam tujuh Buddhaksetra, adalah dunia yang bernama Hiasan Lautan Yang Murni, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Apratimanagunaparajita."

"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Himpunan Dupa Permata, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Cahaya Dari Semua Permata Yang Menyinari Dimana-mana, dengan Lokadhatu yang bernama Hiasan Dari Nama Baik Yang Murni. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bunga Dari Banyak Permata Bermekaran, dengan Lokadhatu yang bernama Bentuk Ruang Angkasa. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Kemah Kemenangan Yang Bersinar Dimana-mana, dengan Lokadhatu yang bernama Dimana-mana Terhiasi Dengan Cahaya Yang Tanpa Rintangan. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bunga Pohon Candana, dengan Lokadhatu yang bernama Pusaran Berputar Yang Muncul Dimana-mana. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Menghasilkan Permata Yang Berwarna Sangat Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Bendera Tertinggi Yang Menjelajah Dimana-mana. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Dimana-mana Menghasilkan Bunga Vajra, dengan Lokadhatu yang bernama Menampilkan Hiasan Yang Tidak Terbayangkan. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Hiasan Roda Mani Cintaraja, dengan Lokadhatu yang bernama Mewujudakan Cahaya Buddha Yang Tidak Terhalang. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Kalung Permata Yang Sangat Banyak, dengan Lokadhatu yang bernama Melenyapkan Keraguan. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Terhiasi Dengan Lingkaran Mutiara, dengan Lokadhatu yang bernama Mengalir Dari Pranidhana Buddha. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan Cakravada bernama Lingkaran Tambang Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Bendera Suara Semesta, tersusun dari Suara yang mengumumkan Jalan Masuk ke Sarvajnajnana. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Api Putik Bunga. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Viryodarata."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra, adalah dunia yang bernama Bendera Cahaya Bunga Teratai. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sarvagunaparamacintaraja."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam tiga Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang bernama Sepuluh Penjuru Yang Terhiasi, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Aparimitagunakausaladarsana."

"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Bendera Gunung Wewangian Mani, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Samsayaksepamahopakarinetra."

"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Susunan Permata, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Gudang Cahaya Yang Menopang Gunung Sumeru, dengan Lokadhatu yang bernama Menghasilkan Awan Yang Sangat Besar. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Alam Yang Terhiasi Dengan Berbagai Cara Dari Kekuatan Besar, dengan Lokadhatu yang bernama Hiasan Dari Kemurnian Yang Tidak Terhalang. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Menyebarkan Bunga Teratai Permata Dalam Jumlah Besar, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan Lampu Tertinggi. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bertumpu Pada Hiasan Dari Semua Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Gudang Jaring Cahaya Matahari. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bermacam Kebahagiaan, dengan Lokadhatu yang bernama Tempat Istirahat Dari Bunga Permata. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Penggunaan Kecerdasan Yang Sangat Cemerlang, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan Dari Bentuk Terunggul. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Puncak Gunung Yang Memiliki Batu Permata Yang Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Gudang Ruang Angkasa Yang Seluruhnya Murni. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Besar Yang Menyinari Dimana-mana, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Obor Nilamani. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Dipenuhi Dengan Permata Yang Menyenangkan Dan Yang Bersinar Dimana-mana, dengan Lokadhatu yang bernama Auman Kesemua Tempat. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan Cakravada bernama Menghasilkan Permata Nilamani, dengan Lokadhatu yang bernama Dimana-mana Tanpa Perbedaan, tersusun dari Gemuruh Suara Dari Semua Bodhisattva. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Gudang Yang Sangat Indah. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Paramagunacitta."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra, adalah dunia yang bernama Penghiasan. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Mahatikrantaprabha."

"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang bernama Terhiasi Dengan Bola Dunia Vaidurya, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Sumerudipa."

"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Lautan Bendera Bunga, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Anantavikriyotpadaprajnamegha."

"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Kumpulan Besar Vajra, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Dinding Permata Yang Terhiasi Dengan Teliti, dengan Lokadhatu yang bernama Bendera Permata Yang Luar Biasa. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Susunan Bendera Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Mewujudkan Semua Cahaya. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Awan Permata Yang Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Yang Menyinari Semua. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Terhiasi Dengan Bunga Pohon Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Terhiasi Dengan Bunga Yang Indah. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Susunan Kain Permata Yang Menakjubkan, dengan Lokadhatu yang bernama Lautan Cahaya. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Puncak Pohon Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Awan Api Permata. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Tampilan Cahaya, dengan Lokadhatu yang bernama Memasuki Vajra Tanpa Rintangan. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Hiasan Bunga Teratai Dimana-mana, dengan Lokadhatu yang bernama Lautan Dalam Dengan Pantai Yang Tanpa Batas. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Susunan Permata Yang Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Gudang Yang Menampilkan Semua Ksetra. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan Cakravada bernama Lautan Yang Tidak Bisa Dihancurkan, dengan Lokadhatu yang bernama Bunga Teratai Yang Berhiaskan Roda Indah Yang Tersusun Dari Suara Yang Dihasilkan Oleh Kekuatan Semua Buddha, tersusun dari Gemuruh Suara Dari Semua Bodhisattva. Dibawah Lokadhatu ini, ada dunia yang bernama Wewangian Yang Paling Agung. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Aparimitarasmiprabhotpada."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra, adalah dunia yang bernama Pintu Gerbang Dengan Hiasan Dari Banyak Keistimewaan Yang Tidak Terbayangkan. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Apramanajnana."

"Diatasnya, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang bernama Gudang Bunga Yang Indah Dengan Cahaya Sepuluh Penjuru, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Simhanetrajvalamegha."

"Diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Suara Lautan, Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Jaladivajvaladvara."

"Melewati Lautan Air Wangi yang bernama Dinding Permata Dari Kota Surga, ada lautan air wangi lainnya yang bernama Cahaya Cemerlang Dari Roda Api, dengan Lokadhatu yang bernama Semua Jenis Hiasan Yang Banyak Dan Tidak Terbayangkan. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Jalan Debu Permata, dengan Lokadhatu yang bernama Dimana-mana Memasuki Bentuk Spiral Yang Tidak Terbatas. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Mengandung Semua Perhiasan, dengan Lokadhatu yang bernama Cahaya Permata Yang Menyinari Dimana-mana. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Jaring Permata Yang Menjalar, dengan Lokadhatu yang bernama Susunan Hiasan Yang Dalam Dan Tebal. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Bendera Hiasan Permata Yang Indah, dengan Lokadhatu yang bernama Suara Dari Pemahaman Yang Jelas Tentang Lautan Dunia. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Pantulan Yang Murni Dari Istana Matahari, dengan Lokadhatu yang bernama Masuk Kedalam Seluruh Jaring Indra. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Suara Musik Dari Semua Genderang, dengan Lokadhatu yang bernama Bulat Dan Penuh - Rata Dan Lurus. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Hiasan Indah Yang Beranekaragam, dengan Lokadhatu yang bernama Awan Api Dari Cahaya Kuat Yang Murni. Di sampingnya, ada lautan air wangi yang bernama Lampu Dengan Api Permata Yang Meliputi Semua, dengan Lokadhatu yang bernama Berbagai Bentuk Yang Sesuai Dengan Mula-Pranidhana Dari Semua Buddha. Ada banyak lautan air wangi seperti itu yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan. Lautan air wangi yang paling dekat dengan Cakravada bernama Kain Dari Kumpulan Perhiasan, dengan Lokadhatu yang bernama Kain Indah Yang Dihasilkan Secara Ajaib, tersusun dari Suara Ucapan Dari Semua Buddha Masa Lampau - Sekarang - Masa Depan. Dibawah Lokadhatu ini, ada lautan air wangi yang bernama Gudang Bunga Indra, dengan dunia yang bernama Menghasilkan Kebahagiaan, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Avikarabodhijnana.

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Bendera Vajra, adalah dunia yang bernama Terhiasi Dengan Jaring Permata, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Amitasukhaprabha."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam tiga Buddhaksetra, sejajar dengan dunia Ketahanan, adalah dunia yang bernama Tahta Singa Bunga Teratai Permata, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam tiga belas Buddhaksetra. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Suvisuddhavyayazilavidya."

"Diatasnya, melampaui dunia-dunia yang sebanyak butiran debu di dalam tujuh Buddhaksetra, diatas puncak Lokadhatu ini, adalah dunia yang bernama Cahaya Naga Bunga Teratai Permata, dikelilingi oleh dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dua puluh Buddhaksetra, yang semuanya sama murni. Ada disana, Tathagata Arhan SamyaksamBuddha yang bernama Dharmadhatuvibhuvisvaprabha."


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Tue May 29, 2018 11:34 pm, total 41 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Ah Hum

Post by skipper Wed May 30, 2018 11:09 pm

"Lautan air wangi ini yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra yang berjumlah besar dan tidak terbayangkan, adalah yang sebanding dengan jumlah lokadhatu, semuanya bertumpu pada bunga teratai yang terhiasi dengan bendera vajra yang dalam bentuk dari semua Bodhisattva, masing-masing dengan perbatasan yang tidak putus-putusnya dari perhiasan, masing-masing memancarkan cahaya yang berwarna permata, masing-masing diselimuti oleh awan cahaya, masing-masing dengan hiasannya yang istimewa, perbedaan masa waktunya yang istimewa, kemunculan Buddha-nya yang istimewa, pemberitaan lautan Dharma-nya yang istimewa, para makhluk tertentu yang memenuhi tempat masuknya yang istimewa di sepuluh penjuru, dukungan kekuatan batin dari semua Buddha yang istimewa. Semua dunia dari masing-masing lokadhatu ini dibangun diatas hiasan yang beranekaragam, saling tersambung, membentuk jaring dunia, susunan dengan perbedaan yang beranekaragam, di seluruh lautan dunia dari susunan tumpukan bunga teratai."

Kemudian Samantabhadra Maha Bodhisattva, dalam rangka menyimpulkannya, menerima kekuatan sang Buddha, mengucapkan syair-gatha ini :

Lautan dunia dari susunan tumpukan bunga,
Adalah yang sama dengan alam semesta.
Hiasannya sangatlah murni,
Berdiam dengan tenang di ruang angkasa.

Di dalam lautan dunia ini,
Ada banyak lokadhatu yang tidak terbayangkan;
Masing-masing berdiri sendiri,
Itu tidak seluruhnya bercampur-aduk.

Di dalam Lautan dunia dari susunan tumpukan bunga,
Lokadhatu tersusun dengan baik,
Dengan bentuk dan hiasan yang berbeda-beda,
Tampilannya beranekaragam.

Suara dari pertunjukkan Buddha,
Adalah zat dari berbagai macam lokadhatu;
Terlihat sesuai dengan kekuatan karma,
Lokadhatu itu terhiasi dengan indah.

Jaring kota gunung Sumeru,
Berbentuk lingkaran pusaran air,
Bunga Teratai besar yang mekar,
Melingkarinya satu sama lain.

Bentuk istana dan bendera gunung,
Bentuk Vajra yang berputar:
Seperti inilah yang tidak terbayangkan,
Lokadhatu yang sangat luas.

Sinar mutiara dari lautan,
Jaring cahaya yang tidak terbayangkan:
Lokadhatu yang seperti ini,
Semuanya bertumpu pada bunga teratai.

Jaring cahaya dari setiap lokadhatu,
Tidak bisa sepenuhnya di jelaskan:
Di dalam cahaya itu muncul semua ksetra
Yang ada di seluruh lautan di sepuluh penjuru.

Kedalam hiasan yang memperindah
Semua lokadhatu
Memasuki semua ksetra,
Membuat semua terlihat dimana-mana.

Lokadhatu tidak terbayangkan,
Dunia tidak terbatas;
Hiasan indahnya yang beranekaragam,
Berasal dari kekuatan Maha Muni.

Di dalam setiap lokadhatu,
Ada dunia yang banyaknya tidak terbayangkan;
Ada yang sedang terbentuk, ada yang sedang rusak,
Ada yang telah hancur lebur.

Seperti daun di hutan,
Ada yang sedang tumbuh, ada yang jatuh,
Begitu juga di dalam lokadhatu ini
Dunia terbentuk dan meluruh.

Sama seperti di dalam hutan
Buah-buah yang beranekaragam berbeda,
Begitu juga di dalam lokadhatu ini
Para makhluk yang beranekaragam hidup.

Sama seperti jika benih berbeda
Begitu juga buah yang dihasilkannya,
Karena perbedaan dalam kekuatan karma
Ksetra para makhluk hidup tidaklah sama.

Sama seperti permata cintaraja
Muncul dalam warna yang berbeda pada pikiran yang berbeda,
Ketika pikiran para makhluk menjadi murni,
Mereka bisa melihat ksetra yang murni.

Seperti Maha Nagaraja,
Menciptakan awan yang memenuhi langit,
Begitu juga kekuatan Pranidhana Buddha
Menghasilkan ksetra yang beranekaragam.

Sama seperti perbuatan ahli magis
Bisa membuat berbagai macam benda muncul,
Disebabkan oleh kekuatan karma makhluk,
Jumlah alam adalah yang tidak terbayangkan.

Sama seperti lukisan
Yang digambar oleh pelukis,
Begitu juga semua dunia
Tercipta oleh pikiran penggambar.

Perbedaan tubuh para makhluk
Timbul dari pembedaan pemikiran;
Begitu juga ksetra berbeda
Semuanya tergantung pada karma.

Sama seperti sang Nayaka terlihat
Dalam beranekaragam bentuk yang berbeda,
Begitu juga para makhluk melihat ksetra
Sesuai dengan pola pikiran mereka.

Perbatasan dari semua dunia
Terhiasi dengan jaring bunga teratai;
Ciri-cirinya yang beranekaragam dan berbeda,
Hiasannya seluruhnya murni.

Di dalam jaring bunga teratai itu
Bertumpu jaring-jaring ksetra
Dengan hiasan yang beranekaragam,
Dihuni oleh berbagai macam makhluk.

Beberapa ksetra
Ada yang berbahaya dan tidak rata;
Disebabkan oleh 'kekotoran batin (kelsa)' para makhluk
Mereka melihatnya dalam cara ini.

Beranekaragam Dunia yang tidak terhitung,
Yang kotor dan juga yang murni,
Terjadi sesuai dengan pikiran para makhluk,
Dipertahankan oleh kekuatan para Bodhisattva.

Dalam beberapa ksetra
Ada yang murni dan juga kotor;
Ini timbul dari kekuatan karma
Di dalam pengaruh dari para Bodhisattva.

Beberapa ksetra terbuat dari permata yang murni
Yang memancarkan cahaya,
Dengan beranekaragam hiasan yang indah
Yang dimurnikan oleh para Buddha.

Di masing-masing lokadhatu,
Ada api kalpa yang tidak terbayangkan;
Walaupun itu muncul membawa bencana,
Tempat itu senantiasa aman.

Melalui kekuatan dari karma para makhluk
Ada banyak ksetra yang dihasilkan,
Yang didukung oleh angin antariksa,
Atau bertumpu diatas bola air.

Gejala kejadian dari dunia
Menjadi terlihat berbagai macam;
Namun itu tidak memiliki asal-mula
Dan juga tanpa peluruhan.

Dalam setiap saat dari pikiran
Kestra yang tidak terhitung dihasilkan;
Melalui kekuatan batin Buddha
Semuanya terlihat murni.

Beberapa ksetra terbuat dari tanah kotor
Zatnya sangat keras;
Gelap, tanpa cahaya yang bersinar,
Itu dihuni oleh para penjahat.

Beberapa ksetra terbuat dari vajra,
Kacau dan mengerikan,
Dengan banyak penderitaan dan sedikit kebahagiaan,
Kediaman ini untuk mereka yang sedikit kebajikan.

Beberapa terbuat dari besi,
Beberapa dari tembaga merah
Dengan pengunungan batu, curam dan menakutkan,
Dipenuhi oleh binatang.

Diantara ksetra ada neraka
Dimana para makhluk tidak bisa diselamatkan dari sakit:
Selalu di dalam kegelapan,
Dibakar oleh lautan api.

Beberapa lagi ada binatang
Dengan berbagai macam bentuk buruk;
Disebabkan oleh karma buruk mereka sendiri
Mereka selalu memikul penderitaan.

Beberapa melihat dunia yang rendah,
Tertekan oleh kelaparan dan kehausan;
Memanjat gunung api yang besar,
Mereka menderita kesakitan yang sangat.

Ada juga beberapa ksetra
Yang tersusun dari unsur permata,
Dengan berbagai macam gedung;
Itu di wujudkan melalui karma yang murni.

Anda harus mengamati dunia-dunia ini,
Para manusia dan dewa yang ada disana:
Terjadi melalui hasil dari karma yang murni,
Mereka merasakan kebahagiaan setiap waktu.

Di dalam setiap pori-pori
Ada banyak ksetra yang tidak terbayangkan,
Yang terhiasi dengan berbagai cara,
Dengan tanpa rintangan apapun.

Melalui karma dari setiap makhluk
Dunia-dunia ini jenisnya tidak terbatas:
Disana melahirkan kemelekatan
Serta penderitaan dan kebahagiaan yang berbeda-beda.

Beberapa ksetra terbuat dari permata
Selalu memancarkan cahaya yang tanpa batas;
Bunga-bunga Teratai Vajra
Menghiasinya, sepenuhnya murni.

Beberapa ksetra terbuat dari cahaya
Juga bertumpu di atas bola cahaya:
Berwarna emas, dengan wewangian candana,
Awan api yang menyinari semua.

Beberapa ksetra terbuat dari lingkaran bulan,
Dibungkus dengan jubah yang wangi,
Di dalam bunga teratai,
Dipenuhi para Bodhisattva.

Beberapa ksetra terbuat dari banyak permata,
Warnanya tanpa kotoran,
Seperti jaring kerajaan dari Indra,
Selalu memancarkan sinar.

Beberapa ksetra terbuat dari wewangian,
Beberapa dari bunga-bunga vajra;
Bentuknya yang dari cahaya permata mani
Adalah yang paling murni dilihat.

Ada juga banyak ksetra yang tidak terbayangkan
Terbuat dari rangkaian lingkaran bunga,
Dipenuhi dengan wujud para Buddha
Dan cahaya dari para Bodhisattva.

Ada beberapa ksetra yang murni
Semuanya dari pohon-pohon bunga,
Cabangnya yang indah menyebar di Caitya,
Dinaungi oleh awan-awan permata mani.

Beberapa ksetra terbuat dari
Bunga-bunga vajra dengan cahaya yang murni;
Beberapa adalah suara dari Buddhadharma,
Membentuk susunan jaring yang tanpa batas.

Beberapa ksetra sama seperti mahkota permata
Yang dari para Bodhisattva;
Beberapa berbentuk seperti takhta
Yang muncul dari cahaya ajaib.

Beberapa adalah bubuk candana
Beberapa seperti pancaran cahaya,
Beberapa suara dalam lingkaran cahaya Buddha
Terbentuk menjadi ksetra yang menakjubkan.

Beberapa melihat ksetra yang murni
Terhiasi dengan cahaya tunggal;
Beberapa melihat banyak perhiasan,
Semuanya Agung dengan berbagai jenis.

Beberapa memiliki hiasan
Benda-benda menakjubkan dari sepuluh penjuru;
Beberapa terhiasi dengan segala sesuatu
Di dalam ribuan ksetra.

Kadang-kadang satu ksetra dihiasi
Dengan benda-benda dari miliaran ksetra,
Ciri-cirinya yang beranekaragam tidak sama,
Semuanya muncul seperti gambar yang dipantulkan.

Benda-benda dari banyak ksetra yang tidak terbayangkan
Menghiasi satu ksetra,
Masing-masing memancarkan cahaya,
Yang dihasilkan oleh Pranidhana Buddha.

Ada beberapa ksetra
Dimurnikan oleh kekuatan pranidhana;
Dalam setiap hiasannya
Terlihat semua lautan dunia.

Ksetra murni yang dicapai oleh Mereka
Yang mempraktekkan Pranidhana dari Samantabhadra
Mewujudkan di dalam diri Mereka sendiri hiasan
Dari ksetra masa lampau, sekarang, dan masa depan.

Anda harus mengamati, Putra Buddha,
Kekuatan batin di dalam lokadhatu:
Dunia dari masa depan, semuanya
Itu akan tampak kepadamu, seperti dalam mimpi.

Dunia dari sepuluh penjuru,
Lautan ksetra dari masa lampau,
Semuanya di dalam satu ksetra
Memperlihatkan wujudnya seperti khayalan.

Semua Buddha dari masa lampau, sekarang, masa depan,
Dan juga ksetra Mereka,
Bisa semuanya diamati
Di dalam satu lokadhatu.

Kekuatan batin dari semua Buddha
Memperlihatkan banyak ksetra dalam satu butiran debu:
Yang berbagai jenis, semuanya terlihat jelas,
Seperti pantulan, itu tanpa kenyataan sejati.

Ada banyak ksetra
Yang bentuknya seperti lautan;
Dan ksetra yang seperti gunung Sumeru
Jumlahnya tidak terbayangkan.

Beberapa ksetra tersusun dengan baik,
Berbentuk seperti jaring Indra;
Beberapa berbentuk seperti hutan,
Dengan para Buddha memenuhinya.

Beberapa berbentuk seperti lingkaran permata,
Beberapa seperti bunga teratai,
Atau bersegi delapan, dengan semua hiasan;
Itu beranekaragam, dan semuanya murni.

Beberapa berbentuk seperti tempat duduk,
Beberapa lagi bersegi tiga;
Beberapa seperti permata yang murni,
Dinding istana, atau tubuh dewa.

Beberapa seperti jambul dewa,
Beberapa seperti bulan sabit;
Beberapa seperti gunung permata mani,
Beberapa seperti bola matahari.

Bentuk dari beberapa dunia
Seperti pusaran di lautan air wangi;
Beberapa bola dunia cahaya,
Yang dimurnikan oleh para Buddha di masa lampau.

Beberapa berbentuk seperti lingkaran roda,
Beberapa berbentuk mandala;
Beberapa seperti rambut melingkar sang Buddha,
Jambul-Nya, atau mata besar-Nya yang luas.

Beberapa seperti Buddhaksetra,
Beberapa seperti vajra,
Beberapa seperti gunung api;
Para Bodhisattva memenuhi itu semua.

Beberapa berbentuk seperti singa,
Beberapa seperti kerang laut;
Dengan warna dan bentuk yang tanpa batas,
Zatnya masing-masing berbeda.

Di dalam satu lokadhatu
Ada bentuk ksetra yang tanpa batas;
Semuanya bergantung pada kekuatan Pranidhana Buddha
Untuk perlindungan dan ketetapan.

Beberapa ksetra berakhir satu kalpa,
Beberapa ada selama sepuluh kalpa,
Atau selama kalpa yang lebih banyak dari butiran debu
Di dalam ratusan ribu ksetra.

Dalam satu kalpa
Ksetra terlihat hancur;
Tidak terukur, tidak terhitung,
Juga tidak terbayangkan banyaknya.

Beberapa ksetra memiliki Buddha,
Dan beberapa ksetra tidak ada;
Beberapa hanya ada satu Buddha,
Dan beberapa ada para Buddha yang tidak terhitung.

Jika ksetra tidak ada Buddha,
Maka Buddha dari dunia yang lain
Akan secara ajaib muncul disana
Untuk mewujudkan pekerjaan para Buddha.

Mangkat dan turun dari surga,
Tinggal di dalam rahim dan dilahirkan,
Mengalahkan Mara dan menjadi Buddha,
Memutar Anuttara-Dharma-Cakra.

Sesuai dengan kecenderungan pikiran mahluk
Sang Buddha mewujudkan beranekaragam bentuk,
Mengajarkan kepada mereka Saddharma
Sesuai dengan indera mereka masing-masing.

Di dalam setiap Buddhaksetra
Sang Buddha muncul di dunia,
Melewati miliaran kalpa
Menjelaskan Dharma yang tiada tanding.

Jika para makhluk bukan bejana Dharma,
Mereka tidak bisa melihat para Buddha;
Jika ada yang memiliki niat,
Mereka melihat Buddha dimana-mana.

Dalam setiap Buddhaksetra
Ada Buddha muncul di dunia;
Para Buddha di semua ksetra
Jumlah-Nya tidak terbayangkan.

Disini, masing-masing Buddha
Memperlihatkan perubahan wujud ajaib,
Meliputi seluruh alam semesta,
Menjinakkan lautan makhluk.

Beberapa ksetra tidak memiliki cahaya;
Gelap dan penuh ketakutan,
Dengan kesakitan dari pisau dan pedang:
Yang melihatnya menderita oleh mereka sendiri.

Beberapa memiliki cahaya surga;
Beberapa cahaya istana;
Beberapa punya cahaya matahari dan bulan:
Tidak terbayangkan jaring-jaring ksetra.

Beberapa ksetra bersinar sendiri,
Dalam beberapa, pohonnya memancarkan sinar murni;
Tidak pernah ada penderitaan disana,
Di sebabkan oleh kekuatan kebajikan para makhluk.

Beberapa memiliki cahaya gunung,
Beberapa memiliki cahaya permata mani,
Beberapa menyala dengan lampu:
Semuanya karena kekuatan karma para makhluk.

Beberapa memiliki lingkaran cahaya Buddha,
Dipenuhi dengan para Bodhisattva;
Beberapa dengan cahaya bunga teratai
Dengan warna menyala yang menakjubkan.

Beberapa ksetra menyala dengan cahaya bunga,
Beberapa dengan kilauan dari air wangi,
Atau dengan wewangian dan dupa yang dibakar;
Semuanya datang dari kekuatan Pranidhana yang murni.

Beberapa menyala dengan cahaya awan,
Beberapa dengan cahaya kerang permata;
Cahaya dari kekuatan guhya Buddha
Bisa melagukan suara yang menyenangkan.

Beberapa menyala dengan cahaya permata,
Beberapa dengan api vajra.
Suaranya yang murni bisa menggoncang alam-alam yang jauh;
Dimanapun itu mencapai, tidak ada kesakitan.

Beberapa memiliki cahaya permata Mani
Atau cahaya dari perhiasan
Atau dari Bodhimanda
Bersinar dalam keramaian.

Sang Buddha memancarkan cahaya besar
Dipenuhi dengan perwujudan para Buddha;
Cahaya itu menyentuh semua dengan sinarnya,
Meliputi seluruh dharmadhatu.

Beberapa ksetra mengerikan,
Dengan raungan rasa sakit yang besar,
Suara itu paling getir dan keras,
Menakuti semua yang mendengarnya.

Alam dari neraka dan binatang buas
Dan juga alam akhirat:
Ini tercemar, dunia penjahat,
Yang selalu mendatangkan tangis kesakitan dan kesedihan.

Ada beberapa ksetra
Yang selalu menghasilkan suara yang menyenangkan,
Yang menggembirakan, sesuai dengan Dharma;
Ini dicapai melalui karma yang murni.

Di dalam beberapa ksetra selalu terdengar
Suara surga dari berbagai macam dewa,
Suara yang murni dari alam angkasa,
Atau suara dari para pemimpin dunia.

Ada beberapa ksetra
Yang menghasilkan suara yang menakjubkan dari awan;
Itu dipenuhi dengan lautan permata,
Pohon permata mani, dan musik.

Di dalam lingkaran cahaya para Buddha
Ada suara ajaib yang tanpa akhir
Dan yang dari para Bodhisattva
Terdengar di semua ksetra.

Suara yang menjelaskan Dharma
Di dalam banyak ksetra yang tidak terbayangkan,
Suara yang dihasilkan dari lautan Pranidhana,
Cerita menakjubkan tentang tindakan yang berguna.

Para Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Terlahir di dalam berbagai macam dunia,
Menunaikan semua julukan Mereka,
Suara Mereka tanpa akhir.

Di dalam beberapa ksetra terdengar
Suara dari kekuatan semua Buddha;
Bhumi, Paramita, dan sedemikian,
Dharma seluruhnya dijelaskan.

Kekuatan Pranidhana dari Samantabhadra
Melagukan perkataan menakjubkan di dalam miliaran dunia,
Suara itu seperti petir yang menggoncang,
Menetap selama kalpa yang tanpa akhir.

Para Buddha di dalam ksetra yang murni
Mewujudkan ucapan yang bebas
Terdengar oleh satu dan semua
Diseluruh dharmadhatu, dimana-mana.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sun Jun 03, 2018 12:23 am, total 4 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Namah Sarvajnaya

Post by skipper Sat Jun 02, 2018 12:11 am

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Sambhoga%20Buddha%20Vairocana
Vairocana Vajra Tathagata


25 Kereta
Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra DeXv6EU
Vajrapani Guhyakadipati

Bab 6
Vairocana parivartah

Kemudian Samantabhadra Bodhisattva lebih lanjut berkata kepada Maha Samaya : "Putra Buddha, di masa lampau, melewati kalpa yang banyaknya seperti butiran debu halus di dalam lokadhatu, dan bahkan dua kali lipat dari jumlah itu, ada lautan lokadhatu yang bernama Pintu Semesta Dari Cahaya Yang Murni. Di dalam lautan lokadhatu itu, ada dunia yang bernama Suara Tertinggi, yang ditopang oleh lautan jaring dari bunga permata mani, dan memiliki dunia yang banyaknya seperti butiran debu halus di gunung Sumeru sebagai pengiringnya. Bentuknya sepenuhnya bulat, dan permukaannya dipenuhi dengan hiasan yang tidak terhitung banyaknya. Itu memiliki disekelilingnya tiga ratus lingkaran dari pegunungan yang melingkarinya dengan hutan pohon permata yang sangat banyak. Itu diselimuti oleh awan dari semua jenis permata. Itu disinari dengan cahaya terang yang murni. Kota dan istananya seperti gunung Sumeru tingginya. Makanan dan pakaian muncul kapanpun dipikirkan. Kalpa itu bernama Terhiasi Dengan Berbagai Cara."

"Di dalam dunia Suara Tertinggi itu, Putra Buddha, ada lautan air wangi yang bernama Cahaya Yang Murni. Dari tengah-tengah lautan itu, berdiri Gunung Sumeru yang besar dari bunga teratai, yang bernama Bendera Yang Seluruhnya Terhiasi Dengan Bunga Yang Menyala. Itu dikelilingi oleh birai yang terbuat dari sepuluh jenis permata. Diatas gunung itu ada hutan besar yang bernama Lingkaran Cabang Bunga Permata Mani. Ada tersusun di seluruh sekelilingnya menara bunga dan teras permata. Dimana-mana secara mewah terhiasi dengan jumlah yang tidak terhitung dari bendera dengan wewangian yang sangat indah, bendera gunung permata, dan bunga teratai permata. Jumlah yang tidak terhitung dari jaring bunga teratai permata mani yang wangi menggantung di seluruh sekeliling. Ada musik yang harmonis dan menyenangkan, juga awan wangi yang berkilau terang. Semua ini adalah yang tidak terhitung, tidak mungkin sepenuhnya di jelaskan."

"Ada jutaan koti nayuta kota di seluruh sekeliling hutan itu, dengan berbagai macam makhluk yang hidup disana. Di sebelah timur dari hutan ini, Putra Buddha, ada kota besar yang bernama Cahaya Api, ibu kota dari raja manusia, dikelilingi oleh jutaan koti nayuta kota, semuanya terbuat dari permata indah yang murni, masing-masing tujuh ribu yojana tingginya dan tujuh ribu yojana lebarnya, dengan dinding yang terbuat dari tujuh jenis permata. Menara untuk mengusir penyerang semuanya tinggi dan terhiasi secara indah, dengan parit yang terbuat dari permata dan logam mulia terisi penuh dengan air wangi, dengan bunga utpala (teratai biru), bunga padma (teratai merah jambu), bunga kumuda (teratai merah), dan bunga pundarika (teratai putih), semuanya terbuat dari permata, menyebar luas sebagai hiasan. Tujuh lapis pohon tala permata juga mengelilingi kota. Istana dan gedung semuanya terhiasi dengan permata, ditutupi dengan berbagai macam jaring yang indah, dan dihiasi didalamnya dengan wewangian dan taburan bunga-bunga. Ada jutaan koti nayuta pintu gerbang, semuanya dihiasi dengan permata, dengan empat puluh sembilan bendera permata di depan setiap pintu gerbang, tersusun dalam barisan. Lagi, ada jutaan koti taman dan hutan yang sepenuhnya melingkarinya, dengan berbagai macam campuran parfum dan wewangian dari pohon permata mani yang menghembus melewatinya dan mewangikan segala sesuatu. Jumlah besar burung bernyanyi dalam harmoni, menyenangi para pendengar."

"Para penduduk dari kota besar ini telah semuanya menyempurnakan landasan kekuatan magis (rddhipada) sebagai hasil dari karma mereka. Mereka bisa bepergian melalui langit seperti para dewa. Apapun yang mereka inginkan datang kepada mereka ketika dipikirkan."

"Di sebelah selatan dari kota itu, ada kota Dewa yang bernama Terhiasi Dengan Bunga-Bunga Pohon. Ke sebelah kanan dari kota itu, ada kota Maha Naga yang bernama Tertinggi. Di sampingnya ada kota Yaksha yang bernama Bendera Tertinggi Dari Vajra. Di sampingnya ada kota Gandharva yang bernama Istana Yang Indah. Di sampingnya ada kota Asura yang bernama Roda Permata. Di sampingnya ada kota Garuda yang bernama Susunan Dari Permata Yang Indah. Di sampingnya ada kota Kinnara yang bernama Mengembara Dengan Permainan Yang Menyenangkan. Di sampingnya ada kota Mahoraga yang bernama Tirai Vajra. Di sampingnya ada kota Surga Raja Brahma yang bernama Anekaragam Hiasan Yang Menakjubkan. Ada jutaan koti nayuta kota yang seperti itu, yang masing-masing dikelilingi oleh jutaan koti nayuta istana, masing-masing memiliki hiasan yang tidak terhitung banyaknya."

"Di dalam Hutan Besar Dari Lingkaran Cabang Bunga Permata Mani, Putra Buddha, ada Caitya yang bernama Bunga Permata Yang Bersinar Dimana-mana, yang tersusun dengan banyak permata yang sangat besar, dengan kalung bunga permata mani yang bermekaran dimana-mana, menyala dengan lampu yang wangi, diselimuti dengan awan api yang mengandung warna dari semua permata, dengan jaring cahaya yang bersinar dimana-mana. Semua perhiasan itu terus-menerus menghasilkan permata yang sangat indah, dan semua jenis musik dimainkan dengan suara yang indah. Dari permata maniraja memperlihatkan tubuh para Bodhisattva. Ada berbagai macam bunga yang sangat indah tersebar di seluruh sepuluh penjuru."

"Di depan Caitya itu, ada lautan yang bernama Vajra Permata Mani Yang Wangi, yang menghasilkan Bunga Teratai yang sangat besar yang bernama Lingkaran Api Dari Putik Bunga. Bunga yang besar dan menakjubkan itu berukuran ratusan koti yojana. Batangnya, daunnya, putiknya, dan kuncupnya semuanya dari permata yang menakjubkan. Itu dikelilingi oleh sepuluh gugusan yang tidak terbayangkan dari ratusan ribu koti nayuta bunga teratai, yang terus-menerus memancarkan sinar dan suara yang indah yang memenuhi sepuluh penjuru."

"Dalam kalpa pertama dari dunia yang bernama Suara Tertinggi itu, Putra Buddha, ada banyak para Tathagata yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh gunung Sumeru muncul di dunia. Buddha yang pertama bernama Sarvagunasumeruparamamegha. Ketahuilah, Putra Buddha, seratus tahun sebelum sang Buddha itu akan muncul di dunia, semua hiasan di dalam hutan besar Lingkaran Cabang Bunga Permata Mani seluruhnya menjadi murni. Yaitu, itu menghasilkan yang tidak terbayangkan banyaknya dari awan api permata yang memancarkan suara yang memuji kebajikan para Buddha; Jaring sinar cahaya yang melantunkan suara dari para Buddha yang tidak terhitung banyaknya meliputi sepuluh penjuru; Istana dan gedung saling mencerminkan dalam kilauannya; Cahaya yang terang dari bunga permata berkumpul menjadi awan dan menghasilkan suara agung yang memberitakan akar kebajikan yang luas yang dipraktekkan oleh semua makhluk hidup di masa lampau, memberitakan nama-nama dari para Buddha dari masa lampau - sekarang - masa depan, memberitakan jalan tertinggi dari ikrar dan perbuatan yang dilaksanakan oleh semua Bodhisattva, memberitakan pemutaran roda Saddharma dari para Tathagata. Dalam cara ini, perwujudan dari tanda-tanda yang indah ini mengungkapkan bahwa sang Buddha akan muncul di dunia."

"Karena para raja di dunia itu melihat pertanda ini, akar kebajikan mereka menjadi matang dan mereka semua pergi ke Caitya dengan keinginan untuk melihat sang Buddha. Kemudian sang Buddha Sarvagunasumeruparamamegha tiba-tiba muncul diatas bunga teratai permata yang besar di dalam Caitya itu. Tubuh-Nya ada dimana-mana, sama dengan dharmadhatu, muncul dilahirkan di dalam semua Buddhaksetra, pergi kesemua Bodhimanda. Bentuk-Nya yang tanpa batas seluruhnya murni dan kecemerlangan-Nya tidak bisa dilampaui oleh makhluk apapun di dunia, dipenuhi dengan semua ciri-ciri mulia, yang setiapnya berbeda dan jelas. Wujud-Nya muncul di dalam semua istana, dan semua makhluk hidup bisa melihat-Nya dengan mata mereka sendiri. Perwujudan para Buddha yang tanpa batas terpancar keluar dari tubuh-Nya, dengan cahaya yang beranekaragam warna memenuhi alam semesta."

"Sama seperti diatas puncak bendera gunung sumeru yang terhiasi dengan bunga yang menyala, di lautan air wangi Cahaya Yang Murni, di tengah-tengah hutan besar Lingkaran Cabang Bunga Permata Mani, sang Buddha itu mewujudkan tubuh-Nya dan duduk disana, begitu juga Dia mewujudkan tubuh-Nya dan duduk diatas masing-masing dari enam puluh delapan ribu koti puncak gunung sumeru dari dunia Suara Tertinggi."

"Kemudian pada saat itu, sang Buddha itu memancarkan sinar cahaya besar dari antara alis mata-Nya. Sinar cahaya itu bernama Menghasilkan Suara Dari Semua Akar Kebajikan, dan diiringi dengan sinar cahaya yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra. Cahaya itu memenuhi semua ksetra di sepuluh penjuru, dan jika ada makhluk hidup yang siap untuk diselaraskan, cahaya itu menyentuh mereka dengan sinarnya dan mereka segera terbangkitkan sendiri, mengakhiri semua ketidaktahuan yang membakar, membelah jaring penghalang, menghancurkan gunung rintangan, membersihkan semua ketidakmurnian yang keruh, mengembangkan keyakinan besar dan keteguhan hati, menghasilkan akar kebajikan yang unggul, selamanya terpisah dari ketakutan pada berbagai kesulitan, melenyapkan semua penderitaan dari pikiran dan tubuh, memikirkan ingin melihat sang Buddha dan menuju ke 'Sarvajnajnana (Pengetahuan Yang Mengetahui Semua)'. Pada waktu itu, semua pemimpin dunia dan rombongan pengiring mereka, sebanyak ratusan ribu yang tidak terhitung, terbangkitkan oleh cahaya sang Buddha, semuanya pergi kepada sang Buddha dan bersujud di kaki-Nya."

"Di dalam kota besar Cahaya Api itu, Putra Buddha, ada seorang raja yang bernama Sukhadarsaparahitabuddhi, yang memerintah jutaan koti nayuta kota, yang memiliki tiga puluh tujuh ribu istri dan selir dengan pemimpinnya bernama Punyasubhalaksana, yang memiliki lima ratus putera dengan yang tertua bernama Mahabalaprabha yang dirinya memiliki sepuluh ribu istri dengan pemimpinnya bernama Atiramadarsa. Pada saat itu, sang pangeran Mahabalaprabha, setelah melihat cahaya sang Buddha, disebabkan oleh kekuatan akar kebajikan yang telah diolahnya, seketika itu juga mencapai sepuluh jenis pintu Dharma, yaitu : Dia mencapai samadhi dari roda kebajikan dari semua Buddha, mencapai pintu dharani semesta dari semua Buddhadharma (pintu mengingat ajaran Buddha), mencapai prajna-paramita yang mengandung gudang upaya-kausalya yang besar, mencapai penghiasan yang besar dari menggunakan kebaikan untuk menenangkan semua makhluk hidup, mencapai kasih sayang besar yang gema suaranya seperti awan membentang dimana-mana, mencapai kegembiraan besar dari pikiran tertinggi yang melahirkan kebajikan yang tanpa batas, mencapai kesabaran besar yang menyadari semua gejala kejadian sebagaimana apa adanya, mencapai kekuatan batin besar dari gudang yang sama dari maha-upaya-kausalya dari pembebasan, mencapai maha-pranidhana yang meningkatkan kekuatan keyakinan, mencapai pintu pratibhana (kefasihan) untuk masuk kedalam Sarvajnajnana (pengetahuan yang mengetahui semua)."

Kemudian pangeran Mahabalaprabha, setelah mencapai cahaya Dharma ini, dengan menerima kekuatan sang Buddha, mengamati Maha Samaya, dan mengucapkan syair-gatha ini, berkata :

Sang Bhagavan duduk di Bodhimanda;
Murni dan terang Maha-Rasmi-Prabha-Nya,
Seperti seribu matahari muncul,
Menyinari seluruh ruang angkasa.

Setelah koti kalpa yang tidak terbatas
Sang Nayaka muncul;
Sekarang sang Buddha datang ke dunia,
Di tatap dan diikuti semua.

Amatilah cahaya sang Buddha,
Perwujudan para Buddha yang tidak terbayangkan,
Di dalam setiap istana
Diam di dalam samadhi yang sejati.

Lihatlah kekuatan guhya sang Buddha,
Menghasilkan awan api dari pori-pori-Nya,
Yang menyinari dunia,
Dengan cahaya yang tanpa akhir.

Lihatlah tubuh sang Buddha,
Dengan jaring cahaya-Nya yang paling murni,
Mewujudkan bentuk yang sebanding dengan jumlah semua makhluk,
Memenuhi sepuluh penjuru.

Suara-Nya yang menakjubkan meliputi dunia,
Dan semua yang mendengarnya menjadi gembira;
Dalam bahasa dari semua makhluk hidup,
Itu memuji kebajikan sang Buddha.

Disinari dengan cahaya sang Bhagavan,
Semua makhluk penuh damai dan bahagia;
Semua penderitaan dari keberadaan menjadi lenyap,
Pikiran mereka dipenuhi dengan kegembiraan.

Lihatlah rombongan para Bodhisattva
Berkumpul dari sepuluh pejuru,
Semuanya memancarkan awan permata mani,
Melantunkan pujian kepada sang Buddha.

Bodhimanda menghasilkan suara yang menakjubkan,
Yang paling mendalam dan menjangkau jauh,
Mampu melenyapkan penderitaan para makhluk hidup;
Inilah kekuatan batin sang Buddha.

Setiap orang memuja-Nya dengan penuh hormat,
Semuanya memiliki kegembiraan besar di dalam hati,
Bersama-sama dihadapan sang Bhagavan,
Menatap sang Dharma-raja.

"Pada saat itu, Putra Buddha, ketika pangeran Mahabalaprabha mengucapkan syair-gatha ini, suara-nya meliputi dunia Suara Tertinggi melalui kekuatan batin sang Buddha. Sang Raja Sukhadarsaparahitabuddhi setelah mendengar syair-gatha ini, dipenuhi dengan kegembiraan besar; Dia menatap seluruh rombongan pengiringnya dan mengucapkan syair-gatha ini, berkata :

Cepatlah anda kumpulkan,
Semua para raja,
Pangerannya dan menteri besarnya,
Para pejabatnya dan sisanya.

Umumkanlah disemua kota,
Mereka harus memukul genderang besar,
Mengumpulkan semua orang,
Untuk menemui dan melihat sang Buddha.

Di setiap persimpangan jalan
Lonceng permata harus dibunyikan:
Biarkan istri, anak, perumah-tangga,
Bersama-sama pergi melihat sang Tathagata.

Semua istana kota,
Harus dibuat bersih:
Berdirikan bendera yang indah dimana-mana
Hiasi dengan permata mani.

Banyak jaring tirai permata,
Alat musik melayang seperti awan,
Dengan indah tersusun di langit:
Biarkan dimana-mana dipenuhi dengan itu.

Berihkan setiap jalan,
Hujani dengan kain yang indah;
Hiasi kereta permata anda
Dan lihatlah sang Buddha dengan saya.

Masing-masing sesuai dengan kekuasaannya
Hujani dengan perhiasan dimana-mana,
Semuanya sama seperti awan yang menyebar,
Memenuhi seluruh langit.

Kanopi Teratai dengan api wangi,
Kalung permata bulan sabit,
Dan banyak kain indah yang tidak terhitung:
Semuanya itu anda harus bagikan.

Lautan wewangian terbesar,
Roda permata mani terbaik,
Dan juga candana yang paling murni:
Semuanya harus memenuhi langit.

Karangan bunga dari banyak permata,
Hiasan yang murni dan tanpa cacat,
Dan juga lampu permata mani:
Aturlah semua itu berada di langit.

Bawalah itu semua kepada sang Buddha
Dengan hati yang dipenuhi kegembiraan;
Istri, anak, pengiring, semuanya,
Pergilah melihat sang Bhagavan.

"Kemudian pada saat itu, sang Raja bersama dengan tiga puluh tujuh ribu istri dan selir dengan Punyasubhalaksana pemimpinnya, lima ratus putra dengan Mahabalaprabha pemimpinnya, enam puluh ribu menteri besar dengan Prajnabala pemimpinnya, dan juga yang lainnya, rombongan yang berjumlah tujuh puluh tujuh ratus ribu koti nayuta keluar dari 'kota besar Cahaya Api (Jvalaprabamahanagara)', mereka semua melintas di langit melalui kekuatan sang Raja, semua persembahan mereka yang beranekaragam memenuhi langit. Pergi ke tempat dimana sang Buddha berada, mereka bersujud di kaki-Nya, lalu duduk di satu sisi."

"Lagi, ada Raja Dewa yang bernama Hitavikaradhvaja datang dari kota yang bernama Bunga Yang Indah, bersama dengan rombongan yang berjumlah sepuluh koti nayuta."

"Lagi, ada Raja Naga yang bernama Vimalaprabha datang dari kota yang bernama Tertinggi, bersama dengan rombongan yang berjumlah dua puluh lima koti."

"Lagi, ada Raja Yaksha yang bernama Ugrabala datang dari kota yang bernama Bendera Vajra Tertinggi, bersama dengan rombongan yang berjumlah tujuh puluh tujuh koti."

"Lagi, ada Raja Gandharva yang bernama Anandadarsin datang dari kota yang bernama Tanpa Noda, bersama dengan rombongan yang berjumlah sembilan puluh tujuh koti."

"Lagi, ada Raja Asura yang bernama Vimalarupabhavana datang dari kota yang bernama Roda Yang Indah, bersama dengan rombongan yang berjumlah Lima puluh delapan koti."

"Lagi, ada Raja Garuda yang bernama Dasabalacara datang dari kota yang bernama Susunan Hiasan Yang Menakjubkan, bersama dengan rombongan yang berjumlah sembilan puluh sembilan koti."

"Lagi, ada Raja Kinnara yang bernama Vajraguna datang dari kota yang bernama Kenikmatan Yang Menyenangkan, bersama dengan rombongan yang berjumlah delapan belas koti."

"Lagi, ada Raja Mahoraga yang bernama Ratnakirtidhvaja datang dari kota yang bernama Bendera Vajra, bersama dengan rombongan yang berjumlah tiga koti ratus ribu nayuta."

"Lagi, ada Raja Brahma yang bernama Paramavijaya datang dari kota yang bernama Hiasan Yang Murni, bersama dengan rombongan yang berjumlah delapan belas koti. Para Raja dari ratusan yang tidak terhitung dari koti nayuta kota, bersama dengan rombongan pengiring mereka, semuanya datang bersama-sama menemui sang Sarvagunasumeruparamamegha Tathagata, bersujud di kaki-Nya, lalu duduk di satu sisi."

"Kemudian sang Tathagata itu, ingin menenangkan jumlah besar makhluk hidup di dalam lautan perkumpulan majelis di Bodhimanda-Nya, mengucapkan Sutra yang bernama Semua Kumpulan Dari Cara Pembebasan Dari Semua Buddha Dari Masa Lampau-Sekarang-Masa Depan, bersama dengan Sutra tambahan yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lokadhatu, menyebabkan semua makhluk menerima manfaat sesuai dengan kecenderungan pikiran mereka."

"Pada saat itu, sang Mahabalaprabha Bodhisattva, setelah mendengar Dharma ini, mencapai Cahaya Dari lautan Dharma Yang Dikumpulkan Di Masa Lampau Oleh Sarvagunasumeruparamamegha Buddha. Yaitu : Dia mencapai Cahaya Pengetahuan Samadhi Pada Kesamaan Dari Semua Gejala Kejadian; Cahaya Pengetahuan Semua Dharma Yang Memasuki Dan Tinggal Berdiam Di dalam Pikiran Dari Tekad Awal Untuk Bodhi; Cahaya Pengetahuan Mata Murni Dari Gudang Cahaya Yang Ada Dimana-mana Yang Meliputi Seluruh Dharmadhatu Di Sepuluh Penjuru; Cahaya Pengetahuan Yang Merenungkan Lautan Dari Maha Pranidhana Dari Semua Buddha; Cahaya Pengetahuan Karma Yang Murni Dari Memasuki Lautan Kebajikan Yang Tanpa Batas; Cahaya Pengetahuan Gudang Kekuatan Besar Dan Kecepatan Menuju Ke Avaivartika-bhumi; Cahaya Pengetahuan Roda Pembebasan Dengan Kekuatan Untuk Muncul Dalam Semua Bentuk-rupa Dimana-mana Dalam Dharmadhatu; Cahaya Pengetahuan Yang Pasti Masuk Kedalam Lautan Dari Pemenuhan Semua Kualitas Kebajikan; Cahaya Pengetahuan Lautan Penyempurnaan Dari Hiasan Pemahaman Yang Pasti Dari Semua Buddha; Cahaya Pengetahuan Lautan Kekuatan Batin Dimana Para Buddha Yang Banyak-Nya Tidak Terbatas Dari Dharmadhatu Muncul Dihapadan Semua Makhluk Hidup; Cahaya Pengetahuan Keadaan Dari Kekuatan Dan Keberanian Dari Semua Buddha."

Kemudian Mahabalaprabha Bodhisattva, setelah mencapai Cahaya Pengetahuan Yang Tidak Terbatas seperti itu, melalui kekuatan sang Buddha, mengucapkan syair-gatha ini :

Setelah mendengar Saddharma sang Buddha,
Dan mencapai Cahaya Pengetahuan;
Oleh karena itu Saya melihat sang Bhagavan,
Perbuatan-Nya di masa lampau.

Semua tempat kelahiran-Nya,
Nama-Nya yang berbeda dan bentuk-rupa-Nya,
Dan persembahan-Nya kepada semua Buddha:
Semua ini Saya lihat.

Di masa lampau Dia melayani,
Semua Bhagavan Buddha,
Mengolah praktek selama kalpa tanpa batas,
Memurnikan lautan dunia.

Menyerahkan tubuh-Nya
Tanpa batas dan tidak habis-habisnya,
Mengolah perbuatan tertinggi,
Dia memurnikan lautan ksetra.

Telinga, hidung, kepala, dan badan,
Dan juga tempat tinggal-Nya:
Semuanya Dia serahkan tidak terhitung jumlahnya,
Demi memurnikan semua dunia.

Mampu di semua ksetra
Melalui kalpa yang tidak terbayangkan
Untuk mempraktekkan perbuatan Bodhi,
Dia memurnikan lautan ksetra.

Melalui kekuatan pranidhana dari Samantabhadra
Di dalam semua lautan para Buddha,
Dia mengolah praktek yang tanpa batas
Memurnikan lautan dunia.

Sama seperti melalui cahaya matahari
Orang bisa melihat lingkaran surya,
Melalui Cahaya Pengetahuan Buddha Saya melihat
Jalan yang di tempuh oleh sang Buddha.

Saya melihat Cahaya Murni Besar
Dari lautan Buddhaksetra
Dengan tenang menyadari Bodhi
Meliputi seluruh Dharmadhatu.

Saya akan seperti sang Bhagavan,
Memurnikan lautan ksetra,
Dan melalui kekuatan batin sang Buddha
Mempraktekkan perbuatan Bodhi.

"Pada waktu itu Kulaputra, karena Mahabalaprabha Bodhisattva telah melihat Sarvagunasumeruparamamegha Buddha, telah melayani-Nya dan memberikan persembahan kepada-Nya, maka mencapai pencerahan disana, dan, demi kepentingan semua makhluk hidup, memperlihatkan lautan praktek dari sang Tathagata di masa lampau, memperlihatkan upaya-kausalya yang Dia lakukan di masa lampau saat sebagai Bodhisattva, memperlihatkan lautan kebajikan dari semua Buddha, memperlihatkan kekuatan pembebasan dari mencapai Buddhatva di semua Bodhimanda, memperlihatkan pengetahuan murni yang memasuki semua gejala kejadian, memperlihatkan pengetahuan yang tidak membeda-bedakan dari kekuatan dan keberanian dari para Buddha, memperlihatkan perwujudan yang ada dimana-mana dari sang Tathagata, memperlihatkan perubahan wujud ajaib yang tidak terbayangkan dari sang Buddha, memperlihatkan hiasan dari Buddhaksetra yang tidak terhitung banyaknya, memperlihatkan semua praktek pranidhana dari Samantabhadra Bodhisattva, menyebabkan para makhluk hidup yang banyaknya seperti butiran debu di gunung sumeru membangkitkan Bodhicitta, menyebabkan para makhluk hidup yang banyaknya seperti butiran debu di Buddhaksetra menyempurnakan ksetra yang murni dari para Tathagata."

"Kemudian Sarvagunasumeruparamamegha Buddha mengucapkan syair-gatha ini kepada Mahabalaprabha Bodhisattva :

Sangat unggul, Mahabalaprabha!
Tambang kebajikan, Maha Terkenal!
Demi menolong semua makhluk
Anda berangkat ke jalan Bodhi.

Anda telah mencapai cahaya pengetahuan
Memenuhi dharmadhatu;
Kebajikan dan kebijaksanaan Anda besar,
Anda akan mencapai lautan pengetahuan yang dalam.

Mengolah praktek di satu ksetra
Selama kalpa yang banyaknya seperti butiran debu:
Karena Anda telah melihat Saya begitu,
Jadi Anda akan mencapai pengetahuan seperti itu.

Bukan mereka yang dengan tindakan dasar,
Yang bisa mengetahui Upaya-kausalya ini:
Hanya melalui usaha yang tekun
Orang bisa memurnikan lautan ksetra.

Di dalam setiap butiran debu,
Mengolah selama kalpa yang tidak terhitung,
Hanya Orang seperti ini yang mampu
Menghiasi Buddhaksetra.

Menghabiskan kalpa dalam roda perpindahan
Demi kepentingan semua makhluk
Tanpa pikiran lelah,
Maka Orang akan menjadi Pembimbing dunia.

Memberikan persembahan kepada semua Buddha
Hingga batas dari waktu,
Tidak pernah lelah oleh itu,
Orang akan mencapai Jalan Tertinggi.

Semua Buddha dari tiga masa waktu
Akan bersama mengabulkan harapan Anda;
Diri Anda akan menghadiri
Perkumpulan dari semua Buddha.

Yang tanpa batas adalah pranidhana
Dari semua Tathagata;
Mereka yang memiliki pengetahuan besar
Mampu mengetahui maknanya.

Anda, Mahabalaprabha telah memberikan persembahan kepada Saya
Oleh karena itu, mencapai kekuatan besar,
Menyebabkan para makhluk yang sebanyak butiran debu
Menjadi matang dan mengarah ke Bodhi.

Para Bodhisattva Mahasattva
Yang mengolah praktek Samantabhadra
Menghiasi lautan Buddhaksetra
Di seluruh dharmadhatu.

"Di dalam kalpa hiasan yang besar, Kulaputra, ada banyak kalpa kecil yang jumlahnya seperti butiran debu di sungai gangga; rentang usia manusianya selama dua kalpa kecil. Kulaputra, Sarvagunasumeruparamamegha Buddha hidup selama lima puluh koti tahun; Setelah Parinirvana-Nya, ada muncul di dunia Buddha lainnya, yang bernama Suprajnanetravyuharaja, yang juga mencapai Samyaksambodhi di dalam hutan besar Lingkaran Cabang Bunga Permata Mani."

"Pada saat itu, sang kumara Mahabalaprabha melihat sang Tathagata itu mencapai Anuttara Samyaksambodhi Abhisambuddha dan mewujudkan kekuatan kesadaran batin, oleh karena itu, mencapai Dhyana dari mengingat Buddha (Buddhanusmrti) yang bernama Pintu Gerbang Dari Lautan Harta Yang Tanpa Batas, mencapai Samadhi dari Dharani yang bernama Kedalaman Kebenaran Dari Kekuatan Pengetahuan Yang Besar, mencapai Cinta Kasih Besar (Maha Maitri) yang bernama Dengan Kebijaksanaan Menenangkan Dan Membebaskan Semua Makhluk Hidup, mencapai Belas Kasihan Yang Besar (Maha Karuna) yang bernama Awan Yang Menyelimuti Semua Alam, mencapai Kegembiraan Yang Besar (Maha Sukha) yang bernama Gudang Kekuatan Dari Lautan Kebajikan Semua Buddha, mencapai Keseimbangan Yang Besar (Maha Samata) yang bernama Kesamaan Dan Kemurnian Seperti Angkasa Dari Intisari Yang Sesungguhnya Dari Segala Sesuatu, mencapai Kebijaksanaan Yang Melampaui (Prajna-paramita) yang bernama Tubuh Yang Murni Dari Dharmadhatu Yang Sifat Alaminya Terbebas Dari Kotoran, mencapai Kekuatan Pengetahuan Langsung (Abhijna) yang bernama Cahaya Tidak Terhalang Yang Muncul Dimana-mana, mencapai Kefasihan (Pratibhana) yang bernama Memasuki Kedalaman Yang Murni, dan mencapai Cahaya Pengetahuan (Jnanaprabha) yang bernama Gudang Yang Murni Dari Semua Buddhadharma. Dia memahami ribuan Pintu Gerbang Dharma yang seperti ini.

Kemudian sang kumara Mahabalaprabha, melalui kekuatan sang Buddha, demi keuntungan rombongannya mengucapkan syair-gatha ini :

Bahkan dalam banyak koti kalpa yang tidak terbayangkan
Seorang Buddha Pembimbing Dunia sulit ditemukan;
Para makhluk hidup di ksetra ini sangat beruntung
Karena sekarang mereka melihat Buddha yang kedua.

Tubuh sang Buddha memancarkan cahaya yang besar
Dengan bentuk rupa yang tanpa batas dan sepenuhnya murni,
Memenuhi semua ksetra sama seperti awan,
Dimana-mana memuji kebajikan Buddha.

Semua yang disinari oleh cahaya itu bergembira,
Para makhluk yang menderita semuanya terbebaskan,
Semua dibuat memberi hormat dan menjadi baik hati:
Inilah pekerjaan dari kekuatan sang Buddha.

Menghasilkan awan perubahan wujud yang tidak terbayangkan,
Memancarkan jaring cahaya yang berwarna tanpa batas
Memenuhi semua ksetra di sepuluh penjuru:
Inilah perwujudan dari kekuatan batin sang Buddha.

Dari setiap pori-pori-Nya memancarkan awan cahaya
Memenuhi seluruh ruang angkasa, memancarkan suara yang besar :
Semua tempat gelap diterangi,
Menyebabkan penderitaan di neraka menjadi lenyap.

Suara Buddha yang menakjubkan meliputi dimana-mana,
Sepenuhnya menghasilkan semua suara bahasa,
Sesuai dengan kekuatan kebajikan para makhluk:
Inilah pekerjaan dari kekuatan ajaib sang Guru.

Tidak terukur, tanpa batas lautan dari perkumpulan majelis:
Sang Buddha muncul diantara mereka semua,
Menjelaskan Dharma yang tidak habis-habisnya kepada mereka semua,
Dengan sesuai menenangkan semua makhluk hidup.

Kekuatan ajaib sang Buddha tanpa akhir,
Muncul di dalam setiap ksetra;
Inilah pengetahuan Tathagata yang tidak terhalang,
Dia mencapai Samyaksambodhi untuk menguntungkan semua makhluk.

Kalian semua harus bergembira;
Menari, bersukaria, dan memberi hormat.
Saya akan pergi bersama kalian ke sana:
Jika orang melihat sang Buddha, semua penderitaan akan berhenti.

Bangkitkan pikiran mencari 'Penerangan (Bodhi)',
Berbaikhatilah mempedulikan semua makhluk hidup,
Dengan tinggal berdiam di Maha Pranidhana dari Samantabhadra,
Anda akan mencapai pembebasan seperti sang Dharmaraja.

"Kulaputra, ketika sang kumara Mahabalaprabha mengucapkan syair-gatha ini, melalui kekuatan sang Buddha, suaranya tidak terhalang dan bisa terdengar di semua dunia; Para makhluk hidup yang tidak terhitung banyaknya membangkitkan tekad untuk Bodhi. Kemudian sang kumara Mahabalaprabha bersama dengan orang tuanya dan rombongannya, dikelilingi oleh yang tidak terhitung ratusan ribu koti nayuta makhluk hidup, dengan kanopi permata yang seperti awan memenuhi langit, berangkat bersama-sama menuju ke tempat Suprajnanetravyuharaja Buddha berada. Kemudian, sang Buddha itu membabarkan kepada mereka Sutra Hiasan Yang Murni Dari Sifat Alami Zat Dari Dharmadhatu, bersama dengan Sutra tambahan yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia."

"Setelah mendengar Sutra ini, perkumpulan majelis yang besar itu mencapai pengetahuan yang murni yang bernama Jalan Masuk Kedalam Semua Teknik Dari Bodhi, mencapai bhumi yang bernama Cahaya Yang Tanpa Noda, mencapai roda dari paramita yang bernama Memperlihatkan Hiasan Yang Menyenangkan Dalam Semua Dunia, mencapai roda dari perbuatan yang meluas yang bernama Penglihatan Murni Dengan Cahaya Tanpa Batas Yang Memasuki Semua Buddhaksetra, mencapai roda dari kegiatan yang bertujuan yang bernama Bendera Cahaya Dari Awan Kebajikan Yang Murni, mencapai roda dari pencapaian tetap yang bernama Cahaya Luas Dari Lautan Dari Semua Kebenaran, mencapai praktek kemajuan yang sungguh mendalam yang bernama Hiasan Dari Pengetahuan Yang Besar, mencapai Lautan Pengetahuan Dari Pentahbisan Yang Tinggi yang bernama Penglihatan Tanpa Usaha Yang Sangat Murni, mencapai Cahaya Besar Yang Jelas yang bernama Cahaya Yang Bersinar Dimana-mana Yang Dicirikan Oleh Lautan Kebajikan Buddha, dan mencapai pengetahuan murni yang menghasilkan kekuatan pranidhana yang bernama Gudang Keyakinan Dan Tekad dari kekuatan pranidhana yang tidak terukur."

Kemudian sang Buddha itu, demi kepentingan Mahabalaprabha Bodhisattva, mengucapkan syair-gatha ini :

Sangat unggul, lautan kebajikan dan kebijaksanaan,
Tekad Anda untuk Maha Bodhi;
Anda akan mencapai Buddhatva yang tidak terbayangkan
Dan menjadi kepercayaan dari semua makhluk hidup.

Anda telah menghasilkan lautan pengetahuan yang luas
Mampu sepenuhnya memahami segala sesuatu;
Dengan Upaya-kausalya yang tidak terbayangkan
Memasuki alam Buddhatva yang tanpa batas.

Setelah melihat awan kebajikan para Buddha
Dan memasuki bhumi dari kebijaksanaan yang tanpa batas,
Lautan dari semua Upaya Paramita
Anda yang Maha Terkenal, akan menyempurnakannya.

Setelah mencapai pintu gerbang Dharani
Dan pintu gerbang Pratibhana yang tidak habis-habisnya,
Mengolah berbagai macam praktek Pranidhana
Anda akan menyadari pengetahuan yang tiada tanding.

Setelah menghasilkan lautan Pranidhana
Dan memasuki lautan Samadhi,
Anda akan menyempurnakan kekuatan batin yang besar
Dan semua kualitas Buddha yang tidak terbayangkan.

Meliputi dharmadhatu yang tidak terbayangkan;
Pikiran Anda yang luas dan mendalam telah murni;
Anda melihat lautan ksetra, menghiasinya dengan murni,
Yang dari semua Buddha di sepuluh penjuru.

Anda telah memasuki praktek Bodhi Saya,
Lautan upaya-kausalya yang saya lakukan di masa lampau,
Mengolah semua sila yang murni,
Perbuatan yang unggul ini Anda telah capai.

Saya memberikan berbagai persembahan kepada lautan para Buddha
Di dalam semua ksetra yang tidak terhitung;
Seperti buah yang dicapai oleh praktek itu
Hiasan seperti itu semuanya Anda lihat.

Melampaui lautan kalpa besar yang tidak habis-habisnya
Mengolah praktek yang murni dalam semua ksetra
Dengan Pranidhana yang kuat, yang tidak terbayangkan,
Anda akan mencapai kekuatan batin dari para Buddha ini.

Memberikan persembahan kepada semua Buddha,
Menghiasi ksetra, memurnikan semua,
Mengolah praktek rddhi dalam semua kalpa,
Anda akan menyempurnakan kebajikan besar para Buddha.

"Kulaputra, setelah Suprajnanetravyuharaja Tathagata memasuki Nirvana, sang raja Sukhadarsaparahitabuddhi juga sesudah itu meninggal, dan putranya Mahabalaprabha mewarisi posisi Cakravartin. Dan kemudian, di dalam hutan besar Lingkaran Cabang Bunga Permata Mani itu, Tathagata yang ketiga muncul di dunia, dengan nama Paramagunasagara. Pada waktu itu, ketika Mahabalaprabha Cakravartin melihat tanda-tanda dari sang Tathagata itu mencapai Samyaksambodhi, Dia berangkat bersama dengan keluarganya dan rombongannya, tentaranya, dan para penduduk dari kota besar, kota kecil, dan desa, semuanya membawa tujuh jenis permata dan logam mulia untuk sang Buddha itu dan mempersembahkan paviliun besar yang terhiasi dengan semua jenis permata mani yang wangi. Kemudian sang Tathagata, di dalam tengah hutan itu, menjelaskan Sutra Cahaya Kegiatan Dari Bodhisattva Samantanetra, bersama dengan Sutra tambahan yang banyaknya seperti butiran debu di dalam dunia. Kemudian sang Bodhisattva Mahabalaprabha, setelah mendengar Dharma ini, mencapai Samadhi yang bernama Cahaya Semesta Dari Kebajikan Besar. Dan karena telah mencapai Samadhi itu, Dia mampu mengetahui masa lampau - sekarang - masa depan dari nasib baik dan buruk dari semua Bodhisattva dan semua makhluk hidup."

Kemudian sang Buddha itu, demi kepentingan Mahabalaprabha Bodhisattva, mengucapkan syair-gatha ini :

Unggul! Mahabalaprabha yang berkebajikan,
Anda semua telah datang kepada Saya;
Dengan belas kasihan kepada semua makhluk hidup
Anda telah membangkitkan tekad tertinggi untuk Bodhi.

Demi kepentingan semua makhluk yang menderita,
Anda melakukan belas kasih besar untuk membebaskan mereka.
Anda akan menjadi andalan bagi semua yang tersesat;
Inilah yang dinamakan upaya-kausalya dari perbuatan Bodhisattva.

Jika Bodhisattva bisa dengan kekuatan yang kukuh,
Melaksanakan praktek tertinggi tanpa mengendur,
Kebebasan tertinggi, paling menang, dan tanpa terhalang
Dan pengetahuan yang halus, akan mereka capai.

Cahaya kebajikan, bendera kebajikan,
Tempat tinggal dari kebajikan, lautan kebajikan.
Semua Pranidhana dari Samantabhadra Bodhisattva
Anda, Mahabalaprabha, dapat memasukinya.

Dengan Pranidhana yang besar ini, Anda bisa memasuki
Lautan para Buddha yang tidak terbayangkan.
Lautan kebajikan para Buddha tidak memiliki batas:
Anda bisa melihatnya semua melalui pembebasan yang menakjubkan.

Di dalam ksetra di sepuluh penjuru,
Anda melihat para Buddha yang tanpa batas dan tidak terhitung;
Lautan praktek masa lampau yang luas dari para Buddha itu
Anda bisa lihat seluruhnya sebagaimana apa adanya.

Orang yang tinggal di dalam lautan Upaya ini
Memasuki bhumi dari pengetahuan;
Dengan mengikuti semua Buddha dalam belajar,
Pasti akan mengarah ke Sarvajnajnana.

Anda telah di tengah-tengah lautan semua dunia,
Dan melewati lautan kalpa yang sebanyak butiran debu,
Mempelajari lautan praktek dari semua Tathagata.
Anda pasti akan mencapai Buddhatva.

Seperti yang Anda lihat di sepuluh penjuru
Semua lautan ksetra sangatlah murni;
Ksetra Anda juga akan murni seperti itu:
Yang dicapai oleh Orang yang dengan Pranidhana tanpa batas.

Lautan majelis besar di Bodhimanda ini,
Setelah mendengar Pranidhana Anda, semuanya bergembira.
Semua memasuki Mahayana dari Samantabhadra,
Dan membangkitkan tekad menuju Bodhi.

Dalam setiap ksetra yang tanpa batas,
melalui lautan kalpa, memasuki semua praktek.
Sekarang, dengan kekuatan Pranidhana Anda,
Menyempurnakan praktek Samantabhadra Bodhisattva.”

“Kulaputra, di dalam hutan besar Lingkaran Cabang Bunga Permata Mani itu, masih ada Buddha lainnya yang muncul di dunia. Namanya adalah Samantayasaspadmanetradhvaja. Pada waktu itu adalah masa ketika Mahabalaprabha meninggal dunia dan dilahirkan kembali di dalam kota surga yang bernama Istana Permata Yang Hening-Tenang, yang ada di atas puncak gunung Sumeru, dimana Dia menjadi Raja Dewa yang bernama Vimalagunadhvaja. Dan bersama dengan rombongan para dewa, Dia tiba di tempat sang Buddha itu, di mana mereka menurunkan hujan awan bunga permata sebagai persembahan.”

“Kemudian sang Tathagata itu membabarkan kepada mereka Sutra Upaya-Kausalya Yang Luas Dari Pembebasan Pintu Semesta Yang Menyinari Semua, bersama dengan Sutra tambahan yang banyaknya seperti butiran debu di dalam lautan dunia. Ketika Devendra itu dan para dewa mendengar Sutra itu, mereka mencapai samadhi yang bernama Gudang Pintu Semesta Dari Kebahagiaan, dan melalui kekuatan dari samadhi itu, mereka dapat memasuki lautan dari ciri-ciri yang sesungguhnya dari semua gejala kejadian. Setelah mendapatkan manfaat seperti itu, mereka berangkat dari tempat itu dan kembali ke tempat asal mereka.”


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Wed Jul 11, 2018 10:37 pm, total 38 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Mani Padme Hum

Post by skipper Wed Jul 11, 2018 10:38 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra ADI%20VAJRADHARA
Vajradhara Tathagata


Gyuto Vidyadhara

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra QtUMNwS
Manohara Vasudhara Vajrankusa

Bab 7
Tathagatanama parivartah

Kemudian pada saat itu, sang Bhagavan yang baru saja mencapai Abhisambuddhah di dalam hutan Bodhimanda di negara Magadha, Sedang duduk diatas Simhasana tumpukan bunga teratai di dalam Paviliun Samantaprabha, Dia menyempurnakan Samyaksambodhi yang tidak terbayangkan, telah selamanya memotong putus gagasan duniawi tentang perpindahan dan kepunahan, mencapai gejala kejadian yang tiada tanda; Dia tinggal berdiam di dalam tempat Buddhatva, mencapai Samaya dari para Buddha, mencapai gejala kejadian yang abadi di dalam alam yang tanpa rintangan; Perbuatan-Nya tanpa halangan; Dia mendirikan yang tidak terbayangkan, melihat semua di masa lampau - sekarang - masa depan. Dia bersama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, yang semuanya adalah 'ekajati (satu kelahiran lagi)' untuk mencapai Buddhatva. Mereka semua yang telah berkumpul disini datang dari wilayah yang berbeda-beda. Mereka ahli dalam mengamati alam para makhluk hidup, alam dharmadhatu, alam nirvana, ganjaran dari semua karma, proses bekerjanya pikiran, arti dari semua kata, yang duniawi dan yang melampaui duniawi, yang berkondisi dan yang tidak berkondisi, masa lampau - sekarang - masa depan.

Kemudian pada waktu itu, para Bodhisattva itu memiliki pikiran demikian : "Jika sang Bhagavan menatap kami dengan belas-kasihan, semoga, sesuai dengan kecenderungan kami, memperlihatkan kepada kami Buddhaksetra, tempat tinggal para Buddha, hiasan dari Buddhaksetra, sifat alami dari Buddhatva, kemurnian dari Buddhaksetra, Dharma yang dijelaskan para Buddha, zat dan sifat alami dari Buddhaksetra, kualitas kebajikan para Buddha, pembentukan Buddhaksetra, dan Maha Bodhi dari para Buddha. Sama seperti para Bhagavan Buddha dari semua dunia di sepuluh penjuru, demi mengembangkan semua Bodhisattva, demi menyebabkan keluarga Tathagata terus berlanjut tanpa henti, demi menyelamatkan semua makhluk hidup, demi menyebabkan semua makhluk hidup selamanya terbebas dari semua penderitaan, demi memahami semua praktek, demi menjelaskan semua Dharma, demi membersihkan semua 'kotoran batin (klesa)', demi selamanya memotong putus semua jaring keraguan, demi membuang semua nafsu keinginan, demi melenyapkan semua kemelekatan, maka menjelaskan sepuluh tempat tinggal Bodhisattva, sepuluh praktek, sepuluh pembaktian, sepuluh gudang harta, sepuluh tingkat, sepuluh ikrar, sepuluh samadhi, sepuluh kekuatan, dan sepuluh puncak, dan menjelaskan tingkat Tathagata, keadaan Tathagata, kekuatan magis Tathagata, perbuatan Tathagata, kekuatan Tathagata, keberanian Tathagata, samadhi Tathagata, kemampuan batin Tathagata, kebebasan Tathagata, Ketiadaan rintangan Tathagata, mata Tathagata, telinga Tathagata, hidung Tathagata, lidah Tathagata, tubuh Tathagata, tujuan Tathagata, kefasihan Tathagata, kebijaksanaan Tathagata, dan keunggulan Tathagata, begitu juga, semoga Bhagavan Buddha menjelaskan ini kepada kami."

Kemudian pada saat itu, sang Bhagavan, mengetahui yang dipikirkan oleh para Bodhisattva itu, mewujudkan kekuatan magis yang sesuai dengan setiap jenis Mereka. Ketika Dia telah selesai mewujudkan kekuatan magis, ada datang dari dunia yang bernama Warna Emas, yang Buddha-nya bernama Acalajnana, di sebelah timur melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, seorang Bodisattva yang tinggal di dunia itu yang bernama Manjushri, bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra. Ketika tiba di tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah timur dan duduk bersila diatasnya.

Di sebelah selatan, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Warna Yang Menakjubkan, dengan Buddha-nya bernama Apratihatajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama Buddhanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah selatan dan duduk bersila diatasnya.
 
Di sebelah barat, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Warna Bunga Teratai, dengan Buddha-nya bernama Tamapramardanajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama Dharmavibhavanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah barat dan duduk bersila diatasnya.

Di sebelah utara, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Warna Bunga Campaka, dengan Buddha-nya bernama Tejovrttajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama Ratnanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah utara dan duduk bersila diatasnya.

Di sebelah timur laut, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Warna Bunga Utpala, dengan Buddha-nya bernama Laksanajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama Gunanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah timur laut dan duduk bersila diatasnya.

Di sebelah tenggara, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Suvarna, dengan Buddha-nya bernama Paramajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama Drstinayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah tenggara dan duduk bersila diatasnya.

Di sebelah barat daya, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Warna Permata, dengan Buddha-nya bernama Agrajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama Viryanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah barat daya dan duduk bersila diatasnya.

Di sebelah barat laut, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Warna Vajra, dengan Buddha-nya bernama Ksemajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama Dharmanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah barat laut dan duduk bersila diatasnya.

Di sebelah bawah, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Warna Mani, dengan Buddha-nya bernama Vimalajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama Jnananayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah bawah dan duduk bersila diatasnya.

Di sebelah atas, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada dunia yang bernama Warna Yang Sama, dengan Buddha-nya bernama Avalokanajnana. Disana, ada Bodhisattva yang bernama Sattvatanayaka, yang bersama-sama dengan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra datang ke tempat sang Buddha berada, Mereka membungkuk dan lalu menghasilkan simhasana dari tumpukan bunga teratai di arah atas dan duduk bersila diatasnya.

Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva, di adhisthana oleh sang Buddha, mengamati seluruh perkumpulan para Bodhisattva, dan mengucapkan kata ini : "Para Bodhisattva ini adalah yang paling langka, Kulaputra ! Buddhaksetra adalah yang tidak terbayangkan. Tempat tinggal Buddha, hiasan Buddhaksetra, sifat alami Buddhadharma, kemurnian Buddhaksetra, Dharma yang diucapkan oleh Buddha, perwujudan Buddha, pembentukan Buddhaksetra, dan Anuttara-Samyaksambodhi dari Buddha, semua itu adalah yang tidak terbayangkan. Mengapa? Karena, Kulaputra, semua Buddha yang ada di dunia di sepuluh penjuru mengetahui bahwa kecenderungan dari para makhluk hidup adalah yang tidak sama, dan jadi, Mereka mengajar dan melatih mereka sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Jangkauan dari kegiatan ini sebanding dengan ruang angkasa dari dharmadhatu."

"Kulaputra, di dalam empat penjuru dari 'dunia ketahanan (sahaloka)' ini, sang Tathagata, dengan berbagai macam tubuh, nama, bentuk-rupa, ukuran, usia hidup, lokasi, indera, tempat kelahiran, bahasa, dan pemandangan, menyebabkan semua makhluk hidup masing-masing melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di dalam empat penjuru ini, sang Tathagata mungkin bernama 'Sarvārthasiddha (tercapai semua tujuan)', atau bernama 'Purnima (bulan purnama)', atau bernama 'Simhanada (Auman Singa)', atau bernama 'Sakyamuni (Pertapa Bijak dari Sakya)', atau bernama 'Saptamuni (Pertapa Bijak Yang Ke Tujuh)', atau bernama Vairocana, atau bernama Gautama, atau bernama 'Mahasramana (Sramana Yang Besar)', atau bernama 'Parama (Tertinggi)', atau bernama 'Nayaka (Pembimbing)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah timur dari empat benua, ada dunia yang bernama 'Perlindungan Yang Baik (Suraksa)'. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama Vajra, atau bernama 'Asamga (Yang Bebas)', atau bernama 'Prajnajnanadhara (Pemilik Pengetahuan Dan Kebijaksanaan)', atau bernama 'Ajita (Yang Tidak Terkalahkan)', atau bernama 'Muniraja (Raja Pertapa Bijak)', atau bernama 'Avivada (Tanpa Perselisihan)', atau bernama 'Kusalanayaka (Pemimpin Yang Mampu)', atau bernama 'Prasancitta (Batin Yang Bahagia)', atau bernama 'Apratimana (Tiada Bandingan)', atau bernama 'Vacatikranta (Melampaui Kata)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah selatan dari empat benua, ada dunia yang bernama Sulit Di Tanggung. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Devendra (Raja Dewa)', atau bernama 'Ratnakirti (Kemasyhuran Permata)', atau bernama 'Vimala (Tanpa Noda)', atau bernama 'Satyavaca (Perkataan Benar)', atau bernama 'Damaka (Penjinak)', atau bernama 'Ananda (Bahagia)', atau bernama 'Mahayasas (Ketenaran Yang Besar)', atau bernama 'Upakarin (Dermawan)', atau bernama 'Ananta (Tanpa Batas)', atau bernama 'Parama (Tertinggi)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah barat dari empat benua, ada dunia yang bernama Kebijaksanaan Pribadi. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Varunadeva (Dewa Air)', atau bernama 'Anandadarsa (Terlihat Menyenangkan)', atau bernama 'Paramaraja (Raja Tertinggi)', atau bernama 'Devadamana (Penjinak Dewa)', atau bernama 'Satyaprajna (Kebijaksanaan Yang Sebenarnya)', atau bernama 'Paramagata (Tiba Di Yang Tertinggi)', atau bernama 'Ananda (Bahagia)', atau bernama 'Dharmajnana (Pengetahuan Dharma)', atau bernama 'Sarvakartvanispadana (Menyelesaikan Semua Tugas)', atau bernama 'Hitavasa (Tinggal Dalam Kebaikan)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah utara dari empat benua, ada dunia yang bernama Keberadaan Singa. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Mahamuni (Sang Bijaksana Besar)', atau bernama 'Duskaracarya (Pertapaan Yang Sulit)', atau bernama 'Bhagavan (Yang Dihormati Dunia)', atau bernama 'Paramaksetra (Lapangan Tertinggi)', atau bernama 'Sarvajna (Yang Mengetahui Semua)', atau bernama 'Satcitta (Pikiran Yang Baik)', atau bernama 'Vimala (Murni)', atau bernama 'Isvaravana (Suara Penguasa Tertinggi)', atau bernama 'Paramadatra (Sang Pemberi Tertinggi)', atau bernama 'Duskaracaryasiddhi (Pencapaian Dari Pertapaan Yang Sulit)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah timur laut dari empat benua, ada dunia yang bernama Perenungan Yang Halus. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Marapramardaka (Penumpas Mara)', atau bernama 'Siddhi (Penyelesaian)', atau bernama 'Vimukta (Terbebaskan)', atau bernama 'Devapunya (Kebajikan Dewa)', atau bernama 'Alobha (Tiada Keserakahan)', atau bernama 'Paramaprajna (Kebijaksanaan Tertinggi)', atau bernama 'Samacitta (Pikiran Yang Seimbang)', atau bernama 'Aparajita (Yang Tidak Bisa Dikalahkan)', atau bernama 'Prajnasvara (Suara Kebijaksanaan)', atau bernama 'Viralasamdarsana (Kemunculan Yang Langka)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah tenggara dari empat benua, ada dunia yang bernama Kegembiraan dan Bahagia (Sukhananda). Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Paramasri (Kemuliaan Tertinggi)', atau bernama 'Kumpulan Cahaya Api (Prabhajvalavyuha)', atau bernama 'Pengetahuan Yang Meliputi Semua (Samantajnana)', atau bernama 'Sang Rahasia (Guhyaka)', atau bernama 'Pembebasan (Vimoksha)',  atau bernama 'Sifat Alami Yang Aman (Nihsamkasvabhava)', atau bernama 'Bertindak Sesuai Dharma (Dharmatisthati)', atau bernama 'Raja Mata Murni (Vimalanetraraja)', atau bernama 'Keberanian Besar (Mahavira)', atau bernama 'Kekuatan Semangat (Viryabala)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah barat daya dari empat benua, ada dunia yang bernama Sangat Kukuh. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Tinggal Berdiam Penuh Damai (Santavasa)', atau bernama 'Raja Pengetahuan (Jnanaraja)', atau bernama 'Sepenuhnya Sempurna (Paripurna)', atau bernama 'Tidak Berpindah (Acala)', atau bernama 'Mata Yang Indah (Suksmanetra)', atau bernama 'Raja Tertinggi (Paramaraja)', atau bernama 'Suara Pembebasan (Vimuktisvara)', atau bernama 'Pemberi Semua (Sarvadatra)', atau bernama 'Resinya Orang Banyak (Samgharesi)', atau bernama 'Puncak Sumeru (Merukuta)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah barat laut dari empat benua, ada dunia yang bernama Permukaan Yang Menakjubkan. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Samanta (Meliputi Semua)', atau bernama 'Jvalaprabha (Cahaya Api)', atau bernama 'Manisikha (Jambul Permata)', atau bernama 'Smararha (Layak Diingat)', atau bernama 'Anuttarartha (Makna Tiada Tanding)', atau bernama 'Nityananda (Selalu Gembira)', atau bernama 'Svabhavasuddha (Kemurnian Dari Sifat Alami)', atau bernama 'Prabhamandala (Lingkaran Cahaya)', atau bernama 'Dirghabhuja (Lengan Panjang)', atau bernama 'Saravasa (Tinggal Berdiam di Intisari)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah bawah dari empat benua, ada dunia yang bernama Kebijaksanaan Yang Bercahaya. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Kusalamulacaya (Mengumpulkan Akar Kebajikan)', atau bernama 'Simhika (Seperti Singa)', atau bernama 'Kusagrabuddhi (Kecerdasan Yang Tajam)', atau bernama 'Suvarnajvala (Api Keemasan)', atau bernama 'Sarvavidya (Semua Pengetahuan)', atau bernama 'Paramasvara (Suara Tertinggi)', atau bernama 'Upakarin (Dermawan)', atau bernama 'Paramagata (Tiba Di Yang Tertinggi)', atau bernama 'Satyadeva (Tuhan Kebenaran)', atau bernama 'Samantavijayin (Pemenang Atas Semua)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah atas dari empat benua, ada dunia yang bernama Menyokong Permukaan. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Prajnajnanadhara (Pemilik Pengetahuan Dan Kebijaksanaan)', atau bernama 'Vimalamukha (Wajah Yang Murni)', atau bernama 'Bodhiprajna (Kebijaksanaan Dari Kebangkitan)', atau bernama 'Nayaka (Pemimpin)', atau bernama 'Acaravyuha (Hiasan Perbuatan)', atau bernama 'Harsana (Pembawa Kegembiraan)', atau bernama 'Siddhartha (Tujuan Terselesaikan)', atau bernama 'Jvalitika (Seperti Cahaya Api)', atau bernama 'Sila (Moralitas)', atau bernama 'Ekayani (Satu Jalan)'; Ada sepuluh ribu nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Di dunia Saha, Kulaputra, ada ratusan milyar kelompok empat benua, dimana sang Tathagata disana memiliki jutaan milyar nama yang berbeda-beda, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah timur dari dunia Saha, ada dunia yang bernama Ajaran Rahasia. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Samata (Kesamaan)', atau bernama 'Uttama (Terunggul)', atau bernama 'Santvana (Menghibur)', atau bernama 'Bodhicitta (Pikiran Yang Terbangkitkan)', atau bernama 'Satyavaca (Perkataan Benar)', atau bernama 'Vimokshaprapta (Mencapai Pembebasan)', atau bernama 'Paramakaya (Tubuh Tertinggi)', atau bernama 'Mahavira (Keberanian Besar)', atau bernama 'Anuttarajnana (Pengetahuan Yang Tiada Tanding)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah selatan dari dunia Saha, ada dunia yang bernama Melimpah. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Muladharma (Sifat Alami Asli)', atau bernama 'Kamistamati (Kecerdasan Yang Tekun)', atau bernama 'Anuttara Bhagavan (Bhagavan Yang Tanpa Tandingan)', atau bernama 'Mahajnanolka (Obor Pengetahuan Besar)', atau bernama 'Anirvedita (Tanpa Ketergantungan)', atau bernama 'Prabhakosa (Gudang Cahaya)', atau bernama 'Prajnakosa (Gudang Kebijaksanaan)', atau bernama 'Gunakosa (Gudang Kebajikan)', atau bernama 'Devatideva (Tuhannya tuhan)', atau bernama 'Mahasvarajya (Penguasa Besar Yang Bebas)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah barat dari dunia Saha, ada dunia yang bernama Tanpa Noda. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama Siddhartha (Tujuan Tercapai)', atau bernama 'Margavid (Mengetahui Jalan)', atau bernama 'Saravasa (Tinggal Berdiam di Intisari)', atau bernama 'Vipasa (Membuka Belenggu)', atau bernama 'Satyacetatin (Merenungkan Kebenaran)', atau bernama 'Suvivecaka (Memahami Dengan Mudah)', atau bernama 'Paramabuddhi (Wawasan Tertinggi)', atau bernama 'Damakarin (Perbuatan Penaklukkan)', atau bernama 'Tapascarya (Praktek Pertapaan)', atau bernama 'Sampurnabala (Dipenuhi Kekuatan)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah utara dari dunia Saha, ada dunia yang bernama Kegembiraan Besar. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Champakavarna (Warna Bunga Campaka)', atau bernama 'Suryakosa (Gudang Matahari)', atau bernama 'Gunavasa (Tempat Kebajikan)', atau bernama 'Abhijnakara (Mewujudkan Kekuatan Penembusan Batin)', atau bernama 'Vikrantabhava (Sifat Alami Dari Langkah Yang Melampaui)', atau bernama 'Prajnaditya (Matahari Kebijaksanaan)', atau bernama 'Aniruddha (Tidak Terhalang)', atau bernama 'Candranirbhasa (Tampil Seperti Bulan)', atau bernama 'Veganila (Angin Cepat)', atau bernama 'Visuddhakaya (Tubuh Yang Murni)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah timur laut dari dunia Saha, ada dunia yang bernama Perkumpulan (Samgraha). Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Nityavigataduhkha (Selamanya Terbebas Dari Penderitaan)', atau bernama 'Samantavimocana (Pembebasan Menyeluruh)', atau bernama 'Mahaguptakosa (Gudang Harta Tersembunyi Yang Besar)', atau bernama 'Vimuktijnana (Pengetahuan Pembebasan)', atau bernama 'Atitakosa (Gudang Penyimpan Masa Lampau)', atau bernama 'Ratnaprabha (Cahaya Permata)', atau bernama 'Nihsamga (Tidak Melekati Duniawi)', atau bernama 'Apratihatabhumi (Tingkat Tanpa Halangan)', atau bernama 'Vimalasraddhakosa (Gudang Keyakinan Murni)', atau bernama 'Aksobhyacitta (Pikiran Yang Tidak Dapat Terganggu)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah tenggara dari dunia Saha, ada dunia yang bernama Menguntungkan. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Prabhakara (Mewujudkan Cahaya)', atau bernama 'Gambhiraprajna (Kebijaksanaan Mendalam)', atau bernama 'Subhasvara (Suara Yang Menakjubkan)', atau bernama 'Varendriya (Indera Terunggul)', atau bernama 'Vitanavyuha (Hiasan Susunan Kanopi)', atau bernama 'Viryamula (Ajar Semangat)', atau bernama 'Prajnaparamita (Mencapai Pantai Seberang Kebijksanaan)', atau bernama 'Paramasamadhi (Konsentrasi Tertinggi)', atau bernama 'Vimalavaca (Perkataan Yang Jelas)', atau bernama 'Prajnasagara (Lautan Kebijaksanaan)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah barat daya dari dunia Saha, ada dunia yang bernama Keunikan Yang Jarang. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Munisvara (Tuannya Para Bijaksana)', atau bernama 'Sarvavasudhara (Pemilik Semua Kekayaan)', atau bernama 'Lokavimuktika (Terbebaskan Dari Dunia)', atau bernama 'Samantajnanendriya (Indera Dari Pengetahuan Yang Mencakup Semua)', atau bernama 'Paramavaca (Ucapan Tertinggi)', atau bernama 'Vimaladarsin (Pemahaman Yang Jelas)', atau bernama 'Vasendriya (Indera Yang Terkendali)', atau bernama 'Mahamrtasasta (Guru Abadi Yang Besar)', atau bernama 'Vinayakarma (Perbuatan Membimbing)', atau bernama 'Vajrasimha (Singa Yang Tidak Bisa Hancur)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah barat laut dari dunia Saha, ada dunia yang bernama Kebahagiaan. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Sundarapuspaguccha (Karangan Bunga Yang Indah)', atau bernama 'Candanavitana (Kanopi Dari Candana)', atau bernama 'Padmakosa (Gudang Bunga Teratai)', atau bernama 'Sarvadharmatikranta (Melampaui Segala Sesuatu)', atau bernama 'Dharmaratna (Permata Kebenaran)', atau bernama 'Punarjati (Kelahiran Kembali)', atau bernama 'Vimalasuvitana (Kanopi Yang Sangat Indah Dan Murni)', atau bernama 'Mahavipulanetra (Mata Yang Luas Dan Besar)', atau bernama 'Kusaladharmadharin (Pemilik Kualitas Yang Baik)', atau bernama 'Dharmasamadhi (Konsentrasi Dharma)', atau bernama 'Jalakosa (Gudang Jaring)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah bawah dari dunia Saha, ada dunia yang bernama Kunci. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Jvalakara (Menghasilkan Api)', atau bernama 'Prasantavisa (Melenyapkan Racun)', atau bernama 'Devendradhanu (Panah Dari Sakra)', atau bernama 'Apratishthita (Tiada Tempat Menetap)', atau bernama ' (Tercerahkan Pada Sumber)', atau bernama 'Asrayabodhi (Menyadari Sumber Yang Mendasar)', atau bernama 'Samucchranirodha (Menghentikan Kenaikan)', atau bernama 'Mahavega (Kecepatan Besar)', atau bernama 'Nityadanananda (Selalu Senang Memberi)', atau bernama 'Vivekitamarga (Memahami Sang Jalan)', atau bernama 'Bendera Kemenangan (Vijayadhvaja)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, di sebelah atas dari dunia Saha, ada dunia yang bernama Suara Bergemuruh. Di sana, sang Tathagata mungkin bernama 'Viradhvaja (Bendera Pemberani)', atau bernama 'Anantanidhi (Harta Tanpa Batas)', atau bernama 'Mahadananandi (Senang Menyumbang Besar)', atau bernama 'Divyaprabha (Cahaya Surga)', atau bernama 'Mangalabhava (Munculnya Pertanda Baik)', atau bernama 'Paramita (Yang Melampaui)', atau bernama 'Sarvadhipati (Tuan Atas Semua)', atau bernama 'Avaivarticakra (Roda Yang Tanpa Kemunduran)', atau bernama 'Sarvapapatikranta (Diluar Dari Semua Kejahatan)', atau bernama 'Sarvajna (Semua Pengetahuan)'; Ada sejuta milyar nama seperti ini, yang mana membuat setiap makhluk melihat dan mengenal-Nya berbeda-beda."

"Kulaputra, sama seperti di dunia Saha ini, demikian juga di penjuru timur, ada ratusan dari ribuan dari miliaran yang tidak terhitung, yang sangat banyak, yang tanpa batas, yang tanpa bandingan, yang tidak terkira, yang tidak dapat diperhitungkan, yang tidak terbayangkan, yang tidak terukur, yang tidak dapat diungkapkan di banyak dunia, di seluruh ruang angkasa dari dharmadhatu, nama-nama dan julukan dari Tathagata yang beranekaragam perbedaannya. Sama halnya juga dengan di sebelah selatan, barat, dan utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah. Sama seperti ketika sang Bhagavan masih seorang Bodhisattva yang melalui berbagai macam percakapan, berbagai macam ucapan bahasa, berbagai macam suara, berbagai macam perbuatan, berbagai macam akibat, berbagai macam tempat, berbagai macam upaya-kausalya, berbagai macam indera, berbagai macam keyakinan pemahaman, dan berbagai macam posisi mencapai kematangan, jadi, demikian juga Dia membabarkan Dharma yang menyebabkan para makhluk hidup mencapai pengetahuan dan penglihatan seperti ini."


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Thu Aug 09, 2018 11:07 pm, total 25 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Mani Padme Hum

Post by skipper Thu Aug 09, 2018 11:08 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra VsAqSMs
Vajrapani Sarvatathagatadipati

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra C6GQleR
Samantabhadra Maha Bodhisattva

Bab 8
Caturaryasatya parivartah


Kemudian sang Maha Bodhisattva Manjushri berkata kepada para Bodhisattva : "Kulaputra, kebenaran mulia dari penderitaan, di dalam dunia saha ini, kadang-kadang dinamakan perbuatan salah, atau penindasan, atau perubahan, atau melekat pada objek, atau penghimpunan, atau tusukan duri, atau ketergantungan pada indera, atau penipuan, atau tempat penyakit, atau tindakan dari ketidaktahuan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia saha ini, kadang-kadang dinamakan ikatan, atau kehancuran, atau kemelekatan, atau kesadaran yang salah, atau pengejaran dan keterlibatan, atau hukuman yang pasti, atau jaring, atau pikiran yang menghayal, atau mengikuti, atau indera yang terbalik."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia saha ini, kadang-kadang dinamakan tanpa perselisihan, atau terlepas dari kekotoran batin, atau keheningan-tenang dan tanpa nafsu, atau tanpa tanda, atau tanpa kematian, atau ketiadaan sifat alami diri, atau ketiadaan rintangan, atau Nirvana, atau kenyataan intisari, atau tinggal berdiam di dalam intisari."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia saha ini, kadang-kadang dinamakan ekayana (satu kendaraan), atau maju menuju keheningan-tenang, atau pedoman, atau pada yang tertinggi terbebas dari perbedaan, atau kesamaan, atau melepaskan beban, atau tanpa objek yang dikejar, atau mengikuti maksud para bijaksana, atau praktek dari para Muni, atau sepuluh harta."

"Di dunia saha ini, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."

"Kulaputra, penamaan dari kebenaran mulia dari penderitaan di dunia Saha ini, di dalam dunia yang bernama Ajaran Rahasia, itu dinamakan indera yang berusaha mengejar, atau tidak terbebas, atau akar dari belenggu, atau melakukan yang seharusnya tidak dilakukan, atau perselisihan dan pertarungan dalam semua keadaan, atau tiada kekuatan untuk menganalisa, atau menjadi ketergantungan, atau kesakitan yang sangat, atau kegiatan yang gelisah, atau objek dengan bentuk-rupa."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia Ajaran Rahasia dinamakan mengalir mengikuti kelahiran dan kematian, atau kemelekatan yang terbiasa, atau panas pembakaran, atau terus berputar, atau indera yang rusak, atau keberadaan yang terus-menerus, atau tingkah laku jahat, atau kemelekatan cinta, atau sumber penyakit, atau penggolongan (membeda-bedakan)."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Ajaran Rahasia dinamakan makna tertinggi, atau pembebasan, atau yang layak dipuji, atau kedamaian, atau tempat masuk yang baik, atau penjinakan, atau yang tunggal, atau tanpa kesalahan, atau terbebas dari keserakahan, atau keputusan tetap."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Ajaran Rahasia dinamakan jenderal yang gagah berani, atau perbuatan yang unggul, atau yang melampaui, atau memiliki upaya-kausalya (memiliki cara bijaksana), atau mata yang tidak memihak, atau terpisah dari yang berlebihan, atau pemahaman yang menyeluruh, atau pemasukan, atau mata tertinggi, atau merenungkan Catur-Satya (Memikirkan Empat Kebenaran Mulia)."

"Di dunia Ajaran Rahasia, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."  

"Kulaputra, penamaan dari kebenaran mulia dari penderitaan di dunia Saha ini, di dalam dunia yang bernama Melimpah, itu dinamakan ketakutan, atau kematian, atau menjijikkan, atau yang mendesak perhatian, atau perubahan, atau musuh yang memerangkap, atau perampas yang penuh tipu daya, atau yang sulit dikerjakan, atau pembedaan yang keliru, atau pemilik kekuatan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia Melimpah dinamakan kerusakan, atau ketidaktahuan, atau musuh besar, atau pedang yang tajam, atau rasa yang menghancurkan, atau balas dendam, atau yang bukan milik anda, atau bimbingan yang buruk, atau kegelapan yang meningkat, atau kebajikan yang rusak."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Melimpah dinamakan makna yang besar, atau keuntungan, atau tujuan dari semua tujuan, atau tanpa batas, atau yang seharusnya dilihat, atau terpisah dari pembedaan, atau penaklukkan tertinggi, atau kesamaan yang tetap, atau yang layak hidup bersama, atau yang tidak berkondisi."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Melimpah dinamakan pembakaran, atau tingkat tertinggi, atau kepastian, atau yang tidak bisa hancur, atau teknik yang mendalam, atau pembebasan, atau tidak rendah, atau keahlian penembusan, atau intisari pembebasan, atau yang mampu membebaskan."

"Di dunia Melimpah, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."  

"Kulaputra, penamaan dari kebenaran mulia dari penderitaan di dunia Saha ini, di dalam dunia yang bernama Tanpa Noda, itu dinamakan penyesalan, atau ketergantungan, atau gangguan, atau tinggal di dalam dinding-dinding, atau satu rasa, atau kebohongan, atau tinggal di rumah, atau tempat kediaman dari kemelekatan yang menipu, atau pandangan yang salah, atau yang tidak terhitung banyaknya."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia Tanpa Noda dinamakan tiada yang sesungguhnya, atau hanya perkataan, atau tidak murni, atau tempat kelahiran, atau ketamakan, atau yang direndahkan, atau yang meningkat, atau beban berat, atau penghasil, atau kasar."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Tanpa Noda dinamakan tiada bandingan, atau sepenuhnya dihapuskan, atau menghilangkan kotoran, atau indera tertinggi, atau kesesuaian, atau tanpa ketergantungan, atau melenyapkan kebingungan, atau yang paling unggul, atau yang tertinggi, atau menghancurkan segel."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Tanpa Noda dinamakan yang tidak bisa dihancurkan, atau bagian dari cara bijaksana, atau landasan dari pembebasan, atau kenyataan dari sifat alami yang mendasar, atau tanpa cela, atau yang paling murni, atau batas dari semua keberadaan, atau menjaga yang diterima sepenuhnya, atau menghasilkan yang tertinggi, atau pemahaman yang murni."

"Di dunia Tanpa Noda, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."  

"Kulaputra, penamaan dari kebenaran mulia dari penderitaan di dunia Saha ini, di dalam dunia yang bernama Kegembiraan Besar, itu dinamakan tempat kemelekatan cinta, atau akar dari bahaya dan celaka, atau bagian dari lautan keberadaan, atau terbuat dari pengumpulan, atau indera yang membeda-bedakan, atau bertambah, atau permulaan dan kehancuran, atau rintangan, atau landasan pedang dan pisau, atau terbuat dari kumpulan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia Kegembiraan Besar dinamakan menjijikkan, atau nama, atau tanpa akhir, atau kumpulan yang berbeda, atau yang tidak dicintai, atau merampas dan melahap, atau buruk, atau kemelekatan cinta, atau wadah, atau mengaduk."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Kegembiraan Besar dinamakan akhir dari kelanjutan, atau pengungkapan, atau tanpa nama, atau tiada yang dipraktekkan, atau tiada objek penglihatan, atau tiada yang untuk dikerjakan, atau nirvana, atau terbakar habis, atau melepaskan beban berat, atau menghapuskan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Kegembiraan Besar dinamakan tindakan yang hening-tenang, atau tindakan pembebasan, atau praktek yang rajin dan pengalaman, atau berangkat menuju ke hening-tenang, atau kehidupan yang tanpa batas, atau pengetahuan yang cepat memahami, atau jalan tertinggi, atau sulit dipraktekkan, atau paramita (mencapai pantai seberang), atau yang tiada tanding."

"Di dunia Kegembiraan Besar, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."  

"Kulaputra, penamaan dari kebenaran mulia dari penderitaan di dunia Saha ini, di dalam dunia yang bernama Perkumpulan, itu dinamakan mampu merampok dan menjarah, atau teman yang jahat, atau dipenuhi ketakutan, atau berbagai macam khayalan, atau sifat alami dari neraka, atau kebohongan, atau beban dari keserakahan, atau akar dari berat yang mendalam, atau berubah dengan keadaan pikiran, atau pada dasarnya tidak berguna."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia Perkumpulan dinamakan kemelekatan yang serakah, atau
penyelesaian yang salah, atau pelanggaran jahat, atau yang cepat, atau mencengkram, atau pikiran, atau buah dari keberadaan, atau yang tidak dapat dijelaskan, atau yang tidak dapat dipahami, atau terus berputar dalam lingkaran."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Perkumpulan dinamakan tanpa kemunduran, atau melampaui perkataan, atau tanpa bentuk-rupa, atau yang menggembirakan, atau kestabilan, atau keajaiban tertinggi, atau terbebas dari kebodohan, atau nirvana, atau terlepas dari kejahatan, atau terbebas."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Perkumpulan dinamakan melampaui perkataan, atau tanpa pertikaian, atau ajaran dan bimbingan, atau pengabdian kebajikan, atau upaya-kausalya yang besar, atau cara bijaksana yang beranekaragam, atau seperti ruang angkasa, atau tindakan yang hening-tenang, atau pengetahuan tertinggi, atau mampu memahami kebenaran."

"Di dunia Perkumpulan, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."

"Kulaputra, penamaan dari kebenaran mulia dari penderitaan di dunia Saha ini, di dalam dunia yang bernama Menguntungkan, itu dinamakan beban yang berat, atau tidak stabil, atau seperti pencuri, atau usia tua dan kematian, atau terbentuk dari pendambaan, atau perpindahan, atau kelelahan, atau kondisi yang buruk, atau pertumbuhan, atau pedang yang tajam."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia Menguntungkan dinamakan peluruhan, atau kebingungan, atau kemunduran, atau tanpa kekuatan, atau kehilangan, atau pertentangan, atau perselisihan, atau pekerjaan, atau ketamakan, atau keinginan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Menguntungkan dinamakan terbebas dari penjara, atau kebenaran yang sesungguhnya, atau terhindar dari bencana, atau perlindungan, atau terlepas dari sakit, atau penaklukkan, atau yang utama, atau meninggalkan penyebab, atau tanpa kegiatan, atau tanpa kelanjutan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Menguntungkan dinamakan tiba di ketiadaan dari keberadaan, atau segel dari semua, atau gudang samadhi, atau pencapaian cahaya, atau Avaivartikadharma (keadaan tanpa kemunduran), atau mampu mengakhiri keberadaan, atau jalan besar yang lebar, atau mampu menjinakkan, atau kedamaian, atau indera yang tidak beredar."

"Di dunia Menguntungkan, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."

"Kulaputra, penamaan dari kebenaran mulia dari penderitaan di dunia Saha ini, di dalam dunia yang bernama Keunikan Yang Jarang, itu dinamakan nafsu keinginan yang berbahaya, atau tempat belenggu, atau tindakan yang menyimpang, atau penangkapan, atau tanpa malu, atau akar dari keserakahan, atau seperti aliran sungai gangga, atau kerusakan yang terus, atau sifat alami dari api, atau penuh kecemasan dan gangguan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia Keunikan Yang Jarang dinamakan permukaan yang luas, atau hasrat kecenderungan, atau jauh dari kebijaksanaan, atau halangan, atau ketakutan, atau kelalaian, atau mencengkram, atau kemelekatan, atau tidak tahu menjadi tuan rumah, atau terus terikat."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Keunikan Yang Jarang dinamakan pemenuhan, atau keabadian, atau tanpa diri, atau tanpa sifat alami diri, atau akhir dari pembedaan, atau tempat tinggal dari kedamaian dan kebahagiaan, atau yang tanpa batas, atau memotong putus perpindahan, atau memotong putus kegiatan dari dorongan pikiran, atau tiada duanya."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Keunikan Yang Jarang dinamakan cahaya besar, atau lautan dari penjelasan, atau menyelidiki makna, atau jalan dari kesesuaian, atau terbebas dari kemelekatan, atau menghancurkan keberlanjutan, atau jalan yang lebar, atau landasan dari kesamaan, atau cara bijaksana yang murni, atau kebijaksanaan tertinggi."

"Di dunia Keunikan Yang Jarang, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."

"Kulaputra, penamaan dari kebenaran mulia dari penderitaan di dunia Saha ini, di dalam dunia yang bernama Kebahagiaan, itu dinamakan perputaran, atau kelahiran, atau kehilangan keuntungan, atau kemelekatan kebiasaan, atau muatan yang berat, atau pembedaan, atau bahaya dari dalam, atau perkumpulan, atau tempat tinggal yang salah, atau sifat alami dari kesedihan dan penderitaan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia Kebahagiaan dinamakan permukaan, atau kemudahan, atau waktu yang salah, atau ketidakbenaran, atau tanpa dasar, atau mencengkram kepemilikan, atau pergi dari sila, atau penderitaan, atau pandangan yang sempit, atau himpunan dari kotoran."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Kebahagiaan dinamakan menghancurkan ketergantungan, atau tidak lalai, atau kebenaran, atau kesamaan, atau kemurnian, atau terbebas dari penyakit, atau tidak terputarbalikkan, atau tanpa bentuk-rupa, atau bebas, atau tidak dilahirkan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Kebahagiaan dinamakan memasuki alam tertinggi, atau memotong putus pengumpulan, atau melampaui perbandingan, atau sifat alami yang luas, atau akhir dari pembedaan, atau jalan dari kekuatan batin, atau upaya-kausalya yang sangat banyak, atau praktek dari perhatian yang benar, atau jalan yang tetap tenang, atau menganut pembebasan."

"Di dunia Kebahagiaan, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."

"Kulaputra, penamaan dari kebenaran mulia dari penderitaan di dunia Saha ini, di dalam dunia yang bernama Kunci, itu dinamakan bentuk-rupa yang membusuk, atau seperti bejana yang hancur, atau hasil dari diri, atau perwujudan dari berbagai kecenderungan, atau putaran yang sangat banyak, atau pintu dari penyakit yang sangat banyak, atau sifat alami kesakitan, atau yang harus ditinggalkan, atau yang hambar, atau datang dan pergi."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia Kunci dinamakan kegiatan, atau racun kemarahan, atau pencampuran, atau perasaan, atau mementingkan diri, atau racun yang bercampur, atau nama yang kosong, atau perlawanan, atau peniruan, atau terkejut."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Kunci dinamakan tanpa pengumpulan, atau yang tidak bisa digenggam, atau obat yang menakjubkan, atau yang tidak bisa hancur, atau tanpa kemelekatan, atau yang tidak terukur, atau yang luas, atau bidang dari Bodhi, atau terbebas dari kecanduan, atau tiada rintangan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Kunci dinamakan tindakan yang penuh damai, atau meninggalkan nafsu mengidam, atau kenyataan tertinggi, atau jalan masuk kedalam kebenaran, atau sifat alami tertinggi, atau perwujudan yang murni, atau konsentrasi, atau mengarah ke pembebasan, atau keselamatan, atau perbuatan tertinggi."

"Di dunia Kunci, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."

"Kulaputra, penamaan dari kebenaran mulia dari penderitaan di dunia Saha ini, di dalam dunia yang bernama Suara Bergemuruh, itu dinamakan penyakit yang tersembunyi, atau duniawi, atau tempat tinggal, atau kesombongan, atau sifat alami dari kemelekatan kebiasaan, atau arus deras, atau yang tidak menyenangkan, atau kepura-puraan, atau yang cepat berlalu, atau yang sulit dikendalikan."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan, di dalam dunia Suara Bergemuruh dinamakan yang harus dikendalikan, atau kecenderungan pikiran, atau yang membelenggu, atau muncul di setiap pikiran, atau meluas hingga ke masa depan, atau pencampuran, atau pembedaan, atau pintu masuk, atau dilempar oleh angin, atau penyembunyian."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Suara Bergemuruh dinamakan tiada ketergantungan, atau yang tidak bisa di genggam, atau kembali, atau terbebas dari perselisihan, atau yang kecil, atau yang besar, atau yang murni, atau yang tidak habis-habisnya, atau yang luas, atau yang tidak ternilai."

"Kulaputra, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan, di dalam dunia Suara Bergemuruh dinamakan pengamatan yang menyelidiki, atau kemampuan menghancurkan musuh, atau segel dari pengetahuan, atau kemampuan memasuki intisari, atau yang tidak bisa di tentang, atau makna tanpa batas, atau mampu memasuki pengetahuan, atau jalan keharmonisan, atau keheningan-tenang yang abadi, atau kebenaran tertinggi."

"Di dunia Suara Bergemuruh, Kulaputra, Empat Kebenaran Mulia bisa diungkapkan dalam empat puluh triliun nama seperti ini, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."

"Kulaputra, sama seperti di dunia Saha ini ada empat puluh triliun nama untuk mengungkapkan Empat Kebenaran Mulia, begitu juga di penjuru timur ada ratusan dari ribuan dari jutaan yang tidak terhitung, yang sangat banyak, yang tanpa batas, yang tanpa bandingan, yang tidak terkira, yang tidak dapat diperhitungkan, yang tidak terbayangkan, yang tidak terukur, yang tidak dapat diungkapkan dari banyak dunia yang ada di seluruh ruang angkasa dari dharmadhatu, di mana masing-masing dunia itu juga ada empat puluh triliun nama untuk mengungkapkan Empat Kebenaran Mulia, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan. Sama seperti di penjuru timur, begitu juga di sebelah selatan, barat, dan utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah."

"Kulaputra, sama seperti di Saha Lokadhatu dimana kebenaran mulia dari penderitaan dijelaskan dalam empat puluh triliun nama, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan dijelaskan dalam empat puluh triliun nama, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan dijelaskan dalam empat puluh triliun nama, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan dijelaskan dalam empat puluh triliun nama, begitu juga di dalam sistem dunia di sepuluh penjuru, di masing-masing lokadhatu itu, kebenaran mulia dari penderitaan dijelaskan dalam empat puluh triliun nama, kebenaran mulia dari pengumpulan penderitaan dijelaskan dalam empat puluh triliun nama, kebenaran mulia dari berakhirnya penderitaan dijelaskan dalam empat puluh triliun nama, kebenaran mulia dari jalan menuju berakhirnya penderitaan dijelaskan dalam empat puluh triliun nama, yang mana sesuai dengan pikiran para makhluk hidup, bisa menyebabkan mereka semua di jinakkan dan di taklukkan."


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sat Aug 25, 2018 11:06 pm, total 12 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Ah Hum

Post by skipper Fri Aug 24, 2018 10:17 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra WZcktSz
Samantabhadra Vajrapani Droje Chang



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra WM4LwAA
Arya Avalokitesvara Chenrezig

Bab 9
Prabhabodhita parivartah

Kemudian pada saat itu, dari tanda roda di bawah kaki sang Bhagavan, ada memancarkan ratusan juta sinar cahaya yang menerangi Trisahassra Maha Sahassra Lokadhatu. juga, itu menerangi miliaran benua Jambudvipa, miliaran benua Purvavideha, miliaran benua Aparagodaniya, miliaran benua Uttarakuru, miliaran Mahasamudra, miliaran Cakravada, miliaran kelahiran para Bodhisattva, miliaran para Bodhisattva yang meninggalkan rumah, miliaran para Tathagata yang menyelesaikan Samyaksambodhi, miliaran para Tathagata yang memutar Dharmacakra, miliaran para Tathagata yang memasuki Nirvana, miliaran raja gunung Sumeru, miliaran surga Caturmaharajika, miliaran surga Trayatrimsa, miliaran surga Suyama, miliaran surga Tusita, miliaran surga Nirmanarati, miliaran surga Paranirmitavasavartin, miliaran surga Brahmaparsadya, miliaran surga Abhasvara, miliaran surga Subhakritsna, miliaran surga Brihatphala, miliaran surga Akanistha; Semuanya menjadi tampak jelas oleh cahaya ini.

Sama seperti disini sang Bhagavan Buddha terlihat sedang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai, dikelilingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, begitu juga di setiap miliaran jambudvipa, ada miliaran para Tathagata yang duduk dalam cara yang sama.

Di sebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru, ada Maha Bodhisattva yang masing-masing dengan rombongan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, datang kepada sang Buddha. Nama-nama Mereka yaitu : Manjushri Bodhisattva Mahasattva, Buddhottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva, Ratnottara Bodhisattva Mahasattva, Gunottara Bodhisattva Mahasattva, Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva, Viryottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmottara Bodhisattva Mahasattva, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva, Sattvottara Bodhisattva Mahasattva.

Nama-nama ksetra dari Para Bodhisattva ini berasal yaitu, dunia keemasan, dunia berwarna menakjubkan, dunia berwarna bunga teratai, dunia berwarna bunga champaka, dunia berwarna bunga utpala, dunia berwarna emas, dunia berwarna permata, dunia berwarna vajra, dunia berwarna permata mani, dunia berwarna sama-rata. Setiap Bodhisattva ini telah mengolah brahmacarya dihadapan para Tathagata Arhan Samyaksambuddha yang nama-nama-Nya yaitu : Acalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Apratihatajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimuktijnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Tejovrttajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Laksanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Agrajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Ksemajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Avalokanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha.

Kemudian pada saat itu, dihadapan semua Buddha itu, suara dari Manjushri Bodhisattva terdengar di seluruh tempat itu menyatu mengucapkan syair-gatha ini :

Jika ada yang melihat Samyaksambuddha,
Yang terbebaskan dan terpisah dari noda,
Dan tidak melekati dunia apapun,
Dia belumlah menyadari Dharmacaksu.

Jika ada yang mengenal Tathagata,
Tubuh-Nya dan tanda-Nya adalah yang tiada,
Dan dengan pengolahan mendapat pemahaman yang jelas,
Dia akan dengan cepat menjadi Buddha.

Dia yang bisa melihat dunia ini,
Dengan pikiran yang kukuh tak berpindah,
Begitu juga dengan tubuh Buddha,
Akan mencapai pengetahuan tertinggi.

Jika dalam memandang Buddha dan Dharma,
Orang memahaminya sebagai yang sama,
Dengan pikiran yang tidak mendua,
Dia akan berjalan di tingkat yang tidak terbayangkan.

Jika orang melihat Buddha dan dirinya sendiri,
Tinggal berdiam dalam kesamaan,
Tanpa tempat tinggal, tidak masuk kemanapun,
Dia akan menjadi Yang Langka.

Bentuk-rupa dan perasaan tanpa kumpulan:
Begitu juga tanggapan penglihatan, perbuatan, kesadaran;
Dia yang bisa mengetahui hal ini,
Akan menjadi Maha Muni.

Pandangan duniawi ataupun yang diluar dunia,
Setelah melampauinya semua,
Sambil dengan baik mampu mengenal Dharma,
Dia akan menjadi Yang Maha Terang.

Jika menuju ke Sarvajnajnana,
Orang membangkitkan pengabdian,
Melihat pikiran yang tanpa asal-mula,
Dia akan memperoleh Nama Terbesar.

Para Makhluk hidup tanpa kelahiran,
Dan juga tanpa peluruhan;
Jika orang mencapai pengetahuan ini,
Dia akan menyadari Jalan Yang Tiada Tanding.

Dalam satu memahami yang tidak terbatas,
Dalam yang tidak terbatas, yang satu:
Dengan menyadari asal-mula ketergantungannya,
Dia akan mencapai 'Abhaya (Keberanian Tanpa Takut)'.

Kemudian pada saat itu, sinar cahaya itu melewati dunia ini dan menyinari sepuluh Buddhaksetra di penjuru timur. Hal yang sama ini juga terjadi di penjuru selatan, barat, utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah. Di dalam semua dunia itu juga ada miliaran benua Jambudvipa, miliaran benua Purvavideha, miliaran benua Aparagodaniya, miliaran benua Uttarakuru, miliaran Mahasamudra, miliaran Cakravada, miliaran kelahiran para Bodhisattva, miliaran para Bodhisattva yang meninggalkan rumah, miliaran para Tathagata yang menyelesaikan Samyaksambodhi, miliaran para Tathagata yang memutar Dharmacakra, miliaran para Tathagata yang memasuki Nirvana, miliaran raja gunung Sumeru, miliaran surga Caturmaharajika, miliaran surga Trayatrimsa, miliaran surga Suyama, miliaran surga Tusita, miliaran surga Nirmanarati, miliaran surga Paranirmitavasavartin, miliaran surga Brahmaparsadya, miliaran surga Abhasvara, miliaran surga Subhakritsna, miliaran surga Brihatphala, miliaran surga Akanistha; Semuanya menjadi tampak jelas oleh cahaya ini.  

Sama seperti disini sang Bhagavan Buddha terlihat sedang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai, dikelilingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, begitu juga di setiap miliaran jambudvipa, ada miliaran para Tathagata yang duduk dalam cara yang sama.

Di sebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru, ada Maha Bodhisattva yang masing-masing dengan rombongan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, datang kepada sang Buddha. Nama-nama Mereka yaitu : Manjushri Bodhisattva Mahasattva, Buddhottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva, Ratnottara Bodhisattva Mahasattva, Gunottara Bodhisattva Mahasattva, Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva, Viryottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmottara Bodhisattva Mahasattva, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva, Sattvottara Bodhisattva Mahasattva.  

Nama-nama ksetra dari Para Bodhisattva ini berasal yaitu, dunia keemasan, dunia berwarna menakjubkan, dunia berwarna bunga teratai, dunia berwarna bunga champaka, dunia berwarna bunga utpala, dunia berwarna emas, dunia berwarna permata, dunia berwarna vajra, dunia berwarna permata mani, dunia berwarna sama-rata. Setiap Bodhisattva ini telah mengolah brahmacarya dihadapan para Tathagata Arhan Samyaksambuddha yang nama-nama-Nya yaitu : Acalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Apratihatajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimuktijnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Tejovrttajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Laksanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Agrajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Ksemajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Avalokanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha.

Kemudian pada saat itu, dihadapan semua Buddha itu, suara dari Manjushri Bodhisattva terdengar di seluruh tempat itu menyatu mengucapkan syair-gatha ini :

Para makhluk hidup yang tanpa kebijaksanaan,
Terluka dan teracun oleh duri nafsu keinginan;
Demi kepentingan mereka, mencari Bodhi:
Seperti itulah Buddhadharma.

Mengamati semua gejala kejadian,
Meninggalkan yang berlebihan,
Setelah menyelesaikan Bodhi, tidak pernah kemunduran,
Memutar Dharmacakra yang tiada banding.

Selama kalpa yang tidak terbayangkan
Mengolah berbagai praktek dengan semangat,
Demi membebaskan para makhluk:
Inilah kekuatan Maha Muni.

Sang Nayaka menaklukkan Mara.
Sang Pemberani yang tidak terkalahkan,
Mengkhotbahkan Dharma yang halus dalam cahaya-Nya,
Dikarenakan oleh sayang dan belas-kasihan.

Dengan pengetahuan dan kebijaksanaan,
Menghancurkan rintangan dari penderitaan,
Dalam sekejap melihat semua:
Inilah kekuatan batin sang Buddha.

Memukul genderang dari Maha Dharma,
Membangkitkan semua ksetra di sepuluh penjuru,
Menyebabkan semua pergi menuju Bodhi:
'Vimuktibala (kekuatan pembebasan)' bisa melakukan ini.

Tidak bisa hancur dan tiada batas,
Berkelana ke seluruh miliaran ksetra
Tanpa melekat pada keberadaan apapun:
Kebebasan ini adalah yang seperti para Buddha.

Buddha sama seperti ruang angkasa,
Pada yang tertinggi selamanya murni;
Mereka yang bergembira dalam mengingat ini,
Akan memenuhi semua ikrar mereka.

Di dalam setiap neraka,
Dia melewati kalpa yang tidak terhitung;
Demi membebaskan para makhluk hidup
Dia mampu menanggung kesakitan ini.

Tanpa menganggap tubuh-Nya dan hidup-Nya,
Selalu melindungi semua Buddhadharma,
Dengan pikiran tidak mementingkan diri dan harmonis,
Dia bisa mencapai jalan Tathagata.

Kemudian pada saat itu, sinar cahaya itu melewati sepuluh dunia dan menyinari seratus dunia di penjuru timur. Hal yang sama ini juga terjadi di penjuru selatan, barat, utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah. Di dalam semua dunia itu juga ada miliaran benua Jambudvipa, miliaran benua Purvavideha, miliaran benua Aparagodaniya, miliaran benua Uttarakuru, miliaran Mahasamudra, miliaran Cakravada, miliaran kelahiran para Bodhisattva, miliaran para Bodhisattva yang meninggalkan rumah, miliaran para Tathagata yang menyelesaikan Samyaksambodhi, miliaran para Tathagata yang memutar Dharmacakra, miliaran para Tathagata yang memasuki Nirvana, miliaran raja gunung Sumeru, miliaran surga Caturmaharajika, miliaran surga Trayatrimsa, miliaran surga Suyama, miliaran surga Tusita, miliaran surga Nirmanarati, miliaran surga Paranirmitavasavartin, miliaran surga Brahmaparsadya, miliaran surga Abhasvara, miliaran surga Subhakritsna, miliaran surga Brihatphala, miliaran surga Akanistha; Semuanya menjadi tampak jelas oleh cahaya ini.  

Sama seperti disini sang Bhagavan Buddha terlihat sedang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai, dikelilingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, begitu juga di setiap miliaran jambudvipa, ada miliaran para Tathagata yang duduk dalam cara yang sama.

Di sebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru, ada Maha Bodhisattva yang masing-masing dengan rombongan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, datang kepada sang Buddha. Nama-nama Mereka yaitu : Manjushri Bodhisattva Mahasattva, Buddhottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva, Ratnottara Bodhisattva Mahasattva, Gunottara Bodhisattva Mahasattva, Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva, Viryottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmottara Bodhisattva Mahasattva, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva, Sattvottara Bodhisattva Mahasattva.  

Nama-nama ksetra dari Para Bodhisattva ini berasal yaitu, dunia keemasan, dunia berwarna menakjubkan, dunia berwarna bunga teratai, dunia berwarna bunga champaka, dunia berwarna bunga utpala, dunia berwarna emas, dunia berwarna permata, dunia berwarna vajra, dunia berwarna permata mani, dunia berwarna sama-rata. Setiap Bodhisattva ini telah mengolah brahmacarya dihadapan para Tathagata Arhan Samyaksambuddha yang nama-nama-Nya yaitu : Acalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Apratihatajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimuktijnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Tejovrttajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Laksanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Agrajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Ksemajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Avalokanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha.

Kemudian pada saat itu, dihadapan semua Buddha itu, suara dari Manjushri Bodhisattva terdengar di seluruh tempat itu menyatu mengucapkan syair-gatha ini :

Buddha memahami gejala kejadian seperti khayalan-ilusi
Dan menembusnya dengan tanpa halangan.
Pikiran-Nya murni dan terbebas dari kemelekatan;
Dia megakurkan dan menaklukkan semua makhluk.

Beberapa melihat Dia pertama kali dilahirkan,
Warna-Nya sama seperti gunung emas;
Hidup dalam tubuh terakhir-Nya,
Dia selamanya Bulan diantara manusia.

Beberapa melihat-Nya sedang berjalan,
Dipenuhi dengan kebajikan yang tanpa batas;
Perhatian dan kecerdasan-Nya sangat terampil,
Sang Maha Purusa berjalan seperti Singa.

Beberapa melihat mata-Nya yang berwarna biru-ungu,
Sedang menatap sepuluh penjuru;
Kadang-kadang Dia memperlihatkan senyum,
Agar menyesuaikan dengan keinginan para makhluk.

Beberapa melihat auman singa-Nya,
Tubuh-nya yang tertinggi dan tiada bandingannya,
Mewujudkan kelahiran terakhir-Nya,
Membicarakan tiada apapun selain kebenaran.

Beberapa melihat-Nya meninggalkan rumah,
Melenyapkan semua ikatan,
Mempraktekkan perbuatan para Buddha,
Selalu merenungkan kepunahan.

Beberapa melihat-Nya sedang duduk di Bodhimanda,
Membangkitkan pengetahuan atas segala sesuatu,
Mencapai pantai seberang dari semua kebajikan,
Ketidaktahuan dan Noda batin menjadi berakhir.

Beberapa melihat sang Lelaki Tertinggi,
Penuh dengan Belas-kasihan yang besar,
Memutar Dharmacakra,
Memebabaskan para makhluk yang tidak terhitung.

Beberapa melihat sang Simhanada,
Cahaya-Nya yang menakjubkan dan unik,
Melampaui semua dunia,
Dengan Abhijnabala yang tiada tanding.

Beberapa melihat pikiran-Nya yang damai,
Seperti lampu yang padam selamanya;
Mewujudkan berbagai jenis kekuatan batin,
Sang dasa-bala bisa seperti ini.

Kemudian pada saat itu, sinar cahaya itu melewati seratus dunia dan menyinari seribu dunia di penjuru timur. Hal yang sama ini juga terjadi di penjuru selatan, barat, utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah. Di dalam semua dunia itu juga ada miliaran benua Jambudvipa, miliaran benua Purvavideha, miliaran benua Aparagodaniya, miliaran benua Uttarakuru, miliaran Mahasamudra, miliaran Cakravada, miliaran kelahiran para Bodhisattva, miliaran para Bodhisattva yang meninggalkan rumah, miliaran para Tathagata yang menyelesaikan Samyaksambodhi, miliaran para Tathagata yang memutar Dharmacakra, miliaran para Tathagata yang memasuki Nirvana, miliaran raja gunung Sumeru, miliaran surga Caturmaharajika, miliaran surga Trayatrimsa, miliaran surga Suyama, miliaran surga Tusita, miliaran surga Nirmanarati, miliaran surga Paranirmitavasavartin, miliaran surga Brahmaparsadya, miliaran surga Abhasvara, miliaran surga Subhakritsna, miliaran surga Brihatphala, miliaran surga Akanistha; Semuanya menjadi tampak jelas oleh cahaya ini.  

Sama seperti disini sang Bhagavan Buddha terlihat sedang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai, dikelilingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, begitu juga di setiap miliaran jambudvipa, ada miliaran para Tathagata yang duduk dalam cara yang sama.

Di sebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru, ada Maha Bodhisattva yang masing-masing dengan rombongan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, datang kepada sang Buddha. Nama-nama Mereka yaitu : Manjushri Bodhisattva Mahasattva, Buddhottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva, Ratnottara Bodhisattva Mahasattva, Gunottara Bodhisattva Mahasattva, Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva, Viryottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmottara Bodhisattva Mahasattva, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva, Sattvottara Bodhisattva Mahasattva.  

Nama-nama ksetra dari Para Bodhisattva ini berasal yaitu, dunia keemasan, dunia berwarna menakjubkan, dunia berwarna bunga teratai, dunia berwarna bunga champaka, dunia berwarna bunga utpala, dunia berwarna emas, dunia berwarna permata, dunia berwarna vajra, dunia berwarna permata mani, dunia berwarna sama-rata. Setiap Bodhisattva ini telah mengolah brahmacarya dihadapan para Tathagata Arhan Samyaksambuddha yang nama-nama-Nya yaitu : Acalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Apratihatajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimuktijnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Tejovrttajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Laksanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Agrajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Ksemajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Avalokanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha.

Kemudian pada saat itu, dihadapan semua Buddha itu, suara dari Manjushri Bodhisattva terdengar di seluruh tempat itu menyatu mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Buddha menembus yang tiada tanding,
Dharma yang paling mendalam;
Para makhuk hidup tidak bisa mengerti,
Jadi Dia mengungkapkannya tahap demi tahap.

Sifat alami diri tidak pernah ada,
Dan kepemilikan diri jugalah kosong;
Jadi bagaimana para Tathagata,
Bisa memiliki tubuh mereka?

Yang terbebaskan, pengetahuan dan perbuatan-Nya,
Adalah yang melampaui kelompok dan perbandingan;
Semua pemikiran dan penalaran duniawi,
Tidak bisa menemukan kesalahan di dalamnya.

Para Buddha bukanlah 'loka-skandha (kumpulan duniawi)',
Bukan juga unsur, indera, kelahiran dan kematian;
Kumpulan gejala kejadian tidak bisa menghasilkannya,
Oleh karena itu, Mereka di juluki Singa diantara manusia.

Sifat alami-Nya pada dasarnya kosong dan diam;
Dia terbebaskan di dalam dan diluar,
Terpisah dari semua pikiran salah,
Kualitas yang tiada tanding seperti ini.

Zat dan sifat alami-Nya tidak pernah bergerak,
Tanpa diri, tidak datang dan tidak pergi;
Namun Dia bisa mencerahkan dunia,
Menaklukkan semua tanpa batas.

Dia selalu senang merenungkan kepunahan,
Yang satu, tiada duanya;
Pikiran-Nya tidak bertambah atau berkurang,
Namun mewujudkan kekuatan yang tanpa batas.

Mereka tidak melakukan perbuatan
Yang menyebabkan hasil pada para makhluk,
Namun bisa memahaminya tanpa rintangan,
Begitulah Dharma sang Tathagata.

Semua jenis dari makhluk hidup,
Berpindah melalui semua alam;
Sang Tathagata tidak membedakan,
Menyelamatkan jenis yang tanpa batas.

Warna emas sang Buddha,
Bukanlah keberadaan, namun meliputi semua keberadaan;
Sesuai dengan kecenderungan semua makhluk,
Mengajarkan mereka Dharma dari keheningan-tenang.

Kemudian pada saat itu, sinar cahaya itu melewati seribu dunia dan menyinari sepuluh ribu dunia di penjuru timur. Hal yang sama ini juga terjadi di penjuru selatan, barat, utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah. Di dalam semua dunia itu juga ada miliaran benua Jambudvipa, miliaran benua Purvavideha, miliaran benua Aparagodaniya, miliaran benua Uttarakuru, miliaran Mahasamudra, miliaran Cakravada, miliaran kelahiran para Bodhisattva, miliaran para Bodhisattva yang meninggalkan rumah, miliaran para Tathagata yang menyelesaikan Samyaksambodhi, miliaran para Tathagata yang memutar Dharmacakra, miliaran para Tathagata yang memasuki Nirvana, miliaran raja gunung Sumeru, miliaran surga Caturmaharajika, miliaran surga Trayatrimsa, miliaran surga Suyama, miliaran surga Tusita, miliaran surga Nirmanarati, miliaran surga Paranirmitavasavartin, miliaran surga Brahmaparsadya, miliaran surga Abhasvara, miliaran surga Subhakritsna, miliaran surga Brihatphala, miliaran surga Akanistha; Semuanya menjadi tampak jelas oleh cahaya ini.  

Sama seperti disini sang Bhagavan Buddha terlihat sedang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai, dikelilingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, begitu juga di setiap miliaran jambudvipa, ada miliaran para Tathagata yang duduk dalam cara yang sama.

Di sebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru, ada Maha Bodhisattva yang masing-masing dengan rombongan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, datang kepada sang Buddha. Nama-nama Mereka yaitu : Manjushri Bodhisattva Mahasattva, Buddhottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva, Ratnottara Bodhisattva Mahasattva, Gunottara Bodhisattva Mahasattva, Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva, Viryottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmottara Bodhisattva Mahasattva, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva, Sattvottara Bodhisattva Mahasattva.  

Nama-nama ksetra dari Para Bodhisattva ini berasal yaitu, dunia keemasan, dunia berwarna menakjubkan, dunia berwarna bunga teratai, dunia berwarna bunga champaka, dunia berwarna bunga utpala, dunia berwarna emas, dunia berwarna permata, dunia berwarna vajra, dunia berwarna permata mani, dunia berwarna sama-rata. Setiap Bodhisattva ini telah mengolah brahmacarya dihadapan para Tathagata Arhan Samyaksambuddha yang nama-nama-Nya yaitu : Acalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Apratihatajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimuktijnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Tejovrttajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Laksanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Agrajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Ksemajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Avalokanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha.

Kemudian pada saat itu, dihadapan semua Buddha itu, suara dari Manjushri Bodhisattva terdengar di seluruh tempat itu menyatu mengucapkan syair-gatha ini :

Mengembangkan 'Maha-karuna (belas-kasihan yang besar)',
Demi menyelamatkan dan melindungi semua makhluk,
Selamanya meninggalkan alam manusia dan dewa:
Inilah karma yang harus dikerjakan.

Selalu meyakini sang Buddha,
Pikiran tidak pernah mundur,
Mendekati semua Tathagata:
Inilah karma yang harus dikerjakan.

Bertujuan pada kebajikan dari keBuddhaan,
Tekad tidak pernah mundur,
Tinggal di dalam kebijaksanaan murni yang menakjubkan:
Inilah karma yang harus dikerjakan.

Dalam semua sikap kegiatan,
Selalu mengingat kebajikan Buddha
Tanpa henti siang dan malam:
Inilah karma yang harus dikerjakan.

Mengamati masa lalu, sekarang, masa depan yang tanpa batas,
Mempelajari kebajikan Buddha
Dengan pikiran tanpa kenal lelah :
Inilah karma yang harus dikerjakan.

Mengamati ciri-ciri yang sesungguhnya dari tubuh,
Semuanya kosong dan tiada,
Terpisah dari diri, dengan tanpa diri:
Inilah karma yang harus dikerjakan.

Pikiran melihat para makhluk sebagai yang sama,
Tidak menciptakan pembedaan,
Memasuki alam dari kenyataan yang sesungguhnya:
Inilah karma yang harus dikerjakan.

Mengangkat dunia yang tanpa batas,
Meminum habis semua samudra,
Kekuatan pengetahuan dari pencapaian batin ini:
Adalah karma yang harus dikerjakan.

Merenungkan berbagai macam ksetra,
Yang berbentuk dan yang tanpa bentuk,
Mampu mengetahuinya semua:
Inilah karma yang harus dikerjakan.

Butiran debu di semua ksetra dimana-mana,
Ada, di dalam setiapnya, seorang Buddha;
Mampu mengetahui jumlah Mereka:
Inilah karma yang harus dikerjakan.

Kemudian pada saat itu, sinar cahaya itu melewati sepuluh ribu dunia dan menyinari seratus ribu dunia di penjuru timur. Hal yang sama ini juga terjadi di penjuru selatan, barat, utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah. Di dalam semua dunia itu juga ada miliaran benua Jambudvipa, miliaran benua Purvavideha, miliaran benua Aparagodaniya, miliaran benua Uttarakuru, miliaran Mahasamudra, miliaran Cakravada, miliaran kelahiran para Bodhisattva, miliaran para Bodhisattva yang meninggalkan rumah, miliaran para Tathagata yang menyelesaikan Samyaksambodhi, miliaran para Tathagata yang memutar Dharmacakra, miliaran para Tathagata yang memasuki Nirvana, miliaran raja gunung Sumeru, miliaran surga Caturmaharajika, miliaran surga Trayatrimsa, miliaran surga Suyama, miliaran surga Tusita, miliaran surga Nirmanarati, miliaran surga Paranirmitavasavartin, miliaran surga Brahmaparsadya, miliaran surga Abhasvara, miliaran surga Subhakritsna, miliaran surga Brihatphala, miliaran surga Akanistha; Semuanya menjadi tampak jelas oleh cahaya ini.  

Sama seperti disini sang Bhagavan Buddha terlihat sedang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai, dikelilingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, begitu juga di setiap miliaran jambudvipa, ada miliaran para Tathagata yang duduk dalam cara yang sama.

Di sebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru, ada Maha Bodhisattva yang masing-masing dengan rombongan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, datang kepada sang Buddha. Nama-nama Mereka yaitu : Manjushri Bodhisattva Mahasattva, Buddhottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva, Ratnottara Bodhisattva Mahasattva, Gunottara Bodhisattva Mahasattva, Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva, Viryottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmottara Bodhisattva Mahasattva, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva, Sattvottara Bodhisattva Mahasattva.  

Nama-nama ksetra dari Para Bodhisattva ini berasal yaitu, dunia keemasan, dunia berwarna menakjubkan, dunia berwarna bunga teratai, dunia berwarna bunga champaka, dunia berwarna bunga utpala, dunia berwarna emas, dunia berwarna permata, dunia berwarna vajra, dunia berwarna permata mani, dunia berwarna sama-rata. Setiap Bodhisattva ini telah mengolah brahmacarya dihadapan para Tathagata Arhan Samyaksambuddha yang nama-nama-Nya yaitu : Acalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Apratihatajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimuktijnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Tejovrttajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Laksanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Agrajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Ksemajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Avalokanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha.

Kemudian pada saat itu, dihadapan semua Buddha itu, suara dari Manjushri Bodhisattva terdengar di seluruh tempat itu menyatu mengucapkan syair-gatha ini :

Jika orang melihat sang Penjinak Manusia,
Dalam hal bentuk rupa atau keluarga,
Ini adalah mata yang sakit, pandangan sesat:
Mereka tidak bisa mengetahui Dharma tertinggi.

Berbagai macam ciri-ciri dari sang Tathagata,
Tidak bisa diukur oleh setiap makhluk;
Jika melalui sepuluh juta nayuta kalpa menghitungnya bersama,
Ciri-ciri kualitas kebajikan itu masih lebih tanpa batas.

Sang Tathagata tidak mengambil bentuk-rupa sebagai zat,
Itu hanyalah ketiadaan bentuk, keadaan yang hening-tenang:
Namun bentuk tubuh dan tingkah-lakunya sempurna,
Dilihat oleh para duniawi sesuai dengan keinginan mereka.

Kualitas Buddha adalah yang halus, sulit diukur;
Tiada kata atau ucapan yang bisa mencapainya.
Itu bukanlah yang berkondisi atau yang tidak tanpa kondisi;
Sifat alami intisarinya kosong dan tanpa bentuk.

Tubuh sang Buddha tidak dilahirkan, melampaui pemikiran;
Itu bukanlah kumpulan dari unsur yang berbeda.
Memiliki kekuatan pembebasan dan penglihatan pasti,
Dia menjelajahi jalan keberanian yang tidak terkatakan.

Tubuh dan pikiran-Nya sama,
Terbebaskan di dalam dan diluar,
Selamanya tinggal didalam kesadaran sejati,
Tiada kemelekatan, tanpa belenggu.

Sang Tercerahkan dengan pikiran yang murni,
Perbuatan-Nya tanpa kebiasaan;
Dengan mata pengetahuan yang mencapai semua,
Dia adalah bantuan besar para makhluk hidup.

Satu tubuh tidak terbatas,
Dan tidak terbatas adalah yang satu;
Dengan memahami semua dunia,
Dia mewujudkan bentuk-rupa dimana-mana.

Tubuh ini tidak datang dari manapun,
Dan bukan himpunan apapun juga;
Disebabkan oleh pembedaan para makhluk
sehingga melihat berbagai jenis tubuh Buddha.

Pikiran membedakan dunia,
Namun pikiran tanpa keberadaan;
Sang Tathagata mengetahui kebenaran ini,
Jadi dalam cara ini melihat tubuh Buddha.

Kemudian pada saat itu, sinar cahaya itu melewati seratus ribu dunia dan menyinari sejuta dunia di penjuru timur. Hal yang sama ini juga terjadi di penjuru selatan, barat, utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah. Di dalam semua dunia itu juga ada miliaran benua Jambudvipa, miliaran benua Purvavideha, miliaran benua Aparagodaniya, miliaran benua Uttarakuru, miliaran Mahasamudra, miliaran Cakravada, miliaran kelahiran para Bodhisattva, miliaran para Bodhisattva yang meninggalkan rumah, miliaran para Tathagata yang menyelesaikan Samyaksambodhi, miliaran para Tathagata yang memutar Dharmacakra, miliaran para Tathagata yang memasuki Nirvana, miliaran raja gunung Sumeru, miliaran surga Caturmaharajika, miliaran surga Trayatrimsa, miliaran surga Suyama, miliaran surga Tusita, miliaran surga Nirmanarati, miliaran surga Paranirmitavasavartin, miliaran surga Brahmaparsadya, miliaran surga Abhasvara, miliaran surga Subhakritsna, miliaran surga Brihatphala, miliaran surga Akanistha; Semuanya menjadi tampak jelas oleh cahaya ini.  

Sama seperti disini sang Bhagavan Buddha terlihat sedang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai, dikelilingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, begitu juga di setiap miliaran jambudvipa, ada miliaran para Tathagata yang duduk dalam cara yang sama.

Di sebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru, ada Maha Bodhisattva yang masing-masing dengan rombongan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, datang kepada sang Buddha. Nama-nama Mereka yaitu : Manjushri Bodhisattva Mahasattva, Buddhottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva, Ratnottara Bodhisattva Mahasattva, Gunottara Bodhisattva Mahasattva, Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva, Viryottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmottara Bodhisattva Mahasattva, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva, Sattvottara Bodhisattva Mahasattva.  

Nama-nama ksetra dari Para Bodhisattva ini berasal yaitu, dunia keemasan, dunia berwarna menakjubkan, dunia berwarna bunga teratai, dunia berwarna bunga champaka, dunia berwarna bunga utpala, dunia berwarna emas, dunia berwarna permata, dunia berwarna vajra, dunia berwarna permata mani, dunia berwarna sama-rata. Setiap Bodhisattva ini telah mengolah brahmacarya dihadapan para Tathagata Arhan Samyaksambuddha yang nama-nama-Nya yaitu : Acalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Apratihatajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimuktijnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Tejovrttajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Laksanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Agrajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Ksemajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Avalokanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha.

Kemudian pada saat itu, dihadapan semua Buddha itu, suara dari Manjushri Bodhisattva terdengar di seluruh tempat itu menyatu mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Tathagata yang paling bebas,
Melampaui dunia, tidak bergantung pada apapun,
Dipenuhi dengan semua kebajikan,
Membebaskan makhluk dari semua alam keberadaan.

Tidak terkotori, tanpa kemelekatan,
Tanpa tanggapan penglihatan, tidak menghuni,
Zat dan intisari tidak terukur:
Mereka yang melihat-Nya semua memuji.

Cahaya yang meliputi semua, terang dan murni,
Membersihkan kotoran duniawi,
Tidak bergerak, melampaui yang berlebihan.
Inilah pengetahuan sang Tathagata.

Jika orang melihat sang Tathagata,
Dengan tubuh dan pikiran terpisah dari pembedaan,
Maka terhadap semua gejala kejadian,
Selamanya tidak akan ragu.

Di semua dunia, dimana-mana,
Memutar Dharmacakra;
Namun tanpa sifat alami, tiada yang diputar,
Sang Nayaka menjelaskan dengan Upaya-kausalya.

Tanpa keraguan terhadap Dharma,
Selamanya mengakhiri pembentukan pikiran,
Tidak menghasilkan pikiran yang membeda-bedakan:
Inilah kesadaran Bodhi.

Memahami gejala kejadian yang berbeda,
Tidak melekat pada ucapan kata,
Dengan tiada satu atau banyak:
Inilah mengikuti ajaran Buddha.

Di dalam yang banyak tiada kesatuan,
Juga yang satu tiada yang banyak:
Dengan meninggalkan kedua ini,
Adalah secara menyeluruh memasuki kualitas Buddha.

Para makhluk hidup dan ksetranya,
Adalah yang seluruhnya kosong.
Dengan tanpa ketergantungan atau pembedaan,
Orang mampu memasuki Bodhi sang Buddha.

Dari para makhluk hidup dan ksetranya,
Kesatuan atau perbedaan tidak bisa ditemukan;
Dengan penuh pemahaman melihat seperti ini,
Dinamakan Yang Mengetahui Makna Ajaran Buddha.

Kemudian pada saat itu, sinar cahaya itu melewati sejuta dunia dan menyinari satu milyar dunia di penjuru timur. Hal yang sama ini juga terjadi di penjuru selatan, barat, utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah. Di dalam semua dunia itu juga ada miliaran benua Jambudvipa, miliaran benua Purvavideha, miliaran benua Aparagodaniya, miliaran benua Uttarakuru, miliaran Mahasamudra, miliaran Cakravada, miliaran kelahiran para Bodhisattva, miliaran para Bodhisattva yang meninggalkan rumah, miliaran para Tathagata yang menyelesaikan Samyaksambodhi, miliaran para Tathagata yang memutar Dharmacakra, miliaran para Tathagata yang memasuki Nirvana, miliaran raja gunung Sumeru, miliaran surga Caturmaharajika, miliaran surga Trayatrimsa, miliaran surga Suyama, miliaran surga Tusita, miliaran surga Nirmanarati, miliaran surga Paranirmitavasavartin, miliaran surga Brahmaparsadya, miliaran surga Abhasvara, miliaran surga Subhakritsna, miliaran surga Brihatphala, miliaran surga Akanistha; Semuanya menjadi tampak jelas oleh cahaya ini.  

Sama seperti disini sang Bhagavan Buddha terlihat sedang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai, dikelilingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, begitu juga di setiap miliaran jambudvipa, ada miliaran para Tathagata yang duduk dalam cara yang sama.

Di sebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru, ada Maha Bodhisattva yang masing-masing dengan rombongan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, datang kepada sang Buddha. Nama-nama Mereka yaitu : Manjushri Bodhisattva Mahasattva, Buddhottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva, Ratnottara Bodhisattva Mahasattva, Gunottara Bodhisattva Mahasattva, Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva, Viryottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmottara Bodhisattva Mahasattva, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva, Sattvottara Bodhisattva Mahasattva.  

Nama-nama ksetra dari Para Bodhisattva ini berasal yaitu, dunia keemasan, dunia berwarna menakjubkan, dunia berwarna bunga teratai, dunia berwarna bunga champaka, dunia berwarna bunga utpala, dunia berwarna emas, dunia berwarna permata, dunia berwarna vajra, dunia berwarna permata mani, dunia berwarna sama-rata. Setiap Bodhisattva ini telah mengolah brahmacarya dihadapan para Tathagata Arhan Samyaksambuddha yang nama-nama-Nya yaitu : Acalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Apratihatajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimuktijnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Tejovrttajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Laksanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Agrajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Ksemajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Avalokanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha.

Kemudian pada saat itu, dihadapan semua Buddha itu, suara dari Manjushri Bodhisattva terdengar di seluruh tempat itu menyatu mengucapkan syair-gatha ini :

Kebijaksanaan tiada tanding, Dharma tanpa batas,
Melampaui lautan keberadaan, mencapai pantai seberang,
Usia dan Cahaya tanpa bandingan:
Inilah kekuatan upaya-kausalya dari Dia Yang Berkebajikan.

Dengan jelas memahami semua Buddhadharma,
Selalu mengamati tiga masa waktu tanpa lelah,
Bahkan ketika melihat objek, tidak membedakan:
Inilah kekuatan upaya-kausalya dari Dia Yang Tidak Terbayangkan.

Merenungkan para makhluk hidup tanpa gagasan oleh itu,
Mengamati semua keberadaan tanpa gagasan oleh itu,
Selalu tinggal di keheningan Dhyana, namun tidak mengekang pikiran:
Inilah kekuatan upaya-kausalya dari Kebijaksanaan Yang Tanpa Halangan.

Melalui upaya-kausalya memahami semua gejala kejadian,
Melalui perhatian benar dengan rajin mengolah jalan ke Nirvana,
Menikmati pembebasan, berpisah dari ketidaksamaan:
Inilah kekuatan upaya-kausalya dari Dia Yang Damai Dan Tidak Memihak.

Mendorong orang mencapai Samyaksambodhi,
Menuju Sarvajna dari Dharmadhatu,
Dan mempengaruhi para makhluk untuk memasuki kebenaran:
Inilah kekuatan upaya-kausalya dari Tinggal Di Pikiran Buddha.

Mampu memasuki semua Dharma yang diajarkan Buddha,
Dengan pengetahuan luas dan kebijaksanaan yang tanpa halangan,
Mampu tiba di semua tujuan:
Inilah kekuatan upaya-kausalya dari Pengolahan Pembebasan.

Selalu tinggal di Nirvana, sama seperti ruang angkasa,
Mampu berubah wujud dan muncul dimana-mana sesuai kehendak:
Penciptaan bentuk-rupa yang berdasarkan pada ketiadaan bentuk-rupa ini,
Adalah kekuatan upaya-kausalya dari Dia Yang Mencapai Yang Sulit Dicapai.

Siang dan malam, hari dan bulan, tahun dan kalpa,
Tanda-tanda dari permulaan dan pengakhiran, pembentukan dan penghancuran dunia:
Mengingat dan sepenuhnya mengetahui ini,
Adalah kekuatan upaya-kausalya dari Pengetahuan Mengukur Waktu.

Semua makhluk hidup memiliki kelahiran dan kematian;
Berbentuk atau tiada bentuk, Berpikiran atau tanpa pikiran:
Mengetahui seluruh berbagai jenis sebutan ini,
Adalah kekuatan upaya-kausalya dari Tinggal Berdiam Pada Yang Tidak Terbayangkan.

Dari masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Memahami semua yang telah dikatakan,
Namun mengetahui tiga masa waktu adalah yang sama:
Adalah kekuatan upaya-kausalya dari Pemahaman Yang Tiada Banding.

Kemudian pada saat itu, sinar cahaya itu melewati satu milyar dunia dan menyinari sepuluh milyar dunia di penjuru timur. Hal yang sama ini juga terjadi di penjuru selatan, barat, utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah. Di dalam semua dunia itu juga ada miliaran benua Jambudvipa, miliaran benua Purvavideha, miliaran benua Aparagodaniya, miliaran benua Uttarakuru, miliaran Mahasamudra, miliaran Cakravada, miliaran kelahiran para Bodhisattva, miliaran para Bodhisattva yang meninggalkan rumah, miliaran para Tathagata yang menyelesaikan Samyaksambodhi, miliaran para Tathagata yang memutar Dharmacakra, miliaran para Tathagata yang memasuki Nirvana, miliaran raja gunung Sumeru, miliaran surga Caturmaharajika, miliaran surga Trayatrimsa, miliaran surga Suyama, miliaran surga Tusita, miliaran surga Nirmanarati, miliaran surga Paranirmitavasavartin, miliaran surga Brahmaparsadya, miliaran surga Abhasvara, miliaran surga Subhakritsna, miliaran surga Brihatphala, miliaran surga Akanistha; Semuanya menjadi tampak jelas oleh cahaya ini.  

Sama seperti disini sang Bhagavan Buddha terlihat sedang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai, dikelilingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, begitu juga di setiap miliaran jambudvipa, ada miliaran para Tathagata yang duduk dalam cara yang sama.

Di sebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru, ada Maha Bodhisattva yang masing-masing dengan rombongan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, datang kepada sang Buddha. Nama-nama Mereka yaitu : Manjushri Bodhisattva Mahasattva, Buddhottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva, Ratnottara Bodhisattva Mahasattva, Gunottara Bodhisattva Mahasattva, Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva, Viryottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmottara Bodhisattva Mahasattva, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva, Sattvottara Bodhisattva Mahasattva.  

Nama-nama ksetra dari Para Bodhisattva ini berasal yaitu, dunia keemasan, dunia berwarna menakjubkan, dunia berwarna bunga teratai, dunia berwarna bunga champaka, dunia berwarna bunga utpala, dunia berwarna emas, dunia berwarna permata, dunia berwarna vajra, dunia berwarna permata mani, dunia berwarna sama-rata. Setiap Bodhisattva ini telah mengolah brahmacarya dihadapan para Tathagata Arhan Samyaksambuddha yang nama-nama-Nya yaitu : Acalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Apratihatajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimuktijnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Tejovrttajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Laksanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Agrajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Ksemajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Avalokanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha.

Kemudian pada saat itu, dihadapan semua Buddha itu, suara dari Manjushri Bodhisattva terdengar di seluruh tempat itu menyatu mengucapkan syair-gatha ini :

Telah mengolah praktek yang luas dan sulit,
Dengan rajin bekerja siang dan malam,
Telah menyeberangi yang sulit di seberangi, dengan Simhanada,
Mengajar semua makhluk - Inilah Praktek itu.

Para makhluk hidup berputar di dalam lautan pengidaman dan keserakahan,
Terselubung oleh jaring ketidaktahuan, sangat terbeban;
Dia Yang Paling Baik dengan berani mencabut semuanya,
Kami berikrar juga akan melakukannya - Inilah Praktek itu.

Para duniawi tidak terkendali, melekat pada nafsu indera;
Salah membedakan, mereka menderita banyak kesakitan.
Mempraktekkan ajaran Buddha, selalu mengendalikan pikiran,
Berikrar menyeberangkannya - Inilah Praktek itu.

Para makhluk hidup, melekati diri, memasuki kelahiran dan kematian;
Mencari batas dari ini, tiada yang bisa ditemukan.
Melayani semua Tathagata untuk memperoleh Saddharma,
Menjelaskannya kepada orang lain - Inilah Praktek itu.

Para makhluk hidup tanpa pertolongan, terselimuti oleh penyakit,
Selamanya tenggelam dalam takdir jahat, menghasilkan tiga racun,
Kobaran dahsyat dari api besar selalu membakar mereka;
Dengan pikiran murni menyelamatkan mereka - Inilah Praktek itu.

Para makhluk hidup terbingungkan, kehilangan jalan yang benar;
Selalu pergi ke jalan yang salah, masuk ke rumah kegelapan.
Demi mereka, lampu Dharma dinyalakan,
Selamanya menjadi cahaya - Inilah Praktek itu.

Para makhluk hidup naik dan tenggelam di lautan keberadaan;
Masalah mereka tanpa batas, tanpa tempat istirahat.
Membuatkan untuk mereka perahu Dharma,
Menyeberangkan mereka - Inilah Praktek itu.

Para makhluk hidup tidak tahu, tidak melihat yang mendasar;
Bingung, bodoh, gila di tengah bahaya dan kesulitan.
Sang Buddha mengasihani mereka, membuatkan jembatan Dharma
Dengan kesadaran benar, membuat mereka memanjatnya - Inilah Praktek itu.

Melihat para makhluk di jalan bahaya,
Terbebani oleh penderitaan dari lahir, sakit, dan mati;
Mengembangkan upaya-kausalya yang tidak terbatas,
Berikrar untuk menyelamatkan mereka semua - Inilah Praktek itu.

Mendengar Dharma, percaya tanpa ragu,
Memahami sifat alami kekosongan tanpa takut,
Muncul di semua alam dalam bentuk-rupa yang sesuai,
Mengajar semua yang tersesat - Inilah Praktek itu.

Kemudian pada saat itu, sinar cahaya itu melewati sepuluh milyar dunia dan menyinari ratusan milyar dunia di penjuru timur, menyinari satu triliun dunia, seratus triliun dunia, kuadriliun dunia, seratus kuadriliun dunia, kuintriliun dunia, seratus kuintriliun dunia; Dalam cara ini, menyinari yang tidak terhitung, yang sangat banyak, yang tanpa batas, yang tanpa bandingan, yang tidak terkira, yang tidak dapat diperhitungkan, yang tidak terbayangkan, yang tidak terukur, yang tidak dapat diungkapkan dari banyak dunia yang ada di seluruh ruang angkasa dari dharmadhatu. Hal yang sama ini juga terjadi di penjuru selatan, barat, utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah. Di dalam semua dunia itu juga ada miliaran benua Jambudvipa, miliaran benua Purvavideha, miliaran benua Aparagodaniya, miliaran benua Uttarakuru, miliaran Mahasamudra, miliaran Cakravada, miliaran kelahiran para Bodhisattva, miliaran para Bodhisattva yang meninggalkan rumah, miliaran para Tathagata yang menyelesaikan Samyaksambodhi, miliaran para Tathagata yang memutar Dharmacakra, miliaran para Tathagata yang memasuki Nirvana, miliaran raja gunung Sumeru, miliaran surga Caturmaharajika, miliaran surga Trayatrimsa, miliaran surga Suyama, miliaran surga Tusita, miliaran surga Nirmanarati, miliaran surga Paranirmitavasavartin, miliaran surga Brahmaparsadya, miliaran surga Abhasvara, miliaran surga Subhakritsna, miliaran surga Brihatphala, miliaran surga Akanistha; Semuanya menjadi tampak jelas oleh cahaya ini.

Sama seperti disini sang Bhagavan Buddha terlihat sedang duduk diatas simhasana dari tumpukan bunga teratai, dikelilingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, begitu juga di setiap miliaran jambudvipa, ada miliaran para Tathagata yang duduk dalam cara yang sama.

Di sebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru, ada Maha Bodhisattva yang masing-masing dengan rombongan para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, datang kepada sang Buddha. Nama-nama Mereka yaitu : Manjushri Bodhisattva Mahasattva, Buddhottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva, Ratnottara Bodhisattva Mahasattva, Gunottara Bodhisattva Mahasattva, Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva, Viryottara Bodhisattva Mahasattva, Dharmottara Bodhisattva Mahasattva, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva, Sattvottara Bodhisattva Mahasattva.

Nama-nama ksetra dari Para Bodhisattva ini berasal yaitu, dunia keemasan, dunia berwarna menakjubkan, dunia berwarna bunga teratai, dunia berwarna bunga champaka, dunia berwarna bunga utpala, dunia berwarna emas, dunia berwarna permata, dunia berwarna vajra, dunia berwarna permata mani, dunia berwarna sama-rata. Setiap Bodhisattva ini telah mengolah brahmacarya dihadapan para Tathagata Arhan Samyaksambuddha yang nama-nama-Nya yaitu : Acalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Apratihatajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimuktijnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Tejovrttajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Laksanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Agrajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Ksemajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Avalokanajnana Tathagata Arhan Samyaksambuddha.

Kemudian pada saat itu, dihadapan semua Buddha itu, suara dari Manjushri Bodhisattva terdengar di seluruh tempat itu menyatu mengucapkan syair-gatha ini :

Dalam satu ksana, mengamati kalpa yang tidak terukur
Tanpa pergi, atau datang, atau tinggal,
Dengan begitu memahami peristiwa masa lampau, sekarang, dan masa depan,
Sang Buddha melampaui upaya-kausalya dan menyelesaikan dasa-bala.

Kemasyhuran kebajikan-Nya tiada bandingan di sepuluh penjuru,
Selamanya bebas dari masalah, selalu bergembira,
Dia pergi ke semua ksetra,
Untuk mengumumkan Dharma ini kepada semua.

Demi keuntungan para makhluk, Dia memuja para Buddha,
Mencapai buah yang sebanding sesuai keinginan-Nya;
Siap menyatakan semua Dharma,
Dia memperlihatkan kekuatan batin di sepuluh penjuru.

Dari pertama kali memuja para Buddha, pikiran-Nya lentur dan sabar;
Dia memasuki samadhi yang mendalam dan mengamati sifat alami gejala kejadian.
Mendorong semua makhluk untuk bercita-cita pada Bodhi,
Melalui cara ini, Dia segera mencapai buah yang tiada tanding.

Siapa yang mencari Dharma dimana-mana dengan pikiran yang tidak terbagi,
Yang mengolah kebajikan hingga sepenuhnya matang,
Melenyapkan semua yang mendua dari keberadaan dan ketidakberadaan:
Orang seperti itu sungguh melihat sang Buddha.

Pergi ke semua ksetra di sepuluh penjuru,
Menjelaskan Saddharma demi kesejahteraan orang banyak,
Tinggal di dalam kenyataan tanpa keraguan:
Kebajikan orang ini sama seperti Buddha.

Saddharmacakra yang diputar sang Tathagata
Adalah semua aspek dari Bodhi;
Jika orang setelah mendengarnya, bisa menyadari sifat alami gejala kejadian,
Orang ini akan selalu melihat sang Buddha.

Jika orang tidak melihat dasa-bala sebagai yang kosong, seperti khayalan,
Maka meskipun melihat, itu tidak melihat, sama seperti buta.
Membedakan dan mengenal pada bentuk-rupa, orang tidak melihat sang Buddha;
Setelah berpisah dari kemelekatan, maka orang bisa melihat.

Para makhluk hidup beranekaragam perbedaannya mengikuti karma;
Di sepuluh penjuru, didalam dan diluar, sulit melihat mereka semua:
Tubuh Buddha tanpa rintangan, meliputi sepuluh penjuru,
Dalam cara yang sama juga tidak bisa sepenuhnya dilihat.

Sama seperti ruang angkasa ada ksetra yang tidak terbatas,
Tidak datang atau pergi, meliputi sepuluh penjuru,
Terbentuk dan hancur tanpa memiliki tempat kediaman,
Sang Buddha meliputi ruang angkasa dalam cara yang sama.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Fri Sep 07, 2018 11:35 pm, total 16 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Tare Tuttare Ture Svaha

Post by skipper Fri Sep 07, 2018 11:37 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra GhXEf9w
Amoghasiddhi Buddha



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra L3oRcKw
Vajrankusa Bodhisattva

Bab 10
Bodhisattvopadesapariprrcha

Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada Buddhottara Bodhisattva Mahasattva : "Karena, Kulaputra, sifat alami dari pikiran adalah yang satu, lalu mengapa terlihat ada berbagai jenis perbedaan, seperti pergi ke kecenderungan yang baik atau buruk, memiliki indera yang lengkap atau indera yang kurang, perbedaan dalam kelahiran, cantik dan jelek, sakit dan puas, menderita dan bahagia? Mengapa 'perbuatan (karma)' tidak mengetahui pikiran, pikiran tidak mengetahui karma, penerimaan tidak mengetahui akibat, akibat tidak mengetahui penerimaan, pikiran tidak mengetahui penerimaan, penerimaan tidak mengetahui pikiran, sebab tidak mengetahui kondisi, kondisi tidak mengetahui sebab, pengetahuan tidak mengetahui objek, objek tidak mengetahui pikiran?"

Kemudian Buddhottara Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :

Maitri, Anda menanyakan makna ini,
Agar membangunkan semua yang tidak tahu.
Saya akan menjawab sesuai dengan intisari:
Dengarlah dengan jelas, Maitri.

Gejala kejadian tiada fungsi
Dan tidak ada sifat alami diri;
Oleh karena itu, semuanya
Tidak saling mengenal.

Sama seperti air di sungai,
Aliran arus derasnya berpacu lewat,
Masing-masing tidak mengetahui yang lain:
Begitu juga dengan semua gejala kejadian.

Juga sama seperti api besar,
Berkobar naik keatas secara serentak,
Masing-masing tidak mengetahui yang lain:
Begitu juga dengan semua gejala kejadian.

Juga sama seperti hembusan angin yang terus,
Yang menghantam apapun yang dijumpai,
Masing-masing tidak mengetahui yang lain:
Begitu juga dengan semua gejala kejadian.

Juga sama seperti beranekaragam tingkat bumi,
Masing-masing berlandaskan pada yang lain,
Namun masing-masing tidak mengetahui yang lain:
Begitu juga dengan semua gejala kejadian.

Mata, telinga, hidung, lidah, tubuh,
Pikiran, kecerdasan, indera:
Terus menerus berputar dalam samsara,
Namun tiada siapapun yang membuatnya berputar.

Sifat alami dari gejala kejadian pada dasarnya tidak dilahirkan,
Namun mereka mewujud menjadi ada:
Namun tiada apapun yang membuatnya mewujud,
Juga tiada yang diwujudkan.

Mata, telinga, hidung, lidah, tubuh,
Pikiran, kecerdasan, indera:
Semuanya adalah kosong dan tanpa intisari;
Namun pikiran yang salah memahaminya sebagai yang ada.

Melihatnya sebagaimana yang sesungguhnya apa adanya,
Semuanya adalah tanpa sifat alami diri.
Mata Dharma bukanlah gagasan pikiran:
Penglihatan ini tidak salah.

Yang nyata atau tidak nyata,
Yang salah atau yang tidak salah,
Yang duniawi atau yang melampaui duniawi:
Itu adalah yang tidak ada, namun hanyalah nama.

Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva : "Karena, Kulaputra, semua makhluk hidup adalah yang tiada, lalu mengapa sang Tathagata muncul di tengah-tengah, demi mereka, mengajar sesuai dengan waktu, sesuai dengan hidup mereka, sesuai dengan jenis mereka, sesuai dengan karma mereka, sesuai dengan pemahaman mereka, sesuai dengan bahasa mereka, sesuai dengan kecenderungan mereka, sesuai dengan kebijaksanaan mereka, sesuai dengan pikiran mereka, sesuai dengan peninjauan mereka?"

Kemudian Dharmadhanottara Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :
 
Yang senang dalam keheningan-tenang,
Sang Bahusruta,
Saya akan menjelaskannya untuk Anda,
Sekarang, dengarlah dengan penuh perhatian!

Amatilah tubuh di dalam:
Yang manakah yang adalah 'Diri'?
Orang yang memahami cara ini,
Akan mengerti tiada Diri yang ditemukan.

Tubuh ini adalah pengadaan sementara,
Dan tiada tempat kediaman miliknya.
Orang yang mengerti tubuh ini,
Tidak akan melekatinya.

Dengan teliti amatilah tubuh,
Segala sesuatunya akan jelas terlihat.
Dengan mengetahui semua gejala kejadian adalah yang tidak nyata,
Orang tidak akan menciptakan pikiran yang membeda-bedakan.

Berdasarkan apa hidup timbul,
Dan berdasarkan apa itu lenyap?
Sama seperti roda api yang berputar,
Awal dan akhirnya tidak bisa diketahui.

Orang bijaksana bisa mengamati dengan wawasan,
Ketidakabadian dari semua keberadaan.
Semua gejala kejadian adalah yang kosong dan tanpa diri,
Selamanya terpisah dari semua ciri.

Semua akibat dilahirkan dari perbuatan.
Sama seperti mimpi, mereka tidak sungguh nyata.
Dari waktu ke waktu terus-menerus lenyap,
Hal yang sama juga pada sebelum dan sesudah.

Segala sesuatu yang terlihat di dunia,
Hanyalah pikiran sebagai tuan rumahnya.
Dengan mencengkram bentuk-rupa mengikuti gagasan,
Itu adalah pembalikan sesat, bukanlah kenyataan yang sesungguhnya.

Semua teori bahasa duniawi,
Adalah pembuatan pikiran.
Tiada satupun ajaran diantara mereka,
Yang bisa memasuki 'Dharmata (sifat alami dari gejala kejadian)'.

Melalui kekuatan dari penglihatan dan yang diketahui,
Semua jenis dari gejala kejadian menjadi ada.
Mereka dengan segera lenyap, tidak tinggal,
Mati dari waktu ke waktu.

Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada Ratnottara Bodhisattva Mahasattva : "Karena, Kulaputra, semua makhluk hidup sama tersusun dari empat unsur, yang tanpa diri dan tiada apapun yang berhubungan dengan diri, lalu mengapa ada pengalaman dari sakit dan puas, cantik dan jelek, baik didalam dan baik diluar, sedikit rasa dan banyak rasa? Mengapa ada yang mengalami ganjaran sekarang dan ada yang di masa depan? Sedangkan di dharmadhatu tidak ada yang baik atau buruk.

Kemudian Ratnottara Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :

Sesuai dengan yang dilakukan,
Hasil akibat menjadi ada;
Namun pelakunya tiada keberadaan:
Inilah yang diajarkan Buddha.

Sama seperti cermin yang jelas,
Sesuai dengan yang datang kehadapannya,
Memantulkan bentuk dengan perbedaannya;
Seperti itulah sifat alami karma.

Atau, sama seperti benih yang ditabur di tanah,
Masing-masing saling tidak menyadari,
Namun mampu bertunas serentak;
Seperti itulah sifat alami karma.

Atau, sama seperti ahli sihir,
Berdiri di persimpangan jalan,
Menyebabkan banyak bentuk muncul;
Seperti itulah sifat alami karma.

Sama seperti manusia rakitan,
Mampu menyuarakan berbagai jenis suara,
Namun tanpa diri ataupun bukan yang tanpa diri;
Seperti itulah sifat alami karma.

Dan, sama seperti beranekaragam jenis burung,
Semuanya muncul dari telur,
Namun suara mereka tidak sama;
Seperti itulah sifat alami karma.

Sama seperti di dalam rahim,
Semua indera terbentuk,
Namun ciri zatnya tiada asal;
Seperti itulah sifat alami karma.

Juga, sama seperti makhluk di neraka,
Berbagai jenis hal yang menyakitkan,
Semuanya tidak datang dari manapun;
Seperti itulah sifat alami karma.

Juga, sama seperti Cakravarti,
Dengan tujuh permata mulianya,
Yang asal mulanya tidak bisa ditemukan;
Seperti itulah sifat alami karma.

Dan saat semua dunia,
Terbakar oleh api yang besar,
Api ini tidak datang dari manapun;
Seperti itulah sifat alami karma.

Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada Gunottara Bodhisattva Mahasattva : "Karena, Kulaputra, semua Tathagata terbangkitkan hanya pada satu Dharma, lalu mengapa Mereka menjelaskan Dharma yang tidak terhitung, muncul di dalam Buddhaksetra yang tidak terhitung, mengubah para makhluk hidup yang tidak terhitung, berbicara dalam suara yang tidak terhitung, mewujudkan tubuh yang tidak terhitung? Bagaimana Mereka mengetahui pikiran yang tidak terhitung, mempertunjukkan abhijna yang tidak terhitung, mengguncang dunia yang tidak terhitung, menampilkan hiasan yang sangat indah yang tidak terhitung, mengungkapkan berbagai macam alam para makhluk yang tidak terhitung? Sedangkan di dalam sifat alami gejala kejadian, semua ciri yang berbeda-beda ini tidak ditemukan.

Kemudian Gunottara Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :

Kulaputra, makna yang Anda tanyakan,
Sangat mendalam, sulit diukur.
Orang Bijaksana mampu mengetahuinya,
Selalu bergembira dalam kebajikan Buddha.

Sama seperti sifat alami dari bumi adalah satu,
Sedangkan setiap makhluk hidup tersendiri,
Dan bumi tidak memiliki pikiran satu atau berbeda,
Seperti itulah Dharma dari semua Buddha.

Sama seperti sifat alami dari api adalah satu,
Sambil mampu membakar semua,
Api itu tidak membeda-bedakan,
Seperti itulah Dharma dari semua Buddha.

Sama seperti sifat alami dari laut adalah satu,
Dengan jutaan ombak yang berbeda,
Namun air itu tidak berbeda,
Seperti itulah Dharma dari semua Buddha.

Sama seperti sifat alami dari angin adalah satu,
Sambil mampu menghembus semua,
Angin itu tidak memiliki pikiran satu atau berbeda,
Seperti itulah Dharma dari semua Buddha.

Sama seperti awan guntur yang besar,
Menghujani seluruh bumi,
Namun rintik hujan itu tidak membeda-bedakan,
Seperti itulah Dharma dari semua Buddha.

Sama seperti unsur tanah, walau satu,
Bisa menghasilkan berbagai jenis tumbuhan,
Namun, bukan tanah itu yang berbeda,
Seperti itulah Dharma dari semua Buddha.

Sama seperti matahari tanpa halangan awan,
Bersinar diseluruh sepuluh penjuru,
Sinar cahayanya tidak ada perbedaan,
Seperti itulah Dharma dari semua Buddha.

Dan sama seperti bulan di langit,
Yang terlihat dimana-mana di bumi,
Namun bulan itu tidak pergi kesana,
Seperti itulah Dharma dari semua Buddha.

Sama seperti Raja Maha Brahma,
Muncul di seluruh trisahassra,
Namun tubuhnya tanpa perubahan,
Seperti itulah Dharma dari semua Buddha.

Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva : "Karena, Kulaputra, para Tathagata sebagai lapangan kebajikan adalah yang satu dan semuanya sama, lalu mengapa para makhluk hidup yang menyumbang kepada Mereka hasil pahalanya tidak sama? Ada yang beranekaragam bentuk-rupa, beranekaragam keluarga, beranekaragam indera, beranekaragam kekayaan, beranekaragam kekuasaan, beranekaragam pengikut, beranekaragam jabatan, beranekaragam kualitas kebajikan, beranekaragam pengetahuan. Dan, namun para Buddha tidak memihak terhadap mereka, tidak berpikir mereka berbeda-beda?

Kemudian Vilocanottara Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :

Sama seperti maha-prthivi adalah yang satu,
Namun menghasilkan tumbuhan sesuai benih,
Tanpa keberpihakan terhadap setiap itu,
Seperti itulah 'lapangan kebajikan Buddha (Buddhapunyaksetra)'.

Sama seperti air adalah yang satu-ragam,
Namun berbeda bentuk sesuai dengan bejana,
Begitu juga Buddhapunyaksetra:
Berbeda hanya disebabkan oleh pikiran makhluk.

Atau, sama seperti ahli sulap,
Bisa membuat orang menjadi bahagia,
Begitu juga Buddhapunyaksetra:
Menyebabkan para makhluk hidup bergembira.

Sama seperti Raja dengan kekayaan dan pengetahuan,
Bisa memberikan kebahagiaan kepada rakyat,
Begitu juga Buddhapunyaksetra:
Memberikan kedamaian dan kebahagiaan kepada semua.

Sama seperti cermin yang jelas,
Memantulkan gambar sesuai dengan bentuk,
Begitu juga Buddhapunyaksetra:
Pahala diperoleh sesuai dengan pikiran makhluk.

Sama seperti herbal agada,
Bisa menyembuhkan semua racun,
Begitu juga Buddhapunyaksetra:
Melenyapkan semua penderitaan.

Dan sama seperti matahari terbit,
Menyinari dunia,
Begitu juga Buddhapunyaksetra:
Menghilangkan semua kegelapan.

Sama seperti bulan purnama yang jelas,
Menyinari 'bumi yang besar (maha-prthivi)',
Begitu juga Buddhapunyaksetra:
Membentang ke semua tempat dengan sama-rata.

Sama seperti kobaran api yang besar,
Mampu membakar segala sesuatu,
Begitu juga Buddhapunyaksetra:
Membakar habis semua yang berkondisi.

Sama seperti badai vairambha,
Bisa menyebabkan seluruh bumi bergetar,
Begitu juga Buddhapunyaksetra:
Menggerakkan triloka para makhluk hidup.

Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada Viryottara Bodhisattva Mahasattva : "Karena, Kulaputra, ajaran Buddha adalah satu, yang semua makhluk bisa melihatnya, lalu mengapa mereka semua tidak segera memotong putus semua belenggu penderitaan dan memperoleh pembebasan? Lagi, walaupun tiada perbedaan dalam 'himpunan bentuk (rupa-skandha)', 'himpunan perasaan (vedana-skandha)', 'himpunan gagasan (samjna-skandha)', 'himpunan pembentukan pikiran (sankhara-skandha)', 'himpunan kesadaran (vijnana-skandha)' di seluruh 'alam nafsu (kamadhatu)', 'alam berwujud (rupadhatu)', dan 'alam tanpa wujud (arupadhatu)', dan juga tiada perbedaan dalam ketidaktahuan, keserakahan, dan nafsu mereka, namun mengapa beberapa memperoleh keuntungan dari ajaran Buddha dan yang lainnya tidak?    

Kemudian Viryottara Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :

Dengarlah dengan baik Kulaputra,
Dan Saya akan jujur menjawabnya.
Beberapa dengan cepat mendapat pembebasan,
Dan yang lainnya sulit melepaskan diri.

Jika ingin melenyapkan,
Kesalahan dan kesusahan yang tidak terhitung,
Orang harus bekerja dengan rajin,
Pada 'ajaran Buddha (Buddhadharma)'.

Sebagai contoh, api yang sangat kecil,
Batang yang basah akan memadamkannya.
Pada Dharma yang diajarkan Buddha,
Begitulah mereka yang malas.

Sama seperti saat menggerek membuat api,
Dan berhenti sebelum api itu muncul,
Panas akan segera menghilang,
Begitulah mereka yang malas.

Jika orang dengan kaca kristal,
Tidak menfokuskan sinar matahari pada apapun,
Api tidak akan pernah diperoleh,
Begitulah mereka yang malas.

Misalkan ketika matahari bersinar menyilaukan
Anak kecil menutup matanya,
Dan mengeluh, "Mengapa saya tidak bisa lihat?"
Begitulah mereka yang malas.

Seperti orang yang tiada tangan dan kaki,
Ingin menggunakan panah dari alang-alang,
Untuk menembak seluruh permukaan tanah,
Begitulah mereka yang malas.

Sama seperti menggunakan sehelai rambut,
Untuk mengambil air samudra,
Mencoba mengeringkan lautan,
Begitulah mereka yang malas.

Seperti saat api kalpa menyala,
Mencoba memadamkannya dengan sedikit air,
Pada Dharma yang diajarkan Buddha,
Begitulah mereka yang malas.

Sama seperti orang yang menatap ruang angkasa,
Sementara sedang duduk diam tidak berpindah,
Dia berkata bahwa sedang menjelajahinya,
Begitulah mereka yang malas.

Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada Dharmottara Bodhisattva Mahasattva : "Karena, Kulaputra, sang Buddha telah berkata bahwa jika ada makhluk hidup yang menerima dan mempertahankan Saddharma maka bisa memotong putus semua penderitaan, lalu mengapa ada mereka yang menerima dan mempertahankan Saddharma namun tidak memotong putus penderitaan? Bahkan menjadi serakah, dendam, menghayal, sombong, menutupi, marah, benci, cemburu, kikir, menipu, merendahkan diri. Terdorong oleh kekuatan penderitaan ini, tidak bermaksud untuk berpisah dari itu. Jika mereka mampu menerima dan mempertahankan Saddharma, lalu mengapa masih menghasilkan penderitaan di dalam kegiatan pikiran?

Kemudian Dharmottara Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :

Dengarlah dengan baik Kulaputra,
Makna sesungguhnya dari yang Anda tanyakan.
Itu bukan hanya melalui banyak belajar,
Bahwa orang bisa memasuki Dharma sang Tathagata.

Sama seperti orang yang mengambang di air,
Mati kehausan karena takut tenggelam.
Begitu juga bagi orang yang terpelajar,
Yang tidak mempraktekkan Dharma.

Sama seperti orang yang mempersiapkan pesta mewah,
Dirinya lapar, namun tidak makan.
Begitu juga bagi orang yang terpelajar,
Yang tidak mempraktekkan Dharma.

Sama seperti orang yang ahli obat,
Namun tidak bisa menyembuhkan penyakitnya sendiri.
Begitu juga bagi orang yang terpelajar,
Yang tidak mempraktekkan Dharma.

Sama seperti orang yang menghitung kekayaan orang lain,
Namun tiada setengahpun harta miliknya.
Begitu juga bagi orang yang terpelajar,
Yang tidak mempraktekkan Dharma.

Sama sepeti orang yang terlahir di istana raja,
Namun kedinginan dan kelaparan,
Begitu juga bagi orang yang terpelajar,
Yang tidak mempraktekkan Dharma.

Sama seperti ahli musik yang tuli,
Yang menggembirakan orang lain, namun dirinya tidak mendengar,
Begitu juga bagi orang yang terpelajar,
Yang tidak mempraktekkan Dharma.

Sama seperti ahli sulam yang buta,
Yang mempertunjukkan ke orang lain, namun dirinya tidak melihat,
Begitu juga bagi orang yang terpelajar,
Yang tidak mempraktekkan Dharma.

Sama seperti kapten kapal,
Mati di lautan,
Begitu juga bagi orang yang terpelajar,
Yang tidak mempraktekkan Dharma.

Sama seperti orang yang berdiri di sudut,
Mengatakan semua jenis kebajikan,
Namun dirinya tidak memiliki kebajikan yang nyata,
Begitu juga bagi orang yang tidak mempraktekkan Dharma.

Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada Jnanottara Bodhisattva Mahasattva : "Karena, Kulaputra, di dalam Buddhadharma, 'pengetahuan (Jnana)' adalah yang terutama, lalu mengapa sang Tathagata, demi para makhluk hidup, kadang-kadang membabarkan 'memberi (Dana)', kadang-kadang membabarkan 'pengendalian diri (Sila)', kadang-kadang membabarkan 'kesabaran (Ksanti), kadang-kadang membabarkan 'semangat (Virya)', kadang-kadang membabarkan 'Konsentrasi (Dhyana)', kadang-kadang membabarkan 'Kebijaksanaan (Prajna)'? Atau lagi, kadang-kadang membabarkan 'Kebaikan (Maitri)', kadang-kadang membabarkan 'Belas-kasihan (Karuna)', kadang-kadang membabarkan 'Kegembiraan (Mudita)', kadang-kadang membabarkan 'Pelepasan (Upeksha)', namun, selama ini pada akhirnya cuma 'satu kebenaran (eka-dharma)' yang untuk mencapai pembebasan Anuttara-Samyaksambodhi.    

Kemudian Jnanottara Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :

Sungguh jarang, Kulaputra,
Yang mengetahui pikiran makhluk hidup.
Untuk yang Anda tanyakan, Maitri,
Dengarlah dengan jelas yang akan Saya jelaskan.

Di masa lampau, masa depan,
Dan juga masa sekarang dari para Nayaka,
Tiada satupun yang menjelaskan hanya satu cara,
Untuk mencapai Bodhi.

Sang Buddha mengetahui pikiran para makhluk hidup,
Sifat alami mereka yang berbeda-beda;
Sesuai dengan yang dibutuhkan mereka untuk terbebas,
Dia mengajarkan Dharma dengan cocok.

Untuk yang kikir, Dia membabarkan Dana.
Untuk yang melanggar, Dia membabarkan Sila.
Untuk yang pemarah, Dia membabarkan Ksanti.
Untuk yang malas, Dia membabarkan Virya.

Untuk yang pikirannya cerai-berai, Dia membabarkan Dhyana.
Untuk yang bodoh, Dia membabarkan Prajna.
Untuk yang kejam, Dia membabarkan Maitri.
Untuk yang pembenci, Dia membabarkan Karuna.

Untuk yang bersedih, Dia membabarkan Mudita,
Untuk yang tidak jujur, Dia membabarkan Upeksha.
Dengan berturut-turut mempraktekkan ini,
Setahap demi setahap menyempurnakan semua Buddhadharma.

Sama seperti pertama membangun dasar,
Lalu membangun istana,
Begitu juga Dana dan Sila,
Adalah dasar dari praktek Bodhisattva.

Sama seperti dinding kota dibangun,
Untuk melindungi semua rakyat,
Begitu juga Ksanti dan Virya,
Melindungi Bodhisattva.

Sama seperti Maha Raja yang berkuasa,
Dihormati oleh seluruh negara,
Begitu juga Samadhi dan Prajna,
Yang adalah andalan Bodhisattva.

Sama seperti Cakravartin,
Yang bisa melimpahkan kebahagiaan mutlak,
Begitu juga Maitri, Karuna, Mudita, dan Upeksha,
Memberikan kebahagiaan kepada Bodhisattva.

Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada Sattvottara Bodhisattva Mahasattva : "Karena, Kulaputra, para Bhagavan Buddha mencapai pembebasan melalui satu jalan, lalu mengapa kualitas Buddhaksetra yang kita lihat beranekaragam dan tidak sama? Yaitu, dunianya, makhluk hidupnya, Dharma untuk menjinakkan, jangka usianya, pancaran cahayanya, kekuatan batinnya, perkumpulan majelisnya, cara yang diajarkan, dan lama Dharmanya semuanya berbeda-beda. Namun semuanya itu mencakup semua Buddhadharma yang mana Anuttarasamyaksambodhi tercapai.    

Kemudian Sattvottara Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :

Manjushri, Dharma adalah selalu begini,
Dharmaraja menyeberang dengan satu Dharma;
Orang yang tidak terhambat oleh apapun,
Lolos dari kelahiran dan kematian melalui satu jalan.

Semua tubuh Buddha,
Adalah satu 'Tubuh Dharma (Dharmakaya)',
Satu pikiran, dan satu kebijaksanaan,
Kekuatan dan keberaniannya sama.

Berdasarkan keinginan awal mencari Bodhi,
Sesuai dengan pengabdian Mereka,
Mengembangkan ksetra seperti itu,
Dengan perkumpulan majelisnya dan Dharmanya.

Hiasan dari semua Buddhaksetra,
Sepenuhnya terlengkapi.
Sesuai dengan karma para makhluk yang berbeda-beda,
Itu terlihat tidak sama.

Buddhaksetra dan tubuh Buddha,
Perkumpulan majelis-Nya dan yang diucapkan-Nya,
Buddhadharma yang seperti ini,
Tiada makhluk hidup yang bisa melihat.

Ketika pikiran termurnikan,
Dan ikrar tersempurnakan,
Maka orang yang mencapai Bodhi ini,
Akan bisa melihat.

Sesuai dengan kecenderungan pikiran para makhluk,
Dan kekuatan buah hasil dari karma mereka,
Mereka melihatnya berbeda-beda,
Ini disebabkan oleh kekuatan batin Buddha.

Buddhaksetra tiada perbedaan,
Tiada kebencian dan tiada kemelekatan;
Namun sesuai dengan pikiran para makhluk,
Itu tampak berbeda-beda.

Disebabkan ini, di dalam dunia,
Apa yang terlihat adalah berbeda-beda,
Semua Tathagata,
Maha Muni, tidak disalahkan oleh ini.

Di dalam semua dunia,
Mereka yang cocok menerima ajaran,
Selalu melihat sang Vira diantara Manusia,
Inilah Buddhadharma.

Kemudian pada saat itu, semua Bodisattva Mahasattva itu berkata kepada Manjushri Bodhisattva Mahasattva : "Kami, Kulaputra, masing-masing telah mengucapkan pemahaman kami. Kami hanya berharap, Maitri, menggunakan kefasihannya yang menakjubkan untuk menjelaskan secara luas tingkat dari Tathagata. Seperti apakah tingkat Buddha? Seperti apakah penyebab dari tingkat Buddha? Seperti apakah cara pembebasan dari tingkat Buddha? Seperti apakah jalan masuk ke tingkat Buddha? Seperti apakah kebijaksanaan dari tingkat Buddha? Seperti apakah dharma dari tingkat Buddha? Seperti apakah kata-kata dari tingkat Buddha? Seperti apakah pengetahuan dari tingkat Buddha? Seperti apakah pencapaian dari tingkat Buddha? Seperti apakah perwujudan dari tingkat Buddha? Seperti apakah luas-bentangan dari tingkat Buddha?"

Kemudian Manjushri Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :

Tingkat Tathagata yang mendalam,
Sama seperti luas-bentangan ruang angkasa.
Semua makhluk hidup memasukinya,
Namun sesungguhnya tiada yang dimasuki.

Tingkat Tathagata yang mendalam,
Hasil dari penyebab yang mulia.
Menjelaskannya tanpa henti selama jutaan kalpa,
Masih tidak akan teruraikan semuanya.

Sesuai dengan pikiran dan kebijaksanaan para makhluk,
Para Buddha memimpin dan membantu mereka;
Dalam cara ini menyelamatkan makhluk hidup,
Inilah tingkat dari Buddha.

Dalam semua ksetra di semua dunia,
Para Buddha memasukinya sesuai dengan para makhluk disana.
Namun para makhluk itu tidak bisa melihat,
Tubuh kebijaksanaan Buddha yang tanpa bentuk.

Pengetahuan Buddha adalah yang bebas,
Tidak terintangi di triloka.
Tingkat kebijaksanaan ini,
Adalah yang sama dengan ruang angkasa.

Alam makhluk hidup dari dharmadhatu,
Pada yang tertinggi tanpa perbedaan.
Sepenuhnya mengetahui semua itu,
Adalah tingkat dari Tathagata.

Semua bahasa dan suara,
Yang ada di dalam dunia,
Pengetahuan Buddha bisa memahami,
Tanpa membeda-bedakan.

Tidak terlihat oleh indera kesadaran,
Dan bukanlah bidang pikiran,
Sifat alaminya sendiri pada dasarnya murni,
Pengetahuan Buddha mengajar makhluk hidup.

Tanpa karma, tanpa penderitaan,
Tiada apapun, dan tiada tempat tinggal,
Tiada penglihatan dan tiada objek,
Pencapaian Mereka sama di seluruh dunia.

Pikiran dari semua makhluk hidup,
Yang di masa lampau, sekarang dan masa depan,
Para Tathagata, dalam sekejap satu pikiran,
Bisa seluruhnya memahami.

Kemudian pada saat itu, dalam Sahaloka ini, semua gejala kejadian yang berbeda-beda dari semua makhluk hidup, karma yang berbeda-beda, alam yang berbeda-beda, tubuh yang berbeda-beda, indera yang berbeda-beda, kelahiran yang berbeda-beda, hasil yang berbeda-beda dari menjaga sila, hasil yang berbeda-beda dari melanggar sila, dan hasil yang berbeda-beda dari ksetra, secara jelas di tampilkan melalui kekuatan batin sang Buddha.

Sama seperti di penjuru timur, ada ratusan dari ribuan dari miliaran yang tidak terhitung, yang sangat banyak, yang tanpa batas, yang tanpa bandingan, yang tidak terkira, yang tidak dapat diperhitungkan, yang tidak terbayangkan, yang tidak terukur, yang tidak dapat diungkapkan di banyak dunia, di seluruh ruang angkasa dari dharmadhatu, semua gejala kejadian yang berbeda-beda dari semua makhluk hidup, karma yang berbeda-beda, alam yang berbeda-beda, tubuh yang berbeda-beda, indera yang berbeda-beda, kelahiran yang berbeda-beda, hasil yang berbeda-beda dari menjaga sila, hasil yang berbeda-beda dari melanggar sila, dan hasil yang berbeda-beda dari ksetra, secara jelas di tampilkan melalui kekuatan batin sang Buddha. Sama halnya juga dengan di sebelah selatan, barat, dan utara, empat penjuru tengah, penjuru atas dan bawah.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sun Oct 07, 2018 5:25 pm, total 15 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Amara Najeweteye Svaha

Post by skipper Mon Sep 24, 2018 10:25 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra PqxBmI1
Vajrambhuja (Amitayus)



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra ZM5ra2a
Vajradharma (Aryavalokitesvara)

Bab 11
Karmaparisodhana parivartah

Kemudian pada saat itu, Jnanottara Bodhisattva Mahasattva bertanya kepada Manjushri Bodhisattva Mahasattva dengan berkata : "Bagaimanakah, kulaputra, para Bodhisattva mencapai karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang tanpa cacat? Bagaimanakah Mereka mencapai karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang tidak melukai? Bagaimanakah Mereka mencapai karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang tidak tercela? Bagaimanakah Mereka mencapai karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang tidak bisa dihancurkan? Bagaimanakah Mereka mencapai karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang tanpa kemunduran? Bagaimanakah Mereka mencapai karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang tidak tergoyahkan? Bagaimanakah Mereka mencapai karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang unggul? Bagaimanakah Mereka mencapai karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang murni? Bagaimanakah Mereka mencapai karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang tanpa noda? Bagaimanakah Mereka mencapai karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang dipimpin oleh kebijaksanaan? Bagaimanakah Mereka mencapai kelahiran di tempat yang baik, silsilah yang baik, keluarga yang baik, penampilan yang sempurna, kebijaksanaan yang sempurna, praktek yang sempurna, keberanian yang sempurna, dan tercerahkan sempurna? Bagaimanakah Mereka mencapai kebijaksanaan yang unggul, kebijaksanaan yang terutama, kebijaksanaan tertinggi, kebijaksanaan yang tidak terukur, kebijaksanaan yang tidak terhitung, kebijaksanaan yang tidak terbayangkan, kebijaksanaan yang tiada bandingan, kebijaksanaan yang tidak terduga, kebijaksanaan yang tidak terkatakan? Bagaimanakah Mereka mencapai kekuatan 'sebab (hetu)', kekuatan semangat, kekuatan 'keterampilan (upaya)', kekuatan kondisi, kekuatan dari objek yang dikondisikan, kekuatan indera, kekuatan pengamatan, kekuatan 'konsentrasi menghentikan pikiran (samatha)', kekuatan 'wawasan yang memeriksa kenyataan (vipashyana)', kekuatan perenungan? Bagaimanakah Mereka mencapai keahlian menganalisa 'kumpulan (skandha)', keahlian menganalisa unsur, keahlian menganalisa tempat, keahlian menganalisa 'kemunculan yang saling bergantungan (pratityasamutpada)', keahlian menganalisa 'alam nafsu keinginan (kamadhatu)', keahlian menganalisa 'alam bentuk-rupa (rupadhatu)', keahlian menganalisa 'alam yang tiada bentuk-rupa (arupadhatu)', keahlian memahami masa lampau, keahlian memahami masa sekarang, keahlian memahami masa depan? Bagaimanakah Mereka mengolah dengan baik 'bagian dari pencerahan dari perhatian penuh (smrti-bodhyanga)', 'bagian dari pencerahan dari memeriksa kebenaran (dharmavicaya-bodhyanga)', 'bagian dari pencerahan dari semangat (virya-bodhyanga), 'bagian dari pencerahan dari kegembiraan (priti-bodhyanga), 'bagian dari pencerahan dari kedamaian tubuh dan pikiran (prasrabdhi-bodhyanga), 'bagian dari pencerahan dari konsentrasi (samadhi-bodhyanga), 'bagian dari pencerahan dari pelepasan (upeksha-bodhyanga)? Bagaimanakah Mereka mencapai kekosongan, ketiadaan ciri-ciri, ketiadaan keinginan? Bagaimanakah Mereka mencapai kesempurnaan 'Menyumbang Yang Melampaui (dana-paramita)', 'Pengendalian Diri Yang Melampaui (sila-paramita)', 'Kesabaran Yang Melampaui (ksanti-paramita)', 'Semangat Yang Melampaui (virya-paramita)', 'Meditasi Yang Melampaui (dhyana-paramita)', 'Kebijaksanaan Yang Melampaui (prajna-paramita)'? Bagaimanakah Mereka mencapai kesempurnaan 'Kebaikan (Maitri)', 'Belas-kasihan (Karuna)', 'Kegembiraan (Mudita)', 'Pelepasan (Upeksha)'? Bagaimanakah Mereka mencapai kekuatan pengetahuan tentang apa yang dasar dan apa yang bukan, kekuatan pengetahuan tentang akibat dari karma masa lampau - sekarang - masa depan, kekuatan pengetahuan tentang indera yang lebih tinggi dan lebih rendah, kekuatan pengetahuan tentang berbagai jenis alam, kekuatan pengetahuan tentang berbagai jenis pemahaman, kekuatan pengetahuan tentang tujuan dari semua jalan, kekuatan pengetahuan tentang kekotoran atau kemurnian dari Dhyana - 'pembebasan (vimoksa)' - Samadhi, kekuatan pengetahuan tentang kehidupan masa lampau, kekuatan pengetahuan tentang mata surga yang tidak terhalang, kekuatan pengetahuan tentang memotong putus semua noda? Bagaimanakah Mereka selalu mendapat perlindungan, hormat, dan pemujaan dari para Raja Dewa, Raja Naga, Raja Yaksha, Raja Gandharva, Raja Asura, Raja Garuda, Raja Kinnara, Raja Mahoraga, Raja Manusia, Raja Brahma? Bagaimanakah Mereka menjadi andalan, penyelamat, tempat berlindung, tujuan, obor, cahaya, penyinar, pembimbing, pemimpin tertinggi atas semua bagi seluruh makhluk hidup? Bagaimanakah Mereka menjadi yang terutama, terbesar, unggul, tertinggi, mulia, menakjubkan, melebihi, tidak terkalahkan, tiada bandingan, tiada tanding diantara semua makhluk hidup?"

Kemudian Manjushri Bodhisattva Mahasattva berkata kepada Jnanottara Bodhisattva Mahasattva : "Sadhu, Kulaputra, Sadhu ! Anda telah menanyakan ini demi keuntungan orang banyak, demi kebahagiaan orang banyak, untuk belas kasihan kepada dunia, untuk kesejahteraan dan kebahagiaan orang banyak, para dewa dan manusia. Jika, Kulaputra, para Bodhisattva menggunakan pikiran dengan tepat, Mereka bisa mencapai semua kualitas kebajikan tertinggi, pikiran Mereka bisa tanpa hambatan terhadap semua Buddhadharma, Mereka bisa tetap tinggal di jalan dari para Buddha masa lampau - sekarang - masa depan, tetap tinggal ditengah-tengah menyesuaikan dengan para makhluk hidup tidak pernah meninggalkannya, bisa memahami ciri-ciri dari semua gejala kejadian, memotong putus semua kejahatan dan menyempurnakan semua kebaikan. Mereka akan memiliki tubuh yang paling unggul, sama seperti Samantabhadra; Semua praktek pranidhana Mereka akan terpenuhi, dan akan bebas tanpa usaha dalam semua gejala kejadian, dan akan menjadi pembimbing semua makhluk hidup. Bagaimanakah, Kulaputra, Mereka menggunakan pikiran untuk mencapai semua kualitas kebajikan yang unggul ini?

Bodhisattva yang berkehidupan rumah,
Harus berpikir ingin semua makhluk
Menyadari sifat alami kekosongan dari kehidupan rumah,
Dan terlepas dari tekanannya.

Ketika sedang melayani orang tuanya,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Melayani sang Buddha,
Meindungi dan menyokong semuanya.

Ketika sedang bersama dengan istri dan anaknya,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memperlakukan sama terhadap semua orang,
Dan selamanya meninggalkan kemelekatan.

Ketika memperoleh lima nafsu,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencabut keluar panah nafsu,
Dan menyadari kebahagiaan tertinggi.

Ketika sedang di kesenangan pesta musik meriah,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menghibur diri dengan Dharma,
Dan menyadari kesenangan itu adalah yang tidak nyata.

Ketika sedang di dalam istana,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memasuki keadaan dari Resi,
Selamanya melenyapkan nafsu mengidam yang kotor.

Ketika memakai kalung permata berharga,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Meninggalkan semua perhiasan yang salah,
Dan mencapai tempat tinggal Dharma.

Ketika naik keatas menara,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Naik keatas menara Dharma,
Dengan jelas melihat semuanya.

Ketika sedang menyumbang,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mampu melepaskan segalanya,
Dengan pikiran yang terbebas dari kemelekatan.

Ketika dalam pertemuan orang banyak,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Meninggalkan gejala kejadian yang berkondisi,
Dan mencapai 'Pengetahuan Yang Mengetahui Semua (Sarvajnajnana)'.

Ketika dalam bahaya dan kesulitan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai tujuan dengan mudah,
Dan tidak menemui halangan dalam usahanya.

Ketika meninggalkan kehidupan rumah tangga,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Meninggalkan kehidupan rumah tanpa halangan apapun,
Dan pikiran menjadi terbebaskan.

Ketika masuk ke 'biara Buddha (sangha-arama)',
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Membabarkan semua jenis Dharma
Yang bebas dari kesalahan dan pertengkaran.

Ketika mengunjungi pengajar dan guru,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan terampil melayani gurunya,
Dan mempraktikkan Dharma kebajikan.

Ketika meminta 'meninggalkan kehidupan duniawi (pravrajita)',
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai tingkat tanpa kemunduran,
Pikiran terbebas dari rintangan.

Ketika membuang pakaian duniawi,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan tekun mengolah akar kebajikan,
Dan meninggalkan semua pelanggaran penghancur.

Ketika mencukur rambut kepala,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selamanya bercerai dari semua penderitaan,
Dan mencapai keheningan-tenang tertinggi.

Ketika mengenakan jubah kasaya,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memiliki pikiran yang tanpa noda,
Dan memikirkan 'ikrar tiada tanding (anuttara-pranidhana)'.

Ketika benar-benar meninggalkan kehidupan rumah,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Bersama Buddha meninggalkan kehidupan rumah,
Dan menyelamatkan semua makhluk.

Ketika berlindung pada Buddha,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Meneruskan silsilah para Buddha,
Dan menghasilkan ikrar tiada tanding.

Ketika berlindung pada Dharma,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Masuk mendalam ke dalam 'permata Dharma (Dharma-ratna)',
Dan memiliki kebijaksanaan sedalam lautan.

Dalam berlindung pada Sangha,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Bersatu dalam tata-tertib Maha-sangha,
Semuanya tanpa halangan.

Ketika menerima ajaran sila,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan terampil mempelajari sila
Dan menghindari semua perbuatan salah.

Ketika menerima ajaran Acarya,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memiliki kemuliaan yang menakjubkan
Dan jujur dengan apa yang diperbuat.

Ketika menerima ajaran Bhiksu,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memasuki kebijaksanaan Anutpattikadharmaksanti
Dan mencapai tahap pembebasan.

Ketika menerima sila yang lengkap,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menyelesaikan semua cara pembebasan,
Dan mencapai Dharma yang terunggul.

Ketika memasuki balai-ruangan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Naik ke Caitya yang tak tertandingi,
Dan tinggal berdiam dengan damai tanpa goyah.

Ketika mempersiapkan tempat duduk,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menyebabkan dharma kebajikan menjadi mekar,
Dan melihat ciri-cirinya yang sesungguhnya.

Ketika duduk tegak,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Duduk diatas Bodhimanda
Dengan pikiran tanpa kemelekatan.

Ketika duduk dalam sikap bunga teratai penuh (duduk bersila),
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memiliki akar kebajikan yang kuat
Dan mencapai tingkat yang tidak tergoyahkan.

Ketika mengolah samadhi,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menaklukkan pikiran dengan samadhi,
Dan pada akhirnya, tiada sisa kebiasaan.

Ketika mempraktekkan perenungan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Melihat kenyataan yang sesungguhnya,
Dan selamanya meninggalkan pertentangan.

Ketika keluar dari sikap duduk teratai,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mengamati semua karma dan gejala kejadian,
Yang kembali bubar dan lenyap.

Ketika menurunkan kaki,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai pembebasan pikiran,
Dan dengan damai tinggal berdiam tidak bergerak.

Ketika mengangkat kaki,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Meninggalkan lautan kelahiran dan kematian,
Dan menyempurnakan semua kualitas kebaikan.

Ketika memakai pakaian bawah,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memakai akar kebaikan,
Dan memiliki rasa malu dan sadar.

Ketika memakai sabuk pinggang,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menghimpun akar kebaikan,
Dan jangan membiarkannya menjadi hilang.

Ketika memakai pakaian luar,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai landasan akar kebaikan terunggul,
Dan mencapai pantai seberang dari Dharma.

Ketika memakai 'jubah biara (sanghati)',
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memasuki posisi terkemuka,
Dan mencapai ketenangan Dharma.

Ketika memegang sikat gigi,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai Dharma yang menakjubkan
Dan pada akhirnya menjadi murni.

Ketika menyikat gigi,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Harmonis dan murni dalam pikiran,
Dan menggigit semua penderitaan.

Ketika pergi ke kamar mandi,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mengusir keserakahan, kebencian, dan kebodohan,
Dan membersihkan diri dari hal-hal yang jahat.

Ketika menggunakan air,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan cepat berangkat,
menuju ke dharma yang melampaui duniawi.

Ketika membersihkan kotoran tubuh,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menjadi murni dan harmonis,
Dan pada akhirnya tanpa kekotoran.

Ketika memakai air untuk mencuci tangan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memiliki tangan yang murni,
Untuk menerima dan menegakkan Buddhadharma.

Ketika memakai air untuk mencuci muka,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai pintu Dharma yang murni
Dan selamanya terbebas dari kekotoran.

Ketika memegang tongkat,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mendirikan pekerjaan besar dari berdana,
Dan mengungkapkan jalan menuju kebenaran.

Ketika memegang mangkok,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menyempurnakan kapal Dharma,
Dan menerima persembahan para dewa dan manusia.

Ketika berangkat ke Jalan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Pergi ke tempat sang Buddha pergi,
Ke dalam alam tanpa ketergantungan.

Ketika bepergian di jalan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Berjalan di Jalan Buddha
Dan maju menuju Dharma yang tanpa sisa.

Ketika berjalan di jalan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menapak di dharmadhatu yang murni,
Dengan pikiran tanpa hambatan.

Ketika melihat jalan yang menanjak naik,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selamanya melampaui triloka,
Dengan pikiran bebas dari takut.

Ketika melihat jalan yang menurun,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Berpikiran yang rendah hati,
Dan menumbuhkan akar kebajikan Buddha.

Ketika melihat jalan yang berliku,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Meninggalkan jalan yang salah,
Dan selamanya menyingkirkan pandangan jahat.

Ketika melihat jalan yang lurus,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memiliki pikiran yang lurus dan benar,
Tanpa sanjungan dan tipu daya.

Ketika melihat jalan yang berdebu,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menyingkirkan debu dan kotoran,
Dan mencapai gejala kejadian yang murni.

Ketika melihat jalan yang bebas dari debu,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selalu mempraktekkan belas kasih yang besar,
Pikirannya bersinar dan terpelihara.

Ketika melihat jalan yang berbahaya,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Tinggal berdiam di dharmadhatu,
Dan menghindari masalah dari pelanggaran.

Ketika melihat perkumpulan orang banyak,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Membabarkan Dharma yang paling mendalam,
Dan bersikap harmonis dengan semua.

Ketika melihat pohon yang besar,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Meninggalkan pemikiran egois dan pertengkaran,
Dan bebas dari kebencian dan dendam.

Ketika melihat hutan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menjadi yang layak dihormati,
Oleh dewa dan manusia.

Ketika melihat gunung yang tinggi,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memiliki akar kebaikan yang luar biasa,
Tidak ada yang bisa mencapai puncaknya.

Ketika melihat semak berduri,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan cepat memotong putus,
Duri dari tiga racun.

Ketika melihat dedaunan lebat di pohon,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Terbebaskan melalui konsentrasi,
Dan bertindak sebagai tempat berlindung.

Ketika saya melihat bunga mekar,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai kekuatan batin dan dharma yang serupa,
Sama seperti bunga yang mekar penuh.

Ketika melihat pohon mekar,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai ciri-ciri yang menyerupai bunga,
Dan diberkati dengan tiga puluh dua tanda.

Ketika melihat buah,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai Dharma yang tertinggi,
Dan menyadari Jalan Bodhi.

Ketika melihat sungai yang besar,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memasuki aliran Dharma,
Dan memasuki lautan pengetahuan Buddha.

Ketika melihat rawa,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan cepat terbangkitkan pada,
Rasa tunggal Dharma dari Buddha.

Ketika melihat kolam,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menyempurnakan karma ucapan,
Dan menjadi terampil dalam berkhotbah.

Ketika melihat sumur,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memiliki kekuatan penuh dari kefasihan
Untuk membabarkan semua dharma.

Ketika melihat mata air,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mengembangkan Upaya-kausalya,
Dan akar kebaikan yang tidak habis-habisnya.

Ketika melihat jembatan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menyeberangkan semua menuju pembebasan,
Dengan bertindak sebagai jembatan.

Ketika melihat air yang mengalir,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mengembangkan cita-cita yang baik,
Dan membersihkan kotoran dari ketidaktahuan.

Ketika melihat kebun yang terolah,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencabut rumput nafsu mengidam,
Dari taman lima nafsu indera.

Ketika melihat hutan yang tanpa kesedihan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selamanya terpisah dari keserakahan dan nafsu birahi,
Dan terbebas dari kesedihan dan ketakutan.

Ketika melihat taman,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan tekun mengolah praktik,
Yang menuju ke Bodhi sang Buddha.

Ketika melihat orang yang memakai perhiasan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mengambil tiga puluh dua ciri
Sebagai perhiasannya yang luar biasa.

Ketika melihat yang tidak terhiasi,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Meninggalkan semua perhiasan,
Dan menyempurnakan praktik pertapaan.

Ketika melihat orang yang melekat pada kesenangan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mengambil Dharma sebagai kebahagiaannya,
Bergembira dan tidak pernah meninggalkannya.

Ketika melihat orang yang tidak terikat dengan kesenangan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menjadi tiada peduli pada,
Gejala kejadian yang berkondisi.

Ketika melihat orang yang bahagia,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selalu menemukan kedamaian dan kebahagiaan,
Dan senang dalam memberikan persembahan kepada para Buddha.

Ketika melihat orang dalam kesulitan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai kebijaksanaan dasar,
Untuk memadamkan semua penderitaan.

Ketika melihat orang yang sehat,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memasuki kebijaksanaan sejati,
Dan selamanya bebas dari penyakit dan penderitaan.

Ketika melihat orang yang sakit,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menyadari tubuh sebagai yang kosong dan tiada,
Dan meninggalkan pertikaian.

Ketika melihat orang yang tampan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selalu menimbulkan keyakinan yang murni
Kepada para Buddha dan Bodhisattva.

Ketika melihat orang yang jelek,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Tidak melekati,
Apapun yang tidak baik.

Ketika melihat orang yang berterima kasih,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mampu mengerti kebajikan,
Dari para Buddha dan Bodhisattva.

Ketika melihat orang yang tidak tahu berterima kasih,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Tidak akan meningkatkan balas-dendam,
Pada orang yang jahat.

Ketika melihat Shramana,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menjadi harmonis dan hening-tenang,
Dan pada akhirnya menaklukkan diri sendiri.

Ketika melihat Brahmana,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selalu mempertahankan tingkah-laku yang murni,
Dan menyingkirkan semua kejahatan.

Ketika melihat pertapa,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Melalui praktik pertapaan,
Mencapai keadaan tertinggi.

Ketika melihat orang yang mengendalikan diri,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan kuat mempertahankan tekad dalam praktek,
Dan tidak meninggalkan Jalan Buddha.

Ketika melihat orang yang memakai baju perisai,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selalu memakai baju perisai kebajikan,
Dan menuju ke tingkat yang tanpa guru.

Ketika melihat orang yang tanpa baju perisai,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selamanya berpisah dari,
Semua karma yang tidak baik.

Ketika melihat orang yang berdebat,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mampu membantah,
Semua jenis ajaran tirtika.

Ketika melihat orang yang berpenghidupan benar,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Berhasil dalam mata pencaharian yang murni,
Dan tanpa tingkah-laku yang salah.

Ketika melihat seorang raja,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Akan menjadi Raja Dharma,
Dan selalu menyebarkan Dharma yang tepat.

Ketika melihat seorang pangeran
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dilahirkan oleh perwujudan dari Dharma,
Dan menjadi murid sang Buddha.

Ketika melihat seorang tetua,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Membuat penilaian yang terampil,
Dan menahan diri dari keadaan jahat.

Ketika melihat mentri besar,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selalu menjaga perhatian penuh,
Dan mempraktekkan semua perbuatan baik.

Ketika melihat kota dan bentengnya,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memiliki tubuh yang kuat dan kukuh,
Dan pikiran yang tidak mengenal lelah.

Ketika melihat ibu kota,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mengumpulkan semua kualitas kebajikan
Dan selalu bersukacita bergembira.

Ketika melihat orang dalam hutan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
menjadi yang layak dipuji dan dihormati,
Oleh dewa dan manusia.

Ketika memasuki desa untuk ber-pindapatra,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memasuki dharmadhatu yang mendalam,
Dan pikirannya tanpa halangan.

Ketika mencapai pintu tempat tinggal,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memasuki pintu,
Dari Buddhadharma.

Ketika memasuki tempat tinggal,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memasuki Kendaraan Buddha,
Yang sama dengan tiga masa waktu.

Ketika melihat orang yang tidak memberi,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Tidak akan pernah menyerah,
Dari jalan kebajikan tertinggi.

Ketika melihat orang yang memberi,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Selamanya meninggalkan,
Penderitaan dari tiga jalan jahat.

Ketika melihat mangkuk kosong,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Murni dalam pikiran,
Kosong tanpa penderitaan.

Ketika melihat mangkuk penuh,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Sepenuhnya menyempurnakan,
Semua dharma kebajikan.

Ketika menerima penghormatan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan hormat mempraktekkan,
Semua Buddhadharma.

Ketika tidak menerima penghormatan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Tidak bertindak dalam jalan apapun,
Yang tidak baik.

Ketika melihat orang yang memiliki malu,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Bertindak dengan rasa malu,
Dan berhati-hati melindungi indera.

Ketika melihat orang yang tanpa rasa malu,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Meninggalkan keadaan tidak tahu malu,
Dan tinggal berdiam di jalan kebaikan.

Ketika mendapatkan makanan enak,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menepati ikrar mereka,
Dan terbebas dari rasa iri dan pendambaan.

Ketika mendapatkan makanan yang tidak enak,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Tidak akan gagal mencapai,
Rasa dari semua samadhi.

Ketika mendapatkan makanan lunak,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Diliputi oleh belas kasihan yang besar,
Jadi pikirannya menjadi lembut.

Ketika mendapatkan makanan yang kasar,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Tidak memiliki kemelekatan,
Dan memotong putus dambaan duniawi.

Ketika makan makanan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mengambil kebahagiaan Dhyana sebagai makanan,
Dan dipuaskan dengan sukacita Dharma.

Ketika merasakan rasa,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai rasa tertinggi dari keBuddhaan,
Dan dipenuhi dengan obat keabadian.

Ketika selesai makan,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menyelesaikan semua tugas,
Dan menyempurnakan semua Buddhadharma.

Ketika menjelaskan Dharma,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai kefasihan tanpa batas,
Dan secara luas mengumumkan Dharma yang penting.

Ketika keluar dari rumah,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan mendalam memasuki pengetahuan Buddha,
Selamanya meninggalkan triloka.

Ketika memasuki air,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Memasuki Sarvajnajnana,
Mengetahui kesamaan masa lampau, sekarang, masa depan.

Ketika memandikan tubuh,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Tanpa noda dalam tubuh dan pikiran,
Murni cemerlang di dalam dan luar.

Selama musim panas yang terik,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Membuang semua kesengsaraan,
Dan sepenuhnya mengakhirinya.

Ketika musim panas berakhir dan mulai sejuk,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mewujudkan Dharma yang tiada tanding,
Dan pada akhirnya menjadi sejuk.

Ketika membaca Sutra,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Sesuai dengan apa yang sang Buddha katakan,
Dan mengingat semuanya tanpa melupakannya.

Ketika mengarahkan pandangan ke sang Buddha,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai penglihatan tanpa hambatan,
Dan melihat semua Buddha.

Ketika menatap sang Buddha,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Seluruhnya mirip sang Samantabhadra,
Tampan dan terhiasi dengan indah.

Ketika melihat Stupa,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dihormati seperti Stupa itu,
Dan menerima persembahan dari dewa dan manusia.

Ketika merenungkan Stupa dengan pikiran penuh hormat,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Ditatap oleh semua,
Para dewa dan manusia.

Ketika mensujudkan kepala di hadapan Stupa,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai puncak yang tidak bisa dilihat,
Oleh dewa atau manusia.

Ketika ber-pradaksina pada Stupa,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Tidak akan menentang Dharma dalam prakteknya,
Dan mencapai Sarvajnajnana.

Ketika berputar mengelilingi stupa sebanyak tiga kali,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dengan tekun mencari Jalan Buddha,
Tanpa memikirkan kemalasan.

Ketika memuji kualitas kebajikan sang Buddha,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Dipenuhi dengan sangat banyak kebajikan,
Yang dipuji tanpa akhir.

Ketika memuji ciri-ciri sang Buddha,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai tubuh Buddha,
Dan menyadari Dharma yang tanpa ciri-ciri.

Ketika mencuci kaki,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Menunaikan 'dasar kekuatan batin (rddhipada)',
Dan bepergian dengan bebas tanpa halangan.

Ketika waktunya tidur,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Mencapai kedamaian tubuh,
Dan pikrian yang tidak terganggu.

Ketika bangun dari tidur,
Mereka harus berpikir ingin semua makhluk
Membangkitkan Sarvajnajnana,
Dan melihat sepuluh penjuru arah.

Jika, Kulaputra, para Bodhisattva menggunakan pikiran Mereka dengan cara-cara ini, Mereka akan mencapai semua jenis kualitas kebajikan yang sangat baik, yang tidak bisa dihalau oleh para Dewa, Mara, Brahma, Shramana, Brahmana, Gandharva, Asura, dan seterusnya, atau oleh Sravaka dan Pratyekabuddha di semua dunia."


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Mon Oct 08, 2018 10:03 pm, total 6 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Mani Padme Hum

Post by skipper Sun Sep 30, 2018 10:29 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra W4ftDzt
Aryavalokitesvara



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra YymxgGB
Arya Sariputra

Bab 12
Sattvottara-bodhisattva-upadesa-parivartah


Kemudian pada saat itu, Manjushri Bodhisattva Mahasattva, setelah menjelaskan kualitas kebajikan besar dari karma murni yang tidak menyimpang dan tidak tercemar, ingin menimbulkan kualitas kebajikan dari cita-cita mencapai Bodhi, berkata kepada Sattvottara Bodhisattva Mahasattva :

Karena sekarang, Saya, demi para Bodhisattva,
telah menjelaskan pemurnian karma yang diolah oleh para Tathagata di masa lampau;
Anda juga, Maitri, di dalam perkumpulan majelis ini  
Agar menjelaskan dengan lengkap kualitas kebajikan tertinggi dari penerapan karma.

Kemudian Sattvottara Bodhisattva Mahasattva menjawab dengan syair-gatha ini :

Sadhu, Maitri, dengarlah dengan jelas.
Kualitas kebajikan itu tidak bisa diukur:
Sekarang Saya akan menguraikan sedapatnya,
Namun itu hanyalah setetes dari lautan saja.

Ketika pertama kali Bodhisattva menetapkan sang Jalan,
Berikrar untuk mencari dan mencapai Bodhi sang Buddha,
Kebajikan itu adalah yang tidak terbatas,
Tidak bisa diukur, melampaui perbandingan.

Lebih banyak lagi, melewati kalpa tanpa batas yang tidak terhitung,
Sepenuhnya mempraktekkan kualitas kebajikan dari Bhumi dan Paramita;
Bahkan semua Buddha dari sepuluh penjuru,
Bersama-sama tidak bisa sepenuhnya menjelaskannya semua.

Untuk kualitas kebajikan yang tanpa batas ini,
Sekarang Saya akan membabarkannya sedikit,
Seperti angkasa yang di langkahi oleh kaki seekor burung,
Atau seperti sebutir debu di prthivi.

Ketika Bodhisattva menetapkan untuk mencari Bodhi,
Ini bukanlah yang tanpa sebab atau yang tanpa kondisi;
Dengan membangkitkan keyakinan murni dalam Buddha-Dharma-Sangha,
Ini menghasilkan pikiran dermawan yang luas.

Bukan mencari objek nafsu keinginan atau jabatan,
Kekayaan, kesenangan pribadi, atau ketenaran,
Itu hanya demi menghapuskan kesengsaraan makhluk,
Dan menguntungkan dunia, maka Mereka membangkitkan tekad.

Selalu ingin menguntungkan dan menggembirakan semua makhluk,
Menghiasi ksetra dan membuat pemujaan kepada para Buddha,
Menerima Dharma, mempraktekkan kebijaksanaannya,
Untuk mencapai keBuddhaan, Mereka membangkitkan tekad.

Keyakinan mendalam, percaya, dan keteguhan yang selalu murni,
Memuja dan mengormati semua Buddha,
Dan juga Dharma dan Sangha-Nya,
Membuat persembahan dengan ketulusan tertinggi, Mereka membangkitkan tekad.

Keyakinan mendalam kepada Buddhadharma,
Juga meyakini Jalan yang ditempuh oleh para Tathagata,
Dan percaya kepada Maha Bodhi yang tiada tandingan;
Dengan begitu, para Bodhisattva membangkitkan tekad.

Keyakinan adalah landasan jalan, ibu dari kebajikan,
Memelihara dan menumbuhkan semua jalan kebaikan,
Memotong jauh jaring keraguan, membebaskan dari arus nafsu keinginan,
Memperlihatkan jalan kedamaian tertinggi yang tiada tanding.

Ketika keyakinan tidak ternoda, pikiran menjadi murni;
Melenyapkan kebanggaan, adalah akar dari penghormatan,
Dan adalah kekayaan terutama dalam permata keyakinan,
Adalah tangan yang murni untuk menerima praktek.

'Keyakinan (sraddha)' adalah senang memberi, pikiran tidak menyesal;
Keyakinan bisa dengan gembira memasuki Buddhadharma;
Keyakinan bisa meningkatkan pengetahuan dan kebajikan;
Keyakinan bisa menjamin ketibaan di Bodhi.

Keyakinan membuat indera menjadi murni, terang, dan tajam;
Kekuatan dari keyakinan adalah yang kuat dan tidak bisa hancur.
Keyakinan bisa melenyapkan akar penderitaan,
Keyakinan bisa merubah orang seluruhnya menuju kebajikan Buddha.

Keyakinan tiada kemelekatan pada objek,
Melampaui kesusahan, mencapai kebebasan dari masalah.
Keyakinan bisa pergi melampaui jalan Mara,
Dan memperlihatkan jalan pembebasan yang tiada tanding.

Keyakinan adalah benih kebajikan yang murni,
Keyakinan bisa menumbuhkan benih Bodhi.
Keyakinan bisa meningkatkan pengetahuan tertinggi,
Keyakinan bisa menampakkan semua Buddha.

Oleh karena itu, Saya akan menjelaskan tahap praktek yang sesuai:
Keyakinan adalah yang paling kuat, sangat sulit dimiliki;
Itu adalah sama seperti di dalam semua dunia memiliki
Permata Cintamani yang menakjubkan.

Jika Orang bisa selalu penuh keyakinan melayani para Buddha,
Maka bisa menjaga Sila dan mempraktekkan pembelajaran.
Jika Orang selalu menjaga Sila dan mempraktekkan yang dipelajari,
Maka bisa mewujudkan semua kualitas kebajikan.

Sila bisa mengembangkan landasan Bodhi,
Pembelajaran dasar dari mengolah kebajikan.
Selalu bertindak sesuai dengan Sila dan pembelajarannya,
Orang akan dipuji sebagai yang unggul oleh semua Tathagata.

Jika selalu setia melayani para Buddha,
Maka dapat menghimpun pemujaan yang besar.
Jika bisa menghimpun pemujaan yang besar,
Keyakinan pada buddha akan tidak terbayangkan.

Jika selalu setia melayani Dharma yang luhur,
Maka tidak akan pernah bosan mendengar Buddhadharma.
Jika mendengar Buddhadharma tanpa bosan,
Keyakinan pada Dharma akan tidak terbayangkan.

Jika selalu setia melayani Sangha yang murni,
Maka keyakinan tidak akan pernah surut.
Jika keyakinan tidak pernah surut,
Kekuatan keyakinan tidak akan tergoyahkan.

Jika tiada yang bisa mengoyahkan kekuatan keyakinan,
Maka memperoleh kemurnian, kejelasan, dan ketajaman indera.
Jika memiliki indera yang murni, jelas dan tajam,
Maka bisa menghindar dari pergaulan yang jahat.

Jika bisa menghindari pergaulan yang jahat,
Maka bisa mendekati pertemanan yang baik.
Jika bisa bersama dengan 'teman yang baik (kalyanamitra)',
Maka bisa mengolah kebaikan besar.

Jika bisa mengolah kebaikan besar,
Maka bisa menyempurnakan 'kekuatan sebab yang besar (maha-hetu-bala)'.
Jika menyempurnakan maha-hetu-bala,
Maka bisa mencapai pemahaman pasti yang tertinggi.

Jika mencapai pemahaman pasti yang tertinggi,
Maka akan dilindungi oleh para Buddha.
Jika dilindungi oleh para Buddha,
Maka bisa membangkitkan 'tekad mencapai kebangkitan (Bodhicitta)'.

Jika bisa membangkitkan Bodhicitta,
Maka bisa dengan rajin mengolah kebajikan keBuddhaan.
Jika rajin mengolah kebajikan keBuddhaan,
Maka bisa telahir di dalam 'keluarga Buddha (Buddhakula)'.

Jika dilahirkan di dalam Buddhakula,
Maka bisa mempraktekkan keterampilan pembebasan.
Jika bisa mengembangkan keterampilan pembebasan dengan baik,
Maka bisa mencapai kemurnian pikiran yang penuh keyakinan.

Jika memperoleh kemurnian pikiran yang penuh keyakinan,
Maka bisa meningkatkan tekad tertinggi.
Jika bisa meningkatkan tekad tertinggi,
Maka bisa selalu mempraktekkan 'pencapaian pantai seberang (Paramita)'.

Jika selalu mempraktekkan Paramita,
Maka bisa menunaikan 'kendaraan besar (Mahayana)'.
Jika bisa menunaikan Mahayana,
Maka bisa memberikan pemujaan kepada para Buddha dalam cara yang benar.

Jika bisa memuja para Buddha dalam cara yang benar,
Maka bisa mengingat sang Buddha dengan pikiran yang teguh.
Jika bisa mengingat sang Buddha dengan pikiran yang teguh,
Maka bisa selalu melihat para Buddha yang tidak terbatas.

Jika selalu melihat para Buddha yang tidak terbatas,
Maka melihat intisari 'kebangkitan (Bodhi)' adalah yang abadi.
Jika melihat intisari Bodhi adalah yang abadi,
Maka bisa memahami bahwa gejala kejadian tidak pernah punah.

Jika bisa memahami bahwa gejala kejadian tidak pernah punah,
Maka mencapai kekuatan penjelasan yang tidak terhalang.
Jika mencapai kekuatan penjelasan yang tidak terhalang,
Maka bisa membabarkan Dharma yang tanpa batas.

Jika bisa membabarkan Dharma yang tanpa batas,
Maka bisa dengan belas kasihan membebaskan makhluk hidup.
Jika bisa dengan belas kasihan membebaskan makhluk hidup,
Maka bisa mencapai pikiran belas kasihan yang tidak tergoyahkan.

Jika bisa mencapai pikiran belas kasihan yang tidak tergoyahkan,
Maka bisa memahami Dharma yang paling mendalam.
Jika bisa memahami Dharma yang paling mendalam,
Maka bisa membuang kesalahan dari 'pembentukan berkondisi (samskara)'.

Jika bisa membuang kesalahan dari samskara,
Maka bisa menyingkirkan kesombongan serta pemanjaan diri.
Jika bisa menyingkirkan kesombongan serta pemanjaan diri,
Maka bisa menguntungkan semua mahkluk bersama-sama.

Jika bisa menguntungkan semua makhluk,
Maka bisa tidak lelah dalam kelahiran dan kematian.
Jika bisa tidak lelah dalam kelahiran dan kematian,
Maka bisa menjadi berani dan kuat tidak terkalahkan.

Jika bisa menjadi berani dan kuat tidak terkalahkan,
Maka bisa menghasilkan 'kekuatan batin yang besar (Maha-abhijna-bala)'.
Jika bisa menghasilkan Maha-abhijna-bala,
Maka akan mengetahui semua karma makhluk hidup.

Jika mengetahui semua karma makhluk hidup,
Maka bisa mematangkan dan menyempurnakan makhluk hidup.
Jika bisa mematangkan dan menyempurnakan makhluk hidup,
Maka bisa mencapai pengetahuan untuk menyelamatkan semua makhuk.

Jika mencapai pengetahuan untuk menyelamatkan semua makhuk,
Maka bisa menyempurnakan cara penyelamatan.
Jika bisa menyempurnakan cara penyelamatan,
Maka akan memberikan keuntungan yang tanpa batas kepada para makhluk.

Jika memberikan keuntungan yang tanpa batas kepada para makhluk,
Maka akan menunaikan teknik dari pengetahuan tertinggi.
Jika menunaikan teknik dari pengetahuan tertinggi,
Maka akan tetap tinggal di jalan Vira yang tidak terkalahkan.

Jika tetap tinggal di jalan Vira yang tidak terkalahkan,
Maka bisa menghancurkan kekuatan semua Mara.
Jika bisa menghancurkan kekuatan semua Mara,
Maka bisa pergi melampaui alam empat Mara.

Jika bisa pergi melampaui alam empat Mara,
Maka bisa mencapai 'tingkat tanpa kemunduran (Avaivartika-bhumi)'.
Jika bisa mencapai Avaivartika-bhumi,
Maka akan mencapai 'kesabaran menerima gejala kejadian sebagai yang tidak dihasilkan (Anutpattikadharmaksanti)'.

Jika mencapai Anutpattikadharmaksanti,
Maka akan menerima 'ramalan (vyakarana)' pencapaian Bodhi dari para Buddha.
Jika menerima vyakarana pencapaian Bodhi dari para Buddha,
Maka semua Buddha akan muncul dihadapan.

Jika semua Buddha muncul dihadapan,
Maka akan memahami kegunaan kekuatan batin yang ajaib dan mendalam.
Jika memahami kegunaan kekuatan batin yang ajaib dan mendalam,
Maka akan diingat oleh semua Buddha.

Jika diingat oleh semua Buddha,
Maka akan menghiasi diri sendiri dengan kualitas 'keBuddhaan (Buddhatva)'.
Jika menghiasi diri sendiri dengan kualitas Buddhatva,
Maka akan mencapai 'tubuh kebahagiaan (Sambhogakaya)'.

Jika mencapai Sambhogakaya,
Maka tubuh akan memancarkan sinar seperti gunung emas.
Jika tubuh memancarkan sinar seperti gunung emas,
Maka akan terhiasi dengan tiga puluh dua tanda.

Jika terhiasi dengan tiga puluh dua tanda,
Maka akan terhiasi dengan kemurnian yang mendampingi.
Jika terhiasi dengan kemurnian yang mendampingi,
Maka lingkaran cahayanya akan menjadi tanpa batas.

Jika lingkaran cahayanya menjadi tanpa batas,
Maka akan terhiasi dengan cahaya yang tidak terbayangkan.
Jika terhiasi dengan cahaya yang tidak terbayangkan,
Maka cahaya itu akan menghasilkan kumpulan bunga teratai.

Jika cahaya itu menghasilkan kumpulan bunga teratai,
Para Buddha yang tidak terhitung akan duduk di bunga teratai itu,
Muncul dimana-mana di sepuluh penjuru,
Mampu menenangkan semua makhluk hidup.

Jika mampu menyelaraskan para makhluk dalam cara ini,
Maka akan mewujudkan 'kekuatan magis (rddhi-bala)' yang tidak terbatas.
Jika mewujudkan rddhi-bala yang tidak terbatas,
Maka akan tinggal berdiam di ksetra yang tidak terbayangkan, menjelaskan Dharma yang tidak terbayangkan, menggembirakan banyak makhluk yang tidak terbayangkan.

Jika menjelaskan Dharma yang tidak terbayangkan,
Menggembirakan banyak makhluk yang tidak terbayangkan,
Maka dengan kebijaksanaan dan kekuatan penjelasan,
Membimbing sesuai dengan pikiran para makhluk.

Jika menggunakan 'kebijaksanaan (prajna)' dan 'kekuatan penjelasan (pratibodhana)',
Membimbing sesuai dengan pikiran para makhluk,
Maka orang tidak akan pernah kehilangan,
Perbuatan yang dituntun oleh kebijaksanaan.

Jika tidak pernah kehilangan
Perbuatan yang dituntun oleh kebijaksanaan,
Maka kekuatan kehendak akan berdaulat,
Dan orang akan mewujudkan tubuh di setiap alam para makhluk.

Jika kekuatan kehendak mencapai kebebasan,
Mewujudkan tubuh di setiap alam para makhluk,
Maka orang akan bisa, ketika mengajar,
Menyesuaikan dengan semua bahasa yang tidak terbayangkan.

Jika bisa, ketika mengajar,
Menyesuaikan dengan semua bahasa, sesuai kumpulan majelis,
Maka orang akan sekejap mengetahui
Pikiran dari semua makhluk hidup.

Jika bisa sekejap mengetahui
Pikiran dari semua makhluk hidup,
Maka akan mengetahui penderitaan tidak timbul dari manapun
Dan tidak akan tenggelam di dalam kelahiran dan kematian.

Jika orang mengetahui penderitaan tidak timbul dari manapun
Dan tidak akan pernah tenggelam di dalam kelahiran dan kematian,
Maka akan mencapai 'tubuh intisari kebenaran (Dharmakaya)'
Dan muncul di dunia melalui kekuatan Dharma.

Jika orang mencapai kualitas kebajikan Dharmakaya
Dan muncul di dunia melalui kekuatan Dharma,
Maka akan mencapai semua Bhumi dan Pembebasan dari Bodhi,
Mempraktekkan paramita dan pembebasan tertinggi.

Jika orang mencapai Bhumi dan Pembebasan dari Bodhi
Mempraktekkan paramita dan pembebasan tertinggi,
Maka akan mencapai kekuatan penyucian yang besar (Maha-Abhiseka-bala)
Dan tinggal berdiam di dalam meditasi tertinggi.

Jika mencapai Maha-Abhiseka-bala
Dan tinggal berdiam di dalam meditasi tertinggi,
Maka di hadapan para Buddha,
Orang itu  akan di Abhiseka dan naik peringkat;
Orang itu akan di Abhiseka dengan 'nektar abadi (Amrta)'
Oleh semua Buddha di sepuluh penjuru.

Jika Orang di Abhiseka dengan Amrta
Oleh semua Buddha di sepuluh penjuru,
Tubuh akan meliputi semua seperti ruang angkasa,
Tinggal berdiam dengan tenang, tidak bergerak, memenuhi sepuluh penjuru.

Jika tubuh meliputi semua seperti ruang angkasa,
Tinggal berdiam dengan tenang, tidak bergerak, memenuhi sepuluh penjuru,
Karma akan melampaui perbandingan,
Tidak diketahui oleh dewa dan manusia.

Para Bodisattva mempraktekkan perbuatan belas-kasih besar,
Berikrar membebaskan semua dengan berhasil;
Mereka yang melihat dan mendengar, menerimanya, memuja,
Mereka menyebabkan semua mencapai kedamaian dan kebahagiaan.

Para Bodhisattva itu memiliki kekuatan batin yang menakjubkan;
Mata Dharma Mereka selalu sempurna tanpa kekurangan;
Jalan praktek kebajikan yang sangat hebat, dan jalan lainnya yang seperti itu,
Adalah permata tertinggi yang Mereka munculkan.

Sama seperti kelompok berlian di lautan,
Melalui kekuatan ajaib, Mereka menghasilkan banyak permata;
Tanpa berkurang atau bertambah, dan tidak habis-habisnya:
Seperti itulah kumpulan besar kebajikan Bodhisattva.

Dimana ada ksetra yang tanpa Buddha,
Disana Mereka muncul mencapai Bodhi;
Dimana ada ksetra yang tidak mengenal Dharma,
Mereka membabarkannya disana permata Dharma yang mulia.

Tanpa membeda-bedakan, tanpa usaha,
Dalam sekejap, Mereka mencapai dimana-mana,
Seperti cahaya bulan membentang dimana-mana,
Mengajar para makhluk dengan teknik yang tidak terhitung.

Di dunia-dunia dari sepuluh penjuru,
Terus-menerus Mereka memperlihatkan jalan Buddhatva:
Memutar Dharmacakra dan memasuki nirvana,
Hingga pembagian relik Mereka.

Kadang-kadang, Mereka memperlihatkan jalan Sravaka atau Pratyekabuddha;
Kadang-kadang, Mereka memperlihatkan seluruh hiasan dari Samyaksambuddha;
Jadi, Mereka membuka Dharma tentang tiga kendaraan,
Dengan luas membebaskan para makhluk selama kalpa yang tanpa batas.

Mereka mungkin mewujudkan bentuk Anak Naga perempuan atau laki-laki,
Atau dewa naga, atau Asura juga,
Hingga Mahoraga dan seterusnya;
Mereka membuat setiap orang melihat sesuai yang diinginkan.

Bentuk rupa dan ciri-ciri para makhluk hidup tidaklah sama,
Tingkah laku dan suara Mereka adalah juga tidak terhitung;
Semua ini, Bodhisattva bisa memunculkannya
Melalui kekuatan ajaib dari lautan Dhyana dan Samadhi.

Secara indah memurnikan ksetra yang tidak terbayangkan,
Membuat persembahan kepada semua Bodhisattva,
Memancarkan cahaya besar yang tanpa batas,
Mereka membebaskan para makhluk hidup yang juga tanpa batas.

Pengetahuan dan kebijaksanaan Mereka bebas dan tidak terbayangkan,
Ucapan Mereka dalam menjelaskan Dharma adalah yang tanpa halangan,
Dana, Sila, Ksanti, Virya, Dhyana, Prajna, Upaya-kausalya, dan Abhijna-bala Mereka seluruhnya juga bebas,
Oleh kekuatan Avatamsaka Samadhi dari Buddha.

Mereka memasuki Samadhi pada satu butir debu
Dan menyelesaikan Samadhi pada semua butiran debu,
Namun butiran itu tidak bertambah;
Di dalam satu butir mewujudkan ksetra yang tidak terbayangkan.

Dari banyak ksetra di dalam satu butir debu,
Beberapa memiliki Buddha, beberapa tidak;
Beberapa tercemar, beberapa murni;
Beberapa besar, beberapa kecil;
Beberapa membentuk, beberapa meluruh;
Beberapa tegak, beberapa miring;
Beberapa seperti ilusi udara panas di dataran yang luas,
Beberapa seperti jaring Indra di surga.

Apa yang diwujudkan di dalam satu butir debu
Juga diwujudkan di dalam semua butiran debu;
Ini adalah kekuatan ajaib dari 'konsentrasi (samadhi)' dan 'pembebasan (vimukti)',
Dari para Resi ini yang 'terkenal luas (Maha-yasa)'.

Jika Mereka mau membuat persembahan kepada semua Buddha,
Mereka memasuki samadhi dan menghasilkan 'perubahan wujud ajaib (vikurvana)',
Mampu mencapai seluruh dharmadhatu dengan satu tangan
Untuk memberikan persembahan kepada semua Tathagata.

Bunga-bunga yang paling indah dalam semua dunia,
Wewangian, dupa, dan permata yang tidak ternilai harganya;
Yang seperti ini semuanya muncul dari tangan Mereka
Untuk di persembahkan kepada sang 'Pemenang (Jina)' yang ada dibawah pohon Bodhi.

Pakaian permata yang tidak ternilai harganya, dengan campuran wewangian,
Bendera permata dan kanopi, semuanya terhias dengan indah,
Dengan bunga emas dan tirai permata;
Semua ini berhujanan dari telapak tangan Mereka.

Benda indah apapun yang ada di dalam semua alam
Yang mungkin layak untuk dipersembahkan kepada sang Bhagavan,
Semuanya berhujanan dari telapak tangan Mereka, lengkap semua,
Dan Mereka membawanya ke pohon Bodhi untuk dipersembahkan kepada sang Buddha.

Semua musik yang indah dari sepuluh penjuru:
Lonceng dan gendang, kecapi dan harpa, yang beraneka jenis,
Semuanya dimainkan secara serasi, dengan nada yang indah,
Semuanya muncul dari telapak tangan para Bodhisattva.

Semua pujian yang ada di sepuluh penjuru,
Yang memuji kebajikan dari para Tathagata,
Semua ucapan menakjubkan yang beranekaragam
Dilantunkan dari dalam telapak tangan Mereka.

Tangan kanan para Bodhisattva memancarkan cahaya yang murni:
Di dalam cahaya itu ada air wangi berhujanan dari langit,
Menaburi Buddhaksetra dari sepuluh penjuru arah,
Sebagai persembahan kepada semua sang Lampu Yang Menerangi Dunia.

Juga, Mereka memancarkan susunan sinar cahaya yang menakjubkan
Menghasilkan bunga teratai permata yang tidak terhitung;
Warna dan bentuk dari bunga teratai itu semuanya unggul,
Ini Mereka persembahkan kepada para Buddha.

Mereka juga memancarkan karangan bunga dari cahaya
Dengan semua jenis bunga menyatu menjadi tirai,
Menyebar di seluruh ksetra dimana-mana
Sebagai persembahan kepada semua Bhagavan yang berkebajikan besar.

Mereka juga memancarkan cahaya yang terhiasi dengan bubuk candana,
Berbagai macam dupa dihimpun menjadi tirai,
Dan menyebarkannya keseluruh dunia;
Sebagai persembahan kepada semua Bhagavan yang berkebajikan besar.

Mereka juga memancarkan cahaya yang terhiasi dengan pakaian,
Berbagai macam jubah yang indah dihimpun menjadi tirai,
Dan menyebarkannya keseluruh dunia;
Sebagai persembahan kepada semua Bhagavan yang berkebajikan besar.

Mereka juga memancarkan cahaya yang terhiasi dengan permata,
Berbagai macam permata yang indah dihimpun menjadi tirai,
Dan menyebarkannya keseluruh dunia;
Sebagai persembahan kepada semua Bhagavan yang berkebajikan besar.

Mereka juga memancarkan cahaya yang terhiasi dengan bunga teratai,
Berbagai macam bunga teratai dihimpun menjadi tirai,
Dan menyebarkannya keseluruh dunia;
Sebagai persembahan kepada semua Bhagavan yang berkebajikan besar.

Mereka juga memancarkan cahaya yang terhiasi dengan kalung,
Berbagai macam kalung yang indah dihimpun menjadi tirai,
Dan menyebarkannya keseluruh dunia;
Sebagai persembahan kepada semua Bhagavan yang berkebajikan besar.

Mereka juga memancarkan cahaya yang terhiasi dengan bendera,
Bersinar dengan berbagai macam pola yang berwarna-warni,
Dari semua jenis, yang tidak terhitung, semuanya sangat indah;
Dengan ini, Mereka menghiasi Buddhaksetra.

Kanopi yang terhiasi dengan campuran permata,
Terbungkus dengan sulaman bendera yang sangat indah,
Dan lonceng permata mani melantunkan suara Buddha;
Ini Mereka bawa sebagai persembahan kepada para Tathagata.

Tangan Mereka menghasilkan Dana seperti itu yang tidak terbayangkan,
Mereka mempersembahkannya kepada sang Nayaka,
Dan melakukan hal yang sama kepada semua Buddha,
Dengan kekuatan batin yang besar dari Samadhi.

Para Bodhisattva tinggal berdiam di dalam Samadhi,
Berhubungan dengan para makhluk melalui berbagai macam keahlian,
Semuanya membimbing melalui cara yang tidak terhitung,
Dengan dasar kebajikan sebagai praktek Mereka.

Beberapa menggunakan pendekatan dari Pemujaan kepada Buddha,
Beberapa menggunakan pendekatan dari Dana yang tidak terbayangkan,
Beberapa menggunakan pendekatan dari Sila pertapaan,
Beberapa menggunakan pendekatan dari Ksanti yang tidak tergoyahkan,
Beberapa menggunakan pendekatan dari Virya pertapa,
Beberapa menggunakan pendekatan dari Dhyana yang hening-tenang,
Beberapa menggunakan pendekatan dari Pengetahuan yang lengkap dan pasti,
Beberapa menggunakan pendekatan dari Upaya-kausalya,
Beberapa menggunakan pendekatan dari Tempat tinggal yang murni dan kekuatan batin,
Beberapa menggunakan pendekatan dari Keuntungan cara penyelamatan,
Beberapa menggunakan pendekatan dari Penghiasan pengetahuan dan kebajikan,
Beberapa menggunakan Dharma tentang Yang Berkondisi dan Pembebasan,
Beberapa menggunakan Dharma tentang Indera, kekuatan dan jalan yang benar,
Beberapa menggunakan Dharma tentang Pembebasan dari Sravaka,
Beberapa menggunakan Dharma tentang Kemurnian dari Pratyekabuddha,
Beberapa menggunakan Dharma tentang Pembebasan dari Mahayana,
Beberapa menggunakan Dharma tentang Penderitaan dari ketidak abadian,
Beberapa menggunakan Dharma tentang Tiada Diri dan Tiada Hidup,
Beberapa menggunakan Dharma tentang Kekotoran dan berpisah dari nafsu keinginan,
Beberapa menggunakan Pendekatan dari Samadhi dan nirvana.

Sesuai dengan penyakit para makhluk yang berbeda-beda,
Mereka semua menggunakan obat Dharma untuk menyembuhkannya.
Sesuai dengan kecenderungan pikiran para makhluk,
Mereka semua menggunakan upaya-kausalya untuk memuaskannya.

Sesuai dengan perbedaan tingkah laku para makhluk hidup,
Mereka semua menggunakan keterampilan yang sesuai untuk menyempurnakannya,
Ciri-ciri dari kekuatan Samadhi seperti ini,
Tidak bisa diukur oleh para dewa dan manusia.

Memiliki Samadhi yang menakjubkan yang bernama 'Sesuai dengan Karma (Karmanurupa)',
Para Bodhisattva tinggal berdiam dalam ini dan mengamati semua,
Muncul dengan sesuai untuk membebaskan para makhluk hidup,
Menyebabkan mereka dengan senang berubah sesuai dengan Dharma.

Dimana ada kelaparan dan bencana dalam jaman,
Mereka memberikan hiburan kepada semua di dunia,
Menyebabkan mereka puas sesuai dengan keinginan,
Membuat keuntungan kepada semua makhluk hidup.
Mereka mungkin memberikan makanan dan minuman yang baik,
Pakaian yang mewah, karangan bunga permata,
Dan bahkan tahta kerajaan,
Untuk menyebabkan mereka yang menyukai Dana menjadi sesuai dengan Dharma.

Terhiasi dengan karangan bunga, diminyaki dengan wewangian,
Dengan tingkah-laku terhormat, Mereka membebaskan para makhluk,
Disukai dan dimuliakan oleh semua di dunia.
Penampilan dan pakaian Mereka,
Disesuaikan dengan yang patut disukai
Dan menyebabkan Mereka yang menyukai bentuk-rupa mengikuti sang Jalan.

Dengan suara yang sangat indah seperti nyanyian burung,
Nada-nada yang menakjubkan dalam keselarasan,
Dilengkapi dengan semua jenis suara yang murni,
Mereka berkhotbah kepada para makhluk sesuai dengan yang disukai.

Delapan puluh empat ribu pintu gerbang Dharma,
Digunakan para Buddha untuk membebaskan para makhluk;
Dan sesuai dengan Dharma yang berbeda-beda,
Mereka menggunakan yang sesuai untuk membebaskan.

Kesenangan dan kesakitan makhluk hidup, pendapatan dan kehilangan, dan sebagainya,
Apapun hal yang dikerjakan oleh para makhluk di dunia,
Para Bodhisattva bisa muncul untuk melakukan hal yang sama,
Dalam rangka membebaskan semua makhluk hidup.

Penderitaan dari semua makhluk duniawi,
Yang dalam, luas, dan tanpa batas seperti lautan;
Para Bodhisattva membagi tugas, bisa menghadapinya semua,
Demi menyebabkan mereka beruntung memperoleh kedamaian dan kebahagiaan.

Jika tidak tahu jalan menuju pembebasan,
Dan tidak mencari pembebasan, pergi dari kekacauan,
Para Bodhisattva memperlihatkan pelepasan kekuasaan dan kekayaan,
Kepuasan dalam pelepasan dan kedamaian pikiran.

Jika rumah adalah tempat belenggu kemelekatan,
Demi menyebabkan semua makhluk hidup terlepas dari masalah,
Mereka memperlihatkan meninggalkan rumah dan mencapai pembebasan,
Tanpa mendambakan kesenangan apapun.

Para Bodhisattva mewujudkan praktek sepuluh jenis perbuatan,
Dan juga mempraktekkan jalan Maha Purusa,
Termasuk praktek Resi dan Muni,
Karena Mereka ingin menguntungkan para makhluk hidup.

Jika ada para makhluk hidup yang usianya tidak terukur,
Yang sedikit penderitaan dan lengkap kesenangannya,
Para Bodhisattva, yang terbebas di tengah-tengahnya,
Memperlihatkan penderitaan dari usia tua, penyakit, dan kematian.

Bagi mereka yang serakah, pendendam, dan bodoh,
Kobaran api dari penderitaan ini yang selalu menyala,
Para Bodhisattva mewujudkan usia tua, penyakit, dan kematian kepada mereka,
Untuk menyebabkan semua makhluk hidup itu dijinakkan.

Sepuluh kekuatan dan keberanian para Buddha,
Dan juga delapan belas kualitas Mereka yang unik,
Semua kebajikan Mereka yang tidak terhitung,
Diwujudkan untuk membebaskan para makhluk.

Mengetahui pikiran orang, Dharma yang sesuai, dan kemampuan muncul dimana-mana,
Adalah semua pekerjaan pembebasan dari para Bodhisattva;
Para Bodhisattva Mahasattva mewujudkannya semua,
Mampu menyebabkan semua makhluk hidup dijinakkan.

Berbagai jenis teknik dari para Bodhisattva,
Menyesuaikan dengan kondisi duniawi untuk membebaskan para makhluk;
Sama seperti bunga teratai yang tidak ditempeli air,
Dengan cara yang sama Mereka didunia membangkitkan keyakinan mendalam.

Dengan pikiran luar biasa dan bakat mendalam sebagai Raja,
Nyanyian dan tarian, dan percakapan yang dikagumi orang banyak,
Semua berbagai jenis seni dan kerajinan di dunia,
Mereka wujudkan layaknya seperti pesulap.

Beberapa menjadi bangsawan, walikota,
Beberapa menjadi saudagar, pemimpin pedagang,
Beberapa menjadi dokter dan ilmuwan,
Beberapa menjadi raja dan menteri.

Beberapa menjadi pohon besar di dataran,
Beberapa menjadi obat atau tambang permata;
Beberapa menjadi 'Permata Pengabul Keinginan (Cintamani)',
Beberapa menjadi memperlihatkan jalan yang benar kepada para makhluk hidup.

Jika Mereka melihat dunia yang baru saja terbentuk,
Dimana para makhluk tidak memiliki peralatan penghidupan,
Para Bodhisattva menjadi Ahli Kerajinan,
Dan mengajarkan mereka berbagai keterampilan.

Mereka tidak membuat apapun yang akan menindas atau menyakiti makhluk hidup;
Mereka hanya menjelaskan hal yang menguntungkan dunia;
Berbagai lapangan pengetahuan seperti seni mantra dan tanaman obat,
Dan semua yang terkandung di dalamnya, mereka bisa jelaskan.

Praktek yang unggul dari semua Muni,
Dengan setia dihormati oleh para Dewa dan Manusia.
Praktek pertapaan yang sulit seperti ini,
Para Bodhisattva bisa laksanakan sesuai kebutuhan.

Beberapa menjadi kaum pengemis tirthika,
Beberapa mempraktekkan pertapaan sendiri di hutan,
Beberapa telanjang tanpa pakaian apapun,
Menjadi guru dan pemimpin dari kelompok seperti ini.

Beberapa memperlihatkan berbagai praktek penghidupan yang salah,
Mempraktekkan sila yang salah sebagai yang tertinggi;
Beberapa mewujudkan sikap pertapa brahma,
Menjadi guru dan pemimpin dari kelompok seperti ini.

Beberapa menelanjangi diri di panas api dan matahari,
Beberapa mempraktekkan pemujaan yang meniru binatang,
Beberapa memakai pakaian kotor dan memuja api;
Demi mengubah pemujaan seperti ini, Mereka menjadi gurunya.

Beberapa memperlihatkan pertunjukan mengunjungi kuil dari berbagai dewa,
Beberapa memperlihatkan pertunjukan memasuki air sungai gangga,
Beberapa makan akar dan buah-buahan, semua membuat pertunjukkan dari praktek-praktek ini,
Sambil selalu merenungkan kebenaran yang melampaui mereka.

Beberapa memperlihatkan sedang berlutut atau berdiri di satu kaki,
Beberapa berbaring di atas duri, atau di debu dan kotoran;
Beberapa berbaring di atas batu pukul, mencari pembebasan
Menjadi guru dan pemimpin dari kelompok seperti ini.

Untuk para pengikut jalan tirthika seperti ini,
Mereka mengamati pikiran dan pemahaman, dan melakukan hal yang sama;
Praktek pertapaan yang Mereka perihatkan, para duniawi tidak bisa pikul;
Menyebabkan mereka terjinakkan setelah melihatnya.

Para makhluk hidup tertipu dan menerima ajaran salah;
Melekat pada pandangan salah, mereka menderita banyak kesakitan;
Kepada mereka diajarkan dengan bijaksana sila-sila yang menakjubkan
Menyebabkan mereka memahami Dharma yang asli.

'Empat Kebenaran Mulia (Catur-arya-satya)' mungkin diajarkan dalam ucapan magis lokal,
Atau, Empat Kebenaran Mulia mungkin diberitakan dalam ucapan rahasia yang terampil,
Atau, Empat Kebenaran Mulia mungkin diucapkan dalam percakapan manusia langsung,
Atau, Empat Kebenaran Mulia mungkin diberitakan dalam ucapan rahasia dewa;
Empat Kebenaran Mulia dijelaskan melalui pemeriksaan kata-kata,
Empat Kebenaran Mulia dijelaskan melalui pemastian sila,
Empat Kebenaran Mulia dijelaskan dengan terampil menyangkal yang lain,
Empat Kebenaran Mulia dijelaskan tanpa gangguan luar,
Empat Kebenaran Mulia mungkin dijelaskan dalam beberapa bahasa,
Atau, itu mungkin dijelaskan dalam semua bahasa.
Dalam bahasa apapun yang dimengerti oleh para makhluk,
Empat Kebenaran Mulia dijelaskan untuk membebaskan mereka.
Semua Buddhadharma,
Dijelaskan dengan tidak habis-habisnya,
Memahami alam dari ucapan adalah yang tidak terbayangkan;
Ini dinamakan 'Kekuatan Dari Konsentrasi Menjelaskan Kebenaran (Dharmapravacanasamadhi-bala).'

Ada Samadhi tertinggi yang bernama 'Kedamaian Dan Kebahagiaan (Santananda)',
Yang mampu menyeluruh menyelamatkan dan membebaskan semua makhluk hidup,
Memancarkan cahaya yang besar, yang tidak terbayangkan,
Menyebabkan mereka semua yang melihatnya menjadi tenang.
Pancaran cahaya ini bernama 'Perwujudan Yang Baik (Subhavyuha)'.
Jika setiap makhluk hidup bertemu cahaya ini,
Itu akan menguntungkan mereka, tanpa kegagalan;
Melalui cara ini, mereka bisa mencapai pengetahuan yang tiada tanding;
Pertama, itu memperlihatkan para Buddha,
Memperlihatkan Dharma, memperlihatkan Sangha, memperlihatkan Jalan Kebenaran,
Dan juga memperlihatkan Caitya para Buddha dan gambar-Nya;
Oleh inilah cahaya itu dibentuk.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Bersinar (Prabhasa)"
Yang terangnya melampaui cahaya dari semua dewa,
Yang melenyapkan semua hambatan kegelapan,
Yang menguntungkan semua makhluk hidup.
Cahaya ini membangkitkan semua makhluk hidup,
Menyebabkan mereka mempersembahkan lampu kepada para Buddha;
Karena mempersembahkan lampu kepada para Buddha,
Mereka bisa menjadi lampu tertinggi di dunia.
Lampu minyak yang menyala, lampu mentega,
Dan juga berbagai jenis obor yang cemerlang,
Dan lampu dari permata terindah dengan tanaman wangi,
Dengan mempersembahkan ini kepada para Buddha, akan mencapai Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Pembebasan (Vimoksa)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Dan menyebabkan mereka mengembangkan 'Ikrar Besar (Maha Pranidhana)',
Untuk menyelamatkan makhluk hidup dari lautan nafsu keinginan.
Jika orang bisa menyeluruh menghasilkan Pranidhana ini,
Demi menyelamatkan makhluk hidup dari lautan nafsu keinginan,
Maka bisa menyeberangi arus penderitaan,
Dan memimpin jalan menuju ke benteng kebebasan yang tanpa kesedihan.
Dengan membangun jembatan dan rakit,
Ditempat perairan pada jalan,
Mencela 'Pembentukan Berkondisi (Samskara)' dan memuji ' Ketenangan Yang Sunyi(Samatha)',
Oleh sebab itu, akan mencapai Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Melenyapkan Kemelekatan (Ragapraksina)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Menyebabkan mereka membuang objek nafsu keinginan
Dan berkonsentrasi pada rasa Dharma pembebasan yang indah.
Jika orang bisa membuang objek nafsu keinginan
Dan berkonsentrasi pada rasa Dharma pembebasan yang indah,
Maka bisa, dengan hujan embun manis dari Buddha,
Memadamkan semua kemelekatan di dunia.
Melalui murah hati menyumbang kolam, sumur, dan mata air,
Hanya mencari Anuttara Samyaksambodhi,
Mencela 'Nafsu Keinginan (trsna)' dan memuji 'Meditasi (Dhyana)'
Bisa menghasilkan Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Kegembiraan (Mudita)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Menyebabkan mereka merindukan Samyaksambodhi
Dan menetapkan untuk mencapai jalan tanpa guru.
Membuat patung Buddha yang Maha Karuna,
Terhiasi dengan semua tanda-tanda unik, duduk di atas bunga teratai,
Dan melalui selalu memuji kebajikan tertinggi sang Buddha,
Bisa menghasilkan Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Kesadaran (Smrti)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Menyebabkan mereka merenungkan para Buddha,
Dan juga Dharma dan Sangha-Nya.
Jika mereka selalu merenungkan para Buddha,
Dharma dan Sangha-Nya,
Maka di dalam perkumpulan majelis dari para Buddha,
Mereka akan mencapai penerimaan dari kebenaran yang mendalam dari kekosongan gejala kejadian.
Para Bodhisattva yang jumlahnya tidak terhitung,
Membuatnya selalu mengingat Buddha, Dharma, dan Sangha,
Bisa mencapai Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Kumpulan Kebajikan (Gunasamcaya)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Mendorong mereka mempraktekkan memberi tanpa batas dalam berbagai bentuk,
Bercita-cita menuju jalan tiada tanding.
Mendirikan pekerjaan murah hati besar tanpa menentukan batas,
Memuaskan kebutuhan dari semua yang datang,
Tidak membiarkan pikiran mereka merasa kekurangan,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Pengetahuan Penuh (Purnajnana)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Menyebabkan mereka dalam sekejap, dalam satu ajaran,
Memahami ajaran yang tidak terhitung banyaknya.
Menguraikan ajaran kepada para makhluk hidup
Dan menetapkan makna sejati yang sesungguhnya,
Dengan terampil menjelaskan makna dari ajaran, tanpa kurang,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Lampu Kebijaksanaan (Prajnadipa)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Dan menyebabkan mereka mengetahui makhluk hidup adalah kosong oleh sifat alaminya (svabhava-sunya) dan hening-tenang,
Dan semua gejala kejadian adalah yang tanpa keberadaan.
Dengan menjelaskan bahwa semua gejala kejadian adalah kosong, tanpa pengendali, tanpa diri,
Sama seperti khayalan-ilusi, seperti api, seperti bulan yang tercermin di air,
Dan juga seperti mimpi atau pantulan gambar,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Penguasaan Ajaran (Dharmapatya)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Dan menyebabkan mereka mencapai kekuatan ingatan yang tidak habis-habisnya,
Untuk mempertahankan semua Buddhadharma.
Dengan memuliakan dan menyokong para penjaga Dharma,
Melayani dan melindungi para Resi dan Muni,
Meneruskan berbagai macam Dharma kepada para makhluk,
Bisa menghasilkan Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Mampu Melepaskan (Vimucyati)"
Cahaya ini mampu membangkitkan para orang yang kikir,
Membuat mereka menyadari semua kekayaan adalah yang tidak abadi,
Dan senang memberi, tanpa kemelekatan.
Dengan mampu menaklukkan kekikiran yang keras,
Memahami kekayaan adalah seperti mimpi atau awan yang melayang,
Menyebabkan pikiran kedermawanan yang murni bertumbuh,
Bisa mencapai Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Menghapuskan Panas (Usmavinaza)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua orang jahat,
Dan menyebabkan mereka menegakkan sila yang murni,
Dan menetapkan untuk mencapai jalan tanpa guru.
Membujuk para makhluk hidup menerima ajaran sila,
Dan memurnikan praktek dari 'Perbuatan Baik (Kusala Karma)',
Dan menyebabkan mereka bertekad mencari Bodhi,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Hiasan Kesabaran (Ksantivyuha)"
Cahaya ini mampu membangkitkan para makhluk pemarah,
Menyebabkan mereka menyingkirkan kebencian dan berpisah dari keangkuhan,
Dan dengan senang menjadi sabar dan harmonis.
Ketika keganasan para makhluk sulit di tahan,
Maka dengan pikiran yang tidak goyah, demi Bodhi,
Selalu bergembira membabarkan kebajikan dari kesabaran,
Bisa menghasilkan Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Semangat (Virya)"
Cahaya ini mampu membangkitkan para orang malas,
Menyebabkan mereka selalu hormat dan menyokong
Buddha, Dharma, dan Sangha tanpa kenal lelah.
Jika mereka selalu hormat dan menyokong
Buddha, Dharma, dan Sangha,
Maka bisa keluar dari alam empat Mara,
Dan dengan cepat mencapai Anuttara Samyaksambodhi.
Mendorong para makhluk hidup untuk maju,
Selalu rajin menyokong Buddha, Dharma, dan Sangha,
Dengan sepenuh hati menjaga Dharma ketika akan lenyap,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Hening-tenang (Santi)"
Cahaya ini mampu membangkitkan para orang yang berpikiran kacau,
Menyebabkan mereka lepas dari keserakahan, kebencian dan kebodohan,
Dengan pikiran yang tanpa ragu dan sangat tenang.
Menjauhi semua teman yang jahat,
Perbincangan yang tidak berguna dan karma yang tidak murni,
Memuji meditasi dan kesunyian,
Bisa menghasilkan Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Hiasan Kebijaksanaan (Prajnavyuha)"
Cahaya ini mampu membangkitkan para orang bodoh yang tertipu,
Menyebabkan mereka menyadari kebenaran dan memahami 'Asal mula ketergantungan (Pratityasamutpada)',
Indera, pengetahuan, dan kebijaksanaan mereka menembus sepenuhnya.
Jika bisa menyadari kebenaran dan memahami Pratityasamutpada,
Indera, pengetahuan, dan kebijaksanaannya menembus,
Maka akan mencapai keadaan dari Samadhi yang bernama Lampu Matahari,
Dengan cahaya kebijaksanaan menyempurnakan buah keBuddhaan.
Mampu memberikan kerajaan dan kekayaan,
Demi Bodhi, mencari ajaran yang benar,
Lalu, setelah mendengarnya, dengan satu pikiran menerapkannya dan menjelaskannya kepada orang,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Kebijaksanaan Buddha (Buddhaprajna)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk yang sadar,
Menyebabkan mereka melihat para Buddha yang tanpa batas dan tidak terhitung,
Masing-masing duduk di atas Bunga Teratai Permata.
Memuji kekuatan pembebasan para Buddha,
Menceritakan kebebasan Buddha yang tanpa batas,
Mewujudkan kekuatan ajaib para Buddha,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Keberanian (Abhaya)"
Cahaya ini menyinari mereka yang sedang ketakutan,
Menyebabkan penghapusan yang sangat cepat,
Semua gangguan yang berbahaya.
Dengan mampu membuat para makhluk terbebas dari ketakutan,
Mendorong penghentian dari semua penderitaan dan pengalaman sakit,
Menolong mereka yang dalam bahaya, yatim piatu dan yang tidak berdaya,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Kedamaian (Ksema)"
Cahaya ini bisa menyinari yang sakit,
Dan menyebabkan semua penyakit menjadi sembuh,
Sehingga semua bisa memperoleh kebahagiaan dari 'Konsentrasi Yang Benar (Samyak-samadhi)'.
Memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit,
Men-abhiseka dengan wewangian panjang umur yang berharga,
Memberikan mentega, minyak, madu, dan susu untuk makanan orang,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Melihat Buddha (Buddhadarsin)"
Cahaya ini bisa membangkitkan orang yang akan mati,
Menyebabkan mereka melihat setiap Buddha yang dipikirkannya,
Sehingga ketika hidup mereka berakhir, bisa dilahirkan di dalam Buddhaksetra yang murni itu.
Mendorong mereka yang akan mati untuk mengingat Buddha,
Dan memperlihatkan kepada mereka bentuk Buddha untuk dilihat,
Menyebabkan mereka untuk berlindung dalam Buddha,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Bergembira Pada Dharma (Dharmaharsa)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Menyebabkan mereka selalu bergembira dalam Saddharma,
Mendengarnya, Menjelaskannya, Menulisnya dan Memperbanyaknya.
Dengan mampu menjelaskan Dharma saat akan berakhir,
Menyebabkan mereka yang mencari Dharma terpenuhi,
Memahami Dharma dan berjuang mempraktekkannya,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Suara Yang Menakjubkan (Adbhutasvara)"
Cahaya ini mampu membangkitkan para Bodhisattva,
Dan menyebabkan semua suara terdengar di dunia,
Untuk menjadi pendengar suara Buddha.
Memuji Buddha dengan kuat,
Dan mempersembahkan musik seperti lonceng dan genta,
Dan menyebabkan semua makhluk mendengar suara Buddha,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Menghasilkan Nektar Abadi (Amrtakara)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Menyebabkan mereka membuang semua pemuasan diri,
Dan sepenuhnya mempraktekkan semua kebajikan.
Dengan menjelaskan ketidakkekalan dari pembentukan yang berkondisi,
Dan itu yang dipenuhi dengan gangguan yang tidak terhitung,
Selalu bergembira memuji kebahagiaan dari keheningan tenang yang sunyi,
Bisa membuat Cahaya ini.
 
Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Tertinggi (Parama)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Menyebabkan mereka mendengar dari para Buddha,
Dharma tertinggi tentang Sila, Samadhi dan Prajna.
Selalu bergembira memuji semua Buddha,
Sila-Nya yang tertinggi, Samadhi-Nya, dan Prajna-Nya,
Dalam cara ini mencari jalan tiada tanding,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Hiasan Permata (Ratnavyuha)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Menyebabkan mereka mencapai gudang permata yang tidak habis-habisnya,
Untuk dipersembahkan kepada para Buddha.
Dengan mempersembahkan berbagai macam permata,
Kepada para Buddha dan Caitya-Nya,
Juga bermurah hati menyumbangkan kepada yang miskin,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Hiasan Wewangian (Gandhavyuha)"
Cahaya ini mampu membangkitkan semua makhluk,
Menyebabkan mereka yang merasakannya menjadi senang,
Dan pasti memenuhi kebajikan Buddha.
Menebari permukaan dengan dupa yang sangat indah,
Untuk dipersembahkan kepada para Nayaka Tertinggi,
Dan juga dengan itu membuat Caitya dan Rupang,
Bisa membuat Cahaya ini.
 
Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Hiasan Yang Beranekaragam (Nanavyuha)"
Dengan bendera permata dan kanopi yang tidak terhitung banyaknya,
Dupa yang menyala, sebaran Bunga-bunga, musik yang dimainkan,
Memenuhi kota di bagian dalam dan luar.
Dengan mula-mula mempersembahkan kepada para Buddha dengan hiasan yang beranekaragam:
Tarian dan musik yang menakjubkan,
Wewangian, bunga-bunga, bendera, kanopi, dan seterusnya,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Parisodhana (Pemurnian)"
Yang menyebabkan permukaan menjadi serata telapak tangan.
Dengan menghiasi Caitya para Buddha dan sekelilingnya,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Awan Besar (Maha Megha)
Yang bisa menghasilkan awan wangi dan menurunkan hujan air wangi.
Dengan memercikkan Caitya dan daerah sekitarnya,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Hiasan (Vyuha)"
Yang bisa menyebabkan yang telanjang menjadi berpakaian.
Dengan menyumbangkan benda yang halus untuk menghiasi tubuh,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Rasa Terunggul (Uttamarasa)"
Yang bisa menyebabkan yang kelaparan mendapat makanan enak.
Dengan menyumbang berbagai jenis makanan enak,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Kekayaan Besar (Maha Vibhu)"
Yang menyebabkan mereka yang miskin memperoleh harta.
Dengan menyumbangkan benda-benda yang tanpa batas kepada Buddha, Dharma, dan Sangha,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Mata Yang Murni (Vimalanetra)"
Yang bisa menyebabkan mereka yang buta melihat semua bentuk dan warna.
Dengan menyumbangkan lampu kepada para Buddha atau Caitya-Nya,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Telinga Yang Murni (Vimalasrotra)"
Yang bisa menyebabkan mereka yang tuli mampu mendengar.
Dengan memainkan musik kepada para Buddha atau di Caitya-Nya,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Hidung Yang Murni (Vimalaghrana)"
Yang bisa menyebabkan orang mencium harum yang sampai sekarang yang tidak diketahui.
Dengan menyumbang dupa kepada para Buddha dan Caitya-Nya,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Lidah Yang Murni (Vimalajihva)"
Yang mampu memuji para Buddha dalam suara yang indah.
Dengan selamanya menghentikan ucapan yang kasar dan yang tidak baik,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Tubuh Yang Murni (Vimalakaya)"
Yang menyebabkan yang cacat menjadi sepenuhnya pulih.
Dengan mensujudkan tubuh kepada para Buddha dan Caitya-Nya,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Pikiran Yang Murni (Vimalacitta)"
Yang menyebabkan pikiran yang mengembara memperoleh 'perhatian yang benar (Samyaksmrti)'.
Dengan mempraktekkan konsentrasi hingga sepenuhnya menguasai,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Bentuk Yang Murni (Vimalarupa)"
Yang menyebabkan orang melihat bentuk para Buddha yang tidak terbayangkan.
Dengan menghiasi Caitya dalam berbagai macam bentuk yang indah,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Suara Yang Murni (Vimalasvara)"
Yang menyebabkan pengetahuan tentang kekosongan utama dari sifat alami suara.
Dengan merenungkan asal mula ketergantungan dari suara, sama seperti gema di dalam lembah,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Wewangian Yang Murni (Vimalagandha)"
Yang menyebabkan semua bau yang buruk termurnikan dengan wangi.
Dengan membersihkan Caitya dan pohon Bodhi menggunakan air wangi,
Bisa membuat Cahaya ini.
 
Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Rasa Yang Murni (Vimalarasa)"
Yang bisa melenyapkan semua racun dalam makanan.
Dengan terus menyokong Buddha, Sangha, dan Ayah-Ibu,
Bisa membuat Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Sentuhan Yang Murni (Vimalasparsa)"
Yang mampu melembutkan apapun yang tidak menyenangkan untuk disentuh.
Walaupun tombak dan pedang berhujanan dari langit,
Itu bisa mengubahnya semua menjadi karangan bunga.
Dengan pernah dimasa lampau menebarkan di jalan,
Dengan wewangian, bunga-bunga, dan jubah-jubah,
Kepada para Buddha yang sedang berjalan,
Bisa mencapai Cahaya ini.

Itu juga memancarkan cahaya yang bernama "Gejala Kejadian Yang Murni (Vimaladharma)"
Yang mampu menyebabkan semua pori-pori membabarkan,
Dharma yang menakjubkan dan yang tidak terbayangkan,
Sehingga semua yang mendengar, memahami dengan gembira.
Apa yang berawal dari sebab dan kondisi tidak memiliki asal-mula;
Dharmakaya dari para Buddha bukanlah tubuh;
Sifat alami dari gejala kejadian selalu sama seperti ruang angkasa;
Dengan menjelaskan makna ini bisa memunculkan cahaya ini.

Pintu Gerbang Cahaya yang tidak terbayangkan seperti ini,
Adalah yang tidak terhitung, seperti butiran pasir di sungai Gangga;
Semuanya muncul dari pori-pori sang Maha Muni,
Masing-masing melakukan fungsi yang berbeda-beda.
Sama seperti cahaya yang dipancarkan dari satu pori-Nya,
Adalah yang tidak terhitung, tidak terkira banyaknya seperti butiran pasir di sungai Gangga,
Begitu juga dengan setiap pori-pori-Nya;
Ini adalah kekuatan Samadhi dari sang Muni.
Sesuai dengan Cahaya yang dicapai melalui praktek masa lampau,
Mereka yang mempraktekkan begitu juga, sesuai dengan pemahaman,
Oleh sebab itu, sekarang memancarkan cahaya seperti ini;
Ini adalah pembebasan dari pengetahuan Muni.
Mereka yang mempraktekkan perbuatan kebajikan seperti sang Buddha,
Dan memiliki pemahaman dan bersukacita dengan sesuai,
Yang melihat apa yang dikerjakan-Nya dan lalu mengerjakannya juga,
Mereka semua bisa melihat Cahaya ini.
Jika ada yang mempraktekkan perbuatan kebajikan,
Dan membuat persembahan kepada para Buddha yang tidak terhitung,
Selalu bercita-cita menuju kebajikan 'keBuddhaan (Buddhatva)',
Mereka akan terbangkitkan oleh Cahaya ini.

Sama seperti orang yang terlahir buta tidak melihat matahari,
Itu bukan karena tidak ada matahari yang muncul di dunia;
Semua orang yang matanya baik bisa melihatnya dengan jelas,
Masing-masing melakukan pekerjaan sesuai dengan kedudukan;
Jadi, begitu juga dengan Cahaya dari 'sang Makhluk Besar (Mahasattva)',
Semua orang yang memiliki kebijaksanaan bisa melihat,
Sementara orang yang awam dengan kepercayaan yang salah dan pemahaman yang rendah,
Tidak bisa melihat Cahaya ini;
Istana Mani dan kereta kuda,
Yang diwarnai dengan wewangian halus yang indah,
Adalah yang secara alami diberikan kepada mereka yang berkebajikan;
Itu tidak bisa dihuni oleh orang yang tidak berkebajikan;
Jadi, begitu juga dengan Cahaya dari sang Mahasattva,
Mereka yang berpengetahuan dalam semuanya disinari,
Sementara orang bodoh, yang dengan kepercayaan salah dan pemahaman yang rendah,
Tidak bisa melihat Cahaya ini;

Jika ada orang yang mendengar keanekaragaman dari Cahaya ini
Bisa mengembangkan keyakinan dan tekad yang murni dan mendalam,
Mereka akan membelah jaring dari semua keraguan selamanya,
Dan dengan cepat melengkapi bendera kebajikan.

Ada Samadhi tertinggi yang bisa menghasilkan
Susunan dari rombongan, yang semuanya bebas,
Perkumpulan majelis para putra Buddha yang tiada bandingan,
Yang dari semua Buddhaksetra di sepuluh penjuru;
Ada bunga teratai yang terhiasi dengan cahaya,
Yang sebanding dengan luasnya Maha Sahassra Lokadhatu,
Yang mana para Bodhisattva duduk, sepenuhnya mengisinya;
Ini adalah kekuatan ajaib dari Samadhi ini.
Ada juga bunga teratai yang ada di sekeliling,
Yang banyaknya seperti butiran debu di sepuluh Buddhaksetra,
Yang mana rombongan para putra Buddha duduk,
Tinggal berdiam di dalam kekuatan batin dari Samadhi ini.
Setelah sepenuhnya mengembangkan sebab yang baik di masa lampau,
Dan sepenuhnya mempraktekkan kebajikan Buddhatva,
Orang-orang seperti ini mengelilingi sang Bodhisattva,
Semuanya ber-anjali dan menatap-Nya tanpa bosan.
Seperti bulan yang terang diantara bintang,
Adalah sang Bodhisattva yang ada di tengah-tengah perkumpulan majelis.
Seperti inilah praktek dari sang Mahasattva,
Memasuki kekuatan batin dari Samadhi ini.
Sama seperti yang diwujudkan di dalam satu wilayah,
Dikelilingi oleh rombongan putra Buddha,
Begitu juga di dalam semua wilayah,
Tinggal berdiam di dalam kekuatan batin dari Samadhi ini.

Ada Samadhi tertinggi yang bernama Jaring-Jaring Tempat,
Sang Bodhisattva tinggal berdiam di dalam ini dan mengajar secara luas,
Memunculkan wujud di semua penjuru,
Kadang memasuki Samadhi, kadang timbul;
Kadang memasuki Samyak-samadhi di penjuru timur
Dan timbul dari Samadhi di penjuru barat,
Kadang memasuki Samyak-samadhi di penjuru barat
Dan timbul dari Samadhi di penjuru timur,
Kadang memasuki Samyak-samadhi di penjuru lain
Dan timbul dari Samadhi di penjuru yang lainnya lagi,
Kadang masuk dan timbul meliputi seluruh sepuluh penjuru:
Ini dinamakan kekuatan Samadhi Bodhisattva.

Muncul dihadapan dan berhubungan dengan
Semua Buddha yang tidak terhitung
Dalam ksetra-ksetra di seluruh penjuru timur,
Sambil tinggal berdiam dalam Samadhi ini, diam tidak bergerak,
Dan timbul dari Samadhi
Di hadapan semua Buddha
Dari dunia-dunia di penjuru barat,
Membuat persembahan yang tidak terbatas kepada Mereka semua;
Muncul dihadapan dan berhubungan dengan
Semua Buddha yang tidak terhitung
Dalam ksetra-ksetra di seluruh penjuru barat,
Sambil tinggal berdiam dalam Samadhi ini, diam tidak bergerak,
Dan timbul dari Samadhi
Di hadapan semua Buddha
Dari dunia-dunia di penjuru timur,
Membuat persembahan yang tidak terbatas kepada Mereka semua;
Begitulah sang Bodhisattva memasuki
Semua dunia di sepuluh penjuru,
Kadang mewujudkan Samadhi, diam tidak bergerak,
Kadang mewujudkan pemujaan secara hormat kepada para Buddha.

Memasuki Samyak-samadhi dalam indera mata,
Timbul dari Samadhi dalam bidang bentuk-rupa,
Memperlihatkan yang tidak terbayangkan dari sifat alami bentuk-rupa,
Yang tidak diketahui oleh semua Dewa dan Manusia;
Memasuki Samyak-samadhi dalam bidang bentuk-rupa,
Dan Timbul dari Samadhi dalam mata, tanpa mengganggu pikiran,
Menjelaskan indera mata adalah yang tidak dilahirkan dan tanpa asal-mula,
Kosong oleh sifat alami, yang tiada, dan tanpa tindakan apapun.

Memasuki Samyak-samadhi dalam indera telinga,
Timbul dari Samadhi dalam bidang suara,
Membedakan suara dari semua bahasa,
Yang tidak diketahui oleh semua Dewa dan Manusia;
Memasuki Samyak-samadhi dalam bidang suara,
Dan Timbul dari Samadhi dalam telinga, tanpa mengganggu pikiran,
Menjelaskan indera telinga adalah yang tidak dilahirkan dan tanpa asal-mula,
Kosong oleh sifat alami, yang tiada, dan tanpa tindakan apapun.

Memasuki Samyak-samadhi dalam indera hidung,
Timbul dari Samadhi dalam bidang aroma,
Menemukan semua wewangian yang paling unggul,
Yang tidak diketahui oleh semua Dewa dan Manusia;
Memasuki Samyak-samadhi dalam bidang aroma,
Dan Timbul dari Samadhi dalam hidung, tanpa mengganggu pikiran,
Menjelaskan indera hidung adalah yang tidak dilahirkan dan tanpa asal-mula,
Kosong oleh sifat alami, yang tiada, dan tanpa tindakan apapun.

Memasuki Samyak-samadhi dalam indera lidah,
Timbul dari Samadhi dalam bidang rasa,
Menemukan semua rasa yang paling istimewa,
Yang tidak diketahui oleh semua Dewa dan Manusia;
Memasuki Samyak-samadhi dalam bidang rasa,
Dan Timbul dari Samadhi dalam lidah, tanpa mengganggu pikiran,
Menjelaskan indera lidah adalah yang tidak dilahirkan dan tanpa asal-mula,
Kosong oleh sifat alami, yang tiada, dan tanpa tindakan apapun.

Memasuki Samyak-samadhi dalam indera tubuh,
Timbul dari Samadhi dalam bidang sentuhan,
Mampu dengan jelas membedakan semua permukaan,
Yang tidak diketahui oleh semua Dewa dan Manusia;
Memasuki Samyak-samadhi dalam bidang sentuhan,
Dan Timbul dari Samadhi dalam tubuh, tanpa mengganggu pikiran,
Menjelaskan indera tubuh adalah yang tidak dilahirkan dan tanpa asal-mula,
Kosong oleh sifat alami, yang tiada, dan tanpa tindakan apapun.

Memasuki Samyak-samadhi dalam indera pikiran,
Timbul dari Samadhi dalam bidang gejala kejadian,
Melihat ciri-ciri dari semua gejala kejadian,
Yang tidak diketahui oleh semua Dewa dan Manusia;
Memasuki Samyak-samadhi dalam bidang gejala kejadian,
Dan Timbul dari Samadhi dalam pikiran, tanpa mengganggu pikiran,
Menjelaskan indera pikiran adalah yang tidak dilahirkan dan tanpa asal-mula,
Kosong oleh sifat alami, yang tiada, dan tanpa tindakan apapun.

Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang yang muda,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang yang dewasa,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang yang dewasa,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang yang tua,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang yang tua,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang Upasika,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Upasika,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang Upasaka,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Upasaka,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang Bhiksuni,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Bhiksuni,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang Bhiksu,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Bhiksu,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang 'Pelajar (Saiksatin)' atau 'Bukan Pelajar (Asaiksatin)',
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Saiksatin atau Asaiksatin,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang Pratyekabuddha,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Pratyekabuddha,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang Samyaksambuddha,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Samyaksambuddha,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang Deva,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Deva,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang Naga,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Naga,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang Yaksha,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Yaksha,
Timbul dari Samadhi dalam tubuh seorang Bhuta,
Memasuki Samyak-samadhi dalam tubuh seorang Bhuta,
Timbul dari Samadhi dalam satu pori-pori rambut,
Memasuki Samyak-samadhi dalam satu pori-pori rambut,
Timbul dari Samadhi dalam semua pori-pori rambut,
Memasuki Samyak-samadhi dalam semua pori-pori rambut,
Timbul dari Samadhi di sehelai ujung rambut,
Memasuki Samyak-samadhi di sehelai ujung rambut,
Timbul dari Samadhi di satu butir debu,
Memasuki Samyak-samadhi di satu butir debu,
Timbul dari Samadhi di semua butiran debu,
Memasuki Samyak-samadhi di semua butiran debu,
Timbul dari Samadhi di permukaan Vajra,
Memasuki Samyak-samadhi di permukaan Vajra,
Timbul dari Samadhi di Pohon Mani,
Memasuki Samyak-samadhi di Pohon Mani,
Timbul dari Samadhi di dalam lingkaran cahaya Buddha,
Memasuki Samyak-samadhi di dalam lingkaran cahaya Buddha,
Timbul dari Samadhi di sungai dan laut,
Memasuki Samyak-samadhi di sungai dan laut,
Timbul dari Samadhi di unsur api,
Memasuki Samyak-samadhi di unsur api,
Timbul dari Samadhi di unsur angin, dengan pikiran tidak terganggu,
Memasuki Samyak-samadhi di unsur angin,
Timbul dari Samadhi di unsur tanah,
Memasuki Samyak-samadhi di unsur tanah,
Timbul dari Samadhi di istana surga,
Memasuki Samyak-samadhi di istana surga,
Timbul dari Samadhi di ruang angkasa, dengan pikiran tidak terganggu,
Ini dinamakan kebebasan yang tidak terbayangkan dari samadhi dari Dia Yang Berkebajikan Tanpa Batas,
Yang semua Buddha dari sepuluh penjuru
Tidak bisa sepenuhnya menjelaskannya bahkan dalam kalpa yang tidak terhitung.

Semua Buddha bersama-sama menjelaskan
Bahwa akibat dari karma para makhluk adalah yang banyaknya tidak terbayangkan.
Tampilan perubahan wujud dari para Naga, keahlian dari para Buddha,
Dan kekuatan batin dari para Bodhisattva adalah juga yang tidak terbayangkan.
Walaupun mencoba menjelaskannya dengan persamaan,
Bagaimanapun juga tidak ada persamaan yang bisa seperti ini;
Namun, orang yang bijaksana dan cerdas,
Memahami maknanya melalui cara persamaan.

Pikiran dari para pengikut Buddha tinggal berdiam di dalam 'Delapan Pembebasan (Asta Vimoksa)'
Dan perubahan wujud yang dilakukan semuanya terlaksana dengan bebas;

Mereka bisa mewujudkan banyak tubuh melalui satu tubuh
Dan bisa membuat satu tubuh dari banyak tubuh.
Mereka bisa memasuki samadhi api di ruang angkasa,
Berjalan, berdiri, duduk, dan berbaring, seluruhnya di langit,
Menghasilkan air dari tubuh bagian atas dan api dari tubuh bagian bawah,
Atau api dari tubuh bagian atas dan air dari tubuh bagian bawah.
Dalam cara ini, dalam sekejap satu pikiran,
Mereka bisa berubah wujud secara bebas dalam banyak cara yang tidak terhitung.
Mereka tidak sepenuhnya memiliki Maha-karuna,
Dan tidak mencari Buddhatva demi semua makhluk,
Namun Mereka masih bisa mewujudkan hal-hal yang tidak terbayangkan seperti ini.
Apalagi bagi para Bodhisattva yang dermawan, kekuatannya akan jauh lebih besar;

Sama seperti matahari dan bulan mengitari ruang angkasa,
Pantulan cahayanya muncul di semua tempat,
Di mata air, kolam, waduk, dan air di bejana,
Di sungai dan laut yang seperti permata - itu terpantulkan di mana-mana;
Begitu juga dengan bentuk-rupa para Bodhisattva,
Mereka muncul dimana-mana, tidak terbayangkan;
Semua ini adalah kebebasan dari Samadhi,
Yang hanya bisa dicapai oleh Yang Terbangkitkan.

Sama seperti gambar dari empat tentara di air lautan,
Masing-masing berbeda, tidak menyatu, tidak bercampur,
Pedang, tombak, busur dan panahnya banyak dan berbeda-beda,
Perisai, topi baja, dan kereta tempurnya tidaklah sama;
Perbedaan bentuk apapun yang ada,
Semuanya tercermin di air,
Namun air itu sendiri tidak membeda-bedakan;
Samadhi dari para Bodhisattva adalah juga seperti ini.

Di lautan ada sura yang bernama 'Susvara (Suara Yang Bagus)'
Yang suaranya secara menyeluruh menyesuaikan dengan semua makhluk laut,
Dan yang sepenuhnya memahami semua bahasa mereka,
Dan membuat mereka semua bahagia dan bergembira;
Sura itu memiliki ketamakan, kebencian, dan kebodohan,
Namun ia masih bisa memahami semua suara;
Apalagi bagi para Bodhisattva yang pikirannya terkendali, kekuatannya akan jauh lebih besar;
Mana mungkin Mereka tidak bisa menggembirakan semua makhluk?

Ada perempuan yang bernama 'Pratibhanakusala (Keahlian Berbicara)',
Yang terlahir dari doa orang tuanya ke surga;
Jika orag bisa menyingkirkan kejahatan dan senang dalam Dharma,
Maka bisa memasuki tubuhnya dan membangkitkan kefasihan yang menakjubkan.
Dia memiliki nafsu keinginan, kebencian, dan ketidaktahuan,
Namun masih bisa menganugerahkan kekuatan kefasihan sesuai dengan praktek.
Apalagi bagi para Bodhisattva yang penuh kebijaksanaan,
Bisa menganugerahkan keuntungan kepada para makhluk hidup.

Sama seperti ahli sulap yang mengetahui kemagisan,
Bisa menghasilkan beranekaragam hal yang banyak,
Membuat dalam seketika seperti sehari, sebulan, setahun,
Menghasilkan kota yang kaya dan sangat bahagia;
Ahli sulap itu memiliki nafsu keinginan, kebencian, dan ketidaktahuan,
Namun masih bisa menggembirakan dunia dengan kemampuan magisnya.
Apalagi dengan kekuatan dari 'Konsentrasi (Samadhi)' dan 'Pembebasan (Vimoksa)',
Bisa mendatangkan kebahagiaan kepada semua makhluk.

Ketika para Deva dan Asura berperang,
Asura kalah dan melarikan diri;
Senjata, kereta tempur, dan tentaranya,
Mereka menyembunyikannya dalam sekejap tiada yang bisa melihat.
Mereka memiliki ketamakan, kebencian, dan kebodohan,
Namun masih bisa melakukan perubahan wujud yang tidak terbayangkan;
Apalagi dengan tinggal berdiam dalam keberanian dari kekuatan Abhijna,
Sekarang mewujudkan kebebasan yang berdaulat.

Sakra devendra memiliki gajah kerajaan,
Ketika ia tahu bahwa Devendra ingin pergi kesuatu tempat,
Ia mengubah dirinya sendiri, menciptakan tiga puluh tiga kepala,
Masing-masing kepala ada enam gading,
Dengan tujuh kolam air di setiap gading,
Yang bersih dan wangi, murni, tenang dan penuh.
Dalam air dari setiap kolam yang murni itu,
Ada tujuh bunga teratai dalam susunan yang indah;
Di setiap hiasan bunga teratai itu,
Ada tujuh Dewi yang seperti permata,
Dengan mahir menari dan memainkan musik,
Menghibur Sakra Devendra.
Gajah itu juga bisa menghilangkan bentuk aslinya,
Dan mengubah tubuhnya menjadi yang seperti para Dewa,
Yang sepenuhnya sama dalam sikap dan tindakan.
Ia memiliki kekuatan perubahan wujud ajaib ini.
Ia memiliki ketamakan, kebencian, dan kebodohan,
Namun masih bisa mewujudkan kekuatan ajaib seperti ini.
Apalagi bagi Dia yang dipenuhi dengan Upaya-kausalya dan Pengetahuan,
Bebas dalam semua keadaan dari Samadhi.

Sama seperti perubahan wujud tubuh ilusi dari Asura,
Sedang berjalan di lapisan vajra, sedang berdiri dilautan,
Bagian paling dalam dari air lautan hanya mencapai perutnya,
Sedangkan kepalanya sama tingginya dengan gunung Sumeru.
Ia memiliki ketamakan, kebencian, dan kebodohan,
Namun masih bisa menampilkan keajaiban besar seperti ini.
Apalagi bagi sang Lampu Penumpas Mara yang menerangi dunia,
Memiliki kekuatan ajaib yang menakjubkan.

Ketika para Dewa dan Asura berperang,
Kekuatan ajaib Sakra Devendra adalah yang tidak terbayangkan,
Seberapa banyakpun tentara Asura yang ada,
Devendra mewujudkan tubuh yang sama banyaknya untuk melawan.
Para Asura berpikir,
"Indra sedang datang ke kami,
Dan pasti akan menangkap dan mengikat kami,"
Jadi, mereka semua gelisah dan takut.
Indra mewujudkan tubuh dengan ribuan mata,
Yang memegang Halilintar Vajra, dan melempar api,
Berbaju perisai, bersenjata, dan dengan kemuliaan yang menakjubkan;
Para Asura yang melihat ini, semuanya mundur.
Indra, melalui kekuatan dari kebajikan yang sedikit,
Masih bisa mengalahkan musuh yang berjumlah besar.
Apalagi bagi sang Penyelamat Semua,
Yang dipenuhi dengan semua kebajikan.

________________________________________________________________________________________________
Asta - Vimoksa : adalah praktek meditasi yang mengarah kepada pelepasan dari penampilan di dalam delapan tingkat berikut,
[1] perenungan pada semua bentuk penampilan dan kerusakannya.
[2] perenungan pada ketidakmurnian dari bentuk-bentuk di luar.
[3] perenungan pada meninggalkan penampilan cantik.
[4] perenungan pada ketidakterbatasan dari ruang angkasa.
[5] perenungan pada ketidakterbatasan dari kesadaran.
[6] perenungan pada ketiadaan.
[7] perenungan pada pergi melampaui tanggapan penglihatan ataupun yang bukan tanggapan penglihatan.
[8] perenungan pada penghentian tanggapan penglihatan dan perasaan (nirodha-samapatti).


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sun Nov 11, 2018 2:32 pm, total 30 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Samantabdhadra Hum

Post by skipper Sun Nov 04, 2018 1:34 pm

Di surga Trayastrimsa, ada 'Genderang Surga (Divyadundubhir)'
Yang dihasilkan sebagai akibat dari karma para dewa;
Itu diketahui saat para dewa sedang memanjakan diri,
Dan dengan sendirinya mengumumkan suara ini di ruang angkasa :
"Semua objek nafsu keinginan adalah yang tidak tetap,
Seperti gelembung air, busa, yang kosong, tidak nyata;
Semua keberadaan seperti mimpi, seperti khayalan,
Seperti awan yang mengambang, bulan di air.
Pemuasan nafsu adalah musuh, siksaan dan penderitaan.
Itu bukanlah jalan keabadian, namun jalan kelahiran dan kematian.
Dan orang yang bertindak memuaskan nafsu
Akan memasuki mulut ikan kematian.
Karena itu adalah akar dari semua penderitaan dunia,
Semua orang bijak menghindarinya.
Kualitas dari objek nafsu keinginan adalah yang tidak bertahan lama.
Anda harus bergembira dalam apa yang nyata dan sesungguhnya."
Ketika para dewa surga Trayastrimsa mendengar suara ini,
Mereka semua berangkat ke gedung Sudharma,
Dan Dewa Indra mengkhotbahkan kepada mereka Dharma yang halus,
Membuat mereka patuh dan hening-tenang, menyingkirkan ketamakan dan pendambaan.
Suara itu tanpa bentuk-rupa dan tidak bisa dilihat,
Namun itu dapat menguntungkan para dewa.
Apalagi bagi tubuh yang diwujudkan sesuai dengan kecenderungan,
Bisa digunakan para Bodhisattva untuk menyelamatkan dan membebaskan para makhluk.

Ketika para Dewa dan Asura berperang,
Melalui kekuatan kebajikan dari para dewa yang unggul,
Genderang surga berbunyi, memberitahukan kepada rombongan,
"Anda jangan khawatir atau takut,"
Dan para Dewa, setelah mendengar pengumuman ini,
Terbebas dari ketakutan dan meningkat kekuatan.
Kemudian pikiran para Asura terguncang dengan rasa takut,
Dan tentara mereka semuanya mundur dan melarikan diri.
Samadhi yang wangi dan menakjubkan adalah yang seperti Genderang surga:
Itu selalu menghasilkan suara tanpa nafsu, menaklukkan mara;
Maha-karuna dengan murah hati menolong semua,
Menyebabkan semua makhluk mengakhiri penderitaan.

Indra telah bersetubuh dengan semua dewi,
Sembilan puluh dua koti-nayuta banyaknya,
Menyebabkan masing-masing mereka berpikir,
Bahwa sang Indra hanya menghibur dia satu-satunya saja.
Sama seperti dia menanggapi tubuh semua dewi,
Begitu juga dengan di dalam gedung Sudharma,
Dia bisa dalam sekejap mewujudkan kekuatan ajaib,
Dan pergi ke masing-masing orang untuk berkhotbah.
Indra memiliki ketamakan, kebencian, dan kebodohan,
Namun masih bisa menyebabkan semua rombongannya bahagiah.
Apalagi dengan kekuatan batin dari upaya-kausalya,
Mampu menyebabkan semua bergembira.

Raja surga Paranirmitavasavarti,
Berkuasa di dalam 'alam nafsu (kamadhatu)';
Dengan kebiasaan yang keliru untuk menjerat,
Dia menangkap dan mengikat semua orang awam.
Dia memiliki ketamakan, kebencian, dan kebodohan,
Namun memiliki penguasaan atas para makhluk hidup.
Apalagi bagi Dia yang memiliki Dasabala yang berdaulat,
Mampu menyebabkan para makhluk bertindak dengan sesuai.

Raja Maha Brahma penguasa Trisahasra Mahā sahasra loka-dhātu,
Bisa muncul di dalam semua tempat kediaman,
Dari para dewa brahma dan duduk dengan mereka,
Berbicara dalam suara Brahma yang murni dan halus.
Dia tinggal berdiam dalam jalan brahma duniawi,
Namun masih memiliki Samadhi dan kekuatan ajaib.
Apalagi bagi Dia Yang Melampaui Duniawi, Yang Tiada Tanding,
Memiliki penguasaan atas Samadhi dan Pembebasan.

Pengetahuan dari Dewa Maha Isvara adalah yang berkuasa;
Ketika para Naga laut menurunkan hujan,
Dia bisa menghitung dengan jelas setiap tetes,
Melihatnya semua dalam sekejap;
Jika orang secara rajin paktek dan belajar selama kalpa yang tidak terhitung,
Dan mencapai pengetahuan tertinggi dari Bodhi,
Tidaklah mungkin orang seperti itu tidak bisa,
Dalam sekejap mengetahui pikiran semua makhluk.

Akibat dari karma para makhluk hidup adalah yang tidak terbayangkan banyaknya.
Makhluk seperti Mahavayubala (kekuatan angin yang besar), menghasilkan yang ada di dunia:
Lautan yang luas, pegunungan, istana dewa,
Cahaya permata, dan semua jenis gejala-kejadian;
Itu juga bisa menghasilkan awan dan mendatangkan hujan,
Dan bisa membubarkan dan menghilangkan semua mendung,
Dan bisa mematangkan semua gandum,
Dan bisa menghibur makhluk hidup.
Vayu itu tidak bisa mempelajari Prajna-paramita,
Atau mempelajari kualitas dari Buddhatva,
Namun masih bisa melaksanakan perbuatan yang tidak terbayangkan.
Apalagi bagi Dia Yang Menepati Semua Pranidhana-nya.

Berbagai macam suara laki-laki dan perempuan,
Suara burung dan binatang,
Suara lautan, sungai, dan halilintar,
Semuanya bisa menggembirakan pikiran para makhluk hidup,
Apalagi bagi Orang Yang Mengetahui Sifat Alami Suara Yang Adalah Seperti Gema,
Yang mencapai kefasihan yang menakjubkan dan tidak terhalang,
Dan mengajar Dharma dengan sesuai kepada semua,
Adalah yang mampu menggembirakan para makhluk dunia.

Lautan memiliki kualitas luar biasa istimewa,
Itu bisa menjadi pencermin yang sama untuk semua;
Para makhluk hidup, permata, sungai dan arus,
Semua itu dikandungnya, tidak menghalangi apapun.
Dia yang dengan 'meditasi (Dhyana)', 'konsentrasi (Samadhi)', dan 'pembebasan (Vimoksa)' yang tidak habis-habisnya,
Juga bisa menjadi Mudra dari kesamaan, yang mencermin dengan sama, seperti ini;
Praktek yang menakjubkan dari kebajikan dan pengetahuan
Dia mengolah semuanya tanpa kenal lelah.
Ketika para Raja Naga laut mengembara,
Mereka bebas dimanapun berada,
Menghasilkan awan yang menutupi bumi,
Awan-awan ini menghiasi dengan beranekaragam warna;
Di surga keenam, Paranirmitavasavarti,
Awannya berwarna emas;
Di surga Nirmanarati, warnanya seperti mutiara merah;
Di surga Tusita, warnanya seperti kristal salju;
Di surga Yama, warnanya seperti lapis lazuli;
Di surga Trayastimsa, warnanya seperti Vaidurya;
Di surga Catur-maharajika, warnanya seperti Mani;
Di atas laut, warnanya seperti Vajra;
Di alam Kinnara, warnanya seperti dupa;
Di tempat tinggal Naga, warnanya seperti bunga teratai;
Di tempat tinggal Yaksha, warnanya seperti angsa putih;
Di antara para Asura, warnanya seperti batu pegunungan;
Di Uttarakuru, warnanya seperti api emas;
Di Jambudvipa, warnanya seperti Nilamani;
Di benua yang lainnya, hiasannya bercampur;
Ini ditentukan sesuai dengan kecenderungan para makhluk.

Juga, di surga Paranirmitavasavarti,
Petirnya berwarna seperti sinar matahari;
Di surga Nirmanarati, warnanya seperti cahaya bulan;
Di surga Tusita, warnanya seperti emas jambunada;
Di surga Yama, warnanya seperti permata salju;
Di surga Trayastimsa, warnanya seperti api keemasan;
Di surga Catur-maharajika, warnanya seperti semua permata;
Di atas laut, warnanya seperti mutiara merah;
Di alam Kinnara, warnanya seperti lapis lazuli;
Di tempat tinggal Naga, warnanya seperti tambang permata;
Di tempat tinggal Yaksha, warnanya seperti permata mani;
Di antara para Asura, warnanya seperti batu permata;
Di Uttarakuru, warnanya seperti mutiara api;
Di Jambudvipa, warnanya seperti Nilamani;
Di benua yang lainnya, hiasannya bercampur;
Sama seperti warna awannya, begitu juga dengan petirnya.

Di surga Paranirmitavasavarti,
Gunturnya seperti suara Brahma;
Di surga Nirmanarati, suaranya seperti genderang besar;
Di surga Tusita, suaranya seperti nyanyian;
Di surga Yama, suaranya seperti suara para dewi;
Di surga Trayastimsa, suaranya seperti bernekaragam suara para kinnara;
Di surga Catur-maharajika, suaranya seperti yang dihasilkan dari para gandharva;
Di atas laut, suaranya seperti pegunungan yang saling bertabrakkan;
Di alam Kinnara, suaranya seperti seruling;
Di tempat tinggal Naga, suaranya seperti suara burung kalavinka;
Di tempat tinggal Yaksha, suaranya seperti suara para gadis naga;
Di antara para Asura, suaranya seperti genderang surga;
Di antara para Manusia, suaranya seperti suara hantaman ombak;

Di surga Paranirmitavasavarti, turun hujan wewangian
Dengan beranekaragam campuran bunga sebagai hiasan;
Di surga Nirmanarati, turun hujan bunga kapas,
bunga mandarava, dan beranekaragam wewangian;
Di surga Tusita, turun hujan permata mani
Lengkap dengan hiasan dari berbagai jenis permata;
Disana, permata di atas jambul sama seperti cahaya bulan,
Pakaian indah yang dipakai disana berwarna emas;
Di surga Yama, turun hujan bendera dan kanopi,
Kalung karangan bunga, wewangian, dan hiasan yang indah,
Dan juga pakaian unggul yang berwarna permata mani,
Dan beranekaragam musik;
Di surga Trayastimsa, turun hujan permata Cintamani,
Gaharu hitam dan wewangian candana,
Berbagai wewangian dari bunga-bunga surga,
Berhujanan turun satu sama lain;
Di surga Catur-maharajika, turun hujan makanan lezat
Dengan warna, wangi, dan rasa yang meningkatkan kekuatan;
Itu juga menurunkan hujan permata-permata indah yang tidak terbayangkan,
Semuanya dibuat oleh para Raja Naga.
Juga, di laut,
Hujannya terus meningkat, seperti putaran,
Dan menurunkan hujan gudang permata yang tidak habis-habisnya,
Dan juga menurunkan hujan beranekaragam perhiasan permata;
Di alam Kinnara, turun hujan kalung,
Bunga teratai yang berwarna-warni, jubah, dan permata,
Bunga-bunga yang tumbuh dalam hujan, dan bunga berwarna emas,
Dengan berbagai jenis musik semuanya tercakup didalamnya;
Di tempat tinggal Naga, turun hujan mutiara merah;
Di antara para Asura, turun hujan senjata
Yang menaklukkan semua musuh;
Di benua Uttarakuru, turun hujan kalung
Dan juga turun hujan bunga-bunga indah yang tidak terhitung;
Di benua Purvavideha dan Aparagodaniya
Turun hujan perhiasan;
Di Jambudvipa, turun hujan air murni,
Sangat baik, menyegarkan, selalu disaat yang tepat,
Memelihara bunga, buah, dan tanaman,
Mematangkan semua panen.
Hiasan indah yang tidak terhitung seperti ini,
Berbagai jenis awan, petir, guntur, dan hujan,
Para Raja Naga bisa dengan bebas membuatnya.
Tanpa menggerakkan tubuh mereka, tanpa pembedaan,
Di dalam dunianya, di lautan tempat mereka tinggal,
Masih bisa mewujudkan kekuatan yang tidak terbayangkan seperti ini.
Apalagi bagi Dia yang memasuki lautan Dharma dan mewujudkan kebajikan,
Bisa menghasilkan 'Perubahan Wujud Ajaib Yang Besar (Maha-vikurvana)'.

Pintu pembebasan dari para Bodhisattva
Tidak bisa diungkapkan melalui kiasan apapun,
Namun Saya telah, dengan persamaan ini,
Mengumumkan kekuatan pembebasan Mereka.

Pengetahuan yang terutama, kebijaksanaan yang luas,
Pengetahuan yang sesungguhnya, kebijaksanaan yang tanpa batas,
Kebijaksanaan yang luar biasa, kebijaksanaan tertinggi,
Sekarang Dharma seperti ini telah dijelaskan.
Dharma ini adalah yang langka dan paling luar biasa;
Jika orang setelah mendengar bisa menerimanya,
Mempercayainya, menyerapnya, memujinya, dan menjelaskannya,
Pencapaian ini dianggap sebagai yang paling sulit.
Dari semua orang awam di dunia,
Adalah yang paling sulit untuk menemukan yang mempercayai Dharma ini.
Jika ada yang rajin mengolah kebajikan yang murni,
Melalui kekuatan sebab masa lampau, mereka bisa percaya.
Diantara para makhluk dari semua dunia,
Sedikit yang mau mencari Sravakayana;
Mereka yang mencari Pratyekabuddhayana bahkan lebih sedikit,
Dan Mereka yang bertujuan pada Mahayana sangatlah sulit ditemukan.
Namun berjuang untuk Mahayana adalah yang masih mudah,
Dibandingkan dengan kesulitan yang lebih besar dari mempercayai Dharma ini.
Bahkan lebih sulit lagi untuk memelihara, membaca dan menjelaskannya kepada orang lain,
Mempraktekkan sesuai dengan Dharma ini dan sungguh memahaminya.
Menggenggam Trisahassra Maha Sahassra Lokadhatu di satu tangan,
Dengan tanpa bergerak selama satu kalpa,
Bukanlah hal yang sulit,
Dibandingkan mempercayai Dharma ini.
Jika orang menyediakan kesenangan selama satu kalpa,
Di tempat tinggal para makhluk yang banyaknya seperti butiran debu di sepuluh Buddhaksetra,
Kebajikannya tidaklah dianggap sebagai yang tertinggi,
Orang yang mempercayai Dharma ini adalah yang paling unggul.
Bahkan dengan menghabiskan waktu selama satu kalpa melayani
Para Buddha yang banyaknya seperti butiran debu di sepuluh Buddhaksetra,
Kebajikan akan menjadi jauh lebih besar, tertinggi,
Jika Orang bisa membaca dan mempertahankan Dharma ini.

Ketika Sattvottara Bodhisattva Mahasattva telah mengucapkan syair-gatha ini, dunia-dunia di sepuluh penjuru berguncang dalam enam cara, istana Mara menjadi tertutup, alam penyakit menjadi berhenti; Para Buddha dari sepuluh penjuru muncul dihadapannya dan Masing-Masing menepuk kepalanya dengan tangan kanan Mereka dan memujinya dengan berkata : "Sadhu, Kulaputra, Sadhu, Anda telah dengan tepat menjelaskan Dharma ini, dan Kami semua oleh sebab itu bergembira!"


Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra MwCt1rc
Aryavalokitesvara



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra EfrrKxX
Usnisa Vijaya Dharani

Bab 13
Sumerukutarohana-parivartah

Kemudian pada saat itu, melalui kekuatan sang Tathagata, di dalam benua Jambudvipa dari semua sistem dunia di sepuluh penjuru, terlihat sang Tathagata sedang duduk di bawah pohon Bodhi, di setiap tempat itu ada para Bodhisattva yang menerima kekuatan sang Buddha, sedang menjelaskan Dharma, semuanya berpikir hanya Mereka yang sedang berhadapan dengan sang Buddha di saat itu.

Kemudian pada saat itu, sang Bhagavan, tanpa melangkahkan kaki-Nya meninggalkan pohon Bodhi, naik keatas gunung Sumeru dan menuju ke istana Sakra Dewa Indra. Kemudian Sakra Devendra, didepan gedung Sudharma, melihat sang Buddha sedang datang dari jauh, menghiasi istana melalui kekuatan batinnya sendiri. Dia meletakkan tahta singa dari tumpukan cahaya terang, seluruhnya terbuat dari permata yang sangat indah, dengan sepuluh ribu tingkat perhiasan yang berkilau, sepuluh ribu jaring emas yang menutupinya, sepuluh ribu jenis tirai, sepuluh ribu tingkat dari kanopi yang tersusun di sekeliling, sepuluh ribu sulaman sutera seperti pita tirai, sepuluh ribu untaian permata mani terhubung bersama-sama, sepuluh ribu jubah tersebar di tahta itu, sepuluh ribu dewata dan sepuluh ribu Raja Brahma mengelilinginya di depan dan di belakang, sepuluh ribu sinar cahaya menyinarinya.

Kemudian Sakra Devendra, setelah mengatur tahta ini untuk sang Tathagata, membungkukkan diri dan beranjali, dengan hormat menghadap sang Buddha, dan berkata : "Sadhu, Bhagavan, Sadhu, Sugata, Sadhu, Tathagata Arhan Samyaksambuddha. Tolong berbelas-kasih untuk singgah di Istana ini."

Kemudian sang Buddha, menerima undangannya, memasuki gedung Sudharma. Hal ini juga terjadi ditempat yang sama di semua dunia di sepuluh penjuru. Kemudian, melalui kekuatan batin sang Buddha, semua musik di istana dalam sekejap berhenti, dan Indra mengingat bagaimana dirinya menanam 'akar kebajikan (kusala-mula)' kepada para Buddha di masa lampau, lalu mengucapkan syair-gatha ini :

Kashyapa Tathagata memiliki Maha Karuna,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Sang Buddha itu telah datang ke istana ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Penglihatan Kanakamuni tanpa halangan,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Sang Buddha itu telah datang ke istana ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Krakucchanda sama seperti gunung emas,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Sang Buddha itu telah datang ke istana ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Vishvabhu Buddha adalah yang murni tanpa noda,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Sang Buddha itu telah datang ke istana ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Shikhin Tathagata adalah yang bebas dari pembedaan,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Sang Buddha itu telah datang ke istana ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Vipashin Buddha sama seperti bulan purnama,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Sang Buddha itu telah datang ke istana ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Pushya dengan jelas menyadari 'Makna Tertinggi (Paramartha)',
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Sang Buddha itu telah datang ke istana ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Kefasihan Tishya (Tirnabhasya) Tathagata adalah yang tanpa halangan,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Sang Buddha itu telah datang ke istana ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Padma Buddha sepenuhnya murni,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Sang Buddha itu telah datang ke istana ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Dipankara Buddha berkilau cemerlang,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Sang Buddha itu telah datang ke istana ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Sama seperti di dalam dunia ini, Sakra Devendra di surga Trayastimsa, melalui kekuatan sang Buddha, memuji kebajikan dari sepuluh Buddha, begitu juga dengan semua Sakra Dewa Indra di dunia-dunia dari sepuluh penjuru yang juga memuji kebajikan para Buddha. Kemudian sang Bhagavan Buddha memasuki gedung Sudharma dan duduk dengan sikap bunga teratai. Gedung ini tiba-tiba menjadi sangat luas, sama seperti tempat tinggal dari semua rombongan para dewa. Hal yang sama ini juga terjadi di semua dunia di sepuluh penjuru.

 



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra QYggnqz
Aryavalokitesvara



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra HcDSYhT
Om Amogha Vairocana Maha Mudra Mani Padma Jvala Pravartaya Hum (Om Putaran Api Dari Bunga Teratai Mutiara Dari Segel Yang Besar Dari Vairocana Yang Tiada Gagal Hum)

Bab 14
Sumerustava-parivartah


Kemudian pada saat itu, melalui kekuatan batin sang Buddha, ada datang berkumpul para Maha Bodhisattva dari setiap sepuluh penjuru arah, masing-masing didampingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di Buddhaksetra, datang dari dunia-dunia yang jauh, melampaui ksetra yang banyaknya seperti butiran debu di dalam seratus Buddhaksetra. Nama-nama Mereka yaitu : Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva, Samantaprajna Bodhisattva Mahasattva, Paramaprajna Bodhisattva Mahasattva, Punyaprajna Bodhisattva Mahasattva, Viryaprajna Bodhisattva Mahasattva, Hitaprajna Bodhisattva Mahasattva, Jnanaprajna Bodhisattva Mahasattva, Satyaprajna Bodhisattva Mahasattva, Anuttaraprajna Bodhisattva Mahasattva, dan Acalaprajna Bodhisattva Mahasattva. Nama-nama dunia asal Mereka yaitu : Indrapuspa, Padma, Ratnapuspa, Utpala, Vajrapuspa, Gandhapuspa, Anandapuspa, Arunakamalapuspa, Naradharapuspa, dan Akasapuspa. Mereka semua telah mengolah brahmacarya yang murni dihadapan para Buddha; Nama-nama para Buddha itu adalah : Aticandra Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Anantacandra Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Aksobhyacandra Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vayucandra Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Jalacandra Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimukticandra Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Anuttaracandra Tathagata Arhan Samyaksambuddha,
Naksatracandra Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimalacandra Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vijnanacandra Tathagata Arhan Samyaksambuddha. Ketika para Bodhisattva itu tiba di tempat sang Bhagavan, Mereka berlutut ke Kaki sang Bhagavan, dan lalu Masing-masing, di setiap penjuru asal Mereka, menciptakan Simhasana Permata Vairocana, duduk dalam sikap bunga teratai.

Sama seperti para Bodhisattva itu berkumpul diatas puncak gunung Sumeru di dalam dunia ini, begitu juga hal yang sama terjadi di semua dunia. Nama-nama dari para Bodhisattva-nya, dunia-nya, Buddha-nya semuanya sama seperti ini.

Kemudian pada saat itu, sang Bhagavan memancarkan ratusan ribu miliar sinar cahaya yang berwarna indah dari ujung jari kaki-Nya, yang menerangi semua dunia di sepuluh penjuru, sehingga para Buddha dan perkumpulan majelis di dalam istana Sakra Devendra di atas puncak gunung Sumeru semuanya bisa terlihat.

Kemudian Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Buddha memancarkan sinar murni,
Memperlihatkan semua Pembimbing Dunia,
Yang singgah di gedung Sudharma,
Di atas puncak gunung Sumeru.

Semua Sakra Deva Indra,
Mengundang sang Buddha kedalam istana.
Mereka semua dengan sepuluh syair-gatha yang indah,
Memuji para Tathagata.

Diantara perkumpulan majelis yang besar itu,
Ada kelompok para Bodhisattva,
Datang dari sepuluh penjuru,
Duduk dengan tenang di tahta yang diciptakannya.

Para Bodhisattva di dalam perkumpulan itu,
Semua namanya sama seperti Kami,
Dan nama ksetra asal Mereka,
Juga sama namanya.

Para Bhagavan dari ksetra Mereka,
Memiliki nama yang sama juga.
Masing-masing dengan Buddha-nya,
Mengolah praktek murni yang tiada tanding.

Anda, Kulaputra, harus merenungkan,
Kekuatan bebas dari para Tathagata.
Di dalam semua jambudvipa,
Semuanya berpikir sang Buddha ada disana.

Sekarang kita melihat sang Buddha,
Ada diatas puncak gunung Sumeru,
Adalah yang sama dengan yang ada di sepuluh penjuru,
Dikarenakan oleh kekuatan bebas dari sang Tathagata.

Di dalam semua dunia,
Mereka bertekad mencari jalan keBuddhaan,
Dengan mengandalkan ikrar ini,
Mengolah Bodhisattvacarya.

Sang Buddha, dengan berbagai jenis Tubuh,
Menjelajah di semua dunia,
Tanpa halangan di Dharmadhatu,
Melampaui pemahaman semua orang.

Cahaya kebijaksanaan-Nya terus menyinari semua,
Melenyapkan semua kegelapan di dunia;
Sama sekali tiada bandingannya,
Bagaimana bisa dipahami?

Kemudian Samantaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Bahkan jika orang selalu melihat sang Tathagata,
Selama ratusan ribu kalpa,
Namun tidak mengandalkan kebenaran sejati,
Dalam melihat sang Penyelamat Dunia,
Orang seperti ini mencengkram bentuk-rupa,
Dan meningkatkan jaring ketidaktahuan dan khayalan,
Terbelenggu dalam penjara kelahiran dan kematian,
Buta, tidak bisa melihat sang Buddha.

Mengamati semua gejala kejadian,
Sebagai yang tanpa keberadaan diri.
Hal yang sama juga berlaku bagi kemunculan dan peluruhannya,
Yang hanyalah penamaan sementara.
Semua gejala kejadian tidak dilahirkan,
Semua gejala kejadian adalah yang abadi;
Bagi orang yang memahami ini,
Sang Buddha akan selalu tampil.

Sifat alami dari gejala kejadian pada dasarnya kosong dan diam tenang,
Tiada cengkraman dan tiada penglihatan.
Kekosongan dari sifat alami diri adalah sang Buddha;
Itu tidak bisa dinilai dalam pikiran.
Jika orang mengetahui sifat alami diri
Dari semua gejala kejadian adalah yang seperti ini,
Orang ini tidak akan tercemar
Oleh penderitaan.

Orang awam melihat segala sesuatu,
Hanya mengejar bentuk-rupa,
Dan tidak menyadari gejala kejadian tiada bentuk-rupa;
Oleh sebab ini, mereka tidak melihat sang Buddha.

Sang Muni telah melampaui tiga masa waktu,
Dipenuhi dengan tanda-tanda besar,
Tinggal berdiam dalam tiada hunian,
Ada meliputi dimana-mana tanpa berpindah.

Saya mengamati semua gejala kejadian,
Dan dengan jelas memahaminya;
Sekarang Saya melihat sang Tathagata,
Dengan kepastian, terbebas dari keraguan.

Dharmaprajna telah menjelaskan,
Sifat alami yang sesungguhnya dari Tathagata;
Darinya Saya telah mengerti,
Bodhi adalah yang tidak terbayangkan.

Kemudian Paramaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Kebijaksanaan Besar dari sang Tathagata,
Adalah yang langka, melampaui perbandingan;
Semua makhluk di dalam dunia,
Tidak bisa mencapainya dalam pikiran.

Orang awam yang pandangannya terperdaya,
Mencengkram bentuk-rupa dan tidak benar.
Sang Buddha melampaui semua bentuk-rupa,
Jadi, tidak dalam pandangan mereka.

Orang bodoh yang terperdaya,
Dengan salah mencengkram 'lima kumpulan (panca-skandha)',
Tidak memahami sifat alaminya yang sesungguhnya;
Orang seperti ini tidak melihat sang Buddha.

Mengetahui bahwa semua gejala kejadian
Tidak memiliki sifat alami keberadaan diri;
Memahami sifat alami gejala kejadian dalam cara ini,
Akan segera melihat sang Nishyanda.

Disebabkan oleh panca-skandha yang mendahului,
Skandha lain yang mengikuti terus timbul;
Memahami sifat alami ini,
Akan melihat sang Buddha yang tidak terbayangkan.

Sama seperti permata di dalam kegelapan,
Tidak bisa dilihat jika tiada lampu.
Demgan tiada yang menjelaskan Buddhadharma,
Bahkan yang pandai tidak akan memahaminya.

Dan sama seperti mata yang kabur,
Tidak bisa melihat warna murni yang indah.
Begitu juga dengan pikiran yang tidak murni,
Tidak bisa melihat Buddhadharma.

Dan sama seperti matahari terang yang jelas,
Tidak bisa dilihat oleh yang buta.
Mereka yang tanpa kebijaksanaan,
Tidak akan pernah bisa melihat sang Buddha.

Jika bisa menghilangkan kekaburan mata,
Dan membuang gagasan tentang bentuk-rupa,
Dan tidak melihat dalam hal gejala kejadian,
Maka bisa melihat sang Tathagata.

Samantaprajna telah menjelaskan,
Kualitas Bodhi dari sang Buddha.
Darinya Saya telah mendengar,
Dan bisa melihat sang Nishyanda.

Kemudian Punyaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Gejala kejadian tanpa kenyataan yang sesungguhnya;
Karena dengan salah melekatinya sebagai yang nyata,
Oleh sebab itu para orang awam,
Berputar dalam penjara kelahiran dan kematian.

Kemudian Punyaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Gejala kejadian tanpa kenyataan yang sesungguhnya;
Karena dengan salah melekatinya sebagai yang nyata,
Oleh sebab itu para orang awam,
Berputar dalam penjara kelahiran dan kematian.

Gejala kejadian yang diungkapkan dengan kata,
Mereka yang sedikit kebijaksanaan salah membedakan.
Dan oleh sebab itu menciptakan rintangan,
Tidak memahami pikirannya sendiri.

Jika tidak memahami pikiran sendiri,
Bagaimana bisa mengetahui jalan yang benar?
Berdasarkan pikiran yang terbingungkan,
Semua pandangan jahat meningkat.

Tidak melihat semua gejala kejadian sebagai yang kosong,
Selalu menderita kesakitan dari lahir dan mati,
Ini disebabkan oleh orang seperti itu,
Masih belum bisa menggunakan Mata Dharma yang murni.

Di masa lampau, Saya mengalami penderitaan,
Karena Saya tidak melihat Buddha.
Jadi, orang harus memurnikan Mata Dharma,
Dan melihat yang harus dilihat.

Jika orang bisa melihat sang Buddha,
Pikiran akan tanpa kemelekatan;
Orang seperti ini lalu bisa melihat,
Dharma yang diketahui sang Buddha.

Jika orang bisa melihat Satya-Dharma sang Buddha,
Maka dia dikatakan yang memiliki kebijaksanaan besar;
Orang ini memiliki mata yang murni,
Dan bisa mengamati dunia.

Tiada pandangan yang melihat,
Yang bisa melihat semua gejala kejadian;
Jika orang memiliki pandangan tentang gejala kejadian,
Ini tidak melihat apapun.

Sifat alami dari semua gejala kejadian,
Tiada asal mula dan tiada akhir.
Alangkah menakjubkan sang Maha Nayaka,
Yang telah terbangkitkan, dan membangkitkan yang lain.

Paramaprajna telah menjelaskan,
Dharma yang dicapai sang Tathagata.
Karena sekarang Kami telah mendengar darinya,
Bisa mengetahui sifat alami Buddha yang sesungguhnya.

Kemudian Viryaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Jika tinggal berdiam pada pembedaan,
Akan menghancurkan kemurnian mata;
Kebodohan, pandangan salah, meningkat,
Dan orang tidak akan pernah melihat Buddha.

Jika bisa mengerti yang salah,
Sebagaimana apa adanya, tanpa khayalan,
Dan mengetahui asal dari khayalan adalah kenyataannya sendiri,
Penglihatan orang pada sang Buddha akan menjadi murni.

Jika ada pandangan, ini adalah kekotoran
Karena ini bukanlah melihat yang sesungguhnya.
Melalui melenyapkan semua pandangan
Maka orang bisa melihat sang Buddha.

Menyebut gejala kejadian dalam penamaan duniawi
Orang secara salah menanggapi;
Dengan mengetahui dunia adalah yang seluruhnya tiada lahir,
Maka orang melihat dunia sebagaimana yang sesungguhnya.

Jika orang melihat dunia melalui penglihatan itu,
Kemudian merasakan bahwa cirinya bersifat duniawi,
Namun ciri-ciri itu tidak berbeda dari kenyataan yang sesungguhnya.
Ini dinamakan penglihatan yang sesungguhnya.

Jika orang melihat semua objek sebagai yang sama, tidak berbeda,
Dan tidak melakukan pembedaan di antaranya,
Penglihatan seperti ini terbebas dari khayalan;
Tanpa arus keluar, mencapai pembebasan.

Semua gejala kejadian yang berbeda,
Yang diungkapkan oleh Buddha,
Tidaklah mungkin dipahami,
Karena sifat alaminya adalah yang murni.

Sifat alami gejala kejadian adalah yang pada dasarnya murni,
Seperti ruang angkasa, tiada tanda.
Tiada apapun yang bisa dijelaskan dalam kata.
Begitulah orang bijaksana merenungkannya.

Berpisah dari pikiran tentang gejala kejadian,
Tidak bersenang-senang dalam semua gejala kejadian,
Tiada apapun yang untuk dikerjakan,
Maka orang bisa melihat sang Maha Muni.

Seperti yang dijelaskan Punyaprajna,
Inilah yang dinamakan Dia Yang Melihat Buddha.
Semua praktek adalah yang,
Kosong oleh sifat alaminya.

Kemudian Hitaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Sungguh langka sang Maha Vira,
Para Tathagata yang tidak terhitung,
Tanpa noda, pikiran-Nya bebas;
Terbebaskan sendiri, membebaskan yang lain.

Saya melihat sang Lampu Dunia,
Sebagaimana apa adanya, tanpa khayalan,
Karena yang telah menghimpun kebijaksanaan
Selama kalpa bisa melihat-Nya.

Perbuatan orang awam,
Seluruhnya cepat lenyap;
Namun Sifat alaminya seperti ruang angkasa,
Jadi dikatakan yang tanpa akhir.

Saat orang bijak mengatakan tentang yang tanpa akhir,
Ini masih tidak mengatakan apapun.
Karena sifat alami diri adalah yang tanpa akhir,
Keadaan seperti itu adalah yang tidak terbayangkan.

Di dalam yang dikatakan tanpa akhir,
Tiada makhluk hidup;
Memahami sifat alami gejala kejadian seperti ini,
Orang bisa melihat sang Maha Yasas.

Tiada pandangan adalah yang dinamakan penglihatan,
Tiada lahir adalah yang dinamakan makhluk;
Apakah pandangan atau makhluk,
Mengetahui itu adalah yang tiada sifat alami yang nyata,
Sang Resi membuang semua
Penglihatan dan objek penglihatan;

Melalui tidak menghancurkan kenyataan,
Orang seperti ini memahami sang Buddha.

Jika orang memahami sang Buddha,
Dan Dharma yang diucapkan sang Buddha,
Maka bisa menyinari dunia,
Seperti yang dilakukan sang Nishyanda Buddha.

Sang Samyaksambuddha dengan baik menunjukkan,
Jalan yang murni dari satu kebenaran;
Sang Viryaprajna Mahasattva,
Menjelaskan gejala kejadian yang tidak terhitung.
Apakah keberadaan atau tiada keberadaan,
Semua gagasan pikiran seperti itu dibuang.
Dengan begitu bisa melihat sang Buddha,
Dan tinggal berdiam di dharmadhatu.

Kemudian Jnanaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Setelah mendengar Dharma terunggul,
Saya menghasilkan cahaya kebijaksanaan,
Menyinari semua alam di sepuluh penjuru,
Melihat semua Buddha.

Tiada sesuatu sekecil apa pun yang ada;
Yang ada hanya nama sementara.
Dengan berpikir ada diri dan orang
Adalah memasuki jalan yang berbahaya.

Orang awam dengan cengkraman kemelekatannya,
Berpikir bahwa tubuh itu sungguh ada.
Sang Tathagata tidak melekat pada apapun;
Oleh karena itu mereka tidak pernah melihat-Nya.

Orang-orang seperti itu tidak memiliki mata kebijaksanaan;
Mereka tidak dapat melihat sang Buddha.
Berputar dalam lautan kelahiran-kematian,
Selama kalpa yang tidak terhitung jumlahnya.

Gagasan pikiran dikatakan kelahiran-kematian,
Sedangkan ketiadaan gagasan pikiran adalah Nirvana.
Kelahiran-kematian dan Nirvana
Tidaklah bisa dipahami.

Orang yang mengejar nama sementara,
Dan melekat pada dua gejala kejadian ini,
Tidak sesuai dengan kenyataan,
Tidak tahu jalan yang menakjubkan dari sang Muni.

Orang yang menghasilkan gagasan pikiran:
"Inilah Buddha, inilah yang paling unggul,"
Tertipu, ini bukanlah kebenaran yang sesungguhnya;
Oleh sebab itu, tidak bisa melihat sang Samyaksambuddha.

Orang yang memahami 'tubuh instisari sesungguhnya (Dharmakaya)',
Ciri diam-tenang dari 'kebenaran apa adanya (tathata)',
Maka bisa melihat sang Samyaksambuddha,
Melampaui ranah ucapan bahasa.

Gejala kejadian yang diungkapkan dalam kata,
Tidak bisa mengungkapkan ciri kenyataan yang sesungguhnya.
Hanya melalui 'meditasi ketenangan yang sunyi (śamatha)' orang bisa melihat,
Gejala kejadian, dan juga sang Buddha.

Para Samyaksambuddha dari masa lalu,
sekarang dan masa depan,
Memotong putus selamanya akar pembedaan,
Oleh karena itu, Mereka dikenal sebagai Buddha.

Kemudian Satyaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Lebih baik saya menderita di neraka,
Dan bisa mendengar nama Buddha,
Daripada menikmati kebahagiaan tanpa batas
Namun tidak mendengar nama Buddha.

Selama kalpa yang tak terhitung jumlahnya di masa lalu,
Menderita kesengsaraan dan celaka,
Berputar dalam kelahiran dan kematian,
Karena tidak mendengar nama Buddha.

Tidak tertipu oleh gejala kejadian,
Menyadarinya sebagaimana apa adanya,
Berpisah dari semua gejala kejadian yang berkondisi,
Inilah yang dinamakan Anuttara Samyaksambodhi.

Tidak berkondisi di masa sekarang,
Tidak juga di masa lampau dan masa depan;
Semua gejala kejadian tiada tanda;
Inilah Dharmakaya sang Buddha.

Jika dalam cara ini orang merenungkan,
Makna yang mendalam dari gejala kejadian,
Maka bisa melihat semua Buddha,
Dan tampilan yang sesungguhnya dari Dharmakaya.

Melihat apa yang sesungguhnya sebagai yang sesungguhnya,
Dan apa yang tidak sesungguhnya sebagai yang tidak sesungguhnya,
Pemahaman yang tertinggi seperti itu,
Adalah alasan untuk nama Buddha.

Buddhadharma tidak bisa disadari.
Memahami ini dinamakan menyadari Dharma.
Para Buddha mempraktekkan cara ini:
Tiada satupun gejala kejadian yang bisa dipahami.

Mengetahui yang satu menghasilkan yang banyak,
Dan yang banyak menghasilkan yang satu,
Menyadari semua gejala kejadian tiada dasar,
Dan hanya timbul dari percampuran.

Tiada pencipta atau ciptaan,
Gejala kejadian timbul dari gagasan pikiran.
Bagaimana bisa mengetahui itu begitu?
Karena selain ini tiada.

Semua gejala kejadian tiada menghuni,
Tanpa tempat tinggal yang tetap.
Para Buddha tinggal berdiam dalam keadaan ini,
Pada yang tertinggi, tidak tergoyahkan.

Kemudian Anuttaraprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Mahasattva yang tiada tanding,
Melenyapkan gagasan pikiran tentang makhluk hidup.
Tiada yang melampauinya;
Oleh sebab itu, Dia dinamakan Anuttara.

Keadaan yang dicapai oleh para Buddha
Diperoleh tanpa pembuatan dan tanpa pembedaan.
Yang kasar tiada keberadaan,
Dan begitu juga yang halus.

Keadaan dari praktik para Buddha
Melampaui bilangan.
Samyaksambodhi terpisah dari bilangan:
Inilah Dharma sejati dari para Buddha.

Cahaya sang Tathagata menyinari semua,
Menghilangkan kesuraman dan kegelapan.
Namun, cahaya ini tidak bersinar
Juga tidak tanpa sinar.

Tidak melekat pada gejala kejadian,
Tiada pikiran dan tiada noda.
Tiada menghuni, tiada tempat tinggal,
Yang tanpa rintangan adalah sifat alami gejala kejadian.

Dalam semua itu, tiada dua,
Juga tidak ada satupun.
Sang Bijaksana Besar yang melihat dengan baik,
Tinggal berdiam sesuai dalam kebenaran ini.

Dalam ketidakberadaan, tiada dua,
Juga tidak ada ketiadaan dua.
Triloka sepenuhnya kosong:
Ini adalah pemahaman para Buddha.

Orang awam, bingung dan tidak tercerahkan,
Atas bimbingan Buddha, datang tinggal di dalam Dharma.
Semua gejala kejadian tiada tempat tinggal.
Memahami ini, melihat dirinya sendiri.

Tidak ada tubuh, namun tubuh dibicarakan.
Tidak ada yang muncul, namun kemunculan diwujudkan.
ketiadaan tubuh dan penglihatan
Adalah tubuh Buddha yang tiada tanding.

Satyaprajna telah menjelaskan
Sifat alami dari Buddhadharma yang halus.
Orang yang mendengar Dharma ini
Akan mencapai mata yang murni.

Kemudian Acalaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Luar biasa pancaran sinar yang besar,
Dari sang Vira yang berani dan tiada tanding.
Dia muncul di dunia,
Demi menyelamatkan yang terperdaya.

Sang Buddha mengamati semua makhluk,
Dengan hati penuh belas kasih besar,
Melihat mereka yang di triloka,
Menderita berulang-ulang.

Kecuali sang Samyaksambuddha,
Sang guru yang dihormati, yang penuh kebajikan,
Tidak ada yang bisa menyelamatkan
Semua manusia dan dewa.

Jika para Buddha dan para Bodhisattva
Tidak muncul di dunia,
Tidak satu pun makhluk hidup
Akan mendapatkan kedamaian dan ketenangan.

Sang Bhagavan, sang Tathagata,
Sang Arhan Samyaksambuddha,
Muncul di dalam dunia,
Memberikan kebahagiaan kepada makhluk hidup.

Jika orang melihat sang Tathagata,
Itu adalah mendapatkan keuntungan besar;
Mendengar nama Buddha dan mengembangkan keyakinan,
Adalah menara bagi dunia.

Kami melihat para Bhagavan,
Sehingga memperoleh keuntungan yang besar;
Mendengar Dharma yang luar biasa ini,
Akan mencapai Bodhi.

Di masa lalu, para Bodhisattva,
Melalui kekuatan batin sang Buddha,
Mencapai mata kebijaksanaan yang murni,
Dan memahami keadaan para Buddha.

Sekarang kita melihat sang Nishyanda,
Dan keyakinan murni telah berlipat ganda.
Kebijaksanaan Buddha yang tidak terbatas
Tidak pernah bisa sepenuhnya diungkapkan.

Bahkan jika para Bodhisattva,
Seperti Paramaprajna, dan Saya, Acalaprajna,
Membabarkannya selama kalpa yang tidak terhitung,
Tidak pernah bisa sepenuhnya mengungkapkannya.



____________________________________________________________________
Lima Kumpulan (pañca-skandha). Makhluk hidup tersusun dari lima kumpulan: rūpa (bentuk), vedanā (perasaan), saṁjñā (tanggapan penglihatan/gagasan), saṁskāra (pembentukan pikiran), dan vijñāna (kesadaran). Yang pertama adalah benda berwujud dan empat lainnya adalah pikiran. Karena empat ini bukan benda berwujud, hanya ditampilkan dalam bahasa penamaan, pañca-skandha diringkas sebagai Nama dan Rupa. Skandha juga berarti yang menutupi atau menyembunyikan, dan pekerjaan tetap dari pañca-skandha adalah menyembunyikan Tathatā (kenyataan yang sesungguhnya) dari makhluk hidup.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sun May 19, 2019 1:33 pm, total 24 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Namah Sarvajnaya

Post by skipper Thu Nov 15, 2018 10:09 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra O3SvH7Z
Arya Avalokita Isvara



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra JMWy6tO
Padmakula

Bab 15
Dasavasa parivartah

Kemudian pada saat itu, Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva, di 'berdayakan (adhisthana)' oleh sang Buddha, memasuki 'konsentrasi yang bernama Teknik Tanpa Batas Dari Bodhisattva (Bodhisattvanantopayakosalya nama samadhim)'; Melalui kekuatan Samadhi itu, ada muncul di hadapannya para Buddha yang banyaknya seperti butiran debu dari seribu Buddhaksetra dari setiap sepuluh penjuru, melewati sistem dunia yang banyaknya seperti butiran debu dari seribu Buddhaksetra. Semua Buddha itu memiliki nama yang sama, yaitu Dharmaprajna. Mereka dimana-mana muncul dihadapannya, berkata kepada Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva : "Sadhu, Sadhu, Kulaputra, tentu sangat baik bahwa Anda bisa memasuki Bodhisattvanantopayakosalya Samadhi! Di setiap sepuluh penjuru, Kulaputra, para Buddha yang banyaknya seperti butiran debu dari seribu Buddhaksetra bersama-sama meng-adhisthana Anda dengan kekuatan batin Mereka, dan ini juga oleh kekuatan pranidhana masa lampau dari Vairocana Tathagata, juga oleh kekuatan akar kebajikan yang telah Anda praktekkan, bahwa Anda memasuki Samadhi ini, membisakan Anda mebabarkan Dharma, demi meningkatkan pengetahuan Buddha, memasuki dharmadhatu secara mendalam, memahami dengan baik alam-alam para makhluk hidup, tanpa rintangan memasuki apapun, tanpa halangan dalam semua kegiatan, mencapai upaya-kausalya yang tiada bandingan, memasuki intisari Sarvajnajnana, menyadari semua gejala kejadian, mengetahui semua indera, mampu mempertahankan dan menjelaskan semua Dharma, yaitu, menghasilkan 'sepuluh kediaman dari Bodhisattva (Bodhisattvadasavasa)'. Anda, Kulaputra, harus menerima kekuatan batin yang menakjubkan dari para Buddha untuk membabarkan Dharma ini!"

Kemudian pada saat itu, para Buddha memberikan kepada Dharmaprajna Bodhisattva pengetahuan yang tidak terhalang, pengetahuan yang tidak melekat, pengetahuan tidak terputus, pengetahuan yang tidak terperdaya, pengetahuan yang tidak membedakan, pengetahuan yang tanpa kesalahan, pengetahuan yang tidak terbatas, pengetahuan yang tiada tanding, pengetahuan yang tiada lalai, dan pengetahuan yang tidak bisa diambil. Mengapa begitu? Karena melalui kekuatan Samadhi ini, Dharma adalah seperti itu.

Kemudian pada saat itu, semua Buddha mengulurkan tangan kanan dan mengusap kepala Dharmaprajna Bodhisattva; Kemudian Dharmaprajna Bodhisattva bangkit dari Samadhi dan mengumumkan kepada para Bodhisattva, dengan berkata : "Kulaputra, tempat kediaman dari Bodhisattva sangatlah luas, luasnya seperti dharmadhatu dan ruang angkasa. Kulaputra, Bodhisattva tinggal berdiam di dalam rumah para Buddha dari masa lalu, sekarang, dan masa depan. Sekarang, Saya akan membabarkan tempat kediaman Bodhisattva. Ada, Kulaputra, sepuluh jenis tempat kediaman dari Bodhisattva yang para Buddha dari masa lalu, sekarang, dan masa depan telah jelaskan, sedang jelaskan, dan akan jelaskan. Apakah sepuluh itu?   Yaitu :

Kediaman dari pertama kali menghasilkan tekad.
Kediaman dari mempersiapkan dasar.
Kediaman dari praktek.
Kediaman dari kelahiran mulia.
Kediaman dari pencapaian upaya-kausalya.
Kediaman dari keadaan pikiran yang benar.
Kediaman dari yang tanpa kemunduran.
Kediaman dari usia muda yang murni.
Kediaman dari pangeran Dharma.
Kediaman dari abhiseka mahkota.

"Inilah yang dinamakan sepuluh kediaman dari Bodhisattva yang dijelaskan oleh para Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa depan."

"Kulaputra, apakah kediaman dari pertama kali menghasilkan tekad dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva melihat Bhagavan Buddha yang bentuk-rupa-Nya agung, yang tanda-tanda tubuh-Nya sempurna dan menyenangkan untuk dilihat, yang sulit di jumpai, dan yang kekuatan-Nya sangat besar; Atau melihat kekuatan batin-Nya, atau mendengar ramalan mencapai Bodhi, atau mendengar ajaran Dharma-Nya, atau melihat makhluk hidup yang mengalami penderitaan parah, atau mendengar Maha Vaipulya Buddhadharma dari sang Tathagata, lalu menghasilkan 'Pikiran Bodhi (Bodhicitta)' dan mencari 'Pengetahuan Yang Mengetahui Semua (Sarvajnajnana)'. "

“Bodhisattva membangkitkan tekad yang dikondisikan oleh sepuluh Dharma yang sulit didapatkan. Apakah sepuluh itu? Yaitu: pengetahuan tentang apa yang demikian dan yang bukan demikian; pengetahuan tentang akibat dari karma baik dan buruk; pengetahuan tentang indera yang unggul atau yang lebih rendah; pengetahuan tentang perbedaan dari berbagai jenis alam; pengetahuan tentang berbagai jenis pemahaman yang berbeda; pengetahuan tentang tujuan dari semua jalan; pengetahuan tentang semua dhyana, vimoksa, dan samadhi; pengetahuan tentang kehidupan masa lalu; pengetahuan tentang Mata Surga yang tanpa halangan; dan pengetahuan tentang seluruhnya mengakhiri arus keluar di tiga masa waktu. Inilah sepuluh itu.”

"Kulaputra, Bodhisattva harus menggiatkan pembelajaran sepuluh Dharma. Apakah sepuluh itu? Yaitu: rajin memberikan persembahan kepada para Buddha; senang tinggal berdiam di dalam dunia; membimbing para orang duniawi untuk melenyapkan karma buruk; terus-menerus mengajar dengan menggunakan Saddharma; memuji Dharma yang tiada tanding; mempelajari kebajikan Buddha; terlahir di hadapan para Buddha dan selalu diterima dalam perkumpulan majelis-Nya; dengan upaya-kausalya mengumumkan Samadhi yang hening-tenang; memuji pelepasan dari perputaran kelahiran dan kematian; menjadi tempat perlindungan bagi para makhluk yang menderita; Mengapa begitu? Demi memperluas pikiran Bodhisattva dalam Buddhadharma dan agar mampu memahami semua Dharma yang di dengar tanpa bergantung pada petunjuk."

“Kulaputra, apakah kediaman dari mempersiapkan dasar dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva menghasilkan sepuluh jenis pikiran terhadap semua makhluk hidup. Apakah sepuluh itu? Yaitu: Pikiran memberi manfaat; pikiran belas kasih yang besar; pikiran memberi kebahagiaan; pikiran memberi tempat tinggal yang damai; pikiran mengasihani; pikiran peduli; pikiran memberi perlindungan; pikiran mengenali ciri; pikiran bertindak sebagai guru; dan pikiran menjadi pemandu. Inilah sepuluh itu.”

“Kulaputra, Bodhisattva harus menggiatkan pembelajaran sepuluh Dharma. Apakah sepuluh itu? Yaitu: belajar dan mempraktekkan pengetahuan; senang dalam keheningan-tenang; berteman dekat dengan para bijaksana; berbicara halus dan menyenangkan; berbicara pada waktu yang tepat; tiada takut; memahami Dharma secara menyeluruh; bertindak sesuai dengan Dharma; menjauhi kebodohan dan khayalan; dan tinggal berdiam dengan damai dan tidak bergerak. Mengapa begitu? Demi meningkatkan belas kasih besar Bodhisattva terhadap semua makhluk hidup dan agar mampu segera memahami semua Dharma yang di dengar tanpa bergantung pada petunjuk."

“Kulaputra, apakah kediaman dari praktek dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva merenungkan semua gejala kejadian melalui sepuluh jenis praktek. Apakah sepuluh itu? Yaitu: Merenungkan semua gejala kejadian sebagai yang tidak abadi; semua gejala kejadian sebagai penderitaan; semua gejala kejadian sebagai yang kosong; semua gejala kejadian adalah yang tanpa diri; semua gejala kejadian tanpa ciptaan; semua gejala kejadian tanpa rasa; semua gejala kejadian tidak bisa disamakan dengan nama; semua gejala kejadian tanpa lokasi; semua gejala kejadian terpisah dari pembedaan; dan semua gejala kejadian tiada keberadaan. Inilah sepuluh itu.”

“Kulaputra, Bodhisattva harus menggiatkan pembelajaran sepuluh Dharma. Apakah sepuluh itu? Yaitu: merenungkan alam makhluk hidup, dharmadhatu, alam duniawi; merenungkan alam tanah, alam air, alam api, alam angin; merenungkan kamadhatu, rupadhatu, dan arupadhatu. Mengapa begitu? Demi menyebabkan pengetahuan Bodhisattva bersinar terang dan agar mampu segera memahami semua Dharma yang di dengar tanpa bergantung pada petunjuk."

“Kulaputra, apakah kediaman dari kelahiran mulia dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva lahir dari ajaran yang bijaksana dan menyempurnakan sepuluh Dharma. Apakah sepuluh itu? Yaitu: Tiada kemunduran; secara mendalam menghasilkan keyakinan murni di hadapan para Buddha; merenungkan gejala kejadian dengan teliti; secara menyeluruh mengetahui semua makhluk hidup, negara, dunia, perbuatan, ganjaran, kelahiran dan kematian, dan Nirvana. Inilah sepuluh itu.”

“Kulaputra, Bodhisattva harus menggiatkan pembelajaran sepuluh Dharma. Apakah sepuluh itu? Yaitu: mengetahui semua Dharma dari para Buddha masa lampau - masa depan - masa sekarang; mempraktekkan dan mengumpulkan semua Dharma dari para Buddha masa lampau - masa depan - masa sekarang; menyempurnakan semua Dharma  dari para Buddha masa lampau - masa depan - masa sekarang; dan mengetahui kesamaan semua Buddha. Mengapa begitu? Demi membuat kemajuan dalam masa lampau - masa depan - masa sekarang dan mendapatkan kesamaan pikiran (dengan Tathagata) dan agar mampu segera memahami semua Dharma yang di dengar tanpa bergantung pada petunjuk."

“Kulaputra, apakah kediaman dari pencapaian upaya-kausalya dari Bodhisattva? Semua akar kebajikan yang diolah oleh Bodhisattva adalah demi menyelamatkan semua makhluk hidup; menguntungkan semua makhluk hidup; membuat semua makhluk hidup bahagia; berbelas kasihan kepada semua makhluk hidup; membebaskan semua makhluk hidup; menyebabkan semua makhluk hidup terpisah dari semua bencana; menyebabkan semua makhluk hidup lolos dari penderitaan kelahiran dan kematian; menyebabkan semua makhluk hidup menghasilkan keyakinan murni; menaklukkan semua makhluk hidup; dan menyebabkan semua makhluk hidup masuk ke Nirvana.”

“Kulaputra, Bodhisattva harus menggiatkan pembelajaran sepuluh Dharma. Apakah sepuluh itu? Yaitu: mengetahui makhluk hidup yang tidak terbatas; mengetahui makhluk hidup yang tidak terhingga; mengetahui makhluk hidup yang tidak terhitung banyaknya; mengetahui makhluk hidup yang tidak terbayangkan; mengetahui bentuk-rupa makhluk hidup yang tanpa batas; mengetahui makhluk hidup yang tidak terukur; mengetahui makhluk hidup adalah yang kosong; mengetahui makhluk hidup tidak menciptakan apapun; mengetahui makhluk hidup tiada keberadaan; dan mengetahui makhluk hidup tiada sifat alami. Mengapa begitu? Demi menyebabkan pikiran meningkat dalam kebebasan, tanpa kemelekatan dan agar mampu segera memahami semua Dharma yang di dengar tanpa bergantung pada petunjuk."

“Kulaputra, apakah kediaman dari keadaan pikiran yang benar dari Bodhisattva? Pikiran Bodhisattva setelah mendengar sepuluh jenis gejala kejadian, berada dalam samadhi dan tidak bergerak. Apakah sepuluh itu? Yaitu: mendengar sang Buddha dipuji atau difitnah, pikiran berada dalam samadhi dan tidak bergerak terhadap Buddhadharma; mendengar Dharma dipuji atau difitnah, pikiran berada dalam samadhi dan tidak bergerak terhadap Buddhadharma; mendengar Bodhisattva dipuji atau difitnah, pikiran berada dalam samadhi dan tidak bergerak terhadap Buddhadharma; mendengar Praktek Bodhisattva dipuji atau difitnah, pikiran berada dalam samadhi dan tidak bergerak terhadap Buddhadharma; mendengar perkataan bahwa makhluk hidup adalah yang terbatas atau tidak terbatas, pikiran berada dalam samadhi dan tidak bergerak terhadap Buddhadharma; mendengar perkataan bahwa makhluk hidup adalah yang kotor atau bersih, pikiran berada dalam samadhi dan tidak bergerak terhadap Buddhadharma; mendengar perkataan bahwa makhluk hidup mudah dibebaskan atau sulit dibebaskan, pikiran berada dalam samadhi dan tidak bergerak terhadap Buddhadharma; mendengar perkataan bahwa dharmadhatu memiliki batas atau tanpa batas, pikiran berada dalam samadhi dan tidak bergerak terhadap Buddhadharma; mendengar perkataan tentang pembentukan atau peluruhan dharmadhatu, pikiran berada dalam samadhi dan tidak bergerak terhadap Buddhadharma; mendengar perkataan bahwa dharmadhatu ada atau tidak ada, pikiran berada dalam samadhi dan tidak bergerak terhadap Buddhadharma; Inilah sepuluh itu.”

“Kulaputra, Bodhisattva harus menggiatkan pembelajaran sepuluh Dharma. Apakah sepuluh itu? Yaitu: semua gejala kejadian adalah yang tiada tanda; semua gejala kejadian adalah yang tidak memiliki intisari; semua gejala kejadian adalah yang tidak bisa diolah; semua gejala kejadian adalah yang tiada keberadaan; semua gejala kejadian adalah yang tiada kenyataan yang sesungguhnya; semua gejala kejadian adalah yang kosong; semua gejala kejadian tiada sifat alami diri; semua gejala kejadian seperti khayalan; semua gejala kejadian seperti mimpi; semua gejala kejadian tiada perbedaan; Mengapa begitu? Demi menyebabkan pikiran meningkat dalam keadaan tanpa kemunduran dari anutpattikadharmaksanti dan agar mampu segera memahami semua Dharma yang di dengar tanpa bergantung pada petunjuk."

“Kulaputra, apakah kediaman dari yang tanpa kemunduran dari Bodhisattva? Pikiran Bodhisattva setelah mendengar sepuluh jenis gejala kejadian, teguh dan tidak mundur. Apakah sepuluh itu? Yaitu:  Mendengar bahwa ada atau tiada sang Buddha, pikirannya tidak mundur di dalam Buddhadharma; Mendengar bahwa ada atau tiada Dharma, pikirannya tidak mundur di dalam Buddhadharma; Mendengar bahwa ada atau tiada Bodhisattva, pikirannya tidak mundur di dalam Buddhadharma; Mendengar bahwa ada atau tiada praktek Bodhisattva, pikirannya tidak mundur di dalam Buddhadharma; Mendengar bahwa para Bodhisattva melalui prakteknya mencapai atau tidak mencapai pembebasan, pikirannya tidak mundur di dalam Buddhadharma; Mendengar bahwa ada atau tiada Buddha di masa lalu, pikirannya tidak mundur di dalam Buddhadharma; Mendengar bahwa akan ada atau tidak akan ada Buddha di masa depan, pikirannya tidak mundur di dalam Buddhadharma; Mendengar bahwa ada atau tidak ada Buddha di masa sekarang, pikirannya tidak mundur di dalam Buddhadharma; Mendengar bahwa pengetahuan Buddha adalah yang terbatas atau yang tidak terbatas, pikirannya tidak mundur di dalam Buddhadharma; Mendengar bahwa masa lalu - masa sekarang - masa depan adalah yang sama atau yang tidak sama, pikirannya tidak mundur di dalam Buddhadharma; Inilah sepuluh itu.”

“Kulaputra, Bodhisattva harus menggiatkan pembelajaran sepuluh Maha Vaipulya Dharma. Apakah sepuluh itu? Yaitu: menjelaskan bahwa satu adalah banyak; menjelaskan bahwa banyak adalah satu; tulisan sesuai dengan makna; makna sesuai dengan tulisan; ketidakberadaan adalah keberadaan; keberadaan adalah ketidakberadaan; tiada bentuk adalah bentuk; bentuk adalah tiada bentuk; tiada sifat alami adalah sifat alami; sifat alami adalah tiada sifat alami. Mengapa begitu? Demi meningkat maju hingga mampu terbebas dari semua gejala kejadian dan agar mampu segera memahami semua Dharma yang di dengar tanpa bergantung pada petunjuk."

“Kulaputra, apakah kediaman dari usia muda yang murni dari Bodhisattva? Bodhisattva tinggal berdiam di dalam sepuluh jenis 'perbuatan (karma)'. Apakah sepuluh itu? Yaitu: perbuatan tubuh yang tanpa kesalahan; perbuatan ucapan yang tanpa kesalahan; perbuatan pikiran yang tanpa kesalahan; mengambil kelahiran sesuai keinginan; mengetahui berbagai macam kecenderungan makhluk hidup; mengetahui berbagai macam pemahaman makhluk hidup; mengetahui berbagai macam alam makhluk hidup; mengetahui berbagai macam karma makhluk hidup; mengetahui pembentukan dan peluruhan dunia; pergi kemanapun dengan bebas melalui kekuatan batin; Inilah sepuluh itu.”

“Kulaputra, Bodhisattva harus menggiatkan pembelajaran sepuluh Dharma. Apakah sepuluh itu? Yaitu: mengetahui semua Buddhaksetra; menggerakkan semua Buddhaksetra; mempertahankan semua Buddhaksetra; mengamati semua Buddhaksetra; mengunjungi semua Buddhaksetra; bepergian melalui dunia-dunia yang tidak terhitung jumlahnya; menerima Buddhadharma yang tidak terhitung jumlahnya; menampilkan tubuh dengan perubahan wujud yang bebas; memancarkan suara yang besar dan meliputi semua; dan dalam satu 'kshana (kecepatan kilat)', melayani dan memberikan persembahan kepada para Buddha yang tidak terhitung jumlahnya. Mengapa begitu? Demi meningkat maju dalam upaya-kausalya dengan semua Dharma dan agar mampu segera memahami semua Dharma yang di dengar tanpa bergantung pada petunjuk."

“Kulaputra, apakah kediaman dari sebagai pangeran Dharma dari Bodhisattva? Bodhisattva dengan mahir mengetahui sepuluh jenis gejala kejadian. Apakah sepuluh itu? Yaitu: dengan terampil mengetahui bagaimana makhluk hidup mengalami kelahiran kembali; dengan terampil mengetahui asal mula dari penderitaan; dengan terampil mengetahui kekuatan kebiasaan yang berkelanjutan; dengan terampil mengetahui praktek upaya-kausalya; dengan terampil mengetahui Dharma yang tanpa batas; dengan terampil mengetahui semua sikap yang mulia; dengan terampil mengetahui perbedaan dunia; dengan terampil mengetahui peristiwa masa lalu dan masa depan; dengan terampil mengetahui bagaimana menjelaskan makna dari kebenaran biasa; dan dengan terampil mengetahui bagaimana menjelaskan makna dari kebenaran tertinggi; Inilah sepuluh itu.”

“Kulaputra, Bodhisattva harus menggiatkan pembelajaran sepuluh Dharma. Apakah sepuluh itu? Yaitu: upaya-kausalya dalam kedudukan sebagai Dharmaraja; aturan dari kedudukan sebagai Dharmaraja; tempat tinggal dari Dharmaraja; usaha dari Dharmaraja; perenungan Dharmaraja; abhiseka Dharmaraja; pemeliharaan dengan kekuatan Dharmaraja; keberanian Dharmaraja; ketenangan Dharmaraja; dan pujian Dharmaraja. Mengapa begitu? Demi meningkat maju dalam pikiran yang tanpa hambatan dan agar mampu segera memahami semua Dharma yang di dengar tanpa bergantung pada petunjuk."

“Kulaputra, apakah kediaman dari abhiseka mahkota dari Bodhisattva? Bodhisattva menyempurnakan sepuluh jenis pengetahuan. Apakah sepuluh itu? Yaitu: menggoncang dunia yang tidak terhitung jumlahnya; menyinari dunia yang tidak terhitung jumlahnya; menyokong dunia yang tidak terhitung jumlahnya; pergi ke dunia yang tidak terhitung jumlahnya; menghiasi dan memurnikan dunia yang tidak terhitung jumlahnya; mengajar makhluk hidup yang tidak terhitung jumlahnya; mengamati makhluk hidup yang tidak terhitung jumlahnya; mengetahui indera makhluk hidup yang tidak terhitung jumlahnya; menyebabkan makhluk hidup yang tidak terhitung jumlahnya berjuang memasuki Bodhi; menjinakkan dan menundukkan makhluk hidup yang tidak terhitung jumlahnya; Inilah sepuluh itu.”

“Kulaputra, tubuh Bodhisattva ini dan perbuatan tubuh-Nya, tampilan dari berbagai perubahan wujud dari kekuatan batin-Nya, pengetahuan masa lalu - masa depan - masa kini-Nya, pengembangan Buddhaksetra-Nya, keadaan pikiran-Nya, alam pengetahuan-Nya, semuanya itu tidak dapat diketahui. Bahkan Bodhisattva di tingkat Dharmaraja tidak dapat mengetahuinya.”

“Kulaputra, Bodhisattva harus menggiatkan pembelajaran sepuluh jenis pengetahuan Buddha. Apakah sepuluh itu? Yaitu: pengetahuan masa lampau - masa depan - masa sekarang; pengetahuan Buddhadharma; pengetahuan dharmadhatu yang tanpa halangan; pengetahuan dharmadhatu yang tanpa batas; pengetahuan yang memenuhi semua dunia; pengetahuan yang menyinari semua dunia; pengetahuan yang menyokong semua dunia; pengetahuan yang mengetahui semua makhluk hidup; pengetahuan yang mengetahui semua gejala kejadian; pengetahuan yang mengetahui semua Buddha yang tanpa batas; Mengapa begitu? Demi meningkat maju dalam pengetahuan tentang semua cara khusus pembebasan dan agar mampu segera memahami semua Dharma yang di dengar tanpa bergantung pada petunjuk."

Kemudian pada saat itu, disebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, disetiap sepuluh penjuru arah banyak dunia yang jumlahnya seperti banyaknya butiran debu di dalam sepuluh ribu Buddhaksetra bergoncang dalam enam cara, yaitu : bergetar, bergetar di semua wilayah, bergetar di semua wilayah di semua penjuru. Menaik, menaik di semua wilayah, menaik di semua wilayah di semua penjuru. Bergelombang, bergelombang di semua wilayah, bergelombang di semua wilayah di semua penjuru. Berguncang, berguncang di semua wilayah, berguncang di semua wilayah di semua penjuru. Bergemuruh, bergemuruh di semua wilayah, bergemuruh di semua wilayah di semua penjuru. Berdentam, berdentam di semua wilayah, berdentam di semua wilayah di semua penjuru.

Ada turun hujan bunga surga, bubuk candana surga, karangan bunga surga, wewangian surga, pakaian permata surga, dan perhiasan surga; Musik surga bermain spontan tanpa henti, dengan pancaran cahaya dan suara yang indah. Sama seperti di dunia ini diatas puncak gunung Sumeru di dalam istana Devendra, sepuluh tempat kediaman dijelaskan dengan menampilkan perubahan wujud ajaib, begitu juga hal yang sama terjadi di semua dunia.

Lagi, disebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, di setiap sepuluh penjuru arah, melewati banyak dunia yang jumlahnya seperti banyaknya butiran debu di dalam sepuluh ribu Buddhaksetra, ada datang para Bodhisattva yang jumlahnya seperti banyaknya butiran debu di dalam sepuluh ribu Buddhaksetra ke tempat ini, memenuhi sepuluh penjuru, Mereka berkata: “Sadhu, Sadhu, Kulaputra, sangat baik Anda membabarkan Dharma ini! Kami semua juga memiliki nama yang sama, Kebijaksanaan Dharma, dan ksetra tempat Kami berasal semuanya memiliki nama yang sama, Megha Dharma. Para Tathagata dari ksetra itu semuanya bernama Saddharma. Di dalam semua Buddhaksetra tempat kami berasal, Sepuluh Tempat Kediaman juga dibabarkan, dan perkumpulan majelis dan pengiringnya, kata dan ungkapannya semuanya juga sama seperti ini, tanpa tambahan atau pengurangan.”

"Kami, Kulaputra, menerima kekuatan batin sang Buddha, telah datang dan memasuki perkumpulan majelis ini untuk memberikan Anda kesaksian. Sama seperti yang ada di perkumpulan majelis ini, di semua dunia di seluruh sepuluh penjuru arah adalah juga begitu."

Kemudian Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru di seluruh dharmadhatu, mengucapkan syair-gatha ini :

Melihat tubuh yang indah dari sang Bijaksana Tertinggi,
Yang dilengkapi dengan hiasan tanda dan kemurnian,
Yang sangat terhormat dan jarang dijumpai,
Para Bodhisattva dengan berani membuat tekad pertama kali.

Melihat kekuatan batin besar yang tiada bandingnya,
Mendengar ramalan, dan mengingat Dharma,
Dan karena penderitaan yang tidak terbatas dari makhluk hidup,
Para Bodhisattva untuk pertama kali membuat tekad.

Mendengar para Tathagata dimana-mana dimuliakan tertinggi,
Yang telah menyempurnakan semua kualitas kebajikan,
Yang sama seperti ruang angkasa, tiada perbedaan,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Sebab dan akibat dari masa lalu - sekarang - masa depan dinamakan tempat.
Sifat alami diri dan gejala kejadian adalah yang tanpa tempat.
Ingin mengetahui kebenaran yang sesungguhnya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Dari masa lalu, masa depan, dan masa sekarang,
Semua karma yang baik atau buruk.
Ingin mengetahui selengkapnya yang tiada habisnya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Semua Dhyana, Vimoksa, dan Samadhi,
Yang kotor, yang murni, dan yang tidak terbatas jenisnya.
Ingin mengetahui semuanya, memasukinya, tinggal berdiam, dan keluar,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Sesuai dengan ketajaman atau ketumpulan indera para makhluk,
Kekuatan semangat mereka juga beranekaragam.
Ingin memahami dan mengetahui semua keanekaragamannya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Pemahaman makhluk hidup adalah yang beranekaragam,
Kecenderungan pikiran mereka masing-masing berbeda.
Ingin mengetahui semua kecenderungan yang tidak terbatas ini,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Alam makhluk hidup adalah yang berbeda-beda,
Dan semua dunia adalah yang tidak terbatas.
Ingin mengetahui zat dan sifat alaminya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Jalan dari semua perbuatan yang berkondisi,
Masing-masing memiliki tujuannya.
Ingin mengetahui sifat alaminya yang sesungguhnya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Para makhluk hidup di semua dunia,
Mengalir menurut karma mereka tanpa henti.
Ingin mencapai Mata Surga untuk melihat semuanya dengan jelas,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Dari semua yang ada di alam masa lalu,
Zatnya, sifat alaminya, dan tandanya sebagaimana apa adanya.
Ingin mengetahui kehidupan mereka sebelumnya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Kemunculan yang berkelanjutan dan kekuatan kebiasaan
Dari belenggu angan-angan khayalan dari semua makhluk hidup.
Ingin mengetahui sepenuhnya pada akhirnya menghabiskannya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Dari semua berbagai macam ajaran dan percakapan
Yang dibentuk oleh para makhluk hidup.
Ingin mengetahui kebenaran duniawi seperti itu,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Semua gejala kejadian melampaui ucapan.
Sifat alaminya adalah yang kosong, diam tenang, nirvana, tidak dihasilkan.
Ingin sepenuhnya memahami dan menembus maknanya yang sesungguhnya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Ingin mengguncang dunia-dunia di sepuluh penjuru,
Dan menggulingkan semua lautan besar,
Diberkahi dengan Maha Abhijna Bala dari semua Buddha,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Ingin memancarkan cahaya dari satu pori,
Yang menyeluruh menerangi ksetra yang tidak terhitung di sepuluh penjuru,
Dan oleh setiap sinar cahaya itu semuanya menjadi terbangkitkan,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Ingin banyak Buddhaksetra yang tidak terbayangkan,
Dibawa ditelapak tangan namun tanpa bergerak,
Mengetahui ini sama seperti khayalan ilusi,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Ingin para makhluk hidup dari ksetra yang tidak terbatas,
Meletakkannya di ujung rambut namun tidak terbatasi,
Mengetahui semua perwujudan tubuh dan tiada diri,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Ingin dengan sehelai rambut mengambil air laut,
Sampai semua Maha Samudra sepenuhnya kering,
Dan mengetahui dengan tepat berapa banyak tetes yang diperlukan.
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Mengurangi semua hingga menjadi butiran debu,
Dunia-dunia yang banyaknya tidak terbayangkan,
Ingin benar-benar jelas mengetahui jumlahnya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Dalam kalpa yang tidak terbatas di masa lalu dan masa depan,
Tanda-tanda pembentukan dan peluruhan semua dunia.
Ingin benar-benar memahami dan menghabiskan batas-batasnya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Dalam tiga masa waktu, semua Tathagata,
Semua Pratyekabuddha dan semua Sravakabuddha.
Ingin mengetahui Dharma mereka sepenuhnya tanpa terkecuali,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Semua dunia yang tanpa batas dan tidak terhitung,
Ingin dengan satu helai rambut mengangkat mereka,
Sepenuhnya memahami zat dan tanda mereka sebagaimana apa adanya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Lingkaran pegunungan yang tidak terbatas dan tidak terhitung jumlahnya
Ingin membuatnya masuk sepenuhnya ke dalam satu pori rambut,
Mengetahui besarnya mereka sebagaimana apa adanya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Dengan satu suara halus yang hening-tenang dan damai
Ingin berkhotbah sesuai dengan semua jenis  makhluk di sepuluh penjuru,
Dan menyebabkan semua memahami dengan jelas dan murni,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Segala sesuatu yang diucapkan oleh semua makhluk hidup
Mengungkapkannya dalam satu kata,
Ingin mengetahui sifat alami diri mereka,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Menghasilkan semua ucapan suara dunia
Menyebabkan semua orang menyadari kedamaian nirvana,
Ingin mencapai lidah yang menakjubkan seperti itu,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Semua dunia di sepuluh penjuru arah,
Dengan tanda-tanda pembentukan dan peluruhannya,
Ingin semua bisa melihat dan mengetahui bahwa itu dihasilkan dari gagasan pikiran,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Semua dunia di sepuluh penjuru arah,
Dipenuhi dengan para Tathagata.
Ingin mengetahui semua Dharma dari para Buddha itu,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Tubuh yang tidak terhitung dari perubahan wujud yang bervariasi,
Setara dengan banyaknya butiran debu di semua dunia,
Ingin sepenuhnya memahaminya bahwa itu muncul dari pikiran,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Di masa lalu, masa depan, dan sekarang,
Ada para Tathagata yang tidak terbatas, tidak terhitung jumlah-Nya,
Ingin dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua-Nya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Ingin menjelaskan satu ucapan Dharma,
Selama asamkhyeya kalpa tanpa habis-habisnya,
Dan namun setiap ungkapan dan artinya tidak sama,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Semua makhluk hidup di sepuluh penjuru,
Memiliki tanda perputaran kelahiran dan kematian,
Ingin dalam sekejap satu pikiran mengetahui semuanya,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Ingin dengan perbuatan dari tubuh, ucapan, dan pikiran,
Pergi ke mana pun di sepuluh penjuru tanpa halangan,
Dan memahami bahwa tiga masa waktu adalah yang kosong dan tiada,
Oleh sebab ini, para Bodhisattva pertama kali membuat tekad.

Setelah membangkitkan tekad Bodhi,
Mereka harus pergi ke semua ksetra di sepuluh penjuru,
Untuk memuliakan dan memberikan persembahan kepada semua Tathagata,
Oleh sebab itu mecapai Avaivartika.

Bodhisattva dengan berani mencari Jalan Buddha,
Tinggal berdiam dalam kelahiran dan kematian tanpa lelah,
Dan berkhotbah kepada orang lain agar mengikuti Dharma,
Oleh sebab itu mecapai Avaivartika.

Di dalam ksetra yang tanpa batas di sepuluh penjuru,
Di setiap itu bertindak sebagai Pemimpin Yang Terhormat.
Mengajarkan seperti ini kepada semua Bodhisattva,
Oleh sebab itu mecapai Avaivartika.

Yang Tertinggi, paling mulia, dan paling utama,  
Yang Mendalam, Dharma yang halus dan murni,    
Mendorong para Bodhisattva untuk mengajarkannya kepada orang-orang,                                                                
Oleh sebab itu, menjadi terpisah dari penderitaan.

Alam kemenangan yang tidak tergoyahkan,
Tiada bandingan di semua dunia,
Selalu memuji itu kepada para Bodhisattva,
Oleh sebab itu, menyebabkan mereka mencapai Avaivartika.

Buddha, sang Lokanatha yang berkekuatan besar,
Dipenuhi dengan semua kualitas kebajikan,
Membuat para Bodhisattva tinggal berdiam disini,
Dengan cara itu mengajar Mereka menjadi Yang Unggul.

Tempat para Buddha yang tidak terbatas dan tidak terhitung berdiam,
Berangkat ke sana mengunjungi-Nya.
Selalu bergabung dalam perkumpulan majelis para Buddha,
Oleh sebab itu mencapai Avaivartika.

Semua samadhi yang hening-tenang,
Dijelaskan sepenuhnya tanpa pengecualian,
Membabarkannya kepada para Bodhisattva,
Oleh sebab itu mencapai Avaivartika.

Menghancurkan roda kelahiran dan kematian,
Memutar roda Dharma yang murni dan indah,
Tidak melekati semua dunia,
Yang seperti ini adalah ajaran untuk Bodhisattva.

Semua makhluk hidup jatuh ke jalan jahat,
Terikat dan tertekan oleh penderitaan yang tidak terbatas.
Menjadi tempat perlindungan dan penyelamat mereka:
Adalah ajaran untuk Bodhisattva.

Demikianlah Kediaman dari pertama kali menghasilkan tekad dari Bodhisattva,
Dengan satu pikiran mencari Jalan Yang Tiada Tanding.
Sama seperti Dharma yang saya ucapkan,
Begitu juga Dharma dari semua Buddha.

Dalam kediaman kedua dari mempersiapkan dasar,
Para Bodhisattva harus memunculkan pikiran seperti ini:
"Semoga semua makhluk hidup yang di sepuluh penjuru arah,
Mengikuti Dharma dari para Tathagata.”

Pikiran memberi manfaat, menyayangi, menentramkan,
Pikiran mendirikan mereka dengan damai, mengasihi, dan menerima,
Pikiran melindungi makhluk hidup, menganggapnya sama dengan diri sendiri,
Pikiran tentang sebagai Guru Pembimbing.

Setelah tinggal berdiam dalam keadaan pikiran yang unggul ini,
Kemudian Mereka diarahkan belajar dan berlatih,
Selalu senang dalam meditasi yang benar dan hening-tenang,
Dan mendekati semua teman yang berkebajikan.

Berbicara halus dan menyenangkan, tanpa kasar.
Selalu berbicara pada waktu yang tepat dan juga tanpa takut.
Memahami makna dari Dharma dan bertindak dengan sesuai,
Menjauh dari ketidaktahuan dan kebingungan, pikiran tidak bergerak.

Begitulah pembelajaran awal dari Bodhisattvacarya.
Mereka yang dapat mempraktikkan perilaku ini adalah putra Buddha sejati.
Sekarang saya sudah menjelaskan apa yang harus dipraktekkan,
Para putra Buddha harus rajin belajar dengan cara ini.

Bodhisattva di Kediaman ketiga dari praktek,
Harus mengandalkan ajaran Sang Buddha untuk merenungkan dengan tekun
Semua gejala kejadian sebagai yang tidak abadi, penderitaan, dan yang kosong,
Tanpa diri atau perwujudan tubuh (pudgala), dan tanpa ciptaan.

Semua gejala kejadian tidak bisa dinikmati;
Mereka tidak memiliki nama seperti itu, dan tiada lokasi.
Mereka tanpa pembedaan, dan tidak nyata.
Orang yang merenungkan dalam cara ini disebut Bodhisattva.

Kemudian Mereka dibuat merenungkan alam makhluk hidup
Dan didorong untuk merenungkan dharmadhatu;
Semua perbedaan dunia yang beranekaragam,
Semua ini Mereka harus didorong untuk merenungkannya.

Di dunia sepuluh penjuru, dan ruang angkasa,
Seluruh tanah, air, api, dan angin,
Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu,
Mereka harus didorong untuk merenungkan semua ini.

Memeriksa setiap perbedaan dari alam-alam itu.
Zat dan sifat alaminya hingga menyeluruh.
Memperoleh ajaran seperti ini dan rajin mengolahnya,
Mereka kemudian disebut putra Buddha sejati.

Bodhisattva di kediaman keempat dari kelahiran mulia,
Terlahir dari semua ajaran yang bijaksana.
Sepenuhnya memahami semua keberadaan sebagai yang tiada,
Dia melampaui gejala kejadian dan lahir di dharmadhatu.

Keyakinannya pada Buddha adalah yang kukuh dan tidak dapat dihancurkan.
Merenungkan gejala kejadian sebagai yang diam dan nirvana, pikirannya damai.
Terhadap semua makhluk hidup, Dia sepenuhnya mengerti,
Bahwa sifat alami mereka kosong, dan tidak nyata.

Dunia, ksetra, karma, dan ganjaran,
Kelahiran, kematian, dan nirvana, adalah yang juga begitu.
Para putra Buddha yang merenungkan gejala kejadian dalam cara ini,
Adalah yang lahir dari Buddha dan disebut putra Buddha.

Semua Buddhadharma dari masa lalu,
Masa depan, dan masa sekarang,
Memahaminya, mengumpulkannya dan menyempurnakannya.
Dalam cara ini, pembelajarannya menjadi yang tertinggi.

Semua Tathagata dari masa lalu, masa depan, dan sekarang,
Bisa merenungkan semua-Nya sebagai yang sama,
Berbagai macam perbedaan tidak dapat ditemukan.
Orang yang merenungkan dalam cara itu, menembus tiga masa waktu.

Seperti sekarang Saya menyatakan dan memuji
Semua kualitas kebajikan dari kediaman keempat,
Jika orang mengandalkan Dharma dengan rajin mempraktekkannya,
Maka akan cepat menyelesaikan Anuttara Samyaksambodhi.

Selanjutnya, kediaman Kelima dari Bodhisattva,
Disebut Kediaman dari pencapaian upaya-kausalya.
Secara mendalam memasuki upaya-kausalya yang tanpa batas,
Dan menghasilkan karma kualitas kebajikan tertinggi.

Himpunan kualitas kebajikan yang dikembangkan oleh para Bodhisattva,
Adalah untuk menyelamatkan semua makhluk hidup.
Dengan pikiran terkonsentrasi, membantu dan melimpahkan kebahagiaan,
Dengan satu tujuan, oleh belas-kasihan, membebaskan mereka.

Demi semua makhluk, menghilangkan banyak kesulitan,
Memimpin mereka semua keluar dari keberadaan dan membahagiakan mereka,
Menaklukkan mereka semua tanpa kehilangan satupun,
Menyebabkan mereka dipenuhi kebajikan menuju Nirvana.

Semua makhluk hidup tidak terbatas,
Tidak terhingga, tidak terhitung, dan tak terbayangkan banyaknya.
juga tidak dapat diukur, atau dibandingkan.
Para Bodhisattva menerima Dharma ini dari Tathagata.

Para putra Buddha di Kediaman Kelima ini,
Menyempurnakan upaya-kausalya untuk menyelamatkan makhluk hidup.
Sang Bhagavan yang berpengetahuan besar, dengan semua kebajikan,
Membangkitkan Mereka dengan Dharma ini.

Kediaman keenam dari penyempurnaan pikiran yang benar.
Tiada kebingungan tentang sifat alami diri dari gejala kejadian.
Bermeditasi dengan perhatian yang benar dan terpisah dari pembedaan.
Semua dewa dan manusia tidak dapat mengganggunya.

Mendengar pujian atau fitnah kepada Buddha atau Buddhadharma,
Atau kepada para Bodhisattva dan perilaku yang Mereka praktekkan,
Atau bahwa makhluk hidup adalah yang terbatas atau tanpa batas,
Atau tercemar atau tidak tercemar, sulit atau mudah diselamatkan,
Atau dharmadhatu itu besar atau kecil, diciptakan atau dihancurkan,
Atau itu ada atau tidak ada, pikiran Mereka tidak bergerak.
Di masa lalu, masa depan, dan masa sekarang,
Pikiran Mereka yang cermat selalu pasti.

Bahwa semua gejala kejadian adalah yang tanpa ciri-ciri,
Tanpa zat, tanpa sifat alami diri, kosong dan tidak nyata,
Seperti ilusi, seperti mimpi, melampaui gagasan pikiran:
Mereka selalu senang mendengar ajaran seperti itu.

Para Bodhisattva di kediaman ketujuh dari yang tanpa kemunduran,
Tidak pernah mundur walaupun mendengar apapun,
Tentang Buddha, Dharma, atau Bodhisattva,
Apakah Mereka ada atau tidak, meloloskan diri atau tidak meloloskan diri,
Apakah ada atau tidak ada para Buddha,
Di masa lalu, masa depan, masa sekarang,
Apakah pengetahuan Buddha terbatas atau tidak terbatas,
Apakah masa lalu - masa depan - masa sekarang memiliki satu tanda atau beranekaragam,
Satu adalah banyak, banyak adalah satu,
Ungkapan sesuai dengan makna, makna sesuai dengan ungkapan;
Demikianlah itu terjadi secara saling bergantungan:
Inilah yang harus dijelaskan oleh Mereka yang tanpa kemunduran.

Apakah gejala kejadian memiliki tanda atau tidak,
Apakah gejala kejadian memiliki sifat alami atau tidak;
Berbagai macam perbedaan saling menggolongkannya:
Orang begitu mendengar ini, mencapai yang tertinggi.

Para Bodhisattva di Kediaman kedelapan dari usia muda yang murni,
Menyelesaikan tindakan dari tubuh, ucapan, dan pikiran,
Semuanya murni, dan tanpa kesalahan.
Mereka bebas mengambil kelahiran sesuai yang dikehendaki,
Dan mengetahui kecenderungan pikiran makhluk hidup,
Berbagai macam pemahaman mereka, yang masing-masing berbeda,
Dan setiap kualitas yang mereka miliki,
Dan Tanda-tanda penciptaan dan penghancuran ksetra di sepuluh penjuru,
Hingga dengan cepat memperoleh kekuatan batin yang menakjubkan,
Pergi ke mana saja sesuai dengan pikiran dalam sekejap,
Mendengar Dharma di hadapan para Buddha,
Dan memuji praktek Mereka tanpa lelah.
Memahami semua Buddhaksetra,
Menggoncang, menyokong, merenungkannya,
Pergi melampaui Buddhaksetra yang tidak terhitung,
Berkelana di dunia-dunia yang tidak terbatas,
Demi memeriksa Dharma yang tidak terhitung banyaknya;
Dengan bebas mengambil perwujudan tubuh sesuai keinginan,
Keterampilan berbicaranya meliputi semua tempat,
Saat melayani semua Buddha yang tidak terhitung jumlah-Nya.

Para Bodhisattva di Kediaman kesembilan dari pangeran Dharma,
Bisa melihat kelahiran berbeda-beda yang dialami para makhluk hidup;
Memahami penderitaan dan kebiasaan mereka,
Mengetahui Upaya-kausalya yang cocok untuk diterapkan.

Semua Dharma yang berbeda-beda, dan cara sikapnya,
Perbedaan dunia, masa lampau dan masa depan,
Kebenaran biasa dan tertinggi dari itu,
Semuanya diketahui tanpa kecuali.

Pendirian upaya-kausalya dari Dharmaraja,
Dan Dharma yang dibuat-Nya sesuai dengan posisi itu,
Istana Dharmaraja dan pintu masuknya,
Dan juga yang terlihat didalamnya,
Dharma abhiseka Mahkota Dharmaraja,
Dan kekuatan batin-Nya, adhisthana-Nya, keberanian-Nya,
Tempat istirahat-Nya, dan pujian kepada-Nya,
Dengan ini Mereka menggunakannya untuk mengajar para Dharmaputra.

Menjelaskan semua ini kepada mereka, yang tidak habis-habisnya,
Dan menyebabkan pikiran mereka menjadi tanpa kemelekatan.
Dengan memahami ini, dan mengolah perhatian yang benar,
Semua Buddha muncul di hadapan mereka.

Para putra Buddha sejati di Kediaman kesepuluh dari abhiseka mahkota,
Menyempurnakan Dharma yang paling tinggi.
Semua dunia yang tak terhitung jumlahnya di sepuluh penjuru,
Bisa dibuatnya berguncang, dan memancarkan cahaya yang menyinari seluruhnya.

Menyokong dan menjelajahi semuanya tanpa kecuali.
Sepenuhnya memurnikan dan menghiasi semuanya.
Mereka mengajar para makhluk hidup yang tidak terhitung jumlahnya,
Mengamati dan mengetahui indera mereka dengan lengkap.

Juga, membangunkan dan menundukkan para makhluk yang tidak terbatas.
Menyebabkan mereka semua cenderung menuju Maha Bodhi.
Mengamati seluruh dharmadhatu,
Pergi ke semua ksetra di sepuluh penjuru.

Perwujudan tubuh dan perbuatan Mereka disana,
Kekuatan batin dan perubahan wujud Mereka adalah yang tidak terukur.
Semua sulit dipahami.
Semua keadaan Buddhaksetra diseluruh tiga masa waktu,
Bahkan Pangeran Dharma tidak bisa mengerti.

Pengetahuan tiga masa waktu dari Dia Yang Melihat Semua,
Pengetahuan yang memahami semua Buddhadharma,
Pengetahuan Dharmadhatu yang tidak terhalang dan tidak terbatas,
Pengetahuan yang sepenuhnya mengisi semua dunia,
Pengetahuan yang menerangi dan menopang dunia,
Pengetahuan yang mengetahui semua kualitas makhluk hidup,
Dan Pengetahuan yang mengetahui Samyaksambodhi yang tanpa batas.
Sang Tathagata menjelaskannya terperinci penuh kepada mereka semua.
Dalam cara ini, semua Bodhisattva di Kediaman kesepuluh
Dilahirkan dari perubahan wujud dari Dharma sang Tathagata.
Praktek yang sesuai dengan kualitas kebajikan Mereka,
Tidak dapat dipahami oleh para dewa dn manusia.

Di masa lalu, masa depan, dan saat ini,
Tekad Mereka untuk mencari KeBuddhaan tidak memiliki batas.
Memenuhi semua ksetra di sepuluh penjuru,
Semuanya bertekad mencapai Sarvajnajnana.

Semua ksetra tidak memiliki batas;
Keadaan dari dunia dan makhluk hidup adalah juga begitu.
Ketidaktahuan, perbuatan, dan kecenderungannya masing-masing berbeda.
Berdasarkan itu, Mereka memunculkan niat untuk Bodhi.

Pikiran saat untuk pertama kali mencari Jalan Buddha,
Para makhluk biasa yang duniawi dan,
Bahkan yang dari dua kendaraan tidak bisa tahu seperti apa,
Apalagi praktek kebajikan yang lainnya!

Jika bisa mengangkat dengan sehelai rambut,
Semua dunia yang ada di sepuluh penjuru,
Orang bisa mengetahui para Putra Buddha ini,
Kemajuan Mereka pada kebijaksanaan Tathagata.

Jika bisa menghabiskan tetesan dengan sehelai rambut,
Air dari semua lautan besar di sepuluh penjuru,
Orang bisa mengetahui para Putra Buddha ini,
Praktek kebajikan Mereka dalam sekejap pikiran.

Jika bisa menghaluskan semua dunia menjadi debu,
Mengetahui jumlah setiap butirnya,
Orang seperti itu bisa melihat,
Jalan yang dilalui oleh para Putra Buddha ini.

Para Buddha dari masa lalu, masa depan, dan masa kini di sepuluh penjuru,
Semua Pratyekabuddha, dan Sravakabuddha,
Sepenuhnya dengan berbagai macam 'kekuatan kefasihan (pratibhanabala)',
Mengajarkan tentang pertama kali menghasilkan pikiran Bodhi.

Kebajikan dari menghasilkan tekad ini tidak dapat diukur;
Sepenuhnya mengisi semua alam makhluk hidup,
Kebijaksanaan yang sangat banyak, tidak bisa menghabiskannya dalam kata,
Apalagi semua praktek menakjubkan yang dilaksanakannya!”


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sat Jul 13, 2019 10:59 pm, total 45 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Mani Padme Hum

Post by skipper Sat Dec 08, 2018 3:55 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra ZRK3NzN
Aryavalokitesvara Bodhisattva



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra EXKewRC
Pundarika

Bab 16
Brahmacarya parivartah


Kemudian pada saat itu, Samyaksmrtih devaputra berkata kepada Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva : “Kulaputra, di semua dunia, para Bodhisattva yang mengikuti ajaran para Tathagata, mengenakan jubah yang diwarnai dan meninggalkan kehidupan rumah tangga untuk menjadi Pravrajita. Bagaimanakah Mereka mencapai kemurnian Brahmacarya dan, dari kedudukan sebagai Bodhisattva, selanjutnya mencapai Anuttara Samyaksambodhi?”

Kemudian pada saat itu, Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva berkata: "Ketika, Kulaputra, Bodhisattva Mahasattva melaksanakan Brahmacarya, Dia harus menggunakan sepuluh dharma sebagai landasan pemikirannya, dan merenungkannya dengan tepat."

"Yaitu : tubuh, perbuatan tubuh, ucapan, perbuatan ucapan, pikiran, perbuatan pikiran, Buddha, Dharma, Sangha, dan Sila. Mereka harus merenungkannya dalam cara ini : Apakah tubuh adalah Brahmacarya? Apakah karma tubuh adalah Brahmacarya? Apakah ucapan adalah Brahmacarya? Apakah perbuatan ucapan adalah Brahmacarya? Apakah pikiran adalah Brahmacarya? Apakah perbuatan pikiran adalah Brahmacarya? Apakah Buddha adalah Brahmacarya? Apakah Dharma adalah Brahmacarya? Apakah Sangha adalah Brahmacarya? Apakah Sila adalah Brahmacarya?"

"Jika tubuh adalah Brahmacarya, maka Brahmacarya tidak akan menjadi bagus, itu tidak akan menjadi Dharma, itu akan kotor, itu akan tidak murni, itu akan busuk, itu akan tidak bersih, itu akan menjijikkan, itu akan tidak terkendali, itu akan bercampur kotoran, itu akan menjadi mayat, itu akan mejadi tumpukan ulat-cacing."

"Jika karma tubuh adalah Brahmacarya, maka Brahmacarya akan menjadi berjalan, berdiri, duduk, berbaring, membungkuk, merentang, menatap ketas dan kebawah."

"Jika ucapan adalah Brahmacarya, maka Brahmacarya akan menjadi suara, nafas, dada, lidah, tenggorokan, bibir, hembus, hirup, sesak, lepas, keras, halus, jelas, tidak jelas."
 
"Jika karma ucapan adalah Brahmacarya, maka Brahmacarya akan menjadi sapaan, pertanyaan, penjelasan ringkas, penjelasan luas, penjelasan secara kiasan, penjelasan langsung, memuji, mengecam, mendefinisi, penjelasan yang sesuai dengan duniawi, penjelasan yang jelas."

"Jika pikiran adalah Brahmacarya, maka Brahmacarya akan menjadi tanggapan penglihatan, pengamatan, pembedaan, beranekaragam pembedaan, gagasan, beranekaragam gagasan, ingatan, beranekaragam ingatan, khayalan, dan mimpi."

"Jika karma pikiran adalah Brahmacarya, maka Brahmacarya akan menjadi ide, dingin, panas, lapar, haus, sakit, enak, sedih, gembira."

"Jika Buddha adalah Brahmacarya, maka apakah bentuk-rupa adalah Buddha? Apakah perasaan adalah Buddha? Apakah pikiran adalah Buddha? Apakah pembentukan gagasan adalah Buddha? Apakah kesadaran adalah Buddha? Apakah tanda adalah Buddha? Apakah sifat adalah Buddha? Apakah kekuatan batin adalah Buddha? Apakah karma adalah Buddha? Apakah buah ganjaran adalah Buddha?"

"Jika Dharma adalah Brahmacarya, maka apakah Nirvana adalah Dharma? Apakah yang tidak dilahirkan adalah Dharma? Apakah yang tiada kemunculan adalah Dharma? Apakah yang tidak terbayangkan adalah Dharma? Apakah yang tiada pembedaan adalah Dharma? Apakah yang tiada perbuatan adalah Dharma? Apakah yang tiada himpunan adalah Dharma? Apakah yang tiada kesesuaian adalah Dharma? Apakah yang tiada pencapaian adalah Dharma?"

"Jika Sangha adalah Brahmacarya, maka apakah yang menuju ke Srotapanna adalah Sangha? Apakah buah Srotapanna adalah Sangha? Apakah yang menuju ke Sakrdagamin adalah Sangha? Apakah buah Sakrdagamin adalah Sangha? Apakah yang menuju ke Anagamin adalah Sangha? Apakah buah Anagamin adalah Sangha? Apakah yang menuju ke Arhan adalah Sangha? Apakah buah Arhan adalah Sangha? Apakah tiga pengetahuan super adalah Sangha? Apakah enam kekuatan batin adalah Sangha?"

"Jika Sila adalah Brahmacarya, maka apakah tempat upasampada adalah Sila? Apakah bertanya tentang kemurnian adalah Sila? Apakah mengajarkan tingkah laku yang baik adalah Sila? Apakah mengucapkan 'Karmavachana (Bhiksu atau Bhikshuni mengucapkan pratimoksha dihadapan Sangha)' adalah Sila? Apakah 'Upadhyaya (Pembimbing)' adalah Sila? Apakah 'Acarya (Guru Batin)' adalah Sila? Apakah mencukur habis rambut adalah Sila? Apakah mengenakan jubah Kasaya adalah Sila? Apakah Pindapatra adalah Sila? Apakah mata pencaharian yang benar adalah Sila?"

"Setelah merenungkan dalam cara ini, jangan melekat pada tubuh, jangan melekat pada praktek, dan jangan tinggal berdiam dalam gejala kejadian. Masa lampau telah lenyap, masa depan belum tiba, masa sekarang adalah kosong. Tiada pelaku karma, tiada penerima ganjaran. Dunia ini tidak berpindah, dunia yang lain tidak berubah. Gejala kejadian apa diantara ini yang bisa dinamakan Brahmacarya? Dari mana datangnya Brahmacarya? Milik siapakah Brahmacarya? Apa zatnya? Oleh siapakah itu dilaksanakan? Apakah itu ada? Apakah itu tiada? Apakah itu berbentuk? Apakah itu tiada bentuk? Apakah itu perasaan? Apakah itu tiada perasaan?"

"Renungkanlah dalam cara ini, karena kenyataan dari Brahmacarya tidak bisa dipahami, karena gejala kejadian di masa lampau - masa depan - masa sekarang adalah yang seluruhnya kosong, karena pikiran tanpa kemelekatan, karena pikiran tanpa rintangan, karena bidang praktek adalah yang tiada duanya, dikarenakan oleh upaya-kausalya dari pembebasan, dikarenakan oleh menerima Dharma tanpa bentuk, dikarenakan oleh merenungkan Dharma tanpa bentuk, dikarenakan oleh mengetahui Buddhadharma adalah yang sama, dikarenakan oleh memenuhi semua kualitas Buddha, oleh sebab itu dinamakan Brahmacarya yang murni."

"Selanjutnya, ada sepuluh dharma yang harus diolah, yaitu : pengetahuan tentang apa yang demikian dan yang bukan demikian; pengetahuan tentang akibat dari karma masa lampau - sekarang - masa depan; pengetahuan tentang semua dhyana, vimoksa, dan samadhi; pengetahuan tentang indera yang unggul atau yang lebih rendah; pengetahuan tentang berbagai jenis pemahaman yang berbeda; pengetahuan tentang berbagai jenis alam; pengetahuan tentang tujuan dari semua jalan; pengetahuan tentang Mata Surga yang tanpa halangan; pengetahuan tentang kehidupan masa lalu yang tanpa halangan; dan pengetahuan tentang seluruhnya mengakhiri arus keluar. Renungkan setiap sepuluh kekuatan Tathagata ini, dalam setiap kekuatan ini ada makna yang tanpa batas. Orang harus bertanya tentang itu dan setelah mendengarnya, harus membangkitkan pikiran Maha Maitri Karuna dan mengamati para makhluk hidup tanpa meninggalkan mereka. Merenungkan Dharma tanpa berhenti, Mempraktekkan karma terunggul tanpa mencari hadiah, Memahami bahwa objek sama seperti mimpi, seperti khayalan, seperti pantulan, seperti gema, dan seperti perubahan wujud magis.”

"Jika para Bodhisattva bisa merenungkan dalam cara ini dan mempraktekkannya, Mereka tidak akan menimbulkan pemahaman yang mendua dalam semua gejala kejadian, semua kualitas Buddha akan dengan cepat terwujud dihadapan Mereka. Pada waktu pertama kali melahirkan pikiran (Bodhi), akan segera mencapai Anuttarasamyaksambodhi, akan mengetahui bahwa semua gejala kejadian hanyalah sifat alami diri dari pikiran, dan akan menyempurnakan Dharmakaya, dan memahami dengan tanpa bergantung pada petunjuk."


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Thu Feb 28, 2019 10:09 pm, total 9 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Mayura Kramte Svaha

Post by skipper Sun Feb 17, 2019 4:48 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra F1fZsWr
Aryavalokitesvara Bodhisattva



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra S5vyaJE
Nilotpala

Bab 17
Purvabodhicittotpada parivartah

Kemudian pada saat itu, Sakra Devendra berkata kepada Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva : “Kulaputra, berapa luas kebajikan yang dicapai ketika Bodhisattva pertama kali melahirkan pikiran kebangkitan?"

Kemudian pada saat itu, Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva berkata: "Dharma ini sangatlah mendalam, sulit dijelaskan, sulit diketahui, sulit dipahami, sulit dipercaya, sulit di alami, sulit dipraktekkan, juga, sulit ditembus, sulit dipikirkan, sulit diukur dan sulit dimasuki. Walaupun begitu, Saya, melalui kekuatan batin Buddha, akan menjelaskannya kepada Anda! Misalkan, Kulaputra, ada orang yang menyediakan semua kesenangan dari alat musik kepada semua makhluk hidup dalam asamkhyeya sistem dunia di penjuru timur selama satu kalpa, dan setelah itu, mengajar mereka menjaga lima sila dengan murni, dan juga melakukan hal yang sama ini di penjuru selatan, barat, utara, tengah, atas, dan bawah. Bagaimanakah, Kulaputra, pendapat Anda? Apakah kebajikan dari orang ini besar?"

Devendra berkata : "Kulaputra, hanya sang Buddha sajalah yang bisa mengetahui kebajikan orang ini. Tiada orang lain yang bisa mengukurnya."

Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva berkata: "Kulaputra, kebajikan dari orang ini, ketika dibandingkan dengan kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Bodhicitta, bahkan tidak mencapai seperseratus, atau seperseribu, atau seperseratusribu, atau sepersejuta, atau seperseratusjuta, atau sepermilyar, atau seperseratusmilyar, atau sepertriliun, atau seperseratustriliun, atau seperkuadriliun, atau seperkuintriliun darinya, kebajikan itu tidaklah sebanding dengan pecahan terkecil yang bisa dibayangkan dari kebajikan melahirkan Bodhicitta."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang menyediakan obat-obatan kepada semua makhluk hidup dalam sepuluh asamkhyeya sistem dunia selama seratus kalpa, dan setelah itu, mengajar mereka mempraktekkan sepuluh perbuatan baik, melayani mereka dalam cara yang sama seperti itu selama seribu kalpa, lalu, mengajar mereka tinggal berdiam didalam empat Dhyana selama seratus ribu kalpa, lalu, mengajar mereka tinggal berdiam di dalam empat pikiran yang tidak terukur (Catur-apramana-citta : Maitri-Karuna-mudita-upeksha) selama seratus juta kalpa, lalu, mengajar mereka tinggal berdiam di dalam empat Samadhi tanpa bentuk-rupa selama sepuluh milyar kalpa, lalu, mengajar mereka tinggal berdiam di dalam buah Srotapanna selama seratus milyar kalpa, lalu, mengajar mereka tinggal berdiam di dalam buah Sakrdagamin selama sepuluh triliun kalpa, lalu, mengajar mereka tinggal berdiam di dalam buah Anagamin selama kuadriliun kalpa, lalu, mengajar mereka tinggal berdiam di dalam buah Arhan selama kuintriliun kalpa, lalu, mengajar mereka tinggal berdiam di dalam jalan Pratyekabuddha. Bagaimanakah, Kulaputra, pendapat Anda? Apakah kebajikan dari orang ini besar?"

Devendra berkata : "Kulaputra, hanya sang Buddha sajalah yang bisa mengetahui kebajikan orang ini. Tiada orang lain yang bisa mengukurnya."

Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva berkata: "Kulaputra, kebajikan dari orang ini, ketika dibandingkan dengan kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Bodhicitta, bahkan tidak mencapai seperseratus, atau seperseribu, atau seperseratusribu, atau sepersejuta, atau seperseratusjuta, atau sepermilyar, atau seperseratusmilyar, atau sepertriliun, atau seperseratustriliun, atau seperkuadriliun, atau seperkuintriliun darinya, kebajikan itu tidaklah sebanding dengan pecahan terkecil yang bisa dibayangkan dari kebajikan melahirkan Bodhicitta. Mengapa begitu? Kulaputra, ketika para Buddha pertama kali melahirkan Bodhicitta, Mereka tidak melakukannya hanya demi menyediakan semua kesenangan kepada semua makhluk hidup dalam asamkhyeya sistem dunia di sepuluh penjuru selama seratus kalpa atau hingga seratus ribu nayuta juta kalpa. Mereka tidak melahirkan Bodhicitta hanya demi mengajar semua makhluk hidup menjaga lima Sila, atau hanya demi mengajar mereka tinggal berdiam didalam empat Dhyana, empat pikiran yang tidak terukur, dan empat Samadhi tanpa bentuk-rupa, atau hanya demi mengajar mereka mencapai buah Srotapanna, buah Sakrdagamin, buah Anagamin, buah Arhan, atau jalan Pratyekabuddha. Namun sesungguhnya Mereka melahirkan Bodhicitta adalah demi menyebabkan silsilah Tathagata tidak pernah putus, demi meliputi semua sistem dunia, demi membebaskan makhluk hidup di semua dunia, demi mengetahui pembentukan dan peluruhan semua dunia, demi mengetahui kekotoran dan kemurnian para makhluk di semua dunia, demi mengetahui kemurnian sifat alami diri di semua dunia, demi mengetahui kecenderungan, penderitaan, dan kebiasaan pikiran semua makhluk hidup, demi mengetahui dimana semua makhluk hidup mati dan lahir, demi mengetahui Upaya-kausalya yang sesuai dengan indera semua makhluk hidup, demi mengetahui kegiatan pikiran dari semua makhluk hidup, demi mengetahui pengetahuan semua makhluk hidup di masa lampau - sekarang - masa depan, dan demi mengetahui kesamaan dari semua alam Buddha."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang mampu dalam sekejap satu pikiran melewati asamkhyeya sistem dunia di penjuru timur, dan melakukan seperti itu dalam setiap sekejap pikiran selama asamkhyeya kalpa. Tiada yang mengetahui batas dari semua sistem dunia itu. Lalu, misalkan ada orang lain yang mampu dalam sekejap satu pikiran melewati semua sistem dunia yang dilewati oleh orang pertama tadi selama asamkhyeya kalpa, dan juga terus melewati banyak dunia selama asamkhyeya kalpa. Lalu, misalkan ada orang lain lagi dan yang lainnya lagi hingga yang kesepuluh, setiap orang itu mampu dalam sekejap satu pikiran melewati semua sistem dunia yang dilewati oleh orang sebelumnya selama asamkhyeya kalpa, dan juga terus melewati banyak dunia selama asamkhyeya kalpa. Lalu, misalkan ada orang yang sama seperti itu juga di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah. Kulaputra, di sepuluh penjuru ada seratus orang yang masing-masing dalam sekejap satu pikiran melewati semua sistem dunia yang dilewati oleh orang sebelumnya selama asamkhyeya kalpa, dan juga terus melewati banyak dunia selama asamkhyeya kalpa. Batas dari sistem-sistem dunia ini bisa diketahui, namun batas akar kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta tidak bisa diketahui. Mengapa begitu? Karena, Kulaputra, Bodhisattva tidak melahirkan Bodhicitta hanya demi mencapai pengetahuan dari pergi ke dunia-dunia yang terbatas; Mereka melahirkan Bodhicitta demi mengetahui semua dunia di sepuluh penjuru, yaitu, ingin mengetahui dunia yang indah adalah dunia yang kasar, dunia yang kasar adalah dunia yang indah, dunia yang menghadap atas adalah dunia yang menghadap bawah, dunia yang menghadap bawah adalah dunia yang menghadap atas, dunia yang kecil adalah dunia yang besar, dunia yang besar adalah dunia yang kecil, dunia yang lebar adalah dunia yang sempit, dunia yang sempit adalah dunia yang lebar, satu dunia adalah dunia yang banyaknya tidak terbayangkan, dunia yang banyaknya tidak terbayangkan adalah satu dunia, satu dunia memasuki dunia yang banyaknya tidak terbayangkan, dunia yang banyaknya tidak terbayangkan memasuki satu dunia, dunia yang kotor adalah dunia yang murni, dunia yang murni adalah dunia yang kotor; ingin mengetahui bahwa dalam ujung satu helai rambut ada semua dunia yang berbeda-beda sifat alaminya, dan dalam semua sistem dunia ada satu sifat alami di satu helai ujung rambut. ingin mengetahui dalam satu sistem dunia ada muncul semua sistem dunia; ingin mengetahui semua dunia adalah yang tanpa sifat alami diri; ingin dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua sistem dunia yang luas tanpa halangan; Oleh karena itu, Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui jumlah kalpa dari pembentukan dan peluruhan asamkhyeya sistem dunia di penjuru timur, dan melakukan seperti itu selama asamkhyeya kalpa. Tiada seorangpun yang bisa mengetahui batas dari jumlah kalpa itu. Lalu, misalkan ada orang kedua yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui jumlah kalpa yang diketahui oleh orang pertama tadi selama asamkhyeya kalpa. Dalam cara yang sama, teruskan ini sampai mencapai orang yang kesepuluh. Di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah adalah juga yang sama seperti itu."

"Kulaputra, batas jumlah kalpa dari pembentukan dan peluruhan dari asamkhyeya sistem dunia di sepuluh penjuru ini bisa diketahui, namun batas akar kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta tidak bisa diketahui. Mengapa begitu? Karena, Kulaputra, Bodhisattva tidak melahirkan Bodhicitta hanya demi mengetahui jumlah kalpa dari pembentukan dan peluruhan dari sistem dunia yang terbatas itu, Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta demi sepenuhnya mengetahui kalpa dari pembentukan dan peluruhan dari semua sistem dunia, lengkap tanpa sisa."

"Yaitu, mengetahui kalpa yang panjang adalah yang sama dengan kalpa yang pendek, dan kalpa yang pendek adalah yang sama dengan kalpa yang panjang; Satu kalpa adalah yang sama dengan kalpa yang tidak terhitung, dan kalpa yang tidak terhitung adalah yang sama dengan satu kalpa; Kalpa yang ada Buddha adalah yang sama dengan kalpa yang tanpa Buddha, dan kalpa yang tanpa Buddha adalah yang sama dengan kalpa yang ada Buddha; Dalam kalpa satu Buddha ada para Buddha yang banyaknya tidak terbayangkan, dan dalam kalpa para Buddha yang banyaknya tidak terbayangkan ada satu Buddha; Kalpa yang terbatas adalah yang sama dengan kalpa yang tidak terbatas, dan kalpa yang tidak terbatas adalah yang sama dengan kalpa yang terbatas; Kalpa yang berakhir adalah yang sama dengan kalpa yang tanpa akhir, dan kalpa yang tanpa akhir adalah yang sama dengan kalpa yang berakhir; Kalpa yang tidak terbayangkan banyaknya adalah yang sama dengan sekejap satu pikiran, dan sekejap satu pikiran adalah yang sama dengan kalpa yang tidak terbayangkan banyaknya; Semua kalpa memasuki yang bukan kalpa, dan yang bukan kalpa memasuki semua kalpa; Karena Mereka ingin dalam sekejap satu pikiran mengetahui kalpa dari pembentukan dan peluruhan dari semua sistem dunia di masa lampau - sekarang - masa depan, maka melahirkan 'Anuttarasamyaksambodhicitta (Pikiran Kebangkitan Sempurna Dan lengkap Yang Tiada Tanding)'. Inilah yang dinamakan 'Hiasan Ikrar Besar Dari Pertama kali Melahirkan Pikiran Kebangkitan, Pengetahuan Batin Semua Kalpa.'"

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui beranekaragam perbedaan pemahaman dari semua makhluk hidup di dalam asamkhyeya sistem dunia di penjuru timur, dan terus melakukan seperti itu dalam setiap sekejap pikiran selama asamkhyeya kalpa. Lalu, misalkan ada orang kedua yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua perbedaan pemahaman makhluk hidup yang diketahui oleh orang pertama tadi selama asamkhyeya kalpa, dan terus melakukan seperti itu selama asamkhyeya kalpa. Dalam cara yang sama, teruskan ini sampai mencapai orang yang kesepuluh. Di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah adalah juga yang sama seperti itu."

"Kulaputra, batas dari beranekaragam perbedaan pemahaman dari para makhluk hidup di sepuluh penjuru ini bisa diketahui, namun batas akar kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta tidak bisa diketahui. Mengapa begitu? Karena, Kulaputra, Bodhisattva tidak melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta hanya demi mengetahui pemahaman dari jumlah makhluk hidup tertentu yang terbatas, Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta demi sepenuhnya mengetahui beranekaragam perbedaan pemahaman dari semua makhluk hidup dari semua sistem dunia."

"Yaitu, Mereka ingin mengetahui perbedaan pemahaman yang tanpa batas, dan bahwa pemahaman dari satu makhluk hidup adalah yang sama dengan pemahaman dari para makhluk hidup yang tidak terhitung; ingin mencapai cahaya pengetahuan dari upaya-kausalya pembebasan yang sesuai dengan banyak perbedaan pemahaman yang tidak terbayangkan; ingin mengetahui seluruhnya setiap perbedaan pemahaman dalam lautan para mahkluk hidup, lengkap tanpa sisa; ingin mengetahui semua perbedaan pemahaman yang tanpa batas dari masa lampau - sekarang - masa depan, baik atau buruk; ingin mengetahui semua pemahaman yang sama dan yang tidak sama; ingin mengetahui semua pemahaman adalah satu pemahaman, dan satu pemahaman adalah semua pemahaman; ingin mencapai kekuatan pemahaman Tathagata; ingin mengetahui perbedaan antara pemahaman yang bisa dilampaui dan pemahaman yang tiada tanding, pemahaman yang memiliki sisa dan pemahaman yang tanpa sisa, pemahaman yang sebanding dan pemahaman yang tiada bandingan; ingin mengetahui perbedaan antara pemahaman yang bergantung dan pemahaman yang tanpa ketergantungan, pemahaman yang umum dan pemahaman yang tidak biasa, pemahaman yang terbatas dan pemahaman yang tiada batas, pemahaman yang membeda-bedakan dan pemahaman yang tidak membeda-bedakan, pemahaman yang baik dan pemahaman yang buruk, pemahaman duniawi dan pemahaman yang melampaui duniawi; ingin mencapai pengetahuan yang tanpa halangan dari pembebasan dari Tathagata tentang semua pemahaman yang halus, pemahaman yang besar, pemahaman yang tanpa batas, dan pemahaman keadaan yang sesungguhnya; ingin melalui upaya-kausalya yang tanpa batas mengetahui pemahaman yang murni dan pemahaman yang kotor, pemahaman yang luas dan pemahaman yang ringkas, pemahaman yang halus dan pemahaman yang kasar dari setiap mahkluk hidup di dalam semua alam mahkluk hidup di sepuluh penjuru; ingin mengetahui secara mendalam pemahaman rahasia, pemahaman upaya-kausalya, pemahaman yang membeda-bedakan, pemahaman yang spontan, pemahaman yang timbul sesuai dengan penyebab, pemahaman yang timbul sesuai dengan kondisi, dan jaring-jaring dari semua pemahaman; Demi mengetahui ini maka Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui perbedaan indera dari semua makhluk hidup di dalam asamkhyeya sistem dunia di penjuru timur, dan terus melakukan seperti itu dalam setiap sekejap pikiran selama asamkhyeya kalpa. Lalu, misalkan ada orang kedua yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua perbedaan indera yang diketahui oleh orang pertama tadi selama asamkhyeya kalpa, dan terus melakukan seperti itu selama asamkhyeya kalpa. Dalam cara yang sama, teruskan ini sampai mencapai orang yang kesepuluh. Di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah adalah juga yang sama seperti itu."

"Kulaputra, batas dari beranekaragam perbedaan indera dari para makhluk hidup di sepuluh penjuru ini bisa diketahui, namun batas akar kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta tidak bisa diketahui. Mengapa begitu? Karena, Kulaputra, Bodhisattva tidak melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta hanya demi mengetahui indera dari para makhluk di dalam jumlah dunia yang terbatas itu, Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta demi sepenuhnya mengetahui semua beranekaragam perbedaan indera dari semua makhluk hidup dari semua sistem dunia."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua beranekaragam kecenderungan dari semua makhluk hidup di dalam asamkhyeya sistem dunia di penjuru timur, dan terus melakukan seperti itu dalam setiap sekejap pikiran selama asamkhyeya kalpa. Lalu, misalkan ada orang kedua yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua beranekaragam kecenderungan yang diketahui oleh orang pertama tadi selama asamkhyeya kalpa, dan terus melakukan seperti itu selama asamkhyeya kalpa. Dalam cara yang sama, teruskan ini sampai mencapai orang yang kesepuluh. Di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah adalah juga yang sama seperti itu."

"Kulaputra, batas dari kecenderungan dari para makhluk hidup di sepuluh penjuru ini bisa diketahui, namun batas akar kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta tidak bisa diketahui. Mengapa begitu? Karena, Kulaputra, Bodhisattva tidak melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta hanya demi mengetahui kecenderungan dari jumlah makhluk hidup yang terbatas itu, Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta demi sepenuhnya mengetahui semua kecenderungan dari semua makhluk hidup dari semua sistem dunia, dan demi mengetahui jaring-jaring dari semua kecenderungan."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua beranekaragam upaya-kausalya dari semua makhluk hidup di dalam asamkhyeya sistem dunia di penjuru timur, dan terus melakukan seperti itu dalam setiap sekejap pikiran selama asamkhyeya kalpa. Lalu, misalkan ada orang kedua yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua beranekaragam upaya-kausalya yang diketahui oleh orang pertama tadi selama asamkhyeya kalpa, dan terus melakukan seperti itu selama asamkhyeya kalpa. Dalam cara yang sama, teruskan ini sampai mencapai orang yang kesepuluh. Di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah adalah juga yang sama seperti itu."

"Kulaputra, batas dari beranekaragam upaya-kausalya dari para makhluk hidup di sepuluh penjuru ini bisa diketahui, namun batas akar kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta tidak bisa diketahui. Mengapa begitu? Karena, Kulaputra, Bodhisattva tidak melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta hanya demi mengetahui beranekaragam upaya-kausalya dari para makhluk hidup dari jumlah dunia yang terbatas itu, Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta demi sepenuhnya mengetahui semua beranekaragam upaya-kausalya dari semua makhluk hidup dari semua sistem dunia, dan demi mengetahui jaring-jaring dari semua upaya-kausalya."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua beranekaragam perbedaan pikiran dari para makhluk hidup di dalam asamkhyeya sistem dunia di penjuru timur, dan terus melakukan seperti itu dalam setiap sekejap pikiran selama asamkhyeya kalpa. Lalu, misalkan ada orang kedua yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua beranekaragam perbedaan pikiran yang diketahui oleh orang pertama tadi selama asamkhyeya kalpa, dan terus melakukan seperti itu selama asamkhyeya kalpa. Dalam cara yang sama, teruskan ini sampai mencapai orang yang kesepuluh. Di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah adalah juga yang sama seperti itu."

"Kulaputra, batas dari beranekaragam perbedaan pikiran dari para makhluk hidup di sepuluh penjuru ini bisa diketahui, namun batas akar kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta tidak bisa diketahui. Mengapa begitu? Karena, Kulaputra, Bodhisattva tidak melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta hanya demi mengetahui beranekaragam pikiran dari jumlah makhluk hidup yang terbatas itu, Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta demi sepenuhnya mengetahui beranekaragam pikiran dari para makhluk hidup yang tanpa batas dari semua alam dari ruang angkasa dari Dharmadhatu, dan demi mengetahui jaring-jaring dari semua pikiran."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui beranekaragam perbedaan 'karma (perbuatan)' dari para makhluk hidup di dalam asamkhyeya sistem dunia di penjuru timur, dan terus melakukan seperti itu dalam setiap sekejap pikiran selama asamkhyeya kalpa. Tiada yang mengetahui batas dari beranekaragam perbedaan dari karma itu. Lalu, misalkan ada orang kedua yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua beranekaragam perbedaan karma yang diketahui oleh orang pertama tadi selama asamkhyeya kalpa, dan terus melakukan seperti itu selama asamkhyeya kalpa. Dalam cara yang sama, teruskan ini sampai mencapai orang yang kesepuluh. Di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah adalah juga yang sama seperti itu."

"Kulaputra, batas dari beranekaragam perbedaan karma dari para makhluk hidup di sepuluh penjuru ini bisa diketahui, namun batas akar kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta tidak bisa diketahui. Mengapa begitu? Karena, Kulaputra, Bodhisattva tidak melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta hanya demi mengetahui karma dari para makhluk hidup dari tempat yang terbatas itu, Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta demi sepenuhnya mengetahui karma dari semua makhluk hidup dari masa lampau - sekarang - masa depan, dan demi mengetahui jaring-jaring dari semua karma."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui beranekaragam penderitaan dari para makhluk hidup di dalam asamkhyeya sistem dunia di penjuru timur, dan terus melakukan seperti itu dalam setiap sekejap pikiran selama asamkhyeya kalpa. Tiada yang mengetahui batas dari beranekaragam perbedaan dari penderitaan itu. Lalu, misalkan ada orang kedua yang mampu dalam sekejap satu pikiran mengetahui semua perbedaan penderitaan yang diketahui oleh orang pertama tadi selama asamkhyeya kalpa, dan terus melakukan seperti itu selama asamkhyeya kalpa. Dalam cara yang sama, teruskan ini sampai mencapai orang yang kesepuluh. Di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah adalah juga yang sama seperti itu."

"Kulaputra, batas dari perbedaan penderitaan dari para makhluk hidup di sepuluh penjuru ini bisa diketahui, namun batas akar kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta tidak bisa diketahui. Mengapa begitu? Karena, Kulaputra, Bodhisattva tidak melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta hanya demi mengetahui penderitaan dari para makhluk hidup dari dunia yang terbatas itu, Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta demi sepenuhnya mengetahui semua perbedaan penderitaan dari semua makhluk hidup dari semua makhluk hidup di semua sistem dunia."

"Yaitu, Mereka ingin sepenuhnya mengetahui penderitaan yang ringan dan penderitaan yang berat, penderitaan dari tidur dan penderitaan dari bangun, beranekaragam perbedaan dalam penderitaan yang tidak terhitung dari semua makhluk hidup, dan beranekaragam kesadaran dan perenungan, dan memurnikan semua kotoran batin; ingin sepenuhnya mengetahui penderitaan yang berdasarkan pada ketidaktahuan dan penderitaan yang berhubungan dengan cinta, dan memotong putus semua belenggu penderitaan dalam semua alam makhluk; ingin sepenuhnya mengetahui semua penderitaan dari keserakahan, semua penderitaan dari kebencian, semua penderitaan dari kebodohan, dan semua penderitaan dari keserakahan - kebencian - kebodohan dalam ukuran yang sama, dan memotong putus akar dari semua penderitaan; ingin sepenuhnya mengetahui penderitaan dari diri, penderitaan dari milik diri, penderitaan dari keangkuhan diri, dan menjadi sepenuhnya sadar atas semua penderitaan; ingin sepenuhnya mengetahui penderitaan yang mendasar dan tambahan yang mengiringi yang timbul dari kesalahpahaman, dan enampuluh dua jenis pandangan yang timbul dari gagasan tentang keberadaan tubuh, untuk menundukkan semua penderitaan; ingin sepenuhnya mengetahui penderitaan dari selubung dan penghalang pikiran; Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta demi mengembangkan pikiran maha-karuna untuk menolong dan melindungi, demi memotong jaring dari semua penderitaan, dan menyebabkan sifat alami dari Sarvajña menjadi sepenuhnya termurnikan."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang yang dalam sekejap satu pikiran memberikan persembahan berbagai jenis makanan dan minuman unggul, dupa wangi dan bunga, pakaian, spanduk, panji, kanopi, payung, 'sangharama (kuil sangha)' dengan ruang yang sangat indah, tirai permata dan jaring pagar, simhasana yang terhiasi beranekaragam, dan juga semua jenis permata yang sangat indah kepada para Buddha yang tidak terhitung di penjuru timur dan juga semua makhluk hidup didalam sistem dunia yang tidak terhitung. Dengan hormat memuliakan, menyembah, memuji, membungkuk dan menatap-Nya terus tanpa henti selama asamkhyeya kalpa, dan juga mengajak para makhluk hidup lainnnya untuk membuat pemujaan seperti itu kepada para Buddha, dan setelah Parinirvana para Buddha itu, mendirikan Stupa kepada-Nya masing-masing, yang tinggi dan lebar, terbuat dari semua jenis permata dari dunia-dunia yang tidak terhitung, dengan beranekaragam hiasan, dengan patung rupa para Tathagata yang tidak terhitung di dalam setiap Stupa itu, dengan pancaran sinar yang menerangi sistem dunia yang tidak terhitung, terus melakukan seperti itu selama asamkhyeya kalpa;  Di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah adalah juga yang sama seperti itu. Bagaimanakah, Kulaputra, pendapat Anda? Apakah kebajikan dari orang ini besar?"

Devendra berkata : "Kulaputra, hanya sang Buddha sajalah yang bisa mengetahui kebajikan orang ini. Tiada orang lain yang bisa mengukurnya."

Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva berkata: "Kulaputra, kebajikan dari orang ini, ketika dibandingkan dengan kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Bodhicitta, bahkan tidak mencapai seperseratus, atau seperseribu, atau seperseratusribu, atau sepersejuta, atau seperseratusjuta, atau sepermilyar, atau seperseratusmilyar, atau sepertriliun, atau seperseratustriliun, atau seperkuadriliun, atau seperkuintriliun darinya, kebajikan itu tidaklah sebanding dengan pecahan terkecil yang bisa dibayangkan dari kebajikan melahirkan Bodhicitta."

"Selanjutnya, Kulaputra, kesampingkanlah persamaan tadi sementara. Misalkan ada orang kedua yang mampu dalam sekejap satu pikiran melakukan semua perbuatan berdana yang dilakukan oleh orang yang tadi dalam sistem dunia yang tidak terhitung, kepada para makhluk hidup disana, selama asamkhyeya kalpa. Misalkan orang ini terus melakukan seperti itu dalam setiap sekejap pikiran memberikan jumlah besar persembahan kepada para Tathagata yang tidak terhitung dan juga semua makhluk hidup didalam sistem dunia yang tidak terhitung. Lalu, misalkan ada orang ketiga hingga yang kesepuluh, yang masing-masing mampu dalam sekejap satu pikiran melakukan semua dana yang dilakukan oleh orang sebelumnya, dan melakukannya dalam setiap sekejap pikiran, memberikan persembahan yang tiada batas, tiada banding, tidak terhitung, tidak terduga, tidak terbayangkan, tidak terukur, tidak terkatakan, melampaui ungkapan yang tidak terkatakan kepada para Buddha yang tidak terbatas dan tidak dapat diungkapkan juga semua makhluk hidup di dalam banyak sistem dunia itu, selama asamkhyeya kalpa, dan setelah Parinirvana para Buddha itu, mendirikan Stupa kepada-Nya masing-masing, yang tinggi dan lebar, terbuat dari semua jenis permata dari dunia-dunia yang tidak terhitung, dengan beranekaragam hiasan, dengan patung rupa para Tathagata yang tidak terhitung di dalam setiap Stupa itu, dengan pancaran sinar yang menerangi sistem dunia yang tidak terhitung, terus melakukan seperti itu selama asamkhyeya kalpa; Di penjuru selatan, barat, utara, empat arah tengah, atas, dan bawah adalah juga yang sama seperti itu."

"Kulaputra, kebajikan ini juga, ketika dibandingkan dengan kebajikan dari Bodhisattva yang pertama kali melahirkan Bodhicitta, bahkan tidak mencapai seperseratus, atau seperseribu, atau seperseratusribu, atau sepersejuta, atau seperseratusjuta, atau sepermilyar, atau seperseratusmilyar, atau sepertriliun, atau seperseratustriliun, atau seperkuadriliun, atau seperkuintriliun darinya, kebajikan itu tidaklah sebanding dengan pecahan terkecil yang bisa dibayangkan dari kebajikan melahirkan Bodhicitta. Mengapa begitu? Kulaputra, Bodhisattva tidak melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta hanya demi memberikan persembahan kepada jumlah para Buddha yang tertentu, Mereka melahirkan Anuttarasamyaksambodhicitta demi memberikan persembahan kepada semua Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan yang tidak terbatas banyaknya, melampaui ungkapan yang tidak terkatakan, dari semua alam dari ruang angkasa dari Dharmadhatu di seluruh sepuluh penjuru."

"Setelah membangkitkan citta ini, menjadi mampu mengetahui pencapaian Samyaksambodhi hingga Nirvana dari semua Buddha dari masa lampau; mampu mempercayai akar kebajikan dari semua Buddha dari masa depan; Dan mampu mengetahui pengetahuan dan kebijaksanaan dari semua Buddha masa sekarang. Kebajikan dari para Buddha itu mampu diyakini, diterima, dipraktekkan, dicapai, diketahui, disaksikan, dan disempurnakan oleh para Bodhisattva ini. Mereka bisa menjadi sebanding dengan sifat alami yang sama dengan para Buddha. Mengapa begitu? Karena para Bodhisattva ini melahirkan citta demi menyebabkan silsilah Tathagata tidak pernah putus, demi meliputi semua sistem dunia, demi membebaskan makhluk hidup di semua dunia, demi mengetahui pembentukan dan peluruhan semua dunia, demi mengetahui kekotoran dan kemurnian para makhluk di semua dunia, demi mengetahui kemurnian dari kamadhatu-rupadhatu-arupadhatu di semua dunia, demi mengetahui kecenderungan, penderitaan, dan kebiasaan pikiran semua makhluk hidup, demi mengetahui dimana semua makhluk hidup mati dan lahir, demi mengetahui Upaya-kausalya yang sesuai dengan indera semua makhluk hidup, demi mengetahui kegiatan pikiran dari semua makhluk hidup, demi mengetahui pengetahuan semua makhluk hidup di masa lampau - sekarang - masa depan, dan demi mengetahui kesamaan dari semua alam Buddha. Karena telah membangkitkan Bodhicitta, Mereka selalu diingat oleh semua Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan, dan akan mencapai Anuttarasamyaksambodhi dari semua Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan. Mereka akan diberikan Saddharma dari semua Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan, dan akan mencapai kesamaan sifat alami dari semua Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan. Setelah mempraktekkan Dharma yang membantu sang jalan yang digunakan oleh semua Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan, mencapai kekuatan dan keberanian dari semua Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan, dan menghiasi diri Mereka dengan kualitas unik dari semua Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan, Mereka akan sepenuhnya mencapai pengetahuan dan kebijaksanaan dari menjelaskan Dharma dari semua Buddha di dharmadhatu."

"Mengapa begitu? Karena melalui membangkitkan Bodhicitta ini, Mereka akan mencapai keBuddhaan. Ketahuilah bahwa Orang seperti itu adalah yang sama dengan semua Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan, yang oleh karena itu, sama dengan tingkat dari semua Buddha Tathagata dari masa lampau-sekarang-masa depan, yang oleh karena itu, sama kebajikannya dengan yang dari semua Buddha Tathagata dari masa lampau-sekarang-masa depan, dan mencapai pengetahuan yang sesungguhnya dari kesamaan tertinggi dari satu tubuh dan tubuh yang tidak terbatas dari para Tathagata."

"Segera setelah membangkitkan Bodhicitta, orang dipuji secara serentak oleh semua Buddha dari sepuluh penjuru, segera setelah itu, menjadi mampu menjelaskan Dharma, mengajar, mengubah, mengatur, dan menaklukkan semua makhluk di semua sistem dunia, segera setelah itu, mampu mengguncang semua sistem dunia, segera setelah itu, mampu menyinari semua sistem dunia, dan segera setelah itu, mampu melenyapkan kesakitan dari keadaan penderitaan di semua sistem dunia, dan segera setelah itu, mampu menghiasi dan memurnikan semua ksetra, dan segera setelah itu, mampu mewujudkan pencapaian keBuddhaan di semua sistem dunia, dan segera setelah itu, mampu menyebabkan semua makhluk hidup bergembira, dan segera setelah itu, mampu memasuki sifat alami dari semua dharmadhatu, dan segera setelah itu, mampu mempertahankan silsilah semua Buddha, dan segera setelah itu, mampu mencapai cahaya kebijaksanaan dari semua Buddha."

"Bodhisattva yang baru saja membangkitkan Bodhicitta ini tidak memperoleh apapun di masa lampau-sekarang-masa depan, yaitu, apakah Buddha, atau Buddhadharma; Bodhisattva atau Bodhisattvadharma; Pratyekabuddha atau Dharma dari Pratyekabuddha; Sravaka atau Dharma dari Sravaka; Dunia atau segala sesuatu di dunia; Melampaui dunia atau segala sesuatu yang melampaui dunia; Makhluk hidup atau segala sesuatu dari makhluk hidup. Sang Bodhisattva hanya mencari Sarvajnajnana dan tiada pikiran yang melekat pada apapun."

Kemudian pada saat itu, disebabkan oleh kekuatan sang Buddha, sistem dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh ribu Buddhaksetra di setiap sepuluh penjuru semuanya berguncang dalam enam cara, yaitu : bergetar, bergetar di semua wilayah, bergetar di semua wilayah di semua penjuru. Menaik, menaik di semua wilayah, menaik di semua wilayah di semua penjuru. Bergelombang, bergelombang di semua wilayah, bergelombang di semua wilayah di semua penjuru. Berguncang, berguncang di semua wilayah, berguncang di semua wilayah di semua penjuru. Bergemuruh, bergemuruh di semua wilayah, bergemuruh di semua wilayah di semua penjuru. Berdentam, berdentam di semua wilayah, berdentam di semua wilayah di semua penjuru. Lalu, menurunkan hujan bunga surga, wewangian, dupa, karangan bunga, jubah, permata, dan perhiasan. Musik surga dimainkan dan memancarkan sinar surga dan suara surga.

Kemudian pada saat itu, disetiap dari sepuluh penjuru, melampaui sistem dunia yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh Buddhaksetra, ada para Buddha yang banyaknya seperti butiran debu  di dalam sepuluh ribu Buddhaksetra, yang semuanya bernama Dharmaprajna. Mereka semua mewujudkan tubuh muncul dihadapan Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva, dan berkata : "Sadhu, Dharmaprajna, sadhu, bahwa sekarang Anda mampu menjelaskan Dharma ini; Kami para Buddha di setiap sepuluh penjuru yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh ribu Buddhaksetra juga menjelaskan Dharma ini. Semua Buddha mengajar dalam cara ini. Saat Anda menjelaskan Dharma ini, ada para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di dalam sepuluh ribu Buddhaksetra yang membangkitkan Bodhicitta. Sekarang Kami memberikan kepada Mereka ramalan pencapaian Bodhi, bahwa di masa depan, melampaui seribu kalpa yang tidak terbatas dan tidak terkatakan, di dalam kalpa yang sama, Mereka akan mencapai Buddhatva dan muncul di dunia, semuanya akan bernama Vimalacitta, sang Tathagata Arhan Samyaksambuddha. Sistem dunia yang Mereka huni masing-masing berbeda. Kami semua akan melindungi Dharma ini agar semua Bodhisattva dimasa depan yang belum pernah mendengar ini bisa mendengarnya."

Saat Dharma ini diucapkan diatas puncak gunung Sumeru di dalam sistem dunia Saha ini, di dalam empat benua dibawah antariksa, menyebabkan semua makhluk hidup mendengarnya dan menerimanya. Begitu juga diseluruh sepuluh penjuru, di dalam ratusan dari ribuan dari jutaan nayuta yang tidak terhitung, yang sangat banyak, yang tanpa batas, yang tanpa bandingan, yang tidak terkira, yang tidak dapat diperhitungkan, yang tidak terbayangkan, yang tidak terukur, yang tidak dapat diungkapkan dari banyak sistem dunia yang ada di seluruh ruang angkasa dari dharmadhatu, Dharma ini juga diucapkan untuk mengajar dan mengubah para makhluk hidup. Semua yang menjelaskan Dharma ini bernama Dharmaprajna.

Disebabkan oleh kekuatan batin para Buddha; Disebabkan oleh kekuatan pranidhana para Bhagavan; Demi mengungkapkan Buddhadharma; Demi menyinari semua dengan cahaya pengetahuan; Demi menjelaskan Dharma; Demi menyebabkan para makhluk menyadari sifat alami gejala kejadian; Demi menyebabkan semua perkumpulan majelis bergembira; Demi mengungkapkan dasar sebab-musabab dari Buddhadharma; Demi mencapai kesamaan dengan semua Buddha; Demi memahami yang tiada mendua dari dharmadhatu; Mereka mengucapkan Dharma seperti ini.

Kemudian pada saat itu, Dharmaprajna Bodhisattva mengamati seluruh perkumpulan majelis di semua ksetra di sepuluh penjuru di seluruh alam ruang angkasa, dan karena Dia ingin menyempurnakan para makhluk hidup, ingin memurnikan semua ganjaran karma, ingin mengungkapkan dharmadhatu, ingin mencabut habis akar kekotoran batin, ingin meningkatkan keyakinan besar dan pemahaman, ingin menyebabkan semua mengetahui indera dari para makhluk hidup yang tidak terbatas, ingin menyebabkan semua mengetahui kesamaan dari gejala kejadian masa lampau-sekarang-masa depan, ingin menyebabkan semua merenungkan Nirvanadhatu, dan karena ingin meningkatkan akar kebaikan yang murni dari dirinya, Dia, melalui kekuatan sang Buddha, mengucapkan syair-gatha ini :

Demi menguntungkan dunia, Bodhisattva membangkitkan Maha Citta.
Citta ini meliputi dimana-mana diseluruh sepuluh penjuru:
Makhluk hidup, ksetra, gejala kejadian dari masa lampau-sekarang-masa depan,
Juga, lautan tertinggi dari para Buddha dan Bodhisattva.

Hingga batas dari ruang angkasa, setara dengan dharmadhatu,
Dan semua sistem dunia yang ada didalamnya.
Sesuai dengan Buddhadharma, Dia pergi ke semuanya.
Dengan cara ini membangkitkan Citta tanpa pernah mundur.

Dia dengan belas-kasih memperhatikan makhluk hidup, tanpa meninggalkan mereka.
Menjauhkan kesengsaraan dan bahaya, menguntungkan semuanya.
Cahaya-Nya menyinari dunia, sebagai tempat berlindung;
Dilindungi oleh dasa-bala yang tidak terbayangkan.

Memasuki semua ksetra di sepuluh penjuru,
Mewujudkan semua jenis bentuk-rupa.
Sesuai dengan kebajikan dan pengetahuan para Buddha yang tidak terbatas,
Dia mengolah sebab yang tepat, tanpa kemelekatan.

Ada ksetra yang menghadap ke atas, menyamping atau menghadap ke bawah,
Kasar, halus, lebar dan luas, jenisnya tidak terbatas.
Bodhisattva yang pertama kali melahirkan pikiran tertinggi,
Mampu pergi ke semua itu tanpa halangan.

Praktek tertinggi dari Bodhisattva adalah yang tidak terkatakan.
Dia mengolah semuanya tanpa tinggal berdiam di mana pun.
Melihat semua Buddha dan selalu bahagia.
Dan dimana-mana memasuki lautan Dharma yang mendalam.

Mengasihani para makhluk yang hidup di dalam panca-gati,
Menyebabkan mereka melenyapkan kekotoran batin dan menjadi sepenuhnya murni.
Meneruskan silsilah para Buddha tanpa terputus,
Menghancurkan istana mara tanpa sisa.

Tinggal berdiam di dalam kesamaan sifat alami dari Tathagata.
Dengan terampil mengolah upaya-kausalya yang unggul.
Mengembangkan cita-cita untuk alam Buddhatva,
Mahkotanya di abhiseka oleh para Buddha, pikirannya tanpa kemelekatan.

Ingat membalas kebaikan para Maha Purusa,
Pikirannya seperti Vajra, tidak bisa dihancurkan.
Mampu dengan jelas memahami perbuatan para Buddha,
Dan secara spontan mempraktekkan Bodhicarya.

Perbedaan pikiran dari berbagai jenis alam para makhluk adalah yang tidak terbatas.
Karma, hasil, dan pikiran mereka juga bukan dari satu jenis.
Segala sesuatunya hingga berbagai macam perbedaan indera dan sifat alaminya,
Semua itu dengan jelas terlihat ketika Maha Citta dibangkitkan.

Pikirannya menjangkau jauh, sama luasnya dengan dharmadhatu,
Tanpa ketergantungan, tidak berubah, seperti ruang angkasa.
Bertujuan ke kebijaksanaan Buddha, tanpa melekati apapun,
Dan memahami 'batas kenyataan (bhutakoti)', tanpa pikiran membeda-bedakan.

Mengetahui pikiran makhluk hidup, tanpa gagasan tentang makhluk hidup,
Memahami semua gejala kejadian tanpa gagasan tentang gejala kejadian,
Meskipun ada perbedaan, namun semuanya terbebas dari perbedaan,
Saat Dia melakukan perjalanan ke semua jutaan nayuta ksetra.

Dengan harta Dharma yang menakjubkan dari para Buddha yang tidak terbatas,
Mengikutinya, merenungkannya, dan mampu memasukinya semua,
Mengetahui semua indera dan perbuatan dari semua makhluk hidup,
Yang telah mencapai kediaman ini adalah sama seperti Bhagavan.

Selalu sesuai dengan Ikrar besar yang murni,
Senang memberikan persembahan kepada para Tathagata tanpa mundur.
Para dewa dan manusia tidak pernah bosan melihatnya.
Para Buddha selalu memperhatikan dan melindunginya.

Pikirannya murni dan tidak bergantung pada apa pun.
Meskipun merenungkan Dharma yang mendalam, tidak melekatinya.
Dengan bermeditasi seperti ini selama kalpa tanpa batas
Tanpa kemelekatan di masa lampau-sekarang atau masa depan.

Pikirannya kukuh dan tidak bisa dikalahkan.
Dia menuju ke arah Bodhi Buddha tanpa halangan.
Teguh mencari Jalan Yang Menakjubkan, menyingkirkan ketidaktahuan,
Melakukan perjalanan ke seluruh dharmadhatu tanpa kenal lelah.

Dia mengetahui gejala kejadian dari ucapan dan nama semuanya adalah yang kosong dan tiada.
Hanya memasuki Tathātā, memotong putus pemahaman yang salah.
Dengan sesuai merenungkan keadaan semua Buddha,
Dan menembus tiga masa waktu dengan pikiran yang tanpa halangan.

Sang Bodhisattva yang pertama kali membangkitkan Maha Citta,
Segera dapat melakukan perjalanan ke semua ksetra di sepuluh penjuru.
Pintu Dharma yang tidak terbatas dan tidak terbayangkan,
Melalui cahaya pengetahuannya, menerangi itu dengan jelas.

Belas kasih besarnya yang menyebrangkan banyak makhluk adalah yang tiada tanding.
Kebaikannya meliputi dimana-mana, sama seperti ruang angkasa,
Namun Dia tidak membeda-bedakan para makhluk hidup.
Dengan kemurnian seperti ini, melakukan perjalanan di dunia.

Menentramkan semua makhluk hidup di sepuluh penjuru.
Semua yang Dia lakukan adalah yang benar dan asli.
Selalu dengan pikiran yang murni dan tidak menggunakan ucapan yang salah,
Dan terus-menerus dibantu dan dilindungi oleh semua Buddha.

Dia sepenuhnya mengingat segala sesuatu di masa lalu,
Dan melihat segalanya di masa depan;
Memasuki semua dunia di sepuluh penjuru,
Demi menyelamatkan makhluk hidup dan membuat mereka terbebas.

Bodhisattva menyempurnakan cahaya pengetahuan yang menakjubkan,
Dan memahami sebab dan kondisi dengan baik tanpa keraguan.
Semua kebingungan dan khayalan sepenuhnya terputus:
Dengan cara ini Dia menjelajahi dharmadhatu.

Istana raja mara semuanya dihancurkan.
Kebutaan makhluk hidup dilenyapkan.
Terbebas dari pembedaan, dengan pikiran yang tidak tergoyahkan,
Dia memahami dengan baik keadaan Tathagata.

Jaring keraguan dari tiga masa waktu telah dilenyapkan.
Dan membangkitkan keyakinan dalam Mereka Yang Telah Mencapai Tathātā.
Dengan keyakinan, mencapai pengetahuan yang tidak tergoyahkan.
Karena kemurnian pengetahuannya, pemahamannya adalah yang sejati.

Demi menyebabkan makhluk hidup mencapai pembebasan,
Dan secara menyeluruh menguntungkan mereka diseluruh waktu,
Dia berjuang keras dalam waktu yang lama tanpa kenal lelah,
Dengan sabar menanggung bahkan penderitaan neraka.

Dipenuhi dengan kebajikan dan kebijaksanaan yang tanpa batas,
Dia mengetahui semua indera dan kecenderungan dari para makhluk,
Serta semua karma dan tindakan mereka,
Dan mengajar sesuai dengan kecenderungan mereka.

Dia mengerti bahwa segala sesuatu adalah yang kosong dan tanpa diri.
Namun memikirkan yang baik untuk makhluk hidup tanpa pernah meninggalkannya.
Dengan satu suara halus yang luar biasa dari belas kasih yang besar,
Dia memasuki semua dunia untuk mengajar.

Dia memancarkan cahaya besar yang beranekaragam warna,
Menyinari semua makhluk hidup dan menghilangkan kegelapan.
Di dalam cahaya itu ada para Bodhisattva duduk di atas bunga teratai,
Yang mengajarkan Dharma yang murni kepada semua makhluk.

Di dalam satu pori Dia mewujudkan banyak ksetra,
Dengan para Maha Bodhisattva memenuhinya semua.
Pengetahuan dari perkumpulan majelis itu masing-masing berbeda;
Namun semuanya mampu memahami pikiran para makhluk hidup.

Sistem dunia di sepuluh penjuru adalah yang tidak terbayangkan.
Dalam sekejap satu pikiran Dia bisa menjelajahinya semua,
Menguntungkan makhluk hidup dan memberikan persembahan kepada para Buddha,
Dari para Buddha itu Dia bertanya tentang makna yang mendalam.

Dia memikirkan para Tathagata sebagai ayah,
Dan demi menguntungkan makhluk hidup, melaksanakan Bodhicarya.
Kebijaksanaan dan upaya-kausalyanya menembus gudang Dharma,
Memasuki tempat pengetahuan yang mendalam tanpa kemelekatan.

Bermeditasi sesuai dengan kebenaran, Dia menjelaskan dharmadhatu,
Melewati kalpa yang tanpa batas, tanpa bisa menghabiskannya.
Meskipun pengetahuannya menembusnya dengan baik, itu tiada tempat berdiam;
Dia tidak lelah, tidak bosan, tidak melekat pada apapun.

Dilahirkan dalam keluarga para Buddha masa lampau-sekarang-masa depan,
Dia mengalami Dharmakaya yang menakjubkan dari para Tathagata.
Dimana-mana demi semua makhluk, mewujudkan banyak bentuk-rupa.
Sama seperti ahli magis, tidak ada yang tidak bisa Dia buat.

Mungkin Dia mewujudkan praktek awal dari tindakan yang paling unggul.
Atau mungkin mewujudkan kelahiran, hingga meninggalkan rumah.
Atau mewujudkan kesempurnaan Buddha di bawah pohon Bodhi.
Atau demi makhluk hidup, Dia mewujudkan masuk ke Nirvana.

Dharma yang langka yang dihuni oleh para Bodhisattva
Semata-mata adalah tingkat keBuddhaan, bukan dari kedua kendaraan.
Gagasan tentang tubuh, mulut, dan pikiran telah sepenuhnya ditinggalkan,
Namun mampu mewujudkannya beranekaragam sesuai dengan peristiwa.

Buddhadharma yang telah dicapai oleh Bodhisattva:
Para makhluk hidup akan menjadi gila jika coba menimbangnya.
Pengetahuan Bodhisattva memasuki Paramartha, dengan pikiran tanpa rintangan.
Dimana-mana mewujudkan kekuatan yang bebas dari Tathagata.

Dengan ini, Dia adalah yang tiada bandingnya di semua dunia,
Apalagi ditambah dengan praktek unggulnya!
Meskipun belum menyempurnakan Sarvajnajnana,
Namun Dia telah mencapai kekuatan yang bebas dari Tathagata.

Dia sudah tinggal di jalan tertinggi dari satu kendaraan,
Dan secara mendalam memasuki Dharma tertinggi yang menakjubkan.
Dia mengetahui dengan baik apa yang bisa dan tidak cocok untuk makhluk hidup.
Untuk memberi manfaat kepada mereka, Dia mewujudkan kekuatan batin.

Dengan memperbanyak tubuhnya, Dia memenuhi semua ksetra,
Memancarkan cahaya terang murni yang menghilangkan kegelapan dunia,
Sama seperti raja naga yang menghasilkan awan besar,
Di mana-mana menurunkan hujan yang luar biasa sehingga semua puas.

Dia tahu makhluk hidup sama seperti khayalan dan mimpi;
Yang selalu mengalir dan berputar oleh kekuatan karma mereka.
Dengan kasih sayang dan belas kasihan yang besar, Dia menyelamatkan mereka.
Dia menjelaskan kepada mereka sifat alami gejala kejadian yang murni, yang tidak diciptakan.

Kekuatan Buddha yang tidak terbatas adalah juga sama dengan ini;
Sama seperti ruang angkasa, tidak memiliki batas.
Demi menyebabkan makhluk hidup mencapai pembebasan,
Selama jutaan kalpa, Dia rajin mengolah, tanpa kenal lelah.

Merenungkan dalam bebagai cara pada kebajikan yang luar biasa,
Dia dengan terampil mengolah karma yang terutama dan tak tertandingi.
Tidak pernah menyerah dalam praktek Paramita,
Dia memusatkan pikirannya pada pencapaian Sarvajnajnana.

Dengan satu tubuh mewujudkan tubuh yang tak terhitung banyaknya,
Yang sepenuhnya meliputi semua sistem dunia.
Pikirannya murni, tanpa membeda-bedakan;
Seperti inilah kekuatan dari sekejap pikirannya yang tidak terbayangkan.

Sehubungan dengan semua dunia, Dia tidak membeda-bedakannya.
Mengenai semua gejala kejadian, Dia tanpa pemikiran yang salah.
Meskipun merenungkan Dharma, Dia tidak melekatinya.
Walaupun Dia selalu menyelamatkan makhluk hidup, namun tiada yang diseberangkan.

Semua dunia hanyalah gambaran pikiran:
Di dalamnya ada beranekaragam perbedaan.
Dengan mengetahui bahwa alam gagasan pikiran itu berbahaya dan dalam,
Bodhisattva mewujudkan kekuatan batin untuk menyelamatkan makhluk.

Sama seperti kekuatan ahli magis yang bebas dan mudah,
Demikian juga Vikurvana-bala dari Bodhisattva,
Tubuhnya meliputi dharmadhatu dan ruang angkasa;
Semua melihatnya sesuai dengan pikiran masing-masing.

Pembeda-bedaan pada pelaku dan tujuan telah ditinggalkan,
Kekotoran atau kemurnian tidak dilekati,
Gagasan tentang ikatan atau pembebasan telah sepenuhnya dilupakan,
Dia hanya ingin memberikan kebahagiaan pada semua makhluk hidup.

Semua dunia hanyalah kekuatan gagasan pikiran;
Dengan kebijaksanaan Dia memasukinya dengan pikiran yang tiada takut.
Perenungannya terhadap semua gejala kejadian juga dengan cara yang sama:
Menyelidikinya di masa lampau-sekarang-masa depan, tiada yang bisa diperoleh.

Mampu memasuki seluruh masa lampau,
Mampu memasuki seluruh masa depan,
Mampu memasuki semua tempat di masa sekarang,
Terus-menerus rajin mengamatinya sebagai yang tiada.

Sesuai dengan gejala kejadian yang hening-tenang dari Nirvana,
Dia tinggal berdiam dalam tiada perselisihan dan tiada ketergantungan.
Pikirannya sama seperti Paramartha, tiada bandingan.
Dia berangkat menuju Bodhi tanpa pernah mundur.

Mengolah praktek tertinggi tanpa berbalik ketakutan;
Dia didirikan di Bodhi dan tidak tergoyahkan.
Para Buddha, Bodhisattva, dan dunia
Diseluruh dharmadhatu, semuanya dipahami olehnya.

Jika ingin mencapai jalan tertinggi dan terutama,
Dan menjadi Raja Pembebasan Yang Mengetahui Semua,
Anda harus dengan cepat memunculkan Bodhicitta,
Dan selamanya mengakhiri kesenangan, dan menolong para makhluk.

Menuju ke arah Bodhi dengan pikiran yang murni,
Kebajikan Anda akan luas, besar dan tak terbayangkan,
Saya menjelaskan ini demi memberi manfaat bagi makhluk hidup.
Yang memiliki kecerdasan harus mendengarkannya dengan baik.

Dengan menjadikan semua sistem dunia yang tak terbatas sebagai butiran debu;
Di dalam setiap butiran debu itu ada ksetra yang tak terbatas.
Di dalam masing-masing ini adalah para Buddha yang tak terbatas:
Bodhisattva mampu melihat semua itu dengan jelas tanpa kemelekatan.

Mengetahui makhluk hidup dengan tanpa memunculkan gagasan pikiran,
Mengetahui ucapan kata dengan tanpa ide tentang ucapan,
Di semua dunia, pikirannya tanpa hambatan,
Dan semua dipahami dengan baik tanpa kemelekatan apa pun.

Pikirannya luas seperti ruang angkasa,
Segala sesuatu di tiga masa waktu, semuanya dipahami.
Semua keraguan dan khayalan sepenuhnya dilenyapkan,
Dan dengan benar merenungkan Buddhadharma tanpa kemelekatan.

Untuk semua ksetra yang tanpa batas di sepuluh penjuru,
Dalam sekejap satu pikiran, Dia pergi dengan pikiran yang tiada kemelekatan.
Dia memahami penderitaan di dunia,
Dan sepenuhnya tinggal berdiam dalam Batas Kenyataan Tertinggi yang tidak diciptakan.

Ke tempat perkumpulan majelis dari Buddha yang tidak terbatas,
Dia pergi dan memberi penghormatan.
Dia selalu menjadi pemimpin yang unggul yang bertanya kepada Tathagata,
Tentang semua Ikrar dan praktik yang diolah oleh Bodhisattva.

Pikirannya selalu mengingat para Buddha di sepuluh penjuru,
Namun Dia tanpa ketergantungan atau kemelekatan.
Dia selalu mendorong makhluk hidup untuk menanam akar kebaikan,
Menghiasi ksetranya dan menyebabkannya menjadi murni.

Semua makhluk hidup di tiga alam keberadaan,
Dia mengamatinya dengan mata yang tanpa halangan.
Kebiasaan, sifat alami, indera dan pemahaman mereka,
Yang tidak terhitung dan tak terbatas, semuanya Dia lihat dengan jelas.

Kesenangan pikiran semua makhluk hidup diketahui dengan jelas;
Dengan cara ini, dia menyesuaikan kesempatan untuk berbicara Dharma.
Kekotoran dan kemurnian sepenuhnya ditembus,
Menyebabkan para makhluk mengolah dan memasuki sang Jalan.

Semua Samadhi yang tidak terukur dan tak terhitung,
Bodhisattva dalam sekejap satu pikiran bisa memasukinya:
Tanggapan penglihatan, pengetahuan dan objek di dalamnya,
Semuanya dipahami dengan baik, dan Dia mencapai kebebasan.

Bodhisattva mencapai pengetahuan yang besar ini,
Dengan cepat menuju Bodhi tanpa halangan apa pun.
Karena ingin memberi manfaat kepada para makhluk hidup,
Di setiap tempat, Dia menyebarkan Dharma dari Maha Purusa.

Dia tahu kalpa yang panjang dan pendek dari dunia,
Satu bulan, atau setengah bulan, siang dan malam,
Di setiap ksetra adalah berbeda, namun sifat alaminya adalah sama;
Dia terus-menerus merenungkannya dengan rajin tanpa lalai.

Berangkat ke semua dunia di sepuluh penjuru,
Namun tidak melekat pada lokasi mana pun.
Dia menghiasi dan memurnikan semua ksetra tanpa sisa,
Namun tidak pernah memunculkan gagasan pikiran tentang kemurnian.

Para makhluk hidup, kebaikannya atau keburukannya,
Dengan karma dan ganjaran mereka yang berbeda-beda,
Merenungkannya dengan sesuai, Dia memasuki kekuatan sang Buddha,
Dan memahami itu semua.

Sifat alami yang beranekaragam di semua dunia,
Berbagai tindakan, dan alam keberadaannya,
Indera yang tajam, menengah dan yang rendah:
Semua ini Dia amati dan periksa.

Berbagai macam pengertian, yang murni dan tidak murni,
Yang unggul, kurang, dan menengah - semuanya Dia lihat dengan jelas.
Perbuatan dari semua makhluk hidup, dan dimana tujuannya,
Kelanjutan mereka dalam alam keberadaan, semuanya Dia bisa jelaskan.

Semua Dhyana, Vimoksa, dan Samadhi,
Yang kotor dan yang murni, penyebab dan asalnya yang masing-masing berbeda,
Juga, termasuk berbagai penderitaan dan kesenangan dari masa lalu,
Melalui secara murni mengolah kekuatan Buddha, semua ini Dia bisa lihat.

Kebiasaan khayalan makhluk hidup terus berlanjut di semua alam keberadaan.
Dengan memotong putus kecenderungan dan keadaan ini, mencapai kedamaian penghentian.
Maka segala macam 'arus keluar (asrava = kekotoran)' tidak akan pernah timbul lagi.
Benih-benih kebiasaan ini, semuanya diketahui dengan jelas oleh Bodhisattva.

Tathagata telah sepenuhnya memadamkan penderitaan.
Cahaya Pengetahuan Besar-Nya menyinari dunia.
Meskipun Bodhisattva belum mencapai Dasabala Buddha,
Namun Dia tidak memiliki keraguan.

Bodhisattva di dalam satu pori,
Mewujudkan ksetra yang tak terbatas di sepuluh penjuru.
Ada yang kotor, ada yang murni,
Yang diciptakan oleh berbagai macam karma, semuanya Dia pahami.

Dalam satu butir debu, adalah ksetra yang tak terbatas,
Dengan para Buddha dan murid-murid-Nya yang tak terbatas;
Setiap ksetra itu berbeda, tidak bercampur.
Dari satu hingga semua, Dia bisa melihatnya dengan jelas.

Dalam satu pori, terlihat semua dunia,
Di ruang angkasa dari sepuluh penjuru.
Tiada satu tempat pun yang tanpa seorang Buddha.
Dengan cara ini, Buddhaksetra sepenuhnya dimurnikan.

Dalam satu pori rambut terlihat Buddhaksetra,
Dan juga terlihat semua makhluk hidup.
Enam jalur dari tiga masa waktu masing-masing berbeda,
Siang dan malam, bulan dan waktu, terbelenggu dan terbebas.

Dengan cara ini, Bodhisattva yang berpengetahuan besar,
Dengan pikiran tunggal menuju ke posisi Dharmaraja.
Dengan bermeditasi di kediaman para Buddha,
Mendapatkan kebahagiaan besar yang tanpa batas.

Bodhisattva mewujudkan jutaan tubuh yang tidak terhitung,
Untuk memberikan persembahan kepada semua Tathagata.
Perwujudan kekuatan batinnya adalah yang tertinggi dan tiada bandingnya,
Dia mampu tinggal di semua tempat perbuatan para Buddha.

Dia memuji dan menatap semua Buddha yang tidak terhitung.
Dan secara mendalam menikmati semua gudang Dharma Mereka.
Melihat para Buddha, mendengar Dharma-Nya, rajin mempraktekkannya.
Pikirannya menjadi bergembira, seolah-olah Dia sedang meminum 'nektar abadi (amrta)'.

Setelah mencapai Samadhi tertinggi dari Tathagata,
Dia memasuki semua Dharma dan kebijaksanaannya meningkat.
Keyakinannya tidak tergoyahkan seperti Sumeru,
Menjadi gudang kebajikan bagi semua makhluk hidup.

Belas-kasihnya sangat luas dan meliputi semua makhluk hidup.
Dia berharap untuk segera menyadari Sarvajna,
Namun, selalu tanpa kemelekatan atau ketergantungan.
Terpisah dari semua kesengsaraan, Dia telah mencapai kebebasan.

Berpengetahuan luas, mengasihani para makhluk hidup,
Dia menerima semuanya sama seperti dirinya sendiri.
Menyadari kekosongan, tiada tanda, dan ketidaknyataan,
Namun Dia bertindak, dan pikirannya tidak kenal lelah.

Kebajikan dari Bodhisattva yang memunculkan tekad Bodhi,
Tidak bisa habis diberitakan, bahkan selama jutaan kalpa.
Karena itu menghasilkan semua Tathagata,
Dan kebahagiaan dari Pratyekabuddha dan Sravakabuddha.

Memberikan kedamaian selama kalpa yang tak terhitung,
Kepada semua makhluk hidup di ksetra sepuluh penjuru,
Mendorong mereka untuk menjalankan lima sila dan sepuluh perbuatan baik,
Empat dhyana dan keseimbangan dari empat konsentrasi lainnya.

Lagi, selama banyak kalpa memberikan kedamaian dan kebahagiaan,
Menyebabkan mereka memotong putus khayalan dan menjadi Arhat.
Meskipun kumpulan kebajikan itu tidak terukur,
Namun itu tidak bisa dibandingkan dengan kebajikan dari memunculkan Pikiran Kebangkitan.

Juga, membuat jutaan orang banyak menjadi tercerahkan pada kondisi,
Dan mencapai jalan halus dari perbuatan yang tanpa perselisihan.
Itu sama sekali tidak bisa menjadi pengukuran,
Jika dibandingkan dengan Pikiran Bodhi.

Dalam sekejap satu pikiran, mampu melintasi ksetra sebanyak butiran debu;
Dengan cara ini, Dia melewati kalpa yang tak terukur.
Jumlah ksetra ini masih dapat diukur,
Tetapi kebajikan dari memunculkan Bodhicitta tidak bisa diketahui.

Jumlah kalpa di masa lalu, masa depan dan sekarang,
Adalah yang tanpa batas, namun masih bisa diketahui;
Tetapi kebajikan dari memunculkan Bodhicitta,
Adalah yang tidak bisa diukur.

Ini adalah karena tekad Pikiran Bodhi meliputi sepuluh penjuru,
Mengetahui semua perbedaan yang ada,
Dalam sekejap memahami masa lalu, sekarang, dan masa depan,
Menguntungkan para makhluk hidup yang tidak terbatas.

Keinginan, pemahaman, cara bijaksana, dan pola pikiran,
Dari para makhluk hidup di sistem dunia di sepuluh penjuru,
Serta batas ruang angkasa, masih bisa diukur,
Namun kebajikan dari pertama kali melahirkan Bodhicitta tidak bisa diukur.

Ikrar Bodhisattva adalah yang sama dengan sepuluh penjuru,
Kebaikannya menyebar meliputi semua makhluk di mana-mana,
Menyebabkan mereka semua mengolah kebajikan dari Buddhatva;
Oleh sebab itu kekuatannya tidak terbatas.

Keinginan, pemahaman, dan kecenderungan makhluk hidup,
Inderanya, dan cara yang mereka praktikkan, masing-masing berbeda.
Bodhisattva mengetahui itu semua dalam sekejap satu pikiran,
Sama seperti pikiran dari Sarvajna.

Khayalan dan karma dari semua makhluk hidup
Berlanjut di tiga alam tanpa jeda sesaat.
Batas dari ini masih bisa diketahui,
Tetapi kebajikan dari memunculkan Bodhicitta adalah yang tidak terbayangkan.

Dengan melahirkan Bodhicitta, bisa terpisah dari penderitaan karma,
Dan memberikan persembahan kepada semua Tathagata.
Ketika kebiasaan khayalan ditinggalkan, kelanjutannya menjadi terputus,
Dan pembebasan tercapai diseluruh tiga masa waktu.

Jika orang dalam sekejap pikiran memuja para Buddha yang tak terbatas,
Dan juga memberikan persembahan kepada makhluk hidup yang tak terhitung,
Dupa, bunga, dan karangan bunga yang menakjubkan,
Spanduk berhiaskan permata, bendera, kanopi, dan pakaian yang unggul.

Makanan lezat, singgasana permata, dan tempat berjalan:
Beranekaragam istana yang sepenuhnya terhiasi.
Ada permata mutiara Vairocana yang menakjubkan,
Dan permata Cintamani yang memancarkan cahaya.

Dalam setiap pikiran, Dia menyajikan persembahan seperti ini,
Melewati kalpa yang tak terukur, melampaui kata-kata,
Walaupun himpunan kebajikan orang ini besar,
Itu tidak sebanding dengan besarnya kebajikan dari memunculkan Pikiran Kebangkitan.

Dari semua berbagai persamaan yang dapat diucapkan,
Tiada satupun yang bisa menandingi Pikiran Bodhi.
Karena para Purusa Yang Paling Dihormati di tiga masa waktu,
Semuanya dilahirkan dari tekad ini.

Pikiran Bodhi adalah yang tanpa hambatan dan tanpa batas;
Tiada ukuran yang bisa ditemukan darinya.
Berikrar untuk menyempurnakan Sarvajnajnana,
Agar semua makhluk hidup terseberangkan selamanya.

Cita-cita ini luasnya seperti ruang angkasa,
Ini menghasilkan kebajikan yang sebanding dengan dharmadhatu.
Perbuatannya menyebar di mana-mana tanpa perbedaan.
Selamanya terpisah dari semua kemelekatan, Dia setara dengan Buddha.

Memasuki semua pintu Dharma,
Mampu menjelajahi semua ksetra,
Mencapai keadaan Sarvajna,
Menyempurnakan semua kebajikan.

Mampu meninggalkan segalanya terus menerus dan selamanya,
Memurnikan sila dan tanpa kemelekatan,
Penuh dengan kebajikan yang tak tertandingi,
Selalu rajin dan kuat tanpa kemunduran.

Memasuki dhyana samadhi yang mendalam, selalu bermeditasi;
Menyatu dengan pengetahuan dan kebijaksanaan yang besar.
Ini adalah bhumi tertinggi dari Bodhisattva,
Yang menghasilkan jalan Samantabhadra.

Semua Tathagata dari masa lalu-sekarang-masa depan,
Melindungi Orang yang pertama kali memunculkan Citta.
Menghiasinya dengan kekuatan batin dan vikurvana,
Serta samadhi dan dharani.

Makhluk hidup di sepuluh penjuru adalah yang tanpa batas,
Sistem dunia dan ruang angkasa juga seperti itu.
Namun tekad Bodhicitta yang tanpa batas melampauinya;
Karena itu mampu menghasilkan semua Buddha.

Pikiran Bodhi adalah dasar dari 'sepuluh kekuatan (dasabala)',
Itu juga merupakan dasar dari empat keberanian dan kefasihan,
Juga, delapan belas kualitas yang unik;
Semua itu diperoleh dari memunculkan Bodhicitta.

Ciri-ciri tubuh Buddha yang terhiasi,
Juga Dharmakaya-Nya yang setara dan menakjubkan,
Pengetahuan-Nya, kebijaksanaan-Nya, yang tanpa kemelekatan, dan yang layak dipuja:
Semua ini bisa ada karena memunculkan Bodhicitta.

Kendaraan dari semua Pratyekabuddha dan Sravakabuddha,
Kebahagiaan dhyana samadhi dari rupadhatu,
Juga samadhi dari arupadhatu:
Memunculkan Bodhicitta adalah dasar dari itu semua.

Kebahagiaan para manusia dan dewa yang bebas,
Serta berbagai kebahagiaan dari keberadaan yang lainnya,
Dan kebahagiaan dari indera dan kekuatan semangat, konsentrasi, dan yang lainnya;
Semua itu datang dari pertama kali memunculkan Bodhicitta.

Oleh sebab memunculkan Citta yang luas ini,
Orang bisa mempraktekkan Sadparamita,
Mendorong semua makhluk untuk mempraktikkan perilaku yang benar,
Dan menerima kedamaian dan kebahagiaan dalam triloka.

Tinggal berdiam di dalam pengetahuan Buddha sejati yang tak terhalang,
Mengungkapkan semua karma yang menakjubkan.
Mampu menyebabkan para makhluk hidup yang tak terhitung,
Untuk sepenuhnya memotong putus karma khayalan, dan menuju Nirvana.

Cahaya kebijaksanaannya seperti matahari yang murni,
Prakteknya yang sempurna seperti bulan purnama,
Kualitas kebajikannya selalu meluap seperti maha samudra,
Dia tidak tercemar dan tidak terhalang, sama seperti ruang angkasa.

Di mana-mana menghasilkan ikrar dari kebajikan yang tak terbatas,
Untuk memberikan kebahagiaan kepada semua makhluk hidup;
Menjalankan ikrar ini hingga menghabiskan batas masa depan,
Selalu rajin melakukannya demi menyeberangkan para makhluk hidup.

Ikrar besarnya yang tak terbatas adalah yang tidak terbayangkan,
Berikrar untuk menbuat makhluk hidup menjadi sepenuhnya murni.
Walaupun kosong, tanpa tanda, tanpa keinginan, tanpa ketergantungan,
Melalui kekuatan pranidhana, Bodhisattva bisa mengungkapkannya.

Memahami bahwa sifat alami diri adalah yang seperti ruang angkasa,
Yang diam tenang, dan semuanya sama.
Pintu Dharma yang tak terhitung dan tak terkatakan,
Demi makhluk hidup, Dia menjelaskannya tanpa kemelekatan.

Semua Tathagata dari sistem dunia sepuluh penjuru,
Semua-Nya memuji pemunculan Bodhicitta pertama kali.
Citta ini terhiasi dengan kebajikan yang tak terbatas;
Bisa mencapai Paramita, sama seperti para Buddha.

Jika kebajikan itu dijelaskan selama banyak kalpa yang jumlahnya,
Seperti banyaknya makhluk hidup, tetap saja itu tidak dapat habis.
Karena Citta ini tinggal berdiam di dalam rumah yang luas dari Tathagata;
Tiada sesuatu pun di triloka yang dapat dibandingkan dengannya.

Jika ingin mengetahui semua Buddhadharma,
Anda harus segera memunculkan pikiran Bodhi!
Pikiran ini di antara semua kebajikan, adalah yang tertinggi,
Menjamin pencapaian pengetahuan Tathagata yang tidak terhalang.

Kegiatan pikiran makhluk hidup dapat dihitung;
Begitu juga dengan jumlah butiran debu di ksetra.
Batas ruang angkasa dapat dengan mudah diukur,
Namun kebajikan dari memunculkan Pikiran Bodhi adalah yang tidak bisa diukur.

Itu menghasilkan semua Buddha dari tiga masa waktu;
Menyempurnakan kebahagiaan di semua dunia,
Meningkatkan semua kebajikan terunggul,
Selamanya melenyapkan semua kebingungan.

Itu mengungkapkan semua alam yang menakjubkan,
Menghilangkan semua penghalang,
Mengembangkan semua ksetra yang murni,
Dan menghasilkan pengetahuan dari semua Tathagata.

Jika ingin melihat semua Buddha di sepuluh penjuru,
Dan ingin mengeluarkan gudang kebajikan yang tiada habisnya,
Dan jika ingin memadamkan penderitaan makhluk hidup,
Segeralah membangkitkan 'Pikiran Kebangkitan (Bodhicitta)'!


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sat Apr 06, 2019 9:47 pm, total 40 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Padma Cintamani Jvala Hum

Post by skipper Tue Mar 26, 2019 9:51 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Habctwm
Guan Yin Pusa



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra ViLHCJf
Kumuda

Bab 18
Dharmabhodaka parivartah

Kemudian pada saat itu, Viryaprajna Bodhisattva Mahasattva berkata kepada Dharmaprajna Bodhisattva: "Kulaputra, ketika para Bodhisattva Mahasattva pertama kali membangkitkan 'Pikiran (Citta)' untuk mencari 'Pengetahuan Yang Mengetahui Semua (Sarvajnajnana)', Mereka menyempurnakan kebajikan yang tidak terbatas, dipenuhi dengan hiasan yang besar, naik ke kendaraan Sarvajna, memasuki keadaan yang benar dari Bodhisattva, meninggalkan segala sesuatu yang duniawi, dan mencapai kebenaran dari para Buddha yang melampaui duniawi, masuk kedalam perkumpulan para Buddha dari masa lalu-sekarang-masa depan, dan pasti akan mencapai Anuttara Samyaksambodhi. Bagaimanakah seharusnya para Bodhisattva itu mempraktekkan Buddhadharma agar membuat semua Tathagata menjadi bergembira, memasuki tempat kediaman dari semua Bodhisattva, mencapai kemurnian dari semua perbuatan besar, menyempurnakan semua ikrar besar, memperoleh gudang harta yang luas dari para Bodhisattva, selalu mengajar sesuai dengan keadaan yang diperlukan dan yang bisa dirubah tanpa pernah menyerah dari praktek Paramita, menyebabkan semua makhluk hidup dalam penjagaan Mereka untuk mencapai pembebasan, dan melanjutkan silsilah Triratna tanpa kerusakan, akar kebajikan serta Upaya Kausalya Mereka tidak disia-siakan? Kulaputra, melalui Upaya-kausalya apakah bisa Mereka menyebabkan hal-hal ini terpenuhi? Tolong ulurkan belas-kasih Anda untuk menjelaskan ini kepada Kami, semua orang dalam perkumpulan majelis ini ingin mendengar."

"Lagi, jika para Bodhisattva selalu rajin mengolah praktek, demi melenyapkan semua kegelapan dari ketidaktahuan, menaklukkan mara dan musuh dan mengendalikan tirthika, selamanya membersihkan semua penderitaan yang mengotori pikiran, Mereka akan mampu menyempurnakan semua akar kebaikan, selamanya terlepas dari kesusahan dari semua alam yang menyedihkan, memurnikan semua wilayah pengetahuan besar, menyelesaikan semua tingkat Bodhi dan kebajikan yang murni, Paramita, penguasaan ingatan, samadhi, enam pengetahuan super, dan empat keberanian, menghiasi semua Buddhaksetra; Kemurnian dari tubuh, ucapan, dan pikiran mereka akan tersempurnakan. Akan mengetahui semua kekuatan, keberanian, kualitas unik, sarvajna, dan wilayah perbuatan dari semua Tathagata. Agar mengembangkan dan mematangkan semua makhluk hidup sesuai dengan kecenderungan pikirannya, pergi ke Buddhaksetra yang tepat dan menjelaskan Dharma yang diperlukan sesuai dengan indera para makhluk dan sesuai dengan waktu dan keadaan. Akan menyempurnakan beranekaragam pekerjaan besar dari para Buddha yang tidak terukur, juga beranekaragam kebajikan yang lainnya, berbagai macam praktek, jalan, dan alam, dan segera akan menjadi sama dengan para Tathagata. Mereka bisa mempertahankan dan melindungi semua harta Dharma yang dikumpulkan oleh para Tathagata selama ratusan ribu kalpa yang tidak terbayangkan saat mengolah praktek Bodhi, dan bisa menjelaskannya dengan tanpa halangan dan tidak bisa diganggu oleh mara dan tirthika. Mereka akan menjaga Saddharma selamanya, dan ketika sedang mengajar di semua dunia, Mereka akan dilindungi oleh para dewa, raja yaksha, raja gandharva, raja asura, raja garuda, raja kinnara, raja mahoraga, raja manusia, raja brahma, dan para Bodhisattva Raja Dharma. Semua dunia akan menghormati dan menyokong Mereka, seperti mentakhtakan Mereka. Selalu akan diperhatikan oleh para Buddha, dan juga akan dicintai dan dihormati oleh semua Bodhisattva. Dengan mencapai kekuatan akar kebajikan, akan meningkatkan jalan kebajikan, menjelaskan harta Buddhadharma yang mendalam, dan menjaga Saddharma, dengan ini akan menghiasi diri Mereka sendiri. Tolong jelaskanlah cara dari Bodhisattvacarya."

Kemudian Viryaprajna Bodhisattva Mahasattva, ingin mengulangi maksudnya, mengucapkan syair-gatha ini :

Yang Termasyhur, sungguh baik penjelasan Anda
Pada kebajikan yang disempurnakan oleh para Bodhisattva,
Secara mendalam memasuki Maha karma yang tanpa batas
Menyempurnakan pengetahuan murni yang tanpa guru.

Jika Bodhisattva pada saat tekad pertamanya,
Menyelesaikan praktek dari kebajikan dan kebijaksanaan,
Memasuki tingkat yang terbebas dari kelahiran, melampaui dunia,
Secara menyeluruh mencapai dasar dari kebangkitan yang sejati,
Maka bagaimanakah Dia, di dalam Buddhadharma,
Tetap kukuh mengolah dengan rajin untuk maju,
Demi menyebabkan semua Tathagata bergembira,
Agar mampu dengan cepat memasuki keadaan para Buddha,
Menyempurnakan semua ikrar murni yang dilaksanakan,
Mencapai gudang pengetahuan dan kebijaksanaan yang luas,
Dan juga mampu mengajarkan Dharma untuk membebaskan para makhluk
Tanpa pikirannya bergantung atau melekat pada apapun,
Menyempurnakan semua Bodhisattva Paramita,
Menyelamatkan dan membebaskan semua makhluk dalam perlindungannya,
Selamanya mempertahankan silsilah para Buddha tanpa kerusakan,
Sehingga semua yang dilakukannya adalah yang pasti tidak sia-sia,
Dan menyelesaikan semua tugas dan mendapat pembebasan.
Tolong jelaskanlah jalan yang murni ini,
Sesuai dengan yang dipraktekkan semua Jina,
Demi selamanya menghancurkan kegelapan dari ketidaktahuan.
Meruntuhkan semua mara dan tirthika,
Membersihkan semua kotoran,
Agar mampu mendekati pengetahuan dan kebijaksanaan besar dari Tathagata,
Dan selamanya meninggalkan bahaya dari jalan jahat,
Untuk memurnikan wilayah pengetahuan besar yang luar biasa,
Mencapai kekuatan dari jalan agung, disisi sang Bhagavan,
Untuk menyempurnakan semua kebajikan,
Mencapai pengetahuan tertinggi dari Tathagata,
Tinggal di ksetra yang tidak terhitung,
Dan menjelaskan Dharma sesuai dengan kecenderungan pikiran makhluk disana,
Dan melaksanakan berbagai macam perbuatan besar dari para Buddha.

Bagaimanakah Dia bisa mencapai jalan yang menakjubkan
Dan menjelaskan gudang Saddharma dari Tathagata,
Selalu mampu menerima dan mempertahankan Buddhadharma,
Yang tiada tanding dan tanpa bandingannya?
Bagaimanakah Dia bisa berani seperti singa,
Perbuatannya murni seperti bulan purnama?
Bagaimanakah Dia bisa mempraktekkan kebajikan Buddha,
Seperti bunga teratai yang tidak dilekati oleh air?

Kemudian pada saat itu, Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva berkata kepada Viryaprajna Bodhisattva: "Sadhu, Kulaputra, Anda telah bertanya tentang praktek murni yang diolah oleh para Bodhisattva, demi keuntungan orang banyak, demi kebahagiaan orang banyak, untuk belas kasihan kepada dunia, untuk kesejahteraan dan kebahagiaan orang banyak, para dewa dan manusia. Anda, Kulaputra, tinggal berdiam dalam Dharma, menggiatkan semangat besar, meningkat tanpa kemunduran, telah mencapai kebebasan, mampu mengajukan pertanyaan ini, sama seperti sang Buddha. Dengarlah dengan jelas, pikirkanlah dengan baik pada hal ini; Sekarang, melalui kekuatan batin sang Buddha, Saya akan menjelaskan sedikit kepada Anda. Kulaputra, saat Bodhisattva telah mengembangkan tekad untuk Sarvajnajnana, Dia harus meninggalkan kegelapan dari ketidaktahuan, dan rajin menjaga diri sendiri dari kegemaran dan kelalaian. Jika Bodhisattva tinggal berdiam dalam sepuluh dharma, itu dinamakan tiada kegemaran: Pertama, menjaga Sila tingkah-laku; Kedua, meninggalkan kebodohan dan memurnikan tekad Bodhi; Ketiga, menyukai kejujuran dan menolak rayuan serta tipuan; Keempat, bersungguh-sungguh mengolah kebajikan tanpa kemunduran; Kelima, terus-menerus merenungkan Pranidhana-nya; Keenam, tidak bersenang-senang berhubungan dengan orang-orang biasa baik itu perumahtangga atau Bhiksu; Ketujuh, melakukan perbuatan baik tanpa mengharapkan hadiah duniawi; Kedelapan, selamanya meninggalkan kendaraan yang lebih kecil dan mempraktekkan jalan Bodhisattva; Kesembilan, dengan senang mempraktekkan apa yang baik, tidak membiarkan kebaikan terputus; Kesepuluh, selalu memeriksa kekuatan ketekunan; Jika Bodhisattva mempraktekkan sepuluh dharma ini, maka dinamakan tinggal berdiam di dalam tiada kegemaran."

"Ketika Bodhisattva gigih dalam tiada kegemaran, Dia mencapai sepuluh jenis kemurnian, yaitu : Bertindak sesuai dengan yang telah dikatakannya; Penyempurnaan perhatian dan kecerdasan; Tinggal berdiam dalam konsentrasi yang mendalam tanpa melamban atau bergejolak; Senang mencari Buddhadharma tanpa kenal lelah; Merenungkan Dharma yang didengar sesuai dengan sebab, sepenuhnya mengembangkan pengetahuan yang terampil dan fleksibel; Memasuki meditasi yang mendalam dan mencapai kekuatan batin para Buddha; Pikirannya adalah yang sama, tanpa perasaan tentang status yang tinggi atau rendah; Terhadap para makhluk yang unggul, menengah, dan yang rendah, pikirannya tanpa rintangan, sama seperti bumi, menguntungkan semua secara sama; Jika Dia melihat setiap makhluk yang bahkan pernah sekali membuat tekad Bodhi, Dia menghormati dan melayani mereka sebagai guru; Dia selalu menghormati, melayani, dan mendukung para Pembimbing dan Pengajar, semua Bodhisattva, Teman yang bijaksana, dan guru; Inilah yang dinamakan sepuluh jenis kemurnian Bodhisattva yang gigih di dalam tiada kegemaran."

"Bodhisattva tinggal berdiam dalam tiada kegemaran, membangkitkan semangat besar, menghasilkan perhatian yang benar, menimbulkan cita-cita tertinggi, dan bekerja tanpa henti. Pikirannya terbebas dari ketergantungan pada apapun. Dia mampu dengan rajin mempraktekkan Dharma yang paling mendalam, dan memasuki pintu gerbang dari tiada perselisihan. Dengan memperluas pikirannya, Dia mampu secara sesuai memahami Buddhadharma yang tanpa batas, menyebabkan semua Tathagata bergembira."

"Lagi, ada sepuluh dharma yang Bodhisattva bisa membuat para Buddha bergembira, yaitu : Tekun tanpa kemunduran; Tidak menyesali kehidupan fisiknya; Tidak mencari keuntungan atau sokongan; Mengetahui semua gejala kejadian adalah sama seperti ruang angkasa; Mahir dalam perenungan, memasuki seluruh dharmadhatu; Mengetahui kepastian tanda-tanda dari semua gejala kejadian; Selalu menyebut Ikrar Besar; Mengembangkan cahaya dari pengetahuan kesabaran yang murni; Memeriksa kebajikan tanpa berlebihan atau mengecilkan; Mengolah praktek yang murni sesuai dengan jalan tanpa usaha; Inilah yang dinamakan kegigihan Bodhisattva di dalam sepuluh dharma yang bisa memberikan kegembiraan kepada semua Buddha."

"Lagi, ada sepuluh dharma yang Bodhisattva bisa membuat para Buddha bergembira, yaitu : Tinggal berdiam dengan aman di dalam tiada kegemaran; Tinggal berdiam dengan aman di dalam Anutpattikadharmaksanti; Tinggal berdiam dengan aman di dalam Maha Maitri; Tinggal berdiam dengan aman di dalam Maha Karuna; Tinggal berdiam dengan aman di dalam penyempurnaan Paramita; Tinggal berdiam dengan aman di dalam Bodhisattvacarya; Tinggal berdiam dengan aman di dalam Maha Pranidhana; Tinggal berdiam dengan aman di dalam Upaya-kausalya; Tinggal berdiam dengan aman di dalam kekuatan semangat; Tinggal berdiam dengan aman di dalam pengetahuan dan kebijaksanaan, mengamati semua gejala kejadian yang tiada tempat tinggal, sama seperti ruang angkasa; Jika Bodhisattva tinggal berdiam di dalam sepuluh dharma ini, maka bisa menggembirakan semua Buddha."

"Ada sepuluh dharma yang bisa menyebabkan Bodhisattva dengan cepat memasuki Bhumi, yaitu : Dengan terampil menyempurnakan praktek kebajikan dan pengetahuan; Kemampuan menghiasi jalan praktek Paramita; Pengetahuan dengan jelas memahami, tidak mengikuti perkataan yang lain; Melayani 'teman yang baik (kalyanamitra)', tidak pernah meninggalkannya; Selalu mempraktekkan ketekunan tanpa malas; Kemampuan yang mahir tinggal berdiam di dalam kekuatan batin para Buddha; Mengolah akar kebajikan tanpa kenal lelah; Dengan pikiran yang mendalam dan pengetahuan yang tajam, menghiasi diri dengan Dharma dari Mahayana; Pikiran tidak tinggal berdiam pada Dharma dari setiap Bhumi; Mencapai sifat alami yang sama dengan semua Buddha dari tiga masa waktu dalam hal kebajikan dan cara pembebasan; Inilah sepuluh dharma yang bisa menyebabkan Bodhisattva dengan cepat memasuki Bhumi."

"Lagi, saat Bodhisattva berada di Bhumi pertama, Dia harus dengan teliti memeriksa semua prinsip dasar dan pengetahuan mengenai itu, sebab yang diolah disana, hasil yang dicapai, wilayahnya, fungsinya, perwujudannya, perbedaannya, dan pencapaian yang berhubungan dengan itu. Dia harus teliti memeriksa dan menyadari bahwa semua gejala kejadian merupakan pikiran, dan tiada kemelekatan pada apapun; Melalui pengetahuan ini, Dia memasuki Bodhisattvabhumi dan bisa dengan kukuh melanjutkannya disana."

"Sang Bodhisattva memunculkan pikiran ini : 'Saya harus dengan cepat memasuki Bhumi. Mengapa? Jika tinggal di dalam setiap Bhumi, maka akan mengembangkan kualitas kebajikan yang besar; Karena dipenuhi dengan kebajikan, maka akan secara bertahap memasuki Buddhabhumi; Saat di Buddhabhumi, maka mampu melaksanakan perbuatan besar para Buddha. Oleh sebab itu, Saya harus selalu mempraktekkan dengan rajin dan tanpa henti, tanpa kenal lelah, menghiasi diri dengan kebajikan besar, dan memasuki Bodhisattvabhumi.'"

"Ada sepuluh dharma yang menyebabkan praktek Bodhisattva menjadi murni, yaitu: Menyerahkan semua kepemilikan untuk memuaskan keinginan para makhluk hidup; Teguh mengikuti Sila yang murni, tidak melanggarnya; Terus-menerus lemah lembut dan bermurah hati; Rajin mengolah praktek, tanpa kemunduran; Melalui kekuatan dari perhatian yang benar, menjadi terbebas dari kebingungan dan gangguan pikiran; Menganalisa dan memahami Dharma yang tidak terhitung banyaknya; Mengolah semua praktek tanpa kemelekatan; Batin yang tenang tidak bisa diganggu, seperti Maha Meru; Secara luas membebaskan para makhluk hidup, seperti jembatan; Mengetahui bahwa semua makhluk hidup pada intisarinya sama seperti para Buddha. Inilah sepuluh dharma yang memurnikan praktek Bodhisattva."

"Saat Bodhisattva telah mencapai kemurnian praktek, Dia juga mencapai sepuluh 'kualitas (dharma)' yang lebih besar, yaitu: Para Buddha dari alam yang lain selalu melindunginya; Akar kebajikannya meningkat, melampaui semua perbandingan; Mampu menerima peningkatan kekuatan dari para Buddha; Selalu menemukan orang-orang yang baik dan yang bergantung padanya; Tetap rajin dan tidak pernah lalai; Mengetahui semua gejala kejadian adalah yang sama dan tidak berbeda; Pikirannya selalu tinggal berdiam di dalam belas kasih besar yang tiada tanding; Mengamati gejala kejadian sebagaimana yang sesungguhnya, menghasilkan kebijaksanaan yang agung; Mampu mempraktekan upaya-kausalya pembebasan; Mampu mengetahui kekuatan upaya-kausalya pembebasan dari Tathagata; Inilah sepuluh kualitas unggul dari Bodhisattva."

"Bodhisattva memiliki sepuluh ikrar yang murni, yaitu : Berikrar mengembangkan para makhluk hidup hingga matang, tanpa kenal lelah; Berikrar sepenuhnya mempraktekkan semua kebajikan dan memurnikan semua dunia; Berikrar melayani Tathagata, selalu memuja-Nya dan menghormati-Nya; Berikrar mempertahankan dan melindungi Saddharma, tanpa menyesali hidupnya; Berikrar mengamati dengan kebijaksanaan dan memasuki Buddhaksetra; Berikrar menjadi intisari yang sama dengan semua Bodhisattva; Berikrar memasuki pintu dari pencapaian Tathata dan memahami semua gejala kejadian; Berikrar bahwa bagi mereka yang telah melihat dirinya, akan mengembangkan keyakinan dan semuanya mendapat keuntungan; Berikrar tinggal menetap didunia selamanya melalui kekuatan batin; Berikrar melaksanakan praktek Samantabhadra, dan menguasai pengetahuan tentang semua jalan pembebasan. Inilah sepuluh Pranidhana yang murni dari Bodhisattva."

"Bodhisattva bisa berhasil melaksanakan Ikrar Besarnya melalui tinggal berdiam pada sepuluh prinsip, yaitu : Pikiran tidak pernah lelah; Mempersiapkan hiasan besar; Mengingat kekuatan semangat yang unggul dari Bodhisattva; Ketika mendengar tentang Buddhaksetra, berikrar dilahirkan di dalamnya; Mempertahankan kebulatan tekadnya yang mendalam tanpa berakhir; Berikrar mengembangkan semua makhluk hidup sepenuhnya; Tinggal berdiam melewati semua kalpa tanpa berpikir itu sulit; Menerima semua penderitaan tanpa kebencian; Tanpa mendambakan atau melekati kesenangan apapun;"    

"Saat Bodhisattva menyelesaikan Pranidhana seperti itu, Dia mencapai sepuluh harta yang tidak habis-habisnya, yaitu : Melihat para Buddha; Menyempurnakan kekuatan ingatan; Pemahaman yang pasti pada semua Dharma; Penyelamatan yang berbelas-kasih; Beranekaragam keadaan Samadhi; Berkah kebajikan yang memuaskan pikiran semua makhluk; Pengetahuan mendalam untuk menjelaskan semua Dharma; Kekuatan batin yang diperoleh sebagai hasil dari praktek; Nafkah hidup selama kalpa yang tidak terhitung; Memasuki dunia-dunia yang tanpa batas. Inilah sepuluh harta yang tidak habis-habisnya dari Bodhisattva."

"Ketika Bodhisattva telah mencapai sepuluh harta ini, kebajikannya sempurna, pengetahuannya murni; Dia menjelaskan Dharma kepada para makhluk hidup sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Lalu bagaimana Bodhisattva menjelaskan Dharma kepada para makhluk hidup sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka? Dia mengetahui apa yang dilakukan para makhluk; Mengetahui sebab dan kondisi mereka; Mengetahui tingkah laku pikiran mereka; Mengetahui kecenderungan mereka; Kepada mereka yang memiliki banyak keserakahan dan keinginan, Dia menjelaskan ketidakmurnian. Kepada mereka yang memiliki banyak kemarahan dan kebencian, Dia menjelaskan kemurahan hati dan kebaikan. Kepada mereka yang banyak ketidaktahuan dan angan-angan khayalan, Dia mengajarkan perenungan yang rajin. Kepada mereka yang memiliki racun dari keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan yang sebanding, Dia menjelaskan Dharma tentang pengembangan pengetahuan untuk mengatasi itu. Kepada mereka yang menyukai kelahiran dan kematian, Dia mengajari tiga jenis penderitaan. Kepada mereka yang melekat pada tempat menghuni, Dia mengajarkan kekosongan dari ketiadaberadaan tempat. Kepada mereka yang malas, Dia membabarkan tentang semangat yang besar. Kepada mereka yang mengandung kesombongan, Dia menjelaskan kesamaan dari segala sesuatu. Kepada para perayu dan penipu, Dia menjelaskan kejujuran yang sederhana dari batin Bodhisattva. Kepada mereka yang menyukai keheningan-tenang, Dia menjelaskan Dharma secara luas, sehingga mereka akan mencapainya. Seperti itulah Bodhisattva mengajar sesuai dengan apa yang penting dan yang tepat."

"Ketika Dia menjelaskan Dharma, ucapannya saling berhubungan, maknanya terbebas dari pertentangan dan kebingungan. Dia mengamati keadaan dari Dharma, memeriksanya secara bijaksana, menentukan yang benar dan yang salah, sesuai dengan tanda yang pasti dari gejala kejadian - Ketidakkekalan, ketiadaan nafsu, dan ketiadaan diri - dan secara bertahap mendirikan penerapan pendekatan yang tanpa batas, demi menyebabkan semua makhluk hidup memotong putus semua keraguan. Dia mengetahui semua indera dengan baik, memasuki Buddhadharma, mengalami kenyataan yang sesungguhnya, mengetahui gejala kejadian adalah yang sama, memotong putus semua kemelekatan pada gejala kejadian, melenyapkan semua kemelekatan, dan selalu mengingat para Buddha, pikirannya tidak pernah pergi dari Mereka walau sesaat. Dia mengetahui zat dan intisari dari suara adalah yang sama, dan tiada kemelekatan pada ucapan. Mampu dengan terampil menjelaskan contoh dan persamaan, tanpa pertentangan apapun, demi membuat semua makhluk mampu menyadari tubuh kebijaksanaan yang sama, yang diwujudkan oleh semua Buddha dimana-mana sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan."

"Ketika Bodhisattva menjelaskan Dharma kepada para makhluk hidup dalam cara ini, Dia mempraktekkannya sendiri, meningkatkan keuntungannya, tidak berhenti dari Paramita, sepenuhnya maju ke jalan dari praktek Paramita. Pada saat ini, Bodhisattva menyerahkan segala sesuatu yang diluar dan yang didalam, tanpa kemelekatan, untuk memuaskan batin para makhluk hidup - dengan begitu Dia bisa memurnikan praktek Dana Paramita."

"Dia menjaga sila moralitas tanpa kemelekatan, selamanya berpisah dari kesombongan - dengan begitu Dia bisa memurnikan praktek Sila Paramita."

"Dia mampu sabar menerima semua kejahatan, dengan pikiran yang sama terhadap semua makhluk, tanpa gangguan atau gejolak, sama seperti bumi yang mampu menopang semuanya - dengan begitu Dia bisa memurnikan praktek Ksanti Paramita."

"Dia melakukan semua praktek tanpa malas, tidak pernah mundur dalam apa yang dilakukan, dengan keberanian yang kukuh dan semangat, tidak melekati atau menolak semua kebajikan, namun mampu memenuhi semua aspek pengetahuan - dengan begitu Dia bisa memurnikan praktek Virya Paramita."

"Dia tanpa kemelekatan atau keserakahan pada setiap objek keinginan, mampu menyempurnakan urutan tingkat konsentrasi, selalu bermeditasi secara benar, tidak tinggal berdiam juga tidak meninggalkan konsentrasi, namun mampu melenyapkan semua penderitaan, menghasilkan aspek konsentrasi yang tidak terhitung banyaknya, mengembangkan kekuatan batin besar yang tanpa batas, keluar dan masuk berturut-turut dari setiap keadaan meditasi, di dalam satu meditasi memasuki meditasi yang tanpa batas, mengetahui semua wilayah meditasi, tidak bertentangan dengan segel pengetahuan dari semua konsentrasi dan meditasi, mampu dengan cepat memasuki tingkat Sarvajnajnana - dengan begitu Dia bisa memurnikan praktek Dhyana Paramita."

"Mendengar Buddhadharma, menerimanya, menjaganya, bergaul dengan teman yang bijaksana, melayani mereka tanpa kenal lelah, selalu senang mendengar Dharma, tidak pernah bosan, berpikir tentang apa yang didengar sesuai dengan kaidah yang sesungguhnya, memasuki konsentrasi yang asli, berpisah dari semua pandangan salah, mengamati semua gejala kejadian dengan baik, memahami tanda yang pasti dari ciri-ciri kenyataan, memahami jalan yang tanpa usaha dari para Buddha, menaiki kebijaksanaan semesta, memasuki pintu gerbang Sarvajnajnana, mencapai kedamaian abadi - dengan begitu Dia bisa memurnikan praktek Prajna Paramita."

"Mewujudkan semua pekerjaan duniawi untuk mengajar para makhluk hidup, tidak pernah kenal lelah, muncul diadapan mereka dalam bentuk-rupa yang menyenangkan, tiada kemelekatan pada apapun yang telah dikerjakan, kadang mewujudkan perbuatan orang awam, kadang mewujudkan perbuatan pertapa, kadang mewujudkan kelahiran dan kematian, kadang mewujudkan nirvana, mampu dengan tekun mengamati semua pekerjaan dan mewujudkan semua hiasan tanpa ketamakan, memasuki semua alam keberadaan demi membebaskan para makhluk hidup - dengan begitu Dia bisa memurnikan praktek Upaya Paramita."

"Sepenuhnya mengembangkan semua makhluk hidup, sepenuhnya menghiasi semua dunia, membuat persembahan kepada semua Buddha, sepenuhnya tiba di keadaan tanpa rintangan, sepenuhnya mengolah praktek yang membentang luas ke seluruh dharmadhatu, dengan tubuh yang menetap diseluruh masa waktu, mengetahui pemikiran dari semua pikiran, sepenuhnya menyadari bahwa semua siklus perubahan wujud kembali ke kepunahan, muncul di semua ksetra, sepenuhnya mencapai pengetahuan dan kebijaksanaan Buddha - dengan begitu Dia bisa memurnikan praktek Pranidhana Paramita."

"Dipenuhi dengan kekuatan tekad yang mendalam, tanpa kekotoran batin, dipenuhi dengan kekuatan keyakinan yang mendalam, menjadi yang tidak terkalahkan, dipenuhi dengan kekuatan belas-kasih yang besar, tidak pernah kenal lelah, dipenuhi dengan kekuatan kebaikan yang besar, bertindak dengan sama, dipenuhi dengan kekuatan ingatan, mampu secara terampil menguasai semua makna, dipenuhi dengan kekuatan kefasihan, menyebabkan semua makhluk hidup terpenuhi kebahagiaan, dipenuhi dengan kekuatan praktek Paramita, menghiasi Mahayana, dipenuhi dengan kekuatan Pranidhana, tidak pernah berhenti, dipenuhi dengan kekuatan batin, menghasilkan keajaiban yang tidak terhitung, dipenuhi dengan kekuatan yang memperkukuh dan menyokong, mampu menimbulkan keyakinan dan penerimaan - dengan begitu Dia bisa memurnikan praktek Bala Paramita."

"Mengetahui mereka yang bertindak tamak, mengetahui mereka yang bertindak penuh kemarahan, mengetahui mereka yang bertindak bodoh, mengetahui mereka yang bertindak sama pada semua ini, mengetahui mereka yang mengolah pembelajaran, dalam sekejap satu pikiran mengetahui karma yang tidak terbatas dari para makhluk hidup, mengetahui pikiran yang tidak terbatas dari para makhluk hidup, mengetahui kebenaran dari semua gejala kejadian, mengetahui kekuatan dari semua Buddha, menyadari semua aspek dharmadhatu - dengan begitu Dia bisa memurnikan praktek Jnana Paramita."

"Kulaputra, ketika para Bodhisattva seperti itu memurnikan praktek Paramita, menunaikan praktek Paramita, tidak menyerah dari praktek Paramita, Dia tinggal berdiam pada kendaraan Bodhisattva yang terhiasi dengan sangat indah, dan menjelaskan Dharma kepada semua makhluk hidup yang sedang diperhatikannya, menyebabkan mereka meningkatkan perbuatan yang murni dan mencapai pembebasan. Bagi yang telah jatuh ke jalan kejahatan, Dia membuat mereka bercita-cita pada Bodhi. Bagi yang dalam kesulitan, Dia membuat mereka rajin dan gigih. Bagi yang serakah, Dia mengajarkan ketiadaan nafsu keinginan. Bagi yang pemarah, Dia mendorong mereka mempraktekkan kesabaran. Bagi yang melekat pada pandangan, Dia menjelaskan asal-mula yang saling bergantungan. Kepada para makhluk yang di kamadhatu, Dia mengajarkan berpisah dari hal yang tidak baik seperti mengidam dan membenci. Kepada para makhluk yang di rupadhatu, Dia mengajarkan pemeriksaan pengetahuan yang mendalam. Kepada para makhluk yang di arupadhatu, Dia menjelaskan kebijaksanaan yang halus. Kepada mereka yang di dua kendaraan yang lebih kecil, Dia mengajarkan praktek ketiaadaan nafsu dan keheningan-tenang. Kepada mereka yang menyukai Mahayana, Dia menjelaskan penghiasan yang besar dari Dasabala."

"Dimasa lampau, ketika pertama kali bercita-cita menuju Bodhi, Dia melihat para makhluk yang tidak terhitung banyaknya jatuh kedalam jalan kejahatan, Dia membuat auman singa dengan berkata : 'Saya akan, melalui berbagai macam Dharma yang memungkinkan dan sesuai dengan kebutuhan mereka, menyelamatkan dan membebaskan mereka.' Bodhisattva yang dipenuhi dengan pengetahuan dan kebijaksanaan seperti itu, mampu membebaskan semua makhluk hidup."

"Kulaputra, Bodhisattva yang diberkahi dengan pengetahuan dan kebijaksanaan seperti itu, menyebabkan silsilah dari Triratna tidak pernah berakhir. Mengapa begitu? Bodhisattva Mahasattva mengajar para makhluk membangkitkan Bodhicitta, oleh sebab itu mampu menyebabkan silsilah Buddha tidak terputus. Dia selalu menjelaskan permata Dharma kepada para makhluk hidup, oleh sebab itu mampu menyebabkan silsilah Dharma tidak terputus. Dia mempertahankan Sila dari Dharma dengan baik, tanpa pertentangan atau pelanggaran, oleh sebab itu mampu menyebabkan silsilah Sangha tidak terputus."

"Lagi, Dia mampu memuji semua Maha Pranidhana, oleh sebab itu mampu menyebabkan silsilah Buddha tidak terputus. Dia menganalisa dan menjelaskan hubungan sebab-akibat, oleh sebab itu mampu menyebabkan silsilah Dharma tidak terputus. Dia selalu bersungguh-sungguh mempraktekkan enam sila kerukunan dan menghormati, oleh sebab itu mampu menyebabkan silsilah Sangha tidak terputus."

"Lagi, Dia menanam benih keBuddhaan di lapangan para makhluk hidup, oleh sebab itu mampu menyebabkan silsilah Buddha tidak terputus. Dia melindungi dan mempertahankan Dharma sepenuhnya, oleh sebab itu mampu menyebabkan silsilah Dharma tidak terputus. Dia menyatukan dan mengatur Maha Sangha tanpa kenal lelah, oleh sebab itu mampu menyebabkan silsilah Sangha tidak terputus."

"Lagi, Dia melayani dan menjunjung Dharma yang telah diucapkan dan Sila yang telah didirikan oleh para Buddha masa lampau - sekarang - masa depan, oleh sebab itu mampu menyebabkan silsilah Buddha, Dharma, Sangha tidak terputus."

"Demikianlah Bodhisattva berhasil pada Triratna, terbebas dari kesalahan dalam semua perbuatannya : Semua perbuatannya Dia abdikan untuk Sarvajnajnana, oleh sebab itu karma dari tubuh - ucapan - pikirannya terbebas dari cacat; Karena terbebas dari cacat, semua karma baik yang Dia kerjakan, semua praktek yang Dia jalankan, mengubah para makhluk, mengajar mereka sesuai dengan kebutuhan, tidak pernah salah bahkan hanya sekejap; Semua itu cocok dengan keterampilan dan pengetahuan, semua itu diabdikan untuk Sarvajnajnana, tiada yang berlalu sia-sia."

"Mengolah dan mempraktekkan jalan kebajikan seperti ini, Bodhisattva menyempurnakan sepuluh jenis penghiasan setiap saat : Penghiasan tubuh, Dia muncul sesuai dengan para makhluk yang bisa diajar; Penghiasan ucapan, Dia memotong putus semua keraguan dan menyebabkan semua orang bergembira; Penghiasan pikiran, Dia memasuki semua meditasi dalam sekejap satu pikiran; Penghiasan Buddhaksetra, semuanya dimurnikan, terbebas dari penderitaan; Penghiasan cahaya, Dia memancarkan cahaya tanpa batas, menerangi para makhluk hidup dimana-mana; Penghiasan Sangha, Dia menyatukan Sangha dan menggembirakan mereka semua; Penghiasan kekuatan batin, Dia bisa muncul dengan bebas, menyesuaikan dengan pikiran para makhluk hidup; Penghiasan Saddharma, Dia mampu menarik semua orang-orang yang cerdas; Penghiasan Nirvana, menjadi Buddha di satu tempat, Dia muncul meliputi seluruh Dharmadhatu; Penghiasan penjelasan terampil, Dia mengajar sesuai dengan tempat, waktu, indera dan kemampuan pendengar."

"Penyempurnaan hiasan ini, karma dari tubuh - ucapan - pikiran Bodhisattva, setiap saat adalah yang tidak pernah sia-sia; Semuanya Dia baktikan demi memasuki Sarvajnajnana. Jika setiap makhluk hidup melihat Bodhisattva ini, ketahuilah, bahwa ini juga tidak sia-sia, karena mereka pasti akan mencapai Anuttara Samyaksambodhi. Siapapun yang mendengar nama-Nya, atau memberikan persembahan kepada-Nya, atau hidup dengan-Nya, atau mengingat-Nya, atau meninggalkan rumah demi mengikuti-Nya, atau mendengar khotbah-Nya, atau bergembira dalam kebajikan-Nya, atau menghormati-Nya dari jauh, atau bahkan memuji nama-Nya, maka akan mencapai Anuttara Samyaksambodhi."

"Misalkan, ada seorang Ahli pengobatan yang bernama 'Sudarsa (Indah dilihat)', yang melenyapkan semua racun dari mereka yang melihat-Nya; Begitu juga dengan Bodhisattva yang telah menyempurnakan Dharma ini, jika para makhluk hidup melihat-Nya, semua racun penderitaan akan dilenyapkan, dan keadaan kebajikan akan meningkat."

"Bodhisattva yang tinggal berdiam melalui Dharma ini dan bersungguh-sungguh menerapkannya, dengan Cahaya Kebijaksanaan menghancurkan kegelapan dari ketidaktahuan; Dengan kekuatan belas-kasih menaklukkan tentara mara; Dengan pengetahuan besar dan kekuatan kebajikan memeriksa para tirthika; Dengan Vajrasamadhi melenyapkan semua penderitaan yang menodai pikiran; Dengan kekuatan semangat menghimpun akar kebaikan; Dengan kekuatan kebajikan dari memurnikan Buddhaksetra terhindar dari kesulitan oleh jalan jahat; Dengan kekuatan dari tiada kemelekatan memurnikan wilayah pengetahuannya; Dengan kekuatan upaya kausalya dan pengetahuan menghasilkan praktek Paramita dari Bodhisattvabhumi, dan juga beranekaragam Samadhi, enam pengetahuan super, dan empat keberanian, memurnikan seluruhnya; Dengan kekuatan dari semua kebajikan, Dia sepenuhnya mengembangkan semua Buddhaksetra yang murni, tanda-tanda unik-Nya yang tanpa batas dan pemurniannya, dan menyempurnakan hiasan tubuh - ucapan - pikiran; Dengan kekuatan pengamatan dan pengetahuan yang bebas, Dia mengetahui kekuatan, keberanian, dan kualitas unik dari semua Buddha adalah yang sama; Dengan kekuatan pengetahuan yang luas memahami alam Sarvajnajnana; Dengan kekuatan Pranidhana masa lalu-Nya mewujudkan Buddhaksetra sesuai dengan kebutuhan mereka yang akan diajar, memutar Maha Dharmacakra, dan membebaskan para makhluk hidup yang tidak terhitung banyaknya."

"Bodhisattva Mahasattva dengan rajin mempraktekkan hal-hal ini, secara bertahap menyelesaikan semua perbuatan Bodhisattva, hingga mencapai kesamaan dengan Buddha, menjadi Guru Besar di dunia-dunia yang tanpa batas, mempertahankan Saddharma, dilindungi oleh semua Buddha, menjaga dan menjunjung gudang Dharma yang luas. Mencapai kecerdasan yang tidak terhalang, masuk secara mendalam kedalam kenyataan dari Dharma, dan di dunia-dunia yang tanpa batas diantara perkumpulan majelis besar Dia mewujudkan bentuk-rupa yang berbeda-beda, sesuai dengan jenis, dipenuhi dengan ciri-ciri yang terunggul; Dengan kekuatan kefasihan yang tanpa halangan Dia secara terampil menjelaskan Dharma yang mendalam. Wilayah ucapan-Nya, dikembangkan dengan baik, dengan terampil mencapai semua orang, oleh karena itu mampu menyebabkan mereka yang mendengar bisa masuk ke pintu gerbang pengetahuan yang tidak habis-habisnya. Dengan mengetahui penderitaan yang sedang ada di pikiran para makhluk, Dia mengajar mereka dengan sesuai; Karena bunyi suara yang diucapkan-Nya adalah yang sepenuhnya murni, Dia bisa berkhotbah dengan satu suara, menyebabkan semua menjadi bergembira. Tubuh-Nya terbentuk dengan baik, dan memiliki kekuatan besar, jadi diantara perkumpulan majelis tiada seorangpun yang bisa menandingi-Nya. Karena mengetahui pikiran para makhluk hidup dengan baik, Dia mampu tampil dalam semua cara. Karena menjelaskan Dharma dengan mahir, suara-Nya tidak terhalang. Karena memiliki kebebasan pikiran, Dia menjelaskan Maha Dharma dengan sesuai, dan tiada seorangpun yang bisa menghalangi-Nya. Karena telah mencapai keberanian, pikirannya terbebas dari takut. Karena menguasai Dharma, tiada seorangpun yang bisa mengungguli-Nya. Karena menguasai pengetahuan, tiada seorangpun yang bisa melampaui-Nya. Karena menguasai Prajna-paramita, Dharma yang Dia jelaskan tidak bertentangan. Karena menguasai kekuatan kefasihan, Dia terus mengajar dengan kefasihan. Karena menguasai perintah pikiran, Dia dengan pasti memperlihatkan ciri-ciri yang sesungguhnya dari semua gejala kejadian. Karena menguasai khotbah, kapanpun Dia berbicara bisa menghasilkan semua jenis contoh dan persamaan. Karena menguasai belas-kasih yang besar, Dia dengan rajin mengajar para makhluk hidup tanpa kenal lelah. Karena menguasai kebaikan yang besar, Dia memancarkan jaring cahaya besar yang menyenangkan semua pikiran. Begitulah Bodhisattva, yang di atas Simhasana yang luas dan tinggi, menjelaskan Maha Dharma; Kecuali para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva yang berpengetahuan dan bertekad melampaui, tiada seorangpun yang bisa mengungguli-Nya, tiada seorangpun yang bisa melihat Usnisa-Nya, tiada seorangpun yang bisa lebih terang dari-Nya, dan tiada seorangpun yang bisa membungkam-Nya dengan pertanyaan sulit."

"Ketika, Kulaputra, sang Bodhisattva telah mencapai kekuatan bebas seperti itu, bahkan jika ada vihara yang luas yang berukuran dunia-dunia yang banyaknya tidak terkatakan, dipenuhi dengan para makhluk, yang masing-masingnya memiliki kemuliaan dari Raja dari Mahasahassralokadhatu, segera ketika sang Bodhisattva memperlihatkan diri-Nya, Dia akan lebih cemerlang dari seluruh perkumpulan makhluk itu. Dengan kebaikan dan belas-kasih yang besar, Dia akan melindungi mereka saat ketakutan dan lemah, dan dengan kebijaksanaan yang mendalam Dia akan memeriksa kecenderunga mereka dan mengajar dengan kefasihan yang tanpa takut, menyebabkan semua bergembira. Mengapa? Karena Bodhisattva Mahasattva telah mengembangkan wilayah pengetahuan dan kebijaksanaan yang tidak terukur; Karena Dia telah mengembangkan pemahaman terampil yang tidak terukur; Karena Dia telah mengembangkan kekuatan yang luas dari perhatian yang benar; Karena Dia telah mengembangkan kecerdasan fleksibel yang tanpa batas; Karena Dia telah mengembangkan penguasaan pikiran sepenuhnya untuk memastikan ciri-ciri yang sesungguhnya dari semua gejala kejadian; Karena Dia telah mengembangkan tekad yang tanpa batas untuk Bodhi; Karena Dia telah mengembangkan kekuatan kefasihan yang tanpa kesalahan; Karena Dia telah mengembangkan keyakinan mendalam dan ketetapan yang didukung oleh para Buddha; Karena Dia telah mengembangkan kekuatan pengetahuan untuk memasuki perkumpulan majelis dari semua Buddha; Karena Dia telah mengembangkan pikiran murni yang mengetahui para Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan adalah yang pada intinya memiliki sifat alami yang sama; Karena Dia telah mengembangkan pengetahuan dari para Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan, dan semangat besar dan pengetahuan dari semua Bodhisattva, dan mampu menjadi Guru Dharma, untuk mengungkapkan gudang Saddharma dari para Buddha, dan melindungi dan mempertahankannya."

Kemudian Dharmaprajna Bodhisattva Mahasattva, ingin mengulangi maksudnya, melalui kekuatan sang Buddha, mengucapkan syair-gatha ini :

Pikiran yang tinggal berdiam di Bodhi, menghimpun kebajikan yang sangat banyak,
Tidak pernah memanjakan diri, menanam kebijaksanaan yang tidak tergoyahkan,
Selalu penuh perhatian pada cita-cita mencapai Bodhi,
Pada inilah semua Buddha menjadi bergembira.

Penuh kesadaran dan tekad yang kuat, oleh dorongan sendiri,
Tidak bergantung pada apapun di dunia, dan tidak pernah gentar dan takut,
Memasuki Dharma yang mendalam melalui praktek tiada perselisihan,
Pada inilah semua Buddha menjadi bergembira.

Saat para Buddha bergembira, usaha Bodhisattva menjadi kukuh,
Dia mengolah kebajikan dan kebijaksanaan, dan semua yang membantu sang Jalan.
Masuk kedalam praktek yang murni dari semua Bhumi,
Dia menyempurnakan cita-cita yang diucapkan oleh Tathagata.

Dengan mempraktekkan ini, mencapai Dharma yang menakjubkan,
Dan setelah mencapai Dharma, menyampaikannya kepada yang lain,
Sesuai dengan kecenderungan pikiran, indera, dan sifat alami,
Dia mengajar sesuai dengan apapun yang cocok.

Bodhisattva menjelaskan Dharma kepada orang lain,
Dengan tanpa menghentikan praktek Paramita;
Saat Dia menyelesaikan jalan Paramita,
Selamanya tinggal menetap di lautan keberadaan, menyelamatkan makhluk hidup.

Dia praktek dengan rajin siang dan malam, tanpa kenal lelah,
Menyebabkan benih Triratna tidak lenyap.
Semua praktek murni yang dilaksanakan-Nya,
Dia baktikan demi tingkat keBuddhaan.

Tindakan kebajikan yang dilaksanakan Bodhisattva,
Semuanya demi mengembangkan dan menyempurnakan makhluk hidup,
Membuat mereka menghancurkan ketidakjelasan dan melenyapkan penderitaan,
Menaklukkan tentara mara dan mencapai Samyaksambodhi.

Dengan mempraktekkan itu, mencapai pengetahuan Buddha,
Memasuki secara mendalam permata Dharma dari Buddha.
Sebagai Guru Besar, Dia menjelaskan Dharma yang halus,
Seperti nektar manis yang menyegarkan semua.

Belas-kasih dan simpati-Nya menjangkau semua,
Mengetahui pikiran dari semua makhluk hidup,
Menjelaskan sesuai dengan kecenderungan mereka,
Buddhadharma yang tidak terhitung dan tidak terbatas.

Tingkah laku-Nya tenang sama seperti raja gajah,
Keberanian-Nya sama seperti singa,
Tidak tergoyahkan seperti gunung, pengetahuan-Nya seperti samudra,
Dan sama seperti hujan besar yang melenyapkan semua panas.

Ketika Dharmaprajna telah mengucapkan syair-gatha ini, sang Buddha bergembira, dan semua orang dengan hormat mempraktekkannya.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Fri May 10, 2019 10:02 pm, total 27 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Mani Padme Hum

Post by skipper Sun Apr 07, 2019 2:09 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra MBarkUW
Guan Yin Pusa



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra OhgJNWo
Sahassrabhuja-Sahassranetra Avalokitesvara Bodhisattva Mahasattva

Bab 19
Suyamarohana parivartah

Kemudian pada saat itu, melalui kekuatan sang Tathagata, di semua dunia di sepuluh penjuru, di Jambudvipa di setiap empat penjuru, dan diatas puncak Sumeru, terlihat sang Tathagata sedang berada di tengah-tengah perkumpulan majelis, dimana para Bodhisattva, disebabkan oleh kekuatan sang Buddha, menjelaskan Dharma, semuanya merasa sedang berhadapan dengan sang Buddha di sepanjang waktu.

Kemudian pada saat itu, sang Bhagavan, tanpa melangkahkan kaki-Nya meninggalkan pohon Bodhi dan puncak Sumeru, naik keatas menuju gedung Yang Terhiasi Permata di Istana Suyama. Raja surga suyama, melihat sang Buddha sedang datang dari jauh, dengan kekuatan magis menciptakan Tahta Singa dari tumpukan bunga teratai permata didalam istananya, dengan jutaan tingkat perhiasan yang berkilau, jutaan jaring emas yang menutupinya, jutaan tirai bunga yang menutupinya, jutaan tirai karangan bunga, jutaan tirai wewangian, dan jutaan tirai permata, dikelilingi oleh jutaan kanopi yang semuanya dari bunga, karangan bunga, wewangian, dan permata; jutaan cahaya menyinarinya. Jutaan Raja Deva di Suyama membungkuk dengan hormat, jutaan Raja Brahma menari bergembira, jutaan Bodhisattva menyanyikan pujian. Jutaan alat musik surga memainkan jutaan nada Dharma, terus-menerus tanpa berhenti; Ada jutaan awan dari beranekaragam bunga, jutaan awan dari beranekaragam karangan bunga, jutaan awan dari beranekaragam perhiasan, jutaan awan dari beranekaragam jubah, menyelimuti seluruh sekeliling; jutaan awan dari beranekaragam permata cintamani yang berkilau. Tahta itu dilahirkan dari jutaan jenis akar kebaikan, yang dilindungi oleh jutaan Buddha, diperbanyak dengan jutaan jenis kebajikan, dimuliakan dan dimurnikan dengan jutaan jenis keyakinan dan jutaan jenis ikrar, dihasilkan oleh jutaan jenis karma, didirikan dengan jutaan jenis Dharma, diciptakan dari jutaan jenis kekuatan batin, selalu menghasilkan jutaan jenis suara yang mengungkapkan semua Dharma.

Kemudian sang Devaraja itu, setelah mengatur tahta ini untuk sang Tathagata, membungkukkan diri dan beranjali, dengan hormat menghadap sang Bhagavan Buddha, dan berkata : "Sadhu, Bhagavan, Sadhu, Sugata, Sadhu, Tathagata Arhan Samyaksambuddha. Tolong berbelas-kasih untuk singgah di Istana ini."

Kemudian sang Buddha, menerima undangannya, memasuki gedung permata. Hal ini juga terjadi ditempat yang sama di semua dunia di sepuluh penjuru.

Kemudian, melalui kekuatan batin sang Buddha, sang Devaraja mengingat bagaimana dirinya menanam 'akar kebajikan (kusala-mula)' kepada para Buddha di masa lampau, lalu mengucapkan syair-gatha ini :

Yasas Tathagata, terkenal diseluruh sepuluh penjuru,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Telah datang ke gedung permata ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Ratnaraja Tathagata, lampu dunia,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Telah datang ke gedung yang murni ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Sukhinetra Tathagata, dengan penglihatan yang tanpa halangan,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Telah datang ke gedung yang terhiasi ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Dipamkara Tathagata, menerangi dunia,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Telah datang ke gedung yang luar biasa ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Hitaisin Tathagata, penolong dunia,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Telah datang ke gedung yang tanpa noda ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Sujnana Tathagata, yang tanpa guru,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Telah datang ke gedung permata wangi ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Devatikranta Tathagata, sang lampu dunia,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Telah datang ke gedung agung yang wangi ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Anirgama Tathagata, sang pahlawan pengetahuan,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Telah datang ke gedung mata semesta ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Aparajita Tathagata, dipenuhi dengan semua kebajikan,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Telah datang ke gedung yang terhiasi dengan sangat baik ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Muni Tathagata, yang menguntungkan dunia,
Yang tertinggi diantara yang menguntungkan.
Telah datang ke gedung perhiasan semesta ini,
Oleh karena itu, tempat ini adalah yang paling menguntungkan.

Sama seperti di dalam dunia ini, Raja surga Suyama, melalui kekuatan sang Buddha, memuji kebajikan dari sepuluh Buddha masa lampau, begitu juga dengan semua Raja surga Suyama di dunia-dunia dari sepuluh penjuru yang juga memuji kebajikan para Buddha. Kemudian sang Bhagavan Buddha memasuki gedung Ratnavyuha itu dan duduk dengan sikap bunga teratai diatas Simhasana bunga teratai permata. Gedung ini tiba-tiba menjadi sangat luas, sama seperti tempat tinggal dari semua rombongan para dewa. Hal yang sama ini juga terjadi di semua dunia di sepuluh penjuru.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Tue May 14, 2019 10:08 pm, total 2 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Mani Padme Hum

Post by skipper Sat May 11, 2019 11:35 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Cn4QEwJ
Guan Yin Pusa



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra FGuJEta
Amoghaphasavalokitesvara

Bab 20
Suyamastava parivartah

Kemudian pada saat itu, melalui kekuatan batin sang Buddha, ada datang berkumpul para Maha Bodhisattva dari setiap sepuluh penjuru arah, masing-masing didampingi oleh para Bodhisattva yang banyaknya seperti butiran debu di Buddhaksetra, datang dari dunia-dunia yang jauh, melampaui ksetra yang banyaknya seperti butiran debu di dalam seratus ribu Buddhaksetra. Nama-nama Mereka yaitu : Punyavana Bodhisattva Mahasattva, Prajnavana Bodhisattva Mahasattva, Vijayavana Bodhisattva Mahasattva, Abhayavana Bodhisattva Mahasattva, Manasvana Bodhisattva Mahasattva, Viryavana Bodhisattva Mahasattva, Balavana Bodhisattva Mahasattva, Caryavana Bodhisattva Mahasattva, Smrtivana Bodhisattva Mahasattva, Jnanavana Bodhisattva Mahasattva. Nama-nama dunia asal Mereka yaitu : Gambhiraprajna, Mudraprajna, Ratnaprajna, Paramaprajna, Dipaprajna, Vajraprajna, Ksemaprajna, Suryaprajna, Diptaprajna, dan Vimalaprajna. Mereka semua telah mengolah brahmacarya yang murni dihadapan para Buddha; Nama-nama para Buddha itu adalah : Nityacaksu Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Anuttaracaksu Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Asthanacaksu Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Aksobhyacaksu Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Divyacaksu Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Vimoksacaksu Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Dharmabhodakacaksu Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Rupavijnanacaksu Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Paramacaksu Tathagata Arhan Samyaksambuddha, Nilacaksu Tathagata Arhan Samyaksambuddha. Ketika para Bodhisattva itu tiba di tempat sang Bhagavan, Mereka berlutut ke Kaki sang Bhagavan, dan lalu Masing-masing, di setiap penjuru asal Mereka, menciptakan Simhasana Permata, duduk dalam sikap bunga teratai.

Sama seperti para Bodhisattva itu berkumpul di surga Suyama di dalam dunia ini, begitu juga hal yang sama terjadi di semua dunia. Nama-nama dari para Bodhisattva-nya, dunia-nya, Buddha-nya semuanya sama seperti ini.

Kemudian pada saat itu, sang Bhagavan memancarkan ratusan ribu miliar sinar cahaya yang berwarna indah dari ujung jari kaki-Nya, yang menerangi semua dunia di sepuluh penjuru, sehingga para Buddha dan perkumpulan majelis di dalam istana Suyama di semua dunia bisa terlihat. 

Kemudian Punyavana Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Buddha memancarkan cahaya besar,
Menerangi sepuluh penjuru;
Semuanya melihat sang Bhagavan di surga dan di bumi,
Bebas, tanpa rintangan.

Sang Buddha duduk di dalam istana Suyama,
Namun meliputi semua dunia di dharmadhatu;
Peristiwa ini adalah yang paling luar biasa,
Dunia menjadi takjub ingin tahu.

Raja surga Suyama,
Telah memuji sepuluh Buddha dalam gatha;
Apa yang terlihat di perkumpulan majelis ini
Semuanya sama dimana-mana.

Kumpulan para Bodhisattva itu,
Semuanya memiliki nama yang sama seperti kami;
Di semua wilayah di sepuluh penjuru,
Mereka menjelaskan Dharma yang tiada tanding.

Dunia-dunia asal Mereka,
Juga bernama sama seperti kami punya;
Semua dari Mereka, dengan para Buddhanya,
Menyempurnakan Brahmacarya.

Nama dari semua Buddha itu,
Juga sama seperti yang kami punya;
Negaranya makmur dan bahagia,
Kekuatan batinnya tanpa ketergantungan.

Dimana-mana di sepuluh penjuru,
Mereka berpikir sang Buddha ada disana;
Ada yang melihat-Nya di dunia manusia,
Ada yang melihat-Nya di surga.

Sang Buddha tinggal berdiam dimana-mana,
Di dalam semua ksetra yang beranekaragam;
Kami sekarang melihat sang Buddha,
Di dalam pertemuan surga ini.

Dia membuat ikrar Bodhi
Yang menjangkau semua dunia di dharmadhatu;
Inilah sebabnya kekuatan sang Buddha
Meliputi semua, tidak terbayangkan.

Telah membuang nafsu duniawi,
Dia menyemurnakan kebajikan yang tanpa batas;
Oleh sebab itu, memperoleh kekuatan batin,
Dan terlihat oleh semua makhluk.

Dia menjelajahi semua dunia di dharmadhatu,
Sama seperti ruang angkasa, tanpa rintangan;
Dengan satu tubuh, banyak tubuh yang tidak terbatas,
Wujud-Nya tidak bisa dipahami.

Kebajikan Buddha adalah yang tanpa batas;
Adalah yang tidak bisa diukur;
Apakah tinggal berdiam atau pergi,
Dia meliputi dharmadhatu.

Kemudian Prajnavana Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Sang Maha Lokanatha,
Sang Bhagavan yang bebas dari kotoran batin,
Adalah yang sulit dijumpai,
Bahkan dalam kalpa yang tidak terhitung.

Sang Buddha memancarkan cahaya besar
Bisa terlihat di semua dunia;
Berkhotbah secara luas kepada orang banyak,
Menguntungkan semua makhluk hidup.

Sang Buddha muncul di dunia,
Menghapus kegelapan dari ketidaktahuan;
Sang Lampu dunia ini,
Adalah yang langka dan sulit terlihat.

Setelah mengolah Dana, Sila, Ksanti,
Juga Virya, dan Dhyana,
Dan yang tertinggi Prajna-paramita,
Dengan itu, Dia menerangi dunia.

Sang Buddha tiada bandingannya;
Tiada satupun pembanding yang bisa ditemukan.
Tanpa memahami kebenaran yang sesungguhnya,
Tiada seorangpun yang bisa mengetahui-Nya.

Tubuh Buddha dan kekuatan batin-Nya,
Adalah yang bebas dan tidak terbayangkan;
Tidak pergi, tidak datang,
Dia mengucapkan kebenaran untuk membebaskan.

Jika ada yang bisa melihat dan mendengar,
Sang Guru yang murni atas manusia dan dewa,
Maka akan selamanya meninggalkan duka,
Dan membuang semua kesengsaraan.

Selama kalpa yang tidak terhitung dan tidak terukur,
Dia mengolah Bodhisattvacarya;
Yang tidak mengetahui makna ini,
Tidak bisa mencapai Buddhatva.

Jika orang bisa mengetahui makna ini,
Maka kebajikan akan jauh melampaui
Mereka yang membuat persembahan kepada para Buddha yang tidak terhitung
Selama kalpa yang tidak terbayangkan.

Bahkan jika orang berdana kepada sang Buddha,
Ksetra yang tidak terhitung, yang dipenuhi permata,
Jika orang itu tidak mengetahui makna ini,
Tidak akan pernah mencapai Bodhi.

Kemudian Vijayavana Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Sama seperti di musim panas,
Dengan langit yang terang dan tak berawan,
Matahari menyala dengan kobaran cahaya,
Memenuhi sepuluh penjuru,
Cahaya itu tanpa batas,
Tidak mungkin diukur,
Bahkan oleh mereka yang memiliki mata,
Apalagi orang yang buta;
Begitu juga para Buddha,
Kebajikan Mereka adalah yang tanpa batas;
Bahkan dalam kalpa yang tidak terbayangkan,
Tiada seorangpun yang bisa mengetahui selengkapnya.

Semua gejala kejadian tiada asal-mula,
Dan tiada seorangpun yang bisa menciptakannya;
Tiada tempat asal itu dilahirkan,
Itu tidak bisa dibeda-bedakan.

Semua gejala kejadian tiada asal-mula,
Oleh karena itu, itu tidak dilahirkan;
Karena tiada kelahiran,
Maka tiada kepunahan yang bisa ditemukan.

Semua gejala kejadian tiada lahir,
Dan juga tiada kepunahan;
Orang yang memahami dalam cara ini,
Akan melihat sang Buddha.

Karena gejala kejadian tiada lahir,
'Sifat alami diri (svabhava)' adalah yang tidak ada;
Orang yang menganalisa dan mengetahui ini,
Akan tiba di Dharma yang mendalam.

Karena gejala kejadian tiada svabhava,
Tiada seorangpun yang bisa memahaminya;
Ketika memahami gejala kejadian dalam cara ini,
Pada yang tertinggi, tiada apapun yang di mengerti.

Yang dikatakan memiliki kelahiran,
adalah untuk mewujudkan ksetra.
Jika bisa mengetahui sifat alami ksetra,
Pikiran tidak akan bingung;
Memeriksa sesuai dengan kebenaran,
Sifat alami dari dunia dan ksetra,
Jika orang mampu mengetahui ini,
Maka bisa menjelaskan semua gejala kejadian.

Kemudian Abhayavana Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Tubuh sang Buddha yang sangat besar,
Menjangkau batas dharmadhatu;
Tanpa meninggalkan tempat duduk-Nya,
Dia meliputi semua tempat.

Siapapun yang mendengar Dharma ini,
Yang menghormati dan meyakininya,
Akan selamanya terlepas dari semua penderitaan,
Dari keadaan duka.

Bahkan pergi ke banyak dunia,
Yang sangat banyak dan tidak terhitung,
Dengan satu pikiran ingin mendengar,
Tentang kekuatan sang Buddha,
Dan kualitas dari Buddha ini,
Anuttara Samyaksambodhi-Nya,
Bahkan ingin mendengar dalam sesaat,
Tiada seorangpun yang bisa.

Jika ada yang dimasa lampau,
Meyakini aspek dari Buddha ini,
Maka Dia telah menjadi Buddha,
Dan sang Lampu Dunia.

Jika ada yang akan mendengar,
Tentang kekuatan bebas dari sang Buddha,
Dan setelah mendengar lalu meyakininya,
Dia juga akan menjadi Buddha.

Jika ada yang di masa sekarang,
Mampu meyakini ajaran Buddha ini,
Dia juga akan menjadi Buddha,
Dan menjelaskan Dharma tanpa takut.

Ajaran ini sulit ditemukan,
Bahkan di dalam kalpa yang tidak terhitung;
Jika ada yang mendengarnya,
Ketahuilah bahwa itu adalah kekuatan ikrar masa lalu.

Jika ada yang bisa menerima dan mempertahankan,
Buddhadharma seperti ini,
Dan menjunjungnya, juga menyebarkannya,
Maka Dia akan menjadi Buddha.

Apalagi bagi Dia yang berjuang dengan rajin,
Dengan pikiran yang kukuh, dan tidak menyerah;
Anda harus tahu, bahwa orang seperti itu,
Pasti akan mencapai Anuttara Samyaksambodhi.

Kemudian Manasvana Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Jika orang bisa mendengar,
Ajaran pembebasan yang langka ini,
Dan bisa menghasilkan pikiran gembira,
Dia akan segera menghapus jaring keraguan.

Orang yang mengetahui dan melihat semua,
Mengucapkan kata-kata ini dalam dirinya :
'Tiada apapun yang sang Buddha tidak ketahui',
Oleh sebab itu, akan menjadi yang tidak terbayangkan.

Tidak pernah dari yang tidak berkebijaksanaan,
Kebijaksanaan dilahirkan;
Para duniawi selalu di dalam kegelapan,
Oleh sebab itu, tiada yang bisa menghasilkannya.

Sama seperti bentuk dan tiada bentuk
Adalah yang dua dan bukan satu;
Begitu juga pengetahuan dan ketidaktahuan,
Yang pada dasarnya adalah berbeda.

Sama seperti tanda dan tiada tanda,
Lahir-mati dan nirvana,
Adalah yang berbeda dan tidak sama;
Begitu juga dengan pengetahuan dan ketidaktahuan.

Ketika dunia pertama kali terjadi,
Tiada tanda peluruhan;
Begitu juga dengan pengetahuan dan ketidaktahuan,
Ciri-cirinya tidak serentak.

Sama seperti keadaan pertama dari pikiran Bodhisattva,
Tidak berdampingan dengan keadaan akhir dari pikiran;
Begitu juga dengan pengetahuan dan ketidaktahuan,
Dua pikiran ini tidak berdampingan.

Sama seperti tubuh dan kesadaran,
Adalah yang tersendiri dan tidak bergabung;
Begitu juga dengan pengetahuan dan ketidaktahuan,
Pada yang tertinggi tidak menyatu.

Sama seperti obat mujarab,
Bisa melenyapkan semua racun;
Begitu juga dengan pengetahuan,
Menghapuskan semua ketidaktahuan.

Sang Buddha adalah yang tidak terkalahkan,
Dan juga yang tiada tanding;
Dia sama sekali tiada bandingannya,
Oleh sebab itu, sangat sulit dijumpai.

Kemudian Viryavana Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Semua gejala kejadian tiada perbedaan,
Tiada seorangpun yang mengetahuinya;
Hanya diantara para Buddha itu diketahui,
Karena pengetahuan Buddha adalah yang tertinggi.

Sama seperti emas dan warna emas
Adalah yang tidak berbeda intisarinya;
Begitu juga dengan gejala kejadian dan yang bukan gejala kejadian,
Adalah yang tidak berbeda intisarinya;

Makhluk hidup dan yang bukan makhluk hidup,
Dua-duanya adalah yang tanpa kenyataan;
Dalam cara ini, sifat alami dari segala sesuatu,
Hakekatnya adalah yang tiada keberadaan.

Sama seperti masa depan,
Tidak memiliki tanda masa lampau;
Begitu juga dengan semua gejala kejadian,
Tidak memiliki tanda apapun.

Sama seperti tanda kelahiran dan kematian,
Semua itu adalah yang tidak nyata;
Begitu juga dengan semua gejala kejadian,
Kosong sifat alaminya.

Nirvana tidak bisa dipahami,
Namun ketika diucapkan, ada dua jenis;
Begitu juga dengan semua gejala kejadian,
Ketika dibeda-bedakan, itu berbeda.

Sama seperti berdasarkan pada sesuatu yang dihitung,
Ada cara menghitung,
Sifat alaminya adalah yang tiada;
Begitulah gejala kejadian secara sempurna diketahui.

Sama seperti cara menghitung,
Menambah satu hingga jumlah yang tanpa batas;
Angka itu tidak memiliki sifat alami yang berwujud,
Itu dibeda-bedakan disebabkan oleh daya pikir.

Sama seperti dunia memiliki akhir,
Ketika terbakar di akhir kalpa,
Namun ruang angkasa tidak hancur;
Begitu juga dengan pengetahuan Buddha.

Para makhluk hidup di lokadhatu ini,
Semuanya melekati ciri-ciri ruang angkasa;
Begitu juga terhadap para Buddha,
Para duniawi membayangkan-Nya sesuka hati.

Kemudian Balavana Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Semua alam makhluk hidup,
Ada di masa lampau, sekarang, masa depan;
Para makhluk hidup dari masa lampau, sekarang, masa depan,
Semuanya tinggal berdiam di dalam panca skandha.

Panca skandha itu berdasarkan pada perbuatan,
Perbuatan berdasarkan pada pikiran;
Gejala kejadian pikiran adalah sama seperti khayalan,
Dan begitu juga dengan dunia.

Dunia tidak tercipta dengan sendirinya,
Juga tidak diciptakan oleh orang lain;
Namun itu memiliki pembentukan,
dan juga memiliki peluruhan.

Walaupun dunia memiliki pembentukan,
Dan peluruhan,
Orang yang memahami dunia,
Tidak akan mengucapkan dalam cara ini.

Apa itu dunia?
Apa itu yang bukan dunia?
Dunia dan yang bukan dunia,
Hanyalah pembedaan tentang nama.

Tiga masa waktu dan panca skandha,
dinamakan dunia,
Kepunahannya adalah "yang bukan dunia";
Begitulah itu hanyalah penamaan sementara.

Bagaimana skandha dijelaskan?
Apa sifat alami yang dimilikinya?
Sifat alami skandha adalah yang tidak bisa dihancurkan,
Oleh karena itu dinamakan yang tidak lahir.

Menganalisa skandha ini,
Sifat alaminya pada dasarnya kosong dan tiada;
Karena itu adalah kosong, itu tidak bisa dihancurkan;
Inilah makna dari tiada lahir.

Karena para makhluk hidup adalah begitu,
Demikian juga para Buddha;
Buddha dan Buddhadharma,
Yang pada dasarnya tiada keberadaan.

Jika ada yang mengetahui hal ini,
Dengan benar, tanpa khayalan,
Dia Yang Mengetahui dan Melihat Semua,
Akan selalu dihadapan orang itu.

Kemudian Caryavana Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Seperti di dalam semua dunia,
Semua unsur yang padat,
Tiada keberadaan yang berdiri sendiri,
Namun ditemukan dimana-mana,
Begitu juga dengan tubuh Buddha,
Meliputi semua dunia,
Bentuk-rupa-Nya yang beranekaragam,
Tanpa tempat tinggal dan asal-mula.

Hanya dikarenakan oleh kegiatan,
Kita mengucapkan nama "makhluk hidup",
Dan tiada 'tindakan (karma)' yang ditemukan,
Terpisah dari makhluk hidup.

Sifat alami karma adalah yang pada dasarnya kosong dan tiada,
Namun itulah landasan para makhluk,
Dimana-mana menghasilkan semua bentuk-rupa,
Dan namun tidak datang dari manapun.

Inilah kekuatan yang bekerja dari bentuk-rupa,
Tidak mungkin untuk dipahami;
Jika orang memahami dasar itu,
Didalamnya tiada objek yang terlihat.

Tubuh Buddha adalah yang juga seperti ini;
Itu tidak bisa dipahami;
Bentuk-rupa-Nya yang beranekaragam,
Muncul di semua ksetra di dharmadhatu.

Tubuh bukanlah Buddha,
Juga bukan Buddha adalah tubuh;
Hanya kenyataan adalah tubuh,
Yang meliputi segala sesuatu.

Jika orang bisa melihat tubuh Buddha,
Yang semurni sifat alami kenyataan,
Orang seperti itu tidak memiliki ragu,
Atau kebingungan tentang Buddha.

Jika orang melihat semua gejala kejadian,
Seperti dalam intisarinya sama dengan Nirvana,
Ini adalah melihat sang Buddha,
Yang pada yang tertinggi tanpa tempat tinggal.

Jika orang mengolah 'kesadaran yang benar (samyak-smrti)',
Dan dengan jelas melihat 'Kebangkitan yang sesungguhnya (Samyaksambodhi)',
Yang tiada tanda, tanpa pembedaan,
Ini adalah pewarisan kebenaran.

Kemudian Smrtivana Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Itu adalah sama seperti pelukis,
Menyebarkan beranekaragam warna;
Hayalan menangkap bentuk-rupa yang berbeda-beda,
Namun unsur itu tidak memiliki perbedaan.

Di salam unsur tiada bentuk-rupa,
Dan di dalam bentuk-rupa tiada unsur;
Dan namun terpisah dari unsur,
Tiada bentuk-rupa yang bisa ditemukan.

Di dalam pikiran tiada gambaran,
Di dalam gambaran tiada pikiran;
Namun terpisah dari pikiran,
Tiada gambaran yang ditemukan.

Pikiran itu tidak pernah berhenti,
Mewujudkan semua bentuk-rupa,
Tidak terhitung, tidak terbayangkan banyaknya,
Tidak mengenal satu sama lain.

Sama seperti pelukis,
Tidak bisa mengetahui pikirannya sendiri,
Namun melukis disebabkan oleh pikiran,
Begitu juga dengan sifat alami semua gejala kejadian.

Pikiran sama seperti seniman,
Mampu melukis dunia;
Panca skandha seluruhnya terlahir karena itu;
Tiada apapun yang tidak diciptakannya.

Sama seperti pikiran, begitu juga Buddha;
Sama seperti Buddha, begitu juga makhluk hidup;
Ketahuilah bahwa Buddha dan pikiran,
Adalah pada intisarinya yang tidak habis-habisnya.

Jika orang mengetahui perbuatan dari pikiran
Yang menciptakan semua dunia;
Orang itu akan melihat sang Buddha,
Dan memahami sifat alami Buddha yang sesungguhnya.

Pikiran tidak tinggal berdiam di dalam tubuh,
Juga tubuh tidak tinggal berdiam di dalam pikiran;
Namun itu mampu melaksanakan perbuatan Buddha,
Secara bebas, tanpa pendahuluan.

Jika orang ingin sungguh mengetahui,
Semua Buddha dari masa lampau-sekarang-masa depan,
Orang itu harus merenungkan sifat alami dharmadhatu,
Yang seluruhnya adalah dari pembentukan pikiran.

Kemudian Jnanavana Bodhisattva Mahasattva, melalui kekuatan sang Buddha, mengamati sepuluh penjuru, mengucapkan syair-gatha ini :

Yang dipahami tidak bisa dipahami,
Yang terlihat tidak bisa dilihat,
Yang terdengar tidak bisa didengar;
Satu pikiran adalah yang tidak terbayangkan.

Yang terbatas dan yang tidak terbatas,
Dua-duanya tidak bisa dipahami;
Jika orang mau memahaminya,
Pada yang tertinggi, dia tidak memahami apapun.

Mengatakan apa yang seharusnya tidak dikatakan,
Adalah penipuan diri;
Ketika tugasnya sendiri belum selesai,
Orang tidak bisa menggembirakan yang lain.

Orang yang ingin memuji sang Buddha,
Serta Tubuh-Nya yang tanpa batas, wujud-Nya yang menakjubkan,
Tidak bisa mengungkapkannya sepenuhnya,
Bahkan di dalam kalpa yang tidak terhitung.

Sama seperti permata Cintamani,
Bisa mewujudkan semua warna,
Ia tidak berwarna namun menampilkan warna,
Begitu juga dengan semua Buddha.

Juga, sama seperti ruang angkasa yang cerah,
Tanpa bentuk-rupa dan tidak bisa dilihat,
Dan meskipun ia memperlihatkan semua bentuk-rupa,
Tiada seorangpun yang bisa melihat ruang angkasa,
Begitu juga dengan para Buddha;
Mereka mewujudkan bentuk-rupa tanpa batas dimana-mana,
Namun tidak didalam wilayah kegiatan pikiran,
Sehingga orang tidak bisa melihat Mereka.

Walaupun suara Buddha terdengar,
Suara itu bukanlah sang buddha;
Dan namun tidak terpisah dari suara,
Sang Buddha bisa diketahui.

Buddha tidak datang maupun tidak pergi;
Dia terpisah dari semua pembedaan;
Maka bagaimana bisa orang
Mengatakan bahwa bisa melihat-Nya?

Buddha tidak memiliki Dharma,
Bagaimana bisa Buddha memiliki penjelasan?
Itu adalah sesuai dengan pikiran orang,
Bahwa orang berpikir sang Buddha menjelaskan Dharma.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Wed May 29, 2019 9:52 pm, total 12 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Om Mani Padme Hum

Post by skipper Fri May 17, 2019 1:14 pm

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra MZuXndg
Guan Yin Pusa



Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Sc14DGG
Manjughosa - Lokesvararaja - Guhyakadipati

Bab 21
Dasacarya parivartah


Kemudian pada saat itu, Punyavana Bodhisattva Mahasattva, di adhisthana oleh sang Buddha, memasuki Samadhi yang bernama Keterampilan Meditasi Dari Bodhisattva (Bodhisattvakosalyadhyana nama samadhim)'; Ketika Dia telah memasuki Samadhi ini, ada muncul di hadapannya para Buddha yang banyaknya seperti butiran debu dari sepuluh ribu Buddhaksetra dari setiap sepuluh penjuru, melewati sistem dunia yang banyaknya seperti butiran debu dari sepuluh ribu Buddhaksetra. Semua Buddha itu memiliki nama yang sama, yaitu Punyavana. Mereka dimana-mana muncul dihadapannya, berkata kepada Punyavana Bodhisattva Mahasattva : "Sadhu, Sadhu, Kulaputra, tentu sangat baik bahwa Anda bisa memasuki Bodhisattvakosalyadhyana Samadhi! Di setiap sepuluh penjuru, Kulaputra, para Buddha yang banyaknya seperti butiran debu dari sepuluh ribu Buddhaksetra bersama-sama meng-adhisthana Anda dengan kekuatan batin Mereka, dan ini juga oleh kekuatan pranidhana masa lampau dari Vairocana Tathagata, juga oleh kekuatan akar kebajikan Bodhisattva, bahwa Anda memasuki Samadhi ini, membisakan Anda mebabarkan Dharma, demi meningkatkan pengetahuan Buddha, memasuki dharmadhatu secara mendalam, memahami dengan baik alam-alam para makhluk hidup, tanpa rintangan memasuki apapun, tanpa halangan dalam semua kegiatan, mencapai upaya-kausalya yang tiada bandingan, memasuki intisari Sarvajnajnana, menyadari semua gejala kejadian, mengetahui semua indera, mampu mempertahankan dan menjelaskan semua Dharma, yaitu, menghasilkan 'sepuluh jenis praktek dari Bodhisattva (Bodhisattvadasacarya)'. Anda, Kulaputra, harus menerima kekuatan batin yang menakjubkan dari para Buddha untuk membabarkan Dharma ini!"

Kemudian pada saat itu, para Buddha memberikan kepada Punyavana Bodhisattva pengetahuan yang tidak terhalang, pengetahuan yang tidak melekat, pengetahuan tidak terputus, pengetahuan yang tidak terperdaya, pengetahuan yang tidak membedakan, pengetahuan yang tanpa kesalahan, pengetahuan yang tidak terbatas, pengetahuan yang tiada tanding, pengetahuan yang tiada lalai, dan pengetahuan yang tidak bisa diambil. Mengapa begitu? Karena melalui kekuatan Samadhi ini, Dharma adalah seperti itu.

Kemudian pada saat itu, semua Buddha mengulurkan tangan kanan dan mengusap kepala Punyavana Bodhisattva; Kemudian Punyavana Bodhisattva bangkit dari Samadhi dan mengumumkan kepada para Bodhisattva, dengan berkata : "Kulaputra, praktek dari Bodhisattva adalah yang tidak terbayangkan, luasnya seperti dharmadhatu dan ruang angkasa. Mengapa begitu? Karena, Kulaputra, Bodhisattva mengolah praktek yang sama seperti yang dari para Buddha dari masa lalu, sekarang, dan masa depan. Sekarang, Saya akan membabarkan praktek dari Bodhisattva. Ada, Kulaputra, sepuluh jenis praktek dari Bodhisattva yang para Buddha dari masa lalu, sekarang, dan masa depan telah jelaskan, sedang jelaskan, dan akan jelaskan. Apakah sepuluh itu? Yaitu :

Praktek dari memberikan kegembiraan.
Praktek dari yang bermanfaat.
Praktek dari tiada perselisihan.
Praktek dari kegigihan.
Praktek dari tiada kebingungan.
Praktek dari perwujudan yang baik.
Praktek dari tiada kemelekatan.
Praktek dari yang sulit dicapai.
Praktek dari ajaran yang baik.
Praktek dari Kebenaran.

"Inilah yang dinamakan sepuluh praktek dari Bodhisattva yang dijelaskan oleh para Buddha dari masa lampau, sekarang, dan masa depan."

"Kulaputra, apakah praktek dari memberikan kegembiraan dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva adalah Pemberi yang murah hati, memberikan apapun yang dimilikinya dengan pikiran yang tenang, tanpa penyesalan, tanpa mengharapkan hadiah, tanpa mencari kehormatan, tanpa mendambakan keuntungan materi, namun hanya untuk menolong dan melindungi semua makhluk hidup, untuk memasukkan semua makhluk hidup kedalam pengasuhannya, untuk menguntungkan semua makhluk hidup, untuk meniru praktek yang asli dari semua Buddha, untuk mengingat kembali praktek yang asli dari semua Buddha, bergembira di dalam praktek yang asli dari semua Buddha, memurnikan praktek yang asli dari semua Buddha, lebih lanjut mengembangkan praktek yang asli dari semua Buddha, mewujudkan praktek yang asli dari semua Buddha, dan menjelaskan praktek yang asli dari semua Buddha, untuk menyebabkan semua makhluk hidup terbebas dari kesakitan dan penderitaan dan mencapai ketentraman dan kebahagiaan."

"Ketika Bodhisattva mengolah praktek ini, Dia menyebabkan semua makhluk hidup bergembira dan senang. Di semua tempat yang ada kemiskinan dan kekurangan, Dia pergi kesana melalui kekuatan virya untuk terlahir mulia dan kaya, sehingga bahkan jika ada satu saat para makhluk yang tidak terhitung datang kepada sang Bodhisattva dan berkata, 'Maitri, kami miskin dan sedang membutuhkan, tanpa makanan, lapar dan lemah, lusuh dan menyedihkan, sedang di pinggir jurang kematian; Tolong kasihanilah kami dan berikan daging anda untuk makanan agar kami bisa tetap hidup,' sang Bodhisattva akan segera memberikannya kepada mereka, untuk menggembirakan dan memuaskan mereka. Bahkan jika ratusan ribu para makhluk hidup yang tidak terhitung datang memohon dalam cara ini, sang Bodhisattva tidak akan mundur, namun akan meningkat bahkan lebih besar kebaikan dan belas-kasihnya. Tentu saja, karena semua makhluk hidup datang mencarinya, sang Bodhisattva, melihat mereka, akan menjadi lebih gembira, dan berpikir, 'Saya telah memperoleh anugerah yang baik; para makhluk hidup ini adalah lapangan kebajikan Saya, mereka adalah teman baik dan penderma Saya, tanpa Saya meminta, mereka datang untuk menyebabkan Saya memasuki Buddhadharma. Sekarang Saya harus mengolah pembelajaran dalam cara ini, tidak menyangkal keinginan para makhluk hidup.' Dia juga akan membentuk pikiran ini: 'Semoga semua kebajikan yang telah Saya lakukan, sedang lakukan, dan akan lakukan, menyebabkan Saya di masa depan, di dalam semua dunia, di antara semua makhluk hidup, memperoleh tubuh yang sangat besar, sehingga bisa memuaskan semua makhluk yang kelaparan dengan daging dari tubuh ini, dan semoga Saya tidak mati selama bahkan jika hanya tinggal satu makhluk kecil yang masih belum kenyang, dan semoga daging yang Saya potong tidak bisa habis. Melalui kebajikan ini, semoga Saya mencapai Anuttara Samyaksambodhi, dan mengalami Maha Parinirvana; Dan semoga mereka yang memakan daging Saya juga mencapai Anuttara Samyaksambodhi, mencapai pengetahuan yang tidak membeda-bedakan, menunaikan semua Buddhadharma, secara luas melaksanakan pekerjaan Buddha hingga memasuki Nirvana tanpa sisa. Jika ada hati dari bahkan hanya satu makhluk hidup yang tidak terpenuhi, Saya tidak akan mencapai Anuttara Samyaksambodhi.'

"Begitulah Bodhisattva menguntungkan para makhluk, namun tanpa gagasan pikiran tentang diri, atau gagasan pikiran tentang makhluk hidup, atau gagasan pikiran tentang keberadaan, atau gagasan pikiran tentang kehidupan, tanpa beranekaragam gagasan pikiran, tanpa gagasan pikiran tentang 'kepribadian diri (pudgala)', tanpa gagasan pikiran tentang orang, tanpa gagasan pikiran tentang manusia, tanpa gagasan pikiran tentang pelaku atau penerima, Dia hanya mengamati ketidakterbatasan dari dharmadhatu dan alam makhluk hidup, kekosongannya, ketiadaan keberadaan, ketiadaan tanda, ketiadaan wujud, ketidakpastian, tiada ketergantungan, dan yang tidak diciptakan."

"Ketika melaksanakan perenungan ini, Dia tidak melihat dirinya sendiri, tidak melihat apapun yang diberikan, tidak melihat penerima, tidak melihat lapangan kebajikan, tidak melihat perbuatan, tidak melihat hadiah apapun, tidak melihat hasil apapun, tidak melihat hasil yang besar, tidak melihat hasil yang kecil."

"Kemudian sang Bodhisattva mengamati semua tubuh yang dimiliki oleh para makhluk hidup di masa lampau, masa depan, dan sekarang yang pada akhirnya binasa; Kemudian Dia membentuk pikiran ini : 'Sungguh luar biasa itu, alangkah bodoh dan gelap batin para makhluk hidup; Dalam kelahiran dan kematian mereka menerima tubuh yang tidak terhitung banyaknya, yang bisa binasa dan tidak kekal, dengan cepat kembali ke kerusakan dan kematian; Setelah mati, sekarang mati, dan masih juga akan mati, mereka masih tidak bisa menggunakan tubuh yang bisa hancur itu untuk mencari tubuh yang tidak bisa hancur. Saya harus mempelajari semua yang dipelajari para Buddha, untuk menyadari Sarvajnajnana, mengetahui semua kebenaran, dan menjelaskan kepada para makhluk hidup tentang sifat alami yang tidak bisa hancur dari kenyataan, yang adalah sama di masa lampau, sekarang, dan masa depan, dan yang sesuai dengan keheningan-tenang yang tertinggi, untuk menyebabkan mereka secara abadi mencapai kedamaian dan kebahagiaan.'"

"Inilah yang dinamakan Praktek Bodhisattva yang pertama dari memberikan kegembiraan."

"Kulaputra, apakah praktek dari yang bermanfaat dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva mempertahankan pengendalian diri yang murni, dan pikirannya tidak memiliki kemelekatan pada warna atau bentuk-rupa, suara, wewangian, selera, maupun perasaan. Juga, Dia mengkhotbahkan hal ini kepada para makhluk hidup. Dia tidak mencari kekuatan, status sosial, kekayaan, penampilan, atau kekuasaan. Tiada kemelekatan pada apapun, namun hanya dengan kuat menjunjung tinggi perilaku yang murni, dengan berpikir, 'Saat Saya mempertahankan Sila yang murni, pasti akan menyingkirkan semua belenggu, siksaan dari idaman, penindasan, fitnah, gangguan, dan akan mencapai kebenaran yang tidak membeda-bedakan yang dipuji oleh para Buddha.'"

"Ketika Bodhisattva mempertahankan Sila yang murni dalam cara ini, bahkan jika para mara datang menghampirinya dalam satu hari, masing-masing membawa para dewi yang tidak terhitung banyaknya, semuanya ahli dalam seni kenikmatan, cantik dan memikat, dengan beranekaragam hiburan demi mengacaukan perhatian Bodhisattva pada sang Jalan, sang Bodhisattva berpikir, 'nafsu keinginan ini adalah penghalang menuju sang Jalan dan menghambat Anuttara Samyaksambodhi.' Oleh karena itu, Dia tidak membayangkan bahkan satu pikiran tentang nafsu berahi; Pikirannya semurni Buddha. Dengan pengecualian dalam hal upaya-kausalya untuk mengajar dan mengubah para makhluk hidup, namun Dia masih tidak melepaskan tekad untuk Sarvajnajnana."

"Bodhisattva tidak menyakiti satupun makhluk hidup dalam pengejaran keinginannya sendiri; Dia lebih memilih mati daripada melakukan apapun yang menyakiti satu makhluk hidup pun."

"Setelah Bodhisattva telah melihat sang Buddha, Dia tidak pernah menimbulkan satupun pikiran tentang nafsu keinginan, apalagi berbuat atas nafsu keinginan."

"Pada saat ini, Bodhisattva berpikir, 'semua makhluk hidup, sepanjang malam, berpikir tentang nafsu keinginan, mengejar nafsu keinginan, dan melekati nafsu keinginan; Pikiran mereka tertuju pada cara mereka sendiri dan melekat pada nafsu keinginan, terus berputar di dalam itu, tidak memiliki kebebasan apapun. Saya harus menyebabkan para Mara dan dewi ini, dan semua makhluk hidup, untuk tinggal berdiam pada Sila yang tiada tanding; Sekali mereka tinggal berdiam di dalam Sila yang murni, pikiran mereka tidak akan pernah berpaling dari arah menuju Sarvajnajnana, dan pada akhirnya akan mencapai Anuttara Samyaksambodhi, dan memasuki Parinirvana. Mengapa begitu? Ini adalah pekerjaan yang harus dilakukan. Harus mengikuti para Buddha dalam mengolah pembelajaran ini, dan setelah mengerjakan itu, terpisah dari semua karma buruk dan menyingkirkan kebodohan pada gagasan tentang diri, memasuki semua Buddhadharma melalui pengetahuan, dan menjelaskannya kepada para makhluk hidup, untuk menyingkirkan angan-angan khayalan mereka, sementara itu mengetahui bahwa tiada angan-angan khayalan yang terpisah dari makhluk hidup dan tiada makhluk hidup yang terpisah dari angan-angan khayalan, tiada makhluk hidup di dalam angan-angan khayalan dan tiada angan-angan khayalan di dalam makhluk hidup, dan juga bukan angan-angan khayalan adalah makhluk hidup atau makhluk hidup adalah angan-angan khayalan; Angan-angan khayalan bukanlah sesuatu yang di dalam atau diluar. Mengetahui semua gejala kejadian adalah yang tidak nyata, tiba-tiba timbul dan tiba-tiba lenyap, tiada kepadatan atau ketetapan, sama seperti mimpi, seperti pentulan, seperti khayalan, seperti ilusi, yang mengelabui para orang bodoh. Mereka yang mengerti dalam cara ini akan mampu memahami semua karma, menguasai kelahiran dan kematian juga Nirvana, menyadari Bodhi, menyelamatkan diri mereka sendiri dan menyebabkan yang lainnya memperoleh keselamatan, membebaskan diri mereka sendiri dan membuat yang lainnya memperoleh pembebasan, menaklukkan diri mereka sendiri dan menyebabkan yang lainnya ditaklukkan, menjadi hening-tenang dan membuat yang lainnya menjadi hening-tenang, mengamankan diri mereka sendiri dan membuat yang lainnya aman, terbebas dari kekotoran batin dan menyebabkan yang lainnya terbebas dari kekotoran batin, memurnikan diri mereka sendiri dan menyebabkan yang lainnya menjadi murni, terbebas dari nafsu dan menyebabkan yang lainnya terbebas dari nafsu, berbahagia dan menyebabkan yang lainnya berbahagia.'"

"Bodhisattva juga membentuk pikiran ini: 'Saya harus mengikuti semua Tathagata, terpisah dari semua perbuatan duniawi, menyempurnakan semua kualitas keBuddhaan, tinggal berdiam di dalam ketenangan tertinggi, tidak membeda-bedakan terhadap semua makhluk, dengan jelas memahami alam tujuan, menyingkirkan semua kesalahan, memotong putus semua gagasan pikiran, berpisah dari semua kemelekatan, dan dengan terampil mengusahakan pembebasan, pikiran selalu tinggal berdiam dalam kebijaksanaan yang paling mendalam, yang tanpa bentuk-rupa, yang tidak habis-habisnya, yang tanpa batas, yang tidak terukur, yang abadi, yang bebas, yang tidak terbayangkan, yang tiada tanding.'"

"Inilah yang dinamakan Praktek Bodhisattva yang kedua dari yang bermanfaat."

"Kulaputra, apakah praktek dari tiada perselisihan dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva selalu mempraktekkan 'kesabaran (ksanti)', rendah hati dan hormat, tidak menyakiti diri sendiri, orang lain, atau keduanya; tidak mencuri atau menyebabkan yang lainnya mencuri, tidak melekat pada diri sendiri, orang lain, atau keduanya; tidak mencari ketenaran atau kekayaan. Dia hanya berpikir, 'Saya harus selalu menjelaskan Dharma kepada para makhluk hidup, menyebabkan mereka berpisah dari semua kejahatan, memotong putus ketamakan, kemarahan, kebodohan, kesombongan, kemunafikan, kekikiran, kecemburuan, perbudakan, dan ketidakjujuran, dan menyebabkan mereka selalu tinggal berdiam dengan damai di dalam kesabaran dan kerukunan.'"

"Ketika sang Bodhisattva mencapai kesabaran ini, bahkan jika para makhluk yang tidak terhitung jumlahnya datang kepadanya dan semua makhluk itu menghasilkan perkataan yang tidak terhitung banyaknya - perkataan yang tidak menyenangkan, perkataan yang tidak baik, perkataan yang memuakkan, perkataan yang tidak diinginkan, perkataan yang bukan dari mereka yang baik atau berkebajikan, perkataan yang bukan dari mereka yang berkebijaksanaan, perkataan yang tidak sesuai dengan akal sehat, perkataan yang tidak di dekati oleh para orang bijak, perkataan yang menjijikkan, dan perkataan yang tidak tertahankan - bahkan jika mereka mencaci maki sang Bodhisattva dengan perkataan seperti itu, dan lalu jika mereka semua dengan tangan yang tidak terhitung banyaknya menggenggam gada menyerang dan melukai sang Bodhisattva, tanpa belas kasihan, selama kalpa yang tidak terhitung, sang Bodhisattva menjumpai siksaan seperti itu, rambutnya berdiri, hidupnya akan segera berakhir, Dia membentuk pikiran ini: 'Jika pikiran Saya terganggu oleh penderitaan ini, maka Saya tidak menguasai diri Saya sendiri, tidak mengendalikan diri, tidak memahami diri, tidak mengolah, tidak stabil, tidak damai, ceroboh, menimbulkan kemelekatan - bagaimana Saya bisa menyebabkan yang lainnya mencapai kemurnian pikiran?'"

"Kemudian sang Bodhisattva juga berpikir, 'Sejak waktu yang tanpa awal, Saya telah tinggal berdiam dalam kelahiran dan kematian dan mengalami kesakitan dan gangguan', dengan merenungkan begitu, Dia memperbanyak usahanya, memurnikan pikirannya, dan mencapai kegembiraan. dengan terampil menyesuaikan dan berkonsentrasi, dan mampu tinggal berdiam dalam Buddhadharma, Dia juga membuat para makhluk hidup mencapai kondisi yang sama. Selanjutnya Dia merenungkan, 'tubuh ini kosong dan tiada, tanpa diri atau kepemilikan, tanpa kenyataan, kosong oleh sifat alaminya, tiada duanya. Sakit atau senang adalah yang tidak ada, karena semua gejala kejadian adalah yang kosong. Saya harus menjelaskan Dharma ini kepada para makhluk, untuk membuat semua makhluk hidup menyingkirkan pandangan mereka. Oleh karena itu, walau mengalami penderitaan hari ini, Saya harus menerimanya dengan kesabaran, berbelas-kasih kepada para makhluk, menguntungkan para makhluk, menenangkan para makhluk, menyayangi para makhluk, menjaga para makhluk dan tidak meninggalkan mereka, agar Saya mencapai Bodhi dan juga membuat yang lainnya mencapai Bodhi, sehingga pikiran Saya tidak akan pernah mundur, dan agar mencapai kemajuan dalam jalan menuju Buddhatva.'"

"Inilah yang dinamakan Praktek Bodhisattva yang ketiga dari tiada perselisihan."

"Kulaputra, apakah praktek dari kegigihan dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva mempraktekkan berbagai macam 'semangat (virya)', semangat yang terutama, semangat yang besar, semangat yang unggul, semangat yang luar biasa, semangat yang tertinggi, semangat yang agung, semangat yang mulia, semangat yang tiada tanding, semangat yang tiada bandingan, semangat yang luas. Dia secara alami terbebas dari tiga racun keserakahan-kebencian-khayalan; secara alami terbebas dari kebanggaan dan kesombongan, secara alami tidak munafik, secara alami tidak kikir atau cemburu, secara alami tidak berdusta, secara alami sangat teliti. Pada yang tertinggi, Dia tidak membuat usaha apapun yang akan menyakiti satupun makhluk hidup. Dia hanya membuat usaha untuk memotong putus semua penderitaan, mencabut habis akar dari semua kebingungan, menyingkirkan semua kekuatan dari kebiasaan, mengetahui semua alam makhluk hidup, mengetahui dimana semua makhluk mati dan dilahirkan, mengetahui penderitaan dari semua makhluk hidup, mengetahui kecenderungan dari semua makhluk hidup, mengetahui pandangan dari semua makhluk hidup, mengetahui keunggulan dan kelemahan indera dari semua makhluk hidup, mengetahui kegiatan pikiran dari semua makhluk hidup, mengetahui seluruh dharmadhatu, mengetahui sifat alami dasar dari semua kualitas Buddha, mengetahui kesamaan sifat alami dari semua kualitas Buddha, mengetahui kesamaan sifat alami dari masa lampau-sekarang-masa depan, mencapai cahaya pengetahuan dari semua Buddhadharma, merasakan pengetahuan dari semua Buddhahdarma, mengetahui ketidakterbatasan dari semua Buddhadharma, mencapai pengetahuan mutlak yang menjangkau jauh dari upaya-kausalya dari semua Buddhahdarma, dan mencapai pengetahuan yang menganalisa dan menjelaskan ucapan dan makna dari semua Buddhadharma."

"Ketika sang Bodhisattva telah menyempurnakan praktek dari semangat ini, bahkan jika ada orang yang akan berkata kepadanya, 'Bisakah Anda melewati kalpa yang tidak terhitung menanggung kesakitan dari neraka avici demi semua makhluk di dalam dunia yang tidak terhitung, menyebabkan semua makhluk itu berjumpa dengan para Buddha yang tidak terhitung di dunia, dan melalui melihat para Buddha itu mencapai kebahagiaan mutlak dan pada akhirnya memasuki Parinirvana, setelah itu baru diri Anda sendiri mencapai Anuttara Samyaksambodhi?' Dia akan menjawab 'Saya bisa.' Lagi, jika ada orang yang akan berkata kepadanya, 'Ada lautan yang tidak terhitung yang Anda harus habiskan tetes demi tetes dengan sehelai ujung rambut; Ada dunia yang tidak terhitung yang Anda harus pecahkan menjadi butiran debu; dengan menghitung seluruh tetes air laut itu dan butiran debu dunia itu, jumlah banyaknya itu adalah jumlah kalpa yang Anda harus lalui dalam menanggung penderitaan yang tidak henti-hentinya demi para makhluk hidup.' Sang Bodhisattva tidak akan menyesal atau membenci saat mendengar kata-kata seperti itu, Dia hanya akan menjadi lebih bergembira, merasakan kebahagiaan yang mendalam dan beruntung bahwa telah mencapai keuntungan yang besar sehingga mampu melalui kekuatannya sendiri membuat para makhluk hidup terbebaskan selamanya dari penderitaan. Bodhisattva melalui menerapkan cara ini, membuat semua makhluk di semua dunia pada akhirnya mencapai Nirvana."

"Inilah yang dinamakan Praktek Bodhisattva yang keempat dari kegigihan."

"Kulaputra, apakah praktek dari tiada kebingungan dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva menyempurnakan 'pemusatan perhatian yang benar (samyak-smrti)', pikirannya terbebas dari kebingungan dan gangguan, kukuh dan tidak bisa diganggu, sepenuhnya murni, luasnya tidak terukur, tanpa satupun khalayan atau kebingungan. Melalui kebajikan dari pemusatan perhatian yang benar ini, Dia mengerti dengan baik semua ucapan duniawi dan mampu mengingat kata penjelasan tentang Dharma yang melampaui dunia. Yaitu, mampu mengingat penjelasan tentang makna dari sifat alami dasar dari perasaan (vedana), tanggapan penglihatan (samjna), pembentukan (samskara), kesadaran (vijnana), tanpa ada kebingungan dalam pikirannya. Di dunia, Dia meninggal di satu tempat dan terlahir di tempat lain tanpa ada kebingungan dalam pikirannya. Dia memasuki rahim dan meninggalkan rahim tanpa ada kebingungan dalam pikirannya. Dia membangkitkan Bodhicitta tanpa ada kebingungan dalam pikirannya. Dia mengikuti Guru tanpa ada kebingungan dalam pikirannya. Dia bersungguh-sungguh mempraktekkan Buddhadharma tanpa ada kebingungan dalam pikirannya. Dia melihat perbuatan mara tanpa ada kebingungan dalam pikirannya. Dia berpisah dari kegiatan mara tanpa ada kebingungan dalam pikirannya. Dia mengolah Bodhisattvacarya selama kalpa yang tidak terhitung tanpa ada kebingungan dalam pikirannya. Sang Bodhisattva setelah mengembangkan samyak-smrti yang tidak terukur ini, menghabiskan kalpa yang tidak terhitung mendengar bimbingan Dharma dari Buddha, Dharma yang mendalam tentang kekosongan, Dharma yang luas tentang kegiatan di dalam dunia yang saling berhubungan, Dharma tentang hiasan oleh kualitas kebajikan, Dharma tentang semua jenis susunan kualitas dari dharmadhatu, semua yang saling berhubungan, Dharma yang menjelaskan beranekaragam bentuk kata, susunan kata dan kalimat, Dharma tentang penghiasan dari Bodhisattva, Dharma tentang keunggulan kekuatan batin dan pancaran dari Buddha, Dharma tentang kemurnian dari pencarian yang benar dari pemahaman tertentu, Dharma tentang tiada kemelekatan pada semua dunia, Dharma yang menjelaskan semua dunia, Dharma tentang cakupan yang sangat luas, Dharma tentang menghapus ketidaktahuan dari orang buta dan memahami semua makhluk, Dharma tentang apa yang biasa dan apa yang tidak, Dharma tentang keunggulan dari pengetahuan Bodhisattva, Dharma tentang kebebasan dari Sarvajnajnana."

"Setelah mendengar Dharma ini, Bodhisattva mengingatnya terus-menerus selama masa waktu yang tidak terhitung. Mengapa begitu? Ketika Bodhisattva Mahasattva mengolah praktek selama kalpa yang tidak terhitung, Dia tidak pernah menyakiti satupun makhluk hidup, yang mana akan menyebabkan kehilangan samyak-smrti; Dia tidak menghancurkan Dharma, dan tidak memotong putus akar kebaikan, pikirannya selalu memperluas pengetahuan. Lagi, Bodhisattva ini tidak bisa dibingungkan atau diganggu oleh semua jenis suara, suara yang keras, suara yang kasar dan kacau, suara yang mengerikan, suara yang menyenangkan, suara yang tidak menyenangkan, suara yang memecahkan telinga, suara yang melemahkan. Ketika Bodhisattva mendengar suara yang baik atau yang buruk seperti itu yang tidak terhitung, bahkan jika suara itu memenuhi dunia-dunia yang tidak terhitung banyaknya, Dia tidak pernah terganggu atau bingung sekejappun. Yaitu, samyak-smrti-nya tidak terganggu, kediamannya tidak terganggu, konsentrasinya tidak terganggu, masuk kedalam kekosongan dengan tidak terganggu, praktek Bodhisattvacarya-nya tidak terganggu, ingatannya tentang Buddha tidak terganggu, perenungannya pada Dharma tidak terganggu, pengetahuannya dalam mengembangkan para makhluk hidup tidak terganggu, pengetahuannya dalam memurnikan para makhluk hidup tidak terganggu, pemahaman pastinya tentang makna dari yang mendalam tidak terganggu."

"Karena tidak melakukan kejahatan, Dia tanpa rintangan kebiasaan jahat; Karena tidak menghasilkan penderitaan, Dia tanpa rintangan penderitaan; Karena tidak nengabaikan Dharma, Dia tanpa rintangan pada Dharma; Karena tidak memfitnah dan tidak menolak Dharma, Dia tanpa rintangan ganjaran."

"Bahkan jika suara yang keras, suara yang kasar dan kacau, suara yang mengerikan, suara yang menyenangkan, suara yang tidak menyenangkan, suara yang memecahkan telinga, suara yang melemahkan memenuhi dunia yang tidak terhitung tanpa henti selama kalpa yang tidak terhitung, yang semua itu mampu menghancurkan indera, tubuh, dan pikiran dari para makhluk hidup, itu masih tidak bisa merusak pikiran dari sang Bodhisattva. Bodhisattva memasuki Samadhi, tinggal berdiam dalam Dharma dari Muni, dan bermeditasi memeriksa semua suara, menjadi sepenuhnya mengetahui ciri-ciri dari asal mula, keberadaan, dan kelenyapan dari semua suara, dan menjadi sepenuhnya mengetahui sifat alami dari asal mula, keberadaan, dan kelenyapan dari semua suara: Setelah mendengarnya, Dia tidak menimbulkan ketamakan atau kebencian, dan tidak kehilangan samyak-smrti. Dia memahami ciri-ciri [suara] itu dengan tepat tanpa terpengaruh atau melekat padanya. Dia mengetahui semua suara adalah yang tiada keberadaan dan yang dalam kenyataan adalah yang tidak bisa dipahami, bahwa itu adalah yang tiada penciptanya dan tanpa asal-mula, bahwa itu adalah yang sama dengan nirvana dan tiada perbedaan."

"Dengan begitu, Bodhisattva menyempurnakan karma dari tubuh, ucapan, dan pikiran yang penuh damai dan hening-tenang, yang tanpa kemunduran, hingga mencapai Sarvajnajnana. Dia dengan mahir memasuki semua jenis dari Dhyana-Samadhi dan mengetahui bahwa semua Samadhi adalah yang sama dari satu intisari. Dia memahami bahwa semua gejala kejadian adalah yang tanpa batas dan mencapai pengetahuan yang sesungguhnya tentang semua gejala kejadian. Dia mencapai samadhi yang mendalam terpisah dari semua suara. Dia mencapai beranekaragam samadhi yang tidak terhitung banyaknya. Dia terus maju mengembangkan pikiran Maha Karuna yang luas dan tanpa batas."

"Pada tingkat ini, Bodhisattva mencapai samadhi yang tidak terhtung banyaknya dalam sekejap satu pikiran, dan saat mendengar suara seperti itu, tidak terganggu - Dia secara bertahap meningkatkan dan memperluas konsentrasinya. Dia membentuk pikiran ini: 'Saya harus membuat semua makhluk tinggal berdiam dengan damai di dalam perhatian yang murni dan tiada tanding, agar mereka bisa mencapai avaivartika dalam menuju Sarvajnajnana, dan pada yang tetringgi mencapai Parinirvana.'"

"Inilah yang dinamakan Praktek Bodhisattva yang kelima dari tiada kebingungan."

"Kulaputra, apakah praktek dari perwujudan yang baik dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva murni dalam tubuh, ucapan, dan pikiran; Dia tinggal berdiam di dalam tiada keserakahan, dan mempertunjukkan tubuh, ucapan, dan pikiran yang tiada keserakahan. Dia mengetahui bahwa karma tubuh, ucapan, dan pikiran tiada keberadaan nyata. Karena terbebas dari ketidakbenaran, Dia terbebas dari belenggu. Apa yang Dia pertunjukkan adalah yang tanpa sifat alami diri dan tiada ketergantungan pada apapun. Dia tinggal berdiam dalam pikiran yang sesuai dengan kenyataan. Dia mengetahui sifat alami hakiki dari pikiran yang tidak terbatas. Dia mengetahui sifat alami diri dari semua gejala kejadian adalah yang tidak bisa dipahami, tidak berbentuk, sangat mendalam dan sulit ditembus. Dia tinggal berdiam di dalam keadaan mutlak, kenyataan apa adanya yang sesungguhnya (Tathātā), intisari dari gejala kejadian; Dia muncul dalam kehidupan melalui upaya-kausalya, namun tiada ganjaran karma. Tidak lahir dan tidak mati, Dia tinggal berdiam di dalam yang tiada nafsu, sifat alami yang hening tenang dari nirvanadhatu. Dia tinggal berdiam di dalam sifat alami dari Tathata, tiada keberadaan diri. Dia melampaui kekuatan ucapan dalam menjelaskan penuh, melampaui semua dunia dan tidak bergantung pada apapun. Dia memasuki Dharma yang terbebas dari pembedaan, belenggu, dan kemelekatan. Dia memasuki Dharma sejati dari pengetahuan tertinggi. Dia memasuki Paramita yang tidak bisa dipahami atau diketahui oleh para duniawi. Yang seperti ini adalah ciri-ciri dari upaya-kausalya perwujudan kehidupan Bodhisattva."

"Bodhisattva membentuk pikiran ini : 'Sifat alami dari semua makhluk hidup adalah tiada sifat alami; sifat alami dari semua gejala kejadian adalah tidak diciptakan; Bentuk dari semua ksetra adalah tiada bentuk, di dalam semua dunia hanya ada ungkapan lisan, dan ungkapan lisan tidak memiliki dasar dalam kenyataan.' Begitulah Bodhisattva memahami bahwa segala sesuatu adalah kosong, dan semua dunia adalah kesunyian. Semua Buddhadharma tidak menambah apapun, Buddhadharma tidak berbeda dari gejala kejadian di dunia, dan gejala kejadian di dunia tidak berbeda dari Buddhahdarma. Buddhadharma dan gejala kejdaian dunia tidak bercampur juga tidak berbeda. Dengan mengetahui bahwa sifat alami unsur adalah yang sama, masuk ke seluruh triloka, tidak pernah menyerah dari tekad Maha Bodhi, tidak pernah mundur dari tekad untuk mengubah para makhluk hidup, bersungguh-sungguh memperluas dan meningkatkan Maha Karuna, Dia adalah penyokong bagi semua makhluk hidup."

"Kemudian Bodhisattva juga membentuk pikiran ini : 'Jika saya tidak mengembangkan dan mematangkan para makhluk hidup, siapa lagi yang akan? Jika saya tidak menenangkan dan mendidik para makhluk hidup, siapa lagi yang akan? Jika saya tidak mengajar dan memperbarui para makhluk hidup, siapa lagi yang akan? Jika saya tidak membangkitkan para makhluk hidup, siapa lagi yang akan? Jika saya tidak memurnikan para makhluk hidup, siapa lagi yang akan? Ini adalah tanggung jawab saya, tugas saya.' Dia juga membentuk pikiran ini : 'Jika saya sendiri yang memahami Dharma yang mendalam ini, maka hanya saya yang akan mencapai pembebasan dalam Anuttara Samyaksambodhi, sementara semua makhluk hidup yang buta akan memasuki jalan yang penuh bahaya, terbelenggu oleh penderitaan, sama seperti orang yang sakit keras terus-menerus menderita kesakitan. Di dalam penjara dari mengidam dan melekat, mereka tak mampu mengeluarkan diri mereka sendiri. Mereka tidak akan pergi dari alam neraka, preta, binatang, atau alam yang rendah; Mereka tidak bisa memadamkan penderitaan atau meninggalkan karma buruk. Selamanya di dalam kegelapan dari ketidaktahuan, tidak melihat kenyataan. Berputar dalam kelahiran dan kematian, mereka tidak memiliki cara pembebasan. Hidup di dalam delapan keadaan yang sulit, diselimuti oleh semua jenis kekotoran batin, segala macam penderitaan menutupi pikiran mereka. Tersesatkan oleh pandangan salah, mereka tidak menjalani jalan yang benar.' Dengan merenungkan para makhluk hidup begitu, sang Bodhisattva berpikir, 'Akan tidak pantas bagi saya untuk meninggalkan para makhluk hidup ini sementara mereka masih belum berkembang, belum matang, dan tidak terkendali, dan diri saya sendiri mencapai Anuttara Samyaksambodhi. Pertama saya harus mengubah para makhluk hidup ini, mempraktekkan Bodhisattvacarya selama banyak kalpa yang tidak terbayangkan, lebih dulu mengembangkan yang belum berkembang, dan menjinakkan yang tidak terkendali.'"

"Ketika Bodhisattva tinggal berdiam melalui praktek ini, jika para dewa, mara, sramana, brahmana, atau penghuni semua dunia, yaksha, gandharva, asura, garuda, kinnara, mahoraga, manusia, bukan manusia, akan melihat-Nya, atau tinggal berdiam dengan-Nya sebentar, dan menghormati-Nya dan memuja-Nya, melayani-Nya dan memberikan persembahan kepada-Nya, atau bahkan mendengar tentang-Nya, saat telah melintasi pikiran mereka, karma ini tidak akan sia-sia, mereka pasti akan mencapai Anuttara Samyaksambodhi."

"Inilah yang dinamakan Praktek Bodhisattva yang keenam dari perwujudan yang baik."

"Kulaputra, apakah praktek dari tiada kemelekatan dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva dengan pikiran yang terbebas dari kemelekatan, bisa dalam setiap sekejap pikiran berturut-turut memasuki dunia yang tidak terhitung banyaknya dan menghiasi dan memurnikan dunia yang tidak terhitung banyaknya ini, pikiran-Nya terbebas dari kemelekatan pada apapun yang ada di dunia ini. Dia mengunjungi para Buddha yang tidak terhitung banyaknya, menghormat, menunggu, dan memberikan persembahan berupa bunga, wewangian, karangan bunga, salep wangi, bubuk candana, baju, permata, bendera, payung, dan beranekaragam hiasan yang lain, semuanya tidak terhitung banyaknya. Persembahan ini adalah demi Dharma tertinggi yang tidak diciptakan, demi tinggal berdiam di dalam Dharma yang tidak terbayangkan. Dalam setiap sekejap pikiran, Dia melihat para Buddha yang tidak terhitung; Pikiran-Nya terbebas dari kemelekatan pada tempat sang Buddha, dan Dia tiada kemelekatan pada Buddhaksetra juga. Dia juga tiada kemelekatan pada tanda pembeda dari para Buddha, dan sambil melihat lingkaran cahaya Buddha dan mendengar sang Buddha berkhotbah, namun Dia tiada kemelekatan. Juga, Dia tiada kemelekatan pada perkumpulan para Buddha dan Bodhisattva di dunia-dunia di sepuluh penjuru."

"Setelah mendengar Buddhadharma, pikiran-Nya bergembira, dan kekuatan Virya-Nya meningkat besar, sehingga mampu mencakup dan melaksanakan Bodhisattvacarya; Namun tiada kemelekatan."

"Bodhisattva ini, melalui kalpa yang banyaknya tidak terbayangkan, melihat para Buddha yang tidak terhitung muncul di dunia; Dia melayani dan menyokong semua Buddha selama kalpa yang tidak terhitung, tanpa kenal lelah. Melihat para Buddha, mendengar Dharma Mereka, dan melihat susunan hiasan yang menakjubkan dari perkumpulan majelis para Bodhisattva, Dia tidak melekati itu semua. Dan ketika melihat dunia yang tidak murni, Dia tanpa kebencian. Mengapa begitu? Karena Bodhisattva ini mengamati sesuai dengan Buddhadharma. Dalam Buddhadharma, tiada kekotoran atau kemurnian, tiada kegelapan atau cahaya, tiada perbedaan atau persatuan, tiada kebenaran atau kesalahan, tiada keamanan atau bahaya, tiada jalan yang benar atau jalan yang salah."

"Begitulah Bodhisattva memasuki dharmadhatu secara mendalam, mengajar dan mengubah para makhluk hidup tanpa membentuk kemelekatan pada para makhluk hidup. Dia menerima dan mempertahankan Dharma, namun tidak membentuk kemelekatan pada Dharma. Dia membangkitkan Bodhicitta dan tinggal berdiam di dalam kediaman para Buddha, namun tidak membentuk kemelekatan pada kediaman para Buddha. Walaupun berbicara, pikiran-Nya tiada kemelekatan pada ucapan. Dia memasuki beranekaragam alam dengan pikiran tanpa kemelekatan pada alam itu. Dia memahami Samadhi, bisa masuk dan tinggal berdiam dalam Samadhi, namun tanpa kemelekatan pada Samadhi. Pergi mengunjungi Buddhaksetra yang tidak terhitung, Dia bisa masuk, melihat, atau tinggal berdiam di dalamnya, namun pikiran-Nya tanpa kemelekatan pada Buddhaksetra, dan ketika pergi, Dia tidak merindukannya."

"Karena Bodhisattva Mahasattva mampu tanpa kemelekatan dalam cara ini, pikiran-Nya tiada rintangan pada Buddhadharma. Dia memahami Samyaksambodhi dari para Buddha, menyadari Sila dari Dharma, tinggal bediam dalam Dharma yang benar dari para Buddha dan mengolah Bodhisattvacarya, merenungkan cara pembebasan dari Bodhisattva. Pikiran-Nya terbebas dari kemelekatan pada tempat tinggal Bodhisattva, dan juga tanpa kemelekatan pada Bodhisattvacarya. Dia membersihkan jalan Bodhisattva dan menerima vyakarana pencapaian Bodhi yang diberikan kepada para Bodhisattva. Setelah menerima vyakarana, Dia merenungkan, 'Para makhluk hidup bodoh dan gelap batin, tanpa pengetahuan atau penglihatan, tanpa keyakinan atau pemahaman, tanpa tindakan yang cerdas, serakah dan tidak jujur, iri hati dan melekat, berputar dalam kelahiran dan kematian, tidak mencari Buddha, tidak mengikuti ajaran Buddha, tidak percaya pada Buddha; Tersesat dalam kesalahan, keliru memasuki jalan yang berbahaya; Tidak menghormati kekuasaan dari Dasabala, tidak menyadari kemurahan hati dari para Bodhisattva. Melekat pada tempat tinggal, dan ketika mendengar bahwa segala sesuatu adalah kosong, pikiran mereka terkejut dan ketakutan, dan mereka menjauhkan diri dari Dharma sejati dan tinggal berdiam dalam ajaran yang salah; Dia pergi dari Bhumi, bahkan dari Marga, dan memasuki jalan yang berbahaya dan susah. mereka menolak pikiran tentang Buddha dan mengejar pikiran tentang Mara. Mereka melekati keberadaan dengan kuat dan tanpa henti.' Dengan begitu mengamati para makhluk hidup, Bodhisattva meningkat dalam Maha Karuna dan mengembangkan akar kebajikan, namun tanpa kemelekatan."

"Pada waktu ini, Bodhisattva juga berpikir, 'Saya harus, demi semua makhluk hidup di semua ksetra di dunia di sepuluh penjuru, menghabiskan kalpa yang tidak terhitung banyaknya mengajar dan mengembangkan semua makhluk hidup dengan sama tanpa kenal lelah atau menyerah.'"

"Lagi, mengukur seluruh dharmadhatu dengan sehelai ujung rambut, dalam sekejap Dia melewati kalpa yang banyaknya tidak terbayangkan dengan mengajar, mengubah, dan mendidik semua makhluk, dan juga melakukan begitu juga di semua tempat di dalam dharmadhatu. Tidak pernah sebentar pun Dia melekat pada diri atau menghibur setiap gagasan pikiran tentang diri, atau kepemilikan. Pada setiap waktu Dia mengolah Bodhisattvacarya diseluruh kalpa masa depan, tidak melekat pada tubuh, tidak melekat pada gejala kejadian, tidak melekat pada ingatan, tidak melekat pada ikrar, tidak melekat pada samadhi, tidak melekat pada dhyana, tidak melekat pada kestabilan yang hening-tenang, tidak melekat pada bidang atau objek, tidak melekat pada mengajar dan melatih para makhluk hidup, dan tidak melekat pada memasuki dharmadhatu."

"Mengapa begitu? Bodhisattva membentuk pikiran ini : 'Saya harus melihat semua alam tujuan sama seperti khayalan, semua Buddha sama seperti pantulan, praktek Bodhisattva sama seperti mimpi, khotbah Buddha sama seperti gema; semua dunia sama seperti ilusi, karena itu ditopang oleh akibat karma; tubuh-tubuh yang berbeda adalah sama seperti bayangan, karena itu dihasilkan melalui kekuatan karma; semua makhluk hidup sama seperti pikiran, karena mereka tercemar oleh berbagai macam pengaruh; semua gejala kejadian adalah sama seperti 'batas kenyataan (bhutakoti)', karena itu tidak bisa berubah.'"

"Dia juga membentuk pikiran ini: 'Saya harus melaksanakan Bodhisattvacarya di dalam semua ksetra, di dalam semua dunia di seluruh ruang angkasa, dari waktu ke waktu dengan jelas menyadari semua Dharma yang diajarkan Buddha, dengan pikiran yang teliti, terbebas dari kemelekatan.'"

"Begitulah Bodhisattva mengamati bahwa tubuh tiada diri, dan Dia melihat Buddha tanpa halangan. Agar mengubah para makhluk hidup, Dia menjelaskan berbagai macam Dharma, menyebabkan mereka memiliki kegembiraan tanpa batas dan keyakinan yang murni di dalam Buddhadharma. Dia menyelamatkan semua tanpa pikiran lelah. Karena Dia tidak kenal lelah, jika ada setiap makhluk hidup di semua dunia yang belum matang atau tidak terkendali dalam segala cara, Dia pergi kesana dan menerapkan upaya-kausalya untuk mengubah dan membebaskan mereka. Melalui kebajikan dari tanggung jawab besar dan semangat, Dia tinggal menetap dengan kukuh diantara para makhluk yang beranekaragam bahasa, perbuatan, kemelekatan, perlengkapan, perkumpulan, kebiasaan, kegiatan, pandangan, kelahiran, dan kematian, dan mengajar mereka, tidak membiarkan pikiran mereka terganggu atau patah semangat, dan tidak pernah sekejap pun membentuk pikiran kemelekatan. Mengapa begitu? Karena Dia telah mencapai kebebasan dan tiada kemelekatan. Keuntungannya sendiri dan keuntungan orang lain terpenuhi dengan kemurnian."

"Inilah yang dinamakan Praktek Bodhisattva yang ketujuh dari tiada kemelekatan."

"Kulaputra, apakah praktek dari yang sulit dicapai dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva menyempurnakan akar kebajikan yang sulit dicapai, akar kebajikan yang tidak terkalahkan, akar kebajikan yang tertinggi, akar kebajikan yang tidak bisa dihancurkan, akar kebajikan yang tiada tanding, akar kebajikan yang tidak terbayangkan, akar kebajikan yang tidak habis-habisnya, akar kebajikan yang berkekuatan bebas, akar kebajikan yang berpengaruh besar, akar kebajikan yang sama intisarinya dengan semua Buddha."

"Ketika Bodhisattva melaksanakan praktek ini, Dia mencapai pemahaman tertinggi pada Buddhadharma, mencapai pemahaman yang luas pada Bodhi para Buddha. Dia tidak pernah menyerah dari ikrar Bodhisattva, dan selama seluruh kalpa pikiran-Nya tidak pernah lelah. Dia tidak gentar pada penderitaan, dan tidak bisa diubah oleh semua Mara. Dibawah asuhan semua Buddha, Dia sepenuhnya melaksanakan semua perbuatan Bodhisattva yang sulit. Dalam mengolah Bodhisattvacarya, Dia rajin dan bersemangat, tidak pernah malas. Dia tidak pernah mundur dari ikrar menyelamatkan semua."

"Saat Bodhisattva tinggal berdiam dalam praktek yang sulit dicapai ini, Dia mampu mengambil perubahan wujud selama kalpa yang tidak terhitung dalam kelahiran dan kematian dalam sekejap satu pikiran, tanpa menyerah dari Ikrar besar Bodhisattva. Jika ada para makhluk hidup yang melayani dan menyokong Dia, atau bahkan melihat atau mendengar tentang-Nya, maka mereka semua akan mencapai avaivartika di jalan menuju Anuttara Samyaksambodhi."

"Walaupun Bodhisattva memahami bahwa makhluk hidup bukan keberadaan, namun Dia tidak meninggalkan alam makhluk hidup. Dia seperti kapten kapal, yang tidak tinggal berdiam di pantai ini, tidak tinggal berdiam di pantai yang lainnya, tidak tinggal berdiam di pertengahan, namun mampu menyeberangkan para makhluk hidup dari pantai ini ke pantai yang lainnya, karena Dia selalu berkelana ke belakang dan maju. Dalam cara yang sama, Bodhisattva tidak tinggal berdiam dalam kelahiran dan kematian, tidak tinggal berdiam dalam Nirvana, dan juga tidak tinggal berdiam di tengah arus kelahiran dan kematian, sementara itu Dia mampu menyeberangkan para makhluk hidup dari pantai ini ke pantai yang lainnya, yang aman dan terjamin, tanpa duka cita atau masalah. Dan Dia tanpa kemelekatan terhadap banyak makhluk hidup, tidak meninggalkan satu makhluk demi kemelekatan pada banyak makhluk, dan tidak meninggalkan banyak makhluk demi kemelekatan pada satu makhluk. Dia tidak menambah atau mengurangi alam para makhluk hidup; Juga tidak menghabiskan atau meneruskan alam para makhluk hidup; Juga tidak membedakan atau membagi alam para makhluk hidup; Mengapa begitu? Bodhisattva memasuki alam para makhluk hidup secara mendalam seperti dharmadhatu; Alam para makhluk hidup dan dharmadhatu adalah yang bukan dua. Di dalam yang tiada duanya, tidak ada bertambah atau berkurang, tidak ada awal atau kehancuran, tidak ada keberadaan atau bukan keberadaan, tiada cengkraman dan tiada ketergantungan, tiada kemelekatan dan tiada mendua. Mengapa begitu? Karena Bodhisattva menyadari bahwa semua gejala kejadian dan dharmadhatu adalah yang tiada duanya."

"Demikianlah yang dilakukan Bodhisattva, melalui upaya-kausalya, masuk kedalam dharmadhatu yang mendalam dan tinggal berdiam di dalam ketiadaan bentuk-rupa sambil menghiasi tubuhnya dengan wujud yang murni. Dia memahami bahwa gejala kejadian tiada 'sifat alami diri (svabhava)', namun Dia mampu membedakan ciri-ciri dari semua gejala kejadian. Dia tidak melekat pada para makhluk hidup, namun mampu mengetahui jumlah dari para makhluk hidup. Dia tidak melekat pada dunia, namun mewujudkan tubuh di dalam Buddhaksetra. Dia tidak membeda-bedakan Dharma, namun dengan terampil masuk kedalam Buddhadharma; Dia memahami secara mendalam makna dan sila dan menjelaskan secara luas khotbah Dharma. Dia memahami kesamaan kenyataan dari semua gejala kejadian, namun tidak berhenti dari jalan Bodhisattva. Dia tidak mundur dari Bodhi, selalu dengan rajin mengolah praktek yang tidak habis-habisnya. Dia secara bebas memasuki dharmadhatu yang murni."

"Itu bisa disamakan seperti menggesek kayu untuk menghasilkan api, api bisa jadi tidak terbatas namun api itu tidak padam. Dalam cara yang sama, Bodhisattva membebaskan para makhluk tanpa akhir, namun Dia tetap tinggal di dunia selamanya tanpa memasuki Nirvana. Dia tidak mencapai maupun juga bukan tidak mencapai Parinirvana, tidak maupun juga bukan tidak melekat, tidak maupun juga bukan tidak bergantung, bukan duniawi maupun juga bukan Buddha, bukan orang awam maupun juga bukan Bodhisattva."  

"Ketika Bodhisattva menyelesaikan keadaan pikiran yang sulit dicapai ini, dan mengolah Bodhisattvacarya, Dia tidak mengkhotbahkan ajaran dari dua kendaraan, tidak mengkhotbahkan keBuddhaan, tidak berkata tentang dunia, tidak menjelaskan ajaran duniawi, tidak menjelaskan tentang makhluk hidup,  tidak berkata bahwa tidak ada makhluk hidup, tidak berkata tentang kemurnian atau kekotoran. Mengapa begitu? Karena Bodhisattva mengetahui semua gejala kejadian tiada kotoran dan tiada kemelekatan, tidak maju dan tidak mundur."

"Ketika Bodhisattva mempraktekkan Dharma yang melampaui semua, yang sangat mendalam, yang halus, dan yang sama ini, Dia tidak berpikir 'Saya sedang mengolah praktek ini, telah mengolah praktek ini, akan mengolah praktek ini.' Dia tidak melekat pada unsur pikiran atau tubuh, atau pada indera, menyadari kesadaran, atau menyadari objek, atau dunia bagian luar atau bagian dalam. Maha Pranidhana yang Dia laksanakan, Paramita-Nya, dan semua upaya-kausalya-Nya adalah yang tanpa kemelekatan. Mengapa begitu? Karena di dalam dharmadhatu, tiada nama yang berhubungan dengan kenyataan; Di dalam Sravakayana dan PratyekaBuddhayana tiada nama yang sesungguhnya; Di dalam Bodhisattvayana tiada nama yang sesungguhnya; Di dalam Samyaksambodhi tiada nama yang sesungguhnya; Di dalam dunia para orang awam, tiada nama yang sesungguhnya, juga tidak ada di dalam kemurnian atau kekotoran, di dalam kelahiran dan kematian maupun nirvana. Mengapa begitu? Karena semua gejala kejadian adalah yang tiada duanya, namun tiada satupun yang bukan dua. Itu sama seperti ruang angkasa, yang ada diseluruh dharmadhatu, baik masa lampau, sekarang, atau masa depan, tidak bisa dipahami, namun itu bukanlah bahwa tidak ada ruang angkasa. Begitulah para Bodhisattva mengamati semua gejala kejadian menjadi yang tidak bisa dipahami, namun itu bukan yang tiada keberadaan. Dia melihat gejala kejadian sebagaimana apa adanya, tanpa mengabaikan tugas, dimana-mana mempertunjukkan praktek Bodhisattvacarya; Dia tidak menyerah dari Maha Pranidhana, mendidik para makhluk hidup, memutar roda Saddharma. Dia tidak melanggar sebab dan akibat dan tidak menyangkalnya, dan tidak menyimpang dari kebenaran yang tidak membeda-bedakan. Sama dengan para Buddha dari masa lampau, masa depan, masa sekarang, Dia tidak memotong putus silsilah keBuddhaan, tidak melanggar ciri-ciri dari kenyataan. Memasuki Dharma secara mendalam, kemampuan penjelasan-Nya adalah yang tanpa batas. Dia mendengar Dharma tanpa kemelekatan; mencapai kedalaman Dharma yang mendalam, Dia mampu menjelaskannya secara terampil, pikirannya tanpa takut. Dia tidak menyerah dari kediaman para Buddha, namun tidak melanggar 'hukum alam (niyama)'; Dia muncul di seluruh dunia, namun tidak melekat pada dunia."

"Begitulah Bodhisattva mencapai pikiran kebijaksanaan yang sulit dicapai. Mengolah berbagai jenis praktek, Dia membebaskan para makhluk hidup dari tiga keadaan yang menyedihkan dari neraka, preta, dan tiryagyona, mengajar dan membangkitkan mereka, menaklukkan dan mendidik mereka, menempatkan mereka pada jalan keBuddhaan dari masa lampau, sekarang, masa depan, membuat mereka tidak tergoyahkan."

"Selanjutnya, Dia membentuk pikiran ini : 'Para makhluk di dunia tidak tahu berterima kasih dan bahkan saling bermusuhan; Dengan pandangan salah dan kemelekatan yang mencengkram, ilusi dan angan-angan khayalan, mereka bodoh dan tidak bijaksana; Tidak memiliki keyakinan, mereka mengikuti teman yang jahat, dan mengembangkan berbagai jenis kepandaian jahat. Mereka dipenuhi oleh berbagai jenis penderitaan, seperti mengidam dan ketidaktahuan. Oleh inilah Saya mengolah Bodhisattvacarya. Jika para orang yang tahu berterima kasih, yang cerdas, bijaksana dan yang tahu, memenuhi dunia, Saya tidak akan mengolah Bodhisattvacarya disana. Mengapa begitu? Saya tiada kesukaan atau pertentangan terhadap para makhluk hidup, Saya tidak mencari apapun dari mereka, Saya tidak mencari bahkan hanya satu kata pujian.' Dengan mengolah Bodhisattvacarya selamanya, Dia tidak pernah ada satu pikiranpun tentang melakukannya demi diri sendiri, Dia hanya ingin membebaskan semua makhluk hidup, membuat mereka menjadi murni dan mencapai pembebasan yang abadi. Mengapa begitu? Karena Orang yang mau menjadi Bodhisattva harus demikian - tidak melekat, tidak mencari, hanya mempraktekkan jalan Bodhisattva demi para makhluk, membuat mereka mencapai kedamaian, pantai seberang yang aman, dan mencapai Anuttara Samyaksambodhi."

"Inilah yang dinamakan Praktek Bodhisattva yang kedelapan dari yang sulit dicapai."

"Kulaputra, apakah praktek dari ajaran yang baik dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva bertindak sebagai kolam Dharma yang murni dan sejuk demi para makhluk di semua dunia, termasuk para dewa dan manusia, mara, sramana dan brahmana. Mempertahankan Saddharma, Dia tidak membiarkan benih keBuddhaan terputus. Karena telah mencapai dharani cahaya murni, dalam mengajar dan meramal pencapaian Bodhi, kekuatan kecerdasan-Nya tidak habis-habisnya. Karena telah mencapai dharani makna yang sempurna, pemahaman makna-Nya tidak habis-habisnya. Karena telah mencapai dharani pencapaian Saddharma, pemahaman Dharma-Nya tidak habis-habisnya. Karena telah mencapai dharani ungkapan penjelasan, pemahaman kata-Nya tidak habis-habisnya. Karena telah mencapai dharani makna yang tanpa halangan dan tidak habis-habisnya dari ungkapan kata yang tanpa batas, pemahaman-Nya yang tanpa rintangan tidak habis-habisnya. Karena telah di abhiseka oleh dharani abhiseka Buddha, kefasihan-Nya yang menyenangkan tidak habis-habisnya. Karena telah mencapai dharani Bodhi yang tanpa bergantung pada yang lain, pancaran khotbah-Nya tidak habis-habisnya. Karena telah mencapai dharani penjelasan yang sesuai, khotbah-Nya yang sesuai tidak habis-habisnya. Karena telah mencapai dharani kefasihan dan analisa semua jenis bentuk kata, ungkapan, dan kalimat, kefasihan penjelasan-Nya tidak habis-habisnya. Karena telah mencapai dharani kepandaian yang tanpa batas, kefasihan-Nya yang tanpa batas tidak habis-habisnya."

"Maha Karuna dari Bodhisattva ini kuat dan kukuh, menjangkau semua makhluk. Diseluruh dharmadhatu, Dia mengubah tubuh-Nya menjadi berwarna emas dan melaksanakan perbuatan Buddha di sepanjang waktu; Menyesuaikan dengan indera, sifat alami, dan kecenderungan para makhluk hidup, dengan lidah samanta dalam satu suara, Dia mewujudkan suara yang tanpa batas, mengajar sesuai dengan kesempatan, menggembirakan semua. Bahkan jika ada para makhluk yang tidak terhitung dalam kondisi yang tanpa batas, semuanya ada didalam perkumpulan majelis yang sama, perkumpulan majelis itu sangat luas dan memenuhi dunia yang tidak terbayangkan, dan semuanya memiliki mulut yang tanpa batas mampu menghasilkan jutaan suara, dan semuanya bertanya kepada sang Bodhisattva pertanyaan yang berbeda-beda secara serentak bersamaan, sang Bodhisattva akan mampu menerima semua pertanyaan itu dalam sekejap satu pikiran dan menjawab mereka dan menyebabkan keraguan mereka lenyap. Sama seperti kecocokan dari satu perkumpulan majelis, begitu juga dengan perkumpulan majelis yang tidak terhitung banyaknya."

"Lagi, bahkan jika semua titik tempat yang sebesar ujung rambut dalam seluruh waktu yang berturut-turut menghasilkan banyak yang tidak terbayangkan dari jumlah perkumpulan majelis yang tidak terbayangkan diseluruh kalpa masa depan, kalpa itu bisa saja dihabiskan, namun perkumpulan majelis itu adalah yang tidak terbatas, dan mereka semua dalam seluruh waktu bertanya pertanyaan yang berbeda-beda dalam kata yang berbeda-beda, Bodhisattva bisa menerimanya semua dalam sekejap satu pikiran, tanpa takut atau segan, tanpa ragu atau silap, berpikir, 'Bahkan jika semua makhluk hidup datang dan bertanya kepada Saya, Saya akan menjelaskan kebenaran kepada mereka tanpa henti, tanpa akhir, menyebabkan mereka semua bergembira dan tinggal berdiam di dalam jalan kebajikan, dan juga menyebabkan mereka memahami semua kata dan ungkapan dan mampu menjelaskan berbagai macam Dharma kepada para makhluk hidup, namun tanpa membeda-bedakan dalam hal bahasa. Bahkan jika mereka datang dan bertanya pertanyaan sulit dalam beranekaragam cara berbicara yang tidak terhitung, Saya akan menerimanya semua sekaligus dan menjawab semuanya dalam satu suara, menyebabkan mereka semua mengerti, tanpa menghilangkan apapun.' Ini adalah karena Dia telah di abhiseka dengan Sarvajnajnana, telah menemukan permata yang tanpa halangan yang memungkinkan pencapaian Bodhi, telah mencapai bidang cahaya dari semua Dharma, dan dipenuhi dengan Samantajnana."

"Ketika Bodhisattva tinggal berdiam dalam praktek dari ajaran yang baik, Dia bisa memurnikan dirinya sendiri, dan juga menguntungkan semua makhluk hidup melalui upaya-kausalya yang tepat tanpa kemelekatan, dengan tidak melihat bahwa ada makhluk hidup yang mencapai pembebasan."

"Sama seperti yang Dia lakukan di dalam lokadhatu ini, begitu juga di dalam lokadhatu yang tidak terhitung banyaknya Dia mewujudkan tubuh-Nya menjadi berwarna emas dan dilengkapi dengan suara yang menakjubkan, dengan tanpa halangan pada Dharma apapun, melaksanakan perbuatan Buddha."

"Bodhisattva ini mengembangkan sepuluh jenis tubuh, yaitu : tubuh yang melampaui, yang memasuki alam yang tanpa batas, yang disebabkan oleh melenyapkan semua keduniawian; tubuh yang tetap ada, yang memasuki alam yang tanpa batas, yang disebabkan oleh kelahiran di dalam semua dunia; tubuh yang tidak dilahirkan, yang memasuki alam yang tanpa batas, yang disebabkan oleh tinggal berdiam di dalam kesamaan dari yang tidak dilahirkan; tubuh yang abadi, yang memasuki alam yang tanpa batas, yang disebabkan oleh semua ungkapan tentang nirvana adalah yang tidak bisa dipahami; tubuh yang tidak nyata, yang memasuki alam yang tanpa batas, yang disebabkan oleh pencapaian yang sesuai dengan kenyataan; tubuh yang tanpa kesalahan, yang memasuki alam yang tanpa batas, yang disebabkan oleh penyesuaian penampilan; tubuh yang tidak berubah, yang memasuki alam yang tanpa batas, yang disebabkan oleh terhapus dari kematian dan kelahiran kembali; tubuh yang tidak bisa hancur, yang memasuki alam yang tanpa batas, yang disebabkan oleh sifat alami dari dharmadhatu adalah yang tidak bisa hancur; tubuh yang tetap, yang memasuki alam yang tanpa batas, yang disebabkan oleh melampaui semua cara ucapan, masa lampau, sekarang, atau masa depan; tubuh yang tiada bentuk, yang memasuki alam yang tanpa batas, yang disebabkan oleh kemampuan mengamati ciri-ciri dari gejala kejadian."

"Dengan mengembangkan sepuluh tubuh ini, Bodhisattva adalah Rumah bagi semua makhluk hidup, karena Dia membangkitkan semua akar kebajikan; Dia adalah Penyelamat bagi semua makhluk hidup, karena membuat mereka mencapai kedamaian yang besar; Dia adalah Tempat Perlindungan bagi semua makhluk hidup, karena bertindak sebagai andalan besar untuk mereka; Dia adalah Pemandu bagi semua makhluk hidup, karena membuat mereka mencapai pembebasan yang tiada tanding; Dia adalah Guru bagi semua makhluk hidup, karena menyebabkan mereka memasuki Dharma; Dia adalah Lampu bagi semua makhluk hidup, karena menyebabkan mereka melihat jelas akibat dari karma; Dia adalah Cahaya bagi semua makhluk hidup, karena menyebabkan Dharma yang sangat menakjubkan dan mendalam menjadi tersinari; Dia adalah Obor bagi semua makhluk hidup di sepanjang waktu, karena menyebabkan mereka memahami Dharma dengan jelas; Dia adalah Pancaran Sinar bagi semua makhluk hidup di semua dunia, karena menyebabkan mereka memasuki tingkat pancaran cahaya; Dia adalah Penjelas semua alam makhluk, karena mengungkapkan kekuatan Buddha."

"Inilah yang dinamakan Praktek Bodhisattva yang kesembilan dari ajaran yang baik. Ketika Bodhisattva tinggal berdiam di dalam praktek ini, Dia adalah kolam Dharma yang murni dan sejuk bagi semua makhluk hidup, karena mampu mengukur sumber dari semua Buddhadharma."

"Kulaputra, apakah praktek dari Kebenaran dari Bodhisattva? Yaitu, Bodhisattva menyempurnakan ucapan yang benar, mampu bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan, dan mampu berkata sesuai dengan apa yang dilakukan. Bodhisattva ini mempelajari kata-kata yang benar dari para Buddha masa lampau - sekarang - masa depan, memasuki sifat alami dari keturunan dari para Buddha masa lampau - sekarang - masa depan, menyamai akar kebajikan dari para Buddha masa lampau - sekarang - masa depan, memahami ucapan yang tidak mendua dari para Buddha masa lampau - sekarang - masa depan. Dengan belajar dari para Tathagata, pengetahuan dan kebijaksanaannya tersempurnakan."

"Bodhisattva ini mengembangkan pengetahuan tentang apa yang begitu dan apa yang tidak begitu sehubungan dengan para makhluk hidup; pengetahuan tentang akibat karma dari masa lampau - masa depan - masa sekarang; pengetahuan tentang ketajaman dan ketumpulan dari semua indera; pengetahuan tentang beranekaragam alam; pengetahuan tentang beranekaragam pemahaman; pengetahuan tentang tujuan dari semua jalan; pengetahuan tentang kekotoran atau kemurnian dan waktu yang tepat atau tidak tepat dari semua dhyana, vimoksa, dan samadhi; pengetahuan tentang tempat tinggal masa lampau di dalam semua dunia; pengetahuan tentang ramalan; Dan pengetahuan tentang akhir dari semua noda, namun Dia tidak menyerah dari Bodhisattvacarya, mengapa begitu? Karena Dia ingin mengajar dan membangkitkan semua makhluk hidup dan memurnikan mereka."

"Bodhisattva juga memahami tekad yang sangat besar ini : 'Jika saya mencapai Anuttara Samyaksambodhi pertama kali tanpa telah mendirikan semua makhluk hidup di jalan pembebasan yang tiada tanding, tentu melanggar Pranidhana saya, itu tidak boleh terjadi, saya harus pertama-tama menyebabkan semua makhluk hidup mencapai Anuttara Samyaksambodhi dan Parinirvana, lalu setelah itu menyempurnakan Buddhatva. Mengapa begitu? Para makhluk hidup belum meminta saya mengarahkan pikiran ke Buddhatva, saya sendiri menyesuaikan tindakan sebagai teman yang tanpa diminta terhadap para makhluk hidup, menginginkan pertama-tama menyebabkan semua makhluk sepenuhnya mengembangkan kekuatan kebajikan dan mencapai Sarvajna. Inilah mengapa saya adalah yang terunggul karena saya tidak melekati semua dunia. Saya adalah yang tertinggi karena saya tinggal berdiam di dalam keadaan pengendalian diri yang tiada tanding. Saya adalah yang terbebas dari semua kebutaan karena saya mengerti bahwa para makhluk hidup adalah yang tanpa batas. Saya sudah selesai karena Pranidhana saya terselesaikan. Saya serba guna karena hiasan kebajikan dari Bodhisattva. Saya adalah yang dapat diandalkan karena penerimaan para Buddha dari masa lampau - masa depan - masa sekarang.'"

"Karena Bodhisattva tidak menyerah dari ikrar dasarnya, Dia memperoleh jalan masuk menuju hiasan dari pengetahuan dan kebijaksanaan yang tiada tanding. Dia menguntungkan para makhluk hidup, dan menyebabkan mereka semua terpenuhi; Dia mencapai penyempurnaan akhir dari ikrar awal-Nya. Pengetahuan-Nya bebas memasuki semua Dharma. Dia menyebabkan semua makhluk hidup mencapai kemurnian. Dalam sekejap Dia menjelajahi seluruh dunia di sepuluh penjuru, dalam sekejap mengunjungi Buddhaksetra yang tidak terhitung, dalam sekejap melihat para Buddha yang tidak terhitung dan Buddhaksetra yang murni dan terhiasi. Dia memperlihatkan kekuatan batin Buddha yang bebas dan meliputi dharmadhatu."

"Bodhisattva ini mewujudkan tubuh yang tidak terhitung banyaknya, memasuki semua dunia tanpa bergantung pada apapun. Dalam tubuh itu Dia mewujudkan semua ksetra, semua makhluk, semua gejala kejadian, dan semua Buddha. Bodhisattva ini mengetahui beranekaragam pikiran, keinginan, pemahaman, hasil dari karma, dan akar kebajikan dari semua makhluk hidup, dan muncul dihadapan mereka sesuai dengan kebutuhan agar mendidik dan menjinakkan mereka. Dia memandang para Bodhisattva sama seperti khayalan, semua gejala kejadian sama seperti tipuan magis, kemunculan Buddha di dunia sama seperti pantulan, semua dunia sama seperti mimpi. Dia mencapai gudang makna dan ungkapan yang tidak habis-habisnya. Dia menguasai pemusatan perhatian yang benar, dan memiliki pengetahuan yang pasti tentang semua Dharma. Kebijaksanaan-Nya adalah yang tertinggi dan memasuki ciri-ciri yang sesungguhnya dari semua Samadhi, dan tinggal berdiam di dalam keadaan yang tiada mendua dari satu intisari."

"Karena semua makhluk hidup melekat pada yang mendua, maka Bodhisattva Mahasattva tinggal berdiam di dalam Maha Karuna; Dengan mengolah ajaran ini untuk melenyapkan penderitaan, Dia mencapai dasa-bala dari Buddhatva dan memasuki dharmadhatu yang sama seperti Indrajala. Dengan menyelesaikan pembebasan dari Buddha yang tanpa halangan, Dia adalah yang berani diantara manusia; Mengumandangkan Simhanada, Dia mencapai keberanian, dan mampu memutar roda Dharma yang murni dan yang tanpa rintangan. Mencapai pembebasan dari kecerdasan, Dia mengetahui keseluruhan semua objek di dalam dunia. Menghentikan arus perputaran lahir dan mati, Dia memasuki lautan kebijaksanaan. Mempertahankan Saddharma dari para Buddha masa lampau - sekarang - masa depan demi semua makhluk hidup, Dia mencapai sumber dari ciri-ciri yang sesungguhnya dari lautan semua Buddhadharma."

"Ketika Bodhisattva tinggal berdiam di dalam praktek kebenaran ini, semua makhluk yang bersekutu dengan-Nya dibuat terbuka pemahaman mereka, menjadi penuh kegembiraan dan sepenuhnya murni. Inilah yang dinamakan Praktek Bodhisattva yang kesepuluh dari Kebenaran."

Kemudian pada saat itu, disebabkan oleh kekuatan batin sang Buddha, disetiap sepuluh penjuru arah banyak dunia yang jumlahnya seperti banyaknya butiran debu di dalam Buddhaksetra bergoncang dalam enam cara, yaitu : bergetar, bergetar di semua wilayah, bergetar di semua wilayah di semua penjuru. Menaik, menaik di semua wilayah, menaik di semua wilayah di semua penjuru. Bergelombang, bergelombang di semua wilayah, bergelombang di semua wilayah di semua penjuru. Berguncang, berguncang di semua wilayah, berguncang di semua wilayah di semua penjuru. Bergemuruh, bergemuruh di semua wilayah, bergemuruh di semua wilayah di semua penjuru. Berdentam, berdentam di semua wilayah, berdentam di semua wilayah di semua penjuru. Ada turun hujan bunga surga, bubuk candana surga, karangan bunga surga, wewangian surga, pakaian permata surga, dan perhiasan surga; Musik surga bermain spontan tanpa henti, dengan pancaran cahaya dan suara yang indah. Sama seperti di dunia ini di dalam surga Suyama, sepuluh praktek dijelaskan, begitu juga hal yang sama terjadi di semua dunia di sepuluh penjuru.


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sat Jul 13, 2019 10:47 pm, total 33 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 36

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra Empty Re: Mahā Vaipulya Buddhāvatamsaka Nāma Mahāyāna Sūtra

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Halaman 1 dari 2 1, 2  Next

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik