BUDDHIST COMPILATION FORUM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Anumodanapunyanirdesa Parivartah Dharmaparyaya Suttram

Go down

Anumodanapunyanirdesa Parivartah Dharmaparyaya Suttram Empty Anumodanapunyanirdesa Parivartah Dharmaparyaya Suttram

Post by skipper Sat Nov 29, 2008 9:01 pm

SUTRA BUNGA TERATAI DARI KEGHAIBAN HUKUM KESUNYATAAN YANG MENAKJUBKAN

BAB XVII

Anumodanapunyanirdesa Parivartah Dharmaparyaya Suttram CHIENREZI
Namo Ta Pei Kwan Shi Yin Chien Re Zig Pusa Mohosa
PAHALA BAGI PARA PENGANUT HUKUM KESUNYATAAN BUNGA TERATAI


Pada saat itu Sang Bodhisattva-Mahasattva Maitreya berkata kepada Sang Buddha: “Yang Maha Agung ! Seandainya terdapat seorang putera ataupun seorang puteri yang baik yang setelah mendengar Sutra Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan ini kemudian menerima-Nya dengan penuh kegembiraan, maka berapakah besarnya kebahagiaan yang akan ia peroleh ?“

Lalu Sang Bodhisattva-Mahasattva Maitreya kembali berkata kepada Sang Buddha dalam syair:
“Sesudah kemokshaan Yang Maha Agung nanti, Seandainya ada seseorang yang setelah mendengar Sutra Dharmaparyaya ini, Dapat menerima-Nya dengan penuh kegembiraan, Maka berapa besarnya kebahagiaan yang akan ia peroleh ?”

Kemudian Sang Buddha menyapa Sang Bodhisattva-Mahasattva Maitreya, “Wahai Ajita ! Seandainya nanti sesudah kemokshaan Sang Tathagata terdapat seorang bhiksu, bhiksuni, upasaka, upasika ataupun orang-orang bijak lainnya baik tua maupun muda, yang ketika mendengar Sutra Dharmaparyaya ini ia menerima-Nya dengan penuh kegembiraan dan setelah ia keluar dari Persidangan Agung kemudian pergi ke tempat lain untuk berdiam baik didalam sebuah vihara atau di tempat yang terpencil, atau berdiam di sebuah kota, jalan, pedusunan kecil maupun di pedesaan untuk berkhotbah menurut kemampuannya tentang apa yang telah ia dengar kepada ayahnya, ibunya, anak-anaknya, teman-teman baiknya dan kenalan-kenalannya. Setelah mendengar khotbahnya itu, semua orang-orang ini menerima-Nya dengan penuh kegembiraan dan melanjutkan ajaran-Nya tadi kepada orang-orang lain dan begitulah seterusnya sampai pada orang yang kelima puluh.

Wahai Ajita ! Sekarang akan Aku katakan kepadamu tentang pahala dari putera maupun puteri yang kelima puluh tadi yang telah menerima kebenaran dengan penuh kegembiraan, maka dengarkanlah baik-baik, “Pahala orang itu adalah seperti sejumlah mahluk hidup dengan 6 perwujudan yang ada didalam 400 ribu koti asam-khyeya dunia yang terlahir dalam 4 cara, lahir melalui telur, melalui rahim, melalui kelembaban ataupun lahir melalui perubahan bentuk, baik mereka berbentuk maupun tidak berbentuk, sadar maupun tidak sadar, ataupun tidak yang ‘sadar’ maupun tidak yang ‘tidak sadar’ baik yang tidak berkaki, berkaki dua, berkaki empat ataupun berkaki banyak, maka benar-benar seperti jumlah mahluk-mahluk hidup inilah pahala orang itu.

Seandainya saja terdapat seseorang yang karena mencari kebahagiaan, telah memperlengkapi diri dengan segala macam benda-benda berharga yang ia sukai, kemudian memberi setiap mahluk dari satu jambudvipa penuh, emas, perak, lapis lazuli, batu-batu bulan, batu-batu mulia, coral, amber, dan segala jenis permata-permata indah, memberinya pula gajah-gajah, kuda, kereta, dan istana-istana serta menara-menara yang dibangun dari 7 benda berharga dan sebagainya. Dermawan agung ini memberi derma-derma yang sedemikian itu selama 80 tahun penuh dan kemudian berpikir begini “Aku telah mernberi seluruh mahluk-mahluk ini dengan benda-benda berharga yang mereka inginkan, tetapi mereka sekarang telah lanjut usia dan telah usang, mereka telah berusia 80 tahun lebih, telah berambut putih dan berwajah keriput dan kematianpun menjadi tidak jauh lagi, maka sebaiknya aku tunjukkan dan aku bimbing mereka ke dalam Hukum Kesunyataan Sang Buddha.”

Kemudian dengan mengumpulkan umat itu bersama-sama, ia memaklumkan petunjuk Hukum Kesunyataan kepada mereka dan dengan pemaparannya, ajarannya, penyelamatannya dan kebahagiaannya, maka seketika itu juga mereka semua mencapai Srota-apannas, Sakrdagamin, Anagamin, dan Arhat. Mereka semua telah terbebaskan dari segala ketidak sempurnaan, dan telah menguasai meditasi yang mendalam, serta telah menyempurnakan 8 Jalan Utama. Kemudian bagaimanakah pendapatmu? Dapatkah jasa yang telah diperoleh sang dermawan agung ini dianggap besar ataukah tidak ?“

Sang Maitreya berkata pada Sang Buddha: “Yang Maha Agung ! Jasa orang ini sangatlah banyak, begitu tak terhingga dan tak terbatas. Meskipun sang dermawan agung ini hanya mendermakan benda-benda berharganya saja kepada para mahluk hidup itu, jasa-jasanya sudah tak terbatas dan betapa akan lebih banyak lagi ketika ia membuat para mahluk itu mencapai ke-Arhatan ?“

Kemudian Sang Buddha bersabda kepada Sang Maitreya : “Sekarang akan Aku bentangkan dengan jelas kepada kalian. Jasa yang telah diperoleh orang ini dengan jalan mengamalkan sarana-sarana kebahagiaan tadi kepada semua umat dalam 6 perwujudan dan 400 ribu koti asamkhyeya dunia serta menyebabkan mereka mencapai ke-Arhatan, tidak dapat menyamai jasa-jasa dari orang yang kelima puluh tadi yang setelah mendengar sebait Sutra Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan (Saddharma Pundarika Dharmaparyaya Suttram) ini kemudian menerimanya dengan penuh kegembiraan. Mereka tidak sampai satu perseratus atau perseribu, atau pun satu bagian dari 100 ribu koti, bahkan daya guna angka maupun perbandingan tidak sedikitpun mampu mengutarakannya.

Wahal Ajita ! Jika pahala dari orang yang kelima puluh yang mendapatkan kesempatannya mendengar Sutra Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan (Saddharma Pundarika Dharmaparyaya Suttram) ini serta menerima-Nya dengan penuh kegembiraan hatinya sudah sedemikian besar dan tak terhingga, maka alangkah lebih besarnya kebahagiaan dari orang yang diantara para pendengar utama didalam Persidangan Agung menerima-Nya pula dengan penuh kegembiraan hati, maka kebahagiaannya akan menjadi lebih tak terhingga dan tiada taranya sehingga tiada satupun angka maupun perbandingan yang mampu mengutarakannya.

“Lagi, wahai Ajita ! Seandainya terdapat seseorang yang demi Sutra Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan (Saddharma Pundarika Dharmaparyaya Suttram) ini telah pergi ke Vihara untuk mendengarkan-Nya baik dengan duduk maupun berdiri, dan menerima-Nya meskipun semua ini hanya dalam waktu yang singkat saja, maka karena alasan ini, didalam penitisannya yang mendatang ia akan memperoleh gajah-gajah, kuda-kuda dan kereta, tandu-tandu dan usungan-usungan yang bertatah permata dan ia akan mengendarai kereta-kereta kasurgan yang seluruhnya ini dari jenis yang paling sempurna.

Lagi, jika terdapat seseorang yang duduk di suatu tempat dimana Hukum Kesunyataan ini dikhotbahkan dan ketika orang-orang lain berdatangan kemudian ia mengajak mereka agar duduk dan mendengarkan Hukum Kesunyataan itu ataupun membagi tempat duduknya dengan orang-orang lain, maka pada penitisannya nanti, jasa-jasa itu akan memberinya sebuah tempat duduk Sakra, atau Brahma ataupun sebuah tempat duduk dari seorang raja pemutar roda suci.

Wahai Ajita ! Lebih-lebih lagi, jika terdapat seseorang yang berkata kepada orang lain demikian : “Disana ada sebuah Sutra yang bernama Hukum Kesunyataan Bunga Teratai Yang Menakjubkan, marilah kita pergi bersama untuk mendengarkan-Nya.” Dan jika orang yang ia ajak itu juga mendengar-Nya meskipun hanya sejenak saja, maka setelah penitisannya nanti, jasa-jasa itu akan menyebabkannya terlahir di tempat yang sama dengan para Bodhisattva yang telah mencapai Dharani. Ia akan menjadi cerdik dan bijak serta selama ratusan ribu koti masa, ia tidak akan pernah tuli, ataupun mempunyai bau nafas yang busuk, ia akan selalu terhindar dari kekhilapan-kekhulapan lidah ataupun mulut. Giginya akan senantiasa tidak kotor, hitam ataupun kuning, tidak jarang ataupun ompong, tidak pula berlekuk atau tidak teratur.
Bibirnya tidak akan menggantung, tidak juga terpintal ataupun berkerut, tidak kasar dan tidak berbenjol-benjol, tidak sakit dan tidak berbintik-bintik, tidak pecah dan tidak terputus-putus, tidak peyot ataupun cacad, tidak pula tebal ataupun besar, tidak pucat ataupun hitam dan tidak terdapat sesuatupun yang memuakkan. Hidungnya tidak pesek, melengkung ataupun mencong. Raut wajahnya tidak berwarna hitam ataupun berbentuk ciut atau panjang, disamping itu tidak berlubang dan berliku sehingga tidak terdapat sesuatupun juga yang tidak menyenangkan. Bibirnya, lidah dan giginya, semuanya indah. Hidungnya mancung, tinggi dan lurus. Wajahnya bulat dan berisi. Alis matanya melengkung tinggi. Keningnya lebar, rata dan tegak. Tanda kejantanannya sangat sempurna. Dalam masa apapun ia dilahirkan, maka ia akan selalu melihat Sang Buddha dan selalu mendengar Hukum Kesunyataan serta rnenerima-Nya dengan Penuh Keyakinan.

Wahai Ajita ! ingat-ingatlah saja hal ini, jika pahala yang diperoleh dengan mengajak seseorang untuk pergi dan mendengarkan Hukum Kesunyataan saja sudah sedemikian ini, lalu betapa akan lebih besar lagi jasa dari mereka yang dengan sepenuh hatinya mendengar dan membaca-Nya serta menafsir-Nya kepada semua umat didalam Persidangan dan melaksanakan apa yang telah ia khotbahkan itu.”

Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan ajaran ini kembali, maka bersabdalah Beliau dalam syair:

“Jika seseorang didalam suatu Persidangan
Mendengar Sutra Dharmaparyaya ini,
Meskipun hanya seuntai bait saja,
Dan dengan penuh kegembiraan memaklumkan-Nya kepada orang lain
Dan demikianlah seterusnya Ajaran itu berlangsung,
Hingga mencapai orang yang kelimapuluh,
Kebahagiaan yang diperoleh orang terakhir ini
Sekarang akan Aku bentangkan
Bayangkanlah seandainya ada seorang dermawan besar,
Yang berdana kepada kelompok yang tak terhitung jumlahnya
Selama 80 tahun penuh,
Menurut keinginan mereka semua.
Kemudian ia melihat mereka telah menjadi tua dan usang,
Berambut putih dan berwajah keriput,
Bergigi jarang dan buruk,
Dan berpikir bahwa saat kematian mereka sudah mendekat;
“Sekarang” katanya, “Aku harus mengajar mereka Agar memperoleh Buah dari Jalan Yang Benar.”

Kemudian dengan Cara Yang Bijaksana ia
Mengajar mereka Hukum Kesunyataan Nirvana
“Semua dunia tidaklah kekal
Seperti busa air atau gulungan asap.
Kalian semua segeralah memiliki
Perubahan jiwa yang jijik terhadap semua itu.

Mereka semua ketika mendengar Kebenaran ini
Mencapai ke-Arhatan,
Sempurna dalam Keenam Paramita,
Tiga Kesunyataan dan Delapan Jalan Utama.
Orang yang terakhir tadi, yaitu pendengar yang kelima puluh,
Yang meskipun mendengar seuntai bait dan telah bersuka cita.
Kebahagiaan orang ini melampaui kebahagiaan sang dermawan tadi

Diluar daya guna perbandingan lagi;
Jika seorang pendengar yang kesempatannya sangat jauh
Mempunyai kebahagiaan yang tiada tara seperti itu;
Betapa besar kebahagiaan orang yang didalam
Mendengar pertama kali dengan penuh kegembiraan
Biarlah seseorang menasehati yang lainnya meskipun hanya seorang,
Dan mengajaknya mendengarkan Saddharma Pundarika Dharmaparyaya Suttram,
Seraya berkata “Sutra Dharmaparyaya ini sangat begitu dalam dan menakjubkan;
Sulit menjumpai-Nya dalam ribuan kalpa.”
Orang yang diajak tadi pergi mendengarkan
Dan mendengar-Nya meskipun hanya sejenak;
Pahala bagi si pengajak seperti itu
Sekarang biarlah Aku tetapkan.
Masa demi masa mulutnya tidak akan pernah menderita,
Giginya tidak bercelah, kuning ataupun hitam;
Bibirnyapun tidak tebal, jelek maupun pecah-pecah,
Tanpa adanya sesuatu yang memuakkan;
Lidahnya tidak pernah kering, hitam atau berkerut;
Hidungnya tinggi, panjang dan lurus;
Keningnya rata, lebar dan tegak;
Semua orang akan senang memandangnya.
Tidak ada bau busuk dari mulutnya, tetapi
Harumnya bunga utpala
Senantiasa tertebar dari bibirnya.

Atau seandainya seseorang dengan sengaja
mengunjungi sanggar pemujaan,
Untuk mendengarkan Sutra Bunga Teratai Dharmaparyaya ini,
Dan bergembira meskipun mendengar-Nya hanya sekejap;
Baiklah sekarang Aku katakan kebahagiaannya.
Dia nantinya akan terlahir diantara para dewa dan manusia,
Memiliki gajah-gajah, kuda-kuda, dan kereta-kereta,
Tandu-tandu dan usungan-usungan yang bertatah manikam,
Dan mengendarai kendaraan surga, yang semuanya sangat sempurna.
Seandainya di tempat khotbah,
Ia memohon orang-orang untuk duduk dan mendengarkan Sutra,
Karena kebahagiaan ini, maka ia akan memperoleh
Tempat duduk seorang Sakra, Brahma, Cakravartin
Betapa lebih banyaknya lagi bagi dia yang dengan sepenuh hati
Mendengar dan memaparkan makna-Nya, maka Kebahagiaannya tiada berbatas lagi.”

Demikianlah Sutra Bunga Teratai Dari Keghaiban Hukum Kesunyataan Yang Menakjubkan, Tentang Pahala Bagi Para Penganut, Bab 17
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 35

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik