KISAH MAITREYA
Halaman 1 dari 1
KISAH MAITREYA
Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta. Menurut uraian yang bersifat
tradisional, beliau akan mencapai tingkat ke-Buddhaannya ketika beliau sedang
berada di bawah Pohon Jambudvipa, setelah Hyang Buddha Sakyamuni mencapai
pencerahan agungnya yang sempurna.
Demikianlah, kemudian Beliau akan dinamakan BUDDHA MAITREYA. Dikatakan
pula, bahwa beliau akan menggantikan Buddha Sakyamuni, setelah hidup di Surga
Tusita untuk keseluruhan hidupnya. Beliau juga dinamai Bodhisattva yang siap untuk mengisi posisi yang kosong untuk
keseluruhan kehidupan yang ditetapkan
Bodhisattva Maitreya menjadi tokoh utama di bidang Buddha Dhamma, dan
mendiami bagian dalam istana di Surga Tusita. Sampai 567 juta tahun, Beliau akan
turun ke dunia, dan mencapai ke-Buddhaannya di bawah Pohon Bunga Ular Naga yang
tumbuh di taman bunga.Kemudian akan ada 3(tiga) Perhimpunan Dharma atau Dewan
Dharma yang akan Beliau bentuk. Dan Dewan-Dewan Dharma itu akan dinamai Tiga
Dewan Dharma di Bawah Pohon Bunga Ular Naga. Menurut kitab suci agama Buddha
yang dinamai Sutra Ekottara-Agama, jumalh dari makhluk - makhluk hidup yang
mengalami penderitaan, yang akan diselamatkan, dapat diseberangkan hingga tiba
di Pantai Nirvana dengan selamat, yang jumlahnya tidak terhitung.
Pada Dewan Dharma yang pertama, jumlah makhluk yang dapat diselamatkan akan berjumlah
960 juta. Sedangkan pada Dewan Dharma kedua, sebanayk 940 juta. Pada Dewan
Dharma yang ketiga, yang dapat diselamatkan akan berjumlah 920 juta
orang.
Selama periode waktu melaksanakan pembinaan diri menjalankan Jalan
ke-Bodhisattva-an-nya itu, Bodhisattva Maitreya akan melaksanakan cara pembinaan
terhadap orang - orang lain sesuai car Beliau sendiri. Yaitu Beliau tidak
menggaris bawahi pentingnya meditasi, maupun latihan spiritual dengan menyakiti
badan dalam usahanya untuk melenyapkan atau membebaskan diri dari penderitaan.
Tetapi Beliau menggaris bawahi pentingnya pelaksanaan berdana, beramalbhakti,
bersemangat tinggi dalam mengejar kemajuan spiritual, berwatak cinta kasih dan
welas asih serta bersifat bijaksana. Cara pembinaan diri yang dilakukan oleh
Bodhisattva Maitreya ini, berbeda dengan car yang dianut oleh para
Sravaka.
Para Sravaka mengambil cara bertapa brata, menyakiti badannya dalam usahanya untuk
membebaskan diri dari penderitaan, dan agar memperoleh ijazah atau hak masuk ke
tahap Nirvana.
Bodhisattva Maitreya secara sengaja membiarkan diri Beliau terkena apa
yang dinamakan illusi (terkena pandanagan yang tidak seperti apa adanya, atau
keadaan - keadaan yan gbersifat tidak sejati), sehingga tetap dapat berada di
lingkungan makhluk - makhluk yang menderita dan dapat
menyelamatkannya.
terdapat cerita mengenai reinkarnasi dari Bodhisattva tersebut, Di bagian akhir dari
zaman Dynasti Tang, hidup seorang pertapa yang bernama Pu Tai ( yang artinya
orang yang membawa tas terbuat dari kain ), yang telah menyebarluaskan Buddha
Dharma sepanjang hidupnya. Setelah sang pendeta tersebut wafat , Beliau
meninggalkan syair yang berbunyi sebagai berikut : "Maitreya
tetap bersifat Maitreya yang sejati. Dia manifes, mengejawantah, menjelma ke
dunia, menjadi jutaan badan-badan yang telah mengalami perubahan wujud dari
wujudnya yang semula. Sepanjang keseluruhan waktunya , dia telah manifes di
hadapan makhluk-makhluk hidup yang tidak mengenal siapa sebenarnya yang ada
dihadapannya itu".
Umat BUddha yang mempercayai Sang Pendeta yang telah mencapai Nirvana tersebut,
setelah zaman Dynasti Tang memuja Sang Pendeta sebagai wujud atau diri
Bodhisattva Maitreya yang telah mengambil tubuh yang mengalami perubahan.
Kebanyakan lukisan-lukisan mengenai Bodhisattva Maitreya itu dilukiskan
berdasarkan penampakan atau meniru tubuh Pendeta Pu Tai itu.
tradisional, beliau akan mencapai tingkat ke-Buddhaannya ketika beliau sedang
berada di bawah Pohon Jambudvipa, setelah Hyang Buddha Sakyamuni mencapai
pencerahan agungnya yang sempurna.
Demikianlah, kemudian Beliau akan dinamakan BUDDHA MAITREYA. Dikatakan
pula, bahwa beliau akan menggantikan Buddha Sakyamuni, setelah hidup di Surga
Tusita untuk keseluruhan hidupnya. Beliau juga dinamai Bodhisattva yang siap untuk mengisi posisi yang kosong untuk
keseluruhan kehidupan yang ditetapkan
Bodhisattva Maitreya menjadi tokoh utama di bidang Buddha Dhamma, dan
mendiami bagian dalam istana di Surga Tusita. Sampai 567 juta tahun, Beliau akan
turun ke dunia, dan mencapai ke-Buddhaannya di bawah Pohon Bunga Ular Naga yang
tumbuh di taman bunga.Kemudian akan ada 3(tiga) Perhimpunan Dharma atau Dewan
Dharma yang akan Beliau bentuk. Dan Dewan-Dewan Dharma itu akan dinamai Tiga
Dewan Dharma di Bawah Pohon Bunga Ular Naga. Menurut kitab suci agama Buddha
yang dinamai Sutra Ekottara-Agama, jumalh dari makhluk - makhluk hidup yang
mengalami penderitaan, yang akan diselamatkan, dapat diseberangkan hingga tiba
di Pantai Nirvana dengan selamat, yang jumlahnya tidak terhitung.
Pada Dewan Dharma yang pertama, jumlah makhluk yang dapat diselamatkan akan berjumlah
960 juta. Sedangkan pada Dewan Dharma kedua, sebanayk 940 juta. Pada Dewan
Dharma yang ketiga, yang dapat diselamatkan akan berjumlah 920 juta
orang.
Selama periode waktu melaksanakan pembinaan diri menjalankan Jalan
ke-Bodhisattva-an-nya itu, Bodhisattva Maitreya akan melaksanakan cara pembinaan
terhadap orang - orang lain sesuai car Beliau sendiri. Yaitu Beliau tidak
menggaris bawahi pentingnya meditasi, maupun latihan spiritual dengan menyakiti
badan dalam usahanya untuk melenyapkan atau membebaskan diri dari penderitaan.
Tetapi Beliau menggaris bawahi pentingnya pelaksanaan berdana, beramalbhakti,
bersemangat tinggi dalam mengejar kemajuan spiritual, berwatak cinta kasih dan
welas asih serta bersifat bijaksana. Cara pembinaan diri yang dilakukan oleh
Bodhisattva Maitreya ini, berbeda dengan car yang dianut oleh para
Sravaka.
Para Sravaka mengambil cara bertapa brata, menyakiti badannya dalam usahanya untuk
membebaskan diri dari penderitaan, dan agar memperoleh ijazah atau hak masuk ke
tahap Nirvana.
Bodhisattva Maitreya secara sengaja membiarkan diri Beliau terkena apa
yang dinamakan illusi (terkena pandanagan yang tidak seperti apa adanya, atau
keadaan - keadaan yan gbersifat tidak sejati), sehingga tetap dapat berada di
lingkungan makhluk - makhluk yang menderita dan dapat
menyelamatkannya.
terdapat cerita mengenai reinkarnasi dari Bodhisattva tersebut, Di bagian akhir dari
zaman Dynasti Tang, hidup seorang pertapa yang bernama Pu Tai ( yang artinya
orang yang membawa tas terbuat dari kain ), yang telah menyebarluaskan Buddha
Dharma sepanjang hidupnya. Setelah sang pendeta tersebut wafat , Beliau
meninggalkan syair yang berbunyi sebagai berikut : "Maitreya
tetap bersifat Maitreya yang sejati. Dia manifes, mengejawantah, menjelma ke
dunia, menjadi jutaan badan-badan yang telah mengalami perubahan wujud dari
wujudnya yang semula. Sepanjang keseluruhan waktunya , dia telah manifes di
hadapan makhluk-makhluk hidup yang tidak mengenal siapa sebenarnya yang ada
dihadapannya itu".
Umat BUddha yang mempercayai Sang Pendeta yang telah mencapai Nirvana tersebut,
setelah zaman Dynasti Tang memuja Sang Pendeta sebagai wujud atau diri
Bodhisattva Maitreya yang telah mengambil tubuh yang mengalami perubahan.
Kebanyakan lukisan-lukisan mengenai Bodhisattva Maitreya itu dilukiskan
berdasarkan penampakan atau meniru tubuh Pendeta Pu Tai itu.
Similar topics
» MAITREYA Bodhisattva
» Kisah Masa Lalu Cathrine
» Arya Suvarnaprabha sottama sutrendraraja Nama Dharmaparyaya Mahayana Suttram
» Fakta Tak Berakhirnya Kehidupan : Kisah Elisa Melihat Masa Lalu
» Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra
» Kisah Masa Lalu Cathrine
» Arya Suvarnaprabha sottama sutrendraraja Nama Dharmaparyaya Mahayana Suttram
» Fakta Tak Berakhirnya Kehidupan : Kisah Elisa Melihat Masa Lalu
» Sarvadharma Mahasandhi Samantabhadra Bodhichitta Vajra Kulaya Rāja Maha Tantraraja Nama Mahayana Sutra
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik