Dharmabhanaka Parivartah Dharmaparyaya Suttram
Halaman 1 dari 1
Dharmabhanaka Parivartah Dharmaparyaya Suttram
SUTTA BUNGA TERATAI DARI KEGHAIBAN HUKUM KESUNYATAAN YANG MENAKJUBKAN
BAB X

Namo Bhagavate Maha Vairocana Kasyapa Surya Deva
DHARMA DUTA (PENGKHOTBAH HUKUM KESUNYATAAN)
BAB X

Namo Bhagavate Maha Vairocana Kasyapa Surya Deva
DHARMA DUTA (PENGKHOTBAH HUKUM KESUNYATAAN)
Pada saat itu Sang Buddha menyapa ke 80 ribu Para Pemimpin Agung melalui Sang Bhaisajyaraja Bodhisattva Mahasattva dengan bersabda:"Wahai Bhaisajyaraja ! Apakah Engkau melihat dalam Pertemuan ini Para Dewa, Naga, Yaksa, Gandharwa, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, Manusia dan yang bukan Manusia, begitu juga para Bhiksu dan Bhiksuni, Lelaki dan Perempuan yang menaruh rasa pengabdian, Pencahari KeSrawakaan, Pencahari KePratyekaBuddhaan, Pencahari KeBodhisattvaan, ataupun Para Pencahari KeBuddhaan yang semuanya dalam jumlah yang tak terbatas ini? Seluruh umat-umat yang berada dihadapan Sang Buddha ini, seandainya Mereka mendengar hanya Sebait Syair ataupun meski hanya sepatah kata dari Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini ataupun cuma sekelumit perasaan senang pada-Nya, maka Aku tetapkan bahwa Mereka itu akan mencapai Penerangan Agung." Kemudian Sang Buddha menyapa lagi Sang Bhaisajyaraja:"Lebih-lebih lagi sesudah Kemokshaan Sang Tathagata, jika ada seseorang yang mendengar meski hanya Sebait Syair ataupun sepatah kata dari Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini ataupun dengan sekelumit perasaan suka pada-Nya, maka Aku tetapkan Mereka juga akan mencapai Penerangan Agung. Dan jika ada seseorang lagi yang menerima dan memelihara, membaca dan meresapi, mengajarkan dan menurun-Nya meskipun hanya Sebait Syair dalam Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan serta memandang Sutta ini dengan takzim seolah-olah memandang Sang Buddha, dan membuat Persembahan Kepada-Nya dengan berbagai macam cara dengan bebungaan, wewangian, karangan-karangan bunga, bubuk cendana, salep-salep harum, dedupaan, Tirai Sutera, Panji-Panji, bendera-bendera, pakaian-pakaian, dan irama lagu, serta memuji-Nya dengan tangan terkatub; maka ketahuilah wahai Bhaisajyaraja bahwa orang-orang ini telah melayani sepuluh ribu koti dari Para Buddha dan dibawah Para Buddha itu Mereka telah menjalankan Ikrar-Nya, dan oleh karena rasa kasih dan sayang terhadap semua mahluk maka Mereka terlahir disini diantara para manusia.
"Wahai Bhaisajyaraja ! Seandainya ada seseorang yang bertanya kepada-Mu tentang mahluk yang bagaimana yang akan menjadi Buddha di dunia yang mendatang nanti, maka jawablah mereka bahwa Orang-Orang itulah yang tentu akan menjadi Buddha di dunia yang akan datang. Karena betapapun juga jika Para Putera-Putera dan Puteri-Puteri-Ku yang baik menerima dan memelihara, membaca dan meresapi, mengajarkan-Nya, serta menurun-Nya meskipun hanya sepatah kata dalam Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan serta membuat persembahan-persembahan kepada-Nya dalam berbagai cara dengan bebungaan, wewangian, karangan-karangan bunga, bubuk cendana, salep-salep harum, dedupaan, Tirai Sutera, Panji-Panji, bendera-bendera, pakaian-pakaian, dan irama lagu, serta memuji-Nya dengan tangan terkatub, maka Orang-Orang ini akan dihormati diseluruh dunia; dan jika Engkau menghormati Sang Tathagata, maka Engkaupun harus menghormati Mereka.
Ketahuilah Orang-Orang ini adalah Para Bodhisattva Agung yang setelah Mereka mencapai Penerangan Agung dan menyayangi seluruh umat, Mereka bersuka hati lahir didunia ini dan secara luas memaklumkan serta mengajar Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan.
Betapa akan lebih bertambah banyaknya Orang-Orang yang dengan sempurna mampu menerima, memelihara dan menghormati-Nya dengan cara apapun ! Ketahuilah Wahai Bhaisajyaraja ! Bahwa Orang-Orang ini semuanya tidak menuntut balas jasa dari Karma Suci Mereka dan sesudah Kemokshaan-Ku nanti, Orang-Orang ini dengan Kasih Sayang kepada seluruh umat, akan terlahir didunia angkara serta secara luas akan memaklumkan Sutta ini. Jika Putera-Putera dan Puteri-Puteri-Ku yang baik ini nanti sesudah Kemokshaan-Ku, dapat mengkhotbahkan tentang Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan meskipun dengan cara rahasia kepada seseorang, meskipun hanya dengan sepatah kata saja, maka ketahuilah bahwa Orang-Orang ini adalah utusan-utusan Sang Tathagata yang diutus oleh Sang Tathagata untuk menjalankan Perbuatan-Perbuatan Sang Tathagata. Dan betapa besar budi-Nya Orang-Orang yang berkhotbah dengan panjang lebar kepada orang lain di suatu Pertemuan Agung.
"Wahai Bhaisajyaraja ! Bahkan seandainya ada orang-orang jahat yang sangat durhaka yang selama satu kalpa penuh muncul dihadapan Sang Buddha dan mengutuk Sang Buddha, maka dosanya masih tetap ringan. Tetapi jika seseorang meskipun hanya dengan satu Perkataan busuk saja yang mencemarkan Para Pengikut Setia ataupun Para Viharawan yang membaca dan meresapi Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan itu, maka dosa orang itu sungguh-sungguh berat. Wahai Bhaisajyaraja ! Dia yang telah membaca dan menghafalkan Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ketahuilah bahwa orang itu telah menghiasi dirinya sendiri dengan hiasan Sang Buddha dan oleh karenanya memanggul Sang Tathagata diatas pundak-Nya. Kemanapun Ia pergi, Ia akan dihormati dengan sepenuh hati dengan tangan terkatub, memuja, menghormat, dan memuliakan serta memuji dan membuat persembahan-persembahan kepadanya dari bebungaan, wewangian, karangan-karangan bunga, bubuk cendana, salep-salep harum, dedupaan, tirai-tirai sutera, panji-panji, bendera-bendera, pakaian-pakaian, makanan dan kelezatan serta dendang lagu. Dia akan disuguhi dengan persembahan-persembahan yang paling istimewa yang ada diantara manusia. Dia akan dihamburi dengan permata indah dan sesaji-sesaji dibuat dari gundukan permata-permata dari Surga. Karena betapapun juga Orang-Orang ini selalu bersuka-cita dalam mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan, maka mereka yang mendengar-Nya meskipun hanya sekejap akan mencapai Penerangan Agung."
Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan Ajaran ini kembali, maka bersabdalah Beliau dengan Syair:
"Bila seseorang ingin berjalan di Jalan KeBuddhaan
Dan memperoleh Kebijaksanaan alam ghaib,
Ia harus selalu memuliakan dengan tulus
Para Pemelihara Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini.
Bila seseorang ingin segera mencapai
Setiap ragam Kebijaksanaan,
Ia harus menerima dan memelihara Sutta ini
Dan memuliakan Mereka yang memelihara-Nya.
Bilamana orang mampu menerima dan menjaga
Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan,
Beritahukanlah Mereka bahwa inilah utusan Buddha,
Yang menyayangi seluruh umat.
Dia yang dapat menerima dan memelihara
Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan,
Memasrahkan daerah-Nya yang suci,
Dan karena kasih sayang-Nya kepada umat, terlahir disini;
Ketahuilah, bahwa Orang semacam ini,
Bebas terlahir dimanapun Ia suka,
Dan mampu, didalam dunia yang penuh dosa ini,
Berkhotbah secara luas tentang Hukum Yang Agung.
Kalian harus dengan bunga-bunga surga dan wewangian,
Pakaian-Pakaian dari Permata Kasurgan
Dan setumpuk Manikam Surga yang menakjubkan,
Menghormati Seorang Pengkhotbah Hukum Kesunyataan ini
Didalam zaman angkara sesudah Kemokshaan-Ku
Mereka yang dapat memelihara Sutta ini
Harus dihormati dan dipuja dengan hikmad,
Seolah-olah menghormat Yang Maha Agung.
Dengan makanan-makanan yang paling lezat,
Dengan segala macam pakaian,
Putera dari Sang Buddha ini harus dimuliakan
Dengan harapan mendengar Ajaran-Nya meskipun hanya sekejap.
Didalam masa yang mendatang, jika seseorang dapat
Menerima dan memelihara Sutta ini,
Aku akan mengutusnya untuk menjadi manusia,
Guna melaksanakan Tugas Sang Tathagata.
Jika seseorang selama satu kalpa
Terus menerus berhati jahat
Dan dengan sikap yang marah, mencerca Sang Buddha,
Dia menanggung dosa berat yang tak terhingga.
Tetapi seseorang yang membaca, menghafalkan dan memelihara
Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini;
Jika seseorang memakinya meskipun hanya sebentar,
Dosanya tetap lebih berat.
Seseorang yang selalu mencari Jalan KeBuddhaan
Dan selama satu kalpa penuh,
Dengan tangan terkatup dihadapan-Ku,
Memuji-Ku dalam Syair-Syair yang tak terhitung,
Justru karena Ia memuji Sang Buddha,
Akan memperoleh Jasa yang tak terhingga.
Dan Ia yang memuji Para Pemelihara Sutta,
Kebahagiaan-Nya akan menjadi lebih besar.
Selama 80 koti kalpa,
Dengan warna dan suara,
Bebauan, rasa dan sentuhan yang paling istimewa,
Jika seseorang memuliakan Para Pemelihara Sutta,
Jika telah memuliakan-Nya sedemikian rupa,
Dia mendengar-Nya dari Mereka meskipun cuma sebentar,
Biarkan Ia menyatakan selamat dalam dirinya.
Dengan berkata:"Saya telah memperoleh suatu peruntungan yang besar."
Wahai Baishajyaraja ! Sekarang Aku katakan kepada-Mu
Tentang Sutta yang telah Aku khotbahkan,
Diantara Sutta-Sutta ini semua,
'Sutta Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan' yang paling terkemuka."
Kemudian Sang Buddha menyapa Sang Bhaisajyaraja Bodhisattva Mahasattva lagi dengan bersabda:"Aku khotbahkan Sutta-Sutta sebanyak beribu-ribu koti yang tak terbatas, baik yang sudah selesai dikhotbahkan, sedang dikhotbahkan sekarang, ataupun yang akan dikhotbahkan dimasa mendatang; dan diantara semua itu, Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan inilah yang paling sulit dipercaya dan yang paling sulit dipahami. Wahai Bhaisajyaraja ! Sutta ini adalah Ghaib, suatu Kekayaan yang azasi dari Para Buddha yang tidak boleh diajarkan ataupun disampaikan secara serampangan kepada manusia. Sutta yang selalu dipelihara oleh Para Buddha Yang Maha Agung, yang dari dahulu kala belum pernah diajarkan maupun dikhotbahkan. Dan ketika Sang Tathagata masih berada disini, Sutta ini telah banyak menimbulkan permusuhan dan rasa iri dan lebih-lebih sesudah Kemokshaan-Nya!
"Ketahuilah, Wahai Bhaisajyaraja ! Sesudah Sang Tathagata moksha, maka Mereka yang dapat menurun, memelihara, membaca, menghafalkan, memuliakan dan mengkhotbahkan-Nya kepada orang lain akan dinobatkan oleh Sang Tathagata dengan Jubah-Nya serta akan dilindungi dan diingat oleh Para Buddha yang tinggal di dalam lain Kawasan. Mereka akan memiliki Daya Kepercayaan Yang Agung serta Kekuatan Ikrar Yang Teguh, dan Kekuatan Budhi luhur. Ketahuilah bahwa orang-orang itu akan berkelana bersama Sang Tathagata dan Sang Tathagata akan meletakkan Tangan-Nya diatas kepala-kepala mereka.
Namo Bhagavate Sarvartha Siddha Tathagata Arhate SamyakSamBuddha
"Wahai Bhaisajyaraja ! Disetiap tempat dimana Sutta ini dikhotbahkan, dibaca, dihafal, diturun atau Isi-Nya dipelihara, maka seseorang harus mendirikan sebuah Caitya dari 7 benda berharga dibuat yang agak tinggi, lapang dan megah. Tetapi tidaklah perlu menyimpan benda relik. Karena didalam Caitya ini terdapat seluruh Tubuh Sang Tathagata. Caitya ini harus disaji, dipuja, dimuliakan dan dipuji dengan segala macam bebungaan, wewangian, karangan-karangan bunga, tirai-tirai Sutera, panji-panji, bendera-bendera, dendang lagu dan nyanyian pujian. Jika seseorang melihat Caitya itu kemudian menghormati dan memuliakan-Nya, maka ketahuilah bahwa Mereka semua sudah dekat dengan Penerangan Agung. Wahai Bhaisajyaraja ! Terdapat banyak sekali orang, baik orang-orang biasa maupun para Viharawan yang berjalan didalam Jalan KeBodhisattvaan yang seolah-olah tidak menyadarinya, tidak mendengar, tidak membaca, menghafalkan, menurun, memelihara, dan memuliakan Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini. Tetapi ketahuilah bahwa orang-orang itu belumlah berjalan dengan lurus diatas Jalan KeBodhisattvaan dan seandainya saja salah seorang dari Mereka itu mendengar tentang Sutera ini, maka barulah Mereka akan dapat berjalan dengan benar didalam Jalan KeBodhisattvaan. Andaikata para mahluk yang mencari Jalan KeBuddhaan melihat ataupun mendengar Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini dan sesudah mendengar-Nya kemudian mempercayai dan meresapi, menerima serta memelihara-Nya, maka Engkau dapat mengetahui bahwa Mereka itu sudah dekat dengan Penerangan Agung.
"Wahai Bhaisajyaraja ! Hal ini seperti seseorang yang sangat haus dan sangat membutuhkan air dan dia mencarinya dengan menggali tanah dataran. Sebegitu jauh Ia hanya melihat tanah kering saja dan Ia menyadari bahwa airnya masih sangat jauh. Dengan tiada henti-hentinya Ia mengerahkan tenaganya sampai Ia melihat tanah yang basah dan akhirnya mencapailah Ia ketanah lumpur. Kemudian Ia berkesimpulan bahwa airnya sudah hampir ditangan. Para Bodhisattva juga seperti ini, jika Mereka belum mendengar, memahami, maupun dapat mengerti Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini, maka ketahuilah bahwa Mereka masih tetap jauh dari Penerangan Agung. Jika Mereka mendengar, memahami, merenungi serta melaksanakan-Nya, maka Engkau boleh yakin bahwa sudah dekat dengan Penerangan Agung. Karena betapapun juga Penerangan Agung setiap Bodhisattva seluruhnya tercakup dalam Sutta ini. Sutta ini menghasilkan suatu makna yang lebih dalam tentang cara sepenuhnya ataupun sebagian saja untuk membuka tabir kenyataan yang sesungguhnya. Kekayaan dari Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini sangat dalam dan kokohnya, sangat tersembunyi dan jauh sehingga tidak seorang manusiapun yang mampu mencapai-Nya. Sekarang Sang Buddha telah mengajarkan-Nya untuk mengarahkan dan menyempurnakan Para Bodhisattva."
"Wahai Bhaisajyaraja ! Jika Seorang Bodhisattva ketika mendengar Sutta ini menjadi terkejut, bimbang dan takut, maka ketahuilah bahwa inilah Orang Bodhisattva baru. Jika Seorang Sravaka ketika mendengar Sutta ini menjadi terkejut, bimbang dan takut, maka ketahuilah bahwa Ia adalah seorang yang congkak."
Wahai Bhaisajyaraja ! Jika terdapat Putera dan Puteri yang baik yang sesudah Kemokshaan Sang Tathagata nanti ingin mengkhotbahkan Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini kepada Keempat Golongan(Bhiksu,Bhiksuni,Upasaka,dan Upasika), maka bagaimana Ia harus mengkhotbahkan-Nya? Putera yang baik dan Puteri yang baik itu memasuki Kediaman Sang Tathagata, memakai Jubah Sang Tathagata serta duduk diatas Tahta Sang Tathagata, dan Ia harus memaklumkan secara panjang lebar kepada Keempat Golongan pendengar tadi.
"Kediaman Sang Tathagata adalah hati yang penuh kasih sayang yang ada didalam hati seluruh umat; Jubah Sang Tathagata adalah hati yang lembut dan sabar; sedang Tahta Sang Tathagata ialah Budhi dari segala perwujudan. Dan berpegang teguh pada ini semua dan dengan tekad yang tak tergoyahkan, maka Ia akan mengkhotbahkan Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini. Wahai Bhaisajyaraja ! Meskipun Aku tinggal didalam alam yang lain, Aku akan mengirim Para Utusan Ghaib untuk mengumpulkan Para Pendengar Hukum Kesunyataan ini dan Aku kirimkan juga Para Bhiksu, Bhiksuni ghaib serta Penganut-Penganut Lelaki dan Perempuan untuk mendengarkan Khotbahnya tentang Hukum Kesunyataan itu. Semua manusia-manusia ghaib ini setelah mendengar Hukum Kesunyataan itu, akan menerima-Nya dengan baik dan penuh Kepercayaan serta mematuhinya. Jika Sang Pengkhotbah Hukum itu berdiam di tempat yang terpencil, maka Aku akan kirimkan para dewa, naga, mahluk-mahluk ghaib, gandharva, asura, dan yang lain-lainnya untuk mendengarkan Khotbahnya. Meskipun Aku berada dikawasan yang lain, setiap waktu Aku akan membuat Sang Pengkhotbah Hukum Kesunyataan itu melihat-Ku. Dan jika Ia lupa akan bagian dari Sutta ini, Aku akan kembali dan menjelaskan-Nya sehingga Ia dapat menguasai-Nya dengan sempurna."
Pada saat itu Yang Maha Agung ingin memaklumkan Ajaran ini kembali, dan bersabdalah Beliau dengan Syair:
"Agar terhindar dari kemalasan,
Dengarkanlah Sutta ini !
Begitu jarang kesempatan untuk mendengarkan-Nya
Jarang pula mereka yang menerima-Nya dengan penuh Kepercayaan.
Seperti seorang yang haus membutuhkan air,
Yang menggali di sebuah dataran;
Masih tetap melihat tanah yang kering dan gersang,
Ia tahu bahwa air masih tetap jauh.
Tanah basah dan lumpur akhirnya muncul juga,
Ia yakin bahwa airnya sudah dekat.
Ketahuilah, Wahai Bhaisajyaraja !
Seperti itulah halnya dengan orang-orang
Yang tidak mendengar Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini,
Mereka jauh dari Kebijaksanaan Sang Buddha.
Seharusnya mereka mendengar Sutta Agung ini
Yang menentukan Hukum bagi para pengikut
Dan merupakan Raja dari semua Sutta,
Dan setelah mendengar-Nya, kemudian merenungkan-Nya dengan sungguh-sungguh,
Ketahuilah bahwa Orang-Orang itu
Sudah dekat dengan Kebijaksanaan Sang Buddha.
Jika seseorang mengkhotbahkan Sutra ini,
Biarlah Ia masuk ke tempat tinggal Sang Tathagata,
Mengenakan Jubah Sang Tathagata,
Dan duduk diatas Tahta Sang Tathagata;
Tiada gentar berada ditengah-tengah orang banyak,
Biarlah Ia mengajarkan dan mengkhotbahkan-Nya dengan terbuka.
Dengan Kasih Sayang Yang Agung sebagai Singasana-Nya,
Kelemah lembutan dan kesabaran untuk jubahNya,
Dan keghaiban dari segala perwujudan untuk Tahta-Nya;
Berpegang pada semuanya ini, biarlah Ia mengkhotbahkan Hukum itu.
Seandainya ketika Ia mengkhotbahkan Sutta ini,
Ada orang dengan mulut yang jahil mencercanya,
Atau memukulnya dengan pedang, tongkat, kreweng atau batu,
Demi Sang Buddha, biarlah Dia bersabar hati.
Didalam ribuan koti negeri-negeri
Aku muncul dengan Tubuh Yang Suci dan Abadi,
Dan didalam koti kalpa yang tak terbatas,
Khotbahkanlah Hukum itu pada seluruh umat.
Jika seseorang sesudah Kemokshaan-Ku
Dapat memaklumkan Sutta ini,
Akan Kukirimkan Keempat Golongan Para Ghaib
Dari Para Bhiksu dan Bhiksuni,
Para Lelaki dan Perempuan Yang Berjiwa Suci
Untuk memuliakannya sebagai Guru dari Hukum itu,
Sementara Aku akan menarik seluruh umat
Dan mengumpulkan mereka untuk mendengarkan ini.
Jika seseorang mencarinya untuk mencercanya dengan kata-kata hina
Menyerangnya dengan pedang, tongkat, kreweng ataupun batu,
Akan Aku kirimkan mahluk ghaib
Untuk menjadi Pelindung-Nya.
Jika seseorang Pengkhotbah dari Hukum ini,
Berdiam sendirian di suatu tempat yang terpencil,
Didalam kesunyian dimana tidak terdengar suara manusia,
Membaca dan menghafalkan Sutta ini,
Kemudian Aku akan datang kepadanya
Dengan Tubuh Yang Kekal dan Suci.
Jika Ia lupa akan kalimat-kalimat atau kata-kata,
Akan Aku jelaskan sehingga Ia menjadi paham.
Ketika Orang seperti itu telah sempurna didalam Perbuatan ini,
Baik berkhotbah kepada Keempat Golongan,
Maupun ditempat yang tersembunyi membaca dan menghafalkan Sutta itu,
Ia selau akan melihat-Ku.
Jika Orang seperti itu tinggal ditempat yang tersembunyi,
Akan Aku kirimkan Para Dewa dan Raja-Raja Naga, Para Yaksa, Iblis, Para Roh dan lain-lainnya
untuk menjadi Pendengar dari Hukum ini.
Orang itu akan bergembira berkhotbah tentang Hukum itu
Dan mengajarkan-Nya tanpa mengalami rintangan.
Karena Para Buddha selalu menjaganya dan memperhatikannya
Ia dapat membuat para umat bergembira.
Siapapun juga yang akrab dengan Pengkhotbah Hukum ini,
Akan dengan cepat mencapai Jalan KeBodhisattvaan;
Dan Ia yang dapat menjadi seorang murid dari Guru itu
Akan melihat Para Buddha seperti banyaknya pasir sungai Gangga."
Demikianlah Sutta Bunga Teratai Dari Kegaiban Hukum Yang Menakjubkan, Tentang Pengkhotbah Hukum Kesunyataan, Bab 10.
"Wahai Bhaisajyaraja ! Hal ini seperti seseorang yang sangat haus dan sangat membutuhkan air dan dia mencarinya dengan menggali tanah dataran. Sebegitu jauh Ia hanya melihat tanah kering saja dan Ia menyadari bahwa airnya masih sangat jauh. Dengan tiada henti-hentinya Ia mengerahkan tenaganya sampai Ia melihat tanah yang basah dan akhirnya mencapailah Ia ketanah lumpur. Kemudian Ia berkesimpulan bahwa airnya sudah hampir ditangan. Para Bodhisattva juga seperti ini, jika Mereka belum mendengar, memahami, maupun dapat mengerti Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini, maka ketahuilah bahwa Mereka masih tetap jauh dari Penerangan Agung. Jika Mereka mendengar, memahami, merenungi serta melaksanakan-Nya, maka Engkau boleh yakin bahwa sudah dekat dengan Penerangan Agung. Karena betapapun juga Penerangan Agung setiap Bodhisattva seluruhnya tercakup dalam Sutta ini. Sutta ini menghasilkan suatu makna yang lebih dalam tentang cara sepenuhnya ataupun sebagian saja untuk membuka tabir kenyataan yang sesungguhnya. Kekayaan dari Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini sangat dalam dan kokohnya, sangat tersembunyi dan jauh sehingga tidak seorang manusiapun yang mampu mencapai-Nya. Sekarang Sang Buddha telah mengajarkan-Nya untuk mengarahkan dan menyempurnakan Para Bodhisattva."
"Wahai Bhaisajyaraja ! Jika Seorang Bodhisattva ketika mendengar Sutta ini menjadi terkejut, bimbang dan takut, maka ketahuilah bahwa inilah Orang Bodhisattva baru. Jika Seorang Sravaka ketika mendengar Sutta ini menjadi terkejut, bimbang dan takut, maka ketahuilah bahwa Ia adalah seorang yang congkak."
Wahai Bhaisajyaraja ! Jika terdapat Putera dan Puteri yang baik yang sesudah Kemokshaan Sang Tathagata nanti ingin mengkhotbahkan Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini kepada Keempat Golongan(Bhiksu,Bhiksuni,Upasaka,dan Upasika), maka bagaimana Ia harus mengkhotbahkan-Nya? Putera yang baik dan Puteri yang baik itu memasuki Kediaman Sang Tathagata, memakai Jubah Sang Tathagata serta duduk diatas Tahta Sang Tathagata, dan Ia harus memaklumkan secara panjang lebar kepada Keempat Golongan pendengar tadi.
"Kediaman Sang Tathagata adalah hati yang penuh kasih sayang yang ada didalam hati seluruh umat; Jubah Sang Tathagata adalah hati yang lembut dan sabar; sedang Tahta Sang Tathagata ialah Budhi dari segala perwujudan. Dan berpegang teguh pada ini semua dan dengan tekad yang tak tergoyahkan, maka Ia akan mengkhotbahkan Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini. Wahai Bhaisajyaraja ! Meskipun Aku tinggal didalam alam yang lain, Aku akan mengirim Para Utusan Ghaib untuk mengumpulkan Para Pendengar Hukum Kesunyataan ini dan Aku kirimkan juga Para Bhiksu, Bhiksuni ghaib serta Penganut-Penganut Lelaki dan Perempuan untuk mendengarkan Khotbahnya tentang Hukum Kesunyataan itu. Semua manusia-manusia ghaib ini setelah mendengar Hukum Kesunyataan itu, akan menerima-Nya dengan baik dan penuh Kepercayaan serta mematuhinya. Jika Sang Pengkhotbah Hukum itu berdiam di tempat yang terpencil, maka Aku akan kirimkan para dewa, naga, mahluk-mahluk ghaib, gandharva, asura, dan yang lain-lainnya untuk mendengarkan Khotbahnya. Meskipun Aku berada dikawasan yang lain, setiap waktu Aku akan membuat Sang Pengkhotbah Hukum Kesunyataan itu melihat-Ku. Dan jika Ia lupa akan bagian dari Sutta ini, Aku akan kembali dan menjelaskan-Nya sehingga Ia dapat menguasai-Nya dengan sempurna."
Pada saat itu Yang Maha Agung ingin memaklumkan Ajaran ini kembali, dan bersabdalah Beliau dengan Syair:
"Agar terhindar dari kemalasan,
Dengarkanlah Sutta ini !
Begitu jarang kesempatan untuk mendengarkan-Nya
Jarang pula mereka yang menerima-Nya dengan penuh Kepercayaan.
Seperti seorang yang haus membutuhkan air,
Yang menggali di sebuah dataran;
Masih tetap melihat tanah yang kering dan gersang,
Ia tahu bahwa air masih tetap jauh.
Tanah basah dan lumpur akhirnya muncul juga,
Ia yakin bahwa airnya sudah dekat.
Ketahuilah, Wahai Bhaisajyaraja !
Seperti itulah halnya dengan orang-orang
Yang tidak mendengar Sutta Bunga Teratai Dari Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini,
Mereka jauh dari Kebijaksanaan Sang Buddha.
Seharusnya mereka mendengar Sutta Agung ini
Yang menentukan Hukum bagi para pengikut
Dan merupakan Raja dari semua Sutta,
Dan setelah mendengar-Nya, kemudian merenungkan-Nya dengan sungguh-sungguh,
Ketahuilah bahwa Orang-Orang itu
Sudah dekat dengan Kebijaksanaan Sang Buddha.
Jika seseorang mengkhotbahkan Sutra ini,
Biarlah Ia masuk ke tempat tinggal Sang Tathagata,
Mengenakan Jubah Sang Tathagata,
Dan duduk diatas Tahta Sang Tathagata;
Tiada gentar berada ditengah-tengah orang banyak,
Biarlah Ia mengajarkan dan mengkhotbahkan-Nya dengan terbuka.
Dengan Kasih Sayang Yang Agung sebagai Singasana-Nya,
Kelemah lembutan dan kesabaran untuk jubahNya,
Dan keghaiban dari segala perwujudan untuk Tahta-Nya;
Berpegang pada semuanya ini, biarlah Ia mengkhotbahkan Hukum itu.
Seandainya ketika Ia mengkhotbahkan Sutta ini,
Ada orang dengan mulut yang jahil mencercanya,
Atau memukulnya dengan pedang, tongkat, kreweng atau batu,
Demi Sang Buddha, biarlah Dia bersabar hati.
Didalam ribuan koti negeri-negeri
Aku muncul dengan Tubuh Yang Suci dan Abadi,
Dan didalam koti kalpa yang tak terbatas,
Khotbahkanlah Hukum itu pada seluruh umat.
Jika seseorang sesudah Kemokshaan-Ku
Dapat memaklumkan Sutta ini,
Akan Kukirimkan Keempat Golongan Para Ghaib
Dari Para Bhiksu dan Bhiksuni,
Para Lelaki dan Perempuan Yang Berjiwa Suci
Untuk memuliakannya sebagai Guru dari Hukum itu,
Sementara Aku akan menarik seluruh umat
Dan mengumpulkan mereka untuk mendengarkan ini.
Jika seseorang mencarinya untuk mencercanya dengan kata-kata hina
Menyerangnya dengan pedang, tongkat, kreweng ataupun batu,
Akan Aku kirimkan mahluk ghaib
Untuk menjadi Pelindung-Nya.
Jika seseorang Pengkhotbah dari Hukum ini,
Berdiam sendirian di suatu tempat yang terpencil,
Didalam kesunyian dimana tidak terdengar suara manusia,
Membaca dan menghafalkan Sutta ini,
Kemudian Aku akan datang kepadanya
Dengan Tubuh Yang Kekal dan Suci.
Jika Ia lupa akan kalimat-kalimat atau kata-kata,
Akan Aku jelaskan sehingga Ia menjadi paham.
Ketika Orang seperti itu telah sempurna didalam Perbuatan ini,
Baik berkhotbah kepada Keempat Golongan,
Maupun ditempat yang tersembunyi membaca dan menghafalkan Sutta itu,
Ia selau akan melihat-Ku.
Jika Orang seperti itu tinggal ditempat yang tersembunyi,
Akan Aku kirimkan Para Dewa dan Raja-Raja Naga, Para Yaksa, Iblis, Para Roh dan lain-lainnya
untuk menjadi Pendengar dari Hukum ini.
Orang itu akan bergembira berkhotbah tentang Hukum itu
Dan mengajarkan-Nya tanpa mengalami rintangan.
Karena Para Buddha selalu menjaganya dan memperhatikannya
Ia dapat membuat para umat bergembira.
Siapapun juga yang akrab dengan Pengkhotbah Hukum ini,
Akan dengan cepat mencapai Jalan KeBodhisattvaan;
Dan Ia yang dapat menjadi seorang murid dari Guru itu
Akan melihat Para Buddha seperti banyaknya pasir sungai Gangga."
Demikianlah Sutta Bunga Teratai Dari Kegaiban Hukum Yang Menakjubkan, Tentang Pengkhotbah Hukum Kesunyataan, Bab 10.

» Bodhisattvaprthivi virasamudgama Parivartah Parivartah Dharmaparyaya Suttram
» Pancabhiksusatavyakarana Parivartah Dharmaparyaya Suttram
» Anandadivyakarana Parivartah Dharmaparyaya Suttram
» Samantabhadrotsahana Parivartah Dharmaparyaya Suttram
» Tathagatayuspramanah Parivartah Dharmaparyaya Suttram
» Pancabhiksusatavyakarana Parivartah Dharmaparyaya Suttram
» Anandadivyakarana Parivartah Dharmaparyaya Suttram
» Samantabhadrotsahana Parivartah Dharmaparyaya Suttram
» Tathagatayuspramanah Parivartah Dharmaparyaya Suttram
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik