BUDDHIST COMPILATION FORUM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

MELANGGAR PANTANGAN SUKAR PANJANG UMUR

Go down

MELANGGAR PANTANGAN SUKAR PANJANG UMUR Empty MELANGGAR PANTANGAN SUKAR PANJANG UMUR

Post by Admin Sat Nov 28, 2009 1:53 pm

MELANGGAR PANTANGAN SUKAR
PANJANG UMUR


Tan Khek.- khong adalah tokoh masyarakat yang terkenal dan dihormati di daerah kabupaten Slang - goan. Dia punya seorang famili bernama Phoa King - hong yang semula menetap di Kim - leng, dahulu kakek moyangnya banyak memupuk pahala. selama beberapa generasi turun temurun, semua senang berbuat baik, menolong yatim piatu, keluarga ini adalah warga yang mendapat pujian dan dihormati segala lapisan. Sudah sejak beberapa generasi keluarga ini memuja Koan-si-im Pou Sat, pagi sore menyulut dupa berlutut memanjatkan doa, sudah sekian puluh tahun tidak pernah putus.

Berbeda dengan Phoa King-hong yang kurang pengertian. tidak meluruskan kebiasaan keluarga dia justru melanggar tradisi keluarga yang. sudah turun temurun, bukan saja tidak mau berbuat baik menolong sesamanya. sepanjang tahun boleh dikata dia lebih banyak berbaring di ranjang karena sakit. Entah berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mengundang tabib dan membeli obat. tapi penyakitnya tidak kelihatan lebih baik, malah makin hari bertambah parah. Keluarga yang semula kaya raya, karena peningalan leluhurnya memang teramat banyak dan besar jumlahnya, tapi karena pemasukan tidak seimbang dengan pengeluaran, manalagi kebutuhan sehari-hari yang bertambah besar.

Betapa besarpun harta benda yang dimiliki juga akhirnya makin menipis dan habis. Sudah berulang kali Tan Khek-khong menasehati dan membujuk Phoa-King - hong untuk meniru dan mematuhi pesan para leluhurnya. untuk berhuat kebajikan, membantu simiskin dan menolong yang menderita. Tapi penyakit Phoa King-hong sendiri justru makin parah. terakhir malah sudah empas empis tinggal menunggu waktu saja. Prinsip ia setuju dan mau mematuhi anjuran Tan Khek- khong, tapi sekarang sudah tidak mampu melakukan.

Hari itu sakitnya hetul-betul sudah gawat, arwahnva sudah meninggalkan badan kasarnya, terbang menuju ke akhirat yang gelap gulita. tanpa sengaja Ia melihat wajah Koan-im Hud-co yang welas asih. selama bentahun-tahun keluarganya memang memujanya, Koan-im Hud-co berkata kepadanya :“Hidupmu di dunia memang sudah habis masanya. Akan tetapi kakek moyangmu banyak memupuk kebaikan, mendirikan pahala buat diwariskan kepada anak cucunya. Mulai sekarang kalau kaubisa bersumpah untuk melakukan kebaikan, minimal mencetak kitab suci Giok-lek baru mungkin memperoleh perpanjangan umur.”

Bergegas Phoa King-hong berlutut dan menyembah dan menyatakan terima kasih dan berjanji mematuhi pesan Hud-co. Sekembali arwahnya ke badan kasarnya, begitu siuman segera ia bercerita tentang pengalamannya barusan kepada keluarganya yang hadir. Keluarganya segera berlari keluar berlutut kealtar pemujaan menyatakan trima kasih dihadapan Koan-im Had-co. mereka juga berjanji akan segera melaksanakan pesannya.

Namun keluarga ini boleh dikata sudah bangkrut habis-habisan, miskin luar biasa, jangan kata mencetak kitab suci Giok-lek, uang untuk beli beras pun sudah tiada lagi. Padahal sang waktu terus lalu tanpa kenal kasihan, sekejap saja belasan hari sudah lewat, masalah rnencetak kitab suci belum juga terpecahkan. Maka hari itu Phoa King-hong berkata dengan suara pilu, “Barusan aku bermimpi bertemu lagi dengan Koan im Taysu, dia bilang padaku, sudah sepuluh hari janjimu dinantikan di akhirat, sejilid Giok-lek juga belum terkirim ke sana, maka jiwamu sudah tidak mungkin diselamatkan lagi.

Habis meyampaikan pesan Koan-im Tayisu, napas Phoa King-hong memburu sengal-sengal, penyakitnya makin gawat, dua hari kemudian ia menghembuskan napas terakhir.
Begitu menerima Hu-im bergegas Tan Khek-khong memburu ke rumah King-hong bantu mengurus pemakamannya, dan salah seorang keluarganya ia tahu kejadian yang diceritakan di atas, lekas sekali menceritakan ini menyebar keseluruh pelosok kota Kim-leng. Maka keluarga mana yang anggota familinya ada yang sakit parah, atau mengalami penderitaan, semua bersembahyang ke kelentengan dan berjanji di hadapan Koan-im Had-co untuk berbuat baik menolong sesamanya. Tak lupa juga mencetak kitab Giok-lek untuk disebar luaskan dan dikembangkan demi kebaikan dan keselamatan umat manusia umumnya. Konon mereka yang mematuhi anjuran ini tentu terkabul permohonannya.

Admin
Admin

Jumlah posting : 277
Join date : 02.04.08

https://agama.forumakers.com

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik