BUDDHIST COMPILATION FORUM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

ANAK CUCU KENA GETAH ORANG TUANYA

Go down

ANAK CUCU KENA GETAH ORANG TUANYA Empty ANAK CUCU KENA GETAH ORANG TUANYA

Post by Admin Sat Nov 28, 2009 1:54 pm

Gi Ong dilahirkan di kola Kiang-im, pemuda yang punya pambek besar dan pandangan luas, sekian tahun ia rajin belajar dan menggembleng diri, namanya terkenal, banyak orang beranggapan pemuda ini mernpunyai masa depan yang gilang gemilang.

Pertengahan tahun tatkala kaisar Klan-hong bertahta ia mengikuti ujian negara yang diadakan di kotanya. Sebelum ia selesai mengerjakan kertas ujian. mendadak mukanya berubah pucat pias, badan gemetar keringat dingin bercucuran, sambil memegangi kertas ujian dan alat-alat tulis yang dibawanya ía beranjak keluar dan ruang ujian.

Seorang pengawas ujian yang berdiri tidak jauh dan tempat duduknya amat. kaget melihat keadaannya, bergegas ia menghampiri serta membimbing keluar. serta menanyakan dirinya kenapa, dengan suara sedih dan gemetar Gi Ong menjelaskan, “Selama dua puluh tahun lebih ayahku almarhum menduduki jabatan tinggi, sejak menunaikan tugas beliau bentindak dengan adil dan selalu mematuhi undang-undang, tak pernah melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Tak nyana menjelang ajalnya beliau berkata di depan kami empat saudara dengan sesenggukan, “Se1ama hidupku belum pernah’ aku melakukan perbuatan yang mengingkari Liang-sim, kukira kalian sudah tahu semua. Tapi pernah satu kali. waktu itu aku berkuasa menjadi bupati di Kim-leng, karena menerima sogokan dua ribu tahil perak, tanpa sadar aku membunuh dua pesakitan yang sebenamya tidak berdosa. Sejak setengah bulan lalu aku jatuh sakit. keadaanku makin parah, saat aku pingsan, arwahku pernah diseret setan yang bertugas di akhirat, di sana aku bertatap muka dengan arwah dua orang yang mati penasaran karena akulah yang memerintahkan membunuh mereka.
Putusan pengadilan di akhirat menghukum aku, setelah mati aku harus menerima ganjaran di akhirat, juga harus putus keturunan. Untung kakek moyang kita banyak menimbun jasa-jasa baik, sering menolong anak-anak yatim piatu, maka hukuman sedikit di peringan, yaitu selama lima generasi mendatang aku hanya memperoleh seorang putra. semuanya akan hidup dalam kemelaratan. Maka aku anjurkan kalian harus banyak berbuat kebajikan, sekali-kahi jangan kemaruk harta dan pangkat serta kedudukan tinggi, kalau kalian mengabaikan pesanku ini, itu berarti akan menambah dosa -dosaku “ sebelum habis memberikan pesannya, ayah meninggal dunia.

“Dalam jangka waktu kurang dan lima tahun, harta warisan orang tua ludes, dan keluarga yang terpandang kami menjadi warga yang tidak punya apa-apa lagi. Dua kakakku mati karena sakit, demikian pula seorang adikku meninggal di rantau, sampai sekarang hanya aku seorang yang masih hidup Sebetulnya aku tidak punya rencana untuk rnengikuti ujian. tapi karena keadaanku terlalu. miskin, teman dan para famili juga rnangjurkan supaya aku merubah nasib, baru dengan perasaan kebat kebit aku rnemberanikan diri mengikuti ujian ini. Ternyata dalam mimpi semalam kulihat ayah datang. Dengan murka ia menuding dan memaki, “Kau tidak memupuk kebaikan untuk meringankan dosaku, malah kemaruk harta dan kedudukan, kau berani melanggar pesanku, sungguh anak yang tidak berbakti.habis bicara dengan tinjunya menggebrak meja lalu pergi dengan muka merah padam.

“Kalau aku membayang kejadian masa lalu, mengingat mimpiku semalam. aku tahu betapa besar dosaku dengan mengikuti ujian kali ini. Hal ni akan menambah berat dosa ayah dan membuat diriku sendiri celaka. Maka aku merubah tekadku semula, ujian kuhentikan sampai di sini. sepulang nanti aku akan mencukur rambut menjadi Hwesio, aku akan mengasingkan diri di gunung untuk menghabiskan sisa hidupku yang merana ini, dengan demikian yakin akan dapat memperingan dosa arwah ayah di alam baka, itulah keingnanku satu satunya sekarang.”

Mendengar penjelasan Gi Ong, pengawas ujian itu ikut mencucurkan air mata saking terharu. Di tengah cucuran air mata mereka itulah, keduanya saling berjabat tangan lalu berpisah dengan rasa sendu.

Kisah yang benar-benar terjadi ini. Diceritakan oleh pengawas ujian itu pada istrinya di rumah. Maka makin luaslah cerita ini dikalangan masyarakat banyak.

Admin
Admin

Jumlah posting : 277
Join date : 02.04.08

https://agama.forumakers.com

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik