BUDDHIST COMPILATION FORUM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram

Go down

Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram Empty Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram

Post by skipper Sun Jul 05, 2009 6:16 pm

Bhaisajya Guru Vaidurya Prabha Raja Abhisecani Dharani

Namo Bhagavate Bhaisajya Guru Vaidurya Prabharajaya Tathagataya Arhate SamyakSamBuddhaya tadyatha Om Bhaisajye Bhaisajye Bhaisajya Samudgate Svaha.

Bhaiṣajyaguruvaidūryaprabharājasūtram

oṁ namaḥ sarvajñāya

namo bhagavate bhaiṣajyaguruvaidūryaprabharājāya tathāgatāya



BHAISAJYAGURU VAIDURYA PRABHA RAJA BUDDHA SUTRA
Demikianlah yang telah kudengar : Pada suatu saat, sewaktu Sang Junjungan sedang berpergian ke berbagai negeri untuk mengajar dan mengubah penduduknya. Beliau tiba di Vaisali. Di sana Beliau berdiam di bawah suatu pohon darimana musik berkumandang. Bersama Beliau terdapat persamuan besar bhiksu berjumlah 8.000 orang. Hadir pula 36.000 Budhisattva Mahasattva, para raja dengan menterinya, Brahmana, umat terpelajar, dewa, naga, yakhsa dan makhlu-makhluk manusia maupun bukan manusia. Persamuan yang tak terhitung besarnya ini mengelilingi Hyang Buddha dengan hormat, dan Hyang Buddha kemudian membabarkan ajaran-Nya kepada mereka.

Pangeran Dharma Manjusri yang menerima kekuatan spirituil dari Hyang Buddha melalui inspirasi, bangkit dari duduknya, membiarkan bahu sebelah kanannya terbuka dan berlutut dengan kaki kanannya. Sambil bersujud dan merangkupkan kedua tangannya. Manjusri menyapa Beliau dengan berkata : "Yang Dijunjugi, dengan tulus kami memohon agar engkau membabarkan berbagai bentuk nama para Buddha, serta pahala dari ikrar agung utama mereka yang dibuat sewaktu mereka sedang menempuh Jalan Budhisattva. Agar semua yang mendengarkan diberikan manfaat dan kegembiraan kepada semua makhluk hidup di jaman berakhirnya Dharma."

Kemudian Hyang Buddha memuji Kumara Manjusri dengan berkata : "Bagus, bagus, Manjusri. Disebabkan welas asihmu yang besar engkau telah memohon kepada-Ku agar membabarkan nama para Buddha dan pahala dari ikrar utama mereka, untuk merenggut rintangan karma yang mengikat semua makhluk hidup serta memberikan manfaat, kedamaian, dan kegembiraan kepada mereka di jaman Berakhirnya Dharma. Dengarkan Baik-baik dan renungkan apa yang akan Kuberitahukan."

Manjusri berkata : "Dengan setulusnya kami memohon Engkau berbicara dengan kami semua akan mendengarkan penjelasan-Mu dengan penuh kegembiraan."

SANG BUDDHA PENYEMBUHAN :
Ke - 12 Ikrar-Nya dan Tanah Suci-Nya di Sebelah Timur
Hyang Buddha berkata pada Manjusri : "Jika engkau pergi ke arah Timur melewati Tanah Buddha sebanyak 10 kali jumlah butir-butir pasir sungai Gangga, engkau akan menemukan suatu negeri yang disebut 'Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, Arhat, Yang Mencapai Penerangan Sempurna, Yang Telah Menempuh Jalan Mulia, Dia Yang Mengenal segenap Dunia, Makhluk Tiada Tandingnya, Penjinak nafsu, Guru Dewa dan Manusia, Beliau Yang Sadar dan Beliau Yang Luhur, Manjusri, sewaktu Hyang Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan mulai menempuh jalan Bodhisattva, Beliau membuat 12 ikrar yang memungkinkan semua makhluk hidup untuk memperoleh apa yang mereka inginkan.

Ikrar Agung I :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna tak tertandingi di masa yang akan datang, suatu cahaya negeri gemilang akan memancar dari tubuh-Ku dan menerangi negeri-negeri yang tak terhingga dan tak terbatas dengan cemerlang. Tubuh ini akan dihiasi dengan sempurna oleh 32 ciri manusia unggul dan 80 tanda tambahan. Aku akan mengusahakan agar semua makhluk hidup memiliki tubuh yang sama dengan-Ku.


Ikrar Agung II :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, tubuh-Ku akan bagaikan Lazuardi dari dalam maupun dari luar, bersinar dengan kemurnian yang tajam dan tak ternoda. Cahayanya akan benar-benar memberi manfaat yang besar dan mengagumkan. Negeri-Ku akan menjadi tempat kediaman yang unggul dan aman tenteram, dihiasi dengan jaringan cahaya (bagaikan suatu aurora) yang terangnya melebihi sang surya dan rembulan. Aku akan menunjukkan fajar kepada makhluk hidup yang tertutup seluruhnya oleh kegelapan, agar mereka bisa bangkit kesadarannya dan memenuhi hasrat masing-masing.


Ikrar Agung III :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, dengan kebijaksanaan dan cara-Ku yang tak terbatas. Aku akan mengusahakan agar semua makhluk mendapatkan segala apa yang mereka perlukan sehingga mereka tidak akan mengalami kekurangan kebutuhan hidup.


Ikrar Agung IV :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang menempuh jalan menyimpang. Aku akan membimbing mereka kembali ke jalan Penerangan. Jika ada yang menjadi pengikut jalan Sravaka atau Pacekkabuddha, mereka akan berangsur-angsur dibimbing ke Jalan Mahayana.


Ikrar Agung V :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup tak terbatas yang mempelajari dan mempraktekkan perbuatan suci dari ajaran-Ku, Aku akan mengusahakan agar mereka semua dapat menjalankan dan mempertahankan sila atas tubuh, ucapan, dan pikiran dengan baik. Mereka yang melanggar dan menghujat, sesudah mendengar nama-Ku, merenungkan dan memujanya dengan tulus, akan memperoleh kembali kemurnian dan tidakakan terjatuh ke dalam kehidupan yang menyedihkan.


Ikrar Agung VI :

Aku berikrar bahwa jika Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang badannya tidak sempurna, cacat inderanya, jelek, bodoh, tuli, buta, bisu, lumpuh, dan pincang, bongkok, sakit lepra, kejang, gila atau dihinggapi berbagai macam penyakit dan penderitaan makhluk seperti ini bila mereka mendengarkan nama-Ku, menyebut dan merenungkannya dengan sepenuh hati, mereka akan memperoleh rupa yang bagus dan kecerdasan praktis. Semua indera mereka akan disempurnakan dan mereka tidak akan dihinggapi penyakit maupun penderitaan.


Ikrar Agung VII :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk yang menderita sakit atau tertindas, yang tak punya tempat berlindung dan kediaman, yang tidak mendapatkan perawatan, tanpa sanak saudara, yang melarat dan berat penderitaannya- segera setelah nama-Ku terdengar dan disebut oleh mereka dengan sepenuh hati, segala penyakit mereka akan disembuhkan dan mereka akan merasakan ketenteraman dan kegembiraan di dalam badan dan pikiran. Mereka akan mendapatkan keluarga yang berbahagia dan kebutuhan yang berlimpah, dan jika mereka terus memuja-Ku dengan tekun mereka sendiri akan mencapai Penerangan Sempurna di kemudian hari.


Ikrar Agung ke VIII :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada perempuan yang menderita salah satu dari ratusan kesengsaraan yang dialami perempuan, yang pada akhir kehidupannya tidak ingin terlahir dalam tubuh perempuan lagi -bila perempuan ini mendengar nama-Ku, menyebut dan merenungkannya, mereka semua akan memperoleh fisik laki-laki dengan ciri-ciri yang indah dalam penitisan yang akan datang. Bahkan mereka semua akan mengalami Penerangan Sempurna di kemudian hari jika mereka dengan tekun memuja-Ku.


Ikrar Agung ke IX :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, Aku akan mengusahakan agar semua makhluk hidup terlepas dari jaringan Mara dan belenggu segala jalan penyimpangan. Jika ada yang terseret ke dalam berbagai pandangan keliru yang tebal, Aku akan menarik dan menempatkan mereka kembali dalam pandangan yang benar. Aku akan mengusahakan agar mereka kembali perlahan-lahan mempelajari dan mengembangkan semua praktek Bodhisattva sehingga mereka akan mencapai Penerangan Sempurna di kemudian hari.


Ikrar Agung ke X :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika - sesuai dengan undang-undang negara - ada makhluk hidup yang dirantai, dicambuk, dan dijebloskan ke dalam penjara, atau akan dijatuhi hukuman mati; dan mereka yang mengalami kesulitan dan bencana tidak habis-habisnya yang sangat memalukan, menyedihkan dan menyiksa sehingga badan dan pikiran mereka menderita kegetiran - jika orang seperti inimendengar nama-Ku dan merenungkannya dengan sepenuh hati, diberkahi oleh kekuatan spirituil yang menakjubkan dari pahala kebajikan-Ku, mereka akan terbebaskan dari segala kesedihan dan penderitaan.


Ikrar Agung ke XI :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang tersiksa oleh lapar dan haus serta menciptakan karma buruk di dalam usaha mencari penghidupan, jika mereka mendengar nama-Ku, merenungkan dan mempertahankannya selalu dalam pikiran mereka, maka Aku akan memberikan makanan dan minuman enak untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Sesudah itu, dengan memberikan citarasa Ajaran Dharma, mereka akan menjadi tenteram dan bergembira pada akhirnya serta dimantapkan di dalamnya.


Ikrar Agung ke XII :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk yang miskin dan tidak memiliki baju; terganggu dan tersiksa siang malam oleh lalat dan nyamuk, panas dan dingin - bila mereka mendengar nama-Ku, merenungkannya dan mempertahankannya selalu dalam pikiran, mereka akan memperoleh segala macam baju bagus dan mewah sesuai dengan keinginan mereka. Mereka juga akan memperoleh segala perhiasan mahal, karangan bunga, serbuk dupa wangi, musik dan kehidupan yang layak. Aku akan membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan."

"Manjustri, inilah ke 12 ikrar luhur, mulia dan unggul yang diucapkan oleh Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan itu sewaktu menempuh jalan Bodhisattva, mengenai pahala dan hiasan gemilang dari tanah Buddha-Nya, sekalipun Aku mencoba menceritakannya selama 1 kalpa ataupun lebih lama, hal itu tidak akan terungkap sepenuhnya. Tanah Buddha itu sampai sekarang masih sangat luar biasa murninya dan disana tidak ada godaan, tidak ada kehidupan yang menyedihkan dan tidak ada ratapan penderitaan. Tanahnya terdiri dari lazuardi dan pinggiran jalannya di batasi emas. Tembok dan gerbang, istana dan pavilyun, balcon dan jendela, gorden dan tirai semuanya terbuat dari 7 permata mulia. Tempat itu menyerupai Tanah Sukhavati di sebelah barat; pahala dan hiasannya tidak berbeda."

"Di negeri ini terdapat 2 Bodhisattva Mahasattva yaitu Suryaprabhasana dan Candraprabhasana. Mereka merupakan pemimpin dari kumpulan Bodhisattva yang tidak terhitung jumlahnya di sana. Mereka sudah mampu mempertahankan dan membabarkan ajaran murni Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan."

"Untuk itu, Manjusri, semua putra putri dari keluarga Buddhis yang memiliki keyakinan haruslah mempunyai cita-cita untuk menitis di tanah Buddha itu."
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 35

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram Empty Re: Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram

Post by skipper Sun Jul 05, 2009 6:37 pm

Hyang Buddha kemudian berkata kepada Kumara Manjusri : "Manjusri, ada
Mahkluk yang tidak bisa membedakan perbuatan baik dan jahat dan hanya
menyukai keserakahan dan kekikiran. Mereka tidak tahu apa-apa tentang
menyebarkan amal, serta buah dan pahala dari beramal. Bodoh dan gelap
batinnya, mereka tidak memiliki kebijaksanaan san akar keyakinan,
mengumpulkan harta dan permata, mereka menjaga dan melindungi timbunan
hartanya siang dan malam. Bila mereka melihat seorang pengemis datang,
mereka menjadi tidak senang, dan jika mereka terpaksa memberi, mereka
menyimpan kekesalan yang sangat dalam dan menyakitkan seolah-olah
bagian tubuh mereka terpotong.

"Selain itu, ada mahluk hidup yang kikir dan serakahnya tak terhingga.
Mereka hanya tahu mengumpulkan kekayaan,dan jika untuk keperluan
sendiri saja mereka enggan menggunakan hartanya, bagaimana mungkin
mereka bisa memberikan kepada orang tuanya, isteri dan anak-anak,
pembantu atau kepada pengemis. Pada akhirnya dari kehidupannya ini,
orang ini akan terlahir kembali sebagai setan kelaparan atau binatang.
Jika di masa hidupnya orang ini pernah mendengar sepintas nama
'Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan' , dan dialam kehidupan
menyedihkan itu dia masih teringat nama Tathagatha ini. Sewaktu dia
merenung kembali nama ini, dia akan menghilangkan dari tempat itu dan
terlahir lagi di dunia manusia. Memperoleh pengetahuan tentang
kehidupan masa lalunya dan takut kembali ke alam menyedihkan, dia tidak
akan menikmati kesenangan duniawi lagi. Dia akan cenderung
memperaktekkan perbuatan yang bermanfaat, memuji mereka yang suka
memberi, dan tidak akan terikan kepada miliknya dengan serakah.Bahkan
dia akan bisa membagikan satu persatu anggota tubuhnya seperti kepala,
mata, tangan, kaku, darah, daging, dan potongan badannya, kepada siapa
yang datang memintanya. Apalagi untuk membagikan kekayaannya yang lain."

"Kemudian, Manjusri, ada mahluk hidup yang telah melanggar kesucian
kesucian moril sekalipun mereka telah menerima berbagai sila ajaran
Tathagatha. Mungkin ada yang sekalipun tidak melakukan pelanggaran,
telah melanggar aturan Sangha. Mungkin ada yang sekalipun telah
mematuhi sila dan aturan Sangha, telah menganut pandangan yang
menyimpang. Juga, meninggalkan kegiatan belajar. Dengan demikian,
mereka tidak berhasil memahami prinsip yang dalam dari sutra yang
diajarkan sang Buddha. Mungkin ada yang sekalipun terpelajar, tapi
menjadi sombong dan karena pikiran mereka ditutupi keangkuhan, selalu
berpendapat mereka benar dan orang lain salah, mereka sampai menghina
dan membenci ajaran murni, menjadi teman dan sekutu mara. Dengan cara
begini orang bodoh ini sendiri memperaktekkan pandangan menyimpang.
Mereka berulang kali mengiring jutaan mahluk hidup kedalam jurang
bahaya. Orang begini akan terjatuh ke alam neraka, binatang atupun alam
setan, menetap selamanya di dalam samsara."

"Jika mereka dapat mendengarkan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, guru
penyembuhan mereka akan dibimbing untuk meninggalkan jalan sesat,
mempelajari dan memperaktekkan ajaran yang bermanfaat sehingga mereka
tidak akan terjatuh ke alam kehidupan menyedihkan. Tetapi jika mereka
tetap tidak bisa meninggalkan jalan sesat, tidak mempelajari dan
memperaktekkan ajaran bermanfaat, maka mereka akan terus menerus
terbenam ke dalam kehidupan menyedihkan sesudah meninggal. Karena
kekuatan yang menakjubkan dari ikrar utama yang dibuat oleh Tathagatha
ini, makhluk begini akan dibangunkan dari keadaannya untuk mengingat
nama Hyang Buddha sekalipun berada di neraka. Kemudian, sesudah
berakhir kehidupannya disana, mereka akan terlahir kembali sebagai
manusia. Mereka memperoleh pandangan benar, dan dengan usaha, mereka
akan menguasai keinginan pikirannya. Selain itu, mereka akan bisa
menolak ikatan duniawi dengan berlindung kepada ajaran Tathagatha.
Mereka akan menerima dan memegang inti ajaran dan tidak berbuat
sesuatupun yang tercela atau melanggar sila. Dengan memegang pada
pandangan yang benar, mereka tidak akan lagi menghina ajaran murni.
Mereka tidak akan menjadi teman mara.Perlahan-lahan mereka akan
mempelajari dan memperaktekkan berbagai aspek dari jalan Bodisatva dan
akhirnya mereka akan bisa mencapai kesempurnaan."

"Manjusri, ada mahluk hidup yang sifatnya kikir dan tamak, suka iri dan
cemburu, memuji diri sendiri dan menjelekkan orang lain. Mahluk seperti
ini pasti akan jatuh ke dalam ketiga alam yang menyedihkan dan
mengalami berbagai jenis penderitaan selama beribu-ribu tahun, sesudah
itu barulah mereka terlahir di dunia ini sebagai binatang seperti,
kerbau, kuda, unta, atau keledai. Dicambuk berulang-ulang, tersiksa
oleh lapar dan haus, mereka akan selalu dibebani muatan berat punggung
dan menempuh perjalanan jauh siang malam. Jika mereka terlahir sebagai
manusia, maka kedudukannya sangat rendah dan miskin, atau sebagai budak
laki atau perempuan yang selalu diperintah untuk mengerjakan pekerjaan
kasar bagi orang lain. Orang seperti ini tidak akan pernah merasakan
kebebasan."

"Jika di dalam kehidupan yang lalu sebagai manusia orang seperti ini
pernah mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan,
dikarenakan penyebab baik ini bila kini dia dapat mengingat dan
berlindung kepada-Nya dengan sepenuh hati, makla melalui kekuatan
spirituil Hyang Buddha, dia akan dibebaskan dari segala penderitaannya.
Dia akan selalu mencari ajaran yang luhur, selalu bertemu dengan teman
spirituil yang baik. Dia akan memutuskan ikatannya dengan Mara
selama-lamanya, menembus selubung kegelapan batin. Sungai penderitaan
akan mengering dan dia akan terbebaskan dari kesedihan dan penderitaan,
kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian."

"Kemudian, Manjusri, ada makhluk hidup yang suka terlibat perselisihan,
tidak akur dan enggan bersatu, saling menuntut dan membenci, dan
melalui perbuatan, kata-kata dan pikiran, mereka menciptakan, menambah,
dan memperpanjang semua jenis karma buruk, ada yang merencanakan
pembalasan dendam, ada yang mengundang jin penunggu hutan, gunung atau
kuburan, ada yang membunuh makhluk hidup untuk mendapatkan darah atau
dagingnya guna dijadikan persembahan kepada yaksa dan iblis raksasa
atau lainnya, ada yang menuliskan nama orang untuk dikutuk, membuat
orang-orangan mereka dan dengan ilmu hitam memantrai dan mencelakai
mereka, ada yang mempraktekkan ilmu hitam untuk memanggil arwah guna
menganiaya dan membunuh musuhnya jika di antara makhluk hidup ini ada
yang mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan,
mereka tidak akan bisa mencelakai orang dengan berbagai cara jahat
tersebut. Sebaiknya di dalam setiap pikiran mereka akan timbul rasa
cinta kasih. Mereka akan memikirkan manfaat bagi orang lain, kedamaian
dan kegembiraan , dan bebas dari pikiran membenci atau mencelakai.
Masing-masing akan senang dan puas dengan apa yang didapatnya sehingga
tidak akan melanggar hak atau menganiaya orang lain, melainkan berusaha
untuk menguntungkan satu sama lainnya."

"Kemudian, Manjusri, mungkin ada diantara keempat kelompok bhikshu,
bhikshuni, upasaka, upasika, serta putra putri dengan keyakinan murni,
yang bisa menerima dan menjalankan Atthasila, mematuhi semua aspeknya
selama setahun ataupun hanya 3 bulan. Melalui akar kebajikan ini mereka
berharap akan diberikan kesempatan untuk menitis di alam Sukhavati
Buddha Amitabha di sebelah Barat. Akan tetapi, sekalipun mereka sudah
mendengar dan menjalankan ajaran murni, mereka belum berhasil
dimantapkan didalamnya. Jika mereka mendengar nama Tathagatha Cahaya
Lazuardi, Guru Penyembuhan dan merenungkannya selalu, maka menjelang
akhir hidupnya, 8 Bodhisattva Agung yaitu : Manjusri, Avalokitesvara,
Mahasthamaprapta, Akshayamati, Ratna Candana Kusuma, Bhaisjyaraja,
Bhaisajyottama, Maitreya akan turun dari langit untuk menunjukkan arah
ke Tanah Suci Barat, mereka akan terlahir seketika di dalam bunga
teratai permata berwarna-warni."

"Jika ada yang sekalipun sudah terlahir sebagai dewa atau dewi di surga
karena telah membina akar kebajikan di dalam kehidupan yang lalu,
tetapi masih belum mengakhiri karma baiknya. Oleh karena mereka telah
terlahir di dalam surga, mereka tidak akan lagi terlahir di alam
menyedihkan manapun. Bila masa kehidupan mereka di surga berakhir,
orang seperti ini akan terlahir di alam manusia sebagai seorang
maharaja "pemutar roda" yang akan memerintah di 4 benua. Dengan
mengandalkan wibawa dan kebajikannya yang mengagumkan, dia akan
membimbing dan mengubah makhluk hidup yang tak terhingga banyaknya ke
dalam praktek Dasakusala.

"Atau orang seperti ini akan terlahir di dalam suatu keluarga
bangsawan, Brahmana atau umat awam terpelajar, dengan kekayaan,
permata, lumbung dan gudang berlimpah-ruah. Penampilannya sangat bagus
dan dia akan memiliki pengikut dan sanak saudaranya yang banyak. Dia
sangat pintar dan bijaksana, berani dan dikaruniai kekuatan fisik yang
sangat menakjubkan. Jika orang seperti itu terlahir sebagai perempuan,
bila dia mendengarkan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru
Penyembuhan, dan dengan sepenuh hati menerima dan merenungkannya, maka
pada kehidupan selanjutnya ia tidak akan pernah lagi terlahir sebagai
perempuan."

Kemudian, Manjusri, sewaktu Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru
Penyembuhan ini mencapai penerangan, disebabkan kekuatan ikrar
utama-Nya, Beliau selalu mengawasi semua mahluk hidup dan melihat
mereka menderita berbagai penyakit, kurus kering, demam, sakit kuning
dan sebagainya ; yang lainnya menderita kejang oleh racun jahat; selain
itu ada yang ditakdirkan berumur pendek atau terancam kematian sebelum
waktunya. Untuk mengakhiri semua penyakit dan penderitaan sekalian
mahkluk hidup ini, dan memenuhi semua keinginan mereka. Pada waktu itu
Hyang Buddha tersebut memasuki samadhi yang disebut "Penghapus Musibah
Semua Makhluk Hidup", Beliau memasuki samadhi ini, seberkas cahaya yang
sangat terang memancar dari aura diantaara alis-Nya dan dari itu suatu
Dharani agung berkumandang : "Namo Bhaisajyaguru-vaidurya Prabha-rajaya
Tathagathaya Arhate Samyak-sambuddhaya Tadyatha Om Bhaisajye Bhaisajye
Bhaisajya-samudgate Svaha."

"Kemudian sesudah Dharani ini dikumandangkan, diantara cahaya ini
terdengar suara gemuruh, san bumi bergetar dengan hebat di alam Buddha
tersebut. Seberkas cahaya terang memancar keluar sehingga segala
penyakit dsan kesengsaraan terhapus dari semua makhluk hidup dan semua
menjadi tentram dan bergembira."

"Manjusri, jika ada putra atau putri yang menderita sakit, demi orang
itu engkau harus membantu dia membersihkan badan dan mulutnya dengan
welas asih. Sediakanlah makanan, obat-obatan, dan air bersih untuk
ditaruh di atas altar, dan bacakan Dharani ini sebanyak 108 kali,
kemudian berikanlah bahan-bahan itu kepada mereka. Sesudah menelannya,
semua penderitaan dan penyakitnya akan terhapus. Jika orang ini
menginginkan sesuatu, dia harus mengingat Dharani ini dan mengucapkan
dengan sepenuh hati. Dengan cara ini, dia akan memperoleh apa yang
diinginkannya, terbebas dari penyakit dan panjang umur. Pada akhir
kehidupannya orang ini akan terlahir di negeri budak itu. Dia akan
mencapai keadaan tanpa kemumduran dan mendapat Penerangan kemudian."

"Manjusri, itulah sebabnya putra dan putri baik harus rajin menyembah
dan memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan dengan sepenuh
hati, dan mereka harus selalu mempertahankan Dharani ini tanpa
membiarkannya hilang."


Terakhir diubah oleh skipper tanggal Sun Jun 24, 2018 2:09 am, total 2 kali diubah
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 35

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram Empty Re: Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram

Post by skipper Sun Jul 05, 2009 6:38 pm

"Kemudian, Manjusri, jika ada putra dan putri dengan keyakinan murni
mendengar nama dari Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan,
sesudah mendengarnya mereka harus mengucapkan dan mempertahankannya.
Pada waktu subuh mereka harus menggosok gigi, mandi, dan menyucikan
diri. Dengan berbagai bunga harum, dupa, minyak wangi, dan musik dari
aneka instrumen, mereka harus memuja patung atau gambar dari Hyang
Buddha. Di samping itu mereka harus menyimpan 1 (satu ) jilid Sutra ini
yang disalin sendiri atau diperoleh melalui orang lain dan mendalami
prinsip-prinsipnya dengan sepenuh hati. Mereka harus memberikan
persembahan kepada guru agama yang membabarkan prinsip-prinsipnya Sutra
ini dan menyediakan segala kebutuhan hidupnya sesuai kemampuannya.
Sesudah berbuat begitu perilaku mereka pasti akan diketahui dan dicatat
oleh para Buddha. Apa yang mereka inginkan akan terpenuhi, dan mereka
akan secepatnya mencapai Penerangan. Kemudian Bodhisattva Manjusri
memberi hormat pada Hyang Buddha dan berkata : "Yang dijunjungi, aku
berjanji bahwa pada jaman berakhirnya Dharma, dengan segala cara aku
akan menyebabkan putra dan putri dengan keyakinan murni untuk mendengar
nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan ini. Bahkan di dalam
tidurnya Aku akan membisikkan ke telinganya nama Hyang Buddha agar
mereka yang terlena dalam kenikmatan duniawi yang tidak kekal bisa
tersadar."

"Yang dijinjungi, mereka harus menerima dan mempelajari Sutra ini dan
senantiasa mengucapkannya. Selain ini mereka harus membabarkan dan
menjelaskan isinya kepada orang lain. Mereka sendiri harus memperbanyak
Sutra ini atau menganjurkan orang lain menganjurkannya, serta memuja
Sutra dengan berbagai jenis bunga harum, minyak wangi, dupa wangi,
karangan bunga, kalung, panji, canopy, tambur dan musik. Untuk lebih
hormat mereka harus melakukan puja dengan memasukkan Sutra ke dalam
kantong dari kain Sutra 5 warna. Mereka harus menggosok lantai,
memercikkan air suci untuk membersihkan tempat itu, kemudian mendirikan
altar tinggi untuk menaruh Sutra ini. Pada saat itu keempat Raja Dewa
beserta pengikutnya yang beribu-ribu jumlahnya dari perjamuan Dewa akan
pergi ke tempat puja itu untuk mellindungi Sutra ini dan keluarga
pemuja tersebut."

"Yang dijunjungi, jika sutra ini tersebar ke suatu tempat dimana ada
orang yang menerima dan mempertahankannya, maka disebabkan oleh pahala
ikrar utama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, dan dari
mendengar namanya ketahuilah bahwa di tempat ini tidak ada lagi
kematian sebelum waktunya. Juga di tempat ini tidak akan pernah ada
lagi hantu dan iblis jahat mencuri tenaga inti manusia. Mereka yang
sudah mengalami penderitaan demikian akan mendapatkan kembali
ketentraman dan kegembiraan sebelumnya atas badan dan pikiran."

Hyang Buddha memberitahukan Manjusri : "Demikianlah, hal itu akan
terjadi tepat seperti yang engkau katakan, Manjusri. Jika ada putra dan
putri dengan keyakinan murni ingin memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi,
Raja Guru Penyembuhan, pertama-tama mereka harus membuat suatu rupa
atau gambar Buddha itu dan mendirikan suatu altar suci untuk
menempatkannya. Mereka harus menabur berbagai jenis bunga disana,
membakar berbagai dupa dan menghiasi tempat itu dengan berbagai panji
dan spanduk yang indah. Selama tujuh hari dan tujuh malam mereka harus
menerima dan menjalankan Attha Sila, berpantang makan daging, mandi
dengan air bersih dan wangi serta memakai baju baru dan bersih. Mereka
harus menjaga kesucian tubuh maupun pikiran, tanpa pikiran marah atau
menyakiti makhluk lain. Terhadap semua makhluk hidup mereka harus
menumbuhkan pikiran memberikan manfaat, kedamaian, cinta kasih,
kegembiraan, simpatik dan keseimbangan. Mereka harus memainkan alat
musik dan menyanyikan pujian sambil memngelilingi patung atau gambar
Hyang Buddha dari sisi kanan. Selain itu, mereka harus merenungkan
pahala ikrar utama dari Hyang Tathagatha, mempelajari dan mengucapkan
Sutra ini. Mereka harus meresapi prinsip-prinsipnya dan membabarkan
Sutra ini, serta menjelaskan isinya kepada orang lain."

"Selanjutnya semua hal menyenangkan yang diidamkannya akan terkabul.
Jika ia menginginkan panjang umur, maka ia akan memperoleh. Jika ia
menginginkan kekayaan dan kemewahan, maka kemakmuran itu akan
diperolehnya. Jika ia menginginkan jabatan maka itu akan tercapai, jika
ia menginginkan anak laki-laki atau perempuan maka anak itu akan
terlahir di keluarga." "Selain itu jika ada seseorang yang sering
bermimpi buruk, melihat berbagai bentuk makhluk halus, melihat burung
menakutkan yang berkelompok memasuki rumahnya, atau ratusan pertanda
buruk muncul di rumahnya sehingga membuatnya sangat gelisah - bila
orang itu dapat melakukan upacara puja atau memuliakan nama Tathagatha
Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, maka mimpi buruk, makhluk halus dan
semua pertanda buruk akan menghilang tanpa menimbulkan gangguan
apapun." "Jika ada seseorang yang terancam oleh bahaya air, api, pisau,
racun, tergantung di tebing, gajah liar, singa, harimau, serigala, babi
hutan, ular beracun, kalajengking, kelabang, ulat berbisa, atau nyamuk,
bila orang ini bisa mengingat Hyang Buddha dengan sepenuh hati dan
memujaNya dengan hormat, dia akan terbebas dari semua hal yang
menakutkan ini. Jika ada negeri lain menyerbu dan mengganggu
ketentraman, atau jika perampok dan pencuri membuat kerusuhan, orang
yang mengingat dan memuja Tathagatha itu dengan hormat juga akan
terbebas dari gangguan ini."

"Kemudian Manjusri, mungkin ada putra dan putri baik dengan keyakinan
murni yang sampai akhir kehidupannya belum pernah memuja Dewa manapun
dan telah berlindung dengan sepenuh hati kepada Buddha, Dharma, dan
Sangha, menerima dan memegang sila, apakah Pancasila, dasasila, atau
250 sila bagi bhiksu, atau 500 sila bagi bhiksuni. Namun barang kali
dia takut bahwa dia akan terjatuh kedalam alam kehidupan menyedihkan
karena pernah melakukan pelanggaran sila yang diterimanya. Jika orang
ini bisa berkonsentrasi sepenuhnya pada nama Hyang Buddha tersebut dan
memujanya dengan hormat, maka dia pasti tidak akan terlahir di dalam
ketiga alam menyedihkan tersebut."

"Jika ada perempuan yang akan melahirkan menderita kesakitan lyang
hebat, dan bila dia bisa memuliakan nama Tathagatha itu dengan sepenuh
hati dengan memuja rupang atau gambarnya dengan hormat, maka semua
sakitnya akan hilang dan anaknya akan terlahir tanpa cacat. Rupa
anaknya akan sempurna dan semua yang melihatnya akan berseru
kegirangan. Anak itu akan dikaruniai indra yang tajam, kecerdasan, dan
ketenangan . Dia jarang menderita sakit dan semua mahluk halus tidak
akan mencuri kekuatan intinya."

Pada saat itu Sang Junjungan berkata kepada Ananda : "Semua pahala dari
Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, sebagaimana Aku telah
memujiNya barusan, adalah Dharma yang paling praktis dan luas dari
Hyang Buddha, sekalipun begitu makna itu masih sulit dipahami oleh para
umat. Apakah engkau mempunyai keyakinan terhadapnya?"

Ananda menjawab : "Yang dijunjungi, Aku tidak mempunyai keraguan
sedikitpun terhadap Vaipulya Sutra yang dikotbahkan oleh Tathagatha,
mengapa begitu ? Karena karma yang timbul oleh perbuatan, kata-kata dan
pikiran semua Tathagatha adalah suci murni seluruhnya. O Junjungan,
cakra sang surya dan rembulan bisa kami jatuhkan, Gunung Semeru bisa
kami buat bergetar, tetapi ajaran dari semua Buddha adalah sama dan
tidak pernah berubah."

"Yang Dijunjungi, akar keyakinan dari makhluk hidup adalah tidak
sempurna. Sekali pun mereka mendengar gambaran tentang jangkauan
kegiatan spirituil serta prilaku dan hasil kerja yang luas dari
berbagai Buddha, mahluk dengan keyakinan tidak sempurna itu mungkin
akan berpikir : Bagaimana mungkin kita, hanya dengan berkonsentrasi
pada nama seoarang Buddha, Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru
Penyembuhan, akan memperoleh pahala yang demikian mulia ? Karena kurang
keyakinan, selanjutnya akan timbul perkataan menjelekkan dan menghujat.
Seterusnya mahluk ini kehilangan kegembiraan dan kebahagiaan seperti di
dalam malam yang gelap dan panjang sampai akhir hidupnya. Dan ia akan
terus bertumimbah lahir di berbagai alam sengsara tanpa akhir."

Hyang Buddha memberitahu Ananda : "Jika makhluk ini mendengarkan nama
Tathagatha Cahaya Lazuardi, Raja Guru Penyembuhan dan dengan sepenuh
hati menerima dan mempertahankannya tanpa keraguan, maka mereka tidak
akan terjatuh dalam kehidupan menyedihkan."

"Ananda, memang sukar untuk memiliki keyakinan dan memahami perbuatan
luhur dari para Buddha. Sekarang engkau bisa menerimanya, hal ini
disebabkan oleh kekuatan yang menakjubkan dari Tathagatha itu, Ananda,
para Sravaka, Pacekkabuddha dan Bodhisattva yang belum memasuki tahapan
bhumi tidak mempunyai keyakinan yang demikian dan sulit memahami
kesunyataan tertinggi yang diuraikan para Buddha, kecuali Bodhisattva
dengan satu kelahiran lagi yang bisa demikian."

" Ananda, kelahiran sebagai manusia sulit diperoleh, sekalipun tubuh
manusia sudah diperoleh juga sulit untuk menumbuhkan Bodhicipta serta
keyakinan untuk memuja dan menghormati Triratna. Bahkan lebih sulit
lagi adalah kesempatan untuk mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi,
Guru Penyembuhan. Ananda, seandainya Aku menceritakan praktek
Bodhisattva yang tak terbatas, metode bijaksana yang tak terhingga
serta ikrar agung dan luhur yang tak terhitung dari Tathagatha Cahaya
Lazuardi, Guru Penyembuhan itu sekalipun Aku menceritakannya untuk 1
kalpa atau lebih lama, masa itu akan berlalu, tetapi perbuatan, ikrar
dan metode bijaksana yang unggul dari Buddha itu adalah tak
habis-habisnya bila diuraikan."

Pada saat itu dalam persamuan, seorang Bodhisattva bernama Apavarga
bangkit dari tempat duduknya, membiarkan bahu sebelah kanannya terbuka,
dan mengelilingi Hyang Buddha. Berlutut dengan kaki kanannya, dia
menyembah dengan tangan dirangkap dan berkata kepada Hyang Buddha:
"Yang dijunjung, menurut apa yang kulihat dalam samadhiku, di jaman
berakhirnya Dharma akan ada makhluk hidup yang menderita
berbagai penyakit dan kesusahan seperti terserang penyakit menahun
hingga tubuhnya kurus kering. Tidak bisa makan dan minum,
tenggorokannya mengering dan bibirnya pecah, setiap penjuru kelihatan
gelap olehnya. Mereka hanya terbaring menanti ajalnya sementara orang
tua, famili, teman dan kenalan berkumpul disekeliling orang ini dengan
ratap dan tangis."

"Kemudian, meskipun tubuhnya masih terbaring di tempat semula tetapi
arwahnya telah direnggut oleh utusan Yama yang membawa arwahnya ke
hadapan Raja Yama. Karena kesadaran Vijnana-alaya yang melekat pada
semua makhluk hidup dapat mencapai semua makhluk hidup dapat mencatat
semua perbuatan baik maupun jahat masing-masing pada masa kehidupannya,
maka berdasarkan itu Sang Raja Yama akan mengadili orang itu sesuai
dengan perbuatan baik dan buruknya."

"Jika, demi kepentingan orang sakit itu, famili, teman dekat dan
kenalannya bisa berlindung kepada Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru
penyembuhan, dan mereka meminta persamuan bhiksu untuk mengucapkan
Sutra ini, menyalakan lampu 7 tingkat dan menggantungkan panji
pancawarna untuk memperpanjang umur, maka arwah orang itu mungkin
dikembalikan ketubuhnya segera. Dia akan mengingat dengan jelas apa
yang dialaminya bagaikan di dalam mimpi. Jika kesadarannya kembali
sesudah melewati 7, 21, 35 dan 49 hari dia akan merasa bagaikan
terbangun dari tidurnya, dan dia akan mengingat bahwa dia telah
menerima pahala maupun pembalasan dari karma baik dan buruknya. Karena
dia sendiri menyaksikan dan mengalami berlakunya hukum karma, juga
disebabkan dia memperoleh kembali kehidupan ini dengan susah, maka dia
tidak akan lagi berbuat karma buruk di masa yang akan datang."

"Oleh sebab itu, putra-putri baik dengan keyakinan murni, kalian harus
menerima dan memuliakan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru
Penyembuhan dan memuja rupang dan gambar-Nya dengan sepenuh hati di
rumah masing-masing."

Kemudian Ananda bertanya kepada Bodhisattva Apavarga : "Bodhisattva
yang bajik, tolong jelaskan bagaimana seseorang harus memuliakan dan
memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan itu? Bagaimana
Caranya membuat panji memperpanjang umur dan memasang lampu tersebut?"

Bodhisattva Apavarga menjawab: "rya Ananda, jika engkau ingin menolong
orang sakit dari penyakitnya, demi orang itu engkau harus menerima dan
menjalankan Attha Sila selama 7 hari dan 7 malam, kemudian kumpulkan
makanan, minuman dan harta lainnya sesuai dengan kemampuan untuk
mengadakan persembahan kepada Sangha. Di samping itu lakukan upacara
puja terhadap Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan sebanyak 6
kali dalam 1 hari dan 1 malam serta bacakan sutra ini sebanyak 49 kali.
Nyalakan 49 lampu dan buatlah 7 buah rupang atau gambar dari Tathagatha
ini. Setiap rupang atau gambar dikelilingi oleh 7 buah lampu bagaikan
sebuah roda, dan selama 49 hari biarkanlah cahayanya menyala terus
menerus. Buatlah suatu panji yang pancawarna setinggi 49 depa dan
lepaskan 49 makhluk hidup berbagai jenis. Maka orang sakit itu akan
bisa melewati bahaya ini, dan arwahnya akan terbebaskan dari cengkraman
iblis jahat."
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 35

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram Empty Re: Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram

Post by skipper Sun Jul 05, 2009 6:39 pm

"Selain itu, Arya Ananda, bila di suatu negeri di mana seorang raja
ksatria memerintah, terjadi bencana dan kesengsaraan seperti wabah
penyakit di antara penduduk, serbuan negeri lain, pemberontakkan dalam
negeri, gerhana matahari atau bulan, gempa bumi, angin topan, banjir,
kemarau panjang dan sebagainya - demi menghilangkan bencana-bencana
tersebut sang raja harus menumbuhkan maitri karuna terhadap semua
makhluk hidup. Dia harus memberi pengampunan kepada semua orang hukuman
yang dipenjara. Mengandalkan metode puja yang diungkapkan di atas, dia
harus memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan."
"Dikarenakan kekuatan dari pahala ikrar utama Hyang Tathagatha,
negerinya akan menjadi aman tentram. Angin dan hujan akan turun pada
musimnya, dan panen akan berhasil. Semua makhluk hidup akan menjadi
sehat dan bergembira. Di dalam negerinya tidak akan ada yaksa jahat,
maupun makhluk hidup dengan berbagai gangguan spirituil. Semua pertanda
buruk akan hilang, negerinya menjadi makmur dan sang raja ksatria akan
berumur panjang, memiliki kesegaran dan terbebaskan dari penyakit."

"Arya Ananda, jika sang raja, ratu atau selir, pewaris tahta atau
pangeran lain, para menteri, jenderal, abdi istana dan dayang, pejabat,
maupun rakyat jelata menderita penyakit atau mengalami bencana lain,
mereka juga harus berbuat dan memasang panji panca warna dan menyalakan
lampu dirumahnya. Mereka harus melepaskan berbagai makhluk yang
hidupnya teraniaya, menaburkan bunga wangi, dan membakar berbagai dupa
wangi, maka mereka akan terbebaskan dari semua penyakit dan kesulitan."

Pada saat itu Ananda bertanya kepada Bodhisattva Apavarga; "Bodhisattva
yang bajik, bagaimana caranya memperpanjang umur seseorang yang
seharusnya telah berakhir ?" Bodhisattva Apavarga menjawab: "O, orang
bijak, apakah engkau belum pernah mendengar uraian Sang Tathagatha
tentang 9 kematian sebelum waktunya? Itulah sebabnya aku mendorong
Engkau membuat panji memperpanjang umur, menyalakan lampu dan
mengembangkan berbagai perbuatan yang bermanfaat. Dengan menimbulkan
amal jasa seseorang akan hidup sepenuhnya sampai akhir usianya dan
tidak akan mengalami penderitaan dan musibah apapun."

Ananda bertanya; "Apakah ke 9 kematian sebelum waktunya itu ?"

Bodhisattva Apavarga menjawab: "Mungkin ada makhluk hidup yang mengidap
penyakit-yang walaupun ringan, tetapi tidak diobati karena tidak
mendapatkan obat atau dokter. Atau mereka mungkin bertemu dengan dokter
yang memberikan obat yang salah. Orang ini sebenarnya belum saatnya
meninggal, tetapi dibuat meninggal sebelum waktunya. Selain itu, ada
orang yang percaya pada penganut aliran sesat yang matrialistis dan
jahat, dukun ilmu hitam. Mereka akan memberikan kekuatiran dan
ketakutan dalam pikirannya. Karena orang yang disesatkan ini tidak bisa
membedakan dengan tepat dalam hatinya, dia mengajukan pertanyaan
sekitar nasibnya dan membunuh berbagai jenis makhluk hidup untuk
menyenangkan kekuatan itu.
Dia mengundang makhluk halus untuk meminta berkah dan perlindungan dan
memperpanjang hidupnya. Tetapi niat itu tak tercapai karena orang ini
terperangkap dalam kebingungan dan kegelapan batin, terlalu percaya
pada pandangan sesat sehingga akhirnya ia mengalami kematian sebelum
waktunya dan masuk neraka tanpa bisa keluar dalam waktu tertentu.
Inilah yang dikenal dengan kematian sebelum waktunya yang pertama."
"Kematian sebelum waktunya yang kedua adalah melalui hukuman oleh
undang-undang negara. Yang ketiga adalah seseorang yang suka berburu
atau melakukan asusila, terlibat makan minum melebihi batas. Karena
tidak mengenal disiplin dan hidup teratur, kekuatan intinya dirampas
oleh makhluk jahat, dengan demikian menyebabkan kematian sebelum
waktunya. Kematian sebelum waktunya yang keempat adalah terbakar api,
yang kelima adalah tenggelam di air."

"Ada yang dimangsa binatang buas, dengan demikian menjadi kematian
sebelum waktunya yang keenam. Yang ketujuh adalah terjatuh dari tebing
tinggi. Yang kedelapan adalah kematian oleh oleh tanaman beracun,
ditenung, dan oleh mantera untuk membangkitkan mayat, setan dan
lainnya. Yang kesembilan disebabkan kelaparan dan kehausan."

Inilah penjelasan singkat dari Tathagatha tentang ke 9 jenis kematian
sebelum waktunya. Di samping itu pada hakekatnya terdapat bencana dan
kematian yang tidak-terhitung banyaknya dalam kehidupan di dunia ini
yang tak dapat diungkapkan satu persatu.

"Kemudian Arya Ananda, Raja Yama itu berkuasa atas catatan nama semua
orang didunia. Jika ada makhluk hidup yang tidak berbakti, melakukan 5
dosa berat yaitu : menbunuh ayah, menbunuh ibu, menbunuh arahat,
melukai Buddha dan merusak keharmonisan Sangha, merugikan dan
mencemarkan Triratna, melanggar undang-undang negara, dan melanggar
sila atau displin lainnya, maka Raja Yama akan menghukum mereka sesuai
dengan berat ringannya pelanggaran dari pemeriksaannya. Itulah sebabnya
sekarang aku mendorong semua makhluk hidup untuk menyalakan lampu,
menbuat panji, membebaskan makhluk hidup, berlindung dan merenungkan
Buddha tersebut serta mengembangkan perbuatan bermanfaat lainnya. Ini
akan menyebabkan mereka melewati penderitaan dan musibah serta
terhindar dari berbagai jenis kesulitan."

Pada saat itu di dalam persamuan terdapat 12 Panglima Besar Yaksa yang
duduk bersama. Nama mereka adalah : Kumbhira, Vajra, Mihira, Andira,
Anila, Sandila, Indra, Pajra, Makura, Kinnara, Catura dan Vikalara.
Masing-masing Panglima Yaksa ini mempunyai pasukan sebanyak 7.000 Yaksa.

Mereka berkata dengan serempak kepada Hyang Buddha: Yang Dijunjung,
karena kekuatan yang mengagumkan dari Hyang Buddha, kami telah
memperoleh kesempatan mendengar nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru
Penyembuhan, sehingga kami tidak takut lagi akan terjatuh ke alam
sengsara. Kami semuanya mempunyai pikiran yang sama untuk berlindung
sepenuhnya kepada Buddha, Dharma, dan Sangha. Kami berkeinginan untuk
memikul tanggung jawab melakukan perbuatan bermanfaat yang benar,
membantu makhluk hidup hidup mendapatkan keberuntungan, kedamaian dan
kegembiraan."

"Berkenaan dengan mereka yang menerima, menghayati dan mengedarkan
Sutra ini maupun yang memuliakan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru
Penyembuhan, serta memuja rupang atau gambar-Nya, di mana saja mereka
berada apakah di desa, kota atau di hutan, kami beserta pengikut kami
akan mengunjungi tempat itu untuk melindungi mereka. Kami akan
mengusahakan agar mereka terbebaskan dari semua penderitaan dan
kesulitan, serta agar semua keinginannya bisa terpenuhi. Mereka yang
ingin terbebas dari penderitaan penyakit juga harus membacakan Sutra
ini. Dengan menggunakan tali 5 warna sebanyak 12 utas, mereka harus
mengikat simpul dengan nama mereka masing-masing di setiap tali, lalu
digantungkan di sisi altar, dan bila keinginannya sudah tercapai simpul
mereka itu boleh dibuka."

Pada saat itu Sang Junjungan memuji semua Panglima Yaksa dengan
berkata: "Bagus, bagus, Panglima Yaksa Besar! Cita-cita kalian patut
dihargai ! Bila kalian berniat membalas kemurahan hati dan jasa
Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru penyembuhan, kalian harus selalu
melayani semua makhluk hidup dengan cara yang baru saja kalian katakan,
dengan memberikan manfaat, kedamaian dan kegembiraan."

Kemudian Ananda bertanya pada Hyang Buddha: "Yang Dijunjung,nama apa
yang harus diberikan pada ajaran ini dan bagaimana seharusnya kami
menjunjungnya?"

Hyang Buddha memberitahukan kepada Ananda: "Nama ajaran ini adalah:
"Pahala dari Ikrar Utama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan",
juga disebut "Mantra Suci dari Ikrar Mengikat ke-12 Panglima Yaksa
untuk Membantu Semua Makhluk Hidup", juga disebut "Merenggut Semua
Selubung Karma". Dengan cara ini engkau harus menjunjungnya."

Sesudah Hyang Junjungan selesai berbicara, semua Bodhisattva,
Mahasattva, Sravaka agung, para raja, menteri, brahmana, umat awam
terpelajar, dewa, naga, yaksa, gandharva, asura, garuda, kinara, dan
makhluk manusia maupun bukan manusia, di dalam persamuan besar, yang
mendengarkan ajaran Hyang Buddha bersuka-cita. Mereka bertekad menerima
dan mempraktekkan dengan tulus ajaran ini.


Demikianlah Yang Maha Suci Sutra Mahayana Tathagata Penyembuhan Cahaya Biru Laut.
skipper
skipper

Jumlah posting : 493
Join date : 27.11.08
Age : 35

http://aryamahayana.forumup.com

Kembali Ke Atas Go down

Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram Empty Re: Bhaisajyaguruvaiduryaprabharaja Arya Mahayana Suttram

Post by Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik